Anda di halaman 1dari 15

M A K A L A H

“ Permainan Dakotan / Congklak ”

MK : KEPERAWATAN GERONTIK

D.MK : Ns.La Syam Abidin M.Kep.,Sp.Kep.Com*

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1

1. Adelcy Y Pelupessy
2. Aldi Rumata
3. Arie S Ampoa
4. Bina Rumatiga
5. Carmalia Huka
6. Crishty Rehuwallo
7. Elna Saflut
8. Lilies Upate
9. Iswahyudi

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU

PRODI KEPERAWATAN MASOHI

TAHUN AJARAN 2021/202


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberi hidayah dan
inayah-Nya pada kami, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan lancar. Perkembangan Bermain yang membimbing dan mengarahkan kami dalam
penulisan makalah yang berjudul Permainan Dakotan, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca .

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, maka
dari itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................................i

KATA PENGANTAR. ..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI. ...........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan
Masalah.......................................................................................................1
C. Tujuan
Pembahasan...............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

1. Permainan
Dakotan/Conglak..............................................................................................3
2. Cara Bermain Permainan Dakotan/Congkla.....................................................3
3. Manfaat Permainan
Dakotan/Congklak.............................................................................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan. ...................................................................................................10
B. Saran..............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Upaya pencegahan dan terapi demensia senilis perlu dilakukan melalui peningkatan
aktivitas kognitif dengan mengingatkan kejadian masa lalu yaitu permainan
tradisional. Permainan dakon dapat mengingat memori jangka panjang maupun
jangka pendek yang dapat mengasah kemampuan kognitif lansia. Tujuan penelitian
ini menganalisis pengaruh permainan dakon terhadap gangguan demensia/pikun
pada lansia di wilayah Kabupaten Sukoharjo. Desain penelitian eksperimen semu
(quasi experiment) menggunakan rancangan penelitian nonequivalent control group
design. Teknik sampling Puposive Sampling dengan sampel sejumlah 15 lansia
untuk kelompok eksperimen dan 15 lansia untuk kelompok kontrol. Sampel dilakukan
pretest dan post test dengan pemeriksaan MMSE dan SPMSQ Teknik analisis data
yang digunakan adalah paired samples t –test. Hasil : Ada pengaruh permainan
dakon terhadap gangguan pikun/demensia (CI : 95%, p = 0,000) dengan harga t
hitung sebesar -27493 dan nilai signifikasi sebesar 0,010 (p < 0,005). Simpulan :
Permainan dakon berpengaruh terhadap gangguan pikun/demensia pada lansia.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Menjelaskan pengertian Permainan Congklak/Dakotan


