Anda di halaman 1dari 46

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PADA PASIEN DEFISIT PERAWATAN

DIRI
DI RUANG SHINTA
RSJD PROVINSI JAMBI

Disusun Oleh :
Anisa G1B223006
Eva Daya Nababan G1B223026
Henni Ramadhani Safitri G1B223032
Fiqri Gumilang G1B223048

CI KLINIK:
Retty Octisyafrini, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.J
Ns. Dermanto, S.Kep

DOSEN PENGAMPU:
Ns.Yuliana S.Kep., M.Kep
Ns.Riska Amalya Nasution S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.J
Ns. Luri Mekeama, S.Kep., M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
PRE PLANNING TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PADA PASIEN
DEFISIT PERAWATAN DIRI

Topik : Perawatan Diri


Tempat : Ruang Shinta
Hari/tanggal : Senin- Kamis , 11-14 Desember 2023
Waktu : 09.00 WIB
Sasaran : Pasien Ruang Shinta

A. Latar Belakang

Kesehatan mental merupakan kondisi seseorang yang mengacu pada


kesejahteraan emosional, psikologis, dan sosial seseorang. Ini mencakup
cara individu berpikir, merasa, dan berperilaku. Kesehatan mental yang
baik tidak hanya berarti tidak adanya gangguan mental, tetapi juga
mencakup kemampuan untuk mengatasi stres, mempertahankan hubungan
yang sehat, dan berfungsi secara efektif dalam kehidupan sehari-hari.
Gangguan jiwa, juga dikenal sebagai gangguan mental atau penyakit
mental, merujuk pada kondisi kesehatan yang mempengaruhi pikiran,
perasaan, perilaku, dan interaksi seseorang dengan lingkungannya. Gangguan
jiwa dapat berkisar dari kondisi yang ringan hingga yang parah, dan dapat
memengaruhi segala aspek kehidupan seseorang, termasuk hubungan,
pekerjaan, dan kesejahteraan umum (Hartanto, 2021).
Menurut data WHO tahun 2022, prevalensi skizofrenia adalah 1
dari 300 orang di dunia, atau sekitar 24 juta orang. Sekitar 1 dari 222
kasus skizofrenia terjadi pada usia dewasa. Berdasarkan data Riskesdas
tahun 2018, diperkirakan prevalensi orang yang pernah mengalami
skizofrenia adalah 1,8 per 1000 penduduk (Afconneri et al., 2020). Di
Indonesia, prevalensi gangguan jiwa diperkirakan mencapai 1 dari 5
penduduk, atau sekitar 20% dari populasi Indonesia memiliki potensi
mengalami gangguan jiwa.
Skizofrenia adalah salah satu bentuk gangguan jiwa kronis yang
menyebabkan gangguan otak serius yang menghasilkan perilaku psikotik,
pemikiran konkret, dan kesulitan dalam memperoleh informasi (Pardede,
2019). Skizofrenia dapat menyebabkan distorsi pikiran, persepsi, emosi,
dan perilaku, sehingga klien dengan skizofrenia memiliki risiko yang lebih
tinggi terhadap perilaku agresif, dengan perubahan perilaku yang dramatis
terjadi dalam beberapa hari atau minggu (Ervina & Hargiana, 2018). Klien
dengan skizofrenia sering dikaitkan dengan perilaku kekerasan yang dapat
membahayakan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitarnya, baik
secara fisik, emosional, seksual, maupun verbal (PPNI, 2018a).
Defisit perawatan diri merupakan masalah yang banyak ditemukan
pada klien skizofrenia, baik yang dirawat di rumah sakit maupun masyarakat.
Klien dengan skizofrenia apabila mengalami masalah fisik dan
psikososial akan menyebabkan penurunan status kesehatan. Defisit
perawatan diri mengacu pada kesulitan atau ketidakmampuan seseorang
dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang diperlukan untuk menjaga
kesehatan dan kebersihan diri mereka sendiri. Aktivitas perawatan diri ini
termasuk mandi, berpakaian, makan, minum, menggunakan toilet, dan
menjaga kebersihan pribadi (Keliat & others, 2019; Manurung, 2021).
Defisit perawatan diri sering terjadi pada individu yang mengalami
gangguanjiwa, kondisi medis yang parah, atau cedera fisik yang signifikan
(Putri et al., 2022). Gejala dan tanda-tanda defisit perawatan diri dapat
meliputi kesulitan dalam merawat diri sendiri, kebersihan pribadi yang
buruk, penurunan berat badan atau nutrisi yang buruk, bau badan yang
tidak sedap, dan kurangnya perhatian terhadap penampilan diri. Defisit
perawatan diri yang parah dapat menyebabkan risiko kesehatan yang
meningkat, infeksi, penurunan kualitas hidup, dan ketergantungan pada
orang lain untuk kebutuhan dasar seharihar (PPNI, 2019) Tindakan
keperawatan generalis untuk menangani masalah defisit perawatan diri
adalah klien diajarkan dan dilatih untuk memenuhi kebutuhan perawatan
diri yang meliputi mandi, berpakaian, makan dan minum dengan benar
serta BAB/BAK secara benar (Sari, 2019).
Data yang didapatkan selama stase jiwa di RSJD Jambi berjalan di
ruang Shintadimana semua pasien merupakan laki-laki sebanyak 22 orang
mayoritas dengan diagnosa medis skizofernia terbanyak mengalami diagnosa
keperawatan gangguan persepsi sensori halusinasi 86,4% dan harga diri
rendah 13,6%. Kemudian kedua diagnosa gangguan jiwa tersebut sebanyak
27% memiliki kebiasaaan perawatan diri yang baik dan 73% lainnya dengan
defisit perawatan diri yang masih kurang ditandai dengan klien yang malas
menyikat gigi baik sesudah makan pagi maupun sebelum tidur di malam
harinya, beberapa ada yang belum mandi selama 2 hari, malas mandi sore,
banyak kuku klien terlihat panjang dengan ujung kuku yang hitam, kumis
dan jenggot berantakan yang dibiarkan panjang.
Berdasarkan uraian diatas yang menjelaskan bahwa defisit perawatan
diri sangat berpengaruh pada kesehatan fisik, seseorang dapat mengalami
gangguan kesehatan yang akan dideritanya karena tidak terjaganya kebersihan
perorangan dengan baik. Karena hal ini, kelompok 2 profesi ners stase jiwa
tertarik untuk melakukan TAK defisit perawatan Diri pada pasien jiwa di
RSJD Jambi Ruang Shinta.
B. Landasan Teori
1. Terapi Aktivitas Kelompok
a. Definisi
Upaya-upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan jiwa
telah dilakukan oleh tenaga keperawatan, antara lain salah satunya
dengan melakukan kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
sebagai terapi atau tindakan keperawatan jiwa. Terapi aktivitas
kelompok merupakan bentuk terapi modalitas yang didasarkan pada
pembelajaran hubungan interpersonal. Dengan bergabung dalam
kelompok, klien dapat saling bertukar pikiran dan pengalaman dan
mengembangkan pola perilaku baru (Achiryani dkk, 2005).
b. Tujuan
Melalui Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) masing-masing pasien
saling membantu dalam membangun hubungan, serta mengubah
perilaku destruktif dan maladaptif. Kekuatan terapi aktivitas kelompok
ini terletak pada kontribusi dari setiap anggota dan pemimpin dalam
mencapai tujuan bersama (Keliat, 2007). Terapi aktifitas kelompok
dapat membantu kesembuhan pasien jika dilakukan secara teratur dan
sesuai dengan masalah keperawatan yang pasien alami.
c. Jenis - Jenis Terapi Aktivitas Kelompok
Ada beberapa terapi aktivitas kelompok yang dapat digunakan
sesuai dengan kebutuhan klien: TAK kognitif/persepsi, TAK stimulasi
sensori, TAK orientasi realitas, TAK sosialisasi dan TAK penyaluran
energi (Purwaningsih, 2009)
1. Terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi
yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus terkait dengan
pengalaman dan atau kehidupan untuk didiskusikan dalam
kelompok (Keliat, 2007). Fokus terapi aktivitas kelompok stimulasi
persepsi adalah membantu klien yang mengalami kemunduran
orientasi dengan karakteristik: klien dengan gangguan persepsi;
halusinasi, menarik diri dengan realitas, kurang inisiatif atau ide,
kooperatif, sehat fisik, dan dapat berkomunikasi verbal. Aktivitas
mempersepsikan stimulus tidak nyata dan respon yang dialami
dalam kehidupan, khususnya untuk klien halusinasi.
2. Terapi aktivitas orientasi realita
Terapi Aktivitas Kelompok Orentasi Realita (TAK): orientasi
realita adalah upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada
klien, yaitu diri sendiri, orang lain, lingkungan/ tempat, dan waktu.
Klien dengan gangguan jiwa psikotik, mengalami penurunan daya
nilai realitas (reality testing ability). Klien tidak lagi mengenali
tempat,waktu, dan orang-orang di sekitarnya. Hal ini dapat
mengakibatkan klien merasa asing dan menjad pencetus terjadinya
ansietas pada klien. Untuk menanggulangi kendala ini,maka perlu
ada aktivitas yang memberi stimulus secara konsisten kepada klien
tentang realitas disekitarnya.Aktivitas yang dilakukan tiga sesi
berupa aktivitas pengenalanorang, tempat, dan waktu. Klien yang
mempunyai indikasi disorientasi realitas adalah klien halusinasi,
dimensia, kebingungan, tidak kenal dirinya, salah mngenal orang
lain, tempat, dan waktu. Tahapan kegiatan: sesi pertama: orientasi
orang, sesi kedua: orientasi tempat: sesi ketiga: orientasi waktu.
3. Penyaluran energi
Merupakan teknik untuk menyalurkan energi secara kontruktif
dimana memungkinkan penembanghan pola-pola penyaluran energi
seperti katarsis, peluapan marah dan rasa batin secara konstruktif
dengan tanpa menimbulkan kerugian pada diri sendiri maupun
lingkungan. Tujuan: menyalurkan energi, destruktif ke konstrukstif,
