Anda di halaman 1dari 22

RONDE KEPERAWATAN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Manajemen Keperawatan

Oleh : Kelompok 3

Ismet D Luawo : 185070209111003

Mohammad Irwan Aviludin : 185070209111005

Stefilus Laki Leta : 185070209111009

Chairunnisa Permata Sari : 185070209111012

Ika Wahyuni Puji Lestari : 185070209111013

Jaya Dwi Putranto : 185070209111019

Yohanes Vianey Salmun : 185070209111021

Chandra Maslikha : 185070209111032

Ghita Rahayu Apriliana : 185070209111034

Lina Anggraeni : 185070209111038

Ainur Rohmah : 185070209111046

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, dimana atas segala
rahmat dan izin-nya, kami dapat menyelesaikan makalah tentang Ronde
Keperawatan. Makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah manajemen keperawatan. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukan,


khususnya kami sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan didalam makalah ini.
Untuk itu kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun guna
keberhasilan penulisan yang akan datang.

Malang, 31 Oktober 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata pengantar...........................................................................................ii

Daftar isi....................................................................................................iii

Bab I Pendahuluan....................................................................................1

1.1 Latar belakang.......................................................................................1

1.2 Tujuan ...................................................................................................3

1.3 Manfaat .................................................................................................3

Bab II Tinjauan Pustaka.............................................................................4

2.1 Definisi Ronde Keperawatan..................................................................4

2.2 Karakteristik Ronde Keperawatan..........................................................4

2.3 Tujuan Ronde Keperawatan...................................................................4

2.4 Kriteria Pasien.......................................................................................5

2.5 Jenis Ronde...........................................................................................5

2.6 Alur Ronde Keperawatan.......................................................................8

2.7 Peran Dalam Ronde Keperawatan........................................................8

Bab III Asuhan Keperawatan...................................................................10

3.1 Pengkajian ..........................................................................................10

3.2 Analisa Data ........................................................................................11

3.3 Diagnosa Keperawatan .......................................................................11

3.4 Intervensi Keperawatan........................................................................11

Bab IV Penutup........................................................................................13

4.1 Kesimpulan .........................................................................................13

4.2 Saran...................................................................................................13

Naskah Roleplay......................................................................................14

Daftar Pustaka..........................................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sindrom Koronari Akut (SKA) merupakan penyakit jantung yang

diakibatkan oleh menurunnya suplai oksigen ke otot jantung (Black &

Hawk, 2009). Penurunan suplai darah ke otot jantung menyebabkan

ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, sehingga akan

menimbulkan gangguan pompa jantung dan mempengaruhi tubuh secara

sistemik (Rachmawati, 2011). Sekitar 90% dari kasus Sindrom Koroner

Akut dihasilkan oleh adanya gangguan atau rupturnya pada plak

ateroklerosis dengan diikuti agregasi platelet dan pembentukan trombus

intrakoroner.Masalah keperawatan yang rering muncul pada penyakit ini

yaitu takikardia, dispneu, nyeri dada, sianosis, penurunan perfusi

jaringan, edema kedua tungkai, asites, heptosplenomegali, peningkatan

vena jugular, yang menyebabkan kelebihan volume cairan, intoleransi

aktivitas, gangguan perfusi jaringan, resiko kerusakan intregityas kulit

maupun nyeri akut (Aspiani, 2014). Nyeri dada seperti tertindih benda

berat merupakan gejala paling umum dari kondisi ini.

Angka kematian akibat Sindroma Koronari Akut sering

menyebabkan kematian dinegara-negara maju (Nichols et al, 2014). Pada

tahun 2013 sekitar 478.000 pasien di Indonesia didiagnosa penyakit

jantung koroner. Prevalensi sindrom koroner akut meningkat dari25%

hingga 40% berdasarkan presentasi infark miokard (Depkes RI, 2013).

1
Ketidakseimbangan antara suplai oksigen dengan kebutuhan

jaringan terhadap oksigen menyebabkan timbulnya kerusakan atau

bahkan kematian pada sel-sel miokard. Kompensasi dari miokard yaitu

dengan melakukan metabolisme anaerob agar jantung dapat memberikan

suplai oksigen keseluruh tubuh, sehingga menyebabkan timbulnya rasa

nyeri (Kasron, 2012).Mekanisme yang terjadi nyeri dada disebabkan

ketidakseimbangan suplai oksigen ke jantung. Saraf simpatis yang

berjalan paralel dengan arteri koroner diduga menjadi jalur sensoris

aferen pada angina, dimana saraf ini masuk ke medulla spinalis pada

segmen C8 sampai T4. Impuls nyeri akan dilanjutkan ke ganglia spinalis

menuju ke thalamus dan korteks serebi. Nyeri dada biasanya

dideskripsikan sebagai rasa berat, seperti ditekan, ditindih, atau seperti

terbakar (Rilantono, 2013).

Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam dapat meningkatkan

suplai oksigen sehingga nyeri akan berkurang (Muttaqin, 2014). Menurut

penelitian keefektifan teknik relaksasi nafas dalam dilakukan 15-20 menit

guna mendapatkan hasilyang maksimal sehingga dapat meminimalkan

nyeri yang dirasakan pada pasien. Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam

sangat signifikan antara teknik relaksasi nafas dalam dan penurunan

skala nyeri. Hal ini dikarenakan, teknik relaksasi yang efektif dapat

menurunkan tekanan darah denyut nadi, mengurangi tension headache,

menurunkan ketegangan otot, dan mengurangi tekanan gejala pada

individu yang mengalami berbagai situasi. Namun setelah terdapat pasien

yang tidak mengalami perubahan skala nyeri atau masih merasakan nyeri

setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam selama tiga hari, sehingga

perlu diangkat sebagai kasus khusus dalam ronde keperawatan.

2
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan

berpikir kritis dan diskusi


1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi masalah pasien yang belum teratasi
2. Mendiskusikan penyelesaian masalah pasien dan menjalin

kerjasama antar tim kesehatan


3. Merumuskan intervensi keperawatan yang tepat untuk

menyelesaikan masalah pasien.

1.3 Manfaat
Diharapkan hasil laporan praktikum ini dapat dijadikan referensi

dalam melakukan praktik profesi keperawatan manajemen khusunya

pada ronde keperawatan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Ronde Keperawatan

3
Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan

klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan untuk

membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus

tertentu harus dilakukan oleh perawat primer atau konselor, kepala ruangan,

perawat associate yang perlujuga melibatkan seluruh anggota tim.


Ronde keperawatan merupakan suatu metode pembelajaran klinik

yang memungkinkan peserta didik mentransfer dan mengaplikasikan

pengetahuan teoritis ke dalam peraktik keperawatan secara langsung.

2.2 Karakteristik Ronde Keperawatan


a. Klien dilibatkan secara langsung
b. Klien merupakan fokus kegiatan
c. Perawat asosiaet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi

bersama
d. Konselor memfasilitasi kreatifitas
e. Konselor membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet,

perawatprimer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi

masalah.

2.3 Tujuan Ronde Keperawatan


Adapun tujuan ronde keperawatan adalah sebagai berikut:
a. Menumbuhkan cara berpikir secara kritis.
b. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal

dari masalah klien.


c. Meningkatkan validitas data klien.
d. Menilai kemampuan justifikasi.
e. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
f. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana perawatan.

2.4 Kriteria Pasien


Pasien yang dipilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah pasien

yang memiliki kriteria sbb:


a. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah

dilakukan tindakan keperawatan.


b. Pasien dengan kasus baru atau langka.

2.5 Jenis Ronde


Menurut Close & Castledine (2005) ada empat tipe ronde yaitu:
a. Matron rounds,

4
 Katim/perawat primer bersama dengan PA berkeliling ke ruangan-

ruangan, menanyakan kondisi pasien sesuai jadwal rondenya.


 Hal yang dilakukan perawat pada ronde ini adalah memastikan

standar keperawatan profesional dan klinis, meningkatkan

pengendalian infeksi dan kebersihan.


