Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS JURNAL FENOMENA BUDAYA DALAM PENYEMBUHAN PENYAKIT

SECARA TRADISIONAL (PIJAT REFLEKSI DAN TRANSFER PENYAKIT


DENGAN MEDIA BINATANG)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikososial

Di susun Oleh :

Anita Widyastuti Ulfah ( C.0105.20.072 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


BUDI LUHUR

CIMAHI
REVIEW JURNAL FENOMENA BUDAYA DALAM PENYEMBUHAN PENYAKIT
SECARA TRADISIONAL (PIJAT REFLEKSI DAN TRANSFER PENYAKIT
DENGAN MEDIA BINATANG)

Latar Belakang

Menurut WHO ( 2000 ) pengobatan tradisional adalah jumlah total pengetahuan,


keterampilan dan praktek yang berdasarkan pada teori-teori, keyakinan dan pengalaman
masyarakat yang mempunyai adat budaya yang berbeda, baik dijelaskan atau tidak,
digunakan dalam pema;iharaan kesehatan serta dalam pencegahan, diagnosa, perbaikan atau
pengobatan penyakit secara fisik dan juga mental.

Sistem pengobatan tradisional merupakan fenomena sosial budaya yang telah


menyatu dalam kehidupan masyarakat. Sistem tersebut sekarang digunakan oleh
masyarakat untuk mengatasi berbagai penyakit baik di desa maupun di kota -kota besar.
Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan tidak mampu menghilangkan arti pengobatan
tradisional, dan tenaga kerja yang diwakili oleh ahli pengobatan tradisional adalah sumber
yang sangat potensial dari perawatan kesehatan.

Pijat refleksi adalah suatu cara pengobatan penyakit melalui titik pusat urat saraf
yang berhubungan dengan organ-organ tubuh tertentu. Dengan kata lain adalah
penyembuhan penyakit melalui pijat urat syaraf untuk memperlancar peredaran darah
( Ruhito F, Mahendra B 2009)

Pijat refleksi sebagai metode penyembuhan tradisional , merupakan metode untuk


mendeteksi penyakit pasien, mendiagnosis dan untuk kemudian menentukan penyakit dan
terapinya.

Transfer Penyakit ke Organ Binatang, Biasanya kambing dan anjing digunakan


untuk media transfer penyakit yang sudah berat /kronik. Pemilihan jenis binatang ini
didasari oleh laksa yaitu daya tampung organ tubuh yang cukup besar sebagai media. Di
antara kambing atau anjing, tidak ada perbedaan tingkatan jenis penyakit.

Metode Penelitian
Jurnal ini menggunakan pendekatan kualitatif yang menekankan pada pendekatan
partisipasi-observasi dan wawancara bebas mendalam digunakan untuk pengumpulan data.
Hal ini dilaksanakan untuk memahami kehidupan penyembuh, terutama kaitannya dengan
fenomena penyembuhan penyakit. Pemahaman perilaku penyembuh untuk mencapai
kesempurnaan ilmu penyembuhannya, menurut Clifford Geertz (1981:117) guna
memperoleh kemampuan menjadi penyembuh, di samping diwarisi, diperoleh juga melalui
belajar.

Hasil dan Pembahasan

Pijat refleksi sebagai metode penyembuhan tradisional model H merupakan metode


untuk mendeteksi penyakit pasien, mendiagnosis dan untuk kemudian menentukan penyakit
dan terapinya. Kebetulan pasien yang dideteksi mempunyai keluhan: perut merasa tidak enak,
ternyata pasien kesulitan buang air besar tidak lancar. Setiap pasien yang datang pasti dipijat
untuk menentukan/mendiagnosis penyakitnya.

Transfer penyakit melalui media. Pada awalnya, media yang digunakan kelinci dan
bulus. Namun karena kelinci semakin lama semakin berkurang dan pasien juga menginginkan
media yang lebih besar agar cepat sembuh, maka digunakanlah kambing dan anjing sebagai
media transfer penyakit

Sakit liver yang diderita Tuan Simon akibat sering mengkonsumsi minuman keras dan
tidak menjaga makannya. Oleh dokter telah divonis jika tidak mau menjaga makan dan
minumnya, umurnya akan tinggal dua tahun lagi. Ia melakukan pijat refleksi, berangsur
-angsur sakit berkurang, dan setahun kemudian ia sembuh sempurna. seorang wanita berusia
30 tahun yang mengidap penyakit liver Ia mencoba dipijat di daerah refleksinya setiap hari
selama dua menit, beberapa minggu kemudian, ia sembuh dari sakit livernya.

Artikel ini mendemonstrasikan fenomena budaya tentang pengobatan tradisional pijat


refleksi oleh seorang perempuan dan penularan (TRANSFER) penyakit menggunakan media
hewan oleh kelompok penyembuhan holistik. Semua anggota kelompok adalah laki-laki.
Fenomena ini bukan hanya fenomena medis dan ekonomi, tetapi juga fenomena sosial
budaya karena sudah lazim dalam kehidupan masyarakat. Di sisi lain, model penyembuhan
penyakit adalah bagian dari budaya. Kemampuan dan ketrampilan kedua praktisi tradisional
diperoleh melalui bakat yang diwarisi oleh nenek moyang mereka. Secara tradisional,
kemampuan dan keterampilan yang diwariskan kepada generasi penerus bergantung pada
jenis kelamin, seperti S dari ayah, kakek dan kakek; Memiliki kemampuan dari nenek buyut.
Tidak ada diskriminasi gender untuk menjadi praktik penyembuhan tradisional.

Studi dilaksanakan pada masyarakat Kota Yogyakarta. Ketiga penyembuh pun tinggal dan
berpraktik di Kota Yogyakarta

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/07_nanik
%2520kasniyah.pdf&ved=2ahUKEwic46rTmY3tAhUT63MBHZuvBOMQFjAAegQIARAB&usg=AOvVaw0
hakMTVDhaTzzJa1RjGkPy&cshid=1605740588824

Anda mungkin juga menyukai