mengekspresikan perasaan, meningkatkan hubungan interpersonal.
4. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi
Kegiatan sosialisasi adalah terapi untuk meningkatkan kemampuan
klien dalam melakukan interaksi sosial maupun berperan dalam
lingkungan social. Sosialisasi dimaksudkan memfasilitasi
psikoterapis untuk: memantau dan meningkatkan hubungan
interpersonal, memberi tanggapan terhadap orang lain,
mengekspresikan ide dan tukar persepsi, menerima stimulus
eksternal yang berasal dari lingkungan.
Tujuan umum: mampu meningkatkan hubungan interpersonal antar
anggota kelompok, berkomunikasi, saling memperhatikan, memberi
tanggapan terhadap orang lain, mengekpresikan ide serta menerima
stimulus eksternal. Tujuan khusus: penderita mampu menyebutkan
identitasnya, menyebutkan identitas penderita lain, berespon
terhadap penderita lain, mengikuti aturan main, mengemukakan
pendapat dan perasaannya.
Karakteristik: penderita kurang berminat atau tidak ada inisiatif
untuk mengikuti kegiatan ruangan, penderita sering berada ditempat
tidur, penderita menarik diri, kontak sosial kurang, penderita
dengan harga diri rendah, penderita gelisah, curiga, takut dan
cemas, tidak ada inisiatif memulai pembicaraan, menjawab
seperlunya, jawaban sesuai pertanyaan, sudah dapat menerima trust,
mau berinteraksi dan sehat fisik.
d. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi: Mengatasi Defisit
Perawatan Diri (DPD)
Merupakan terapi aktivitas kelompok yang dilaksanakan untuk
meningkatkan kemampuan klien merawat diri. Kemampuan yang
dilatih yaitu kemampuan dalam kebersihan diri, kemampuan dalam
berdandan, kemampuan makan-minum dan toileting.
Tujuan:
1. Melaksanakan upaya kebersihan diri
2. Melaksanakan berdandan
3. Melaksanakan makan dan minum dengan baik
4. Melaksanakan toileting
Proses TAK
Terdiri dari 10 sesi, meliputi:
1. Sesi IA : TAK SP : Kebersihan diri : Mandi
2. Sesi IB : TAK SP : Kebersihan diri : keramas (perawatan rambut)
3. Sesi IC : TAK SP : Kebersihan Diri : Menyikat gigi
4. Sesi ID : TAK SP : kebersihan diri : perawatan kuku
5. Sesi IIA :TAK SP: Berdandan : berpakaian rapi
6. Sesi IIB : TAK SP: Berdandan : berhias diri
7. Sesi IIIA : TAK SP : tata cara makan
8. Sesi III B : TAK SP : tata cara minum
9. Sesi IV A : TAK SP : tata cara buang air besar
10. Sesi IV B : TAK SP : tata cara buang air kecil
2. Defisit Perawatan Diri
a. Definisi
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan seseorang untuk
melakukan aktifitas perawatan diri seperti mandi, berhias/berdandan,
makan dan toileting. Defisit perawatan diri adalah suatu
keadaan seseorang mengalami kelainan dalam kemampuan
untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan
sehari-hari secara mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi secara
teratur, tidak menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas
dan penampilan tidak rapi. Defisit perawatan diri merupakan salah
satu masalahyang timbul pada pasien gangguan jiwa (Wulandari et
al., 2022).
b. Jenis-jenis Defisit Perawatan Diri
Jenis-jenis perawatan diri menurut (Risnasari, 2019).
1. Defisit perawatan diri : mandi
Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, pakaian
kotor, bau badan, bau napas, dan penampilan tidak rapi.
2. Defisit perawatan diri: berdandan atau berhias
Kurangnya minat dalam memilih pakaian yang sesuai, tidak
menyisir rambut, atau mencukur kumis.
3. Defisit perawatan diri : makan
Mengalami kesukaran dalam mengambil, ketidakmampuan
membawa makan dari piring ke mulut, dan makan hanya beberapa
suap makanan dari piring.
4. Defisit perawatan diri : toileting
Ketidakmampuan atau tidak adanya keinginan untuk
melakukan defeksi atau berkemih tanpa bantuan.
c. Etiologi
1. Faktor Predisposisi menurut(Widodo et al., 2022).
a. Biologis, sering kali defisit perawatan diri disebabkan karena
adanya penyakit fisik dan mental yang menyebabkan pasien
tidak mampu melakukan perawatan diri dan adanya faktor
herediter yaitu ada anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa.
b. Psikologis, adanya faktor perkembangan yang memegang
peranan yang tidak kalah penting dikarenakan keluarga terlalu
melindungi dan memanjakan individu sehingga
perkembangan inisiatif terganggu. Pasien gangguan jiwa
mengalami defisit perawatan diri dikarenakan kemampuan
realitas yang kurang sehingga menyebabkan pasien
gangguan jiwa tidak peduli terhadap dirinya dan
lingkungannya termasuk perawatan diri.
c. Sosial, kurangnyadukungan social dan situasi lingkungan
yang mengakibatkan penurunan kemampuan dalam perawatan
diri.
2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi yang menyebabkan defisit perawatan diri
yaitu penurunan motivasi, kerusakan kogntif/persepsi, cemas,
lelah, lemah yang menyebabkan individu kurang mampu
melakukan perawatan diri. Kurangnya perawatan diri pada
pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya
perubahan proses pikir, sehingga kemampuan untuk
melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Kurang
perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat
kebersihan diri, makansecara mandiri, berhias diri secara
mandiri, dan buang air besar atau kecil (toileting) secara
mandiri (Widodo et al., 2022)
d. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut(Ningrum,
2021) dapat dinilai dari pernyataan pasien tentang kebersihan
diri, berdandan dan berpakaian, makan dan minum, BAB dan
BAK dan didukung dengan dengan data hasil observasi.
a. Data subjektif
Pasien mengatakan tentang :
1)Malas mandi
2)Tidak mau menyisir rambut
3)Tidak mau menggosok gigi
4)Tidak mau memotong kuku
5)Tidak mau berhias/berdandan
6)Tidak bisa/tidak mau menggunakan alat mandi/kebersihan
diri
7)Tidak menggunakan alat makan dan minum saat makan
dan minum saat makan dan minum
8)BAB dan BAK sembarangan
9)Tidak membersihkan diri dan tempat BAB dan BAK setelah
BAB dan BAK
10)Tidak mengetahui cara perawatan diri yang benar
b. Data Objektif
1. Badan bau, kotor, berdaki, rambut rontok, gigi rontok,
kuku panjang, tidak menggunakan alat-alat mandi
2. Rambut kusut, berantakan, kumis dan jenggot tidak rapi,
tidak mampu berdandan memilih, mengambil dan memakai
pakaian, memakai sendal, sepatu, tidak pandai memakai
resleting, memakai barang-barang yang perlu dalam
berpakaian, melepas barang-barang yang perlu dalam
berpakaian.
3. Makan dan minum sembarangan, berceceran, tidak
menggunakan alat makan, tidak mampu (menyiapkan
makanan, memindahkan makanan ke alat makan,
memegang alat makan, membawa makanan dari piring ke
mulut, mengunyah, menelan makanan secara aman,
menyelesaikan makanan).
4. BAB dan BAK tidak ada tempatnya, tidak
membersihkan diri setelah BAB dan BAK, tidak mampu
(menjaga kebersihan toilet, menyiram toilet setelah BAB atau
BAK).
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diharapkan kemampuan klien dalam merawa diri meningkat.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti TAK SP : DPD klien mampu :
a. Melaksanakan upaya kebersihan diri
b. Melaksanakan berdandan
c. Melaksanakan makan dan minum dengan baik
d. Melaksanakan toileting
D. Sesi Yang Digunakan
Aktivitas kelompok yang dilakan yaitu:
1. Sesi I
A : TAK SP : Kebersihan diri : Mandi
B : TAK SP : Kebersihan diri : keramas (perawatan rambut)
C : TAK SP : Kebersihan Diri : Menyikat gigi
D : TAK SP : kebersihan diri : perawatan kuku
2. Sesi II
A :TAK SP: Berdandan : berpakaian rapi
B : TAK SP: Berdandan : berhias diri
3. Sesi III
A : TAK SP : tata cara makan
B : TAK SP : tata cara minum
4. Sesi IV
A : TAK SP : tata cara buang air besar
B : TAK SP : tata cara buang air kecil
E. Karakteristik Klien
Klien sebagai anggota yang mengikuti terapi aktivitas kelompok ini adalah:
1. Klien dengan gangguan jiwa yang mengalami defisit perawatan diri
2. Klien dengan perilaku yang tidak agresif dan tenang
3. Klien mampu diajak bekerja sama.
F. Kriteria Hasil
a. Evaluasi Struktur
1. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan di tempat tertutup, dan
memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan.
2. Klien dan terapis duduk bersama membentuk lingkaran.
3. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan.
4. Alat yang digunakan dalam kondisi baik.
5. Leader, co-leader, fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya
b. Evaluasi Proses
1. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal sampai akhir.
2. Leader mampu memimpin acara.
3. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
4. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
5. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung
jawab dalam antisipasi masalah.
6. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
7. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal sampai akhir.
c. Evaluasi Hasil
Sesi I : Klien mampu melakukan 3 dari 5 kegiatan masing-masing sesi
kebersihan diri (mandi, keramas, menyikat gigi dan perawatan
kuku)