 Manfaat: peran perawat akan lebih terlihat untuk pasien, memilah

kekhawatiran pasien, dan mendukung staf perawat di area klinis.

b. Nurse management rounds


 Kepala perawat atau perawat penanggung jawab shift melihat setiap

pasien untuk memperoleh gambaran tentang kondisi dan kebutuhan

semua pasien di bangsa ldan kemampuan staf untuk memenuhi

kebutuhan ini.
 Hal yang dilakukan perawat pada ronde ini adalah melihat pada

rencana asuhan keperawatan dan implementasi pada setiap pasien,

melihat prioritas tindakan yang telah dilakukan serta melibatkan

pasien dan keluarga pada proses interaksi. Pada ronde ini tidak

terjadi proses pembelajaran antara perawt dengan kepala perawat.


 Ronde ini memiliki manfaat potensial untuk pasien, keluarga, tim

keperawatan dan untuk professional perawatan kesehatan lainnya.


c. Patient comfort rounds
 PCR adalah bagian penting dari pemeliharaan dan pemantauan

aspek-aspek mendasar dari perawatan pasien.


 PCR harus dilakukan pada interval 2 jam bila memungkinkan, dimulai

setelah makan siang dan dilanjutkan untuk sisa hari itu. Pada malam

hari, PCR harus dilakukan sebelum pasien tidur dan di pagi hari.
 Mungkin perlu dilakukan perawatan yang lebih teratur untuk

beberapa pasien. Pendekatan ini tidak boleh disamakan dengan

5
sistem lama "putaran belakang" yang sering dibatasi untuk perawatan

area tekanan.
 Tujuan PCR adalah untuk mempertahankan tinjauan rutin kebutuhan

keperawatan pasien, mendukung proses keperawatan dan

mengevaluasi asuhan keperawatan.


 Ronde di sini berfokus pada kebutuhan utama yang diperlukan

pasien di rumah sakit. Fungsi perawat dalam ronde ini adalah

memenuhi semua kebutuhan pasien. Misalnya ketika ronde dilakukan

malam hari, perawat menyiapkan tempat tidur untuk pasien tidur


d. Teaching rounds
 Dilakukan antara perawat pendidik dengan perawat atau siswa

perawat, dimana terjadi proses pembelajaran.


 Tujuan mereka adalah untuk belajar dari kontak pasien langsung

dengan difasilitasi dari seorang perawat pendidik yang

berpengalaman.
 Ronde sangat berguna dalam mengembangkan praktik klinis,

perawatan berbasis bukti (evidence based nursing), memahami

pasien dan kondisi yang mereka alami, sambil mengaitkan teori dan

praktik.
Menurut Daniels (2004) tipe rondeyaitu:
a. Nursing round adalah ronde yang dilakukan antara perawat dengan

perawat.
b. Physician-nurse rounds adalah ronde pada pasien yang dilakukan dokter

dengan perawat
c. Interdisciplinary rounds adalah ronde pada pasien yang dilakukan oleh

berbagai macam tenaga kesehatan meliputi dokter, perawat, ahli gizi

serta fisioterapi dsb.

2.6 Alur Ronde Keperawatan

6
2.7 Peran dalam Ronde Keperawatan
a. Peran Ketua Tim (perawat primer) dan Anggota Tim (perawat asosiate)
 Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasien.
 Menjelaskan diagnosis keperawatan.
 Menjelaskan intervensi yang dilakukan.
 Menjelasakan hasil yang didapat.
 Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) tindakan yang diambil.
 Menggali masalah-masalah pasien yang belum terkaji.
b. Peran Perawat Konselor dan Tenaga Kesehatan Lainnya
 Memberikan justifikasi.
 Memberikan reinforcement.
 Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan

serta rasional tindakan.


 Mengarahkan dan koreksi.
 Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah dipelajari

7
BAB IIl

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1. Pengkajian
a. Anamnesis gejala klinis
 Pasien mengeluh nyeri dada dan sesak nafas
 Pasien mengeluh nyeri terasa ditusuk-tusuk di dada dan terasa saat

diam dan makin sakit saat aktivitas


 Pasien tampak meringis kesakitan
 Pasien tampak memegangi dada sebelah kiri yang sakit