2. Menjelaskan Cara Bermain Congklak/Dakotan
3. Menjelaskan Manfaat Permainan Congklak/Dakotan

C. TUJUAN

1. Untuk Mengetahui dan memahami Permainan Congklak


2. Untuk Mengetahui dan memahami Manfaat Permainan congklak terhadap
Perkembangan anak.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PERMAINAN DAKOTAN/CONGKLAK
Congklak adalah suatu permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam
nama di seluruh indonesia. Congklak adalah satu dari banyak permainan tradisonal
yang mulai hilang karena perubahan zaman. Pada zaman dahulu dengan segala
keterbatasan fasilitas, anak-anak masih dapat bermain dengan tidak menyalahi
masa-masa mereka yaitu bermain.
Permainan congklak merupakan permainan tradisional dari adat jawa. Menurut
sejarah permainan ini pertama kali dibawa oleh pendatang dari arab yang rata-rata
datang ke indonesia untuk berdagang atau dakwah.
B. CARA BERMAIN DAKOTAN/CONGKLAK
Permainan congklak menggunakan papan permainan yang memiliki 14 lubang dan 2
lubang induk yang ukurannya lebih besar. Dimainkan oleh 2 orang. Satu lubang
induk terletak pada ujung papan dan lubang in duk lainnya terletak di ujung
lainnya. Di antara kedua lubang induk terdapat 2 baris yang tiap barisnya berisi 7
lubang yang jumlahnya 14 lubang.
Tiap lubang kecil diisi dengan 7 biji yang biasanya terbuat dari kerang atau plastik.
Kecuali lubang induk yang dibiarkan kosong. Setelah menentukan siapa yang akan
mulai lebih dulu, maka permainan dimulai dengan memilih salah satu lubang dan
menyebarkan biji yang ada di lubang tersebut ke tiap lubang lainnya searah jarum
jam. Masing-masing lubang diisi dengan 1 biji. Bila biji terakhir jatuh di lubang yang
ada biji-bijian lain maka biji yang ada di lubang tersebut diambil lagi untuk diteruskan
mengisi lubang-lubang selanjutnya. Jangan lupa untuk mengisikan biji ke lubang
induk kita setiap melewatinya. Sedangkan lubang induk lawan tidak perlu diisi.
Bila biji terakhir ternyata masuk dalam lubang induk kita, berarti kita bisa memilih
lubang lainnya untuk memulai lagi, tetapi bila ternyata saat biji terakhir diletakkan
pada salah satu lubang kosong, berarti giliran untuk lawan kita. Bila lubang tempat
biji terakhir itu ada di salah satu dari 7 lubang yang ada di baris kita, maka biji yang
ada di seberang lubang tersebut beserta 1 biji terakhir yang ada di lubang kosong
akan menjadi milik kita dan akan masuk dalam lubang induk kita. Setelah semua
baris kosong, maka permainan dimulai lagi dengan mengisi 7 lubang milik kita,
masing-masing dengan 7 biji dari biji yang ada di lubang induk kita. Dimulai dari
lubang yang terdekat dengan lubang induk, bila tidak mencukupi maka lubang
lainnya dibiarkan kosong dan selama permainan tidak boleh diisi.
C. INDIKASI
1. Meningkatkan aktivitas kognitif lansia
2. Mengoptimalkan daya ingat memori jangka panjang maupun jangka pendek.
E. PRETES DAN POSSTES
PENGKAJIAN STATUS FUNGSIONAL
Overview
Pengkajian status fungsional didasarkan pada kemandirian klien dalam menjalankan
aktivitas kehidupan sehari-hari. Kemandirian berarti tanpa pengawasan, pengarahan
atau bantuan orang lain. Pengkajian ini didasarkan pada kondisi aktual klien dan
bukan pada kemampuan, artinya jika klien menolak untuk melakukan suatu fungsi,
dianggap sebagai tidak melakukan fungsi meskipun ia sebenarnya mampu.
Pengkajian ini menggunakan intrumen pengkajian kemandirian Kartz yang
dimodifikasi.
Persiapan
1. Lembar penilaian
2. Pulpen/pensil

Pengkajian

No Aktivitas Mandiri Tergantung


(Nilai 1) (Nilai 0)
1 Mandi di kamar mandi 0
(menggosok, membersihkan, dan
mengeringkan badan)
2 Menyiapkan pakaian, membuka, 0
dan mengenakannya
3 Memakan makanan yang telah 0
disiapkan
4 Memelihara kebersihan diri untuk 0
penampilan diri (menyisir rambut,
mencuci rambut, menggosok
gigi, mencukur kumis)
5 BAB di WC (membersihkan dan 1
mengeringkan daerah bokong)
6 Dapat mengontrol pengeluaran 0
feses (tinja)
7 BAK di kamar mandi 1
(membersihkan dan
mengeringkan daerah genitalia)
8 Dapat mengontrol pengeluaran 0
air kemih
9 Berjalan di lingkungan tempat 1
tinggal atau keluar ruangan
tanpa alat bantu, seperti tongkat
10 Menjalankan ibadah sesuai 1
agama dan kepercayaan yang
dianut
11 Melakukan pekerjaan rumah, 0
seperti: merapikan tempat tidur,
mencuci pakaian, memasak, dan
membersihkan ruangan
12 Berbelanja untuk kebutuhan 0
sendiri atau kebutuhan keluarga.
13 Mengelola keuangan 1
(menyimpan dan menggunakan
uang sendiri)
14 Menggunakan sarana 0
transportasi umum untuk
bepergian.
15 Menyiapkan obat dan minum 0
obat sesuai dengan aturan
(takaran obat dan waktu minum
obat tepat)
16 Merencanakan dan mengambil 0
keputusan untuk kepentingan
keluarga dalam hal penggunaan
uang, aktivitas sosial yang
dilakukan dan kebutuhan akan
pelayanan kesehatan
17 Melakukan aktivitas di waktu 1
luang (kegiatan keagamaan,
sosial, rekreasi, olah raga dan
menyalurkan hobi)
JUMLAH POIN

