Anda di halaman 1dari 13

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)

PENCEGAHAN PENULARAN TB PARU

DISUSUN
OLEH:
KELOMPOK 2
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PROFESI

1. Fiqri Gumilang (G1B223048)


2. Wahyu Eka Saputri (G1B223045)
3. Anisa (G1B223006)
4. Sorcha Ophelia Nanda S (G1B223015)
5. Sri Mulyani (G1B223031)
6. Eva Daya Nababan (G1B223026)
7. Ambarwati (G1B223049)
8. Fitra Ayda Ningsih (G1B223037)
9. Henni Ramadhani Safitri (G1B223032)

PEMBIMBING AKADEMIK:
Ns. Nurhusna, S.Kep., M.Kep
Ns. Andika Sulistiawan, S.Kep.,
M.Kep Ns. Putri Irwanti Sari, S.Kep.,
M.Kep

PEMBIMBING LAPANGAN:
Ns. Elimainofa, S.Kep
Ns. Herawansyah,
S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU
KESEHATAN
UNIVERSITAS
JAMBI 2023
A. Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yaitu
Mycobacterium tuberculosis, penyakit ini merupakan penyakit menular,
selain oleh bakteri M. tuberculosis dapat pula disebabkan oleh jenis bakteri
Mycobacterium lainya, dikenal sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA). Penyakit
tuberkulosis di negara Indonesia menempati peringkat ke-3 setelah India dan
Cina, maka penyakit tuberkulosis hingga saat ini masih menjadi prioritas
utama dunia (Nyarko et al, 2021). TB merupakan masalah kesehatan bagi
masyarakat karena menginfeksi sepertiga penduduk dunia, terutama di negara
berkembang juga termasuk Indonesia. TB paru adalah penyebab dari
kematian dengan urutan ke 9 di seluruh dunia dengan penyebab utamanya
yaitu agen infeksius tunggal. Apabila Jika pengobatan tidak dilakukan sampai
tuntas, dapat menyebabkan komplikasi berbahaya yang dapat berujung pada
kematian (Wulandari et al., 2020).
TB paru dapat ditularkan melalui droplet atau percikan air ludah dan
melalui udara. Pasien TB paru sekali batuk\ dapat menyebarkan kuman ke
udara sekitar 3000 tetesan dahak ( droplet nuclei ). Selain itu faktor penularan
penyakit TB Paru dapat terjadi dari kebiasaan buruk penderita yang meludah
sembarangan dan juga kebersihan lingkungan yang dapat mempengaruhi
penyebaran bakteri sehingga sangat mudah tertular pada orang terdekat
penderita yang tinggal di rumah yang sama. Kelompok rentan seperti
kelompok usia lanjut dan anak-anak yang memiliki kekebalan tubuh yang
lemah memiliki resiko tinggi untuk tertular TB Paru. Ketidaktahuan akan
penularan TB paru ini dapat meningkatkan tertularnya anggota keluarga di
sekitar pasien dengan TB paru. Saat kunjungan keluarga pasien dengan TB
paru kerap kali hal ini tidak diperhatikan oleh pihak keluarga maupun pasien
sendiri.
Oleh karena itu, pentingnya untuk pasien dan keluarga untuk mengetahui
hal-hal mengenai TB Paru terutama jalur penularan dan dan
mengimplementasikan cara pencegahan penularan TB paru. Pengetahuan
akan hal ini diharapkan untuk pasien dan keluarga untuk mengurangi angka
penularan TB paru di lingkungan sekitar pasien dengan TB paru.
Keikutsertaan
kedua belah pihak sangat dibutuhkan untuk mewujudkan hal ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka kelompok 2 tertarik
melakukan penyuluhan tentang Pencegahan penularan TB Paru.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga mengetahui dan
mampu untuk mengimplementasikan cara pencegahan penularan TB paru
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Tujuan Khusus
a. Keluarga mampu menyebutkan kembali definisi TB Paru
b. Keluarga mampu menyebutkan kembali bagaimana penularan TB Paru
c. Keluarga mampu menyebutkan kembali dan memperagakan cara
pencegahan penularan TB paru
D. Manfaat
Manfaat penyuluhan pencegahan penularan TB Paru adalah
meningkatkan pemahaman keluarga akan penyakit TB Paru, dan mampu
untuk mengimplementasikan pencegahan penularan TB Paru.

E. Sasaran Klien

1. Karakteristik/Kriteria
Keluarga pasien dengan TB di ruangan Paru Rumah Sakit Raden Mattaher
sebanyak 10 orang.
2. Proses Seleksi
a. Mengobservasi pengunjung yang masuk kriteria
b. Mengidentifikasi pengunjung yang masuk kriteria
c. Mengumpulkan pengunjung yang masuk kriteria
d. Membuat kontrak dengan pengunjung yang setuju ikut penyuluhan
F. Kriteria Hasil
1. Evalusi Struktur mestinya.
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan di tempat terbuka, dan
memungkinkan keluarga/pengunjung untuk berkonsentrasi terhadap
kegiatan penyuluhan.
b. Pengunjung sepakat untuk mengikuti kegiatan.
c. Alat yang digunakan dalam kondisi baik.
d. Presentator, Moderator, fasilitator, observer berperan sebagaimana
mestinya.
2. Evalusi Proses
a. Presentator dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal
sampai akhir.
b. Presentator mampu memimpin acara.
c. Moderator membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan
dan bertanggung jawab dalam antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok.
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal sampai akhir.

3. Evaluasi Hasil
70% dari keluarga sebagai peserta penyuluhan mampu untuk :
a. Keluarga mampu menyebutkan kembali definisi TB Paru
b. Keluarga mampu menyebutkan kembali bagaimana penularan TB Paru
c. Keluarga mampu menyebutkan kembali dan memperagakan cara
pencegahan penularan TB paru
SAP PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENCEGAHAN
PENULARAN TB PARU PADA KELUARGA PASIEN DENGAN TB
PARU DI RUANG RAWAT INAP PARU RSUD R. MATTAHER JAMBI

A. Waktu Pelaksanaan
Pokok Bahasan : Pendidikan kesehatan Tentang Pencegahan Penularan TB
Paru Di Ruang Rawat Inap Paru RSUD R. Mattaher
Jambi
Tujuan : Keluarga pasien rawat inap paru di RSUD. R.
Mattaher Jambi
Hari/Tanggal : Kamis, 5 Oktober
2023 Waktu : Jam 09.00 WIB
Alokasi Waktu : Perkenalan dan Pengarahan (10 Menit) Pelaksanaan (20
Menit) Penutup (15 Menit)
Tempat : Ruang rawat inap paru di RSUD Mattaher Jambi
Jumlah Klien : 10 orang anggota keluarga pasien dengan TB
Paru Media : LCD, Laptop,PPT, Leaflet

B. Pengorganisasian
a. Presentator :
Wahyu Eka
Saputri Uraian
tugas :
1) Menjelaskan tujuan dan manfaat penyuluhan dengan jelas
dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta.
2) Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan
proses penyuluhan
3) Menjawab pertanyaan peserta
b. Moderator :
Ambarwati
Uraian
tugas:
1) Membuka acara penyuluhan ini
2) Memperkenalkan diri dan tim kepada peserta
3) Mengatur proses dan lama penyuluhan
4) Memimpin jalannya penyuluhan
5) Menutup acara penyuluhan
c. Observer :
1) Eva Daya Nababan
2) Henni Ramadhani
Safitri Uraian tugas:
1) Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan
waktu, tempat dan jalannya acara
2) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua
anggota kelompok dengan evaluasi kelompok
d. Fasilitator :
1) Sri Mulyani
2) Fitra Ayda Ningsih
3) Fiqri
Gumilang Uraian
tugas:
1) Bertanggung jawab pada ketersediaan alat dan media yang
digunakan selama acara berlangsung
2) Mampu menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan
ketersediaan alat dan media yang digunakan
3) Memastikan semua alat dan media siap digunakan dalam
proses diskusi dan berfungsi dengan baik.
4) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
5) Memotivasi anggota kelompok dalam ekspresi perasaan
setelah kegiatan
6) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan
e. Notulen
: Anisa
Uraian tugas:
1) Mencatat hasil diskusi
2) Mencatat pertanyaan dan jawaban selama penyuluhan
f. Setting Tempat

Keterangan :

: Pembimbing : Observer

: Moderator : Notulen

: Penyuluh : Peserta

: Fasilitator : Dokumentasi
g. Proses Pelaksanaan
1) Tujuan
Keluarga pasien mampu mengetahui dan memahami mengenai
cara pencegahan penularan TB Paru
2) Indikasi
Keluarga pasien di ruang rawat inap paru RSUD Raden
Mattaher Jambi.
3) Tema
Pendidikan Kesehatan tentang pencegahan penularan TB paru di
ruang rawat inap paru RSUD Raden Mattaher Jambi.
4) Persiapan alat
LCD, Laptop,PPT, dan Leaflet
5) Metode
Ceramah, diskusi dan tanya jawab.
C. Rencana Kegiatan

NO Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1 5 menit Pembukaan:

1. Memberikan salam 1. Menjawab salam

2. Perkenalan 2. Mendengarkan

3. Menjelaskan tujuan penyuluhan 3. Mendengarkan


2 15 menit Pelaksanaan:

Menjelaskan materi penyuluhan 1. Menyimak dan


a. Definisi TB Paru mendengarkan
b. Cara penularan TB Paru
c. Cara pencegahan penularan TB paru

3 10 Menit Penutup :

1. Memberikan kesempatan pada 1. Bertanya


peserta penyuluhan untuk
bertanya
2. Meminta keluarga untuk 2. Menjawab
a. Menyebutkan kembali
definisi TB Paru
b. Menyebutkan kembali bagaimana
penularan TB Paru
c. Menyebutkan kembali dan
memperagakan cara pencegahan
penularan TB paru
3. Menyimpulkan Kembali Materi 3. Mendengarkan
4. Menutup acara dengan
mengucapkan terima kasih dan salam 4. Mendengarkan
PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT TB PARU

