Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN

Bidang Keperawatan Keluarga

Oleh : Kelompok 6

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
PROGRAM S1 KEPERAWATAN
2020
PENYUSUN

AKHMAD DHARMA PUTRA 1714201110067

DINA OKHTIARINI 1714201110070

ERMA SAFITRI 1714201110072

FIKRI 1714201110074

LISMAWATI 1714201110076

MIRANTI RAHAYU 1714201110078

NADIA KHAIRUNNIDA 1714201110080

NORAH MATHUL QONI’AH 1714201110084

RIANDA PUTRA 1714201110088

VINNA ARLINDA 1714201110090

WINDA LESTARI 1714201110092

RUSMIATI 1714201110094

ATIKA YULIANI 1714201110096

NOOR LAILY RAFI’AH 1714201110098


BAB 1
LATAR BELAKANG

1.1 Pendahuluan
Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di dunia.
Bahkan di Indonesia TB Paru adalah pembunuh nomor satu diantara penyakit
menular dan merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan
penyakit pernafasan akut pada seluruh kalangan usia. Tuberkulosis masih menjadi
penyebab utama dari morbiditas dan mortalitas pada semua umur terutama di negara
berkembang (Octaria, 2013).
Tuberkulosis adalah suatu penyakit granulomatosa kronis menular yang disebabkan
oleh Mycobacterium tuberculosis.Penyakit ini biasanya mengenai paru, tetapi
mungkin menyerang semua organ atau jaringan di tubuh.Biasanya granuloma
tubercular mengalami nekrosis perkijauan (Robbins, 2007). Orang dapat terinfeksi
kuman TB Paru kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernafasan dan
kontak langsung yang secara berlebihan dengan kuman TB Paru (Mycobacterium
Tuberculosis) selama 3 bulan atau lebih (Rusnoto, 2006).
Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan kepadalima penderita TB paru BTA
positif di wilayah kerja Puskesmas Srondol kota Semarang, didapatkan hasil bahwa
dari lima penderita hanya satu penderita (20%) yang membuang dahaknya di tempat
khusus atau kaleng tertutup yang berisi pasir dan antiseptik, empat penderita (80%)
membuang dahak di sembarang tempat. Dua penderita (40%) bila batuk menutup
mulut, yang dua penderita (40%) tidak pernah menutup mulutbila batuk dan satu
penderita (20%) kadang- kadang. Lima penderita (100%)tidak menjaga jarak waktu
berkomunikasi, penderita menganggap bahwa tidakakan terjadi pemaparan kuman
pada keluarga saat bercakap-cakap. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan karena
perilaku tersebut dapat mengakibatkan terjadinya gangguan fisik, gangguan jiwa,
gangguan tumbuh kembang anak, menurunnya produktivitas keluarga dan akhirnya
terjadi gangguan ekonomi, sedangkan dampak yang terburuk dapat mengakibatkan
kematian.(Manalu, 2010).
Tuberkulosis hingga saat ini merupakan masalah kesehatan yang utama di dunia dan
belum ada satu negarapun yang bebas dari tuberkulosis.Di negara maju sekalipun,
yang pada mulanya kejadian tuberkulosis telah menurun, belakangan ini naik kembali
sehingga tuberkulosis disebut salah satu Reemerging Disease(Kumboyono,2011).Di
Indonesia, TB Paru merupakan masalah yang harus ditanggulangi oleh pemerintah.
Indonesia berada pada peringkat ke 5 dunia penderita TB Paruterbanyak setelah India,
Cina, Afrika Selatan, dan Nigeria.
World Health Organization (WHO) melaporkan adanya 3 juta kematian akibat TB
paru setiap tahun dan diperkirakan 5000 orang setiap harinya.Tiap tahun ada 9 juta
penderita TB paru baru dari 25% kasus kematian dankesakitan. Masyarakat yang
menderita TB paru adalah orang-orang pada usia produktif yaitu dari 15 sampai 54
tahun.Prevalensi TB paru 20% lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan perempuan,
tiga kali lebih tinggi dipedesaan dibandingkan perkotaan dan empat kali lebih tinggi
pada pendidikan rendah dibandingkan pendidikan tinggi (Valen, 2013).
Masalah perilaku yang tidak baik pada penderita TB Paru masih menjadi perhatian,
oleh sebab itu perlu diadakan upaya pencegahan kepada penderita TB Paru(Djannah,
2009).
Pencegahan adalah upaya kesehatan yang dimaksudkan agar setiap orang terhindar
dari terjangkitnya suatu penyakit dan dapat mencegah terjadinya penyebaran penyakit
(Yulfira, 2011).Upaya pencegahan yang dilakukan adalah hidup sehat (makan
makanan bergizi, istirahat cukup, olah raga teratur) dan hindari (rokok, alkohol, obat
bius dan hindari stres), bila batuk mulut ditutup, berperilaku hidup bersih dan sehat,
berobat sesuai aturan, jangan meludah di sembarang tempat serta menerapkan strategi
DOTS(Nugroho, 2010).
Pencegahan penyakit TB paru juga tidak lepas dari aspek sosial budaya masyarakat
yang bersangkutan.Disamping itu para petugas kesehatan seperti dokter diharapkan
selalu menambah pengetahuan dan keterampilan agar dapat lebih sempurna untuk
mendeteksi serta mendiagnosa penyakit TB Paru pada stadium dini (Manalu,
2010).Selain dilakukannya upaya pencegahan dilakukan juga upaya penanggulangan
tuberkulosis melalui penyuluhan kesehatan karena akan membantu memperjelas
informasi yang disampaikan oleh tenaga kesehatan (Kumboyono, 2011).
Penanggulangan tuberkulosis yang dibuat oleh Depkes RI dibidang promotif adalah
dengan penyuluhan kesehatan.Penyuluhan kesehatan tentang tuberkulosis perlu
dilakukan karena masalah tuberkulosis banyak berkaitan dengan masalah
pengetahuan dan perilaku masyarakat (Kumboyono, 2011).Kegiatan yang ditujukan
kepada faktor predisposisi dalam bentuk penyuluhan kesehatan ini dimaksudkan
untuk meluruskan kepercayaan-kepercayaan yang tidak kondusif bagi perilaku sehat,
dan akhirnya berakibat buruk bagi kesehatan mereka (Notoatmojdo, 2010).