Penilaian
Point 13 – 17 : Mandiri
Point 0 – 12 : Ketergantungan

Hal-hal yang perlu diperhatikan


Upayakan untuk mengkaji kapasitas kemampuan lansia untuk melakukan aktivitas,
bukan penilaian kinerja atau performa dalam melakukan aktivitas

PENGKAJIAN FUNGSI KOGNITIF


Overview
Pengkajian fungsi kognitif ini menggunakan instrument Mini Mental State
Examination (MMSE)
Persiapan
1. Lembar penilaian
2. Kertas
3. Pulpen/pensil

Pengkajian
No Aspek Kognitif Nilai Nilai Kriteria
Maksimal Klien
1 Orientasi 5 Menyebutkan
 Tahun
 Musim
 Tanggal
 Hari
 Bulan
5
Di mana sekarang kita berada
 Negara
 provinsi
 kabupaten
 Kecamatan
 Kelurahan/desa
2 Registrasi 3 Sebutkan tiga nama objek (kursi,
meja, kertas), kemudian
ditanyakan kepada klien,
menjawab : kursi
Meja
kertas
3 Perhatian dan 5 Meminta klien berhitung mulai dari
kalkulasi 100, kemudian dikurangi 7 sampai
5 tingkat. 100, 93, ..., ..., ..
4 Mengingat 3 Meminta klien menyebutkan objek
pada point 3.
1. Kursi
2. Meja
3. ....
5 Bahasa 3 Menanyakan kepada klien tentang
benda (sambil menunjuk benda
tersebut).
1. Jendela
2. Jam dinding
3. lemari
1
Meminta klien untuk mengulang
kata berikut “tanpa, jika, dan, atau,
tetapi”. Klien menjawab ..., dan,
atau, tetapi.
3
Meminta klien untuk mengikuti
perintah berikut yang terdiri dari 3
langkah. Ambil pulpen ditangan
Anda, ambil kertas, menulis “saya
mau tidur”.
1. Ambil pulpen
2. Ambil kertas
1 3. .....

Perintahkan klien untuk hal berikut


(bila aktifitas sesuai perintah nilai
1 1 poin): “tutup mata Anda”
1. Klien tutup mata

Perintahkan pada klien untuk


menuliskan satu kalimat dan
menyalin gambar (2 buah segi 5)
Total : 30
Penilaian
24-30 : Normal
17-33 : Probable gangguan kognitif
0-16 : Definitif gangguan kognitif

Hal-hal yang perlu diperhatikan


Upayakan saat melakukan pengkajian berada dalam lingkungan yang tenang.

