Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MANAJEMEN NYERI PADA SINDROM KORONER AKUT


(SKA)

Disusun oleh :

Kelompok 2 (S16 C)

Dedek May Elawati Eldha Ayu Kumalasari


Diah Ayu Tri Wartami Evinatalia
Dimas Pandu Dewangga Fariza Ilham
Dwi Krisma Dayanti Fathonah Eka Pratiwi
Eka Nur Rani

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
MANAJEMEN NYERI PADA SINDROM KORONER AKUT
(SKA)

Topik : MANAJEMEN NYERI PADA SKA


Pokok Bahasan : Definisi, tanda dan gejala, penanganannya dan
pencegahan
Sasaran : Klien / Keluarga klien
Waktu : 30 menit
Hari / tanggal : Rabu,2 Mei 2018
Tempat : Ruang Penunggu Pasien
Penyuluh : Mahasiswa STIKes Kusuma Husada

A. Tujuan
I. Tujuan Penyuluhan Umum
Setelah selesai mengikuti penyuluhan tentang manajemen nyeri pada acute
sindrom koroner akut (SKA) selama 30 menit, klien dan keluarga mampu
memahami mengenai manajemn nyeri pada SKA.
II. Tujuan Penyuluhan Khusus
Setelah selesai mengikuti penyuluhan, keluarga mampu:
1. Mengetahui pengertian Sindrom koroner akut (SKA)
2. Mengetahu penyebab Sindrom koroner akut (SKA)
3. Mengetahui tanda dan gejala Sindrom koroner akut (SKA)
4. Mengetahui karakteristik nyeri pada Sindrom koroner akut (SKA)
5. Mengetahui penanganan nyeri pada Sindrom koroner akut (SKA)

B. Materi
Materi penyuluhan yang akan diberikan meliputi :
1. Pengertian Sindrom koroner akut (SKA)
2. Etiologi Sindrom koroner akut (SKA)
3. Karakteristik nyeri Sindrom koroner akut (SKA)
4. Penatalaksaan nyeri pada Sindrom koroner akut (SKA)
5. Pencegahan Sindrom koroner akut (SKA)

C. Metode
Ceramah dan Tanya Jawab

D. Media
Media yang digunakan untuk penyuluhan, adalah : leaflet, powerpoint

E. Waktu Pelaksanaan
Hari : Rabu
Tanggal : 2 Mei 2018
Jam : 09.00 WIB
Alokasi Waktu : 30 menit
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 5 menit Pembukaan :
Salam pembuka
1. Memperkenalkan diri, menjelaskan topik Mendengarkan dan
penyuluhan dan tujuan penyuluhan. memperhatikan.
2. Menggali pengetahuan peserta tentang Menjawab pertanyaan
pengertian, etiologi, dan Karakteristik yang diajukan oleh
nyeri Sindrom koroner akut (SKA), penyaji.
penanganan nyeri pada SKA, serta cara
pencegahannya.
2. 20 Penyajian :
menit Menjelaskan materi tentang :
1. Pengertian, etiologi, Karakteristik nyeri Mendengarkan dan
Sindrom koroner akut (SKA) memperhatikan.
2. Penatalaksanaan nyeri pada Sindrom
koroner akut (SKA) Mengajukan
3. Pencegahan Sindrom koroner akut (SKA) pertanyaan bila kurang
4. Memberi kesempatan untuk bertanya. mengerti.
5. Menjawab pertanyaan. Mendengarkan dan
memperhatikan.
3. 10 Penutup :
menit 1. Melakukan evaluasi dengan memberikan Menjawab pertanyaan
pertanyaan.
2. Menyimpulkan materi yang telah
disampaikan. Mengajukan
3. Memberi kesempatan kepada peserta pertanyaan
untuk bertanya kembali jika kurang jelas.
4. Mengucapkan salam penutup.
F. Tempat Pelaksanaan
1) Tempat
Ruang Tunggu Pasien
2) Setting Ruangan
a. Moderator
b. Penyaji
c. Notulen
d. Fasilitator
e. Pasien / Keluarga

A B

E E D E E D

G. Evaluasi
Pasien / keluarga yang dapat menyebutkan pengertian, etiologi, karakteristik
nyeri, penatalaksanaan nyeri pada SKA dan pencegahan Sindrom koroner
akut (SKA):
 Baik : 100 %
 Sedang : 60 % - 90 %
 Kurang : < 50 %
MANAJEMEN NYERI PADA SINDROM KORONER AKUT (SKA)

