TINJAUAN TEORI
Kebutuhan gizi klien lanjut usia perlu dipenuhi secara adekuat untuk kelangsungan
proses pergantian sel dalam tubuh, mengatasi proses menua, dan memperlambat terjadinya
usia biologis. Kebutuhan kalori pada klien lanjut usia berkurang karena berkurangnyaa kalori
dasar akibat kegiatan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk melakukan
kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat, misalnya untuk jantung, usus, pernapasan , ginjal,
dan lain lain. Kebutuhan kalori klien lanjut usia tidak melebihi 1700 kalori, sebaiknya
disesuaikan dengan macam kegiatannya. Kebutuhan protein normal usia lanjut usia adalah 1
gram/ kg BB/ hari.
Makanan yang mengandung lemak hewani harus dikurangi, misalnya daging sapi,
daging kerbau, kuning telur, otak, dan lain lain. Lanjut usia disarankan mengonsumsi
makanan tambahan yang banyak mengandung kalsium (Ca) atau zat kapur. Zat besi perlu
diberikan untuk memperlancar pembentukan darah. Pemberian garam natrium harus
dikurangi karena kemungkinan adanya tekanan darah tinggi. Lanjut usia perlu pula diberi
buah buahan untuk mendapatkan vitamin. Untuk menghindari konstipasi ( sembelit ), klien
lanjut usia perlu diberi cukup makanan yang mengandung serat, misalnya, beras tumbuk, akar
akar hijau, kacang kacangan, buah buahan, serta banyak minum (1500 2000 cc ) yang
sekaligus berguna membantu kerja ginjal.
Masalah gizi tidak hanya terjadi pada balita dan ibu hamil, tetapi ternyata sering kali
menimpa lanjut usia. Hal yang perlu mendapat perhatian ialah gizi berlebih, gizi kurang, dan
kekurangan vitamin.
Gizi Berlebih
Gizi berlebihan pada lanjut usia banyak terdapat di Negara barat dan kota besar.
Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebih, apalagi pada
lanjut usia karena penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktifitas fisik.
Kebiasaan makan tersebut sulit untuk di ubah walaupun klien telah menyadari untuk
mengurangi makan. Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya
penyakit jantung, diabetes mellitus, penyempitan pembuluh darah, dan tekanan darah tinggi.
Gizi Kurang
Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah sosial ekonomi danjuga karena
gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan, hal tersebut
menyebabkan berat badan berkurang dari normal. Apabila kondisi ini disertai kekurangan
protein, kerusakan sel terjadi yang tidak dapat diperbaiki. Akibatnya, ramnut rontok, daya
tahan terhadap penyakit menurun, atau mudah terkena infeksi pada organ tubuh yang vital.
Bila lanjut usia kurang mengkonsumsi buah dan sayur, ditambah kekurangan protein
dalam makanan, hal tersebut mengakibatkan nafsu makan berkurang, pengelihatan mundur,
kulit kering, lesu, lemah lunglai, dan tidak semangat.
Perawat harus melakukan pengkajian ststus gizi secara cermat dan sebaiknya lebih dari
satu parameter. Pertama menggunakan pengukuran antropometrik, yaitu mengukur Tinggi
Badan(TB) dan Berat Badan (BB), kemudian menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT
dihitung dengan membagi berat badan (dalam kilogram) dengan kuadrat TB (dalam meter
persegi). IMT normal untuk perempuan 17-23, sedangkan untuk laki-laki adalah 18-25(lihat
rumus)
IMT = ()
Pada saat mengukur tinggi badan seorang lanjut usia, perlu diingat bahwa lanjut usia
dapat mengalami pengurangan tinggi badan seiring dengan pertambahan usia. Pengurangan
tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :
IMT kategori
<18,5 Berat badan kurang
18,5-24,9 Berat badan normal
25,0-29,9 Berat badan lebih
30,0-34,9 Obesitas I
35,0-39,9 Obesitas II
>39,9 Sangat obes
Oleh sebab itu dianjurkan menggunakan ukuran tinggi lutut (knee height) untuk
menentukan secara pasti tinggi badan seseorang. Tinggi lututtidak akan berkurang, kecuali
jika terdapat fraktur tungkai bawah. Dari tinggi lutut, dapat dihitung tinggi badan
sesungguhnya. Perhatikan rumus berikut.
Selain itu, juga menggunakan parameter laboratrium, yang biasa digunakan, yaitu
nilai hemoglobin dan albumin serum. Perlu diperhatikan bahwa waktu paruh albumin adalah
21 hari sehingga pemantauan ststus gizi dapat pula menggunakan kadar transferin (waktu
paruh delapan hari) atau kadar pre-albumin paru dua hari).
