Anda di halaman 1dari 5

A.

Definisi

Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik
maupun psikologis bisa di lakukan secara verbal, di arahkan pada diri sendiri, orang lain dan lingkungan
(Amatiria, 2012). Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan di mana seseorang melakukan tindakan
yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan (Elshy
Pangden Rabba, Dahrianis, 2014).

Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan seseorang melakukan tindakan yang dapat
membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkungan yang timbul sebagai
kecemasan dan ancaman (Hadiyanto, 2016).

Perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu yang ditunjukkan untuk melukai atau mencelakakan
individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut. Perilaku kekerasan merupakan
suatu tanda dan gejala dari gangguan skizofrenia akut yang tidak lebih dari satu persen (Simatupang,
2010).

B. Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan. Data-data tersebut
dikelompokkan menjadi factor predisposisi, presipitas, penilaian terhadap stressor sumber koping, dan
kemampuan koping yang dimiliki klien. Data-data yang diperoleh selama pengkajian juga dapat
dikelompokkan menjadi data subjektif dan data objektif (Deden dan Rusdi, 2013).
Menurut Keliat (2010), data yang perlu dikaji pada pasien dengan prilaku kekerasan yaitu pada data
subyektif klien mengancam, mengumpat dengan kata-kata kotor, mengatakan dendam dan jengkel.
Klien juga menyalahkan dan menuntut. Pada data objektif klien menunjukkan tanda-tanda mata melotot
dan pandangan tajam, tangan mengepal, rahang mengatup, wajah memerah dan tegang, postur tubuh
kaku dan suara keras. (Handayani et al., 2017)

1. Analisa data
1) Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
Data subjektif
a. Klien mengatakan marah dan jengkel kepada orang lain, ingin membunuh, ingin membakar
atau mengacak-acak lingkungannya.
Data objektif
a. Klien mengamuk, merusak dan melempar barang-barang, melakukan tindakan kekerasan
pada orang-orang disekitarnya.
2) Perilaku kekerasan
Data Subjektif
a. Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
b. Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal atau
marah.
c. Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
Data Objektif

a. Mata merah, wajah agak merah.


b. Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.
c. Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
d. Merusak dan melempar barang barang.
3) Gangguan harga diri : harga diri rendah
Data subyektif
a. Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri
sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
Data objektif
b. Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin
mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.

2. Daftar masalah
a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
b. Perilaku kekerasan
c. Gangguan harga diri : harga diri rendah

3. Pohon Masalah

Risiko Perilaku Kekerasan (pada diri sendiri,


orang lain, lingkungan, dan verbal)

Effect

Perilaku Kekerasan

Core
Harga Diri Rendah Kronis

Cause

(sumber: Damaiyanti 2014)

4. Daftar Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan ialah identifikasi atau penilaian terhadap pola respons klien baik actual maupun
potensial dan merupakan dasar pemilihan intervensi dalam mencapai tujuan yang telah di tetapkan oleh
perawat yang bertanggung jawab. (Muhith, 2015).

Data-data yang mendukung analisa data menurut (Keliat, 2010) :

1) Data subjektif : klien mengatakan jengkel dengan orang lain, mengupkankan rasa
permusuhan yang mengancam, klien meras tidak nyaman, klien merasa tidak berdaya, ingin
berkelahi, dendam.

2) Data objektif : tangan dikepal, tubuh kaku, ketegangan otot seperti rahang terkatup, nada
suara tinggi, waspada, pandangan tajam, reflek cepat, aktivitas motor meningkat, mondar-
mandir, merusak secara langsung benda-benda yang berada dalam lingkungan, menolak,
muka merah, nafas pendek.

5. Resiko Perilaku Kekerasan (RPK)

SP 1 Pasien

1. Identifikasi penyebab, tanda & gejala, respons klien, akibat perilaku kekerasan yang
dilakukan klien

2. Jelaskan cara mengontrol PK: fisik, obat, verbal, spiritual

3. Latih cara mengontrol PK dengan latihan fisik 1 dan 2 (tarik napas dalam dan pukul
kasur/bantal/alat lain yang aman)

4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik

SP 2 Pasien

1. Evaluasi gejala PK dan validasi pelaksanaan jadwal kegiatan latihan fisik 1 dan 2. Berikan pujian
2. Latih kontrol PK dengan obat (8 benar: )

3. Masukkan pada jadwal kegiatan harian untuk minum obat

SP 3 Pasien

1. Evaluasi gejala PK dan validasi pelaksanaan jadwal kegiatan latihan fisik 1 dan 2 & obat. Berikan
pujian

2. Latih kontrol PK dengan cara verbal (3 cara yaitu dengan mengungkapkan, meminta, dan
menilak dengan baik/benar)

3. Masukkan pada jadwal kegiatan harian untuk latihan fisik, obat, dan verbal

SP 4 Pasien

1. Evaluasi gejala & validasi kemampuan melaksanakan jadwal kegiatan latihan fisik, obat, dan
verbal. Berikan pujian

2. Latih kontrol PK dengan cara spiritual

3. Masukkan dalam jadwal kegiatan harian (latihan fisik, minum obat, verbal, dan spiritual)

Daftar pustaka

Elshy Pangden Rabba, Dahrianis, S. P. R. (2014). Hubungan Antara Pasien Halusinasi Pendengaran
Terhadap Resiko Perilaku Kekerasan Di Ruang Kenari RS. Khusus Daerah Provinsi Sul-Sel, 4, 470-475

Hadiyanto, H. (2016). Hubungan Antara Terapi Modalitas Dengan Tanda Dan Gejala Perilaku Kekerasan
Pada pasien skizofrenia Di Ruang Rawat Inap RSJ. Prof. dr. Soerojo Magelang.

Simatupang, M. (2010). Hubungan Pengetahuan Keluarga Tentang Perilaku Kekerasan Dengan Kesiapan
Keluarga Dalam Merawat Pasien Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Medan

Dermawan, D. & Rusdin, (2013). Keperawatan Jiwa: konsep dan kerangka kerja asuhan keperawatan
jiwa. Yogyakarta : Gosyen Publishing.

Keliat dan akemat. ( 2010). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa, Jakarta: EGC

Damaiyanti, Iskandar. (2014). Asuhan Keperawatan Jiwa. Cetakan kedua. Bandung : PT. Refika Adimata

Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa (Teori dan Aplikasi).Yogyakarta; Andi


Keliat, B., et al. (2010). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. EGC. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai