Anda di halaman 1dari 19

4/7/2020

ASUHAN KEPERAWATAN PADA


ANAK DENGAN DIARE

AYU YUNUS
TIM KEPERAWATAN ANAK
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN CIREBON

PENDAHULUAN

 Diare masih menjadi masalah kesehatan di Indosnesia


 Penyebab kesakitan dan kematian tertinggi pada anak
 Di Dunia  sekitar 6 juta anak meninggal setiap tahun
karena DIARE

1
4/7/2020

DIFINISI DIARE

 Diare  meningkatnya frekuensi BAB dan


berubahnya konsistensi menjadi lebih lunak
atau bahkan cair.
 Berdasarkan ada tidaknya darah:
 Diare cair akut
 Diare berdarah
 Berdasarkan lamanya:
 Diare akut <14 hari
 Diare persisten >14 hari

DIARE CAIR AKUT

 BAB lembek atau cair, dapat berupa air saja,


frekuensi >3 kali atau lebih sering dari
biasanya dalam 24 jam, berlangsung <14
hari.
 Etiologi diare cair akut:
 Rotavirus
 Enterovirus

2
4/7/2020

DISENTRI (Diare Berdarah)

 Episode diare akut yang pada tinjanya


ditemukan darah  terlihat secara kasat mata
 Sindrom disentri: diare dg darah dan lendir
dalam feses dan adanya tenesmus
 Etiologi disentri:
 Shigella
 Salmonella
 Campylobacter jejuni
 E. coli
 Entamoeba hystolitica

 Disentri menyebabkan 15-25% kematian


akibat diare pada anak <5 tahun
 Lebih lama sembuh dibanding DCA
 Komplikasi lebih berat Karena bakteri bersifat
invasif  mengeluarkan toksin  kerusakan
sel epitel mukosa usus  berdarah 
tampak pada tinja

3
4/7/2020

KLASIFIKASI DEHIDRASI

TANDA KLASIFIKASI
Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut : DIARE DEHIDRASI BERAT
- Letargi atau tidak sadar
- Mata cekung
- Tidak bisa minum atau malas minum
- Cubit kulit perut kembali sangant lamban
Terdapat dua atau lebih tanda berikut : DIARE DEHIDRASI
- Rewel/mudah marah RINGAN/SEDANG
- Mata celung
- Haus, minum dengan lahap
- Cubitan kulit perut kembali lambat
- Tidak cukup tanda-tanda untuk DIARE TANPA DEHIDRASI
mengklasifikasikan sebagai diare dehidrasi
berat atau ringan/sedang

TATALAKSANA

Lima Lintas Tatalaksana Diare


1. Rehidrasi
2. Dukungan nutrisi
3. Suplemen Zinc
4. Antibiotik selektif
5. Edukasi orang tua

4
4/7/2020

TANDA DEHIDRASI PADA ANAK

TANDA DEHIDRASI

Penilaian A B C
Keadaan Umum Baik, Sadar Gelisah, Rewel Lesu, Lunglai atau
tidak sadar
Mata Normal cekung Sangat cekung
Air Mata Basah Kering Kering
Rasa Haus Minum biasa. Tidak Haus, ingin minum Malas minum atua
haus banyak tidak bis aminum
Periksa; Turgor Kembali cepat Kembali lambat Kembali sangat
lambat
Hasil Pemeriksaan Tanpa dehidrasi Dehidrasi Dehidrasi berat
ringan/sedang (bila (Bila ada 1 tanda
ada 1 tanda ditambah 1 atau
ditambah 1 atau lebih tanda lain)
lebih tanda lain)
Terapi Rencana Terapi A Rencana Terapi B Rencana Terapi C

5
4/7/2020

TATALAKSANA REHIDRASI

 Diare tanpa dehidrasi  Rencana Terapi A


 Diare dehidrasi tidak berat  Rencana Terapi B
 Diare dehidrasi berat  Rencana Terapi C

RECANA TERAPI A
(Penanganan Diare di Rumah)

Ajarkan Ibu cara mengobati diare di Rumah


1. Beri cairan tambahan (sebanyak anak mau)
Jelaskan pada Ibu :
• Beri ASI lebih sering dan lebih lama pada
setiap kali pemberian
• Jika anak memperoleh ASI Ekslusif, berikan
oralit atau air matang sebagai tambahan
• Jika anak tidak memperoleh ASI Ekslusif,
berikan 1 atau lebih cairan; oralit, cairan
makanan (kuah sayur, air tajin) atau air
matang

6
4/7/2020

RECANA TERAPI A
(Penanganan Diare di Rumah)

Ajari Ibu cara mencampur dan memberikan Oralit :


