S,
DENGAN DIABETES MELITUS
RS HERMINA GRANDWISATA
Disusun Oleh :
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan kasus yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Pada Tn. S dengan Diabetes Melitus ” ini tepat pada waktunya.
Saya mengucapkan terima kasih kepada para pembimbing, yang telah membimbing
saya dalam menyelesaikan kasus Asuhan Keperawatan ini.
Penulis menyadari bahwa masih jauh dari kata sempurna dalam menyusun kasus ini,
untuk itu sangat dibutuhkan masukan baik kritik maupun saran yang bersifat membangun.
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
ditandai oleh keadaan absolute insulin yang bersifat kronik yang dapat
oleh sebuah ketidak seimbangan atau ketidak adanya persediaan insulin atau
Penderita diabetes mellitus sekitar 11 juta atau 6% dari populasi yang ada dan
komplikasi baik akut maupun kronik komplikasi akut dapat diatasi dengan
pengobatan yang tepat antara lain ketoasidosis. Hiperosmolar non ketotik koma
raga, atau latihan fisik dan obat hiperglikemia (anti diabetic) dan untuk olah
Perawatan secara umum untuk penderita diabetes mellitus diit, olah
raga atau latihan fisik yang dianjurkan pada penderita diabetes mellitus itu
meliputi latihan ringan yang dapat dilakukan ditempat tidur untuk. penderita di
rumah sakit latihan ini tidak memerlukan persiapan khusus cukup gerak ringan
kedua tangan, ujung jari, kaki dan kepala. Selain itu bisa dilakukan senam,
senam ini harus disertai dengan kemampuan yang harus disesuaikan dengan
kesehatan kepada masyarakat. Salah satu peran penting seorang perawat adalah
upaya promotif dan preventif. Maka dari itu, peranan perawat dalam
kesehatan pada klien dan keluarga dalam hal pencegahan penyakit, pemulihan
dari penyakit, memberikan informasi yang tepat tentang kesehatan seperti diet
Berdasarkan data yang ada di Ruang ICU Rumah Sakit Hermina Grand
Wisata, ada pasien yaitu yang menderita Diabetes Melitus. Pasien Tn. S
sejak 3 tahun yang lalu berobat di Poliklinik Penyalit Dalam Rumah Sakit
Grand Wisata.
a. Tujuan umum
b. Tujuan khusus
Wisata.
D. Ruang Lingkup
a. Lingkup waktu
b. Lingkup kasus
Kasus dalam karya tulis ilmiah ini digambarkan tentang penyakit tidak
c. Lingkup tempat
E. Manfaat penulisan
a. Bagi penulis
b. Bagi Ruangan
Melitus.
c. Bagi institusi pendidikan
a. Metode
berikut:
1. Wawancara (komunikasi).
2. Observasi.
lain.
3. Pemeriksaan fisik.
1. Studi dokumentasi.
Grand Wisata.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan karya tulis ilmiah ini yaitu terdiri dari 5 BAB yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
sistematika penulisan.
Pada BAB ini diuraikan tentang tinjauan teori yang terdiri dari asuhan
keperawatan teoritis.
Pada BAB ini berisi laporan kasus Asuhan keperawatan Tn. S dengan
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN TEORI
hiperglikemia dan glukosuria disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik
untuk metabolisme dan pertumbuhan sel. Berkurang atau tidak adanya insulin
gula darah, sedangkan sel menjadi kekurangan glukosa yang sangat dibutuhkan
9
12
Diabetes Mellitus adalah salah satu penyakit dimana kadar gula di dalam
darah meningkat tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan insulin secara
a. Faktor genetik
diabetes tipe I.
b. Faktor imunologi
jaringan asing.
