Anda di halaman 1dari 17

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian dapat ditunjukkan dari deksripsi RSUD Kabupaten Aceh

Tamiang, distribusi frekuensi presdisposing factor (pengetahuan, sikap,

demografik), distribusi frekuensi reinforcing factor (dukungan suami dan tenaga

kesehatan), distribusi frekuensi ketepatan waktu kunjungan ulang KB suntik

progestin. Hubungan presdisposing factor (pengetahuan, sikap, demografik) dan

reinforcing factor (dukungan suami dan tenaga kesehatan) dengan ketepatan

waktu kunjungan ulang KB suntik progestin dimana menggunakan uji Chi

Square, dan pengaruh presdisposing factor (pengetahuan, sikap, demografik) dan

reinforcing factor (dukungan suami dan tenaga kesehatan) terhadap ketepatan

waktu kunjungan ulang KB suntik progestin dimana menggunakan uji regresi

logistik ganda.

4.1 Deskripsi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang adalah rumah sakit

tipe C milik Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tamiang yang beralamat di Jl.

Kesehatan Kecamatan Karang Baru. Lokasinya sekitar 1,5 Km dari pusat kota

Kuala Simpang dan berada sekitar 0,5 Km dari jalur jalan negara yang

menghubungkan Banda Aceh-Medan.

Pada awalnya tahun 1915 Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh

Tamiang adalah merupakan Rumah Sakit Umum Kuala Simpang peninggalan

60
61

Pemerintah Belanda yang berfungsi sebagai Rumah Sakit perkebunan. Pada tahun

1974 statusnya berubah menjadi Puskesmas Karang Baru. Pada tanggal 2 Februari

2003 Puskesmas Karang Baru mengalami peningkatan status pelayanan menjadi

pelayanan Rumah Sakit, dan hal tersebut terwujud melalui Keputusan Menteri

Kesehatan RI Nomor 930/MENKES SK/VI/2003 status pelayanan Rumah Sakit

Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang menjadi rumah sakit dengan klasifikasi

Kelas C dan pada tanggal 2 Agustus 2003 dikukuhkan kembali dengan

penandatanganan prasasti oleh Bapak Ahmad Sujudi selaku Menteri Kesehatan

Republik Indonesia.

Tugas utama Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang

adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna

dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara

serasi, terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan

upaya rujukan.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, RSUD Kabupaten Aceh Tamiang

mempunyai fungsi antara lain: 1. Menyelenggarakan pelayanan medis, 2.

Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis, 3.

Menyelenggarakan pelayanan rujukan, 4. Menyelenggarakan pelayanan dan

asuhan keperawatan, 5. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, 6.

Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan, 7. Menyelenggarakan

administrasi umum dan keuangan, 8. Menyelenggarakan tugas-tugas lain yang

diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugasnya.


62

4.2 Presdisposing Factor

Faktor predisposisi merupakan faktor positif yang mempermudah

terwujudnya praktek, maka sering disebut faktor permudah

Presdisposing Factor yang dilihat pada penelitian ini adalah mencakup

pengetahuan, sikap, demografik. Berdasarkan tabel 4.1, menunjukkan bahwa

responden dengan pengetahuan baik sebanyak 30 orang (37,5%) dan pengetahuan

kurang baik sebanyak 50 orang (62,5%). Responden dengan sikap baik terdapat

sebanyak 31 orang (38,8%) dan sikap kurang baik sebanyak 49 orang (61,2%).

Berdasarkan pendidikan, responden dengan pendidikan Dasar terdapat

sebanyak 14 orang (17,5%), Menengah terdapat sebanyak 32 orang (40,0%) dan

Tinggi terdapat sebanyak 34 orang (42,5%). Dilihat dari segi pekerjaan,

responden yang bekerja diluar rumah terdapat sebanyak 32 orang (40,0%) dan ibu

rumah tangga terdapat sebanyak 48 orang (60,0%). Kemudian dari segi umur

responden menunjukkan umur 15-19 tahun sebanyak 26 orang (32,5%), umur 20-

30 tahun terdapat sebanyak 24 orang (30,0%) dan umur 31-59 tahun terdapat

sebanyak 30 orang (37,5%). Responden dengan jarak tempuh dekat (≤ 2 km)

terdapat sebanyak 36 orang (45,0%), ja)uh (> 2 km terdapat sebanyak 44 orang

(55,0%).
63

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Presdisposing Factor Berdasarkan