PENGKAJIAN STATUS EMOSIONAL


Overview
Pengkajian status emosional ini bertujuan untuk mengukur tingkat depresi lansia.
Instrumen yang digunakan adalah Skala Depresi Geriatrik Yesavage (GDS) versi
singkat atau short version

Persiapan
1. Lembar penilaian
2. Pulpen/pensil

Pengkajian
No Pertanyaan Jawaban Skore
1 Apakah Anda sebenarnya puas Ya/Tidak
dengan kehidupan Anda?
2 Apakah Anda telah meninggalkan Ya/Tidak
banyak kegiatan dan minat atau
kesenangan Anda?
3 Apakah Anda merasa kehidupan Ya/Tidak
Anda kosong?
4 Apakah Anda sering merasa Ya/Tidak
bosan?
5 Apakah Anda mempunyai Ya/Tidak
semangat yang baik setiap saat?
6 Apakah Anda takut bahwa sesuatu Ya/Tidak
yang buruk akan terjadi pada
Anda?
7 Apakah Anda merasa bahagia Ya/Tidak
untuk sebagian besar hidup Anda?
8 Apakah Anda sering merasa tidak Ya/Tidak
berdaya?
9 Apakah Anda lebih senang tinggal Ya/Tidak
di rumah daripada keluar dan
mengerjakan sesuatu yang baru?

10 Apakah Anda merasa mempunyai Ya/Tidak


banyak masalah dengan daya ingat
Anda dibanding kebanyakan
orang?
11 Apakah Anda pikir bahwa hidup Ya/Tidak
Anda sekarang ini menyenangkan?
12 Apakah Anda merasa tidak Ya/Tidak
berharga seperti perasaan Anda
saat ini?
13 Apakah Anda merasa Anda penuh Ya/Tidak
semangat?
14 Apakah Anda merasa bahwa Ya/Tidak
keadaan Anda tidak ada harapan?
15 Apakah Anda pikir bahwa orang Ya/Tidak
lain lebih baik keadaanya daripada
Anda?
Total :
Jawaban yang dicetak tebal memiliki skor 1, tanpa cetak tebal skor 0

Penilaian
Skor 0 – 4 : not depressed (tidak depresi/normal)
Skor 5 – 9 : Mild depression (depresi ringan
Skore 10 – 15 : severe depression (depresi sedang/berat)

Hal-hal yang perlu diperhatikan


Upayakan saat melakukan pengkajian berada dalam lingkungan yang tenang dan
klien dalam kondisi rileks.