13
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autonium yang
Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin. Faktor
II antara lain :
a. Usia
tetapi pada usia remaja pun diabetes mellitus dapat terjadi juga pada
menghasilkan insulin.
b. Obesitas
lemak minimal 20% dari berat badan ideal. Menurut Adriani (2012)
5.Pandangan kabur
8.Kesemutan
2.1.3 Klasifikasi
resisten sering terjadi pada dewasa, tapi dapat terjadi pada semua umur.
selama stres.
3. Diabetes type lain adalah DM yang terjadi karena penyakit lain, penyakit
glukosa antara normal dan diabetes, dapat menjadi diabetes atau menjadi
selama kehamilan
2.1.4 Patofisiologi
akan mengakibatkan berbagai perubahan pada kulit dan otot yang kemudian
luas. Faktor aliran darah yang kurang juga akan lebih lanjut menambah
2013). Ulkus diabetikum terdiri dari kavitas sentral biasanya lebih besar
terhadap saraf perifer, kolagen, keratin, dan suplai vaskuler. Dengan adanya
tekanan mekanik terbentuk keratin keras pada daerah kaki yang mengalami
Masalah luka yang terjadi pada pasien diabetik terkait dengan adanya
pengaruh pada saraf yang terdapat pada kaki dan biasanya dikenal sebagai
menyebabkan kerusakan pada saraf. Hal ini terkait dengan diabetik neuropati
yang berdampak pada sistem saraf autonom, yang mengontrol fungsi otot-otot
Efek pada autonomi neuropati ini akan menyebabkan kulit menjadi kering,
Defisiensi insulin
Oamolalitas meningkat,
viskositas darah
Ketidakseimbanga
n
produksi insulin
Neuropati sensori
perifer
(klien tidak merasakan
sakit)
Nekrosis luka
Ganggren/
ulkus Proses Keperawatan:
diabetikum
Pengkajian
Implementasi
Evaluasi
Gambar 2.2 Hubungan Antar Konsep Asuhan Keperawatan pada Pasien Diabtes
Mellitus dengan Kerusakan Integritas Kulit.
2.1.7 Komplikasi
adalah:
1. Komplikasi akut
a. Koma hipoglikemia
b. Ketoasidosis
sumber alternatif untuk dapat memperoleh energi sel. Kalau tidak ada
glukosa maka benda-benda keton akan dipakai sel. Kondisi ini akan
2. Komplikasi kronik
a. Makroangiopati
b. Mikroangiopati
c. Neuropati diabetika
d. Infeksi
saluran kemih.
e. Kaki diabetik
(2015)
b. Kadar glukosa darah puasa (mg/dl) menurut Nurarif & Kusuma (2015) Tabel
pemeriksaan
mg/dl)
3. Tes Laboratorium DM
Jenis tes pada pasien DM dapat berupa tes saring, tes diagnostik, tes
4. Tes saring
a. GDP, GDS
5. Tes diagnostik
a. Mikroalbuminuria urine
2.1.9 Penatalaksanaan
1. Terapi Farmakologi
badan sekitar ideal kurang lebih 10% dari berat badan ideal, bila
kebutuhan insulin kurang dari 40 u/hari, bila tidak ada stres akut,
2) Golongan biguanid
a. Jenis makanan
1) Karbohidrat
lebih dari 55-65% dari total kebutuhan energi sehari atau tidak
2) Protein
dari total kalori per hari. Pada penderita dengan kelainan ginjal
3) Lemak
b. Jadwal makan
dengan porsi sedang. Disamping jadwal makan utama pagi, siang, dan
tersebut.
c. Jumlah kalori
status gizi dapat dipakai indeks massa tubuh (IMT) atau rumus
Brocca.
rumus berat badan ideal (BBI kg)= (TB cm-100)- 10%. Untuk laki-
dikurangi 10%.
d. Olahraga
Dianjurkan latihan jasmani teratur 3-4 kali tiap minggu selama kurang
seminggu, sedangkan
Olahraga lebih dianjurkan pada pagi hari (sebelum jam 06.00) karena
selain udara yang masih bersih juga suasana yang belum ramai
Sukarmin, 2008).
bagian penting dari diet. Zat karbohidrat (misal beras sereal, bakmi,
4. Setelah umur 40 tahun, periksa kadar gula urine anda setiap tahun,
1. Definisi
Luka diabetik adalah luka yang terjadi pada pasien diabetik yang
darah dan kemudian adanya infeksi. Bila infeksi tidak diatasi dengan
(Andra, 2013).
Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lender dan
ulkus adalah kematian jaringan yang luas dan disertai invasive kuman
pembuluh darah besar arteri pada bagian tubuh sehingga suplai darah
2. Etiologi
diabetik.
3. Manifestasi klinis
karena walaupun nekrosis, daerah akral itu tampak merah dan teraba
a. Pain (nyeri)
b. Palenes (kepucatan)
c. Paresthesia (kesemutan)
e. Paralysis (lumpuh)
Bila terjadi sumbatan kronik akan timbul gambaran klinis menurut pola
fontainse:
Suddarth, 2005).
perubahan denyut nadi arteri tibialis anterior, arteri dorsal pedis, dan
yang baru.
3. Edema
dapat dilihat dari kadar rata-rata gula darah yang tidak terkontrol yang
kalori tubuh.
Untuk menangani luka di kaki, bengkak, borok, bernanah, atau kering dan
1. Pencucian luka
luka yang berlebihan, sisa balutan yang digunakan dan sisa metabolik
sering kali menimbulkan bahaya alergi dan perlukaan di kulit sehat dan
2. Debridemen
3. Dressing
healing atau menjaga agar luka dalam keadaan lembab. Prinsip dressing
dikontrol, menjaga agar luka dalam keadaan lembab, luka tidak lengket
yang akan digunakan yaitu tipe ulkus, ada atau tidaknya eksudat, ada
tidaknya infeksi, kondisi kulit sekitar dan biaya. Ada beberapa jenis
1. Evaluasi keadaan kaki dengan cermat, keadaan klinis luka, gambaran luka
vaskularisasi luka.
3. Debridement luka yang adekuat dan radikal, sampai bagian yang hidup.
5. Perawatan luka yang baik, balutan yang memadai sesuai dengan keadaaan
luka.
6. Mengurangi edema.
7. Tirah baring, tongkat penyangga, kursi roda, alas kaki khusus, total
contact casting.
8. Perbaikan sirkulasi-vakuler.
penyembuhan luka.
Berikut ini beberapa Gerakan Senam Kaki Diabetes yang dapat dilakukan
lantai
sebanyak 10 kali
c. Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki
tumit kaki diangkatkan ke atas. Cara ini dilakukan bersamaan pada kaki
d. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan
sebanyak 10 kali.
Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari kedepan
sebanyak 10 kali.
f. Luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian angkat kaki tersebut
dan gerakkan ujung jari kaki kearah wajah lalu turunkan kembali
kelantai.
h. Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki ,
tuliskan pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10 lakukan secara
bergantian.
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan
Proses keperawatan terdiri dari lima tahap yang saling berhubungan yaitu
2008).
2.2.1 Pengkajian
1. Pengumpulan data
a. Identitas umum
informasi (orang yang dapat dihubungi dan no. Telepon), diterima dari
(rumah, rumah sakit, puskesmas, tunawisma), cara datang (jalan kaki,
b. Riwayat perawatan
adalah munculnya sering buang air kecil (poliuri), sering haus dan
Sukarmin, 2008).
kram otot, dan penurunan tonus otot. Penderita juga dapat mudah
Sukarmin, 2008).
