Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPARAWATAN PADA NY.

AB DENGAN
PERDARAHAN POST PARTUM
DI RUANG TERATAI RSUD Hj. ANNA LASMANAH
BANJARNEGARA

DISUSUN OLEH :

NUNING ASRIATUN 2021020189

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN REGULER B 17


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG
TAHUN 2021/2022
BAB I
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Perdarahan Post Partum

I. Definisi Perdarahan Post Partum


Perdarahan postpartum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml selama 24 jam setelah
anak lahir. Termasuk perdarahan karena retensio plasenta. Perdarahan post partum
adalah perdarahan dalam kala IV lebih dari 500-600 cc dalam 24 jam setelah anak dan
plasenta lahir (Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH, 1998).
Haemoragic Post Partum (HPP) adalah hilangnya darah lebih dari 500 ml dalam 24
jam pertama setelah lahirnya bayi (Williams, 1998)
HPP biasanya kehilangan darah lebih dari 500 ml selama atau setelah
kelahiran(Marylin E Dongoes, 2001).

Perdarahan Post partum diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:


- Early Postpartum : Terjadi 24 jam pertama setelah bayi lahir
- Late Postpartum : Terjadi lebih dari 24 jam pertama setelah bayi lahir

Tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan dengan komplikasi
perdarahan post partum :

1. Menghentikan perdarahan.
2. Mencegah timbulnya syok.
3. Mengganti darah yang hilang.

Frekuensi perdarahan post partum 4/5-15 % dari seluruh persalinan. Berdasarkan


penyebabnya :
1. Atoni uteri (50-60%).
2. Retensio plasenta (16-17%).
3. Sisa plasenta (23-24%).
4. Laserasi jalan lahir (4-5%).
5. Kelainan darah (0,5-0,8%).

II. Etiologi
Penyebab umum perdarahan postpartum adalah:
1. Atonia Uteri
2. Retensi Plasenta
3. Sisa Plasenta dan selaput ketuban
- Pelekatan yang abnormal (plasaenta akreta dan perkreta)
- Tidak ada kelainan perlekatan (plasenta seccenturia)
4. Trauma jalan lahir
a. Episiotomi yang lebar
b. Lacerasi perineum, vagina, serviks, forniks dan rahim
c. Rupture uteri

5. Penyakit darah
Kelainan pembekuan darah misalnya afibrinogenemia /hipofibrinogenemia.
Tanda yang sering dijumpai :
- Perdarahan yang banyak.
- Solusio plasenta.
- Kematian janin yang lama dalam kandungan.
- Pre eklampsia dan eklampsia.
- Infeksi, hepatitis dan syok septik.

6. Hematoma
7. Inversi Uterus
8. Subinvolusi Uterus

Hal-hal yang dicurigai akan menimbulkan perdarahan pasca persalinan. Yaitu;


· Riwayat persalinan yang kurang baik, misalnya:
1. Riwayat perdarahan pada persalinan yang terdahulu.
2. Grande multipara (lebih dari empat anak).
3. Jarak kehamilan yang dekat (kurang dari dua tahun).
4. Bekas operasi Caesar.
5. Pernah abortus (keguguran) sebelumnya.
· Hasil pemeriksaan waktu bersalin, misalnya:
1. Persalinan/kala II yang terlalu cepat, sebagai contoh setelah ekstraksi vakum, forsep.
2. Uterus terlalu teregang, misalnya pada hidramnion, kehamilan kembar, anak besar.
3. Uterus yang kelelahan, persalinan lama.
4. Uterus yang lembek akibat narkosa.
5. Inversi uteri primer dan sekunder.

III. Manifestasi Klinis


Gejala Klinis umum yang terjadic adalah kehilangan darah dalam jumlah yang banyak
(> 500 ml), nadi lemah, pucat, lochea berwarna merah, haus, pusing, gelisah, letih, dan
dapat terjadi syok hipovolemik, tekanan darah rendah, ekstremitas dingin, mual.
Gejala Klinis berdasarkan penyebab:

a. Atonia Uteri:
Gejala yang selalu ada: Uterus tidak berkontraksi dan lembek dan perdarahan segera
setelah anak lahir (perarahan postpartum primer)
Gejala yang kadang-kadang timbul: Syok (tekanan darah rendah, denyut nadi cepat dan
kecil, ekstremitas dingin, gelisah, mual dan lain-lain)
b. Robekan jalan lahir
Gejala yang selalu ada: perdarahan segera, darah segar mengalir segera setelah bayi lahir,
kontraksi uteru baik, plasenta baik.
Gejala yang kadang-kadang timbul: pucat, lemah, menggigil.

c. Retensio plasenta
Gejala yang selalu ada: plasenta belum lahir setelah 30 menit, perdarahan segera,
kontraksi uterus baik
Gejala yang kadang-kadang timbul: tali pusat putus akibat traksi berlebihan, inversi uteri
akibat tarikan, perdarahan lanjutan

d. Tertinggalnya plasenta (sisa plasenta)


Gejala yang selalu ada : plasenta atau sebagian selaput (mengandung pembuluh darah )
tidak lengkap dan perdarahan segera
Gejala yang kadang-kadang timbul: Uterus berkontraksi baik tetapi tinggi fundus tidak
berkurang.

e. Inversio uterus
Gejala yang selalu ada: uterus tidak teraba, lumen vagina terisi massa, tampak tali pusat
(jika plasenta belum lahir), perdarahan segera, dan nyeri sedikit atau berat.
Gejala yang kadang-kadang timbul: Syok neurogenik dan pucat

IV. Patofisiologi
Dalam persalinan pembuluh darah yang ada di uterus melebar untuk meningkatkan
sirkulasi ke sana, atoni uteri dan subinvolusi uterus menyebabkan kontraksi uterus
menurun sehingga pembuluh darah-pembuluh darah yang melebar tadi tidak menutup
sempurna sehingga perdarahan terjadi terus menerus. Trauma jalan lahir seperti epiostomi
yang lebar, laserasi perineum, dan rupture uteri juga menyebabkan perdarahan karena
terbukanya pembuluh darah, penyakit darah pada ibu; misalnya afibrinogemia atau
hipofibrinogemia karena tidak ada atau kurangnya fibrin untuk membantu proses
pembekuan darah juga merupakan penyebab dari perdarahan postpartum. Perdarahan
yang sulit dihentikan bisa mendorong pada keadaan shock hemoragik.

Perbedaan perdarahan pasca persalinan karena atonia uteri dan robekan jalan lahir adalah:
· Atonia uteri (sebelum/sesudah plasenta lahir).
1. Kontraksi uterus lembek, lemah, dan membesar (fundus uteri masih tinggi.
2. Perdarahan terjadi beberapa menit setelah anak lahir.
3. Bila kontraksi lemah, setelah masase atau pemberian uterotonika, kontraksi yang
lemah
tersebut menjadi kuat.

· Robekan jalan lahir (robekan jaringan lunak).