Sesi II : Klien mampu memlakukan 3 dari 5 kegiatan masing-masing


sesi berdandan ( berpakaian rapi dan berhias diri)

Sesi III : Klien mampu melakukan 3 dari 5 kegiatan masing masing sesi
tata cara makan dan tata cara minum

Sesi IV : Klien mampu melakukan 3 dari 5 kegiatan masing-masing sesi


tata cara BAB dan tata cara BAK.
SESI I (A - D) : Terapi Aktivitas Kelompok: Kebersihan Diri (mandi,
keramas/perawatan rambut, menyikat gigi dan perawatan
kuku)

PENGORGANISASIAN

A. Waktu Pelaksanaan
Hari / tanggal : Senin, 11 Desember 2023
Waktu : 09.00 s/d selesai
Alokasi Waktu : - Perkenalan dan Pengarahan (10 menit)
- Pelaksanaan ( 30 menit)
- Penutup ( 5 menit)
Tempat : Ruang Shinta
Jimlah Klien : 6 orang

B. Tim Terapis
1. Leader : Eva Daya Nababan
Uraian Tugas:
a. Mengkoordinasi seluruh kegiatan
b. Mempimpin jalannya terapi kelompok
c. Memimpin diskusi
2. Co-leader : Henni Ramadhani Safitri
Uraian tugas:
a. Membantu leader mengkoordinasi kegiatan
b. Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
c. Membantu memimpin jalannya kegiatan
d. Menggantikan leader jika berhalangan hadir
3. Observer : Fiqri Gumilang
Uraian tugas:
a. Menamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu,
tempat dan jalannya acara
b. Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota
kelompok dengan evaluasi kelompok
4. Fasilitator : Anisa
Uraian tugas:
a. Memotivas peserta dalam aktivitas kelompok
b. Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
c. Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan
kegiatan
d. Membimbing kelompok selama kegiatan diskusi
e. Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
f. Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah

SETTING TEMPAT

Keterangan:

: Leader : Klien

: Co- Leader : Observer

: Fasilitator : Pembimbing
PROSES PELAKSANAAN

Tujuan
1. Klien mampu menjelaskan manfaat mandi, alat-alat mandi, dan dan
memperagakan tata cara mandi yang benar
2. Klien mampu menjelaskan manfaat keramas, alat dan bahan yang diperlukan
untuk keramas, memperagakan cara keramas dan tahapan keramas.
3. Klien mampu menjelaskan manfaat menyikat gigi, alat dan bahan menyikat gigi
dan memperagakan cara menyikat gigi yang benar.
4. Klien mampu menjelaskan manfaat perawatan kuku, alat dan bahan perawatan
kuku serta memperagakan cara perawatan kuku yang benar
5. Klien mau berkomitmen untuk mandi 2x sehari, keramas 2x seminggu,
menyikat gigi 2x sehari dan melakukan perawatan kuku 1x seminggu.

Indikasi
1. Klien Defisit Perawatan Diri
Metode
1. Diskusi
2. Demonstrasi
Persiapan Alat
1. Ember
2. Gayung mandi
3. Handuk bersih
4. Sabun mandi
5. Air bersih
6. Sikat gigi
7. Pasta gigi
8. Gunting kuku
9. Tisu
10. Speaker
11. Bola Kertas
Metode
1. Diskusi
2. Demonstrasi

Langkah Kegiatan
1. Persiapan alat dan bahan : sesuai dengan kebutuhan
2. Persiapan klien : klien dengan defisit perawatan diri sebanyak 6 orang yaitu
Tn. Mu, Tn. Mas, Tn. Da, Tn. Du, Tn.A dan Tn. S
3. Persiapan tempat : ruang diskusi
4. Pelaksanaan
a. Orientasi
1. Salam terapeutik : Mengucapkan salam
2. Evaluasi dan validasi : Menanyakan perasaan klien saat ini
3. Kontrak : menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu
mengenai kebersihan diri sehari-hari yaitu mandi, keramas, menyikat
gigi dan perawatan kuku.
b. Kerja
1. Mendiskusikan manfaat mandi, alat-alat mandi, dan tata cara mandi
yang benar.
2. Mendemonstrasikan tata cara mandi yang benar.
3. Terapis menghidupkan musik pada speker serta bola diedarkan leh
klien selama musik berjalan searah jarum jam dan saat musik
dimatikan maka klien yang memegang bola menjelaskan manfaat
mandi, alat-alat untuk mandi dan memperagakan tata cara mandi yang
benar. Ini di ulangi hingga semua anggota kelompok mendapatkan
giliran.
4. Mendiskusikan manfaat keramas, alat dan bahan yang diperlukan
untuk keramas, cara keramas dan tahapan keramas.
5. Mendemonstrasikan tata cara dan tahapan keramas yang benar.
6. Terapis menghidupkan musik pada speker serta bola diedarkan leh
klien selama musik berjalan searah jarum jam dan saat musik
dimatikan maka klien yang memegang bola menjelaskan manfaat
keramas, alat-alat untuk keramas dan memperagakan tata cara keramas
yang benar. Ini di ulangi hingga semua anggota kelompok
mendapatkan giliran
7. Mendiskusikan manfaat menyikat gigi, alat dan bahan menyikat gigi,
dan cara menyikat gigi yang benar.
8. Mendemonstrasikan cara menyikat gigi yang benar.
9. Terapis menghidupkan musik pada speker serta bola diedarkan leh
klien selama musik berjalan searah jarum jam dan saat musik
dimatikan maka klien yang memegang bola menjelaskan manfaat
menyikat gigi, alat-alat untuk menyikat gigi dan memperagakan tata
cara mandi menyikat gigi. Ini di ulangi hingga semua anggota
kelompok mendapatkan giliran
10. Mendiskusikan manfaat perawatan kuku, alat dan bahan perawatan
kuku serta cara perawatan kuku yang benar.
11. Mendemonstrasikan cara perawatan kuku yang benar.
12. Terapis menghidupkan musik pada speker serta bola diedarkan leh
klien selama musik berjalan searah jarum jam dan saat musik
dimatikan maka klien yang memegang bola menjelaskan manfaat
perawatan kuku, alat-alat untuk perawatan kuku dan memperagakan
tata cara perawtaan kuku. Ini di ulangi hingga semua anggota
kelompok mendapatkan giliran
13. Beri pujian kepada klien untuk setiap jawaban klien dengan tepuk
tangan.
c. Terminasi
1. Menanyakan perasaan klien setelah belajar sesi I kebersihan diri
(mandi, keramas, menyikat gigi, dan perawatan kuku)
2. Tindak lanjut : anjurkan klien untuk mandi sebanyak 2x sehari yaitu
pagi dan sore, melakukan keramas 2x seminggu, menyikat gigi 2
sehari pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur, menyikat gigi
minimal 2x sehari yaitu setelah makan pagi dan sebelum tidur malam
serta melakukan perawatan kuku minimal 1x seminggu.
Evaluasi dan Dokumentasi
Dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi dengan memberi tanda chek () untuk kemampuan yang dapat
dilakukan klien dan klien dianggap mampu jika semua unsur kemampuan tercapai.
Berikut lembar evaluasi:
No. Kemampuan Nama Pasien
Tn.Mu Tn.Mas Tn.Da Tn.Du Tn.A Tn.S
SESI IA : KEBERSIHAN DIRI : MANDI
1 Menjelaskan manfaat mandi
2 Menyebutkan alat dan bahan
mandi
3 Menjelaskan tahapan mandi
4 Memperagakan mandi secara
benar
5 Komitmen melakukan mandi
2x sehari pagi dan sore
SESI IB : KEBERSIHAN DIRI : KERAMAS
1 Menjelaskan manfaat
keramas
2 Menyebutkan alat dan bahan
keramas
3 Menjelaskan tahapan
keramas
4 Memperagakan cara keramas
yang benar
5 Komitmen melakukan
keramas 2x/minggu
SESI IC : KEBERSIHAN DIRI : MENYIKAT GIGI
1 Menjelaskan manfaat
menyikat gigi
2 Menyebutkan alat dan bahan
menyikat gigi
3 Menjelaskan tahapan
menyikat gigi
4 Memperagakan cara
menyikat gigi menyikat gigi
yang benar
5 Komitmen melakukan
menyikat gigi 2x/hari
setetlah sarapan dan sebelum
tidur
SESI ID : KEBERSIHAN DIRI : PERAWATAN KUKU
1 Menjelaskan manfaat
perawatan kuku
2 Menyebutkan alat dan bahan
perawatan kuku
3 Menjelaskan tahapan
perawatan kuku
4 Memperagakan cara
perawatan kuku yang benar
5 Komitmen melakukan
perawtaan kuku 2x/minggu
LAPORAN HASIL KEGIATAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
DEFISIT PERAWATAN DIRI SESI I
RUANG SHINTA

