PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah:
“Bagaimana konsep perdarahan postpartum dan teori asuhan keperawatan
pada ibu hamil dengan komplikasi perdarahan?”
1
c. Tujuan Penulisan
A. Secara umum diharapkan kepada pembaca agar dapat mengetahui dan
memahami tentang konsep teori asuhan keperawatan dengan perdarahan
postpartum.
B. Secara khusus diharapkan setelah mempelajari makalah ini, mahasiwa
dapat menjelaskan mengenai pengertian, klasifikasi, etiologi, manifestasi,
patofisiologi, penatalaksanaan dan komplikasi dari perdarahan postpartum.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
B. Klasifikasi
3
C. Etiologi
1. Atomia uteri
Dilihat dari faktor predisposisinya: umur, paritas, partus lama dan partus
terlantar, obstetric operatif dan narkosa, uterus terlalu renggang dan besar,
mioma uteri, malnutrisi.
2. Sisa plasenta dan selaput ketuban
3. Jalan lahir : robekan peritoneum, vagina serviks, forniks dan Rahim.
4. Penyakit darah
Kelainan pembekuan darah sering dijumpai pada perdarahan yang banyak,
solusio plasenta, kematian janin yang lama dalam kandungan, preeklamsi
dan eklamsi, infeksi, hepatitis dan septic syok.
(Nanda,2015)
4
b. Uterus terlalu teregang, misalnya pada hidramnion, kehamilan kembar,
anak besar.
c. Uterus yang terlalu lemah, persalinan lama.
d. Uterus yang lembek akibat narkosa.
e. Inversi uteri primer dan sekunder.
(Dea Maulidia,2013)
D. Manifestasi Klinis
Gejala Klinis umum yang terjadi adalah kehilangan darah dalam jumlah
yang banyak (> 500 ml), nadi lemah, pucat, lochea berwarna merah, haus,
pusing, gelisah, letih, dan dapat terjadi syok hipovolemik, tekanan darah
rendah, ekstremitas dingin, mual. Gejala Klinis berdasarkan penyebab:
a. Atonia Uteri:
1. Gejala yang selalu ada: Uterus tidak berkontraksi dan lembek dan
perdarahan segera setelah anak lahir (perarahan postpartum primer).
2. Gejala yang kadang-kadang timbul: Syok (tekanan darah rendah, denyut
nadi cepat dan kecil, ekstremitas dingin, gelisah, mual dan lain-lain).
1. Gejala yang selalu ada: perdarahan segera, darah segar mengalir segera
setelah bayi lahir, kontraksi uteru baik, plasenta baik.
2. Gejala yang kadang-kadang timbul: pucat, lemah, menggigil.
c. Retensio plasenta
1. Gejala yang selalu ada: plasenta belum lahir setelah 30 menit, perdarahan
segera, kontraksi uterus baik.
2. Gejala yang kadang-kadang timbul: tali pusat putus akibat traksi
berlebihan, inversi uteri akibat tarikan, perdarahan lanjutan.
5
1. Gejala yang selalu ada : plasenta atau sebagian selaput (mengandung
pembuluh darah ) tidak lengkap dan perdarahan segera.
2. Gejala yang kadang-kadang timbul: uterus berkontraksi baik tetapi
tinggi fundus tidak berkurang.
e. Inversio uterus
1. Gejala yang selalu ada: uterus tidak teraba, lumen vagina terisi massa,
tampak tali pusat (jika plasenta belum lahir), perdarahan segera, dan
nyeri sedikit atau berat.
2. Gejala yang kadang-kadang timbul: Syok neurogenik dan pucat.
(Dea Maulidia,2013)
E. Patofisiologi
F. Penatalaksanaan
6
f. Siapkan kemungkinan dilatasi dan kuretase(D&C).
2. Membantu klien dan keluarga menghadapi stress fisik dan emosional
akibat komplikasi pascapartum.
G. Komplikasi
Komplikasi perdarahan post partum primer yang paling berat yaitu syok.
Bila terjadi syok yang berat dan pasien selamat, dapat terjadi komplikasi
lanjutan yaitu anemia dan infeksi dalam masa nifas. Infeksi dalam keadaan
anemia bisa berlangsung berat sampai sepsis. Pada perdarahan yang disertai
oleh pembekuan intravaskuler merata dapat terjadi kegagalan fungsi
organorgan seperti gagal ginjal mendadak (Chalik, 2000).
7
BAB III
I. Pengkajian Umum
1. Biodata
a. Identitas pasien
b. Identitas Penanggungjawab
2. Keluhan Utama
Perdarahan jalan lahir, nyeri, badan lemas, keluar keringat dingin,,
kesulitan bernafas, pusing, pandangan berkunang-kunang.
3. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan sampai saat klien pergi ke Rumah Sakit atau pada saat
pengkajian, meliputi : penyebab timbulnya keluhan nyeri pada
perdarahan, faktor yang dapat memperberat dan mengurangi nyeri
pada perdarahan, dimana lokasi nyeri pada perdarahan yang dirasakan,
penyebaran lokasi nyeri, skala nyeri yang dirasakan klien dari skala (0-
10), waktu keluhan nyeri pada perdarahan mulai dirasakan, keluhan
nyeri terjadi mendadak atau bertahap, berapa lama durasi waktu antara
keluhan nyeri dirasakan sampai hilang, pengobatan yang telah
dilakukan klien untuk mengurangi nyeri pada perdarahan .
8
b) Riwayat Kesehatan Dahulu
Kaji adanya riwayat penyakit yang pernah dialami klien, penyakit lain
yang menyertai dan bisa memperburuk keadaan atau mempersulit
penyambuhan. Seperti jantung, paru-paru, hipertensi, diabetes, penyakit
ginjal kronik, hemophilia, mioma uteri, riwayat preeklamsi, trauma
jalan lahir, kegagalan pwmbuluh darah, dan tempat implantasi plasenta.
d) Riwayat Ostetrik
a. Riwayat obstetric
1. Riwayat menstruasi meliputi: Menarche, lamanya haid, lamanya
siklus, banyaknya, baunya , keluhan waktu haid.
2. Riwayat perkawinan meliputi : Usia kawin, kawin yang
keberapa, usia mulai hamil.
e) Riwayat Kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu
1. Riwayat hamil meliputi waktu hamil muda, hamil tua, dan apakah
ada abortus.
2. Riwayat persalinan meliputi jumlah kehamilan, jumlah anak hidup,
jumlah abortus, cara persalinan, penolong persalinan, tempat
bersalin, berat badan bayi baru lahir,dan panjang waktu lahir.
3. Riwayat nifas meliputi keadaan lochea, apakah ada karakteristik dari
pendarahan, ASI cukup atau tidak, kondisi ibu saat nifas, tinggi
fundus uteri, dan kontraksi.
f) Riwayat Kehamilan Sekarang
a. Prenatal atau kehamilan
1. Hamil muda: keluhan selama hamil muda
9
2. Hamil tua: keluhan selama hamil, peningkatan BB,suhu, nadi,
pernapasan, peningkatan tekanan darah, keadaan gizi akibat mual
dan keluhan lain.
3. Kaji Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT), Taksiran Persalinan,
Riwayat ANC meliputi :
1. Trimester Pertama
Kaji keluhan serta berat badan klien ketika hamil, kaji
frekuensi, kaji tempat pelayanan, frekuensi, perawatan serta
pengobatan yang didapat.
2. Trimester Kedua :
Kaji keluhan serta peningkatan Berat Badan klien, kaji tempat
pelayanan, frekuensi, imunisasi TT, perawatan serta
pengobatan yang didapat.
3. Trimester Ketiga :
Kaji keluhan serta peningkatan Berat Badan klien, kaji tempat
pelayanan, frekuensi, perawatan serta pengobatan yang didapat.
b. Persalinan Sekarang
g) Riwayat KB
Kaji penggunaan KB atau alat kontrasepsi, kaji jenis kontrasepsi,
waktu penggunaan, keluhan, waktu klien berhenti serta alasan, dan
rencana penggunaan.
10
4. Pola aktivitas Sehari-hari
3 Eliminasi
11
a.BAK
-Frekuensi ...x...Jam ...x...Jam
-Jumlah ...cc ...cc
-Warna ... ...
-Bau ... ...
-Kesulitan ... ...
b.BAB
-Frekuensi ...x ...x
-Konsistensi ... ...
-Warna ... ...
-Bau ... ...
-Kesulitan ... ...
4 Personal Hygine
a.Mandi
-Frekuensi ...x/...hari ...x/...hari
-Sabun ... ...
-Gosok gigi ... ...
b.Berpakaian
-Ganti pakaian ...x/...hari ...x/...hari
5 Mobilitas dan Aktivitas
-Aktivitas ... ...
-Kesulitan ... ...
b. Tanda-tanda vital :
a) Tekanan darah
12
Tekanan darah terjadi penurunan(hipotensi), Normal tekanan darah
120/80 - 140/90 mmHg
b) Nadi
Denyut nadi akan meningkat cepat karena nyeri, biasanya terjadi
hipovolemia yang semakin berat. Normal nadi 60-90 kali per menit.
c) Respirasi
Bila suhu dan nadi tidak normal, pernafasan juga menjadi tidak normal.