Pengetahun, Sikap dan Demografik di Poliklinik PKBRS RSUD
Kabupaten Aceh Tamiang

No Karakteristik Jumlah (n) Presentasi (%)


1 Pengetahuan
Kurang Baik 28 35,0
Baik 52 65,0
2 Sikap
Kurang baik 49 61,2
Baik 31 38,8
3 Pendidikan
Dasar 36 45,0
Menengah 27 33,8
Tinggi 17 21,2
4 Pekerjaan
Di luar rumah 32 40,0
IRT 48 60,0
5 Umur
15-19 tahun 26 32,5
20-30 tahun 24 30,0
31-59 tahun 30 37,5
6 Jarak Tempuh
Dekat 52 65,0
Jauh 28 35,0
Jumlah 80 100,0

4.3 Reinforcing Factor

Faktor-faktor pendorong terwujud dalam sikap dan perilaku petugas

kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku

masyarakat. Perilaku orang lebih banyak dipengaruhi oleh orang-orang yang

dianggap penting. Apabila seseorang itu penting untuknya, maka apa yang ia

katakan atau perbuatan cenderung untuk dicontoh.


64

Distribusi dukungan suami dan dukungan tenaga kesehatan di

kategorikan pada tabel 4.2. Dukungan suami dinilai mendukung sebanyak 42

orang (52,5%) dan menilai tidak mendukung sebanyak 38 orang (47,5%).

Dukungan tenaga kesehatan dinilai tidak berperan sebanyak 42 orang (52,5%) dan

menilai berperan sebanyak 38 orang (47,5%).

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Reinforcing Factor Berdasarkan Dukungan


Tenaga Kesehatan dan Dukungan Suami di Poliklinik PKBRS
RSUD Kabupaten Aceh Tamiang

No Karakteristik Jumlah (n) Presentasi (%)


1 Dukungan Suami
Tidak mendukung 38 47,5
Mendukung 42 52,5
2 Dukungan Tenaga Kesehatan
Tidak berperan 42 52,5
Berperan 38 47,5
Jumlah 80 100,0

4.4 Ketepatan Waktu Kunjungan Ulang KB Suntik Progestin

Ketepatan waktu kunjungan ulang suntikan progestin merupakan salah

satu indikator keberhasilan program suntik KB progestin. Keberhasilan program

KB suntik sangat ditentukan oleh sikap akseptor KB terhadap ketertibannya

melakukan penyuntikan kembali dalam rentang waktu 3 bulan. Keterlambatan

penyuntikan menyebabkan kehamilan dan berpengaruh pada masa subur akseptor.

Berdasarkan distribusi pada tabel 4.3, ketepatan waktu kunjungan ulang

KB suntik progestin di Poliklinik PKBRS RSUD Kabupaten Aceh Tamiang


65

sebagian besar tidak tepat waktu sebanyak 47 orang (58,8%) dan sebanyak 33

orang (41,2%) yang tepat waktu melakukan kunjungan ulang.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Ketepatan Waktu Kunjungan Ulang KB


Suntik Progestin di Poliklinik PKBRS RSUD Kabupaten Aceh
Tamiang

Ketepatan Waktu Kunjungan


Jumlah (n) Presentasi (%)
Ulang
Tidak tepat waktu 47 58,8
Tepat waktu 33 41,2
Jumlah 80 100,0

4.5 Tabulasi Silang Presdisposing Factor (Pengetahuan, Sikap, Demografik)


dengan Ketepatan Waktu Kunjungan Ulang KB Suntik Progestin di
Poliklinik PKBRS RSUD Kabupaten Aceh Tamiang

1. Hubungan Pengetahuan dengan Ketepatan Waktu Kunjungan Ulang KB

Suntik Progestin

Perilaku manusia dapat dilihat dari 3 aspek, yaitu aspek fisik, psikis dan

sosial yang secara rinci merupakan refleksi dari gejolak kejiwaan seperti :

pengetahuan, motivasi, persepsi, sikap, dan sebagian yang di tentukan dan di

pengaruhi oleh faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik dan sosial budaya

masyarakat. Perilaku dapat di ukur dengan cara mengukur unsur-unsur perilaku

dimana salah satu adalah pengetahuan, dengan cara memperoleh data atau

informasi tentang indikator-indikator pengetahuan tersebut.