8
 Pasien mengatakan tidak ada perubahan setelah diberi teknik

relaksasi nafas dalam


 Pengkajian Nyeri:
P: Post PTCA
Q: Seperti ditusuk-tusuk
R: di dada sebelah kiri
S: 7 dari 1-10
T: ketikadiam dan memburuk ketika beraktivitas
b. Pemeriksaan fisik
 Tanda-Tanda Vital
TD : 90/60 mmHg
Suhu : 36,5 C
Rr : 25 x/menit
Nadi : 98x/m
c. Pemeriksaan Penunjang
 EKG : Peningkatan lebih baik dari sebelumnya

1. Analisis Data

Data Fokus Etiologi Masalah


DS : Agen cedera Nyeri akut
 Pasien mengatakan nyeri di dada fisik
sebelahkiri post op PTCA
 Pasien mengatakan nyeri saat
diam dan bertambah apabila
beraktivitas
 Pengkajian nyeri PQRST
P: Post PTCA
Q: Seperti ditusuk-tusuk
R: di dada sebelah kiri
S: 7 dari 1-10
T: ketika diam dan memburuk
ketika beraktivitas
DO:
 Pasien tampak meringis
kesakitan
 Pasien tampak memegangi dada
sebelah kiri

2. Diagnosis Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik ditandai dengan keluhan
tentang nyeri (Herdman & Kamitsuru, 2018)

9
3. Intervensi Keperawatan
Nyeri akut b/d agen cedera fisik

Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam nyeri


teratasi/teratasi sebagian

NOC NIC

Nyeri: Manajemen Nyeri (1400)


Efek yang mengganggu (2101) 1) Observasi adanya petunjuk
Yang dibuktikan oleh indicator sebagai nonverbal mengenai
berikut : ketidaknyamanan.
2) Gali penggunaan metode
Skala outcome 1 2 3 4 5
Ketidaknyamanan √ farmakologi yang saat ini

Gangguan √ dipakai untuk menurunkan

pergerakan fisik nyeri


3) Kolaborasi, berikan individu
Gangguan aktivitas √
penurun nyeri yang optimal
fisik
Keterangan penilaian : dan peresepan analgesic.
4) Berikan informasi yang
1 = berat
akurat untuk meningkatkan
2 = cukup berat
pengetahuan dan respon
3 = sedang
keluarga terhadap
4 = ringan
pengalaman nyeri
5 = tidakada
5) Ajarkan prinsip-prinsip
manajemen nyeri, dg tehnik
non farmakologik
6) Kendalikan factor lingkungan
yang dapat mempengaruhi
respon pasien terhadap
ketidaknyamanan.

10
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Ronde keperawatan merupakan suatu metode pembelajaran klinik

yang memungkinkan peserta didik mentransfer dan mengaplikasikan

pengetahuan teoritis ke dalam peraktik keperawatan secara langsung.

4.2 Saran

Dalam menjalankan asuhan keperawatan diharapkan perawat

mengaplikasikan ronde keperawatan sesuai dengan yang telah dipelajari

dalam manajemen keperawatan.

11
NASKAH ROLEPLAY

Pemain Peran
Karu : Irwan Avilludin
Dokter : Ephien
PP : Chairunnissa
PA1 : Ismet D Luawo
PA2 : Lina
Pasien : Ainur Rohmah
Farmasist : Chandra

Disebuah ruangan ICCU, RSUD Merpati Kusuma akan dilakukan ronde


keperawatan. Terdapat pasien yang ingin dilakukan ronde keperawatan adalah
Ny. A, usia 20 tahun dengan diagnose medis post sindrom coroner akut, telah
dilakukan PTCA. Setelah PA mendapatkan data tentang Ny. A tersebut PA
melapor kepada PP.
Tahap pra ronde keperawatan
PA : Bu nisa sepertinya Ny. A yang di bed 4 harus dilakukan ronde
keperawatan karena setelah PTCA Ny. A tetap merasakan nyeri.
PP : baik kalau begitu saya beritahukan kepada pak irwan dulu ya
selaku kepala ruangan.
Setelah PA memberitahu PP maka PP pergi menemui Karu untuk memberitahuka
bahwa Ny. A akan dilakukan ronde keperawatan.
PP : permisi pak, saya mau memberitahu pak bahwa Ny. A di bed 4
sepertinya harus dilakukan ronde keperawatan karena dari
evaluasi terakhir Ny.A nyerinya masih tidak teratasi meskipun
telah dilakukan PTCA.

