OLEH:
NURSIDARREHAMKA
NIM: 1509124
i
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli Madya Keperawatan Pada
Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar
OLEH: NURSIDAR
REHAMKA
NIM: 1509124
ABSTRAK
Latar Belakang : Apendisitis adalah perdangan yang terjadi pada apendiks disebut juga umbai cacing.
Menurut WHO tahun 2015 Di Amerika sekitar 7% penduduk menjalani apendektomi dengan insidens
1,1/ 1000 penduduk pertahun, sedangkan di Negara – Negara barat sekitar 16%. Apabila dirata-
ratakan, maka didapatkan kejadian apendisitis 1,1 kasus per 1000 orang per tahunnya. Di Sulawesi
selatan tahun 2012, jumlah kasus apendisitis dilaporkan sebanyak 5.980. Di Rumah Sakit Bhayangkara
Makassar pada tahun 2017 jumlah penderita apendisitis 419 orang, rawat inap 165 orang, rawat jalan
254 orang. Tujuan : tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan asuhan keperawatan bedah dengan
post op apendisitis dengan masalah keperawatan nyeri. Metode : untuk memperoleh data yang
diperlukan dalam penelitian ini adalah metode wawancara dan observasi. Hasil : Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa Setelah dilakukan Evaluasi Keperawatan yang ditemukan pada kasus Tn.”S”
dengan gangguan Sistem Pencernaan : Post Op Apendisitis dapat teratasi dan di identifikasi adanya
kesenjangan antara Teori dengan Kasus. Kesimpulan : Setelah dilakukan Evaluasi Keperawatan yang
ditemukan pada kasus Tn.”S” dengan gangguan Sistem Pencernaan : Post Op Apendisitis dapat teratasi
dan di identifikasi adanya kesenjangan antara Teori dengan Kasus.
ABSTRACT
Background: Appendicitis is a banana occurring in the appendix called the worm uka. According to
WHO in 2015 In America about 7% of the population undergo an appendectomy with an incidence of
1.1 / 1000 population per year, while in western countries about 16%. If averaged, then the incidence
of appendicitis 1.1 cases per 1000 people per year. In South Sulawesi in 2012, the number of cases of
appendicitis was reported to be 5,980. At Bhayangkara Hospital Makassar in 2017 the number of
appendicitis patients 419 people, hospitalization 165 people, outpatient 254 people. Objective: The
aim of this study was to perform surgical nursing care with post op appendicitis with a nursing
imbalance of nutritional problems less than a requirement. Method: to obtain the necessary data in this
research is interview and observation method. Results: The results of this study show that After
Nursing Evaluation found in the case of Mr. "S" with disorders of the Digestive System: Post Op
Apendicitis can be resolved and identified the gap between Theory and Case. Conclusion : After
Nursing Evaluation found in the case of Mr. "S" with digestive system disorder: Post Op Apendicitis
can be resolved and identified the gap between theory and case.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan karuniah-
nya serta tak lupa salam dan shalaawat kepada junjungan kita nabiyullah Muhammad
SAW beserta keluarga dan para sahabat-nya dengan hisab-nya penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini sebagai persyaratan dalam menempuh ujian
pelayanan dan perawatan klien yang mengalami gangguan sistem pencernaan “Post
panjang bagi penulis, selama proses penyusunan berlangsung tidak sedikit kendala
mengarahkan dan membimbing penulis sehingga karya tulis ilmiah ini dapat
diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih
1. Bapak KOMBES. Pol. Dr. Aris Budiyanto Sp.THT selaku ketua yayasan Brata
2. Bapak Dardin S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Direktur akper mappa oudang Makassar
yang senantiasa memberikan motivasi dan sekaligus menjadi figure seorang ayah
88
3. Ibu Inriyani M. S.Kep., Ns., M.Kep. selaku pembimbing I yang selalu memberikan
4. Ibu Tri Damayanty S, S.Kep., Ns., M.Kes. selaku pembimbing II dan penguji yang
yang telah memberikan restu serta dorongan baik moral maupun material selama
7. Teristimewa untuk Ibu dan Tetta penulis tercinta Rehana dan Andi Nurhukum
Hamka serta saudara penulis yang terkasih, yang senantiasa memberikan doa restu
dalam setiap aktivitas serta memberikan dukungan, kasih sayang dan motivasi
semoga Karya Tulis ini dapat bermanfaat bagi masyarakat umunya dan tenaga
9
penulis memohon kepada Allah SWT. Semoga apa yang telah diperbuat bernilai
10. Ucapan terima kasih saya pertama kalinya kepada teman-teman yang selalu
memberi semangat kepada saya dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini serta
teman saya tingkat 3C saya berterima kasih banyak atas kerja samanya dalam
Akhir kata semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
Semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis
Penulis
1
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM......................................................................................i
SURAT PERNYATAAN...........................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................iv
