Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KURANG ENERGI KRONIS (KEK) PADA


IBU HAMIL DI RUANG KIA PUSKESMAS PUTRI AYU

DOSEN PEMBIMBING AKADEMIK :


Dr. MUTHIA MUTMAINNAH, M.Kep, Sp.Mat
SRI MULYANI M.Kep, Ners
MENARISA, M.Kep, Ners

PEMBIMBING LAPANGAN:
Ns. ANA , S.Kep.

DISUSUN OLEH :
FERA AFRI SANTHI G1B223040

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULATAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2023
KURANG ENERGI KRONIS (KEK) PADA IBU HAMIL

A. Pengertian
Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah salah satu keadaan
malnutrisi. Dimana keadaan ibu menderita kekurangan makanan yang
berlangsung menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan
kesehatan pada ibu secara relative atau absolut satu atau lebih zat gizi
Kurang Energi Kronis (KEK) adalah kurangnya asupan energi
yang berlangsung lama/kronik. Ibu hamil dengan ukuran Lingkar Lengan
Atas (LILA) < 23,5 cm dinyatakan menderita KEK
Kekurangan Enegi kronis adalah kekurang makanan satau asupan
gezi dengan dilihat dari ukuran lingkar lengan atsa (LILA) < 23,5 cm.

B. Etiologi
Yang mempengaruhi keperluan gizi ibu hamil diantaranya yaitu :
1. Kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan
2. Status ekonomi, ekonomi seseorang mempengaruhi dalam
pemilihan makanan yang akan dikonsumsi sehari-harinya.
3. Pengetahuan zat gizi dalam makanan, pengetahuan yang dimiliki
oleh seseorang ibu mempengaruhi dalam pengambilan keputusan
dan juga akan berpengaruh pada perilaku.
4. Status kesehatan. Status kesehatanseseorang kemungkinan sangat
berpengaruh terhadap nafsu makannya.
5. Aktifitas, aktifitas dan gerakan berbeda-beda.
6. Suhu lingkungan pada dasarnya duhu tubuh dipertahankan pada
36,5-37⁰C untuk metabolisme yang optimum.
7. Berat badan, berat badan seorang ibu yang sedang hamil akan
menentukan zat makanan yang diberikan agar kehamilannya dapat
berjalan dengan lancar.
8. Umur, semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu yang
sedang hamil akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang
diperlukan (Kristiyanasari, 2010).
C. Patofisiologis
Kebutuhan nutrisi meningkat selama hamil. Masukan gizi pada ibu
hamil sangat menetukan kesehatannya dan janin yang dikandungnya.
Kebutuhan gizi pada masa kehamilan berbeda dengan masa sebelum
hamil, peningkatan kebutuhan gizi hamil sebesar 15%, karena dibutuhkan
untuk pertumbuhan rahim, payudara, volume darah, plasenta, air ketuban
dan pertumbuhan janin

D. Tanda dan Gejala


tanda-tanda klinis KEK meliputi :
1. LILA kurang dari 23,5 cm.
2. Ibu menderita anemia dengan Hb ˂11 gr%
3. Lelah, letih, lesu, lemah. Lunglai
4. Bibir tampak pucat
5. Nafas pendek
6. Denyut jantung meningkat
7. Susah buang air besar
8. Nafsu makan berkurang
9. Kadang-kadang pusing
10. Mudah mengantuk

E. Komplikasi
Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama kehamilan akan
menimbulkan masalah pada ibu, janin dan proses persalinan yaitu:
1. Terhadap ibu
Gizi kurang pada ibu hamil menyebabkan resiko dan komplikasi
pada ibu antara lain : anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak
bertambah secara normal dan mudah terkena infeksi.
2. Terhadap persalinan
Pengaruh gizi terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan
persalinan sulit dan lama, persalinan belum waktunya (prematur),
perdarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi
cenderung meningkat.
3. Terhadap janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran abortus pada
bayi, asfiksia intra partum, bayi lahir dengan berat badan lahir rendah
(BBLR)