12
Karu : baik kalau begitu nanti saya akan menghubungi tim medis
lainnya untuk kita diskusikan sebelumnya tolong beritahu Ny.A
dan jangan lupa untuk mengisi informed consentnya
PPmenemui pasien untuk memberikan informed concent.
Di Ruangan Pasien
PP : Assalamu’alaikum. Perkenalkan saya Ners Nissa yang
akan merawat Bu hari ini.Ny. A, bagaimana keadaannya?
Pasien : Saya merasakan nyeri saat bergerak dan sesak napas.
Sus, saya tidakbisa tidur semalaman (wajah tampak letih,
menahannyeri/ sakit).
PP : Oh, begitu Bu… Nyeri hebat dibagian dada ya Bu, begini
Bu... saya mau meminta persetujuan Ibu
Pasien : Ia, Ners sudah 3 malam ini saya tidak bisa tidur nyenyak.
Saya juga sering mual-mual ni Ners. Kalau malam
sebentar saja tidurnya. Persetujuan apa Sus?
PP : Begini Bu, untuk menindak lanjuti masalah ini, maka saya
berencana untuk mengadakan ronde keperawatan. Ronde
keperawatan ini adalah suatu pemecahan masalah
keperawatan yang belum terselesaikan yang dilakukan
bersama oleh perawat dan pasien langsung. Untuk itu
saya meminta ijin kepada Ibu untuk prosedur ini dan
mohon Ibu untuk mengisi formulir persetujuan.
Pasien : Oh, gitu. terus saya harus bagaimana?
PP : Ibu bisa berperan langsung dalam pemilihan perawatan
dengan masalah Ibu dan Ibu perlu memberikan
persetujuan terlebih dahulu. Bagaimana, bersedia ya Bu?
Pasien : Oh, kalau begitu saya bersedia.
Perawat 1 : Baik, kalau begitu silakan Ibu tanda tangan disini.(sambil
memberikan surat izin persetujuan dan balpoint)
Setelah mendapatkan persetujuan dari pasien, kemudian PP menuju ke ruang
perawat untuk memberikan tugas kepada perawat pelaksana.
Di Nurse Station
PP : Assalamu’alaikum Ners Ismet dan Ners Lina. Seperti yang
sudah direncanakan, hari ini kita akan melakukan tahap
pra ronde keperawatan, dimana pasien yang akan kita
pilih adalah Pasien A.
PA1 : Iya bu, saya rasa memang bagus kalau Pasien Amenjadi
pasien yang di ronde kan.
PP : Maka dari itu, nanti tolong ya Ners Ismet dan Ners

13
Linauntuk mengkaji lebih lanjut masalah yang ada pada
Pasien.
PA 1 & PA 2 : Baik Bu.
Kemudian PA melakukan pengkajian kepada pasien.
Di ruang pasien
PA 1 : Selamat pagi BuA? Perkenalkan saya Ners Ismet. Disini
saya yang akan merawat Ibu pada hari ini bersama teman
saya Ners Lina. Bagaimana kabarnya?
Pasien : Wah, tidak ada perubahan Ners. saya masih merasakan
sakit padahal saya telah melakukan tekhnik relaksasi
nafas dalam yang telah Ners ajarkan, tapi makanan saya
selalu saya habiskan ners
PA 2 : Oh, begitu ya Bu. Baik, kami disini, akan melakukan
pengkajian pada Ibu, untuk mengetahui masalah apa
yang ada pada Ibu.
Pasien : Oh, iya silahkan suster
PA 1 dan PA 2pun melakukan pengkajian kepada Pasien A.Ternyata didapatkan
hasil bahwa Pasien mengalami nyeri dada saat beraktifitas,pasien tampak
sesak, TD: 90/60 mmHg, RR: 25x/menit, T: 36,5 oC, HR: 98x/menit. Sekarang
pasien terpasang cairan infuse NaCl 0,9 %. Setelah mendapatkan data yang
dirasa cukup, kemudian PA 1 dan PA 2 melaporkan hasil pengkajiannya kepada
PP.
Di Nurse Station
PA 2 : Bu, pengkajian sudah kami lakukan.
PP : Oh, bagaimana hasilnya?
PA 1 : Ternyata masalah yang didapat pada Pasien adalah
mengalami nyeri dada dan pasien tampak sesak bu.
PP : Baiklah kalau begitu, mari kita lakukan validasi data,
langsung ke pasiennya saja ya.
PA 1 & PA 2 : Baik Bu..
PP dan PA 1 serta PA 2 melakukan validasi data. Setelah selesai melakukan
validasi data, PP melakukan kontrak waktu esok hari untuk ronde keperawatan.
Di ruang pasien.
PP : Baik, terima kasih atas kerja samanya. Kita ketemu lagi
besok ya Bu, Bu, untuk melakukan ronde keperawatan.
Keluarga : Oh, iya. Terima kasih Sus..
PP : Iya, sama – sama Bu.. Bu.. Kami permisi dulu ya..
Assalamu’alaikum
Keluarga : Wa’alaikumsalam.