KATA PENGANTAR.................................................................................v
DAFTAR ISI................................................................................................vi
DAFTAR TABEL........................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR...................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan .................................................................................... 3
D. Manfaat .................................................................................. 4
A. Definisi..................................................................................6
B. Batasan Karakteristisk...........................................................7
C. Faktor Yang Berhubungan....................................................8
A. Anatomi Fisiologi.................................................................9
1. Definisi............................................................................12
2. Etiologi............................................................................13
3. Patofisiologi....................................................................13
4. Manifestasi Klinik...........................................................14
5. Komplikasi......................................................................15
6. Pemeriksaan Diagnostik..................................................15
7. Penatalaksanaan..............................................................15
1. Pengkajian.......................................................................17
2. Diagnosa Keperawatan...................................................22
3. Intervensi Keperawatan..................................................22
4. Implementasi...................................................................27
5. Evaluasi...........................................................................27
6. Penyimpangan KDM......................................................28
A. Pendekatan Penelitian.................................................................29
B. Subyek Penelitian........................................................................29
C. Fokus Studi.................................................................................29
xii
E. Instrumen Penelitian ................................................................ 31
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
13
DAFTAR TABEL
RS : Rumah sakit
Esophagus : Kerongkongan
TB : Tinggi badan
BB : Berat badan
Relative : Relatif
Indicator : Indikator
Absolute : Mutlak
Protuberans : Keganasan
xvii
Postnatal : Persalinan
Pelvic : Panggul
IV : Intra vena
O2 : Oksigen
ºC : Celcius
Trigeminus : Saraf yang mengirim sensasi dari kulit bagian anterior kepala
18
Fasial : Saraf wajah
Vagus : Berbicara/menelan
Fe : Zat besi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2 : Leaflet
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(contohnya kapang, fungi, bakteri, protozoa, klamidia dan virus) atau parasit
beberapa bakteri yang banyak menyebabkan penyakit. Penyakit radang usus ini
kemungkinan yang sampai sekarang belum dapat diketahui secara pasti. Diantaranya
faktor penyumbatan (obstruksi) pada lapisan saluran (lumen) appendiks oleh timbuna
tinja/feces penyakit cacing, parasit, benda asing dalam tubuh, kanker, primer.
(Retnowati, 2013).
Apendiks disebut juga umbai cacing organ berbentuk tabung, panjangnya kira-
kira 10 cm (kisaran 3-15 cm), dan berpangkal di sekum. Lumennya sempit di bagian
jumlahnya lebih sedikit, hal ini mungkin terkait dengan diet serat yang kurang pada
berbagai umur, umumnya menyerang orang dengan usia dibawah 40 tahun. Apabila
1
maka akibatnya usus buntu akan pecah, dan usus yang pecah dapat menyebabkan
masuknya kuman kedalam usus, menyebabkan peritonitis yang bisa berakibat fatal
serta dapat terbentuknya abses di usus dan dampak yang biasa diakibatkan jika tidak
(Mansjoer, 2000).
terjadi pada rentang usia 20-40 tahun. Kasus apendisitis jarang ditemukan pada anak
dengan usia dibawah 5 tahun. Setelah usia 30 tahun, insiden apendisitis akan
menurun. Namun apendisitis dapat terjadi pada setiap umur individu. Pada remaja
dan dewasa muda, rasio perbandingan antara pria dan wanita adalah 3:2.
1,1/ 1000 penduduk pertahun, sedangkan di Negara – Negara barat sekitar 16%.
Apabila dirata-ratakan, maka didapatkan kejadian apendisitis 1,1 kasus per 1000
Angka kejadian appendiksitis di sebagian besar wilayah indonesia hingga saat ini
berjumlah sekitar 8% dari jumlah penduduk di Indonesia atau sekitar 179.000 orang.
Dari hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia (Depkes, 2017).
tertinggi ada di kota Makassar, yakni 965 orang (Dinkes Sulawesi Selatan, 2017).
Berdasarkan uraian diatas maka, penulis tertarik mengangkat judul Karya
Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Pada Klien Post Op Apendisitis dengan masalah
keperawatan nyeri.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
masalah Nyeri.