1. Kontraksi uterus kuat, keras dan mengecil.
2. Perdarahan terjadi langsung setelah anak lahir. Perdarahan ini terus-menerus.
Penanganannya, ambil spekulum dan cari robekan.
3. Setelah dilakukan masase atau pemberian uterotonika langsung uterus mengeras tapi
perdarahan tidak berkurang.

Perdarahan Postpartum akibat Atonia Uteri


Perdarahan postpartum dapat terjadi karena terlepasnya sebagian plasenta dari rahim dan
sebagian lagi belum; karena perlukaan pada jalan lahir atau karena atonia uteri. Atoni
uteri merupakan sebab terpenting perdarahan postpartum.
Atonia uteri dapat terjadi karena proses persalinan yang lama; pembesaran rahim yang
berlebihan pada waktu hamil seperti pada hamil kembar atau janin besar; persalinan yang
sering (multiparitas) atau anestesi yang dalam. Atonia uteri juga dapat terjadi bila ada
usaha mengeluarkan plasenta dengan memijat dan mendorong rahim ke bawah sementara
plasenta belum lepas dari rahim.
Perdarahan yang banyak dalam waktu pendek dapat segera diketahui. Tapi bila
perdarahan sedikit dalam waktu lama tanpa disadari penderita telah kehilangan banyak
darah sebelum tampak pucat dan gejala lainnya. Pada perdarahan karena atonia uteri,
rahim membesar dan lembek.

Terapi terbaik adalah pencegahan. Anemia pada kehamilan harus diobati karena
perdarahan yang normal pun dapat membahayakan seorang ibu yang telah mengalami
anemia. Bila sebelumnya pernah mengalami perdarahan postpartum, persalinan
berikutnya harus di rumah sakit. Pada persalinan yang lama diupayakan agar jangan
sampai terlalu lelah. Rahim jangan dipijat dan didorong ke bawah sebelum plasenta lepas
dari dinding rahim.

Pada perdarahan yang timbul setelah janin lahir dilakukan upaya penghentian perdarahan
secepat mungkin dan mengangatasi akibat perdarahan. Pada perdarahan yang disebabkan
atonia uteri dilakukan massage rahim dan suntikan ergometrin ke dalam pembuluh balik.
Bila tidak memberi hasil yang diharapkan dalam waktu singkat, dilakukan kompresi
bimanual pada rahim, bila perlu dilakukan tamponade utero vaginal, yaitu dimasukkan
tampon kasa kedalam rahim sampai rongga rahim terisi penuh. Pada perdarahan
postpartum ada kemungkinann dilakukan pengikatan pembuluh nadi yang mensuplai
darah ke rahim atau pengangkatan rahim.
Gambar 1. Perdarahan Postpartum Akibat Atonia Uteri

Adapun Faktor predisposisi terjadinya atonia uteri : Umur, Paritas, Partus lama dan partus
terlantar, Obstetri operatif dan narkosa, Uterus terlalu regang dan besar misalnya pada
gemelli, hidramnion atau janin besar, Kelainan pada uterus seperti mioma uterii, uterus
couvelair pada solusio plasenta, Faktor sosio ekonomi yaitu malnutrisi.

Perdarahan Pospartum akibat Retensio Plasenta

Retensio plasenta adalah keadaan dimana plasenta belum lahir selama 1 jam setelah bayi
lahir.
Penyebab retensio plasenta :
1. Plasenta belum terlepas dari dinding rahim karena melekat dan tumbuh lebih
dalam. Menurut tingkat perlekatannya :
a. Plasenta adhesiva : plasenta yang melekat pada desidua endometrium lebih
dalam.
b. Plasenta inkreta : vili khorialis tumbuh lebih dalam dan menembus desidua
endometrium sampai ke miometrium.
c. Plasenta akreta : vili khorialis tumbuh menembus miometrium sampai ke
serosa.
d. Plasenta perkreta : vili khorialis tumbuh menembus serosa atau peritoneum
dinding rahim.

2. Plasenta sudah terlepas dari dinding rahim namun belum keluar karena atoni
uteri atau adanya lingkaran konstriksi pada bagian bawah rahim (akibat
kesalahan penanganan kala III) yang akan menghalangi plasenta keluar
(plasenta inkarserata).

Bila plasenta belum lepas sama sekali tidak akan terjadi perdarahan tetapi bila sebagian
plasenta sudah lepas maka akan terjadi perdarahan. Ini merupakan indikasi untuk segera
mengeluarkannya.

Plasenta mungkin pula tidak keluar karena kandung kemih atau rektum penuh. Oleh
karena itu keduanya harus dikosongkan.

Perdarahan Postpartum akibat Subinvolusi

Subinvolusi adalah kegagalan uterus untuk mengikuti pola normal involusi, dan keadaan
ini merupakan salah satu dari penyebab terumum perdarahan pascapartum. Biasanya
tanda dan gejala subinvolusi tidak tampak, sampai kira-kira 4 hingga 6 minggu
pascapartum. Fundus uteri letaknya tetap tinggi di dalam abdomen/ pelvis dari yang
diperkirakan. Keluaran lokia seringkali gagal berubah dari bentuk rubra ke bntuk serosa,
lalu ke bentuk lokia alba. Lokia bisa tetap dalam bentuk rubra, atau kembali ke bentuk
rubra dalam beberapa hari pacapartum. Lokia yang tetap bertahan dalam bentuk rubra
selama lebih dari 2 minggu pascapatum sangatlah perlu dicurigai terjadi kasus
subinvolusi. Jumlah lokia bisa lebih banyak dari pada yang diperkirakan. Leukore, sakit
punggung, dan lokia berbau menyengat, bisa terjadi jika ada infeksi. Ibu bisa juga
memiliki riwayat perdarahan yang tidak teratur, atau perdarahan yang berlebihan setelah
kelahiran.

Perdarahan Postpartum akibat Inversio Uteri

Inversio Uteri adalah keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau seluruhnya
masuk ke dalam kavum uteri. Uterus dikatakan mengalami inverse jika bagian dalam
menjadi di luar saat melahirkan plasenta. Reposisi sebaiknya segera dilakukan dengan
berjalannya waktu, lingkaran konstriksi sekitar uterus yang terinversi akan mengecil dan
uterus akan terisi darah.
Pembagian inversio uteri :
1. Inversio uteri ringan : Fundus uteri terbalik menonjol ke dalam kavum uteri namun
belum keluar dari ruang rongga rahim.
2. Inversio uteri sedang : Terbalik dan sudah masuk ke dalam vagina.
3. Inversio uteri berat : Uterus dan vagina semuanya terbalik dan sebagian sudah keluar
vagina.

Penyebab inversio uteri :


1. Spontan : grande multipara, atoni uteri, kelemahan alat kandungan, tekanan
intra abdominal yang tinggi (mengejan dan batuk).
2. Tindakan : cara Crade yang berlebihan, tarikan tali pusat, manual plasenta
yang dipaksakan, perlekatan plasenta pada dinding rahim.

Faktor-faktor yang memudahkan terjadinya inversio uteri :


1. Uterus yang lembek, lemah, tipis dindingnya.
2. Tarikan tali pusat yang berlebihan.

Frekuensi inversio uteri : angka kejadian 1 : 20.000 persalinan.


