Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL

PENYULUHAN PROMOSI KESEHATAN PENCEGAHAN TB PARU


DI RS. SARI MUTIARA KEC. LUBUK PAKAM
2019

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

1. ANDI SAHPUTRA : 160204054


2. BIKA UTAMI : 160204008
3. DEBORA E. SIRAIT : 160204019
4. DWI UTARI : 170204140
5. MELLIN W. HUTAGALUNG : 160204089
6. RISMA RAFIKA : 160204041
7. YULIANA ROMYANTI : 160204027

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2019
PROPOSAL
PENYULUHAN PROMOSI KESEHATAN PENCEGAHAN TB PARU
DI RS. SARI MUTIARA KEC. LUBUK PAKAM
2019

A. Latar Belakang

Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan yang besar di dunia. Dalam 20


tahun World Health Organitation (WHO) dengan negara-negara yang tergabung di
dalamnya mengupayakan untuk mengurangi TB Paru. Tuberkulosis paru adalah
suatu penyakit infeksi menular yang di sebabkan oleh infeksi menular oleh bakteri
Mycobacterium tuberkulosis. Sumber penularan yaitu pasien TB BTA positif
melalui percik renik dahak yang dikeluarkannya. Penyakit ini apabila tidak segera
diobati atau pengobatannya tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi
berbahaya hingga kematian (Kemenkes RI, 2015).
Menurut WHO tuberkulosis merupakan penyakit yang menjadi perhatian
global. Dengan berbagai upaya pengendalian yang dilakukan, insiden dan
kematian akibat tuberkulosis telah menurun, namun tuberkulosis diperkirakan
masih menyerang 9,6 juta orang dan menyebabkan 1,2 juta kematian pada tahun
2014. India, Indonesia dan China merupakan negara dengan penderita
tuberkulosis terbanyak yaitu berturut-turut 23%, 10%, dan 10% dari seluruh
penderita di dunia (WHO, 2015).
Pada tahun 2015 di Indonesia terdapat peningkatan kasus tuberkulosis
dibandingkan dengan tahun 2014. Pada tahun 2015 terjadi 330.910 kasus
tuberkulosis lebih banyak dibandingkan tahun 2014 yang hanya 324.539 kasus.
Jumlah kasus tertinggi terdapat di provinsi dengan jumlah penduduk yang besar
yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa tengah (Kemenkes RI, 2016).
Peningkatan tuberkulosis paru di tanggulangi dengan beberapa strategi dari
Kementrian Kesehatan, salah satunya yaitu meningkatkan perluasan pelayanan
DOTS (Directly Observed Treatment Short-course). DOTS adalah salah satu
strategi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai TB paru melalui
penyuluhan sesuai dengan budaya setempat, mengenai TB paru pada masyarakat
miskin, memberdayakan masyarakat dan pasien TB paru, serta menyediakan akses
dan standar pelayanan yang diperlukan bagi seluruh pasien TB paru. Studi
sebelumnya mengungkapkan bahwa pelayanan kesehatan khususnya pelayanan
untuk penyakit tuberculosis tidak efektif dan terbatas. Petugas kesehatan baik dari
pemerintah atau swasta kurang dilatih dalam diagnosis danpengobatan
tuberculosis serta kurangnya keterampilan komunikasi yang dibutuhkan untuk
memotivasi pasien guna meningkatkan kepatuhan dalam upaya penyembuhan
tuberculosis (Mushtaqdkk, 2011).

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui cara pencegahan TB Paru

2. Tujuan Khusus
Setelah selesai mengikuti penyuluhan ini pasien dan keluarga diharapkan
mampu memahami :
1. Memahami pengertian TB Paru
2. Memahami organ-organ reproduksi pria dan wanita
3. Memahami masa pubertas berhubungan dengan pematangan sistem
reproduksi
4. Memahami masalah-masalah reproduksi pada pria dan wanita serta faktor
penyebabnya.
5. Memahami cara mencegah masalah-masalah reproduksi

C. Pelaksanaan
1. Topik Kegiatan
a. Pengertian reproduksi
b. Organ-organ reproduksi pria dan wanita
c. Masa pubertas berhubungan dengan pematangan sistem reproduksi
d. Masalah-masalah reproduksi pada pria dan wanita serta faktor
penyebabnya
e. Cara mencegah masalah-masalah reproduksi