Hasil uji chi square diperoleh nilai p=0,001 (p<0,05), artinya ada

hubungan pengetahuan dengan ketepatan waktu kunjungan ulang KB suntik


66

progestin di Poliklinik PKBRS RSUD Kabupaten Aceh Tamiang. Responden

dengan pengetahuan baik yang tepat waktu melakukan kunjungan ulang sebanyak

33 orang (83,5%) dan terdapat sebanyak 19 orang (36,5%) yang tidak tepat waktu

melakukan kunjungan ulang. Responden dengan pengetahuan kurang baik

seluruhnya tidak tepat waktu melakukan kunjungan ulang sebanyak 28 orang

(100%).

2. Hubungan Sikap dengan Ketepatan Waktu Kunjungan Ulang KB Suntik

Progestin

Sikap adalah kecendrungan untuk bertindak, berpresepsi dan merasa dalam

menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap ini bukan perilaku, tetapi

merupakan kecendrungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap

objek sikap. Objek sikap dapat berupa benda, orang, tempat, gagasan, situasi atau

kelompok.

Hasil uji chi square diperoleh nilai p=0,740 (p>0,05), artinya tidak ada

hubungan sikap dengan dengan ketepatan waktu kunjungan ulang KB suntik

progestin di Poliklinik PKBRS RSUD Kabupaten Aceh Tamiang. Sikap baik yang

tepat melakukan kunjungan ulang terdapat sebanyak 14 orang (45,2%) dan tidak

tepat melakukan kunjungan ulang terdapat sebanyak 17 orang (54,8%).

Responden dengan sikap kurang baik yang tepat melakukan kunjungan ulang

sebanyak 19 orang (38,8%) dan tidak tepat melakukan kunjungan ulang sebanyak

30 orang (81,2%).
67

3. Hubungan Pendidikan dengan Ketepatan Waktu Kunjungan Ulang KB Suntik

Progestin

Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu

terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih

dewasa labih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau

masyarakat.

Hasil uji chi square diperoleh nilai p=0,0001 (p<0,05), artinya ada

hubungan pendidikan dengan ketepatan waktu kunjungan ulang KB suntik

progestin di Poliklinik PKBRS RSUD Kabupaten Aceh Tamiang. Responden

yang memiliki pendidikan dasar dengan tepat waktu melakukan kunjungan ulang

sebanyak 22 orang (61,1%) dan terdapat sebanyak 14 orang (38,9%) tidak tepat

waktu melakukan kunjungan ulang, pendidikan menengah dengan tepat waktu

melakukan kunjungan ulang sebanyak 2 orang (7,5%) dan terdapat 25 orang

(92,5%) tidak tepat waktu melakukan kunjungan ulang, sedangkan pendidikan

tinggi dengan tepat waktu melakukan kunjungan ulang sebanyak 9 orang (52,9%)

dan terdapat sebanyak 8 orang (47,1%) dengan tidak tepat waktu melakukan

kunjungan ulang.

4. Hubungan Pekerjaan dengan Ketepatan Waktu Kunjungan Ulang KB Suntik

Progestin

Faktor pekerjaan juga mempangaruhi pengetahuan. Seseorang yang

bekerja pengetahuannya akan lebih luas dari pada seseorang yang tidak bekerja,

karena dengan bekerja seseorang akan banyak mempunyai informasi


68

Hasil uji chi square diperoleh nilai p=0,009 (p>0,05), artinya tidak ada

hubungan pekerjaan dengan ketepatan waktu kunjungan ulang KB suntik

progestin di Poliklinik PKBRS RSUD Kabupaten Aceh Tamiang. Responden

yang memiliki pekerjaan diluar rumah dengan tepat waktu melakukan kunjungan

ulang sebanyak 14 orang (43,7%) dan terdapat sebanyak 18 orang (56,3%) dengan

tidak tepat waktu melakukan kunjungan ulang, sedangkan responden yang

memiliki pekerjaan IRT dengan tepat waktu melakukan kunjungan ulang

sebanyak 19 orang (39,6%) dan terdapat sebanyak 29 orang (60,4%) dengan tidak

tepat waktu melakukan kunjungan ulang.