Gejala klinis inversio uteri :
- Dijumpai pada kala III atau post partum dengan gejala nyeri yang hebat, perdarahan
yang banyak sampai syok. Apalagbila plasenta masih melekat dan sebagian sudah ada
yang terlepas dan dapat terjadi strangulasi dan nekrosis.
- Pemeriksaan dalam :
1. Bila masih inkomplit maka pada daerah simfisis uterus teraba fundus uteri cekung ke
dalam.
2. Bila komplit, di atas simfisis uterus teraba kosong dan dalam vagina teraba tumor
lunak.
3. Kavum uteri sudah tidak ada (terbalik).

Perdarahan Postpartum Akibat Hematoma

Hematoma terjadi karena kompresi yang kuat disepanjang traktus genitalia, dan tampak
sebagai warna ungu pada mukosa vagina atau perineum yang ekimotik. Hematoma yang
kecil diatasi dengan es, analgesic dan pemantauan yang terus menerus. Biasanya
hematoma ini dapat diserap kembali secara alami.

Perdarahan Postpartum akibat Laserasi /Robekan Jalan Lahir

Robekan jalan lahir merupakan penyebab kedua tersering dari perdarahan postpartum.
Robekan dapat terjadi bersamaan dengan atonia uteri. Perdarahan postpartum dengan
uterus yang berkontraksi baik biasanya disebabkan oleh robelan servik atau vagina.
- Robekan Serviks
Persalinan Selalu mengakibatkan robekan serviks sehingga servik seorang multipara
berbeda dari yang belum pernah melahirkan pervaginam. Robekan servik yang luas
menimbulkan perdarahan dan dapat menjalar ke segmen bawah uterus. Apabila terjadi
perdarahan yang tidak berhenti, meskipun plasenta sudah lahir lengkap dan uterus sudah
berkontraksi dengan baik, perlu dipikirkan perlukaan jalan lahir, khususnya robekan
servik uteri

- Robekan Vagina
Perlukaan vagina yang tidak berhubungan dengan luka perineum tidak sering dijumpai.
Mungkin ditemukan setelah persalinan biasa, tetapi lebih sering terjadi sebagai akibat
ekstraksi dengan cunam, terlebih apabila kepala janin harus diputar. Robekan terdapat
pada dinding lateral dan baru terlihat pada pemeriksaan speculum.

- Robekan Perineum
Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga
pada persalinan berikutnya. Robekan perineum umumnya terjadi digaris tengah dan bisa
menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil
daripada biasa, kepala janin melewati pintu panggul bawah dengan ukuran yang lebih
besar daripada sirkum ferensia suboksipito bregmatika

Laserasi pada traktus genitalia sebaiknya dicurigai, ketika terjadi perdarahan yang
berlangsung lama yang menyertai kontraksi uterus yang kuat.

V. Pemeriksaan Penunjang
a. Golongan darah : menentukan Rh, ABO dan percocokan silang
b. Jumlah darah lengkap : menunjukkan penurunan Hb/Ht dan peningkatan jumlah sel
darah putuih (SDP). (Hb saat tidak hamil:12-16gr/dl, saat hamil: 10-14gr/dl. Ht saat tidak
hamil:37%-47%, saat hamil:32%-42%. Total SDP saat tidak hamil 4.500-10.000/mm3.
saat hamil 5.000-15.000)
c. Kultur uterus dan vagina : mengesampingkan infeksi pasca partum
d. Urinalisis : memastikan kerusakan kandung kemih
e. Profil koagulasi : peningkatan degradasi, kadar produk fibrin/produk split fibrin
(FDP/FSP), penurunan kadar fibrinogen : masa tromboplastin partial diaktivasi, masa
tromboplastin partial (APT/PTT), masa protrombin memanjang pada KID
Sonografi : menentukan adanya jaringan plasenta yang tertahan

VI. Terapi
Dengan adanya perdarahan yang keluar pada kala III, bila tidak berkontraksi dengan kuat,
uterus harus diurut :
· Pijat dengan lembut boggi uterus, sambil menyokong segmen uterus bagian bawah
untuk menstimulasi kontraksi dan kekuatan penggumpalan. Waspada terhadap kekuatan
pemijatan. Pemijatan yang kuat dapat meletihkan uterus, mengakibatkan atonia uteri yang
dapat menyebabkan nyeri. Lakukan dengan lembut. Perdarahan yang signifikan dapat
terjadi karena penyebab lain selain atoni uteri.

· Dorongan pada plasenta diupayakan dengan tekanan manual pada fundus uteri. Bila
perdarahan berlanjut pengeluaran plasenta secara manual harus dilakukan.

· Pantau tipe dan jumlah perdarahan serta konsistensi uterus yang menyertai selama
berlangsungnya hal tersebut. Waspada terhadap darah yang berwarna merah dan uterus
yang relaksasi yang berindikasi atoni uteri atau fragmen plasenta yang tertahan.
Perdarahan vagina berwarna merah terang dan kontra indikasi uterus, mengindikasikan
perdarahan akibat adanya laserasi.

· Berikan kompres es salama jam pertama setelah kelahiran pada ibu yang beresiko
mengalami hematoma vagina. Jika hematoma terbentuk, gunakan rendam duduk setelah
12 jam.

· Pertahankan pemberian cairan IV dan mulai cairan IV kedua dengan ukuran jarum 18,
untuk pemberian produk darah, jika diperlukan. Kirim contoh darah untuk penentuan
golongan dan pemeriksaan silang, jika pemeriksaan ini belum dilakukan diruang
persalinan.

· Pemberian 20 unit oksitodin dalam 1000 ml larutan RL atau saline normal, terbukti
efektif bila diberikan infus intra vena + 10 ml/mnt bersama dengan mengurut uterus
secara efektif
· Bila cara diatas tidak efektif, ergonovine 0,2 mg yang diberikan secara IV, dapat
merangsang uterus untuk berkontraksi dan berelaksasi dengan baik, untuk mengatasi
perdarahan dari tempat implantasi plasenta.

· Pantau asupan dan haluaran cairan setiap jam. Pada awalnya masukan kateter foley
untuk memastikan keakuratan perhitungan haluaran.
· Berikan oksigen malalui masker atau nasal kanula. Dengan laju 7-10 L/menit bila
terdapat tanda kegawatan pernafasan.

Terapi Perdarahan Postpartum karena Atonia


Bila terjadi perdarahan sebelum plasenta lahir (Retensia plasenta), ibu harus segera minta
pertolongan dokter rumah sakit terdekat. Untuk daerah terpencil dimana terdapat bidan,
maka bidan dapat melakukan tindakan dengan urutan sebagai berikut:

· Pasang infus.
· Pemberian uterotonika intravena tiga hingga lima unit oksitosina atau ergometrin 0,5 cc
hingga 1 cc.
· Kosongkan kandung kemih dan lakukan masase ringan di uterus.
· Keluarkan plasenta dengan perasat Crede, bila gagal, lanjutkan dengan;
· Plasenta manual (seyogyanya di rumah sakit).
· Periksa apakah masih ada plasenta yang tertinggal. Bila masih berdarah;
· Dalam keadaan darurat dapat dilakukan penekanan pada fundus uteri atau kompresi
aorta.
Bila perdarahan terjadi setelah plasenta lahir, dapat dilakukan:
· Pemberian uterotonika intravena.
· Kosongkan kandung kemih.
· Menekan uterus-perasat Crede.