D. Manfaat
1. Manfaat teoritis
menghasilkan masalah baru dalam proses berkelanjutan dan riset dalam ilmu
2. Manfaat praktis
a. Bagi institusi/Pendidikan
dalam karya tulis ilmiah ini untuk tenaga kesehatan khususnya keperawatan.
operasi apendisitis.
pengetahuan.
e. Bagi peneliti
ilmu keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Nyeri
melindungi badan kita dan dipihak lain merupakan suatu siksaan. Define nyeri
menurut The International Associantion For the study of plain ialah sebagai
ringan kehangatan dan tekanan ringan. (Andra Saferi Wijaya, S.Kep, Ns & Yessie
Nyeri yang hebat merupakan gejala sisa yang diakibatkan oleh operasi pada
pasien menderita nyeri yang hebat, 25% nyeri sedang dan 15% yang dapat
menimbukan nyeri hebat pada beberapa pasien. (Andra Saferi Wijaya, S.Kep, Ns
1) Nyeri akut
Batasan karakteristik :
c. Peningkatan nadi
d. Menyeringai
f. Pucat
g. Menarik diri
2) Nyeri kronis
Batasan karakteristik :
a. Subyektif:
1) Depresi
2) Keletihan
b. Obyektif:
2) Anoreksia
4) Wajah topeng
5) Perilaku melindungi
6) Iritabilitas
9) Gelisah
11) Respon yang dimediasi oleh saraf simpatis (suhu, dingin, perubahan
posisi tubuh)
a. Biologis
b. Kimia
c. Fisik
d. Psikologis
e. Kanker metastasis
f. Cedera
g. Neurologi
h. Arthritis
a. nyeri berkurang
i. Tingkatkan istirahat
j. Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil.
1. Anatomi fisiologi
a. Anatomi
proksimal dan melebar pada bagian distal. Pada appendiks terdapat tiga
preileal (di depan usus halus) 1%, dan postileal (di belakang usus halus)
Gambar 2.1
(Mansjoer, 2000)
Gambar 2.2
(Mansjoer, 2000)
b. Fisiologi
mempengaruhi sistem imun tubuh sebab jumlah jaringan sedikit sekali jika
a. Definisi apendisitis
juga umbai cacing. Istilah usus buntu yang selama ini dikenal dan digunakan
dimasyarakat kurang tepat, karena yang merupakan usus buntu yang selama
apendiks vermiformis.
kuadrat bawah kanan rongga abdomen, penyebab paling umum untuk bedah
abdomen darurat. Apendiktis akut adalah nyeri atau rasa tidak enak di sekitar
umbilicus berlangsung antara 1 sampai 2 hari. Dalam beberapa jam nyeri
Apendisitis kronik adalah nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu,
ulkus lama di mukosa, dan infiltrasi sel inflamasi kronik (Nugroho Taufan,
2011).
b. Etiologi
3) Pemberian barium
5) Tumor
c. Patofisiologi
Taufan, 2011).
superatif akut. Bila kemudian aliran arteri terganggu akan terjadi infrak
gangren nosa. Bila dinding yang telah rapuh pecah akan terjadi apendisitis
perforasi. Bila semua proses diatas appendiks hingga timbul suatu massa
dinding appendiks lebih tipis. Keadaan tersebut ditambah dengan daya tahan
tua perforasi mudah terjadi karena ada gangguan pembuluh darah (Andra
Saferi Wijaya, S.Kep, Ns & Yessie Mariza Putri, S.Kep, Ns. 2013).
d. Manifestasi klinis
2) Demam ringan
3) Mual-muntah
e. Komplikasi
2) Abses subfrenikus
4) Infeksi luka
f. Pemeriksaan diagnostik
5.000-10.000\mm3.
mungkin ada.
g. Penatalaksanaan
1) Sebelum operasi
a) Observasi
b) Antibiotik
2) Operasi
a) Apendiktomi
3) Pasca operasi
baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan, selama itu pasien
normal. Satu hari pasca operasi pasien dianjurkan untuk duduk tegak di
duduk diluar kamar. Hari tujuh jahitan dapat diangkat dan pasien di
4) Post operasi
ditegakkan.
a. Pengkajian
1) Data demografi:
2) Riwayat kesehatan:
ada yang pernah mengalami sakit yang sama dengan pasien bias
juga tidak ada yang menderita penyakit yang sama seperti yang
luka.
