ELNA SAFLUT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan izin, rahmat dan kuasa-Nyalah
saya diberikan kesehatan sehingga menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Sejarah Penyelaman,
Pada kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak terutama kepada dosen pengajar mata kuliah Kesehatan Matra Laut yang telah
memberikan tugas ini kepada kami. Kami sngat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita khususnya mengenai peran gadar. kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan masih jauh dari apa yang
diharapkan. Untuk itu, kami berharap kritik dan saran demi perbaikan makalah ini di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun. Semoga
HALAMAN JUDUL........................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
•Latar Belakang.............................................................................................................1
•Rumusan Masalah.......................................................................................................1
•Tujuan..........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
Sejarah Penyelaman ...................................................................................................2
Sejarah Terapi Oksigen Hiperbarik...............................................................................3
Perkembangan Penyelaman dan Hiperbarik di Indonesia............................................4
Kesimpulan. .................................................................................................................5
Saran. ..........................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
•Menyelam adalah kegiatan dilakukan dibawah permukaan air, dengan atau tanpa menggunakan peralatan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Lingkungan penyelaman memiliki berbagai potensial bahaya baik fisik maupun biologi. Secara anatomi tubuh manusia terdiri dari 3 unsur yaitu padat, cair
dan berongga. Jaringan tubuh yang padat seperti tulang, otot, jantung dan hati, relatif tidak meneruskan tekanan, sedangkan yang berupa cairan dapat
meneruskan tekanan, dan yang berongga seperti telinga, sinus, lambung, usus, paru juga saluran nafas sangat dipengaruhi perubahan tekanan.
•Secara umum, terapi oksigen hiperbarik merupakan suatu metode pengobatan dimana pasien diberikan pernapasan oksigen murni (100%) pada tekanan
udarayang dua hingga tiga kali lebih besar dari pada tekanan udara atmosfer normal (satu atmosfer). Terapi ini merupakan terapi komplementer yang
Terapi oksigen hiperbarik merupakan sakah satu dari terapi penunjang yang dimilki khzanah pengetahuan ilmu kedokteran kelautan. Peran terapi oksigen
hiperbarik mengambil peran penting dalam memberikan konstribusi pada pengembangan kesehatan para prajurit dikalangan militer kesatuan matra
kelautan.
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN
SEJARAH PENYELAMAN
Menyelam merupakan kegiatan yang dilakukan dibawah permukaan air, dengan atau tanpa menggunakan peralatan untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Menyelam sudah dilakukan dari tahun sebelum masohi (SM). Sejak zaman dulu, penyelam juga
dipergunakan mencari harta karun, selain untuk militer, seperti menenggelamkan kapal musuh, memotong jangkar, dan melubangi
kapal dari bawah.
Dalam sejarah Yunani, Herodotus menceritakan seorang penyelam bernama Scyllis pada abad ke 5 SM, yang dipekerjakan raja
persia Xerxes untuk mengambil harta karun yang tenggelam. Pada tahun 332 SM, Alexander The Great mengirimkan penyelam
untuk meruntuhkan pelabuhan di kota Tyra (Libanon). Dan pada tahun 415 para penyelam Yunani meledakkan peledak dibawah
permukaan laut untuk menghancurkan pelabuhan di sirakusa.
Di negara Indonesia, belum diketahui sejarah awal tentang penyelaman, namun pada zaman kerajaan diketahui salah seorang
penyelam bernama Raden Jayakatwang yang merupakan putra dari Aria Bima yang spesialisnya adalah menyelam dilaut. Pada
daerah Maluku, sudah dilakukan penyelaman mutiara dari beberapa abad-abad yang lalu. Namun tidak ada data yang
mencantumkan.