· Tahan fundus uteri/(fundus steun) atau kompresi aorta.


Tentu saja, urutan di atas dapat dilakukan jika fasilitas dan kemampuan penolong
memungkinkan. Bila tidak, rujuk ke rumah sakit yang mampu melakukan operasi
histerektomi, dengan terlebih dahulu memberikan uterotonika intravena serta infus cairan
sebagai pertolongan pertama.

Perdarahan postpartum akibat laserasi/ Robekan Jalan Lahir


Perdarahan pasca persalinan yang terjadi pada kontraksi uterus yang kuat, keras, bisa
terjadi akibat adanya robekan jalan lahir (periksa dengan spekulum dan lampu
penerangan yang baik-red). Bila sudah dapat dilokalisir dari perdarahannya, jahitlah luka
tersebut dengan menggunakan benang katgut dan jarum bulat.
Untuk robekan yang lokasinya dalam atau sulit dijangkau, berilah tampon pada liang
senggama/vagina dan segera dirujuk dengan terlebih dahulu memasang infus dan
pemberian uterotonika intravena.

VII. Pemeriksaan Fisik

a. Pemeriksaan tanda-tanda vital

1) Suhu badan
Suhu biasanya meningkat sampai 380 C dianggap normal. Setelah satu hari suhu akan
kembali normal (360 C – 370 C), terjadi penurunan akibat hipovolemia
2) Nadi
Denyut nadi akan meningkat cepat karena nyeri, biasanya terjadi hipovolemia yang
semakin berat.

3) Tekanan darah
Tekanan darah biasanya stabil, memperingan hipovolemia

4) Pernafasan
Bila suhu dan nadi tidak normal, pernafasan juga menjadi tidak normal.

b. Pemeriksaan Khusus
Observasi setiap 8 jam untuk mendeteksi adanya tanda-tanda komplikasi dengan
mengevaluasi sistem dalam tubuh. Pengkajian ini meliputi :

1. Nyeri/ketidaknyamanan
Nyeri tekan uterus (fragmen-fragmen plasenta tertahan)
Ketidaknyamanan vagina/pelvis, sakit punggung (hematoma)

2. Sistem vaskuler

 Perdarahan di observasi tiap 2 jam selama 8 jam 1, kemudian tiap 8 jam


berikutnya-
 Tensi diawasi tiap 8 jam
 Apakah ada tanda-tanda trombosis, kaki sakit, bengkak dan merah
 Haemorroid diobservasi tiap 8 jam terhadap besar dan kekenyalan
 Riwayat anemia kronis, konjungtiva anemis/sub anemis, defek koagulasi kongenital,
idiopatik trombositopeni purpura.

3. Sistem Reproduksi
a. Uterus diobservasi tiap 30 menit selama empat hari post partum, kemudian tiap 8
jam selama 3 hari meliputi tinggi fundus uteri dan posisinya serta konsistensinya
b. Lochea diobservasi setiap 8 jam selama 3 hari terhadap warna, banyak dan bau
c. Perineum diobservasi tiap 8 jam untuk melihat tanda-tanda infeksi, luka jahitan
dan apakah ada jahitannya yang lepas
d. Vulva dilihat apakah ada edema atau tidak
e. Payudara dilihat kondisi areola, konsistensi dan kolostrum
f. Tinggi fundus atau badan terus gagal kembali pada ukuran dan fungsi sebelum
kehamilan (sub involusi)

4. Traktus urinarius
Diobservasi tiap 2 jam selama 2 hari pertama. Meliputi miksi lancar atau tidak,
spontan dan lain-lain

5. Traktur gastro intestinal


Observasi terhadap nafsu makan dan obstipasi
6. Integritas Ego : Mungkin cemas, ketakutan dan khawatir

VIII. ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dari proses keperawatan. Pengkajian yang benar dan
terarah akan mempermudah dalam merencanakan tinfakan dan evaluasi dari tidakan yang
dilakasanakan. Pengkajian dilakukan secara sistematis, berisikan informasi subjektif dan
objektif dari klien yang diperoleh dari wawancara dan pemeriksaan fisik.

Pengkajian terhadap klien post meliputi :


- Identitas klien
Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, medical record dan
lain – lain

- Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan dahulu
riwayat penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal kronik, hemofilia, riwayat pre
eklampsia, trauma jalan lahir, kegagalan kompresi pembuluh darah, tempat implantasi
plasenta, retensi sisa plasenta.

2. Riwayat kesehatan sekarang


Keluhan yang dirasakan saat ini yaitu: kehilangan darah dalam jumlah banyak (>500ml),
Nadi lemah, pucat, lokea berwarna merah, haus, pusing, gelisah, letih, tekanan darah
rendah, ekstremitas dingin, dan mual.

3. Riwayat kesehatan keluarga


Adanya riwayat keluarga yang pernah atau sedang menderita hipertensi, penyakit
jantung, dan pre eklampsia, penyakit keturunan hemopilia dan penyakit menular.

- Riwayat obstetrik

a. Riwayat menstruasi meliputi: Menarche, lamanya siklus, banyaknya, baunya ,


keluhan waktu haid, HPHT
b. Riwayat perkawinan meliputi : Usia kawin, kawin yang keberapa, Usia mulai
hamil
c. Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu

1. Riwayat hamil meliputi: Waktu hamil muda, hamil tua, apakah ada abortus,
retensi plasenta
2. Riwayat persalinan meliputi: Tua kehamilan, cara persalinan, penolong, tempat
bersalin, apakah ada kesulitan dalam persalinan anak lahir atau mati, berat badan
anak waktu lahir, panjang waktu lahir
3. Riwayat nifas meliputi: Keadaan lochea, apakah ada pendarahan, ASI cukup
atau tidak dan kondisi ibu saat nifas, tinggi fundus uteri dan kontraksi
d. Riwayat Kehamilan sekarang
1. Hamil muda, keluhan selama hamil muda
2. Hamil tua, keluhan selama hamil tua, peningkatan berat badan, tinggi badan,
suhu, nadi, pernafasan, peningkatan tekanan darah, keadaan gizi akibat mual,
keluhan lain
3. Riwayat antenatal care meliputi : Dimana tempat pelayanan, beberapa kali,
perawatan serta pengobatannya yang didapat
Pola aktifitas sehari-hari
a. Makan dan minum, meliputi komposisi makanan, frekuensi, baik sebelum
dirawat maupun selama dirawat. Adapun makan dan minum pada masa nifas
harus bermutu dan bergizi, cukup kalori, makanan yang mengandung protein,
banyak cairan, sayur-sayuran dan buah – buahan.
b. Eliminasi, meliputi pola dan defekasi, jumlah warna, konsistensi. Adanya
perubahan pola miksi dan defeksi.
BAB harus ada 3-4 hari post partum sedangkan miksi hendaklah secepatnya
dilakukan sendiri (Rustam Mukthar, 1995 )
c. Istirahat atau tidur meliputi gangguan pola tidur karena perubahan peran dan
melaporkan kelelahan yang berlebihan.
d. Personal hygiene meliputi : Pola atau frekuensi mandi, menggosok gigi,
keramas, baik sebelum dan selama dirawat serta perawatan mengganti balutan
atau duk.

B. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul


1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan vaskuler yang
berlebihan
2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan hipovelemia
3. Ansietas berhungan dengan krisis situasi, ancaman perubahan pada status
kesehatan atau kematian, respon fisiologis
4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan, Stasis
cairan tubuh, penurunan Hb
5. Resiko tinggi terhadap nyeri berhubungan dengan trauma/ distensi jaringan
6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pemajanan atau tidak
mengenal sumber informasi

C. Rencana Keperawatan pada Pasien Perdarahan Postpartum

No Diagnosa Intervensi Rasional


1 Kekurangan volume cairan b.d kehilangan vaskuler berlebihan

DO:
- Hipotensi
- Peningkatan nadi,
- Penurunan volume urin,
- Membran mukosa kering,
- Pelambatan pengisian kapiler
DS:
- Ibu mengatakan urin sedikit
- Ibu mengatakan pusing dan pucat
- Ibu mengatakan kulit kering dan bersisik

Tujuan :
Volume cairan adekuat

Hasil yang diharapkan:


- TTV stabil
- Pengisian kapiler cepat
- Haluaran urine adekuat

Mandiri:
1. Tinjau ulang catatan kehamilan dan persalinan, perhatikan faktor-faktor
penyebab atau memperberat perdarahan seperti laserasi, retensio plasenta, sepsis,
abrupsio plasenta, emboli cairan amnion.

2. Kaji dan catat jumlah, tipe dan sisi perdarahan ; timbang dan hitung pembalut ;
simpan bekuan darah, dan jaringan untuk dievaluasi oleh dokter.

3. Kaji lokasi uterus dan derajat kontraktilitas uterus. Dengan perlahan masase
penonjolan uterus dengan satu tangan sambil menempatakan tangan kedua tepat
diatas simfisis pubis

4. Perhatikan hipotensi / takikardia, perlambatan pengisian kapiler atau sianosis


dasar, kuku, membran mukosa dan bibir.
5. Pantau parameter hemodinamik, seperti tekanan vena sentral atau tekanan bagi
arteri pulmonal, bila ada

6. Pantau masukan aturan puasa saat menentukan status/kebutuhan klien


7. Berikan lingkungan yang tenang dan dukungan psikologis

- Membantu dalam membuat rencana perawatan yang tepat dan untuk


memberikan kesempatan mencegah terjadinya komplikasi

- Perkiraan kehilangan darah, arternal versus vena dan adanya bekuan-bekuan


membantu membuat diagnosa banding dan menentukan kebutuhan penggantian
(catatan : satu gram peningkatan berat pembalut sama dengan kira-kira 1 ml
kehilangan darah)

- Derajat kontraktilitas uterus membantu dalam diagnosa banding. Peningkatan


kontraktilitas miometrium dapat menurunkan kehilangan darah. Penempatan satu
tangan diatas simfisis pubis mencegah kemungkinan inversi uterus selama
messase

- Tanda-tanda ini menunjukkan hipovolemik dan terjadinya syok. Perubahan


pada Tekanan Darah tidak dapat dideteksi sampai volume cairan telah menurun
sampai 30-50%. Sianosis adalah tanda akhir dari hipoksia (rujuk pada DK :
perfusi jaringan, perubahan)

- Memberikan pengukuran lebih langsung dari volume sirkulasi dan kebutuhan


penggantian

- Bermanfaat dalam memperkirakan luas/signifikasi kehilangan cairan. Volume


perfusi/sirkulasi adekuat ditunjukkan dengan haluaran 30-50 ml/jam atau lebih
besar

- Meningkatkan relaksasi dapat menurunkan ansietas dan kebutuhan metabolik

2 . Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan hipovolemia


DO:
- Penurunan pulsasi arteri,
- Ekstremitas dingin
- Perubahan tanda-tanda vital
- Pelambatan pengisian kapiler
- Penurunan produksi ASI
DS:
- Ibu mengatakan Asi sedikit
- Ibu mengatakan tangan dan kakinya dingin

Tujuan : Tidak terjadi perfusi jaringan


Kriteria hasil :
· Menunjukkan tanda-tanda vital dalam rentang normal
· Ekstremitas hangat
· Kapiler refill <> 35 tahun
§ Paritas > 3 kali
§ Inaktivitas
§ Kelahiran cesar
§ Diabetes mellitus
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

Pengkajian
a. Data subjektif
Nama : Ny AB
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Desa Medayu Rt 01 Rw 05 Wanadadi
Identitas penanggung jawab
Nama : Tn W
Umur : 33 Tahun
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Wiyatabakti
Alamat : Desa Medayu Rt 01 Rw 05 Wanadadi

b. Keluhan utama
Klien mengatakan masih nyeri di perinium karena siap melahirkan,
dan klien masih keluar darah, nyeri, kram, mulas.

c. Riwayat kesehatan
1. Riwayat penyakit sekarang
Klien mengatakan masih nyeri di bagian perinium karena siap melahirkan.

2. Riwayat kesehatan yang dahulu


a) Jantung : klien mengatakan tidak pernah merasakan dadanya berdebar-debar saat
melakukan
aktivitas.
b) Ginjal : klien mengatakan tidak pernah merasakan nyeri di perut bagian bawah dan
tidak pernah merasakan sakit saat buang air kecil/BAK.
c) Asma/TBC : klien mengatakan tidak pernah sesak nafas secara tiba-tiba dan batuk
lebih dari 3bulan.
d) Hepatitis : klien mengatakan mata dan ujung jarinya tidak terlihat kuning BAB lembek
dan BAK kuning.
e) Diabetes melitus : klien mengatakan tidak pernah banyak makan dan minum, klien
mengatakan minum lebih kurang sebanyak 8 kali sehari.
f) Hipertensi : klien mengatakan tidak pernah tekanan darah tinggi setiap kali periksa
tekanan darah klien 120/80.
g) Epilepsi : klien mengatakan tidak pernah merasakan kejang-kejang yang disertai
dengan mengeluarkan busa dari mulut.

3. Riwayat penyakit keluarga


Klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keluarga baik yang dari keluarga dirinya
maupun dari keluarga suami tidak ada mempunyai riwayat penyakit menurun seperti
diabetes melitus, jantung, hipertensi, TBC, asma, HIV/AIDS dan klien belum pernah
mempunyai riwayat operasi.