PEMBERIAN MAKANAN
2. Sajikan makanan tersebut pada waktunya secara teratur dan dalam porsi yang kecil saja.
3. Jangan menunjukkan rsa bosan dalam melayani klien lanjut usia, tunjukan wajah yang
cerah dan gembira.
4. Beri makanan secara bertahap dan bervariasi, terutama bila nafsu makan berkurang.
5. Perhatikan makanan apa yang disukai atau tidak, agar dapat menentukan jenis makanan
yang sesuai dengan seleranya.
6. Jika mendapat diet tertentu, perhatikan apakah diet tersebut sesuai dengan petunjuk
dokter, misalnya untuk diabetes dan tekanan darah tinggi.
7. Beri makanan yang lunak untuk menghindari konstipasi serta memudahkan mengunyah,
terutama bagi klien lanjut usia, yang sudah ompong, misalnya dalam bentuk nasi tim atau
bubur.
Bagi lanjut usia yang mampu sendiri,diharapkan untuk makan sendiri.keluarga atau
perawat membantu menyajikan saja. Usahakan klien didorong untuk mengerjakan sendiri
segala sesuatunya. Bagi klien lanjut usia yang tidak mampu bergerak sendiri atau pasif, perlu
diberi pertolongan dan bantuan sesuai dengn kenutuhan, misalnya kebutuhan makanannya (
perlu disuapi ).
3. Letakkan lap makan atau serbet di atas dadanya, gunanya mencegah bajunya tidak menjadi
kotor.
4. Suapi dengan sendok yang tidak terlalu penuh, lalu masukkan kedalam mulutnya.
5. Penolong atau perawat dapat duduk atau berdiri di sisi tempat tidur.
7. Jangan tergesa gesa agar jalan makanan tidak terganggu dan juga tidak menggangu atau
mengurangi nafsu makan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan makan untuk klien lanjut usia :
1. Porsi makan perlu diperhatikan, jangan terlalu kenyang. Porsi makan hendaknyadiatur
merata dalam satu hari sehingga dapat makan lebih sering dengan porsi yang kecil.
4. Bagi lanjut usia yang proses penuaannya sudah lebih lanjut, hal berikut perlu
diperhatikan :
c. bila kesulitan mengunyah karena gigi rusak atau gigi palsu kurang baik, makanan
harus lunak/lembek atau dicincang.
5. Batasi minum kopi dan teh. Minuman tersebut boleh diberikan, tetapi harus diencerkan
karena berguna untuk merangsang gerakan usus dan menambah nafsu makan.
Menu adalah susunan hidangan yang dipersiapkan atau disajikan pada waktu makan.
Menu seimbang untuk lanjut usia adalah susunan makanan yang mengandung cukup semua
unsur gizi yang dibutuhkan lanjut usia.
CONTOH MENU SEIMBANG BAGI LANJUT USIA
1. Mengandung zat gizi beraneka ragam bahan makanan yang terdiri atas zat tenaga,
zat pembangun, dan zat pengatur.
2. Jumlah kalori yang baik untuk dikonsumsi oleh lanjut usia adalah 50% dari hidrat
arang yang merupakan hidrat arang kompleks (sayuran, kacang-kacangan, dan biji-
bijian).
3. Jumlah lemak dalam makanan dibatasi, yaitu 25-30% dari total kalori.
4. Jumlah potein yang baik dikonsumsi disesuaikan dengan lanjut usia, yaitu 8-10%
dari total kalori.
5. Dianjurkan mengandung tinggi serat (selulosa) yang bersumber pada buah, sayur
dan macam-macam pati, yang dikonsumsi dalam jumlah secara bertahap.
6. Menggunakan bahan makanan yang tinggi kalsium, seperti susu non-fat, yoghurt
dan ikan.
7. Makanan mengandung tinggi zatbesi(Fe),seperti kacang-kacang, hati,daging,bayam
atau sayuran hijau.
8. Membatasi penggunaan garam. Perhatikan label makanan yang mengandung
garam, misalnya monosodium glutamat, natrium bikarbonat dan natrium sitrat.
9. Bahan makanan sebagai sumber zat gizi sebaiknya dari bahan makanan yang segar
dan mudah dicerna.
10. Hindari bahan makanan yang mengandung tinggi alkohol.
11. Pilih makanan yang mudah dikunyah seperti makanan lunak.
Syarat menu untuk lanjut usia dengan berat badan yang kurang :
1. Jika lanjut usia mengalami kekurangan berat badan, makanan yang diberikan
adalah yang mengandung tinggi kalori dan tinggi protein (TKTP).
2. Diet TKTP terdiri atas TKTP I dan TKTP II.
a. TKTP I 2100 kalori, protein 85 g (12-15% total kalori).
b. TKTP II 2500 kalori, protein 100 g.