• Cuci tangan sebelum menyiapkan
• Siapkan satu gelas (200 cc) air matang
• Gunting ujung pembungkus oralit
• Masukkan seluruh isi oralit ke dalam gelas yag
berisi air tersebut
• Aduk hingga bubuk oralit larut
• Siap diminumkan ke anak

RECANA TERAPI A
(Penanganan Diare di Rumah)

Oralit yang harus diberikan setiap anak BAB :


• Sampai usia 1 tahun : 50 – 100 ml setiap kali
BAB
• Umur 1 – 5 tahun : 100 – 200 ml setiap kali
BAB
• Minum sedikit-sedikit tapi sering
• Jika anak muntah, tunggu 10 menit, kemudian
berikan kembali lebih lambat
• Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai
diare berhenti

7
4/7/2020

RECANA TERAPI A
(Penanganan Diare di Rumah)

2. Beri tablet Zinc selama 10 hari (kecuali pada


bayi baru muda)
3. Lanjutkan pemberian makan
4. Beritahukan kepada ibu kapan harus kembali
ke layanan kesehatan

RENCANA TERAPI B
(Penanganan Dehidrasi Ringan/Sedang dengan Oralit)

Berikan Oralit di klini sesuai yang diajurkan selama


periode 3 jam
4 - < 12
UMUR ≤ 4 bulan) 1 - < 2 tahun 2 - < 5 tahun
bulan
Berat Badan < 6 kg 6 - < 10 kg 10 - < 12 kg 12 – 19 kg
Jumlah (ml) 200 – 400 400 – 700 700 – 900 900 – 1400

Tentukan Jumlah oralit untuk 3 jam pertama

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑎𝑙𝑖𝑡 𝑦𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢𝑘𝑎𝑛 = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 𝑑𝑙𝑚 𝑘𝑔 𝑥 75 𝑚𝑙

8
4/7/2020

RENCANA TERAPI B
(Penanganan Dehidrasi Ringan/Sedang dengan Oralit)

Gunakan UMUR hanya bila berat badan anak


tidak diketahui :
 Jika anak menginginkan, boleh diberikan
lebih banyak pemberian oralitnya
 Untuk anak berumur < 6 bulan yang tidak
menyusui, berikan 100 – 200 ml air matang
selama periode 3 jam

RENCANA TERAPI B
(Penanganan Dehidrasi Ringan/Sedang dengan Oralit)

Tunjukan cara pemberian larutan Oralit :


 Minumkan sedikit-sedikit tapi sering dari
cangkir/mangkuk/gelas
 Jik anak muntah  tunggu 10 menit. 
berikan lagi lebih lamban
 Lanjutkan ASI selama anak mau
 Bila kelopak mata bengkak, hentikan
pemberian oralit dan berikan air masuk atau
ASI
Berikan tablet Zinc selama 10 hari kecuali
bayi muda

9
4/7/2020

RENCANA TERAPI B
(Penanganan Dehidrasi Ringan/Sedang dengan Oralit)

Setelah 3 Jam
• Ulangi penilaian dan klasifikasikan kembali derajat
dehidrasinya
• Pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan
pengobatan
• Mulailah memberi makan anak
Jika ibu memaksa pulang sebelum pengobatan selesai :
• Tunjukkan cara menyimpan oralt dai rumah
• Tunjukkan berapa banyak oralit yg harus diberikan di
rumah
• Berikan oralit yg cukup untuk rehidrasi dengan
menambahkan 6 bungkus oralit (rencana terapi A)

10
4/7/2020

DIARE PERSISTEN

Diare Persisten
 Diare akut dengan atau tanpa disertai darah
yang berlangsung selama 14 hari atau lebih
 Etiologi:  diare akut
 Faktor risiko:
 Usia bayi < 4 bulan
 Tidak mendapat ASI
 Diare akut dg etiologi bakteri invasif
 Tatalaksana diare akut yg tidak tepat 
pemakaian antibiotik yg tdk sesuai

PATOGENESIS

 Kerusakan mukosa usus


 Intoleransi laktosa berkepanjangan
 Pd malnutrisi  imun tubuh rendah 
motilitas usus menurun  regerasi sel
mukosa usus lambat

11
4/7/2020

DIARE PERSISTEN

Berdasarkan derajat dehidrasi:


1. Diare persisten ringan
• Tidak didapat tanda dehidrasi
• Tidak perlu rawat inap
2. Diare persisten berat
• Terdapat tanda dehidrasi
• Perlu rawat inap

Diare Persisten Ringan

 Rawat jalan
 Vitamin dan mikronutrien (folat, zinc, Vitamin
A, Fe, Magnesium)
 Pencegahan dehidrasi  Rencana Terapi A
 Identifikasi adanya infeksi sistemik:
• Jangan memberikan antibiotik secara rutin
 tidak efektif
 Nutrisi  hati-hati dlm pemberian makan 
sulit mencerna susu yg berasal dari hewan
 Edukasi membawa anak kontrol atau cepat
kembali bila diare >>