4. Riwayat mentruasi
a) Menarche : klien mengatakan haid pertama kali umur 12 tahun.
b) Siklus : klien mengatakan siklus haid nya 28-30 hari.
c) Lama : klien mengatakan lama haidnya 4-5 hari.
d) Banyaknya : klien mengatakan mengganti pembalut sampai 2 kali.
e) Taeratur/tidak teratur : klien mengatakan haidnya teratur setiap bulan
f) Sifat darah : klien mengatakan sifat darah nya encer warna darahnya merah kecoklatan.
g) Disminorhea : klien mengatakan hari pertama haid mengatakan sakit perut.

5. Riwayat perkawinan
Status perkawinan : sah, kawin 1 kali umur 18 tahun dengan suami umur 19 tahun, lama
perkawinan 17 tahun sudah mempunyai anak 3 orang.

6. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas Klien mengatakan ini kehamilan ke tiga, dan
klien mengatakan persalinan dan nifas yang ke tiga.

7. Riwayat keluarga berencana


Klien mengatakan pernah memakai KB. Setelah kelahiran anak pertama klien
menggunakan KB, setelah lahiran anak kedua klien juga memakai KB, KB yang
digunakan pil KB 1x sebulan, setelah lahiran anak ketiga ini, klien akan memakai KB
lagi.

8. Riwayat kehamilan sekarang


Status obstretik : G0P0A0H3
1) Keluhan-keluhan pada
Trimester I : Klien mengatakan tidak ada keluhan.
Trimester II : Klien mengatakan tidak ada keluhan
Trimester III : Klien mengatakan sering pegal-pegal di
sekitar pinggang.
2) ANC : 6 kali, Teratur, di bidan
3) Trimester I : Klien mengatakan 1 x pada umur kehamilan
1bulan.
Trimester II : Klien mengatakan 2 x pada umur
kehamilan 3 bulan dan 6 bulan.
Trimester II : Klien mengatakan 3 x pada umur
kehamilan 7 bulan, 8 bulan dan 9 bulan.
4) Penyuluhan yang didapat klien mengatakan pernah
mendapat penyuluhan tentang gizi ibu hamil dan tanda
bahaya kehamilan.
5) Imunisasi TT Klien mengatakan mendapatkan imunisasi
TT pada saat akan menikah.
6) Pergerakan Janin Klien mengatakan merasakan
pergerakan janin pada usia kehamilan 5 bulan.
i. Riwayat Persalinan Sekarang
1) Tempat Persalinan : Ruangan KB di rumah Bidan
2) Penolong : Bidan
3) Hari Persalinan: hari ke-4 post partum
4) Jenis persalinan : Spontan
5) Komplikasi/kelainan dalam persalinan : Tidak Ada
6) Plasenta
a) Ukuran : ± 450 gram, panjang tali pusat : ±50 cm
b) Kelainan : Tidak Ada
7) Perineum
a) Ruptur / tidak : Ya, meliputi mukosa vagina, komisura
posterior, kulit jaringan perineum, dan otot perineum.
b) Dijahit / tidak : ya dijahit
8) Perdarahan
a) Kala I : 50 ml
Kala II : 40 ml
Kala III : 30 ml
Kala IV : 30 ml
Jumlah : 150 ml
9) Tindakan Lain : Tidak Ada
10) Lama Persalinan
Kala I : 2 Jam-menit
Kala II : 1 jam 30 menit
Kala III : - jam 30 menit
Kala IV : 1 jam – menit
Jumlah : 5 jam- menit
11) Keadaan Bayi
BB : 3700 gram
PB : 49 cm
Jenis Kelamin : perempuan
Apgar Score : 8/10
Cacat Bawaan : Tidak ada
Masa Gestasi : 40 Minggu

Pola Kebiasaan selama Post Partum


NO AKTIFITAS SEBELUM DIRAWAT SAAT DIRAWAT
1 Pola Klien makan 3 kali sehari Klien makan 1 kali
nutrisi dengan porsi sedang, nafsu sebelum melahirkan pada
makan baik. Klien minum jam 14.00 WIB tanggal 24
sehari 6-7 gelas air putih, juli 2020 dengan porsi
dan makan sedikit dan nafsu
klien minum susu. Klien makan yang kurang. Pasien
mengatakan tidak ada minum 1 gelas teh, dan 1
keluhan. gelas minum air putih
2 Pola Klien mengatakan BAB 2 Klien mengatakan belum
eliminasi kali ada
sehari dengan konsistens BAB setelah melahirkan.
lunak/lembek warna klien mengatakan setelah
kuning melahirkan BAK 1 kali
dan bau yang khas. Klien setelah melahirkan pukul
mengatakanselama hamil 17.00 WIB pada tanggal
BAK lebih seringterutama 24 juli 2020.
pada trisemester ke 3 yaitu
6-7
kali dalam seharidengan
warna kuning jernihdan
bau
yang khas.
3 Pola Selama hamil klien Klien dibantu sepenuhnya
aktvitas mengatakan masih bekerja oleh keluarga karena
mengajar di sekolah paud merasaletih dan lemah.
Dan mengurus rumah tapi Klien juga
dengan hati-hati dan tidak mengatakan tidak banyak
terlalu capek bergerak karena masih
takut
dengan luka jahitannya dan
klien masih merasakan
nyeri
pada luka jahitannya.
4 Pola Tidur malam lebih kurang Pasien mengatakn baru
istirahat 8 tidur
dan tidur jam dari jam 21:00 – 04:30 1 jam setelah melahirkan.
wib, tidur siang lebih
kurang 2
jam dari jam 14:00 – 16:00
wib.
5 Pola Mandi 2 kali sehari, mandi Pemenuhan kebersihan diri
personal secara menyeluruh dari dibantu oleh keluarga.
hygiene ujung
rambut sampai ujung kaki.
Keramas hanya 4 kali
seminggu

9. Riwayat Psikologis dan Spritual


Klien mengatakan sangat senang sekali dengan kelahiran anakketiga nya ini, klien
mengatakan jika keluarganya sangat senangsekali dengan kelahiran anak ketiganya
karena dapat anak perempuan, pasien beragama islam dan rajin menunaikan sholat 5
waktu dan rajin berdoa.

10. Riwayat Sosial Budaya


1) Dukungan keluargaklien mengatakan suami dan keluarganya sangat
mendukungdengan kelahiran anaknya yang ketiga karena mendapatkan anak
perempuan yang diinginkan.
2) Keluarga lain yang tinggal serumahklien mengatakan tinggal bersama anak-anak dan
suaminya.
3) Pantangan makananklien mengatakan tidak ada pantangan makanan apapun saathamil
maupun setelah melahirkan.
4) Kebiasaan adat istiadatklien mengatakan tidak ada kebiasaan adat istiadat selama
hamilatau sesudah melahirkan.
5) Penggunaan obat-obatan/rokokklien mengatakan hanya minum obat dari bidan dan
klien tidakpernah merokok. Klien mengatakan ayah kandung dan suaminyamerokok.