A. Struktur Kelompok
Waktu : Senin, 11 Desember 2023 , Pukul 09.00 WIB
Tempat : Ruang Shinta RSJD Provinsi Jambi
- Leader : Eva Daya Nababan
- Co-leader :Henni Ramadhani Safitri
- Observer : Fiqri Gumilang
- Fasilitator : Anisa
- Jumlah peserta : 6 orang

B. Evaluasi
a. Struktur
1. Dalam pelaksanaan TAK, tidak ada keterlambatan waktu dalam
memulai pelaksanaan pas dijam 09.00 sesuai perencanaan.
2. Dalam pelaksanaan TAK, jumlah peserta yang direncanakan
sejumlah 6 orang yang telah dipilih dan dikontrak fasilitator
untuk kegiatan TAK.
3. Peralatan yang dipergunakan untuk kegiatan TAK lengkap yaitu
alat-alat kebersihan diri seperti handuk, gayung, shampoo,
sabun,sikat gigi, pasta gigi, gunting kuku, lalu peralatan lain
yang digunakan dalam kegiatan yaitu speaker dan bola kertas.
4. Peserta dan terapis duduk bersamaan dengan setting berbentuk
lingkaran di ruangan tempat pasien biasa berkumpul.
5. Peserta mau untuk mengikuti kegiatan sampai selesai.
6. Suasana saat kegiatan TAK Sesi I menyenangkan, berlangsung
aman dan nyaman, semua pasien mampu untuk menjawab
pertanyaan yang diberikan.
7. Leader,Co-leader, Fasilitator, observer telah berperan
aktif dan melaksanakan kegiatan TAK dengan baik.
b. Proses
1. Leader telah membuat suasana menjadi semangat dan
menyenangkan.
2. Co Leader berperan aktif dalam membantu Leader baik untuk
berbicara maupun dalam menghangatkan suasana.
3. Metode permainan dan penyampaian materi dengan musik
yang sering didengar pasien setiap pagi ketika senam,
menjadikan pasien terlihat familiar dan menikmati musik dan
mampu untuk menulangi materi yang telah disampaikan.
4. Fasilitator berperan dengan baik dalam memotivasi klien untuk
mengikuti TAK.
5. Klien kooperatif dan mengikuti kegiatan TAK dari awal hingga
akhir.
6. Observer mengobservasi kegiatan TAK dan melaporkan hasil
observasi kegiatan dengan semestinya.
c. Hasil
No. Kemampuan Nama Pasien
Tn.Mu Tn.Mas Tn.Da Tn.Du Tn.A Tn.S
SESI IA : KEBERSIHAN DIRI : MANDI
1 Menjelaskan manfaat mandi      
2 Menyebutkan alat dan bahan      
mandi
3 Menjelaskan tahapan mandi      
4 Memperagakan mandi secara      
benar
5 Komitmen melakukan mandi      
2x sehari pagi dan sore
SESI IB : KEBERSIHAN DIRI : KERAMAS
1 Menjelaskan manfaat      
keramas
2 Menyebutkan alat dan bahan      
keramas
3 Menjelaskan tahapan      
keramas
4 Memperagakan cara keramas      
yang benar
5 Komitmen melakukan      
keramas 2x/minggu
SESI IC : KEBERSIHAN DIRI : MENYIKAT GIGI
1 Menjelaskan manfaat      
menyikat gigi
2 Menyebutkan alat dan bahan      
menyikat gigi
3 Menjelaskan tahapan      
menyikat gigi
4 Memperagakan cara      
menyikat gigi menyikat gigi
yang benar
5 Komitmen melakukan      
menyikat gigi 2x/hari
setetlah sarapan dan sebelum
tidur
SESI ID : KEBERSIHAN DIRI : PERAWATAN KUKU
1 Menjelaskan manfaat peraw      
tan kuku
2 Menyebutkan alat dan bahan      
perawatan kuku
3 Menjelaskan tahapan      
perawatan kuku
4 Memperagakan cara    -  
perawatan kuku yang benar
5 Komitmen melakukan      
perawatan kuku minimal
sekali seminggu
SESI II (A - B) : Terapi Aktivitas Kelompok: Berdandan (berpakaian rapi dan
berhias diri)

PENGORGANISASIAN

A. Waktu Pelaksanaan
Hari / tanggal : Selasa, 12 Desember 2023
Waktu : 09.00 s/d selesai
Alokasi Waktu : - Perkenalan dan Pengarahan (10 menit)
- Pelaksanaan ( 30 menit)
- Penutup ( 5 menit)
Tempat : Ruang Shinta
Jimlah Klien : 6 orang

B. Tim Terapis
1. Leader : Fiqri Gumilang
Uraian Tugas:
a) Mengkoordinasi seluruh kegiatan
b) Mempimpin jalannya terapi kelompok
c) Memimpin diskusi
2. Co-leader : Eva Daya Nababan
Uraian tugas:
a) Membantu leader mengkoordinasi kegiatan
b) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
c) Membantu memimpin jalannya kegiatan
d) Menggantikan leader jika berhalangan hadir
3. Observer : Anisa
Uraian tugas:
a) Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu,
tempat dan jalannya acara
b) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota
kelompok dengan evaluasi kelompok
4. Fasilitator : Henni Ramadhani Safitri
Uraian tugas:
a) Memotivas peserta dalam aktivitas kelompok
b) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
c) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan
kegiatan
d) Membimbing kelompok selama kegiatan diskusi
e) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
f) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah

SETTING TEMPAT

Keterangan:

: Leader : Klien

: Co- Leader : Observer

: Fasilitator : Pembimbing
PROSES PELAKSANAAN
Tujuan
a) Klien mampu menjelaskan manfaat berpakaian yang baik, alat dan bahan
berpakaian baik, tahapan berpakaian yang baik dan memperagakan berpakaian
yang baik.
b) Klien mampu menjelaskan manfaat berhias diri, alat dan bahan berhias diri,
tahapan berhias diri dan memperagakan berhias diri.
c) Klien mau berkomitmen untuk berpakaian yang baik 2x sehari, berhias 2x
sehari.
Indikasi
a) Klien Defisit Perawatan Diri
Metode
1. Diskusi
2. Demonstrasi
Persiapan Alat
1. Satu set pakaian dalam
2. Satu set pakaian luar
3. Cermin
4. Sisir
5. Alat cukur kumis
6. Speaker
7. Bola kertas
Metode
1. Diskusi
2. Demonstrasi
Langkah Kegiatan
1. Persiapan alat dan bahan : sesuai dengan kebutuhan
2. Persiapan klien : klien dengan defisit perawatan diri sebanyak 6 orang
yaitu Tn. Mu, Tn. Mas, Tn. Da, Tn. Du, Tn.A dan Tn. S.
3. Persiapan tempat : ruang diskusi
4. Pelaksanaan
a. Orientasi
1) Salam terapeutik : Mengucapkan salam
2) Evaluasi dan validasi : Menanyakan perasaan klien saat ini
3) Kontrak : menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu
mengenai berdandan : berpakaian rapi dan berhias diri.
b. Kerja
1. Mendiskusikan manfaat berpakaian yang baik, alat dan bahan
berpakaian yang baik dan tahapan berpakain yang baik.
2. Mendemonstrasikan tahapan berpakaian yang baik.
3. Terapis menghidupkan musik pada speker serta bola diedarkan leh
klien selama musik berjalan searah jarum jam dan saat musik
dimatikan maka klien yang memegang bola menjelaskan manfaat
berpakaian yang baik, alatdan bahan berpakain baik dan
memperagakan tata berpakaian yang baik. Ini di ulangi hingga
semua anggota kelompok mendapatkan giliran.
4. Mendiskusikan manfaat berhias diri, alat dan bahan yang diperlukan
untuk berhias diri, dan tahapan berhias diri.
5. Mendemonstrasikan tahapan berhias diri.
6. Terapis menghidupkan musik pada speker serta bola diedarkan leh
klien selama musik berjalan searah jarum jam dan saat musik
dimatikan maka klien yang memegang bola menjelaskan manfaat
berhias diri, alat-alat untuk berhias diri dan memperagakan tata cara
berhias diri. Ini di ulangi hingga semua anggota kelompok
mendapatkan giliran
7. Beri pujian kepada klien untuk setiap jawaban klien dengan tepuk
tangan.
c. Terminasi
1) Menanyakan perasaan klien setelah belajar berpakaian rapi dan
berhias diri.
2) Tindak lanjut : anjurkan klien untuk berpakaian rapi 2x sehari dan
berhias diri 2x sehari.
Evaluasi dan Dokumentasi
Dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi dengan memberi tanda chek () untuk kemampuan yang dapat
dilakukan klien dan klien dianggap mampu jika semua unsur kemampuan tercapai.
Berikut lembar evaluasi:
No. Kemampuan Nama Pasien
Tn.Mu Tn.Mas Tn.Da Tn.Du Tn.A Tn.S
SESI IIA : BERDANDAN : BERPAKAIAN RAPI
1 Menjelaskan manfaat
berpakaian yang benar
2 Menyebutkan alat dan bahan
berpakaian yang benar
3 Menjelaskan tahapan
berpakaian yang benar
4 Memperagakan tahapan
berpakaian yang benar
5 Komitmen berpakaian rapi
2x sehari
SESI IB : BERDANDAN : BERHIAS DIRI
1 Menjelaskan manfaat berhias
diri
2 Menyebutkan alat dan bahan
berhias diri
3 Menjelaskan tahapan berhias
diri
4 Memperagakan tahapan
berhias diri
5 Komitmen berhias diri 2x
sehari
LAPORAN HASIL KEGIATAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
DEFISIT PERAWATAN DIRI SESI I
RUANG SHINTA

A. Struktur Kelompok
Waktu : Senin, 11 Desember 2023 , Pukul 09.15 WIB
Tempat : Ruang Shinta RSJD Provinsi Jambi
2. Leader : Eva Daya Nababan
3. Co-leader :Henni Ramadhani Safitri
4. Observer : Fiqri Gumilang
5. Fasilitator : Anisa
6. Jumlah peserta : 6 orang

B. Evaluasi
a. Struktur
1. Dalam pelaksanaan TAK, terlambat waktu dalam memulai
pelaksanaan tidak sesuai dengan planning yang seharusnya
dilaksanakan pukul 09.00 mulai dilaksanakan 09.15 karena
kendala dalam pemeriksaan fisik yang memakan waktu cukup
lama sesuai perencanaan.
2. Dalam pelaksanaan TAK, jumlah peserta yang direncanakan
sejumlah 6 orang yang telah dipilih dan dikontrak fasilitator
untuk kegiatan TAK.
3. Peralatan yang dipergunakan untuk kegiatan TAK lengkap yaitu
alat-alat kebersihan diri seperti handuk, gayung, shampoo,
sabun,sikat gigi, pasta gigi, gunting kuku, lalu peralatan lain
yang digunakan dalam kegiatan yaitu speaker dan bola kertas.
4. Peserta dan terapis duduk bersamaan dengan setting berbentuk
lingkaran di ruangan tempat pasien biasa berkumpul.
5. Peserta mau untuk mengikuti kegiatan sampai selesai.
6. Suasana saat kegiatan TAK Sesi I menyenangkan, berlangsung
aman dan nyaman, semua pasien mampu untuk menjawab
pertanyaan yang diberikan.
7. Leader,Co-leader, Fasilitator, observer telah berperan
aktif dan melaksanakan kegiatan TAK dengan baik.
b. Proses
1. Leader telah membuat suasana menjadi semangat dan
menyenangkan.
2. Co Leader berperan aktif dalam membantu Leader baik untuk
berbicara maupun dalam menghangatkan suasana.
3. Metode permainan dan penyampaian materi dengan musik yang
sering didengar pasien setiap pagi ketika senam, menjadikan
pasien terlihat familiar dan menikmati musik dan mampu untuk
menulangi materi yang telah disampaikan.
4. Fasilitator berperan dengan baik dalam memotivasi klien untuk
mengikuti TAK.
5. Klien kooperatif dan mengikuti kegiatan TAK dari awal hingga
akhir.
6. Observer mengobservasi kegiatan TAK dan melaporkan hasil
observasi kegiatan dengan semestinya.
c. Hasil

No. Kemampuan Nama Pasien


Tn.Mu Tn.Mas Tn.Da Tn.Du Tn.A Tn.S
SESI IIA : BERDANDAN : BERPAKAIAN RAPI
1 Menjelaskan manfaat      
berpakaian yang benar
2 Menyebutkan alat dan bahan      
berpakaian yang benar
3 Menjelaskan tahapan      
berpakaian yang benar
4 Memperagakan tahapan      
berpakaian yang benar
5 Komitmen berpakaian rapi      
2x sehari
SESI IB : BERDANDAN : BERHIAS DIRI
1 Menjelaskan manfaat berhias     - 
diri
2 Menyebutkan alat dan bahan  -  -  
berhias diri
3 Menjelaskan tahapan berhias      
diri
4 Memperagakan tahapan    -  -
berhias diri
5 Komitmen berhias diri 2x      
sehari
SESI III (A - B) : Terapi Aktivitas Kelompok: Tata Cara Makan dan Tata Cara
Minum