1. Definisi
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan
oleh infeksi bakteri Mycobacterium Tuberculosis dan paling sering
menyerang paru-paru. Bakteri tuberkulosis yang menyerang paru-paru
akan menyebabkan gangguan pernapasan seperti batuk kronis dan sesak
napas. Gejala lainnya yang juga muncul adalah berkeringat di malam hari
dan demam.
Menurut Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (2021), gejala dari
tuberkulosis terbagi menjadi 2, yaitu:
a. Gejala Utama
Batuk berdahak yang telah berlangsung selama 2 minggu
b. Gejala Tambahan
1) Batuk berdarah
2) Sulit bernapas
3) Tubuh lemah
4) Nafsu makan menurun
5) Penurunan berat badan
6) Berkeringat pada malam hari
7) Demam lebih dari 1 bulan
8) Nyeri dada.
2. Cara Penularan TB Paru
Mycobacterium tuberculosis ditularkan melalui percikan dahak
yang disebut droplet nuklei yang dihasilkan pasien TB paru saat batuk,
bersin atau berbicara (Fitriani & Pratiwi, 2020). Menurut Aja et al. (2022)
TB Paru merupakan penyakit yang sangat cepat menular pada saat
penderita BTA positif bersin atau batuk. Sekali batuk, penderita dapat
menyebarkan kuman ke udara sekitar 3000 tetesan dahak ( droplet nuclei ).
Selain itu faktor penularan penyakit TB Paru dapat terjadi dari kebiasaan
buruk penderita yang meludah sembarangan dan juga kebersihan
lingkungan yang dapat
mempengaruhi penyebaran bakteri sehingga sangat mudah tertular pada
orang terdekat penderita yang tinggal di rumah yang sama. Jika
disimpulkan, jalan penularan TB Paru meliputi:
a. Droplet (percikan dahak/air ludah)
b. Airborne (Udara)
c. Benda-benda yang terkontaminasi melalui mulut, misalnya alat
makan, tempat minum dan sikat gigi.
Beberapa kelompok yang beresiko tinggi tertular TB Paru:
1. Orang yang tinggal di pemukiman padat dan kumuh
2. Petugas medis yang sering merawat penderita TBC
3. Orang lanjut usia (lansia) dan anak-anak
4. Perokok
5. Orang dengan kekebalan tubuh yang lemah, misalnya penderita
HIV/AIDS, kanker, diabetes dan lain sebagainya.
3. Cara Pencegahan Penularan TB Paru
1. Memahami dan melakukan etika batuk yang baik dan benar
Etika batuk merupakan tata cara batuk yang baik dan benar untuk
mencegah penyebaran bakteri atau virus ke udara sehingga tidak
menularkannya kepada orang lain. Etika batuk yang benar meliputi:
a. Gunakan tisu untuk menutupi mulut dan hidung setiap kali akan batuk atau
bersin. Jika tidak ada, dapat mengarahkan batuk ke siku. Pastikan untuk tidak
batuk ke tangan atau udara terbuka.
b. Selalu palingkan atau menjauhkan wajah dari orang-orang sekitar saat batuk
dan bersin.
c. Jika menggunakan tisu, buang bekasnya segera ke tempat sampah
d. Pastikan untuk mencuci tangan setelahnya dengan sabun dan air atau hand
sanitizer.
2. Tidak membuang dahak atau ludah sembarangan
3. Menggunakan masker ketika berada disekitar orang terutama selama tiga
minggu pertama pengobatan untuk mengurangi resiko penularan.
4. Tidak tidur sekamar dengan orang lain hingga dokter menyatakan TB paru
yang diderita tidak lagi menular.
5. Tidak menggunakan alat makan, sikat gigi dan peralatan pribadi lainnya
bersama anggota keluarga dengan penyakit TB Paru
6. Menggunakan masker saat berada dan berinteraksi dengan penderita TB Paru
serta mencuci tangan.
7. Memastikan rumah memiliki sirkulasi udara yang baik dengan sering
membuka pintu dan jendela agar udara segar serta sinar matahari yang
masuk.
DAFTAR PUSTAKA

Aja, N., Ramli, & Rahman, H. (2022). Penularan tuberkulosis paru dalam anggota
keluarga di wilayah kerja Puskesmas Siko Kota Ternate. Jurnal Kedokteran
Dan Kesehatan, 18(1), 78–87. Diakses dari
file:///C:/Users/User/Downloads/7110- 31593-2-PB (3).pdf
Fitriani, D., & Pratiwi, R. D. 2020. Buku ajar TBC: Asuhan keperawatan dan
pengawasan minum obat dengan media telepon. Tangerang: STIKES Widya
Dharma Husada.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2021. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan
tuberkulosis di Indonesia. Jakarta: PDPI.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.2021. Jadikan Penerus Bangsa Bebas
TBC. Dimulai dari Diri Sendiri dan Keluarga
Nyarko et al. (2021). Tuberculosis a globalized disease: Review. Asian Journal of
Pharmaceutical Research and Development, 9(1), 198–201.

Anda mungkin juga menyukai