Nyeri pada kaki yang luka dan poliuri akan mempengaruhi pola
Sukarmin, 2008)
5) Pola eliminasi
aroma unsur gula. Sedangkan untuk BAB tidak ada perubahan yang
6) Sensori – Persepsi
rasa pada luka sehingga tidak peka terhadap adanya trauma (Nabyl
nyeri panas pada punggung kaki tetapi pada skala yang ringan
sebagai orang tua (Riyadi & Sukarmin, 2008). Luka ganggren yang
d. Pemeriksaan fisik
3) Tanda-tanda vital
4) Kepala
kepala: termasuk benjolan atau lesi antara lain: kista pilar dan
5) Mata
kencing pada malam hari. Kornea, iris, dan lensa: opaksitas atau
6) Telinga
7) Hidung
Data pernafasan yang terjadi adalah irama dalam dan cepat karena
kronik)
10) Dada
11) Abdomen
12) Integumen
pada dehidrasi.
13) Kuku
Warna: pucat, sianosis (penurunan perfusi pada kondisi
14) Genetalia
atau tumor
15) Ekstermitas
e. Pemeriksaan penunjang
berikut:
(>115mg/dl).
terakhir.
ganggren.
mellitus).
2.2.4 Implementasi
tersebut masih sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan klien saat ini
profesional diantaranya:
1. Independen
2. Interdependen
3. Dependen
2.2.5 Evaluasi
Hasil evaluasi yang terkait dengan pencapaian tujuan keperawatan ada tiga
yaitu:
dan tidak ada kemajuan sama sekali serta timbul masalah baru (Asmadi,
2008).
P (Planning): perencanaan
warna kulit disekitar luka tidak pucat/ sianosis, kulit sekitar luka
teraba hangat
darah terkontrol
A. Konsep Penyakit
1. Pengkajian
2. Keluhan utama
a. Kondisi hiperglikemi:
b. Kondisi hipoglikemi
penurunan kesadaran.
6. Pemeriksaan Fisik
b. Sirkulasi
c. Integritas ego
d. Eliminasi
f. Neurosensori
g. Kardiovaskuler
h. Pernapasan
sputum.
i. Seksualitas
pada wanita
j. Gastro intestinal
k. Muskulo skeletal
58
benar
Edukasi:
- Jelaskan mamfaat dan efek samping
pengobatan
- Anjurkan mengosomsi obat sesuai
indikasi
2 Nyeri Akut b.d Agen cedera Setelah dilakukan tindakan Keperawatan 1 Manajemen nyeri
fisik x24 jam diharapkan nyeri menurun
KH : Observasi :
Tingkat nyeri menurun - Identifikasi identifikasi lokasi,
Penyembuhan luka membaik karakteristik, durasi, frekuensi,
Tingkat cidera menurun kualitas,intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
Terapeutik :
- Berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Edukasi:
- Jelaskan penyebab dan periode dan
pemicu nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik
Edukasi teknik nafas dalam
Observasi :
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
Terapeutik :
- Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
Edukasi:
- Jelaskan tujuan dan mamafaat teknik
nafas dalam
- Jelaskan prosedur teknik nafas dalam
untuk memenuhi kebutuhan klien secara optimal. Pada tahap ini perawat
4. Evaluasi
48
C. Dokumentasi Keperawatan
dan tanggal. Jika ada kesalahan dicoret diberi paraf oleh penulis.
BAB III
A. Kasus
Sumber data : Pasien, keluarga pasien, dan status rekam medis pasien
I. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Pasien
1) Nama Pasien : Tn. S
4) Agama : Islam
5) Pendidikan : SMA
8) Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
1) Nama : Ny. N
2) Umur : 46 tahun
3) Pendidikan : SMA
2. Riwayat Kesehatan
a. Kesehatan Pasien
Gambar 3 Pathway
Keterangan :
2) : laki-laki
3) : perempuan
: sudah meninggal
: pasien
DM seperti pasien.
3. Kesehatan Fungsional
a. Aspek Fisik-Biologis
1) Nutrisi
a) Sebelum sakit
b) Selama sakit
2) Pola Eliminasi
a) Sebelum sakit
BAB teratur setiap hari pada pagi hari. Bentuk dan warna feses
b) Selama sakit
Selama dirumah sakit pasien buang air besar 1 kali sehari warna
3) Pola Aktivitas
a) Sebelum sakit
teratur.
b) Selama sakit
teratur.
melakukan aktivitas.