Normal Respirasi 16-24 kali per menit
d) Suhu
Suhu biasanya meningkat sampai 38°C. Setelah satu hari suhu akan
kembali normal (36°C – 37°C), terjadi penurunan akibat hipovolemia
2. Sirkulasi
Rembesan kontinu atau perdarahan tiba-tiba. Dapat tampak pucat, anemik.
3. Ketidaknyamanan
Nyeri tekan uterus (fragmen-fragmen plasenta tertahan)ketidaknyamanan
vagina/pelvis, sakit punggung (hematoma).
4. Seksualitas
Tinggi fundus atau bawah uterus gagal kembali pada ukuran dan fungsi
kehamilan (Subinvorusi)leukorea mungkin ada terus terlepasnya jaringan.
A. Sistem Pernafasan
Kaji warna kulit hidung dan dada, bentuk hidung simetris atau tidak, kaji
adanya pernafasan cuping hidung, kaji bentuk dada klien simetris atau tidak,
kaji adanya penggunaan otot bantu nafas yang abnormal, kaji adanya nyeri
tekan pada daerah dada. Kaji adanya suara abnormal pada dada ketika di
perkusi. kaji adanya suara nafas tambahan yang abnormal.
B. Kardiovaskuler
Kaji adanya sianosis, conjungtiva anemis atau tidak, CRT, edema, kaji
adanya suara abnormal pada jantung ketika di perkusi, kaji adanya suara
tambahan abnormal pada jantung.
C. Sistem pencernaan
13
Kaji warna dan bentuk abdomen, kaji nyeri tekan pada abdomen, kaji
suara abdomen ketika di perkusi, kaji peristaltik usus, kaji konstipasi,
hemoroid.
D. Sistem Reproduksi
1) Payudara
Kaji warna payudara, warna areola, bentuk dan ukuran payudara,
pembesaran payudara, kaji bentuk puting susu klien apabila terdapat:
fisura, nyeri, inversi (masuknya puting), kaji adanya benjolan/massa pada
payudara, nyeri, dan kaji pengeluaran ASI.
2) Uterus
Kaji afterpain, tinggi fundus uterus, posisi, konsistensi, dan kontraksi
uterus. Secara berangsur-angsur, kondisi uterus akan membaik dengan
pengecilan ukuran (involusi) dari uterus itu sendiri. Adapun tinggi fundus
uteri (TFU) post partum menurut masa involusi :
Berat Diameter bekas
Involusi TFU Uterus melekat Keadaan
(gr) plasenta serviks
Bayi Lahir Setinggi pusat 1000
Uri Lahir 2 jari dibawah 750 12,5 Lembek
pusat
Satu Minggu Pertengahan 500 7,5 Beberapa hari
pusat sympisis setelah post
Dua Minggu Tak teraba 350 3-4
partum dapat
diatas sympsis
dilalui 2 jari
Enam Minggu Bertambah 50-60 1-2
akhir minggu
kecil
Delapan Sebesar 30 pertama dapat
Minggu normal di masuki 1
jari
(Dewi dan Sunarsih,2011)
14
(Mamas,2011)
3) Vagina dan Perineum
1. Kaji keadaan vagina meliputi integritas kulit, dan edema.
2. Kaji tanda REEDA pada klien dengan luka perineum :
- R : Redness (Kemerahan) : ya / tidak
- E : Edema (Pembengkakan) : ya / tidak
- E : Echimosis (Bercak biru atau ungu) : ya / tidak
- D : Discharge (Pengeluaran cairan) : serum / pus / darah / tidak ada
- A : Approximate (Jahitan menyatu dengan kulit) : baik / tidak
4) Lochea
Kaji warna, jenis, jumlah, konsistensi, bau, dan adanya bekuan darah.
Lochea adalah pengeluaran darah dari uterus setelah melahirkan, terdapat
3 jenis :
1. Lochea Rubra : keluaran darah berwarna merah pekat, terjadi pada 2-3
hari pertama setelah melahirkan.
2. Lochea Serosa : keluaran darah berwarna merah muda hingga
kecokelatan, terjadi dari 3-10 hari setelah melahirkan.
3. Lochea Alba : keluaran darah berwarna kekuningan sampai hampir
tidak berwarna, terjadi dari 10 hari sampai 3 minggu setelah kelahiran.
E. Sistem Perkemihan
Kaji bentuk uretra, karakteristik urine, kaji keluhan ketika berkemih serta
gangguan kandung kemih dengan mengukur pengeluaran urin selama 24
jam pertama setelah melahirkan.