1.2 Tujuan
Setelah mengikuti kegiatan Pendidikan Kesehatan tentang TB Paru dan Etika Batuk
kepada masyarakat selama   30 menit, diharapkan yang menderita atau beresiko
dapat memahami tentang penanganan pertama Diare dan dapat diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.

1.3 Sasaran
Masyarakat

1.4 Waktu Dan Tempat Kegiatan


Tempat : Puskesmas Desa Gula Aren
Hari/Tanggal : Selasa, 09 Juni 2020
Waktu : 14.00 WITA – 14.30 WITA

1.5 Jadwal kegiatan

NO WAKTU KEGIATAN

1 Selasa, 09 Juni 2020. 14.00 WITA Pendidikan Kesehatan Tentang TB Paru


-14.30 WITA
BAB 2
TEMA SAP

Bidang : Keperawatan Keluarga


Topik : TB Paru
Sub Topik : TB Paru dan Etika Batuk
Sasaran : Masyarakat
Tempat : Puskesmas Desa Gula Aren
Hari/Tanggal : Selasa, 09 Juni 2020
Waktu : 14.00 WITA – 14.30 WITA

2.1 Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti kegiatan Pendidikan Kesehatan tentang TB Paru kepada
masyarakat selama   30 menit, diharapkan yang menderita atau beresiko dapat
memahami tentang TB Paru dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

2.2 Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti kegiatan Pendidikan Kesehatan tentang TB Paru kepada
Masyarakat selama 30 menit, diharapkan seluruh pasien atau keluarga dapat
mengetahui tentang:
1. Pengertian TB Paru
2. Faktor Penyebabnya TB Paru
3. Cara Penularan TB Paru
4. Tanda dan Gejala TB Paru
5. Pengobatan TB Paru
6. Cara Pencegahan TB Paru
7. Etika Batuk Yang Baik dan Benar

2.3 Sasaran
Masyarakat
2.4 Pokok Materi (Terlampir)
2.5 Media
Leaflet

2.6 Metode
Ceramah
Tanya jawab
2.7 Kriteria Evaluasi
1. Peserta antusias terhadap pelaksanaan kegiatan dan menghadiri
2. Peserta memahami dan aktif bertanya