11. Pengetahuan Ibuklien mengatakan setelah melahirkan harus memperbanyak


makansayuran hijau seperti daun katu untuk mempelancar pengeluaran ASI,klien
mengatakan ASI sangat baik untuk bayinya, untukpertumbuhan dan perkembangan
bayinya dan juga untuk kekebalantubuh bayinya, klien mengatakan sedikit paham tentang
makanan untuk bayinya, klien mengatakan sudah paham tentang perawatan bayinya
karena sudah anak yang ketiga, klien mengatakan sudah tau dengan cara perawatan
payudara karena sudah anak yang ketiga, klien mengatakan dalam perawatan bayinya
sudah bisa sendiri.

a. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)


1) Status Generalis
a) Keadaan Umum : Baik
b) Kesadaran : Compos mentis
c) TTV : TD =120/80 mmHg
N = 95 x/menit
S = 36,5oC
P = 20 x/menit
d) Tinggi Badan : 170 cm
e) Berat Badan : 67 kg
f) LILA : 26,5 cm

Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Rambut
bersih, hitam lurus, ada rontok dan tidak ada massa,benjolan dan nyeri tekan.
Wajah tidak ada oedema dan tidak ada kloasma
Mata
kongjungtiva pucat, sklera putih tidak ikterik,tidak ada nyeri tekan , fungsi penglihatan
baik dan tidak menggunakan alat bantu penglihatan.
Telinga
tidak ada serumen, pendengaran baik, tidak adanyeri tekan,tidak ada benjolan.
Hidung
tidak ada polip, fingsi penciuman baik dan tidakada nyeri tekan
Mulut/gigi/
gusi
bibir pucat, tidak ada sariawan, mulut dan gigi bersih
Abdomen
Terdapat linea nigra, ada nyeri tekan, ada striae gravidarum, kontraksi lembek
Genetalia
Lochea rubra, warna merah kecoklatan, jumlah pembalut 2 kali dalam 1 hari
Perineum dan anus
Terdapat 5 jahitan pada perineum, keadaan lukabasah, tidak ada tanda radang. Tanda
REEDA: ada kemerahan,ekimosis,terdapat darah, kerekatan jahitan: kuat pada area
perineum.
Ekstremitas
Atas : kuku pendek, bersih, turgor kulit baik, tidak ada kelainan , akral teraba hangat
Bawah : turgor kulit baik, kuku pendek, bersih, tidak ada varices, tidak ada kelainan,
akral teraba hangat

b. Palpasi
Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar gondok, tidak ada tumor, tidak ada pembesaran kelenjar
limfe.
Dada
Tidak ada pembengkakan pada mamae, tidak ada tumor,simetris kanan dan kiri, areola
hiperpigmentasi, putting susu bersih dan menonjol, kolostrum/ASI sudah keluar.
Abdomen Kontraksi lembek, tinggi fundus 2 jari dibawah pusat
Ekstremitas Tidak ada varices, tidak ada oedema

Analisa Data
Data Masalah Etiologi
DS :
- Klien mengatakan masih
involusi uterus, proses
pengembalian ukuran
Ketidaknyaman
pasca partum
keluar lochea
sanguinolenta
- Klien mengatakan nyeri
dan merasakan kram
pada perut
- Klien mengatakan mulas
- Klien mengatakan
nyeribertambah saat
bergerak.
- Klien mengatakan
skalanyeri 4
DO :
- Klien tampak meringis.
- Klien tampak tidak bebas
saatbergerak.
- Skala nyeri 4 yaitu
sedang.
- Kontraksi uterus lembek
- TD: 120/80 mmHg
N: 95 x/i
rahim ke ukuran semula
DS :
- Klien mengatakan nyeri
setelah melahirkan
Nyeri melahirkan Pengeluaran janin
- Klien mengatakan nyeri
di perineum
- Klien mengatakan nyeri
saat bergerak
- Skala nyeri 4
DO :
- Klien tampak meringis
- Klien tampak tidak bebas
saat bergerak
- Klien mengatakan skala
nyeri 4
- TD : 120/80 mmHg
N : 95 x/i
DS:
- Klien mengatakan belum
mengetahui tentang
latihan senam nifas
- Klien mengatakan ingin
mengetahui manfaat
latihan senam nifas
DO :
- Klien tampak bingung.
- Klien tampak banyak
Kurang
pengetahuan
Kurang terpapar
informasi
bertanya.
- Klien banyak
menggeleng saatdi tanya.

Diagnosa keperawatan
a) Resiko perdarahan berhubungan dengan komplikasi pasca persalinan
b) Ketidaknyamanan pasca partum berhubungan dengan involusi uterus,
proses pengembalian ukuran rahim ke ukuran semula.
c) Nyeri melahirkan berhubungan dengan pengeluaran janin.
d) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi.
1. Rencana asuhan keperawatan
Tabel 1.2 Rencana Asuhan Keperawatan Pada Ny. AB dengan Perdarahan post Partum
N SDKI SLKI SIKI
o.
1. D.0012 Risiko TINGKAT PERDARAHAN (L.02017) . INTERVENSI KEPERAWATAN
Perdarahan. Definisi
1. Pencegahan Pendarahan
Kehilangan darah baik internal (terjadi di dalam
Definisi : tubuh) maupun eksternal (terjadi hingga keluar tubuh). Definisi
Mengidentifikasi dan menurunkan
Berisiko mengalami Ekspektasi : Menurun resiko atau komplikasi stimulus
kehilangan darah Kriteria Hasil yang menyebabkan perdarahan
atau resiko perdarahan.
baik internal (terjadi Membran
Meningkat
mukosa lembap Tindakan
di dalam tubuh)
Observasi
maupun ekternal
Kelembapan 
(Terjadi hingga Meningkat  Monitor
kulit
tanda dan
keluar tubuh).
gejala
Kognitif Meningkat perdarahan
Faktor Risiko :  Monitor
nilai
Keluhan nyeri Menurun hematokrit/
1. Aneurism homoglobin
a. sebelum
dan setelah
N SDKI SLKI SIKI
o.
2. Gangguan Meringis Menurun kehilangan
darah
gastrointes
 Monitor
tinal Sikap protektif Menurun tanda-tanda
vital
(misal
ortostatik
ulkus, Gelisah Menurun  Monitor
koagulasi
polip,
(mis.
varises). Kesulitan tidur Menurun Prothombin
time (TM),
3. Gangguan
partial
fungsi hati Menarik diri Menurun thrombopla
stin time
(misal
(PTT),
sirosis Berfokus pada fibrinogen,
Menurun
diri sendiri degradsi
hepatitis).
fibrin dan
4. Komplika atau
Diaphoresis Menurun platelet)
si
  Terapeutik
kehamilan  Pertahanka
Perasaan depresi n bed rest
(misal Menurun
(tertekan) selama
ketuban perdarahan
 Batasi
N SDKI SLKI SIKI
o.
pecah Perasaan takut tindakan
mengalami Menurun invasif, jika
sebelum
cedera berulang perlu
waktunya,  Gunakan
kasur
plasenta
Anoreksia Menurun pencegah
previa/abr dikubitus
 Hindari
upsio,
Perineum terasa pengukuran
kehamilan Menurun suhu rektal
tertekan
  Edukasi
kembar).
 Jelaskan
5. Komplika Uterus teraba tanda dan
Menurun
membulat gejala
si pasca
perdarahan
partum  Anjurkan
Ketgangan otot Menurun mengunaka
(misal
n kaus kaki
atoni saat
Pupil dilatasi Menurun ambulasi
uterus,
 Anjurkan
retensi meningkatk
Muntah Menurun an asupan
plasenta).
cairan
6. Gangguan untuk
Mual Menurun menghindar
N SDKI SLKI SIKI
o.
koagulasi i konstipasi
 Anjurkan
(misal
menghindar
trombosito Frekuensi nadi Membaik i aspirin
atau
penia),
antikoagula
7. Efek agen Pola napas Membaik n
 Anjurkan
farmakolo
meningkatk
gis. Tekanan darah Membaik an asupan
makan dan
8. Tindakan
vitamin K
pembedah Proses berpikir Membaik  Anjrkan
segera
an.
melapor
9. Trauma. fokus Membaik jika terjadi
perdarahan
10. Kurang
  Kolaborasi
terpapar Fungsi berkemih Membaik  Kolaborasi
pemberian
informasi
obat dan
tentang Perilaku Membaik mengontrol
perdarhan,
pencegaha
jika perlu
Nafsu makan Membaik
n  Kolaborasi
pemberian
N SDKI SLKI SIKI
o.
pencegaha Pola tidur Membaik prodok
darah, jika
n
perlu
perdaraha  Kolaborasi
pemberian
n.
pelunak
11. Proses tinja, jika
perlu
keganasan
.