4) Pemerikasan fisik
pucat.
e) Abdomen
pada usus ditandai dengan distensi abdomen, tidak flatus dan mual,
apakah bisa kencing spontan atau retensi urine, distensi supra pubis,
f) Ekstermitas
5) Data subjektif
Sebelum operasi:
Sesudah operasi:
a) Nyeri
b) Lemas
c) Haus
e) Pusing
6) Data objektif
Sebelum operasi:
a) Nyeri tekan
b) Spasme otot
c) Thakikardi
d) Pucat, gelisah
f) Demam
Sesudah operasi:
b) Terpasang infuse
c) Terdapat drain
a) Leukosit 10.000-18.000/mm3
katup
gastrointestinal.
c. Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan NOC dan NIC menurut Amin Huda Nurarif (2015):
Diagnosa
Keperawatan
NOC NIC
Tabel 2.1
Intervensi Keperawatan Nic dan Kriteria Hasil Noc Diagnosa Nyeri
Diagnosa Keperawatan
NOC NIC
6. Kolaborasi ahli
gizi untuk
menentukan
jumlah kalori dan
nutrisi.
7. kaji kemmpuan
pasien untuk
mendapatkan
nutrisi yang
dibutuhkan.
Tabel 2.2
Intervensi Diagnosa Nanda Nic-Noc Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh.
3. fisiologis 9. berikan
pelembab udara
kassa basah NaCl
lembab.
11. Monitor
respirasi dan
status O2.
12. identifikasi
pasien perlunya
pemasangan alat
jalan nafas buatan.
13. berikan O2
dengan nasal
untuk
memfasilitasi
suksion
nasotrakeal .
Tabel 2.3
Intervensi Diagnosa Nanda Nic-Noc Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
gastroinstestinal
10. tingkatkan
sirkulasi udara
11. berikan
pengobatan untuk
mencegah terjadi
menggigil
Tabel 2.4
Intervensi Diagnosa Nanda Nic-Noc Hipertermia.
Tabel 2.5
Intervensi Diagnosa Nanda Nic-Noc Kerusakan Integritas Jaringan.
e. Implementasi
a. Secara mandiri
Segala aktivitas klien dilakukan sendiri tanpa ada bantuan dari keluarga
maupun perawat.
b. Secara ketergantungan
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan penelitian
infomasi.
B. Subyek penelitian
C. Fokus studi
masalah Nyeri.
1. Kriteria inklusi
b. Peningkatan nadi
2. Kriteria ekslusi :
umbai cacing atau usus buntu yang selama ini dikenal dan digunakan
adalah sekum.
melindungi badan kita dan dipihak lain merupakan suatu siksaan. Define nyeri
menurut The International Associantion For the study of plain ialah sebagai
medikal bedah yang meliputi data klien, keluhan utama, riwayat kesehatan,
tersedia dalam format, lalu dicatat secara rinci jawaban yang telah diberikan
yang paling dasar. Yang terdiri dari tensimeter, termometer, stetoskop, arloji
atau stop-watch.
Alat ukur lain yang membantu dalam penelitian adalah timbangan, meteran,
senter untuk membantu dalam pemeriksaan fisik dan berupa alat tulis
menulis.
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, teknik yang
Pada metode observasi non partisipan ini peneliti hanya mengamati, dan
3. Wawancara terstruktur
4. Kuesioner
dicatat/direkam.
1. Lokasi penelitian
2. Waktu penelitian
H. Analisis Data
membandingkan dengan teori yang ada dan selanjutnya dituangkan dalam opini
I. Etika penelitian
kerahasiannya oleh peneliti. Pada aspek ini, data yang sudah terkumpul dari
khusus yang benar-banar milik pribadi sehingg hanya peneliti dan respon
yang mengetahuinya.
BAB IV
A. Hasil
Bhayangkara Makassar adalah rumah sakit negeri kelas B. Rumah sakit ini
Rumah sakit ini juga menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten.
Rumah sakit ini termasuk besar karena tersedia 261 tempat tidur rawat inap, dari
261 tempat tidur inap di rumah sakit ini, 124 termasuk di kamar kelas II. Rumah
sakit ini tersedia tempat tidur disemua kelas kamar, dari kelas I sampai kelas
VVIP. Jumlah dokter juga tersedia banyak dengan 79 dokter, dari 79 dokter 41
adalah dokter spesialis dan tersedia perawat pelaksana berjumlah sekitar 328
orang.
ruangan ini terdapat 1 kamar tidur, 1 wc dan disertai fasilitas yang memuaskan
seperti AC, Telavisi, Sofa, dan kulkas.Di dalam ruangan ini sudah sangat bersih
dan terawat sehingga pasien merasa aman dan nyaman untuk istirahat.
2. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1) Pengumpulan data
a) Identitas
Agama : Islam
Pekerjaan : POLRI
No.MR : 28-02-37
Perempuan Pekerjaan :
Istri
b) Keluhan Utama
Q: Tertusuk-tusuk
S: 4(Sedang)
T: Hilang timbul
Keluhan yang dirasakan oleh Tn S itu muncul sendiri atau tiba tiba
Pada saat rasa sakit muncul, Tn S bedrest dan menahan rasa sakit
c) Riwayat Kesehatan
makassar.
Keluarga Genograsi 3
generasi
? ?? ??
?
44 ? ? ?
Keterangan:
: Meninggal--------------------------Garis Serumah
meninggal
keputusan
e) Pemeriksaan Fisik :
(d) Tinggi badan: 167 cm dan berat badan: 70 kg, gaya berjalan
Suhu : 38 o C
Pernafasan : 24 x/ menit
(a) Hidung
apistaksis (mimisan).
(b) Leher
Bentuk dada simetris kiri dan kanan, gerakan dada baik atau
pernafasan.
(b) ukuran jantung simetris pada bagian dada kiri dan kanan dan
dan minyak gosok), tidak ada nyeri tekan dan tidak ada cuping
hidung.
(c) Telinga: daun telinga tampak simetris kiri dan kanan, tidak ada
baik.
dengan baik.
(f) Refleks
baik.
(e) kaki: tidak ada edema pada kaki, dan gerakan kaki baik.
(f) Tangan: tidak ada edema dan dapat digerakkan tanpa ada
kekauan.
dan tipis.
(b) Kulit : warna kulit sawo matang, tampak kering dan kulit
bersih.
(c) Kuku : kuku tampak pendek dan bersih.
Tidak ada alergi, namun pada saat terjadi musim hujan kadang
(a) Terdapat bulatan kasa pada bagian atas abdomen pada luka
f) Aktivitas Sehari-hari
1. Nutrisi
1. Selera makan Baik baik
2. Frekuensi 3x sehari 3x/hari
Makan
3. Menu makan Nasi+lauk Bubur dan buah
pauk+sayur
4. Makanan Tidak ada
pantang
2. Cairan
1. Jenis cairan Air putih+ teh Air putih+ cairan RL
2. Jumlah 24 tetes/i
2500-3000 2500-3000 cc/hari
3. Cara cc/hari Oral+Infus
pemenuhan Oral
3. Personal Hygiene
1. Mandi Mandiri Badan di lap
Cara Mandi menggunakan tissue
basah
Eliminasi
1. BAB
4 Frekuensi 1x/hari 1x/hari
Konsistensi Padat Padat
Tempat Wc Wc
Pembuangan
Pola Aktivitas
6 1. Olahraga Jalan pagi pagi Tidak pernah
2.Kegiatan Nonton TV istirahat
Luang
Infus RL 28 tetes/menit
Infus RL 28 tetes/menit
Infus RL 28 tetes/menit
Ranitinin 50 mg via iv / 8 jam
h) Pemeriksaan Laboratorium
2) Klasifikasi Data
2) Analisa Data
DO :
sirkulasi dihantarkan
1. WBC = 16,08
2. HBG = 10,2 g
/ dl
3. HCT = 36,2 spinal cord
4. PLT = 439
5. Hasil USG
= cortex cerebri
Apendisitis
P = nyeri
Nyeri Akut
pada bekas
operasi
Q = perut
kanan bawa
R = tertusuk-
tusuk
S = skala
sedang ( 4)
T = Hilang
timbul
6. Ekspresi
wajah
meringis
Apendisitis Hipertermi
2. DS :
1. Ekspresi
wajah
meringis Hipertermi
2. Tanda tanda
vital :
TD : 110 / 80
mmHg
N : 88 x /
menit
S : 38 o C
P : 24 x /
menit
3.