2. Sasaran Kegiatan
Pasien poli dan keluarga

3. Strategi
a. Penyaji memberi informasi tentang pengertian TB Paru
b. Penyaji memberi informasi tentang Organ-Organ Reproduksi Pria Dan
Wanita
c. Penyaji memberi informasi tentang Masa Pubertas Berhubungan
Dengan Pematangan Sistem Reproduksi
d. Penyaji memberi informasi tentang Masalah-Masalah Reproduksi Pada
Pria Dan Wanita Serta Faktor Penyebabnya
e. Penyaji memberi informasi tentang Cara Mencegah masalah-masalah
reproduksi

4. Metode
Ceramah

5. Media/Alat
a. Alat Pembelajaran
 Infokus
 Laptop
b. Media Pembelajaran
 Powerpoint
 Leaflet
 Video

6. Waktu dan Tanggal


Hari : Senin
Tanggal : 11/10/2019
Waktu : 09.00 s/d selesai

7. Pengorganisasian Waktu
a. Acara diawali dengan pembukaan oleh pembawa acara :
Yuliana Romayanti
b. Penyuluhan tentang pencegahan TB Paru pada pasien dan keluarga
selama 30 menit disampaikan oleh :
1. Bika Utami
2. Dwi Utari
c. Penutupan oleh pembawa acara : Yuliana Romayanti

8. Organisasi Keanggotaan
Ketua Panitia : Andi Sahputra
Sekretaris : Risma Rafika
Bendahara : Debora Enzelina
Penyaji/ Leader : 1. Bika Utami
2. Dwi Utari
Pembawa acara : Yuliana Romayanti
Moderator : Ns. Edriyani Yonlafados S, M.Kep
Seksi Panitia : 1. Mellin Widya H
2. Asri Mirdani Hia

9. Uraian Tugas
a. Ketua Panitia
Bertanggung jawab terhadap kelangsungan acara sejak perencanaan,
persiapan, pelaksanaan, hingga berakhirnya kegiatan serta
mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan
b. Sekretaris
Bertanggung jawab mendokumentasikan seluruh kegiatan
(perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan evaluasi).
c. Bendahara
Bertanggung jawab mempersiapkan dana untuk kegiatan
d. Penyaji
Bertanggung jawab memimpin dan mengarahkan proses acara,
merencanakan pertemuan berikutnya dan menutup acara.
e. Pembawa Acara
Bertanggung jawab dalam memfasilitasi siswa dan siswi untuk
menggali informasi yang berhubungan dengan kesehatan, membuka
dan menutup acara selesai
f. Peralatan
Bertanggung jawab sepenuhnya atas semua perlengkapan yang dipakai
dari awal hingga berakhirnya kegiatan
g. Dokumentasi
Bertanggung jawab mendokumentasikan seluruh kegiatan penyuluhan
dari awal mulai sampai selesai
10. Susunan Acara
a. Pembukaan oleh Pembawa acara : Yuliana Romayanti
b. Kata sambutan dari :
1. Karu Poli :
2. Dosen Pembimbing : Ns. Edryani Yonlafados M.Kep
c. Penyampaian Materi
d. Penutup oleh moderator : Ns. Edryani Yoonlafados M.Kep

1. Setting Tempat

Keterangan :

= Mahasiswa

= Pasien dan keluarga


11. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
12. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Waktu pelaksanaan sudah ditentukan yaitu :
Hari : Senin
Tanggal : 11/Oktober/2019
b. Evaluasi Proses
100 % pasien dan keluarga mengerti diadakannya penyuluhan.
c. Evaluasi Hasil
Pasien dan keluarga mampu memahami cara pencegahan TB Paru
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Penyuluhan Tentang Pencegahan TB Paru


Lama Pertemuan : 60 Menit
Sasaran : Rs. Sari Mutiara Kec. Lubuk Pakam
Hari/ Tanggal :
Sub Pokok Bahasan : Pengertian TB Paru, Tanda dan gejala TB Paru,
Cara Penularan, Cara Pencegahan Pengobatan TB
paru

A. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mendapatkan materi tentang pencegahan TB Paru dan Etika Batuk pada

pasien dan keluarga dapat mengetahui cara pencegahan penyakit TB Paru.