SEJARAH TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK
Terapi oksigen hiperbarik adalah pengobatan oksigenasi hiperbarik yang dilaksanakan di sarana pelayanan kesehatan dengan
menggunakan ruang udara bertekanan tinggi (RUBT) dan pemberian pernapasan oksigen murni (O2 = 100 %) pada tekanan lebih dari satu
Terapi oksigen bertekanan tinggi adalah suatu prosedur dimana pasien menempati suatu ruangan yang disebut dengan ruangan udara
bertekanan tinggi (RBUT) dan diberikan oksigen dengan tekanan 100% dengan harapan untuk menstimulasi penyembuhan untuk beberapa
masalah kesehatan (Erick Supondha). Terapi ini awalnya digunakan untuk penyakit dekompresi, yaitu suatu penyakit yang dialami oleh
penyelam atau pekerja tambang bawah tanah akibat penurunan tekanan saat naik ke permukaan secara mendadak. Dari berbagai penelitian
diketahui oksigen dengan tekanan tinggi ini memiliki manfaat lebih, tidak hanya pada kasus-kasus penyelaman saja. Satu contoh terapi
oksigen hiperbarik yang berhasil, digunakan dalam mempercepat proses penyembuhan luka. (Indo Diving)
Penggunaan tekanan atmosfer untuk menyembuhkan pasien tidaklah baru. Ternyata sudah mulai dikenal pada tahun 1600an, sampai
akhirnya oksigen yang bersaturasi dalam darah dengan hemoglobin ditemukan dapat menyembuhkan luka dengan cepat pada tahun
Fisher pada tahun 1969 untuk pertama kali menggunakan oksigen hiperbarik pada 32 pasiennya yang mengalami ulser pada kaki. Penelitian
• Menurut penyelam yang lebih akrab disapa Ronny ini, menyelam masuk ke indonesia melalui militer. Selam/Diving dibawa
ke indonesia oleh tentara kita sejak masa perang Dunia II. Pada tahun 1960-an, TNI mulai memiliki Komando Pasukan
Katak dimana menyelam termasuk ke dalam latihannya. Kemudian pada tahun 1980-an, Diving/Selam mulai merambah ke
lahan sport dan rekreasi. Pada era ini kemudian lahir klub selam seperti POPAL (Persatuan Perairan Angkatan Laut).
Diving/Selam sebagai recreational activity juga semakin populer dengan semakin semakin banyaknya penyelam yang terus
• Terapi Hiperbarik pertama kali masuk ke Indonesia mulai tahun 1960. Pertama kali dipakai di PT PAL. Surabaya (Terbesar di
Indonesia), selanjutnya angkatan laut (AL) mengembangkan di lembaga kesehatan AL, berlanjut ke R.S. Mintoharjo Jakarta.
Perkembangan Fasilitas chamber hyperbaric RSAL Halong Ambarawa, RSAL.Midiato, RSP Balikpapan, RSP cilacap, RSU
Makassar, RSU Manado, RSU Sangla Denpasar, Diskes Koarmabar dan RSAL. Dr.F.X Suharjo Ambon yang didirikan pada
tahun 1982 dan diresmikan oleh Kajenkesal Laksamana TNI Dr. Soesanto pada 08 April 1984.
Saat ini, penggunaan alat terapi oksigen hiperbarik di Indonesia masih relatif sedikit. Hal ini dinilai karena harganya yang
mahal. Selain itu, alat terapi tersebut cenderung dipasang fix (tidak dapat dipindah-pindah).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
• Menyelam merupakan kegiatan yang dilakukan dibawah permukaan air, dengan atau tanpa menggunakan peralatan untuk
Perubahan fisiologis penyelam dikarenakan perbedaan tekanan. Tekanan atmosfer akan menurun pada ketinggian karena
atmosfer diatasnya berkurang,sehingga udara pun berkurang. Demikian sebaiknya tekanan akan meningkat bila seorang
• Penyakit akibat gas pada penyelaman salah satunya adalah narkosis nitrogen yaitu kenaikan tekanan parsial dari gas yang
• Penyakit akibat binatang laut berbahaya. Ada dua golongan binatang laut berbahaya menurut jenisnya yaitu : ikan hiu, belut
• Hiperbarik adalah pengobatan oksigenasi hiperbarik yang dilakukan dalam sebuah chamber atau ruangan bertekanan udara
tinggi yaitu lebih dari 1 atmosfer. Saat ini terapi hiperbarik sudah di lakukan untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit
Susan dan Supondha Erick, 2012. Tatalaksana Penyakit Akibat Kerja Karena Pajanan Hiperbarik dan
Penyakit Lain Akibat Penyelaman.
.
Howell, et al. (2008). Hyperbaric Oxygen Therapy : AORN Journal, 107 (4). Pp.442-453