2.8 Kegiatan
No Waktu Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 5 Menit a. Mengucapkan salam pembukaan Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri Mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan Memperhatikan
d. Menyebutkan Materi Memperhatikan

2. 15 Menit 1. Pengertian TB Paru Memperhatikan


2. Faktor Penyebabnya TB Paru Memperhatikan
3. Cara Penularan TB Paru Memperhatikan
4. Tanda dan Gejala TB Paru Memperhatikan
5. Pengobatan TB Paru Melaksanakan
6. Cara Pencegahan TB Paru Melaksanakan
7. Etika Batuk Yang Baik dan Melaksanakan
Benar
3. 5 Menit Menyatakan Kepeda Peserta tentang Memperhatikan
Materi yang telah diberikan,
reinforcement kepada peserta
4. 5 menit a. Menyimpulkan materi yang telah Memperhatikan
disampaikan
b. Melakukan evaluasi mengakhiri Mendengarkan
kegiatan
c. Mengucapkan terima kasih dan salam Menjawab Salam

2.9 Pengorganisasian
Pembicara : Nadia Khairunnida, Erma Safitri, Miranti Rahayu, Fikri, Noor
Laily Rafi’ah, Dina Okhtiarini, Atika Yuliani
Pembawa acara : Akhmad Dharma Putra
Fasilitator : Firman Arief, Ns., M.Kep
BAB 3
ISI MATERI

1.1 Pengertian
Penyakit TB Paru adalah penyakit infeksi dan menular yang menyerang paru-paru
yang disebabkan oleh kuman Micobacterium Tuberkulosis.

1.2 Faktor Penyebabnya


Etiologi Tuberculosis Paru adalah Mycobacterium Tuberculosis yang
berbentuk  batang dan Tahan asam ( Price , 1997 )Penyebab Tuberculosis adalah
M. Tuberculosis bentuk batang panjang 1 – 4 /µm Dengan tebal 0,3 0,5 µm. selain
itu juga kuman lain yang memberi infeksi yangsama yaitu M Bovis, M. Kansasii,
M. Intracellutare

1.3 Cara Penularan


Penyakit tuberculosis (TB) bisa ditularkan melalui kontak langsung dengan
pasienTB, seperti terpapar hembusan nafasnya, cairan tubuhnya, dan apabila
menggunakan sendok dan handuk secara bersamaan.

1.4 Tanda dan Gejala


 Gejala umum Tb paru adalah batuk lebih dari 2 minggu dengan atau tanpa
sputum , malaise , gejala flu , demam ringan , nyeri dada , batuk darah
 Gejala lain yaitu kelelahan, anorexia, penurunan Berat badan Demam :
subfebril menyerupai influenza. Batuk:- batuk kering (non produktif)→ batuk
produktif (sputum)-hemaptoe, Sesak Nafas: pada penyakit TB yang sudah
lanjut dimana infiltrasinya sudah ½ bagian paru-paru
 Nyeri dada-Malaise :anoreksia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri
otot,keringat malam.
1.5 Pengobatan
Untuk mendiagnosis TBC, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama di
daerah paru/dada, lalu dapat meminta pemeriksaan tambahan berupa foto rontgen
dada, tes laboratorium untuk dahak dan darah, juga tes tuberkulin (mantoux/PPD).
Pengobatan TBC adalah pengobatan jangka panjang, biasanya selama 6 – 9 bulan.
Kondisi ini diperlukan ketekunan dan kedisiplinan dari pasien untuk meminum
obat dan kontrol ke dokter agar dapat sembuh total. Apalagi biasanya setelah 2-3
pekan meminum obat, gejala-gejala TBC akan hilang sehingga pasien menjadi
malas meminum obat dan kontrol ke dokter.
Jika pengobatan TBC tidak tuntas, maka ini dapat menjadi berbahaya karena
sering kali obat-obatan yang biasa digunakan untuk TBC tidak mempan pada
kuman TBC (resisten). Akibatnya, harus diobati dengan obat-obat lain yang lebih
mahal dan "keras". Hal ini harus dihindari dengan pengobatan TBC sampai tuntas.
Pengobatan jangka panjang untuk TBC dengan banyak obat tentunya akan
menimbulkan dampak efek samping bagi pasien. Efek samping yang biasanya
terjadi pada pengobatan TBC adalah nyeri perut, penglihatan/pendengaran
terganggu, kencing seperti air kopi, demam tinggi, muntah, gatal-gatal dan
kemerahan kulit, rasa panas di kaki/tangan, lemas, sampai mata/kulit kuning.
Itu sebabnya penting untuk selalu menyampaikan efek samping yang timbul pada
dokter setiap kali kontrol sehingga dokter dapat menyesuaikan dosis, mengganti
obat dengan yang lain, atau melakukan pemeriksaan laboratorium jika diperlukan.
Pengobatan untuk penyakit-penyakit lain selama pengobatan TBC pun sebaiknya
harus diatur dokter untuk mencegah efek samping yang lebih serius/berbahaya.
Penyakit TBC dapat dicegah dengan cara:
 Mengurangi kontak dengan penderita penyakit TBC aktif.
 Menjaga standar hidup yang baik, dengan makanan bergizi, lingkungan yang
sehat, dan berolahraga.
 Pemberian vaksin BCG (untuk mencegah kasus TBC yang lebih berat).
Vaksin ini secara rutin diberikan pada semua balita.
 Perlu diingat bahwa mereka yang sudah pernah terkena TBC dan diobati,
dapat kembali terkena penyakit yang sama jika tidak mencegahnya dan
menjaga kesehatan tubuhnya.