B. Tujuan Instruksional
Setelah mendapatkan materi tentang penyakit TB Paru pada pasien dan keluarga

dapat:

1. Menjelaskan pengertian tuberculosis


2. Menjelaskan penyebab penyakit tuberkulosis

3. Menjelaskan tanda dan gejala penyakit tuberkulosis


4. Menjelaskan bagaimana cara penularan penyakit tuberculosis

5. Menjelaskan bagaimana pengobatan dari penyakit tuberculosis.

6. Menjelaskan bagaimana cara pencegahan dari penyakit tuberculosis.

7. Menjelaskan bagaimana etika batuk yang baik dan benar

C. Pokok Materi Penyuluhan


1. Pengertian Reproduksi
2. Organ-Organ Reproduksi Pria Dan Wanita
3. Masa Pubertas Berhubungan Dengan Pematangan Sistem Reproduksi
4. Masalah-Masalah Reproduksi Pada Pria Dan Wanita Serta Faktor
Penyebabnya
5. Cara Mencegah masalah-masalah reproduksi

D. Kegiatan Penyuluhan

Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audience Media

5 menit 1. Memperkenalkan diri 1. Mendengarkan Leaflet


(Pembukaan) 2. Menjelaskan tujuan 2. Mendengarkan

5 menit 1. Menjelaskan 1. Mendengarkan Leaflet


(Pengembangan) pengertian 2. Mendengarkan
tuberculosis 3. Mendengarkan
2. Menjelaskan 4. Mendengarkan
penyebab penyakit 5. Mendengarkan
tuberkulosis 6. Mendengarkan
3. Menjelaskan tanda 7. Mendengarkan
dan gejala penyakit
tuberkulosis
4. Menjelaskan
bagaimana cara
penularan penyakit
tuberculosis
5. Menjelaskan
bagaimana
pengobatan dari
penyakit
tuberculosis.
6. Menjelaskan
bagaimana cara
pencegahan dari
penyakit
tuberculosis.
7. Menjelaskan
bagaimana etika
batuk yang baik dan
benar

13 menit 1. Tanya Jawab peserta 1. Menjawab Leaflet


Pertanyaan
(Evaluasi) Melakukan post test
2. Bertanya

2 menit 1. Menyimpulkan hasil 1. Mendengarkan


2. Mendengar dan
(Penutup) bersama
Menjawab
Mengucapkan salam

E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

F. Media
Leaflet, Powerpoint, Video, Infokus, Laptop
MATERI
TB Paru dan Etika Batuk
A. Pengertian
Penyakit TB Paru adalah penyakit infeksi dan menular yang menyerang

paru-paru yang disebabkan oleh kuman Micobacterium Tuberkulosis.

B. Faktor penyebabnya.
Etiologi Tuberculosis Paru adalah Mycobacterium Tuberculosis yang
berbentuk batang dan Tahan asam ( Price , 1997 )Penyebab Tuberculosis
adalah M. Tuberculosis bentuk batang panjang 1 – 4 /µm Dengan tebal 0,3
0,5 µm. selain itu juga kuman lain yang memberi infeksi yangsama yaitu M
Bovis, M. Kansasii, M. Intracellutare

C. Cara Penularan
Penyakit tuberculosis (TB) bisa ditularkan melalui kontak langsung
dengan pasienTB, seperti terpapar hembusan nafasnya, cairan tubuhnya, dan
apabila menggunakan sendok dan handuk secara bersamaan.