F. Penatalaksanaan
Pengukuran LILA adalah cara untuk mengetahui resiko KEK pada
wanita usia subur adalah :
1. Makanan cukup dengan pedoman gizi seimbang.
2. Pengukuran LILA
3. Hidup sehat dengan cara makan-makanan yang bergizi.
4. Memeriksa kehamilan kepetugas kesehatan (ANC) teratur
(Supariasa, dkk, 2012).
penatalaksanaan ibu hamil dengan KEK adalah
1. Peningkatan suplemen tablet Fe pada ibu hamil dengan
memperbaiki sistem distribusi dan monitoring secara terintegrasi
dengan program lainnya seperti pelayanan ibu hamil dll.
2. Rutin memeriksa kehamilannya minimal 4 kali selama hamil untuk
mendapatkan pelayanan secara maksimal.
3. Pengaturan konsumsi makanan
Penambahan kebutuhan untuk memperbaiki jaringan tubuh dengan
menkonsumsi gizi seimbang. Bahan makanan yang terdapat dalam
tiap kelompok bahan makanan sebagai sumber energi atau tenaga
yaitu : padi-padian, tepung, umbi-umbian, sagu,pisang. Sumber
pengatur yaitu sayur-sayuran dan buah-buahan. Sumber zat
pembangun yaitu ikan, daging, telur, susu, kacanh-kacangan, dan
hasil olahannya seperti tahu, tempe, dan oncom.
4. Istirahat yang cukup.
5. pengukuran LILA.
1. Cara Mengukur LILA

a. Tetapkan posisi bahu dan siku


b. Letakkan pita antara bahu dan siku.
c. Tentukan titik tengah lengan.
d. Lingkaran pita LILA pada tengah lengan.
e. Pita jangan telalu ketat.
f. Pita jangan terlalu longgar.
g. Cara pembacaan skala yang benar. (Arisman, 2007)

Pengukuran Berat Badan

Berat badan merupakan ukuran antropometris yang paling banyak


digunakan karena parameter ini mudah dimengerti sekalipun oleh mereka
yang buta huruf

Berat badan adalah satu parameter yang memberikan gambaran


masa tubuh. Masa tubuh sangat sensitive terhadap perubahan-perubahan
yang mendadak, misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunya
nafsu makan atau menurunnya jumlah makan yang dikonsumsi.

2. Pengukuran Tinggi Badan

Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan


yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan
tepat. Disamping itu tinggi badan merupakan ukuran kedua yang penting,
karena dengan menghubungkan berat badan terhadap tinggi badan , factor
umur dapat dikesampingkan. Ibu hamil pertama sangat membutuhkan
perhatian khusus.

Pengukuran tinggi badan bermaksud untuk menjadikanya sebagai


bahan menentukan status gizi. Status gizi yang ditentukan dengan tinggi
badan tergolong untuk mengukur pertumbuhan linier. Pertumbuhan linier
adalah pertumbuhan tulang rangka, terutama rangka extrimitas (tungai dan
lengan). Untuk tinggi badan peranan tungkai yang dominan.

3. Indeks Masa Tumbuh

Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia


18 tahun keatas) merupakan masalah penting, karena selain mempunyai
resiko penyakit-penyakit tertentu, juga dapat mempengarui produktif
kerja. Laporan FAO /WHO/UNU tahun 1985 menyatakan bahwa batasan
berat badan normal orang dewasa ditentukan oleh Body Mass Index
(BMI).

Di Indonesia istila Body Mass Index diterjemahkan menjadi


Indekx Masa Tubuh (IMT) merupakan alat yang sederhana untu
memantau status gizi orang dewasa khusunya yang berkaitan dengan
kekurangan dan kelebihan berat badan, maka mempertahankan berat badan
normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih
panjang. Berat badan dilihat dari Quatelet atau body mass Index (IMT).

Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan IMT


Status Gizi

1. IMT KKP I < 16


2. KKP II 16,0 -16,9
3. KKP III 17,0 - 18,4
4. Normal ≤18,5 - < 25
5. Obesitas I 25 - 29,9
6. Obesitas II 30 – 40
7. Obesitas III >40

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURANG ENERGI


KRONIS PADA IBU HAMIL

1. Faktor Sosial Ekonomi

Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan


seseorang adalah tingkat sosial ekonomi. Ekonomi seseorang
mempengaruhi dalam pemilihan makanan yang akan dikonsumsi sehari-
harinya. Seseorang dengan ekonomi yang tinggi kemudian hamil maka
kemungkinan besar sekali gzi yang dibutuhan tercukupi ditambah lagi
adanya pemeriksaan membuat gizi ibu hamil semakin terpantau. Sosial
ekonomi merupakan gambaran tingkat kehidupan seseorang dalam
masyarakat yang ditentukan dengan variabel pendapatan, pendidikan dan
pekerjaan, karena ini dapat mempengaruhi aspek kehidupan termasuk
pemeliharaan kesehatan.

a.Pendidikan

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku


seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan ibu adalah pendidikan
formal ibu yang terakhir yang ditamatkan dan mempunyai ijazah dengan
klasifikasi tamat SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi dengan diukur
dengan cara dikelompokkan dan dipresentasikan dalam masing-masing
klasifikasi

b.Pekerjaan

Pekerjaan adalah sesuatu perbuatan atau melakukan sesuatu yang


dilakukan untuk mencari nafkah guna untuk kehidupan. Ibu yang sedang
hamil harus mengurangi beban kerja yang terlalu berat karena akan
memberikan dampak kurang baik terhadap kehamilannya. Kemampuan
bekerja selama hamil dapat dipengaruhi oleh peningkatan berat badan dan
perubahan sikap (Benson Ralph C, 2008). Resiko-resiko yang
berhubungan dengan pekerjaan selama kehamilan termasuk :

1. Berdiri lebih dari 3 jam sehari.


2. Bekerja pada mesin pabrik terutama jika terjadi banyak getaran atau
membutuhkan upaya yang besar untuk mengoperasikannya.
3. Tugas-tugas fisik yang melelahkan seperti mengangkat, mendorong dan
membersihkan.
4. Jam kerja yang panjang.

c.Pendapatan

Penerimaan baik berupa uang maupun barang, baik dari pihak lain
maupun pihak sendiri dari pekerjan atau aktivitas yang kita lakukan dan
dengan dinilai sebuah uang atas harga yang berlaku pada saat ini.
Pendapatan seorang dapat dikatakan meningkat apabila kebutuhan pokok
seorangpun akan meningkat. Suatu kegiatan yang dilakukan untuk
menafkahi diri dan keluarganya dimana pekerjaan tersebut tidak ada yang
mengatur dan dia bebas karena tidak ada etika yang mengatur.

Kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan antara lain


tergantung pada besar kecilnya pendapatan keluarga, harga bahan
makanan itu sendiri, serta tingkat penggelolaan sumber daya lahan dan
pekarangan. Keluarga dengan pendapatan terbatas kemungkinan besar
akan kurang dapat memenuhi kebutuhan akan makanannya terutama untuk
memenuhi kebutuhan zat gizi dalam tubuhnya. Tingkat pendapatan dapat
menentukan pola makan. Pendapatan merupakan faktor yang paling
menentukan kualitas dan kuantitas hidangan. Semakin banyak mempunyai
uang berarti semakin baik makanan yang diperoleh dengan kata lain
semakin tinggi penghasilan, semakin besar pula prosentase dari
penghasilan tersebut untuk membeli buah, sayuran dan beberapa jenis
bahan makanan lainnya

2.Faktor Jarak Kelahiran

Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang dari 2


tahun. Penelitian menunjukkan bahwa apabila keluarga dapat mengatur
jarak antara kelahiran anaknya lebih dari 2 tahun maka anak akan memiliki
probabilitas hidup lebih tinggi dan kondisi anaknya lebih sehat dibanding
anak dengan jarak kelahiran dibawah 2 tahun. Jarak melahirkan yang
terlalu dekat akan menyebabkan kualitas janin/anak yang rendah dan juga
akan merugikan kesehatan ibu. Ibu tidak memperoleh kesempatan untuk
memperbaiki tubuhnya sendiri (ibu memerlukan energi yang cukup untuk
memulihkan keadaan setelah melahirkan anaknya). Dengan mengandung
kembali maka akan menimbulkan masalah gizi ibu dan janin/bayi berikut
yang dikandung. Berbagai penelitian membuktikan bahwa status gizi ibu
hamil belum pulih sebelum 2 tahun pasca persalinan sebelumnya, oleh
karena itu belum siap untuk kehamilan berikutnya Kriteria jarak kelahiran
dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Resiko rendah (≥ 2 tahun sampai < 10 tahun).