D. MANFAAT PERMAINAN DAKOTAN/CONGKLAK


Sekilas permainan ini terlihat sangat sederhana, malah bisa dianggap kuno.
Namun dibalik kesederhanaan tersebut sesungguhnya ada beberapa  manfaat yang
dapat diperoleh daripermainan tersebut, yaitu :
1) Melatih Kemampuan Otak
Saat memegang dan memainkan biji-biji congklak tersebut, yang paling
berperanan adalah motorik halus kita, yaitu jari jemari. Bagi individu yang
kemampuan motorik halusnya tidak terlalu baik, maka ia tidak dapat
menjalankan permainan tersebut dengan cepat, dan mungkin saja biji-biji
congklak tersebut akan tersebar dan terlepas dari genggamannya.
Kemampuan motorik halus ini sangat bermanfaat bagi anak untuk memegang
dan menggenggam alat tulis. Dengan kemampuan motorik halus yang baik,
maka anak, dapat menulis atau mengetik dengan baik dan cepat.
2) Melatih kesabaran dan ketelitian
Permainan ini sangat memerlukan kesabaran dan ketelitian. Terutama pada
saat si pemain harus membagikan biji congklak ke dalam lubang-lubang yang
ada di papan congklak. Jika si pemain tidak sabar dan tidak teliti, maka
permainan tidak akan berjalan dengan baik.
3) Melatih Jiwa sportifitas
Dalam permaianan ini diperlukan kemampuan untuk menerima kekalahan.
Karena permainan ini dilakukan hanya 2 orang saja, maka akan terlihat jelas
antara menang dan kalah. Kekalahan akan sangat terasa manakala di
pemenang hanya meninggalkan satu (1) butir biji congklak saja. Kondisi
kalah tentu saja sangat tidak menyenangkan, namun bagaimana pun kondisi
tersebut harus diterima dengan besar hati. Situasi ini sangat berbeda,jika
dibandingkan saat kita  bermain game di komputer . Disaat kita merasa akan
mengalami kekalahan, maka dengan mudah ia dapat mematikan (off) atau
mengulang (restart) permainan tersebut.
4) Melatih kemampuan menganalisa.
Untuk bisa menjadi pemenang, maka kemampuan untuk menganalisa sangat
diperlukan, terutama saat lawan mendapatkan giliran untuk bermain. Bagi
yang mampu menganalisa dengan baik, ia dapat memenangkan permain
tersebut dengan hanya meninggalkan satu (1) butir biji congklak.
5) Menjalin kontak sosial
Dapat dikatakan, faktor ini merupakan hal terpenting dalam permainan ini.
Karena dilakukan secara bersama-sama, maka terjalin suatu kontak sosial
antara pemainannya. Berbagai macam informasi dapat disampaikan saat
permainan ini dilakukan. Tak jarang senda gurau dan tawa terdengar saat
permainan ini berlangsung.
Manfaat-manfaat di atas belum tentu diperoleh jika anak memainkan
permainan yang ada di komputer pribadi mereka, apalagi jika komputer
pribadi tersebut diletakkan dalam kamar tidur. Hal ini dapat menyebabkan
anak menjadi lebih individual dan terkadang lupa untuk bersosialisasi dengan
lingkungannya Kemampuan-kemampuan lain pun belum tentu dapat
berkembang dengan baik. Justru dari sebuah permainan yang terlihat
sederhana, ternyata malah memberikan manfaat yang besar, selain
melestarikan budaya Indonesia dan mendapatkan kegembiraan, anak pun
dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan yang ada dalam dirinya.
Congklak sebagai salah satu alternatif alat permainan edukatif (APE).
Sebuah alat dinamakan sebagai APE ketika ia memiliki nilai manfaat yakni
untuk menstimulasi potensi anak. Misalnya saja yang terstimulasi dalam
Congklak adalah :
 Kemampuan motorik halus, anak menggenggam biji congklak dan
memindahkan dari tangannya dan dimasukkan dalam lobang
 Kemampuan numerik, untuk anak yang belum dapat berhitung bisa
distimulasi dengan memancingnya dengan sebutan angka yang tidak
utuh. Jadi seperti ini "sa....tu..."
 Melatih daya konsentrasi, saya seringkali memperoleh pertanyaan
bagaimana anak dapat berkonsentrasi belajar. Bahwa optimalisasi
konsentrasi ada di 15 menit pertama, setelah itu konsentrasi akan split
dengan perhatian ke berbagai hal.
Dengan latihan ini akan membuat lebih panjang waktu untuk
berkonsentrasi.
Pilar kedua dalam kegiatan atraktif untuk anak preschool adalah
kegiatan bermain dan APE dengan menggunakan bahan disekeliling,
bisa dengan gelas plastik, biji kacang merah, pasir putih, dsb.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Congklak adalah suatu permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam
nama di seluruh indonesia. Congklak adalah satu dari banyak permainan tradisonal
yang mulai hilang karena perubahan zaman. Pada zaman dahulu dengan segala
keterbatasan fasilitas, anak-anak masih dapat bermain dengan tidak menyalahi masa-
masa mereka yaitu bermain. Permainan congklak merupakan permainan tradisional dari
adat jawa. Menurut sejarah permainan ini pertama kali dibawa oleh pendatang dari arab
yang rata-rata datang ke indonesia untuk berdagang atau dakwah.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini penyusun menyadari tentu ada banyak kekurangan baik
dalam penulisan maupun penjabaran materi serta penyusunan askep. Untuk itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca semua. Dan
penyusun juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.expat.or.id/info/congklak.html. Diakses pada tanggal 27 Januari 2010.


2. http://www.expat.or.id/info/congklakinstructions.html#top. Diakses pada tanggal 27
Januari 2010.
3. http://www. id.wikipedia.org/wiki/Congklak. Diakses pada 27 Januari 2010
4. www.budaya-indonesia.org/iaci/Congklak. Diakses pada 27 Januari 2010

Anda mungkin juga menyukai