A. Definisi
Nyeri adalah perasaan sensori dan emosional yang tidak terkatakan
yang disebabkan oleh kerusakan jaringan yang aktual dan potensial (Hamilton
2006).
Sindrom koroner akut (SKA) merupakan keadaan darurat jantung
dengan manifestasi klinis rasa tidak enak didada atau gejala lain sebagai
akibat iskemia miokardium. SKA terdiri atas angina pektoris tidak stabil,
infarct myocard acute (IMA) yang disertai elevasi segmen ST. Penderita
dengan infark miokardium tanpa elevasi ST. SKA ditetapkan sebagai
manifestasi klinis penyakit arteri koroner. Penyakit jantung koroner (PJK)
merupakan manifestasi utama proses aterosklerosis.
Harun (2007) mengatakan istilah Sindrom Koroner Akut (SKA)
banyak digunakan saat ini untuk menggambarkan kejadian kegawatan pada
pembuluh darah koroner. Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan satu
sindrom yang terdiri dari beberapa penyakit koroner yaitu, angina tak stabil
(unstable angina), infark miokard non-elevasi ST, infark miokard dengan
elevasi ST, maupun angina pektoris pasca infark atau pasca tindakan
intervensi koroner perkutan.
Sindroma Koroner Akut (SKA) merupakan suatu istilah yang
menggambarkan kumpulan gejala klinik yang ditandai dengan nyeri dada dan
gejala lain yang disebabkan oleh penurunan aliran darah ke jantung, biasanya
disebabkan oleh plak aterosklerotik (Svarovskaia et al, 2004, dalam Nurulita,
Bahrun, Arif, 2011).

B. Etiologi Sindrom Koroner Akut (SKA)


Rilantono (2012) mengatakan sumber masalah sesungguhnya hanya
terletak pada penyempitan pembuluh darah jantung (vasokonstriksi).
Penyempitan ini diakibatkan oleh empat hal, meliputi:
1) Adanya timbunan-lemak (aterosklerosis) dalam pembuluh darah
akibat konsumsi kolesterol tinggi.
2) Sumbatan (trombosis) oleh sel beku darah (trombus).
3) Vasokonstriksi atau penyempitan pembuluh darah akibat kejang yang
terus menerus.
4) Infeksi pada pembuluh darah.
Wasid (2007) menambahkan mulai terjadinya Sindrom Koroner
Akut (SKA) dipengaruhi oleh beberapa keadaan, yakni:
1) Aktivitas/latihan fisik yang berlebihan (tak terkondisikan)
2) Stress emosi, terkejut
3) Udara dingin, keadaan-keadaan tersebut ada hubungannya dengan
peningkatan aktivitas simpatis sehingga tekanan darah meningkat,
frekuensi debar jantung meningkat, dan kontraktilitas jantung
meningkat.

C. Karakteristik nyeri pada Sindrom Koroner Akut (SKA)


Nyeri mendadak, + 20 menit, tidak hilang dengan istirahat dan
pemberian nitrat (obat yang ditaruh dibawah lidah)

P Provocating/ Apa yang menjadi Mendadak, misalnya saat melihat


Palliating pencetus/ memperberat sepak bola
nyeri? Buat istirahat tidak berkurang
Apa yang dapat
meredakan nyeri?
Q Quality Kualitas nyeri? Tertimpa benda berat/ tertusuk/
Seperti apa nyeri yang terbakar
dirasakan?
Dapatkan di
deskripsikan?
R Region/ Apakah nyerinya 1. Substernum, menjalar bahu dan
Radiation menyebar? lengan kiri
Menyebarke daerah 2. Epigastrik
tubuh mana?
S Severity Seberapa berat nyerinya Nyeri sekali, skor 8, sangat nyeri
dirasakan
Menggunakan numerik
Rating Scale combined
Wong Bacer Face

T Time Berapa lama nyeri yang Lebih dari 20 menit


anda rasakan?