5. Hubungan Umur dengan Ketepatan Waktu Kunjungan Ulang KB Suntik

Progestin

Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola

pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.

Pengetahuan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang

terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan. 

Hasil uji chi square diperoleh nilai p=0,656 (p>0,05), artinya tidak ada

hubungan umur dengan ketepatan waktu kunjungan ulang KB suntik progestin di

Poliklinik PKBRS RSUD Kabupaten Aceh Tamiang. Umur 15-19 tahun tepat

waktu melakukan kunjungan ulang sebanyak 9 orang (34,6%) dan terdapat

sebanyak 17 orang (65,4%) yang tidak tepat melakukan kunjungan ulang, umur

20-30 tahun tepat melakukan kunjungan ulang terdapat sebanyak 10 orang


69

(41,7%) dan terdapat sebanyak 14 orang (58,3%) tidak tepat melakukan

kunjungan ulang, sedangkan umur 31-59 tahun tepat melakukan kunjungan ulang

sebanyak 14 orang (46,7%) dan terdapat sebanyak 16 orang (53,3%) yang tidak

tepat melakukan kunjungan ulang.

6. Hubungan Jarak Tempuh ke Rumah Sakit dengan Ketepatan Waktu

Kunjungan Ulang KB Suntik Progestin

Jarak antara tempat tinggal dengan tempat pelayanan kesehatan

berpengaruh negative terhadap jumlah pelayanan kesehatan. Hal ini dapat

dipahami karena semakin jauh tempat tinggal semakin jauh tempat tinggal

pelayanan kesehatan akan semakin mahal.

Hasil uji chi square diperoleh nilai p=0,0001 (p<0,05), artinya ada

hubungan jarak tempuh dengan ketepatan waktu kunjungan ulang KB suntik

progestin di Poliklinik PKBRS RSUD Kabupaten Aceh Tamiang. Jarak tempuh

dekat (≤ 2 km) tepat melakukan kunjungan ulang sebanyak 33 orang (63,5%) dan

terdapat sebanyak 19 orang (36,5%) yang tidak tepat melakukan kunjungan ulang,

sedangkan jarak jauh (> 2 km) seluruhnya tidak tepat melakukan kunjungan ulang

sebanyak 28 orang (100%).


70

Tabel 4.4 Hubungan Presdisposing Factor (Pengetahuan, Sikap, dan


Demografik) dengan Ketepatan Waktu Kunjungan Ulang
Suntik KB Progestin di Poliklinik PKBRS RSUD Kabupaten
Aceh Tamiang

Ketepatan Waktu
Kunjungan Ulang
Jumlah
Variabel Tepat Tidak P
Tepat
N % N % N %
Pengetahuan
Kurang Baik 0 0 28 100 28 100,0
0,0001
Baik 33 63,5 19 36,5 52 100,0
Sikap
Kurang Baik 19 38,8 30 61,2 49 100,0
0,740
Baik 14 45,2 17 54,8 31 100,0
Pendidikan
Dasar 22 61,1 14 38,9 36 100,0
0,0001
Menengah 2 7,5 25 92,5 27 100,0
Tinggi 9 52,9 8 47,1 17 100,0
Pekerjaan
Diluar Rumah 14 43,7 18 56,3 32 100,0
0,009
IRT 19 39,6 29 60,4 48 100,0
Umur
15-19 tahun 9 34,6 17 65,4 26 100,0
20-30 tahun 10 41,7 14 58,3 24 100,0 0,656
31-59 tahun 14 46,7 16 53,3 20 100,0
Jarak Tempuh
Dekat 33 63,5 19 36,5 52 100,0 0,0001
Jauh 0 0 28 100 28 100,0
71

4.5 Tabulasi Silang Hubungan Reinforcing Factor (Dukungan Suami dan


Tenaga Kesehatan) dengan Ketepatan Waktu Kunjungan Ulang KB
Suntik Progestin di Poliklinik RSUD Kabupaten Aceh Tamiang

7. Hubungan Dukungan Suami dengan Ketepatan Waktu Kunjungan Ulang KB

Suntik Progestin

Suami adalah pasangan hidup istri (ayah dari anak-anak), suami

mempunyai suatu tanggung jawab yang penuh dalam suatu keluarga tersebut dan

suami mempunyai peranan yang penting, dimana suami sangat dituntut bukan

hanya sebagai pencari nafkah akan tetapi suami sebagai motivator dalam berbagai

kebijakan yang akan di putuskan termasuk merencanakan keluarga.