DO:
1. Nampak
insisi
pembedahan
Apendisits
Resiko infeksi
operasi
luka
insisi
sirkulasi
dihantarkan
cortex cerebri
Resiko Infeksi
b. Diagnosa Keperawatan
No
Diagnosa keperawatan Tgl Tgl teratasi
ditemukan
53
6.Ekspresi wajah meringis
Hipertermi berhubungan dengan. a. Pain Level 1) Monitor suhu sesering mungkin
b. Pain Control 2) Monitor warna kulit dan suhu kulit
ditandai dengan: c. Comfort level 3) Pantau TTV
DS : 4) Selimuti pasien
KriteriaHasil:
5) Penatalaksanaan pemberian cairan
1.Pasien mengatakan badannya a. Suhu tubuh dalam rentang normal intravena
terasa panas b. Nadi dan RR dalam rentang normal
2.Pasien mengatakan badannnya
terasa lemas.
DO :
1.Ekspresi wajah meringis
2.Tanda tanda vital :
TD : 110 / 80 mmHg
N : 88 x / menit
S : 38 o C
P : 24 x / menit
Resiko infeksi berhubungan dengan a. Blood Glucosa, Risk For Unstable 1) Mengajarkan pasien dan
adanya luka insisi pembedahan b. Diabetes Self Management keluarga tanda dan gejala infeksi
Ditandai dengan: Kriteria Hasil: 2) Mengobservasi tanda –tanda luka
DO: a. Pasien bebas dari tanda dan 3) Melakukan perawatan luka
1.Nampak insisi pembedahan gejala infeksi 4) Cuci tangan sebelum dan sesudah
b. Menunjukkan perilaku hidup sehat melakukan tindakan
Tabel 4.6 Intervensi Keperawatan
d.Implementasi Keperawatan
No Dx Jam Hari I( Rabu 11 April Jam Hari II(Kamis 12 April Jam Hari III (Jumat 13 April
2018) 2018) 2018)
16.3
5
16.5
0
2 II 17.1 1. Memonitor suhu sesering 14.5 1. Memonitor suhu 10.0 1. Memonitor suhu sesering
7 mungikin mungikin
5 sesering mungikin 5
Hasil: Hasil:
S : 38oC Hasil: S : 38oC
2. Memonitor warna dan S : 37oC 2. Memonitor warna dan suhu
suhu kulit 2. Memonitor warna dan kulit
Hasil: 15.1 10.1 Hasil:
suhu kulit 7
Kemerahan dan panas 0 Kemerahan dan panas
Hasil:
3. Memantau TTV Kemerahan dan panas 3. Memantau TTV
17.2 Hasil: Hasil:
5 3. Memantau TTV
Hasil: TD : 120/80 mmHg
TD : 110/80 mmHg N : 84 x/ menit
15.1 TD : 110/80 mmHg
N : 90 x/ menit 5 N : 88 x/ menit 10.2 S : 36oC
S : 38oC S : 37oC P : 22 x/ menit
0
P : 25 x/ menit P : 22 x/ menit 2. Menyelimuti pasien
4. Menyelimuti pasien 4. Menyelimuti pasien
Hasil: Hasil: Hasil:
Sudah dilakukan 15.2 Sudah dilakukan Sudah dilakukan
17.35 5. Penatalaksanaan 5. Penatalaksanaan 10.2 5. Penatalaksanaan pemberian
5
pemberian
pemberian Hasil: 5 Hasil:
Hasil: Pemberian cairan infus
15.3 Pemberian cairan infus
interavena
interavena
Pemberian cairan infus 0 10.3
interavena
0
17.4
17.5
3 III 18.0 1. Mengajarkan pasien 15.4 1. Mengajarkan pasien dan 10.3 1. Mengajarkan pasien dan
0 dan keluarga tanda dan keluarga tanda dan keluarga tanda dan gejala
gejala infeksi 5 gejala infeksi 8 infeksi
Hasil: Hasil: Hasil:
Sudah diajarkan Sudah diajarkan Sudah diajarkan bagaimana
bagaimana cara bagaimana cara cara menghindari infeksi
menghindari infeksi menghindari infeksi 2. Mengobservasi tanda –
2. Mengobservasi tanda – 2. Mengobservasi tanda – tanda luka
tanda luka tanda luka 10.4
15.5 Hasil:
5
Hasil: Hasil: Luka insisi tidak berubah
Luka insisi tidak 5 Luka insisi tidak warna dan tidak ada udema
berubah warna dan berubah warna dan tidak 3. Melakukan perawatan luka
tidak ada udema ada udema Hasil:
18.05 3. Melakukan perawatan 3. Melakukan perawatan Telah melakukan ganti
luka luka 10.5 perban (GP)
Hasil: Hasil: 4.Mencuci tangan sebelum
0
Telah melakukan ganti 16.1 Telah melakukan ganti dan sesudah melakukan
perban (GP) perban (GP) tindakan
4. Mencuci tangan 0 4. Mencuci tangan Hasil:
sebelum dan sesudah sebelum dan sesudah Telah dilakukan