4) Kebutuhan Istirahat-tidur
a) Sebelum sakit
b) Selama sakit
b. Aspek Psiko-Sosial-Spiritual
tentang penyakitnya.
2) Pola hubungan
(sadar penuh)
5) Konsep diri
a) Gambaran diri
b) Harga diri
terhadap hidupnya
c) Peran diri
dengan keluarga.
d) Ideal diri
e) Identitas diri
6) Seksual
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
1) Kesadaran : Composmentis
2) Status Gizi :
TB = 155cm
BB = 60 kg
3) Tanda Vital
1) Kulit
2) Kepala
cairan
3) Leher
4) Tengkuk
5) Thorax
merata
merata
midklavikularis kiri.
7) Punggung
matang.
8) Abdomen
kuadran abdomen
9) Panggul
Pada anus dan rectum normal, tidak terdapat lesi, tidak tedapat
11) Genetalia
12) Ekstremitas
b. Terapi pengobatan
TABEL
ANALISA DATA
DO
Glucosa darah sewaktu 549
Klien tampak lelah
2 DS Defisit nutrisi Intake tidak adekuat
Klien mengatakan mual
DO
Makan habis ½ porsi
3 DS Intoleransi Aktivitas Imobilitas fisik
Pasien mengatakan lemas
DO
Aktivitas klien
dibantu perawat
Pasien tampak lemas
3.1 RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
1 Ketidakstabilan gula darah Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen hiperglikemia
b.d resistensi insulin selama 3x 24 jam diharapkan Observasi :
ketidakstabilan gula darah teratasi
DS - Identifikasi kemungkinan penyebab
KH :
hiperglikemia
Pasien mengatakan - Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
badan lemas Kestabilan kadar glukosa darah
membaik Terapeutik :
DO Glucosa darah sewaktu <200
- Berikan asupan cairan oral
Klien tampak lelah
Glucosa darah Edukasi :
sewaktu 549
- Ajurkan kepatuhan terhadap diet
Kolaborasi :
Observasi :
Terapeutik :
- Berikan dukungan untuk menjalani
program pengobatan dengan baik dan
benar
Edukasi:
Terapeutik :
Edukasi:
PEMBAHASA
Selama penulis melakukan Asuhan Keperawatan pada klien Tn. S dengan Diangnosa
Diabetes Melitus Diruang ICU Rumah Sakit Hermina Grand Wisata pada tanggal 08 –
11 Mei 2021. Beberarapa hal yang perlu dibahas dan diperhatikan dalam penerapan
sesuai dengan teori –teori yang ada. Untuk melihat lebih jelas Asuhan Keperawtan yang
diberikan dan sejauh mana keberhasilan yang dicapai akan diuraikan sesuai dengan
Evaluasi
4.1 Pengkajian
melakukan pengkajian pada klien data didapatkan dari Tn. S, beserta keluarga,
a. Identitas klien
Pada tinjauan kasus dan teori tidak ada teredapatkan kesenjangan anatara teori
dan kasus, dalam melakukan pengkajian kasus pada klien, penulis tidak ada
kesulitan untuk mendapatkan data dari klien sendiri, dan keluarga klien juga
83
1. Keluhan utama
Pada keluahan utama pada tinjauan teoritis dengan tinjauan kasus tidak ada
Pada riwayat kesehatan sekarang pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak ada
kesenjangan
Pada tinjauan kasus saat dilakukan pengkajian klien mengatakan tidak ada
menderita penyakit lain, pada konsep teoritis riwayat kesehatan dahulu ada
penyebab Diabetes Melitus yang paling tinggi yaitu faktor genetik (Keturunan).