1.6 Cara Pencegahan


1. Untuk Pasien

 Minum obat sampai habis sesuai petunjuk

2. Untuk Keluarga

 Jemur kasur seminggu sekali

 Buka jendela lebar-lebar agar udara dan sinar matahari bisa langsung

masuk 

 Menggunakan masker saat berbicara dengan pasien

3. Pencegahan Lain

 Imunisasi BCG pada bayi

 Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi

1.7 Etika Batuk Yang Baik dan Benar


Kebiasaan batuk yang salah
 Tidak menutup mulut saat batuk atau bersin di tempat umum.
 Tidak mencuci tangan setelah digunakan untuk menutup mulut atau hidung
saat batuk dan bersin.
 Membuang ludah batuk disembarang tempat.
 Membuang atau meletakkan tissue yang sudah dipakai disembarang tempat.
 Tidak menggunakan masker saat flu atau batuk.

Cara Batuk yang Baik dan Benar

Hal-hal perlu anda perlukan:

o Lengan baju
o Tissue
o Sabun dan air
o Gel pembersih tangan

Etika Batuk

 Menutup mulut ketika batuk atau bersin

 Tidak meludah di sembarang tempat meludah di tempat yang terkena sinar


matahari langsung atau ditempat yang sudah ada karbol/lisol
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, C.S.2011. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth.
Edisi 8. Jakarta : EGC

Sudoyo, dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Jakarta : FKUI

Soedarto.2009. Penyakit Menular di Indonesia. Jakarta : Sagung Seto


Cara Penularan
Bisa ditularkan melalui kontak langsung
dengan pasien TB, seperti terpapar hembusan
TB Paru nafasnya, cairan tubuhnya

Pengertian TB Paru

Penyakit TB Paru adalah penyakit infeksi dan


menular yang menyerang paru-paru yang
disebabkan oleh kuman Micobacterium Tanda dan Gejala
Tuberkulosis.

Penyebabnya Mycobacterium
Tuberculosis
Oleh Kelompok

Tutorial 6
Pengobatan

Pengobatan TBC adalah pengobatan jangka Cara Pencegahan


panjang, biasanya selama 6 – 9 bulan.
1. Untuk Pasien

 Minum obat sampai habis sesuai petunjuk

2. Untuk Keluarga

 Jemur kasur seminggu sekali

 Buka jendela lebar-lebar agar udara dan

sinar matahari bisa langsung masuk 

 Menggunakan masker saat berbicara

dengan pasien

3. Pencegahan Lain

 Imunisasi BCG pada bayi

 Meningkatkan daya tahan tubuh dengan

makanan bergizi

Anda mungkin juga menyukai