3. Bahan makanan yang baik diberikan adalah :
a. sumber protein hewani : ayam,telur,hati,susu,keju,dan ikan
b. sumber protein nabati : kacang-kacangan,tahu,tempe,dan oncom.
Bahan makanan yang perlu dihindari adalah gula-gula,dodol,cake dan makanan
yang manis.
4. Cara pemberian makanan dengan berat badan yang rendah adalah makanan bisa
dengan diberi makanan tambahan.
Contoh menu bagi lanjut usia dengan berat badan rendah
Komposisi: kalori 2100, protein 85 gram, karbohidrat 325, dan lemak 40 gram.
Pagi
Sarapan
1 gelas susu (2 sdm susu bubuk full cream) + gula
Roti isi telur (1 butir telur)
1 potong buah (100 gram)
Pukul 10.00
1 gelas sari buah
Kue sus
Siang
10 sdm nasi (200 g)
1 potong besar ikan/daging/ayam (100 g)
1 potong buah (100 g)
Pukul 16.00
1 gelas bubur kacang hijau (50 gram kacang hijau + santan
secukupnya)
Malam
10 sdm nasi (200 g)
1 potong/ikan/daging/ayam(75 g)
Sayuran secukupnya
1 potong buah (100 g)
Menjelang tidur
1 gelas susu (2sdm susu bubuk full cream)
Makan lanjut usia dengan berat badan rendah
Makanan biasa
Keterangan : 1 gelas susu = 200 g susu bubuk; 1 butir telur = 50 g; 1 potong daging =
50 g.
Syarat menu untuk lanjut usia dengan berat badan lebih (kegemukan) :
1. Jika berat badan berlebihan (kegemukan), konsumsi energi harus dikurangi sampai
mencapai berat badan normal.
2. Diet rendah kalori untuk lanjut usia harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Kalori dikurangi 500 sampai dengan 100 kalori dari kebutuhan normalnya.
b. Pengurangan kalori sebaiknya dilakukan dari pengurangan karbohidrat dan
lemak.
c. Pengurangan kalori dalam jumlah normal, dapat juga di atas ebutuhan
normal, yaitu 1-1,5 gram per kg berat badan.
d. Serat diberikan cukup tinggi.
e. Vitamin dan mineral diberikan dalam jumlah seperti biasa.
f. Diet rendah kalori terdiri ats:
Rendah kalori I (1200 kalori)
Rendah kalori II(1500 kalori)
Rendah kalori III (1700 kalori)
Yang sering digunakan adalah diet rendah kalori 1500 atau 1700 kalori.
Contoh menu makanan lanjut usia dengan berat badan berlebihan (kegemukan)
Komposisi : kurangi kalori sebesar 500-1000 kalori (mis.1700). kalori dengan
protein 74 gram, lemak 45 gram, dan karbohidrat 249 gram.
Pagi
Sarapan
4 sdm nasi (1000 gram)
1 butir telur (75 gram)
1 mangkung sayuran
Pukul 10.00
1 gelas susu (3 sdm susu bubuk) + 2 sdt gula
1 potong pepaya (100 g)
Siang
6 sdm nasi (150 g)
1 potong besar bandeng presto (75 g)
1 mangkuk sayur lode encer (100 g sayur + 25 g daging sapi)
1 potong buah (75g)
Pukul 16.00
Pisang bakar (150g pisang + 2,5g margarin)
Malam
4 sdm nasi (100g)
1 potong ikan/daging/ayam (75g)
Sayur secukupnya (100g)
1 potong buah (100g)
Selain cara pemilihan bahan makanan yang bermutu, juga perlu diketahui kandungan
gizi dari bahan makanan tersebut ketika diketahui kandungan gizi dari bahan makanan
tersebut ketika menyusun menu lanjut usia. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
gizi lanjut usia sehingga tidak asal kenyang.
Cara prektis menyusun menu dengan nilai gizi yang sesuai dengan kebutuhan lanjut
usia tidak terlepas dari syarat tersebut diatas. Gunakan daftar ukuran rumah tangga (URT)
dan daftar penukaran bahan makanan.
Bila klien lanjut usia mendapat obat atau resep dari dokter, pemberian obat sebaiknya
dilakukan tepat pada waktunya. Untuk menghindari kekeliruan mengawasi apakah oabat itu
benar diminum seseuai aturan.
Untuk menanggulangi gejala yang sering dihadapi oleh lanjut usia dirumah, dapat
disediakan beberapa macam obat, antara lain:
Perlu diingat bawa obat adalah setaiap zat atau campuran zay baik kimia, hewani atau nabati
memiliki takaran serta bentuk sediaan tertentu dapat menyembuhkan, meringankan atau
mencegah penyakit atau gejala. Namun obat juga dapat membahayakan jiwa. Oleh karena itu,
hati-hati dengan penggunaan obat.