Hasil uji chi square diperoleh nilai p=0,0001 (p<0,05), artinya ada

hubungan dukungan suami dengan ketepatan waktu kunjungan ulang KB suntik

progestin di Poliklinik PKBRS RSUD Kabupaten Aceh Tamiang. Suami yang

mendukung dengan responden tepat melakukan kunjungan ulang sebanyak 33

orang (78,6%) dan tidak tepat melakukan kunjungan ulang terdapat sebanyak 9

orang (21,4%), sedangkan suami yang tidak mendukung seluruhnya tidak tepat

waktu melakukan kunjungan ulang sebanyak 38 orang (100%).

8. Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan dengan Ketepatan Waktu Kunjungan

Ulang KB Suntik Progestin


72

Tenaga kesehatan memegang peranan penting dalam memberikan

informasi tentang metode KB calon akseptor yang dalam hal ini khusus ibu hamil,

bersalin dan nifas.

Hasil uji chi square diperoleh nilai p=1,000 (p>0,05), artinya tidak ada

hubungan dukungan tenaga kesehatan dengan ketepatan waktu kunjungan ulang

KB suntik progestin di Poliklinik PKBRS RSUD Kabupaten Aceh Tamiang.

Tenaga kesehatan yang berperan dengan responden tepat waktu melakukan

kunjungan ulang sebanyak 16 orang (42,1%) dan terdapat sebanyak 22 orang

(50,0%) tidak tepat waktu melakukan kunjungan ulang, sedangkan tenaga

kesehatan yang tidak berperan dengan responden tepat waktu melakukan

kunjungan ulang sebanyak 17 orang (40,5%) dan terdapat sebanyak 25 orang

(59,5%) tidak tepat waktu melakukan kunjungan ulang.

Tabel 4.5 Hubungan Reinforcing Factor (Dukungan Suami dan Tenaga


Kesehatan) dengan Ketepatan Waktu Kunjungan Ulang KB
Suntik Progestin di Poliklinik RSUD Kabupaten Aceh
Tamiang
Ketepatan Waktu
Kunjungan Ulang
Jumlah
Variabel Tepat Tidak P
Tepat
N % n % n %
Dukungan Suami
Tidak 0 0 38 100 38 100,0
mendukung 0,0001
Mendukung 33 78,6 9 21,4 42 100,0
Dukungan Tenaga
Kesehatan
Tidak berperan 17 40,5 25 59,5 42 100,0 1,000
Berperan 16 42,1 33 57,9 38 100,0
73

4.6 Analisis Pengaruh Presdisposing Factor dan Reinforcing Factor Terhadap


Ketepatan Waktu Kunjungan Ulang KB Suntik Progestin

Untuk mengetahui pengaruh presdisposing factor dan reinforcing factor

terhadap ketepatan waktu kunjungan ulang kb suntik progestin di poliklinik

PKBRS RSUD Kabupaten Aceh Tamiang dilakukan uji regresi logistik ganda.

Uji regresi logistik ganda yaitu salah satu pendekatan model statistik untuk

menganalisis pengaruh beberapa variabel independen (lebih dari satu) terhadap

variabel dependen. Namun, sebelum uji multivariat dilakukan, terlebih dahulu

dilakukan pemilihan variabel yang memenuhi syarat untuk dimasukkan ke dalam

uji multivariat. Variabel yang terpilih untuk dimasukkan ke dalam uji multivariat

ditentukan dari hasil analisis, dimana bila hasil analisis didapat nilai p<0,25 akan

dimasukkan ke dalam analisis multivariat.

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang dimasukkan dalam analisis

multivariat dengan nilai p<0,25 yaitu pengetahuan, jarak tempuh dan dukungan

suami.