Beberapa menit kemudian di Ruang ICCU saat konfrence ........

14
Karu: rekan-rekan sekalian sesuai kontrak kita hari ini kita akan mengadakan
ronde keperawatan pada Pasien pada jam 10.00. Yang akan melakukan ronde
keperawatan adalah Ners Ismet sebagai PP. Jam 10.00 tepat di adakan ronde
keperawatan di ruang pasien bed 4 atas nama Ny. A.
Kegiatan ronde diikuti oleh: kepala ruangan sebagai pemimpin ronde
keperawatan, PP yang akan sebagai pemberi materi ronde keperawatan, PA 1,
PA 2, Dokter, fisioterapis dan Farmasis.
Tahap Pelaksanaan Ronde Keperawatan
DiNurse Station
Karu : Assalamu’alaikum, selamat pagi Ibu dan Ibu. Di pagi hari
ini, kita akan melaksanakan ronde keperawatan,
sebagaimana yang sudah dijadwalkan sebelumnya. Saya
perkenalkan dulu...... ini Ners Nisa sebagai kepala tim di
ruang ini,.. Ners ismet dan Ners Lina..Langsung saja,
silahkan PP membacakandata Ny. A.....

PP : Baik, terima kasih..


Selamat pagi semuanya... pasien dalam ronde
keperawatan kita kali ini adalah Ny. A, usia 20 tahun.
Pasien didiagnosis post sindrom coroner akut, telah
dilakukan reseksi PTCA dan heparin. Pasien
mengeluhkan nyeri dada jika beraktifitas, dansesak..
Masalah keperawatan yang perlu dipertimbangkan adalah
nyeri akut dan intoleransi aktifitas Dimana tanda adanya
sesak dan nyeri dada jika bergerak, dengan Tekanan
Darah 90/60 mmHg, tidur menggunakan 3 bantal masih
mengeluh sesak jika bergerak ke toilet.
Karu : Sampai disini ada yang mau ditambahan Ners Ismet dan
Ners Lina..?
PA 1 : Saya ingin menambahkan sediki bu.. dari hasil pengkajian
BMI pasien 14,3. Tekanan darah hari ini 90/60 mmHg, RR
25x/menit, Sekarang pasien terpasang cairan infuse NaCl
0,9 %. Injeksi heparin dan obat trombolitik
Dokter : Dari suhunya bagaimana?
PP : Suhunya 36,5O C. Kami ingin member intervensi dengan
analgesik untuk mengurangii nyeri, Untuk masalah nutrisi
ahli gizi sudah memberikan TKTP (Tinggi Karbohidrat