5. Pemeriksaan fisik
a. Kesadaran
b. Head to toe
Secara teoritis tang dikaji bentuk, kebersihan, ada bekas trauma atau
dibagian kepala klien, tidak ada kesenjangan secara teoritis dan tinjauan
kasus.
b) Mata
Secara teoritis umunya penglihatan kabur dan kelopak mata terkulai dan
saat dilakukan pengkajian klien mersa ingin tidur saja, tidak ada
adanya gangguan atau tidak. Dan pada saat dilakukan pengkajian tidak
6. Pemeriksaan penunjang
glukosa darah puasa. Kemudian dilakukan dengan tes toleransi glukosa standar,
pada pemeriksaan dapat hasil positif glukosa darah untuk kelompok DM tinggi
seperti usia dewasa atau tekanan darah tinggi, obositas dan adanya riwayat
beberapa pasien yang berusia tua tanpa faktor resiko, pemeriksaan penyaringan
individu, keluarga, atau komunitas pada masalah kesehatan, pada resiko maslaah
dalam menentukan asuhan keperawatan yang sesuai untuk membantu klien mencapi
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan dalam
mengenal diit DM
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan imobilitas
Saat diakaji ditemukan 4 diagnosa keperawatan yang mucul pada tinjauan kasus
tinggi saat sebelum dibawa ke rumah sakit yaitu 549 mg/dl, karena klien
Faktor pendukung ke 2 saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan mual, pasien di rumah
sakit makan habis ½ porsi
priotas masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada teori
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak
kebutuhan nutrisi.
4.4 Implementasi
program pengobatan
4.5 Evaluasi
Dari 3 diagnosa yang ditegakkan sesuai dengan apa yang penulis temukan
dalam studi kasus dan melakukan asuhan keperawatan kurang lebih sudah
mencapai perkembangan yang lebih baik dan optimal, maka dar itu dalam
memerlukan adanya kerja sama antara penulis pasien, perawat, dokter, dan
Penulis mengevaluasi selama 3 hari berturut turut dari tanggal 8 – 10 Mei 2021
dengan resistensi insulin sudah teratasi kadar glukosa darah klien sudah
menurun
membaik
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Diabetes Melitus di Ruang ICU Rumah Sakit Hermina Grand Wisata pada
1. Pengkajian
mengumpulkan data
2. Diagnosa
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak adekuat
Ruang ICU Rumah sakit Hermina Grand Wisata pada tahun 2021 semua
membaik
4. Implementasi
Ruang ICU Hermina Grand Wisata pada tahun 2021 hampir semua dapat
dilakukan.
5. Evaluasi pada pasien dengan Diabetes Melitus di Ruang ICU Rumah Sakit
5.2 Saran
Berdasarkan dari hasil kesimpulan dari tanggal 8 – 9 Mei 2021 maka penulis mengharapkan :
a. Penulis dapat meningkatkan ketelitian dalam mengkaji masalah yang ada pada pasien.
b. Penulis dapat memperhatikan perencanaan dan pelaksanaan yang tepat atau menunjang
untuk dilakukan tindakan diluar masalah umum pada pasien
c. Penulis lebih mampu meningkatkan kerja sama yang baik dalam melaksanakan tindakan
asuhan keperawatan.
d. Penulis dapat lebih meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang baik untuk pasien dan
keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
(IDF). (2015) . Idf diabetes altas sixth edition. Diakses pada tanggal 15 april 2016 dari
http://www.idf.org/sites/default/files/Atlas-poster-2015_EN.pdf
PPNI DPP SDKI Pokja Tim, 2018. Standar Diagnosia Keperawatan Indonesia Edisi 1 :
Jakarta: DPP PPNI
PPNI DPP SIKI Pokja Tim, 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1 :
Jakarta: DPP PPNI
PPNI DPP SLKI Pokja Tim, 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1 :
Jakarta: DPP PPNI
Smeltzer, S.C dan B,G Bare. 2015. Baru Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Jakarta : EGC
115