12
4/7/2020

Diare Persisten Berat

 Rawat inap
 Tentukan derajat dehidrasi  Rencana Terapi
yg sesuai
 Rehidrasi oral  kadang tidak efektif
 Tentukan adanya infeksi sistemik lain Vitamin
dan mikronutrien (folat, zinc, Vitamin A, Fe,
Magnesium)
 Tx antibiotik oral  pada diare berdarah
 Nutrisi  hati-hati
 Pelacakan etiologi

Diare Persisten dengan


Intoleransi Laktosa

 Laktosa  karbohidrat utama susu


 Metabolisme laktosa  perlu enzim laktase
 Enzim laktase diproduksi pd vili usus
superfisial
 Kekurangan enzim laktase  laktosa tdk dpt
dicerna  terakumulasi dlm usus 
osmolaritas terganggu  air masuk ke lumen
usus  diare INTOLERANSI LAKTOSA

13
4/7/2020

Tanda-tanda klinis intoleransi laktosa:


 Diare berbau asam
 Meteorismus
 Flatulens
 Kolik abdomen
 Diaper rash
Pemeriksaan penunjang:
 pH tinja <6
 Kadar gula dalam tinja (dg clinitest)
 Laktosa loading test
 Biopsi mukosa usus halus
 Tes pernapasan hidrogen

Tatalaksana diare persisten dg


intoleransi laktosa

 Susu rendah laktosa (low lactose milk)


 Susu bebas laktosa (free lactose milk)
 Selama 2-3 bln  kembali lagi ke susu
formula biasa
 Pada intoleransi laktosa primer  susu bebas
laktosa, yoghurt atau susu kedelai (soya)

14
4/7/2020

Komplikasi diare persisten

 Perforasi usus
 Megakolon toksik
 Sepsis
 Hipoglikemia
 Kejang
 Malnutrisi
 Sindrom Uremik Hemolitik (trias: anemia
hemolitik, gagal ginjal akut, trombositopenia)

DUKUNGAN NUTRISI

• Makanan tetap diteruskan sesuai usia anak


 pengganti nutrisi yg hilang  mencegah
gizi buruk
• Perbaikan nafsu makan  menandakan
kesembuhan
• Teruskan ASI

15
4/7/2020

SUPLEMEN ZINC

 Suplementasi Zinc Zinc diberikan selama


10-14 hari berturut-turut
 Terbukti mengurangi lama dan beratnya diare,
mencegah berulangnya diare selama 2-3 bln
 Fungsi zinc:
 Sebagai antioksidan
 Menguatkan sistem imun
 Menjaga keutuhan epitel usus

CARA PEMBERIAN ZINC

 Larutkan tablet dengan sedikit air atau ASI dalam


sendok teh (tablet akan larut dlm 30 detik) 
segera berikan pd anak
 Apabila anak muntah sekitar 30mnt setelah
pemberian tablet Zinc  ulangi pemberian dg
cara memberikan potongan lebih kecil 
dilarutkan bbrp kali  hingga 1 dosis penuh
 Ingatkan ibu utk memberikan tablet Zinc setiap
hari selama 10 hari penuh, meskipun diare sudah
berhenti
 Bila dehidrasi berat  perlu cairan infus  tetap
berikan Zinc segera setelah anak bisa minum /
makan

16
4/7/2020

ANTIBIOTIK SELEKTIF

 Antibiotik hanya diberikan pada disentri dan


kolera
 Kotrimoksasol
 Ciprofloksasin
 Cephalosporin generasi ketiga
 Pemberian yang tidak rasional dpt
memperpanjang diare  AAD (antibiotic-
associated diarrhea)  diare presisten

EDUKASI ORANG TUA

Nasihat untuk kembali segera bila ada:


1. Demam
2. Tinja berdarah
3. Muntah berulang
4. Makan/minum sedikit
5. Sangat haus
6. Diare makin sering atau blm membaik dlm 3
hari

17
4/7/2020

ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

 Faktor penyebab, apakah karena makanan,


alergi, infeksi sekunder dll
 BB/TB (status nutrisi)
 TTV (Nadi Meningkat > 120 menunjukkan
tanda-tanda syok hipovolemik)
 Tanda- tanda dehidrasi ( ubun-ubun cekung,
turgor kulit jelek, bibir kering, lemah, kejang-
kejang)

18
4/7/2020

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Kekurangan volume cairan tubuh b/d output


berlebih
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b/d mual, muntah dan intake tidak
adekuat.
3. Gangguan rasa nyaman b/d hipertermi.
4. Kerusakan integritas kulit b/d iritasi rectal
karena diare.
5. Resiko infeksi b/d peningkatan paparan
lingkungan terhadap patogen

SELAMAT BELAJAR

19

Anda mungkin juga menyukai