15
Tinggi Protein).
Karu : Kira-kira apa ada yang ingin ditambahkan lagi?
Semua : Tidak ada bu..
Karu : Baiklah jika tidak ada yang ingin ditambahkan, kita
langsung saja menuju ruangan pasien untuk memvalidasi
data.
Tim ronde keperawatan bersama karu, dokter, ahli gizi, dan farmasist
melakukan Validasi Data..
Di Ruangan Pasien…
Karu : Assalamualaikum.. Selamat pagi Tn.J Gimana
keadaannya pagi hari ini?
Pasien : Selamat pagi Ners. Saya masih merasakan nyeri dada
jika bergerak dan tiur harus denan bantal yang tinggi.
Dokter : Baiklah.. Saya periksa dulu ya Pasien. (Dokter pun
mememriksa keadaan Pasien.
Karu : Ada keluhan lain Buyang Ibu rasakan?
Pasien : Gini Ners.. saya sudah beberapa hari ini tidak bisa makan
dan minum.
Karu : Baiklah Bu. Laporannya kami terima. Nanti untuk
keberlaanjutannya kam informasiikan kembali. Kami
permisi dulu ya bu Bu.. Selamat pagi..
Pasien : Iya ners.. Selamat pagi.
Post Ronde Keperawatan di Nurse Station
Setelah melakukan Validasi data di ruangan pasien, Tim Ronde keperwatan
akan melanjutkan ke tahap diskusi, rekomendasi dan kesimpulan di nurse
station
Karu : Baik, tadi kita sudah sama-sama mengetahui keadaan
pasien tersebut, bagaimana sebaiknya? Ada yang punya
usul tambahan selain yang telah diungkapkan tadi?
Dokter : Kalau untuk status gizinya bagaimana dari nutrisionist?
Ahli Gizi : Menurut saya Pasien bisa diberikan rendah garam dan
lemak serta di pantau untuk pembatasan cairannya.
Karu : Baiklah,untuk masalah aktifitasnya bagaimana?
PP : Saya Kiramasalahnya akan di atasi dengan ROM Pasif
saja untuk mengurangi terjadinya atrofi otot.
Dokter : Oh ya tadi RRnya meningkat tadi ya..
Berikan O2 2-3 liter ya, terutama jika SAO2 nya <95%.
Terapi tetap dilanjutkan pemberian analgetik, vasodilator,
trombolitik serta pantau EKG tiap 6 jam yaaaaaa
Karu : Oke, baiklah kira-kira ada tambahan lain? Oh ya
bagaimana dari farmasi bagaimana ketersediaan obat
yang dibutuhkan ?

16
Farmasist : Untuk obat-obatan yang dibtuhkan tersedia semua di
apotik kita
Karu : Baik.. Ada lagi??
Semua : Tidak ada..
Karu : Baiklah sesuai hasil ronde kita hari ini saya akan
menyimpulkan. Intervensi yang dapat dilakukan pada
Pasien adalah ajarkan pasien untuk mengatasi nyerina
dengan non farmakologi serta ajarkjan pasien tentang
ROM, pemberian rendah garam dan lemak serta pantau
pembatsan cairannya, terapi cairan NaCl dilanjutkan.
Kolaborasi pemberian analgetik, vasodilator, trombolitik,
serta berikan oksigenasi 2-3 liter serta pantau EKG tiap 6
jama, da yang ingin menambah kesimpulan?
Semua : Tidak adaa..
Karu : Baiklah kalau tidak ada kita tutup saja ronde keperawatan
hari ini.. Terima kasih kepada dr. Epin , kepada nutrisionist
…. farrmasist … dan rekan perawat. Selamat siang.
Assalamalaikum Wr. Wb...
Semua : Iya sama-sama.. Waalaikum salam Wr. Wb...
Akhirnya ronde keperawatan telah selesai dilakukan, semua tim ronde
keperawatan kembali menjalani tugasnya masing-masing..

DAFTAR PUSTAKA

Aspiani, R. Y. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan


Kardiovaskular: Aphkasi MC & NOC. Jakarta: EGC.

Rilantono, L. I. (2013). Penyakit Kardiovaskular (PKV). Jakarta: FKUI.

Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2013).


Nursing Intervention Classification (NIC). (I. Nurjannah & R. D. Tumanggor,
Eds.) (6th ed.). Oxford: ELSEVIER.

Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (Eds.). (2018). NANDA-I Diagnosis


Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2018-2020 (11th ed.). Jakarta: EGC.

Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2013). Nursing
Outcomes Classification (NOC). (I. Nurjannah & R. D. Tumanggor, Eds.)
(5th ed.). Oxford: ELSEVIER.

Nursalam (2015). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional, Edisi kelima, Jakarta: Salemba Medika

17
18

Anda mungkin juga menyukai