Cara menilai skor nyeri pada dewasa :

D. Manifestasi Sindrom Koroner Akut (SKA)


Rilantono (2012) mengatakan gejala sindrom koroner akut berupa
keluhan nyeri ditengah dada, seperti: rasa ditekan, rasa diremas-remas,
menjalar ke leher,lengan kiri dan kanan, serta ulu hati, rasa terbakar dengan
sesak napas dan keringat dingin, dan keluhan nyeri ini bisa merambat ke
kedua rahang gigi kanan atau kiri, bahu,serta punggung. Lebih spesifik, ada
juga yang disertai kembung pada ulu hati seperti masuk angin atau maag.
wasid (2007) menambahkan gejala kliniknya meliputi:
 Terbentuknya thrombus yang menyebabkan darah sukar mengalir ke
otot jantung dan daerah yang diperdarahi menjadi terancam mati .
 Rasa nyeri, rasa terjepit, kram, rasa berat atau rasa terbakar di dada
(angina). Lokasi nyeri biasanya berada di sisi tengah atau kiri dada
dan berlangsung selama lebih dari 20 menit. Rasa nyeri ini dapat
menjalar ke rahang bawah, leher, bahu dan lengan serta ke punggung.
Nyeri dapat timbul pada waktu istirahat. Nyeri ini dapat pula timbul
pada penderita yang sebelumnya belum pernah mengalami hal ini atau
pada penderita yang pernah mengalami angina, namun pada kali ini
pola serangannya menjadi lebih berat atau lebih sering.
 Selain gejala-gejala yang khas di atas, bisa juga terjadi penderita
hanya mengeluh seolah pencernaannya terganggu atau hanya berupa
nyeri yang terasa di ulu hati. Keluhan di atas dapat disertai dengan
sesak, muntah atau keringat dingin.

E. Penatalaksanaan nyeri pada Sindrom Koroner Akut (SKA)


1. Istirahatkan
2. Puasa sampai nyeri berkurang
3. Kolaborasi:
a. Pemberian obat: Moephin (Pemberian Morfin dapat mengurangi nyeri
dada dan merupakan analgesic pilihan utama dalam tatalaksana nyeri
dada), Oksigen bila SPO2 < 90%, Nitrat, aspirin, Clopidogrel
(MONACO)
b. Reperfusi dengan pemberian fibrinolitik/ PCI/ CABG
Reperfusi dini akan memperpendek lama oklusi koroner,
meminimalkan derajat disfungsi dan dilatasi ventrikel sehingga
mengurangi kemungkinan pasien STEMI berkembang menjadi pump
failure atau takiaritmia ventrikuler maligna.
4. Relaxing therapi dan distraksi dengan mendengarkan musik atau
menonton TV yang dapat memberikan efek positif walaupun individual
5. Massage. Suatu tindakan yang nyaman sehingga dapat membantu
relaksasi, menurunkan ketegangan otot dan dapat mengurangi kecemasan
6. Relaksasi : Napas Dalam, Meditasi
7. Guided Imagery
8. Hipnoterapi

F. Pencegahan Sindrom koroner akut


1. Olah raga teratur 3-5 kali seminggu, durasi 30 menit.
2. Kontrol tekanan darah
3. Kontrol gula gula darah
4. Hindari minum minuman beralkhohol
5. Hindari merokok
6. Diet rendah lemak dari hewan
DAFTAR PUSTAKA

Cowie, M.R., Dar, Q. 2008. The Epidemiology and Diagnosis of Heart Failure. In:
Fuster, V., et al., eds. Hurst’s the Heart. 12th ed. Volume 1. USA:
McGraw-
Hill.

Hamilton, PM. 2006. Oregon : Pain and Pain Management.

Harun S. dan Alwi I., 2009. Infark miokard akut tanpa elevasi ST. Dalam: Sudoyo
A.W., Setiohadi B., Alwi I., Simadibrata M.K., Setiati S., 2009. Ilmu
penyakit
dalam: Edisi ke 5. Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta, 1758-1761.

Ismantri, F., 2009. Preevalensi Penderita Penyakit Jantung Koroner yang


Menjalani Intervensi Koroner Perkutan di Rumah Sakit Binawaluya Tahun
2008-2009. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Ohadian., 2007., A. Clinical Science Session (Sindroma Koroner Akut)


Universitas Padjadjaran., Bandung.

Rilantono, Lily l. 5 Rahasia Penyakit Kardiovaskular (PKV). Jakarta: Badan


Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2012. p.279-287.

Svarovskaia E, Xu Z, et al., 2004. Human Apolipoprotein B mRNAediting


Enzyme-catalytic Polypeptide-like 3G (APOBEC3G) Is Incorporated into
HIV-1Virions through Interactions with Viral and Non Viral RNAs.
Dalam:
Nurulita A., Bahrun U., Arif M., 2011. Perbandingan Kadar
Apolipoprotein B dan Fraksi Lipid Sebagai Faktor Resiko Sindroma
Koroner Akut. JST Kesehatan 2011; 1: 95 .

Wasid ,2007.Tinjauan Pustaka Konsep Baru Penangan Sindroma Koroner Akut.

Anda mungkin juga menyukai