melakukan tindakan melakukan tindakan 10.5
Hasil: Hasil:
Telah dilakukan Telah dilakukan 5
11.0
18.15 5
18.2
e. Evaluasi Keperawatan
No Dx Jam Hari I ( Rabu 11 April Jam Hari II( Kamis 12 April Jam Hari III( Jumat 13 April
2018) 2018) 2018)
1 I 19.00 S : Pasien mengatakan nyeri 19.00 S : Pasien mengatakan nyeri 13.00 S : Pasien mengatakan
pada bekas operasi nyerinya berkurang
pada bekas operasi
O: wajah tampak meringis O: Tampak pasien mulai
O: P: nyeri tenang
P: nyeri
Q: tertusuk-tusuk A: Masalah teratasi
Q: tertusuk-tusuk
R: abdomen
sebelah
R: abdomen sebelah
kanan bawah kanan P : Intervensi dihentikan
S: 4 sedang bawah
menggurangi nyeri
5.Observasi nonverbal
dari ketidaknyamanan
63
Pembahasan
1. Pengkajian
Timbul keluhan nyeri perut kanan bawah mungkin beberapa jam kemudian
setelah nyeri di pusat atau di epigastrium dirasakan dalam beberapa waktu lalu,
selain mengeluh nyeri pada daerah epigastrium, keluhan yang menyertai klien
Rumah Sakit Bhayangkara Makassar pada tanggal 11-13 April 2018, maka
dalam bab ini saya akan membahas mengenai kesenjangan antara teori dan
kenyataan yang diperoleh sebagai hasil dari pelaksanaan studi kasus. Pengkajian
akurat dan sistematis dapat membantu dalam menentukan kasus kesehatan klien
April 2018.
Sedangkan data yang didapatkan pada kasus yaitu nyeri abdomen kanan
bawah yang hilang timbul dan menetap, ekspresi wajah meringis, lemas, dan
demam.
Berdasarkan data diatas kesenjangan yang terjadi antara teori dan kasus yaitu:
a. Data yang ditemukan di teori tetapi tidak ditemukan di kasus antara lain:
1) Muntah, hal ini ditemukan dalam teori tetapi tidak ditemukan dalam
kasus karena nyeri yang dirasakan tidak terjadi pada epigastrium yang
b. data yang tidak ditemukan pada kasus tetapi ditemukan di teori adalah:
1) Ekspresi meringis hal ini terjadi karena klien merasakan nyeri pada
2. Diagnosa keperawatan
adalah :
pembedahan.
3) Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka insisi pembedahan.
pasien telah mengalami pasca operasi dibagian perut kanan bawah dan
1) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas. Hal ini karena pasien pada saat
jaringan.
3. Perencanaan keperawatan
dan suhu kulit, memantau TTV setiap adanya muncul keluhan, Selimuti
pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi, mengobservasi tanda –tanda
melakukan tindakan.
pasien koperatif, adanya dukungan dari keluarga, pasien dan tenaga medis
keperawatan, Monitor warna kulit dan suhu kulit, memantau TTV setiap
adanya muncul keluhan, Selimuti pasien dalam kenyamanan pasien,
suhu kulit, memantau TTV setiap adanya muncul keluhan, Selimuti pasien
warna kulit dan suhu kulit, memantau TTV setiap adanya muncul keluhan,
luka, cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan. Pada hari
tanda –tanda luka, melakukan perawatan luka, cuci tangan sebelum dan
baik dari keluarga pasien, dan dukungan perawat yang membimbing untuk
pasien.
5. Evaluasi
ini tidak teratasi karena pasien masih terus mengeluh nyeri pada luka
Diagnosa ini sudah teratasi karena suhu pasien dihari kedua implementasi
ketiga
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
pencernaan: data pada teori yang tidak ditemukan dalam kasus tetapi
Kasus.
B. Saran
Andra Saferi Wijaya, S.Kep, Ns & Yessie Mariza Putri, S.Kep, Ns. 2013. Keperawatan
Medikal Bedah. Yogyakarta : Nuha Medika.
Amin Huda Nurarif, S.Kep.,Ns & Hardhi Kusuma, S.Kep.,Ns. 2015. Aplikasi Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Yogyakarta :
Mediaction Jogja.