Tabel 4.6 Variabel-variabel yang Masuk Analisis Multivariat

No Variabel P Value Keterangan


1 Pengetahuan 0,001 Kandidat *
2 Sikap 0,501 Bukan Kandidat
3 Pendidikan 0,641 Bukan Kandidat
4 Pekerjaan 0,641 Bukan Kandidat
5 Umur 0,499 Bukan Kandidat
6 Jarak Tempuh 0,021 Kandidat*
7 Dukungan Suami 0,006 Kandidat*
8 Dukungan Tenaga Kesehatan 0,661 Bukan Kandidat

Ket : * Variabel yang memenuhi syarat yang masuk uji analisis multivariate
74

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, ketiga variabel tersebut masuk dalam

analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik sederhana dengan

metode Enter dimana variabel yang tidak signifikan dengan nilai p > 0,05 akan

dikeluarkan secara bertahap (step by step). Pengaruh antara variabel independen

terhadap variabel dependen di Poliklinik PKBRS RSUD Kabupaten Aceh

Tamiang, dapat dilihat pada Tabel 4.7 dibawah ini:

1. Pemodelan Multivariat I

Tabel 4.7 Hasil Uji Regresi Logistik Ganda Ketepatan Waktu Kunjungan
Ulang KB Suntik Progestin di Poliklinik PKBRS RSUD
Kabupaten Aceh Tamiang
Variabel B p value Exp B 95% Cl
Pengetahuan 3,324 0,001 27,784 3,870-199,483
Jarak tempuh 2,281 0,023 9,784 1,362-70,256
Dukungan suami 2,055 0,039 7,807 1,114-54,694
Constant -3,896 - - -

Berdasarkan hasil tabel 4.7 menunjukkan ada pengaruh pengetahuan, jarak

tempuh dan dukungan suami terhadap ketepatan waktu kunjungan ulang KB

suntik progestin di Poliklinik PKBRS RSUD Kabupaten Aceh Tamiang dengan

nilai p<0,005. Dari hasil uji regresi logistik ganda ternyata variabel yang paling

dominan memengaruhi ketepatan waktu kunjungan ulang KB suntik progestin

adalah pengetahuan dengan nilai Exp B=27,784, artinya responden yang memiliki

pengetahuan baik sebesar 27,784 kali kemungkinan tepat waktu dalam melakukan

kunjungan ulang KB suntik progestin di Poliklinik PKBRS RSUD Kabupaten

Aceh Tamiang dibandingkan dengan pengetahuan kurang baik.


75

Nilai overall percentage correct yang diperoleh sebesar 89,4% artinya

variabel pengetahuan, jarak tempuh dan dukungan suami menjelaskan

pengaruhnya terhadap ketepatan waktu kunjungan ulang KB suntik progestin

sebesar 89,4%, sedangkan sisanya sebesar 10,6% dipengaruhi oleh faktor lain

yang tidak termasuk dalam variabel penelitian ini. Model persamaan regresi

logistik ganda yang dapat memprediksi kinerja bidan adalah sebagai berikut:

1
p( y )= −(−3 , 896+3 ,324( X 1 )+2 ,281( X 2 )+2, 055 ( X 3 )
1+e

1
p( y)=
1+2 , 71828−(−3 ,896+3 ,324( 0)+2 ,281( 0)+2, 055( 0)

Dimana :

P = Peluang terjadinya efek (kinerja)

e = bilangan alamiah yang besarnya 2,71828

a = konstanta

b1,2 = nilai koefisien regresi

X₁,2,3 = variabel independen

Dari persamaan di atas dapat diinterpretasikan jika akseptor KB suntik

progestin memiliki pengetahuan kurang baik, suami tidak mendukung dan jarak

tempuh jauh maka peluang ketepatan waktu kunjungan ulang KB suntik progestin

di Poliklinik PKBRS RSUD Kabupaten Aceh Tamiang adalah 1,9%.


76

1
p( y )= −(−3 , 896+3 ,324( X 1 )+2 ,281( X 2 )+2, 055 ( X 3 )
1+e

1
p( y)= −(−3 ,896+3 ,324( 1)+2, 281(1 )+2 , 055( 1))
1+2, 71828

Dimana :

P = Peluang terjadinya efek (ketepatan waktu)

e = bilangan alamiah yang besarnya 2,71828

a = konstanta

b1,2 = nilai koefisien regresi

X₁,2,3 = variabel independen

Dari persamaan di atas dapat diinterpretasikan jika akseptor KB suntik

progestin memiliki pengetahuan baik, dukungan suami baik dan jarak tempuh

dekat ke rumah sakit maka peluang ketepatan waktu kunjungan ulang KB suntik

progestin di Poliklinik PKBRS RSUD Kabupaten Aceh Tamiang adalah 98%.

Anda mungkin juga menyukai