PENGORGANISASIAN

i. Waktu Pelaksanaan
Hari / tanggal : Rabu, 13 Desember 2023
Waktu : 09.00 s/d selesai
Alokasi Waktu : - Perkenalan dan Pengarahan (10 menit)
- Pelaksanaan ( 30 menit)
- Penutup ( 5 menit)
Tempat : Ruang Shinta
Jimlah Klien : 6 orang

ii. Tim Terapis


1. Leader : Henni Ramadhani Safitri
Uraian Tugas:
a. Mengkoordinasi seluruh kegiatan
b. Mempimpin jalannya terapi kelompok
c. Memimpin diskusi
2. Co-leader : Anisa
Uraian tugas:
a. Membantu leader mengkoordinasi kegiatan
b. Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
c. Membantu memimpin jalannya kegiatan
d. Menggantikan leader jika berhalangan hadir
3. Observer : Eva Daya
Uraian tugas:
a. Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu,
tempat dan jalannya acara
b. Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota
kelompok dengan evaluasi kelompok
4. Fasilitator : Eva Daya Nababan
Uraian tugas:
a. Memotivas peserta dalam aktivitas kelompok
b. Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
c. Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan
kegiatan
d. Membimbing kelompok selama kegiatan diskusi
e. Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
f. Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah

SETTING TEMPAT

Keterangan:

: Leader : Klien

: Co- Leader : Observer

: Fasilitator : Pembimbing
PROSES PELAKSANAAN

Tujuan
a) Klien mampu menjelaskan manfaat berpakaian yang baik, alat dan bahan
berpakaian baik, tahapan berpakaian yang baik dan memperagakan
berpakaian yang baik.
b) Klien mampu menjelaskan manfaat berhias diri, alat dan bahan berhias diri,
tahapan berhias diri dan memperagakan berhias diri.
c) Klien mau berkomitmen untuk berpakaian yang baik 2x sehari, berhias 2x
sehari.

Indikasi
a. Klien Defisit Perawatan Diri
Metode
1) Diskusi
2) Demonstrasi
Persiapan Alat
1) Piring
2) Sendok
3) Garpu
4) Tisu
5) Wastafel
6) Sabun cuci tangan
7) Gelas
8) Air minum
9) Speaker
10) Bola kertas

Metode
1) Diskusi
2) Demonstrasi
Langkah Kegiatan
1) Persiapan alat dan bahan : sesuai dengan kebutuhan
2) Persiapan klien : klien dengan defisit perawatan diri sebanyak 6 orang
yaitu Tn. Mu, Tn. Mas, Tn. Da, Tn. Du, Tn.A dan Tn. S.
3) Persiapan tempat : ruang diskusi
4) Pelaksanaan
a. Orientasi
1. Salam terapeutik : Mengucapkan salam
2. Evaluasi dan validasi : Menanyakan perasaan klien saat ini
3. Kontrak : menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu
mengenai tata cara makan dan tata cara minum.
b. Kerja
1) Mendiskusikan manfaat tata cara makan, alat danbahan tata cara
makan, dan tahapan tata cara makan.
2) Mendemonstrasikan tata cara makan.
3) Terapis menghidupkan musik pada speker serta bola diedarkan leh
klien selama musik berjalan searah jarum jam dan saat musik
dimatikan maka klien yang memegang bola menjelaskan manfaat tata
cara makan, alat-alat tata cara makan dan memperagakan tata cara
makan yang benar. Ini di ulangi hingga semua anggota kelompok
mendapatkan giliran.
4) Mendiskusikan manfaat tata cara minum, alat danbahan tata cara
minum, dan tahapan tata cara minum
5) .Mendemonstrasikan tata cara minum.
6) Terapis menghidupkan musik pada speker serta bola diedarkan leh
klien selama musik berjalan searah jarum jam dan saat musik
dimatikan maka klien yang memegang bola menjelaskan manfaat tata
cara minum, alat-alat tata cara minum dan memperagakan tata cara
minum yang benar. Ini di ulangi hingga semua anggota kelompok
mendapatkan giliran.
7) Beri pujian kepada klien untuk setiap jawaban klien dengan tepuk
tangan.
c. Terminasi
1. Menanyakan perasaan klien setelah belajar tata cara makan dan tata
cara minum.
2. Tindak lanjut : anjurkan klien menerapkan tata cara makan 3x sehari
dan tata cara minum sesuai kebutuhan.
Evaluasi dan Dokumentasi
Dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi dengan memberi tanda chek () untuk kemampuan yang dapat
dilakukan klien dan klien dianggap mampu jika semua unsur kemampuan tercapai.
Berikut lembar evaluasi:
No. Kemampuan Nama Pasien
Tn.Mu Tn.Mas Tn.Da Tn.Du Tn.A Tn.S
SESI III A : TATA CARA MAKAN
1 Menjelaskan manfaat tata
cara makan
2 Menyebutkan alat dan bahan
tata cara makan
3 Menjelaskan tahapan tata
cara makan
4 Memperagakan tahapan tata
cara makan
5 Komitmen menerapkan tata
cara makan 3x sehari
SESI III B : TATA CARA MINUM
1 Menjelaskan manfaat tata
cara minum
2 Menyebutkan alat dan bahan
tata cara minum
3 Menjelaskan tahapan tata
cara minum
4 Memperagakan tahapan tata
cara minum
5 Komitmen menerapkan tata
cara minum sesuai
kebutuhan
SESI IV (A - B) : Terapi Aktivitas Kelompok: Tata Cara Buang Air Besar dan
Tata Cara Buang Air Kecil

PENGORGANISASIAN

A. Waktu Pelaksanaan
Hari / tanggal : Kamis, 14 Desember 2023
Waktu : 09.00 s/d selesai
Alokasi Waktu : - Perkenalan dan Pengarahan (10 menit)
- Pelaksanaan ( 30 menit)
- Penutup ( 5 menit)
Tempat : Ruang Shinta
Jimlah Klien : 6 orang

B. Tim Terapis
1. Leader : Anisa
Uraian Tugas:
a) Mengkoordinasi seluruh kegiatan
b) Mempimpin jalannya terapi kelompok
c) Memimpin diskusi
2. Co-leader : Fiqri Gumilang
Uraian tugas:
a) Membantu leader mengkoordinasi kegiatan
b) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
c) Membantu memimpin jalannya kegiatan
d) Menggantikan leader jika berhalangan hadir
3. Observer : Henni Ramadhhani Safitri
Uraian tugas:
a) Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu,
tempat dan jalannya acara
b) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota
kelompok dengan evaluasi kelompok
4. Fasilitator : Eva Daya Nababan
Uraian tugas:
a) Memotivas peserta dalam aktivitas kelompok
b) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
c) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan
kegiatan
d) Membimbing kelompok selama kegiatan diskusi
e) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
f) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah

SETTING TEMPAT

Keterangan:

: Leader : Klien

: Co- Leader : Observer

: Fasilitator : Pembimbing
PROSES PELAKSANAAN

Tujuan
a. Klien mampu menjelaskan manfaat tata cara BAB, alat dan bahan tata cara
BAB, tahapan tata cara BAB dan memperagakan tata cara BAB.
b. Klien mampu menjelaskan manfaat tata cara BAK, alat dan bahan tata cara
BAK, tahapan tata cara BAK dan memperagakan tata cara BAK
c. Klien mau berkomitmen untuk menerapkan tata cara BAB dan menerpakan
tata cara BAK sesuai kebutuhan.