Iqbal Mubarak, 2015, Standar Asuhan Keperawatan Dan Prosedur Tetap Dalam Praktik
Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika
Huda Amin, 2015, Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
Nanda Noc-Nic, Yogyakarta: Mediaction.
Mulyanti Sri, 2013, keperawatan Medikal Bedah dan sistem pencernaan, Jakarta:
Kencana
Lalani Amina, dkk, 2013, Kegawatdaruratan Pediatri, Penerbit Buku Kedokteran: EGC.
Nugroho Taufan, 2011, Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah, Penyakit Dalam,
Yogyakarta: Nuha Medika.
Saferi Andra, dkk, 2013, Keperawatan Medikal Bedah, Yogyakarta: Nuha Medika.
Digiulio, Mary & Donna, Jackson. 2014. Keperawatan medikal Bedah edisi 1. Yogyakarta :
Rapha Publisihing.
Topik : Apendisitis
Sub Pembahasan : Pengertian, penyebab, tanda dan gejala, komplikasi,
Pencegahan, pengobatan
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien di ruang Cendrawasih 11
Tempat : Ruang Cendrawasih Vip 9
Hari/Tanggal : Sabtu,13 APRIL 2018
Waktu : 1 x 15 menit ( jam 14.30 – 15.00)
Penyuluh : Nursidar Rehamka
E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab / Diskusi
F. MEDIA
1. Leaflet
2. Banner
G. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Pasien dan keluarga pasien berkumpul di ruang cendrawasih
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di ruang cendrawasih
Kesiapan SAP
Kesiapan media: Leaflet, clipart
2. Evaluasi Proses
a. Semua pasien dan keluarga pasien antusias terhadap materi
penyuluhan
b. Tidak ada pasien ataupun anggota keluarga yang meninggalkan tempat
saat penyuluhan
c. Semua pasien dan anggota keluarga pasien mengajukan pertanyaan
danmenjawab pertanyaan secara benar
3. Evaluasi Hasil
Semua pasien dan keluarga pasien mengetahui dan paham tentang
penyakitleukemia, meliputi definisi, etiologi, klasifikasi leukemia, tanda
dan gejala, carapencegahan dan pengobatannya.
H. KEGIATAN PENYULUHAN
NO WAKTU KEGIATAN KEGIATAN METODE
PENYULUH PESERTA
1 2 menit Pembukaan:
Membuka kegiatan Menjawab salam Ceramah
dengan mengucapkan Mendengarkan
salam Pembukaan Memperhatikan
Menjelaskan tujuan
dari penyuluhan
Menyebutkan materi
yang akan diberikan
2 7 menit Pelaksanaan :
Menjelaskan tentang Memperhatikan Ceramah
pengertian apendiksitis Mendengarkan dengan
Menjelaskan menggunakan
penyebab apediksitis Clipart
Menjelaskan
pencegahan app
Menjelaskan
pengobatan app
Menjelaskan tanda
dan gejala apendiksitis
Menjelaskan
komplikasi pada
penderita app
3 2 menit Evaluasi :
Menanyakan kepada Menjawab Tanya jawab
peserta tentang materi pertanyaan dan diskusi
yang telah diberikan
4 2 menit Terminasi :
Menyampaikan Mendengarkan Ceramah dan
kesimpulan Menjawab salam membagikan
Mengucapkan salam leaflet
penutup
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian
Apendiks adalah organ tambahan kecil yang menyerupai jari,melekat pada
sekum tepat dibawah katup ileocecal (Brunner & Sudart 2002 :1097)
B. Penyebab
1. Fekalit/massa fekal padat karena konsumsi diet rendah serat
2. Tumor apendiks
3. Cacing ascaris
4. Erosi mukosa apendiks karena parasit E. Histolytica
5. Hiperplasia jaringan limfe
6. Benda asing
D. Komplikasi
1. Perforasi
2. Peritonitis
3. Infeksi luka
4. Abses intra abdomen
5. Obstruksi intestinum
E. Pencegahan
buah pepeya, pisang dan sayur-sayuran seperti kangkung, kacang panjang, serta
menjaga kebersihan, tidak sering makan – makanan yang terlalu pedas dan asam,
buang air besar secara teratur, olah raga teratur, tidak makan makanan seperti mie
F. Pengobatan
1. Apendiktomi.
3. Antibiotika IV.
DAFTAR PUSTAKA
OLEH
NIM 1509124
TINGKAT : III.C