F. Sistem Endokrin
Kaji kadar proklatin, terjadi meningkat selama kehamilan. Setelah
melahiran prolakting menurun mencapai kadar sebelum hamil pada wanita
yang tidak menyusui selama 2 minggu. Kaji diaforesis terjadi pada minggu
15
pertama postpartum karena kadar estrogen menurun. Berkeringat banyak
pada malam hari, untuk membuang cairan dalam tubuh karena
peningkatan cairan yang terakumulasi selama kehamilan.
G. Sistem Integumen
Kaji kloasma, hiperpigmentasi areola, linea nigra, striae, dan spider navi.
H. Sistem Musculoskeletal
a) Kaji diastasis rectus abdominis.
16
pada pembuluh darah vena disertai pembentukan pembekuan darah
(thrombus).
Cara pemeriksaan tanda homan adalah memposisikan klien
terlentang dengan tungkai ekstensi, kemudian berikan klien posisi
dorsofleksi dan tanyakan adanya nyeri pada betis, jika nyeri maka
tanda homan positif.
I. Adaptasi Psikologis
Kaji adaptasi psikologis meliputi :
a) Tanda dan gejala kesedihan postpartum (Postpartum “blues”),
seperti menangis, putus asa, kehilangan selera makan, konsentrasi
buruk, sulit tidur, dan cemas.
b) Evaluasi integrasi bayi baru lahir dengan keluarga klien.
c) Observasi interaksi klien dan anggota keluarga klien dengan bayi
baru lahir.
d) Evaluasi status nutrisi, meliputi kemampuan mengunyah dan
menelan makanan serta keadekuatan cairan dan diet untuk
mendukung involusi dan laktasi.
e) Evaluasi tingkat pengetahuan klien tentang pemberian ASI pada
bayi baru lahir.
5. Data Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
17
Peningkatan PT , aPTT dan INR (International Normalized Ratio)
dapat menunjukkan adanya kelainan pembekuan darah atau
koagulopati.
c) Fibrinogen Level :
Kadar fibrinogen sering meningkat sehingga 300-600 mg/dl pada
kehamilan. Nilai normal atau kadar yang rendah memungkinkan
sesuatu koagulopati.
d) Pemeriksaan Elektrolit :
Memeriksa apakah ada gangguan pada elektrolit seperti
hipokalsemia, hipokalemia, dan hipomagnesemia. Pemeriksaan
diperlukan sebagai dasar untuk membandingkan antara sebelum dan
setelah dilakukan resusitasi cairan atau resusitasi darah.
e) BUN/Kreatinin :
Pemeriksaan ini dapat membantu untuk mengidentifikasi apakah
ada kegagalan pada ginjal sebagai suatu komplikasi syok. Jika nilai
BUN meningkat selama atau setelah resusitasi cairan, pertimbangkan
suatu hemolisis yang terjadi dari komplikasi.
2. Pemeriksaan Radiologi.
a) Ultrasonografi
Secara umum, ultrasonografi pelvik (transabdominal/transvaginal)
sangat membantu untuk melihat adanya sisaplasenta yang besar,
hematoma, atau abnormalitas intrauterin yang lainnya. Sisa plasenta
dan hematoma dapat terlihat identik, namun dapat dibedakan antara
satu lainnya dengan menggunakan Doppler USG di mana hematoma
tampak avaskule sedangkan pada sisa plasenta dapat terlihat adanya
aliran darah persisten dari uterus. Pemeriksaan abdominal FAST
(focused assessment with sonography in trauma) dapat membantu
mengidentifikasi cairan dalam peritoneal yang dapat disebabkan oleh
perdarahan.
b) CT-Scan
18
Memperlihatkan gambaran detail terhadap hematoma pelvis, luka
persalinan sectio Caesarea, dan sisa plasenta.
III. Analisis Data
DO : Prosedur invasif
1. Klien tampak meringis
dan gelisah Terputus nya
2. Tekanan darah Kontinuitas jaringan
meningkat
3. Terjadi peningkatan Nyeri
nadi
19
Nyeri akut
Risiko infeksi
V. Intervensi Keperawatan
20
berhubungan Setelah cairan. menjadi dasar
dengan dilakukan asuhan rencana askep
kehilangan keperawatan dan evaluasi
volume secara selama 3x24 jam intervensi.
aktif akibat diharapkan klien 2. Timbang berat 2. Penurunan berat
perdarahan. dapat memenuhi badan setiap badan dapat
kebutuhan cairan hari. terjadi karena
dan pendarahan muntah
dapat teratasi. berlebihan
3. Lakukan 3. Mencegah
Tujuan jangka pemberi cairan kekurangan
pendek : intravena yang cairan dan
Setelah terdiri dari memperbaiki
dilakukan asuhan glukosa, keseimbangan
keperawatan elektrolit dan asam basa.
selama 1x24 jam vitamin.
diharapkan klien 4. Anjurkan ke 4. Pemberian
dapat memenuhi klien untuk cairan sesuai
kebutuhan cairan mengkonsumsi dengan toleransi
dan pendarahan cairan peroral klien.
dapat terpenuhi. dengan
perlahan.
