PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Perawat mengetahui penerapan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah
psikososial ansietas
2. Tujuan Khusus
Penulis mampu mengetahui dan mampu :
a. Melakukan pengkajian pada klien dengan masalah psikososial ansietas
b. Merumuskan dan menegakkan diagnose keperawatan pada klien dengan masalah
psikososial ansietas
c. Menyusun intervensi keperawatan pada klien dengan masalah psikososial ansietas
d. Melakukan implementasi keperawatan pada klien dengan masalah psikososial
ansietas
e. Melakukan evaluasi pada klien dengan masalah psikososial ansietas
2.3 Etiologi
a. Faktor Predisposisi ( Pendukung )
Ketegangan dalam kehidupan dapat berupa hal – hal sebagai berikut :
1) Peristiwa traumatik
2) Konflik emosional
3) Gangguan konsep diri
4) Frutasi
5) Gangguan fisik
6) Pola mekanisme koping keluarga
7) Riwayat gangguan kecemasan
8) Medikasi
b. Faktor Presipitasi
1) Ancaman terhadap integritas fisik
a) Sumber internal
b) Sumber eksternal
2) Ancaman terhadap harga diri
a) Sumber internal
b) Sumber eksternal
2.4 Pohon Masalah
Stressor
2.5 Klasifikasi
Ansietas memiliki dua aspek yakni aspek yang sehat dan aspek membahayakan, yang
bergantung pada tingkat ansietas, lama ansietas yang dialami, dan seberapa baik
individu melakukan koping terhadap ansietas. Menurut Peplau (dalam Videbeck, 2008)
ada empat tingkat kecemasan yang dialami oleh individu yaitu ringan, sedang, berat
dan panik.
a. Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan
membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan membantu
individu memfokuskan perhatian untuk belajar, menyelesaikan masalah, berpikir,
bertindak, merasakan, dan melindungi diri sendiri. Menurut Videbeck (2008),
respons dari ansietas ringan adalah sebagai berikut :
1) Respons fisik
a) Ketegangan otot ringan
b) Sadar akan lingkungan
c) Rileks atau sedikit gelisah
d) Penuh perhatian
e) Rajin
2) Respon kognitif
a) Lapang persepsi luas
b) Terlihat tenang, percaya diri
c) Perasaan gagal sedikit
d) Waspada dan memperhatikan banyak hal
e) Mempertimbangkan informasi
f) Tingkat pembelajaran optimal
3) Respons emosional
a) Perilaku otomatis
b) Sedikit tidak sadar
c) Aktivitas menyendiri
d) Terstimulasi
e) Tenang
b. Ansietas sedang merupakan perasaan yang menggangu bahwa ada sesuatu yang
benar-benar berbeda; individu menjadi gugup atau agitasi. Menurut Videbeck
(2008), respons dari ansietas sedang adalah sebagai berikut :
1) Respon fisik :
a) Ketegangan otot sedang
b) Tanda-tanda vital meningkat
c) Pupil dilatasi, mulai berkeringat
d) Sering mondar-mandir, memukul tangan
e) Suara berubah : bergetar, nada suara tinggi
f) Kewaspadaan dan ketegangan menigkat
g) Sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyeri punggung
2) Respons kognitif
a) Lapang persepsi menurun
b) Tidak perhatian secara selektif
c) Fokus terhadap stimulus meningkat
d) Rentang perhatian menurun
e) Penyelesaian masalah menurun
f) Pembelajaran terjadi dengan memfokuskan
3) Respons emosional
a) Tidak nyaman
b) Mudah tersinggung
c) Kepercayaan diri goyah
d) Tidak sabar
e) Gembira
c. Ansietas berat, yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman, memperlihatkan
respons takut dan distress. Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas berat
adalah sebagai berikut :
1) Respons fisik
a) Ketegangan otot berat
b) Hiperventilasi
c) Kontak mata buruk
d) Pengeluaran keringat meningkat
e) Bicara cepat, nada suara tinggi
f) Tindakan tanpa tujuan dan serampangan
g) Rahang menegang, mengertakan gigi
h) Mondar-mandir, berteriak
i) Meremas tangan, gemetar
2) Respons kognitif
a) Lapang persepsi terbatas
b) Proses berpikir terpecah-pecah
c) Sulit berpikir
d) Penyelesaian masalah buruk
e) Tidak mampu mempertimbangkan informasi
f) Hanya memerhatikan ancaman
g) Preokupasi dengan pikiran sendiri
h) Egosentris
3) Respons emosional
a) Sangat cemas
b) Agitasi
c) Takut
d) Bingung
e) Merasa tidak adekuat
f) Menarik diri
g) Penyangkalan
h) Ingin bebas