2. Resiko tinggi (< 2 tahun atau ≥ 10 tahun)

3. Faktor Paritas

Paritas (jumlah anak) merupakan keadaan wanita yang berkaitan


dengan jumlah anak yang dilahirkan. Paritas juga merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil. Paritas merupakan faktor
yang sangat berpengaruh terhadap hasil konsepsi. Perlu diwaspadai karena
ibu pernah hamil atau melahirkan anak 4 kali atau lebih, maka
kemungkinan banyak akan ditemui keadaan :

1. Kesehatan terganggu : anemia, kurang gizi.


2. Kekendoran pada dinding perut dan dinding rahim.

a. Kriteria paritas (jumlah anak) dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Partas rendah (< 4x kelahiran).


2. Paritas tinggi (≥ 4x kelahiran).
b. Paritas (jumlah anak)
merupakan keadaan wanita yang berkaitan dengan jumlah anak
yang dilahirkan. Paritas juga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi status gizi ibu hamil. Paritas merupakan faktor yang sangat
berpengaruh terhadap hasil konsepsi. Perlu diwaspadai karena ibu pernah
hamil atau melahirkan anak 4 kali atau lebih, maka kemungkinan banyak
akan ditemui keadaan :

1. Kesehatan terganggu : anemia, kurang gizi.


2. Kekendoran pada dinding perut dan dinding rahim.

C. Kriteria paritas (jumlah anak) dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Partas rendah (< 4x kelahiran).


2. Paritas tinggi (≥ 4x kelahiran)
A. Pengkajian
1. Data Umum
a. Identitas Kepala Keluarga
1) Nama Kepala Keluarga (KK) ,Umur (KK),Pekerjaan Kepala Keluarga
(KK),Pendidikan Kepala Keluarga (KK) Alamat dan Nomor Telepon

b. Komposisi Anggota Keluarga


Nama, Umur, Jenis Kelamin, Hubungan dengan Kepala Keluarga,
Pendidikan, Pekerjaan, Status Kesehatan Saat Ini
c. Genogram
Keterangan :
= Meninggal
---------- = Tinggal Serumah
= Laki-laki
= Perempuan
= Ibu hamil
= Pasien
=Orang Terdekat

d. Tipe keluarga
e. Suku Bangsa
f. Agama
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga
h. Aktifitas Rekreasi Keluarga
Keluarga Tn. D dan Ny. T jarang berekreasi keluar, di waktu senggang
biasanya mereka menonton tv dan mendengarkan musik. Tn. D bekerja hampir
setiap hari, dan waktu bekerja biasanya dari pukul 7 atau 8 pagi.

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
b. Tahap Perkembangan yang Belum Terpenuhi
c. Riwayat Keluarga Inti
d. Riwayat Keluarga Sebelumnya (suami istri)
3. Lingkungan
a. Karakteristik rumah
1) Jarak septi tank dengan sumber air ± 8 meter.
2) Sumber air minum yang digunakan adalah menggunakan air yang dimasak
sebelumnya dan air dari sumur.
3) Pengelolaan sampah dengan cara dibakar.
4) Denah rumah ,contohnya :

Kamar
Warung
Kamar Kamar

b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Tempat
Dapur Makan Ruang Keluarga
c. Mobilitas geografis keluarga
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
e. Sistem pendukung keluarga
f. Pola komunikasi keluarga
g. Struktur Kekuatan Keluarga
h. Struktur Peran
i. Norma dan Nilai Kepercayaan

1. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
b. Fungsi Sosialisasi
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
d. Fungsi Reproduksi
e. Fungsi Ekonomi
2. Stress dan Koping Keluarga
a. Stressor jangka pendek dan panjang
b. Respon Keluarga Terhadap Stress
1) Strategi koping yang digunakan
2) Strategi Adaptasi yang Disfungsional

4. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan fisik pada Ny. T dengan Kehamilan KEK dan beresiko tinggi
1) Pemeriksaan Umum
- Keadaan Umum
Baik
- Kesadaran
Composmentis (E 4, M 6, V 5)

- Tanda-Tanda Vital
TD, Suhu , Nadi ,RR, LILA, Tinggi badan

- Berat Badan Sebelum dan Saat Hamil

2) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
Muka : tidak pucat, tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada lesi, dan
simetris.
Mata : Conjungtiva tidak anemis, sklera putih.
b) Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid.
c) Payudara : Tidak ada benjolan abnormal, nyeri payudara karena
payudara membesar dan tegang.
d) Kulit : Turgor kulit baik dan kulit lembab.
e) Abdomen
Leopold I

Tinggi normal fundus selama kehamilan trimester 1 teraba diatas


simfisis pubis

f) Ekstrimitas
Atas : Normal simetris, tidak ada oedema, tidak ada varices

Bawah : Normal simetris, tidak ada oedema, tidak ada varices,


refleks

patella normal (+)/(+), terkadang pegal.

g) Genetalia
Tidak dikaji.

3) Pemeriksaan Penunjang
Hb 12,2 gr/dl
b. Pemeriksaan Anggota Keluarga

No Pemeriksaan Tn. D Tn. Y Ny. K An. K Ny. I Tn. U Ny. R


Fisik
1. Keadaan Compos Compos Compos Compos Compos Compos Compos
umum mentis (E 4, M mentis (E 4, M mentis (E 4, M mentis (E 4, M mentis (E 4, M mentis (E 4, M mentis (E 4, M
6, V 5) 6, V 5) 6, V 5) 6, V 5) 6, V 5) 6, V 5) 6, V 5)
2. Tanda-tanda
vital.
TD : ...mmHg
Nadi : ...
x/menit
Suhu : ... ˚C
RR : ... x?
menit
3. Antropometri
BB : ... kg - - - - - - -
- - - - - - -
TB : ... cm
4. Kepala :
Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
Rambut Menyebar Menyebar Menyebar Menyebar Menyebar Menyebar Menyebar
Kulit kepala Bersih Bersih Bersih Bersih Bersih Bersih Bersih
Kelainan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
5. Mata :
Konjungtiva Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis
Kesimetrisan Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
Visus Jarak baca Jarak baca Jarak baca Jarak baca Jarak baca Jarak baca Jarak baca
<30 cm <30 cm <30 cm <30 cm <30 cm <30 cm <30 cm
6. Hidung :
Tulang Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
hidung Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
secret secret secret secret secret secret secret
Sputum nasi

Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris


Tulang
hidung
7. Telinga :
Lubang Bersih Bersih Bersih Bersih Bersih Bersih Bersih
telinga Dapat Dapat Dapat Dapat Dapat Dapat Dapat
berkomunikasi berkomunikasi berkomunikasi berkomunikasi berkomunikasi berkomunikasi berkomunikasi
Pendengaran
baik baik baik baik baik baik baik
8. Mulut dan
faring : Kehitaman Kehitaman Kehitaman Kehitaman Kehitaman Kehitaman Kehitaman
Bibir Tiad ada caries Tiad ada caries Tiad ada caries Tiad ada caries Tiad ada caries Tiad ada caries Tiad ada caries
Gigi Tidak bengkak Tidak bengkak Tidak bengkak Tidak bengkak Tidak bengkak Tidak bengkak Tidak bengkak
Gusi Tidak bengkak Tidak bengkak Tidak bengkak Tidak bengkak Tidak bengkak Tidak bengkak Tidak bengkak
Tosil
9. Leher :
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Kelenjar
pembengkakan pembengkaka pembengkakan pembengkakan pembengkaka pembengkakan pembengkakan
tyroid n n
10. Intergumen
dan kuku :
Intergumen Tidak ada luka Tidak ada luka Tidak ada luka Tidak ada luka Tidak ada luka Tidak ada luka Tidak ada luka
Kuku Sedikit panjang Sedikit Sedikit panjang Sedikit panjang Sedikit Sedikit panjang Sedikit panjang
panjang panjang
Thorak :
Paru-paru Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
suara suara suara suara suara suara suara
tambahan tambahan tambahan tambahan tambahan tambahan tambahan
Jantung Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
11. Abdomen Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris

No Pemeriksaan Fisik An. I An. R An. F An. R An. F An. A


1. Keadaan umum Compos Compos Compos Compos mentis (E Compos mentis Compos mentis (E
mentis (E 4, M mentis (E 4, M mentis (E 4, M 4, M 6, V 5) (E 4, M 6, V 5) 4, M 6, V 5)
6, V 5) 6, V 5) 6, V 5)
2. Tanda-tanda vital.
TD : ...mmHg 130/80 mmhg 110/70 mmhg 100/80 mmhg 130/80 mmhg - -
Nadi : ... x/menit 82x/menit 78x/menit 80x/menit 99x/menit - -
o o o o o
Suhu : ... ˚C 36,7 C 36,7 C 36,7 C 36,7 C 36 C 35,8oC
RR : ... x?menit 20x/menit 21x/menit 21x/menit 21x/menit 23x/menit 29x/menit
3. Antropometri
BB : ... kg - - - - - -
- - - - - -
TB : ... cm

4. Kepala :
Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
Rambut Menyebar Menyebar Menyebar Menyebar Menyebar Menyebar
Kulit kepala Bersih Bersih Bersih Bersih Bersih Bersih
Kelainan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
5. Mata :
Konjungtiva Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis
Kesimetrisan Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
Visus Jarak baca Jarak baca Jarak baca Jarak baca <30 cm Jarak baca <30 Jarak baca <30 cm
<30 cm <30 cm <30 cm cm
6. Hidung :
Tulang hidung Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
Sputum nasi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada secret Tidak ada secret Tidak ada secret
secret secret secret
Simetris Simetris Simetris
Tulang hidung
Simetris Simetris Simetris
7. Telinga :
Lubang telinga Bersih Bersih Bersih Bersih Bersih Bersih
Pendengaran Dapat Dapat Dapat Dapat Dapat Dapat
berkomunikasi berkomunikasi berkomunikasi berkomunikasi baik berkomunikasi berkomunikasi baik
baik baik baik baik
8. Mulit dan faring :
Bibir Kehitaman Kehitaman Kehitaman Kehitaman Kehitaman Kehitaman
Gigi Tiad ada caries Tiad ada caries Tiad ada caries Tiad ada caries Tiad ada caries Tiad ada caries
Gusi Tidak bengkak Tidak bengkak Tidak bengkak Tidak bengkak Tidak bengkak Tidak bengkak
Tosil Tidak bengkak Tidak bengkak Tidak bengkak Tidak bengkak Tidak bengkak Tidak bengkak
9. Leher :
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Kelenjar tyroid
pembengkakan pembengkaka pembengkakan pembengkakan pembengkakan pembengkakan
n
10. Intergumen dan
kuku :
Intergumen Tidak ada luka Tidak ada luka Tidak ada luka Tidak ada luka Tidak ada luka Tidak ada luka
Kuku Sedikit panjang Sedikit Sedikit panjang Sedikit panjang Sedikit panjang Sedikit panjang
panjang
Thorak :
Paru-paru Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada suara Tidak ada suara Tidak ada suara
suara suara suara tambahan tambahan tambahan
tambahan tambahan tambahan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Jantung Tidak ada Tidak ada Tidak ada pembesaran pembesaran pembesaran
pembesaran pembesaran pembesaran
11. Abdomen Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
5. Harapan Keluarga
B. Diagnosa Keperawatan
a. Kurangnya pengetahuan tentang kehamilan berhubungan dengan
kurangnya informasi.
b. Resiko terjadi perdarahan saat kehamilan atau persalinan berhubungan
dengan kehamilan beresiko.
c. Resiko BBLR
d. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual.