Kriteria hasil:
5. Mengganti
1. Klien tampak 5. Kolaborasi
darah yang
tidak terlihat untuk
hilang akibat
lemah pemberian
proses penyakit.
2. Tekanan darah transfusi
klien normal darah.
120/80-
140/90 mmHg
3. Denyut nadi
21
klien normal
60-90 kali per
menit.
4. Volume urin
normal
5. Membran
mukosa
lembab
Kriteria hasil:
3. Aromaterapi
1. Klien tidak 3. Lakukan
akan merangsang
mengeluh pemberian
22
nyeri. non- hipotalamus
2. Klien farmakologi untuk
tampak aromaterapi memproduksi
nyaman serotonin yang
3. Skala nyeri dapat
berkurang 1 meningkatkan
(0-10) kenyamanan.
23
diharapkan luka 3. Kaji 3. Pengeluaran
bersih, tidak pengeluaran lochea secara
terjadi lochea : abnormal dapat
kemerahan, dan jenis, warna, menunjukkan
edema. bau, dan adanya infeksi.
jumlah.
kriteria hasil :
1. Tidak terjadi 4. Edukasi 4. Pengetahuan
kemerahan, pencegahan tentang
edema, dan Infeksi pencegahan
terdapat infeksi dapat
jahitan pada meminimalisir
perineum. terjadinya
2. Tidak terjadi infeksi.
leukopenia
5. Anjurkan 5. Kebersihan
pembersihan perineum yang
perineum tetap terjaga
yang benar dapat mencegah
setelah terjadinya
berkemih, infeksi.
defekasi, dan
mengganti
balutan
setiap hari.
6. Pertahankan 6. Membantu
kebiasaan mencegah
mencuci kontaminasi
tangan untuk silang.
perawat, ibu,
dan
24
pengunjung.
VI. Implementasi
Implementasi adalah melaksanakan strategi dan kegiatan sesuai
dengan rencana keperawatan. Dalam melaksanakan implementasi seorang
perawat harus mempunyai kemampuan kognitif. Proses implementasi
mencakup pengkajian ulang kondisi klien. Memvalidasi rencana
keperawatan yang telah disusun, menentukan kebutuhan yang tepat untuk
memerikan bantuan, melaksanakan strategi keperawatan dan
mengkomunikasikan kegiatan baik dalam bentuk lisan maupun tulisan .Di
dalam melaksanakan asuhan keperawatan, khususnya pada klien post
partum dengan komplikasi pendarahan. Dalam memberikan asuhan
keperawatan, perawat harus mampu bekerja sama dengan klien, keluarga
serta anggota tim kesehatan yang terkait, sehingga asuhan keperawatan
yang diberikan dapat optimal dan komprehensif.
VII. Evaluasi
25
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
26
Perdarahan postpartum adalah perdarahan lebih dari 500cc yang terjadi
setelah bayi lahir pervaginam atau lebih dari 1000 ml setelah persalinan
abdominal. Adapun penyebab terjadinya perdarahan postpartum antara lain :
atonia uteri, luka jalan lahir, retensio plasenta, dan gangguan pembekuan darah.
Perdarahan postpartum ini dapat diklasifikasikan secara klinis yaitu perdarahan
postpartum primer dan perdarahan postpartum sekunder. Untuk tindakan
pencegahannya tidak saja dilakukan sewaktu bersalin, namun sudah dimulai
sejak wanita hamil dengan antenatal care yang baik. Pengawasan antenatal
memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan secara dini,
sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam
pertolongan persalinannya. Komplikasi perdarahan postpartum primer yang
paling berat yaitu syok.
B. Saran
Untuk Mahasiswa :
Diharapkan mahasiswa mampu menambah pengetahuan dan dapat
memahami mengenai konsep dasar mengenai pengertian, etiologi,
patofisiologi, manifestasi klinis, klasifikasi, penatalaksanaan, komplikasi dan
asuhan keperawatan pada pasien dengan kasus perdarahan postpartum.
DAFTAR PUSTAKA
27
Pendarahan Postpartum” .Yogyakarta: Journal of Health Studies, Vol. 1
28