2. Ketidaknyamanan Setalah dilakukan tindakan Defenisi :


pasca partum keperawatan diharapkan masalah Mengidentifikasi dan merawat ibu
berhubungan dengan tentang ketinyamanan pasca partum segera
involusi teratasi dengan kriteria hasil : setelah melahirkan sampai dengan
uterus, proses Definisi : enam
pengembalian Perasaan nyaman yang berhubungan minggu.
ukuran rahim ke dengan kondisi setelah melahirkan Tindakan :
ukuran semula 1. Keluhan tidak nyaman Observasi :
Definisi : menurun - Monitor tanda-tanda vital
Perasaan tidak 2. Meringis cukup menurun - Monitor keadaan lokia (misal :
N SDKI SLKI SIKI
o.
nyaman yang 3. Luka episiotomi menurun warna, jumlah, bau dan bekuan)
berhubungan dengan 4. Kontraksi uterus meningkat - Periksa perineum atau robekan
kondisi (kemerahan, edema, ekimosis,
setelah melahirkan pengeluaran, penyatuan jahitan)
- Monitor nyerikontraksi uterus
Terapeutik :
- Ajarkan latihan senam nifas
- Masase fundus sampai kontraksi
kuat, jika perlu
- Berikan kenyamanan pada ibu
- Fasilitasi ibu berkemih secara
normal
- Diskusikan kebutuhan aktivitas
dan istirahat selama masa post
partum
Edukasi :
- Jelaskan tanda bahaya nifas pada
ibu dan keluarga
- Ajarkan cara perawatan perineum
yang tepat
- Ajarkan ibu mengatasi nyeri
secara nonfarmakologis dengan
latihan senam nifas
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
N SDKI SLKI SIKI
o.

3. Nyeri melahirkan Setalah dilakukan tindakan Definisi :


berhubungan keperawatan1 x 24 jam diharapkan Mengidentifikasi dan mengelola
dengan masalah tentang nyeri yang pengalaman sensorik atau
pengeluaran janin dirasakan dapat teratasi dengan emosional
kriteria hasil : yang berkaitan dengan kerusakan
Definisi : jaringan atau fungsional dengan
Tindakan untuk meredakan onset
pengalaman sensorik atau emosional mendadak atau lambat dan
yang tidak menyenangkan akibat berintensitas
kerusakan jaringan ringan hingga berat dan konstan
Melaporkan nyeri terkontrol Tindakan :
cukup menurun Observasi :
- Kemampuan mengenali onset - Identifikasi lokasi, karakteristik,
nyeri cukup meningkat durasi, frekuensi, kualitas,
- Kemampuan mengenali intensitas nyeri
penyebab nyeri meningkat - Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri non
verbal
- Identifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan
nyeri
- Identifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya
terhadap respon nyeri
N SDKI SLKI SIKI
o.
Terapeutik :
- Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
(dengan cara latihan senam nifas)
- Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis :
suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
- Fasilitas istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi :
Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian analgetik,
jika
perlu
N SDKI SLKI SIKI
o.

3. Defisit pengetahuan Setalah dilakukan tindakan Tindakan :


berhubungan keperawatan diharapkan masalah Observasi :
dengan kurang tentang pengetahuan dapat teratasi - Identifikasi informasi yang akan
terpapar informasi dengan kriteria hasil : disampaikan
Definisi : 5. Perilaku sesuai anjuran - Identifikasi kesiapan dan
Ketiadaan atau verbalisasi minat dalam kemampuan menerima informasi
kurangnya belajar cukup meningkat - Identifikasi pemahaman tentang
informasi kognitif 6. Kemampuan menjelaskan kondisi saat ini
yang barkaitan tentang suatu topik Terapeutik :
dengan topik meningkat - Lakukan penguatan potensi pasien
Tertentu 7. Kemampuan dan keluarga untuk menerima
menggambarkan pengalaman informasi
sebelumnya yang sesuai
dengan topik cukup - Libatkan untuk

meningkat
8. Perilaku sesuai dengan pengambilan

pengetahuan
keputusan dalam untuk menerima
informasi
- Fasilitasi akses pelayanan saat
dibutuhkan
Edukasi :
N SDKI SLKI SIKI
o.
- Berikan informasi berupa alur,
leafleat, atau gambar untuk
memudahkan pasien mendapatkan
informasi kesehatan.
- Anjurkan keluarga mendampingi
pasient
Meadows-Oliver, M. (2015). Pediatric nursing: Made incredibly easy! (2nd ed).
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Nursalam, et all. 2008. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba
Medika
Park, M., K, & Salamat, M. (2021). Park’s pediatric cardiology for practitioners.
(7th ed). Philadelphia: Elsevier.
PERKI. (2016). Panduan praktik klinis (PPK) dan clinical pathway (CP) penyakit
jantung dan pembuluh darah. Edisi pertama.
Philip, R., Rush Waller, B., Agrawal, V., Wright, D., Arevalo, A., Zurakowski,
D., & Sathanandam, S. (2015). Morphologic characterization of the
patent ductus arteriosus in the premature infant and the choice of
transcatheter occlusion device. Catheterization and Cardiovascular
Interventions, 87(2), 310–317. doi:10.1002/ccd.26287
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:
Defenisi dan Tindakan Keperawatan Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia:
Defenisi dan Indikator Diagnostik Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia:
Defenisi dan Kriteria Hasil Keperawatan Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

34

Anda mungkin juga menyukai