d. Panik, individu kehilangan kendali dan detail perhatian hilang, karena hilangnya
kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah. Menurut
Videbeck (2008), respons dari panik adalah sebagai berikut :
1) Respons fisik
a) Flight, fight, atau freeze
b) Ketegangan otot sangat berat
c) Agitasi motorik kasar
d) Pupil dilatasi
e) Tanda-tanda vital meningkat kemudian menurun
f) Tidak dapat tidur
g) Hormon stress dan neurotransmiter berkurang
h) Wajah menyeringai, mulut ternganga
2) Respons kognitif
a) Persepsi sangat sempit
b) Pikiran tidak logis, terganggu
c) Kepribadian kacau
d) Tidak dapat menyelesaikan masalah
e) Fokus pada pikiran sendiri
f) Tidak rasional
g) Sulit memahami stimulus eksternal
h) Halusinasi, waham, ilusi mungkin terjadi
3) Respon emosional
a) Merasa terbebani
b) Merasa tidak mampu, tidak berdaya
c) Lepas kendali
d) Mengamuk, putus asa
e) Marah, sangat takut
f) Mengharapkan hasil yang buruk
g) Kaget, takut
h) Lelah
2.6 Manifestasi Klinis
Manifestasi dengan gejala setiap kategori yaitu , ansietas ringan , ansietas sedang ,
ansietas berat, dan ansietas panik.
1) Ansietas ringan
a. Berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-hari.
b. Lapang persepsi meluas/melebar dan individu berhati-hati serta waspada.
c. Individu terdorong untuk belajar yang akan menghasilkan pertumbuhan dan
kreatifitas.
Respon ansietas ringan
a. Fisiologis
Kadang nafas pendek, nadi dan TD naik, gejala ringan pada lambung, muka
berkerut dan bibir bergetar.
b. Kognitif
Lapang persepsi meluas/melebar, mampu menerima rangsangan yang
kompleks, konsentrasi pada masalah, menyelesaikan masalah secara efektif.
c. Perilaku dan Emosi
Tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada tangan, suara kadang meninggi.
2). Ansietas Sedang
Pada tingkat ini lapang pandang terhadap linngkungan menurun, individu lebih
memfokuskan pada hal penting saat itu dn mengesampingkan hal lain.
Respon ansietas sedang
a. Fisiologis
Sering nafas pendek, nadi dan TD naik, mulut kering, anoreksia,
diare/konstipasi, gelisah
b. Kognitif
Lapang persepsi menyempit
Rangsang luar tidak mampu diterima
Berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya
c. Perilaku dan Emosi
Gerakan tersentak-sentak (meremas tangan)
Bicara banyak & lebih cepat
d. Susah tidur
e. Perasaan tidak aman
3) Ansietas Berat
Pada tingkat ini lapang persepsi menjadi sangat sempit, individu cenderung
memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal yang lain. Individu tidak
mampu berpikir berat lagi dan membutuhkan banyak pengarahan/ tuntunan.
Respon ansietas berat :
a. Fisiologis
Nafas pendek, nadi dan TD naik, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan
kabur, ketegangan.
b. Kognitif
Lapang persepsi sangat sempit
Tidak mampu menyelesaikan masalah
c. Perilaku dan Emosi
Perasaan ancaman tinggi
Verbalisasi cepat
Blocking
4) Ansietas Panik
Terganggu sehingga individu sudah tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak
dapat melakukan apa-apa walaupun sudah diberi pengarahan/ tuntunan
Respon ansietas panik
a. Fisiologis
Nafas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi,
koordinasi motorik rendah.
b. Kognitif
Lapang pandang persepsi sangat sempit
Tidak dapat berpikir logis
c. Perilaku dan emosi
Agitasi mengamuk dan marah
Ketakutan dan berteriak-teriak, blocking
Kehilangan diri kendali/ kontrol diri
Persepsi kacau
2.7) Patofiosiologi
Berdasarkan proses perkembangannya:
a. Bayi/anak-anak
Berhubungan dengan perpisahan
Berhubungan dengan lingkungan atau orang yang tidak dikenal
Berhubungan dengan perubahan dalam hubungan teman sebaya
b. Remaja
Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat:
Perkembangan seksual
Perubahan hubungan dengan teman sebaya
c. Dewasa
Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat:
Kehamilan
Menjadi orang tua
Perubahan karir
Efek penuaan
d. Lanjut usia
Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat:
Penurunan sensori
Penurunan motorik
Masalah keuangan
Perubahan pada masa pension