Indikasi
a) Klien Defisit Perawatan Diri
Metode
1. Diskusi
2. Demonstrasi
Persiapan Alat
1. Ember
2. Air bersih
3. Gayung
4. Sabun
5. Handuk
6. Speaker
7. Bola kertas
Metode
1. Diskusi
2. Demonstrasi
Langkah Kegiatan
1. Persiapan alat dan bahan : sesuai dengan kebutuhan
2. Persiapan klien : klien dengan defisit perawatan diri sebanyak 6 orang
yaitu Tn. Mu, Tn. Mas, Tn. Da, Tn. Du, Tn.A dan Tn. S.
3. Persiapan tempat : ruang diskusi
4. Pelaksanaan
a. Orientasi
1) Salam terapeutik : Mengucapkan salam
2) Evaluasi dan validasi : Menanyakan perasaan klien saat ini
3) Kontrak : menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu
mengenai tata cara BAB dan tata cara BAK.
b. Kerja
1. Mendiskusikan manfaat tata cara BAB, alat dan bahan tata cara BAB,
dan tahapan tata cara BAB.
2. Mendemonstrasikan tata cara BAB.
3. Terapis menghidupkan musik pada speker serta bola diedarkan leh
klien selama musik berjalan searah jarum jam dan saat musik
dimatikan maka klien yang memegang bola menjelaskan manfaat tata
cara BAB, alat dan bahan tata cara BAB dan memperagakan tahapan
tata cara BAB. Ini di ulangi hingga semua anggota kelompok
mendapatkan giliran.
4. Mendiskusikan manfaat tata cara BAK, alat danbahan tata cara BAK,
dan tahapan tata cara BAK
5. .Mendemonstrasikan tata cara BAK.
6. Terapis menghidupkan musik pada speker serta bola diedarkan leh
klien selama musik berjalan searah jarum jam dan saat musik
dimatikan maka klien yang memegang bola menjelaskan manfaat tata
cara BAK, alat dan bahan tata cara BAK dan memperagakan tahapan
tata cara BAK. Ini di ulangi hingga semua anggota kelompok
mendapatkan giliran.
7. Beri pujian kepada klien untuk setiap jawaban klien dengan tepuk
tangan.
c. Terminasi
1.Menanyakan perasaan klien setelah belajar tata cara BAB dan tata
cara BAK.
2.Tindak lanjut : anjurkan klien menerapkan tata cara BAB dan tata
cara BAK sesuai dengan kebutuhan.
Evaluasi dan Dokumentasi
Dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi dengan memberi tanda chek () untuk kemampuan yang dapat
dilakukan klien dan klien dianggap mampu jika semua unsur kemampuan tercapai.
Berikut lembar evaluasi:
No. Kemampuan Nama Pasien
Tn.Mu Tn.Mas Tn.Da Tn.Du Tn.A Tn.S
SESI IV A : TATA CARA BAB
1 Menjelaskan manfaat tata
cara BAB
2 Menyebutkan alat dan bahan
tata cara BAB
3 Menjelaskan tahapan tata
cara BAB
4 Memperagakan tahapan tata
cara BAB
5 Komitmen menerapkan tata
cara BAB sesuai dengan
kebutuhan
SESI IV B : TATA CARA BAK
1 Menjelaskan manfaat tata
cara BAK
2 Menyebutkan alat dan bahan
tata cara BAK
3 Menjelaskan tahapan tata
cara BAK
4 Memperagakan tahapan tata
cara BAK
5 Komitmen menerapkan tata
cara BAK sesuai kebutuhan
DAFTAR PUSTAKA

Afconneri, Y., Lim, K., & Erwina, I. (2020). Faktor-Faktor Kekambuhan pada
Klien Skizofrenia di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Hb Sa’anin
Padang. Jurnal Endurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan, 5(2), 321–330.
Darsana, W (2007). Pengaruh TAK: Stimulasi Persepsi Terhadap Tingkah Laku
Klien Dengan Halusinasi Pendengaran Di Bpk Rsj Propinsi Bali
Ervina, I., & Hargiana, G. (2018). Aplikasi keperawatan Generalis dan Psikoreligius
pada pasien pada gangguan sensori persepsi: Halusinasi penglihatan dan
pendengaran. Jurnal Riset Kesehatan Nasional, 2(2), 114–123.
Hartanto (2021) Pengembangan Strategi Pelaksanaan Masyarakat Terhadap
Penurunan Stigma Masyarakat Pada Pasien Gangguan Jiwa. Indonesia Journal
of Health Science.Vol 5 No 1.
Keliat & Anna, B. (2012). Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok Edisi II
Jakarta: EGC.
Keliat, B. A., & others. (2019). Asuhan Keperawatan Jiwa. EGC.
Mututumanikam, & Rahmiaji. (2019).PengaruhTerapi Kognitif Dan Perilaku
Terhadap Peningkatan Kemampuan Perawatan Diri Pada Klien Skizofrenia
Dengan Defisit Perawatan Diri.Program Studi Diploma III Keperawatan
Universitas Bhakti Kencana Bandung 2020.Jurnal Keperawatan Karya
Bhakti, 4 (2), 14-19.
Ningrum, S. A. (2021). Faktor Yang Mempengaruh Penurunan Kemampuan Pasien
Skizofrenia Dalam Melakukan Perawatan Di Rumah Sakit Jiwa. Jurnal
Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia, 3(2),
70-77.
Pardede, J. A. (2019). Health Education of Drinking Medication
Adherence on Schizophrenia Patients. Journal of Psychiatry, 2(2), 723
PPNI, T. P. S. D. P. P. (2018a). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi
dan Indikator Diagnostik. Dewan Pengurus PPNI.
PPNI, T. P. S. D. P. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.
Putri, N. N., Nainggolan, N. L. O., Saragih, S. V. M., Novia, N., & Zega, A.
(2022). Studi Kasus: Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Gangguan
Persepsi Sensori: Halusinasi Pada Penderita Skizofrenia.
Risnasari, N. (2019). Keperawatan Jiwa: Modul Bahan Ajar Keperawatan. Fakultas
Ilmu Kesehatan Dan Sains Universitas Nusantara PGRI Kediri. Jurnal
Keperawatan Jiwa,12(30
Sari, D. F. (2019). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media Video Tentang
Personal Hygiene Terhadap Tingkat Kemandirian Pada Anak Retardasi
Mental Di Sekolah Luar Biasa Siwi Mulia Kota Madiun.Jurnal Ilmu
Keperawatan, 11(2), 226-235. http://dx.doi.org/10.26751/jikk.v11i2. 822
Wulandari, Y., Laia, V. A. S., Zega, R., Saleha, S., Siregar, S. L., & Pardede, J. A.
(2022). Peningkatan Kemampuan dan Penurunan Gejala Pasien Skizofrenia
DenganMasalah Defisit Perawatan Diri. Jurnal Keperawatan Jiwa,vol 16(2).

Anda mungkin juga menyukai