D. Tanda dan gejala


1. Gejala umum Tb paru adalah batuk lebih dari 2 minggu dengan
atau tanpa sputum , malaise , gejala flu , demam ringan , nyeri dada
, batuk darah
2. Gejala lain yaitu kelelahan, anorexia, penurunan Berat badan
Demam : subfebril menyerupai influenza. Batuk:- batuk kering
(non produktif)→ batuk produktif (sputum)-hemaptoe, Sesak
Nafas: pada penyakit TB yang sudah lanjut dimana infiltrasinya
sudah ½ bagian paru-paru
3. Nyeri dada-Malaise :anoreksia, nafsu makan menurun, sakit
kepala, nyeri otot,keringat malam.
E. Pengobatan
Untuk mendiagnosis TBC, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik,
terutama di daerah paru/dada, lalu dapat meminta pemeriksaan tambahan
berupa foto rontgen dada, tes laboratorium untuk dahak dan darah, juga tes
tuberkulin (mantoux/PPD). Pengobatan TBC adalah pengobatan jangka
panjang, biasanya selama 6 – 9 bulan.
Kondisi ini diperlukan ketekunan dan kedisiplinan dari pasien untuk
meminum obat dan kontrol ke dokter agar dapat sembuh total. Apalagi
biasanya setelah 2-3 pekan meminum obat, gejala-gejala TBC akan hilang
sehingga pasien menjadi malas meminum obat dan kontrol ke dokter.
Jika pengobatan TBC tidak tuntas, maka ini dapat menjadi berbahaya
karena sering kali obat-obatan yang biasa digunakan untuk TBC tidak mempan
pada kuman TBC (resisten). Akibatnya, harus diobati dengan obat-obat lain
yang lebih mahal dan "keras". Hal ini harus dihindari dengan pengobatan TBC
sampai tuntas.
Pengobatan jangka panjang untuk TBC dengan banyak obat tentunya
akan menimbulkan dampak efek samping bagi pasien. Efek samping yang
biasanya terjadi pada pengobatan TBC adalah nyeri perut,
penglihatan/pendengaran terganggu, kencing seperti air kopi, demam tinggi,
muntah, gatal-gatal dan kemerahan kulit, rasa panas di kaki/tangan, lemas,
sampai mata/kulit kuning.
Itu sebabnya penting untuk selalu menyampaikan efek samping yang
timbul pada dokter setiap kali kontrol sehingga dokter dapat menyesuaikan
dosis, mengganti obat dengan yang lain, atau melakukan pemeriksaan
laboratorium jika diperlukan.
Pengobatan untuk penyakit-penyakit lain selama pengobatan TBC pun
sebaiknya harus diatur dokter untuk mencegah efek samping yang lebih
serius/berbahaya. Penyakit TBC dapat dicegah dengan cara:
1. Mengurangi kontak dengan penderita penyakit TBC aktif.
2. Menjaga standar hidup yang baik, dengan makanan bergizi, lingkungan
yang sehat, dan berolahraga.
3. Pemberian vaksin BCG (untuk mencegah kasus TBC yang lebih berat).
Vaksin ini secara rutin diberikan pada semua balita.
4. Perlu diingat bahwa mereka yang sudah pernah terkena TBC dan diobati,
dapat kembali terkena penyakit yang sama jika tidak mencegahnya dan
menjaga kesehatan tubuhnya.

F. Cara Pencegahan
1. Untuk Pasien

Minum obat sampai habis sesuai petunjuk

2. Untuk Keluarga

a. Jemur kasur seminggu sekali

b. Buka jendela lebar-lebar agar udara dan sinar matahari bisa langsung

masuk

c. Menggunakan masker saat berbicara dengan pasien

3. Pencegahan Lain

a. Imunisasi BCG pada bayi

b. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi

G. Etika batuk yang baik dan benar

Kebiasaan batuk yang salah


a. Tidak menutup mulut saat batuk atau bersin di tempat umum.
b. Tidak mencuci tangan setelah digunakan untuk menutup mulut atau
hidung saat batuk dan bersin.
c. Membuang ludah batuk disembarang tempat.
d. Membuang atau meletakkan tissue yang sudah dipakai disembarang
tempat.
e. Tidak menggunakan masker saat flu atau batuk.
H. Cara Batuk yang Baik dan Benar

Hal-hal perlu anda perlukan:

a. Lengan baju
b. Tissue
c. Sabun dan air
d. Gel pembersih tangan

Etika Batuk

a. Menutup mulut ketika batuk atau bersin

b. Tidak meludah di sembarang tempat meludah di tempat yang terkena


sinar matahari langsung atau ditempat yang sudah ada karbol/lisol
DAFTAR PUSTAKA

Dianawati, Ajen.2016.Pendidikan seks untuk remaja.Jakarta:Kawasan Pustaka

Lestari, tri dkk.2015.Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Berbasis


Kompetensi.Jakarta:Buku kedokteran EGC

Syaifudin.2015.Anatomi Fisiolofi Untuk Siswa Perawat.Jakarta:EGC

Manuaba, Ida bagus.1998.Memahami Kesehatan Reproduksi


Wanita.Jakarta:Arean

Pearce, Evelyn C.2013.Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis.Jakarta:Prima


Grafika

French, Kathy.2014.Keterampilan klinik penting untuk perawat Kesehatan seksual

Anda mungkin juga menyukai