C. Intervensi
Diagnosa
No. Tanggal Tujuan Rencana Tindakan
Keperawatan
1. Resiko Tujuan Umum: 1. Kaji pengetahuan
ketidakseimban Setelah dilakukan pasien tentang
gan nutrisi tindakan keperawatan masalah
kurang dari selama 2 minggu, kesehatannya.
kebutuhan diharapkan klien 2. Anjurkan klien makan
tubuh mampu meningkatkan dengan nutrisi
berhubungan kebutuhan nutrisinya seimbang untuk ibu
dengan mual. Tujuan Khusus: hamil.
Setelah melakukan 3. Anjurkan klien
.
pertemuan sebanyak 6 memantau BB setiap
x 30 menit diharapkan seminggu sekali.
keluarga mampu: 4. Anjrukan keluarga
1. Mengenali untuk memperhatikan
kebutuhan nutrisi kebutuhan nutrisi bagi
pada ibu hamil klien.
dengan KEK dan
beresiko tinggi
2. Merawat keluarga
yang sedang hamil.
2. Kurangnya Tujuan Umum: 1. Kaji pengetahuan
pengetahuan Setelah dilakukan pasien dan keluarga
tentang tindakan keperawatan tentang masalah
kehamilan selama 2 minggu, kesehatannya.
berhubungan diharapkan klien 2. Berikan penyuluhan
dengan paham dan mampu kesehatan tentang
kurangnya menjalankan yang
informasi. dijelaskan secara kehamilan.
benar 3. Anjurkan keluarga
Tujuan Khusus: untuk memeriksakan
Setelah melakukan pasien secara teratur.
pertemuan sebanyak 6
x 30 menit diharapkan
keluarga mampu:
1. Mengenali tanda
bahaya
kehamilan
2. Merawat keluarga
yang sedang
hamil.
3. Mengenali dan
melakukan
tindakan untuk
meminimalkan
dan mencegah
faktor risiko.
3. Resiko terjadi Tujuan Umum: 1. Kaji pengetahuan
perdarahan saat Setelah dilakukan pasien dan keluarga
kehamilan atau tindakan keperawatan tentang tanda bahaya
persalinan pada selama 2 minggu, kehamilan.
berhubungan diharapkan klien 2. Berikan penyuluhan
dengan mampu mengetahui kesehatan tentang
kehamilan tanda bahaya tanda bahaya
beresiko. kehamilan. kehamilan.
Tujuan Khusus: 3. Anjurkan keluarga
Setelah melakukan untuk membawa klien
pertemuan sebanyak 6 ke fasilitas kesehatan
x 30 menit diharapkan bila terdapat tanda
keluarga mampu: bahaya kehamilan.
1. Mengenali tanda 4. Anjurkan keluarga
bahaya kehamilan untuk memodifikasi
2. Mengenali bahaya lingkungan agar tidak
perdaharan saat terjadi hal yang tidak
kehamilan. diinginkan pada klien.
3. Tidak terjadi 5. Anjurkan untuk
perdarahan. melahirkan ditolong
oleh tenaga
kesehatan.
6. Anjurkan untuk
memeriksakan
golongan darah.
7. Anjurkan untuk rutin
minum tablet obat Fe

4. Resiko BBLR Tujuan Umum: 1. Identifikasi sejauh


Setelah dilakukan mana tingkat
tindakan keperawatan pengetahuan
selama 2 minggu, keluarga resiko hamil
diharapkan klien dibawah usia 20
paham tentang resiko tahun.
melahirkan BBLR. 2. Identifikasi sejauh
Tujuan Khusus: mana tingkat
Setelah melakukan pengetahuan
pertemuan sebanyak 6 keluarga tentang
x 30 menit diharapkan BBLR.
keluarga mampu: 3. Anjurkan untuk
1. Mengenali resiko memeriksakan berat
kehamilan dibawah badan klien dan janin
usia 20 tahun. ke fasilitas
2. Tidak terjadi BBLR. kesehatan.
4. Anjurkan keluarga
untuk meminimalkan
BBLR.

DAFTAR PUSTAKA
Alimul, A.H. 2018. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:
Salemba Medika

Alimul, A.H. 2019. Metode Penelitian Kebidanan Teknnik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika

Arikunto, S. 2018. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT


Rineka Cipta

Nursalam. 2018. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Proverawati. 2019. Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan. Jogyakarta : Muha Medika

Anda mungkin juga menyukai