Anda di halaman 1dari 8

MATERI EDUKASI GIZI ISI PIRINGKU

1. Permasalahan Gizi Ibu Hamil


Permasalahan gizi seseorang dapat terbentuk ketika ibu mengandung. Masalah gizi
ibu hamil sebelum atau selama kehamilan dapat mempengaruhi pertumbuhan janin.
Beberapa permasalahan pada ibu hamil adalah ibu dengan kekurangan energi kronik (KEK)
dan anemia. Ibu hamil KEK merupakan suatu kondisi dimana ibu mengalami kekurangan
makanan yang dapat mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu dan anak.
Sedangkan anemia kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah (kurang darah),
seringkali menyebabkan tubuh pucat dan mudah lelah. Selain itu, Bayi yang dilahirkan juga
akan beresiko BBLR (bayi berat lahir rendah) maupun stunting Hasil survei Konsumsi
Makanan Indonesia (SKMI) menunjukkan rerata asupan energi pada ibu hamil kurang dari
70% angka kecukupan energi ibu hamil sekitar 50% dan kecukupan proteinnya dibawah
batas 80% dengan angka kecukupan proteinnya 52%.

2. Pelayanan ANC
Status kesehatan ibu hamil yaitu suatu indikator menunjukan baik buruknya kondisi
ibu dan janin yang sedang dikandung. Status kesehatan ibu yang buruk seperti anemia dapat
beresiko melahirkan bayi BBLR, dengan BBLR ini bayi kemudian akan mndapat resiko lain
seperti infeksi saluran nafas dan kematian bayi yang tinggi daripada bayi dengan berat badan
lahir normal. Untuk ibu sendiri anemia dan KEK akan meningkatkan risiko pendarahan
pasca persalinan dan gangguan kesehatan maupun kematian (Kemenkes, 2014; Harjatmo,
dkk 2017).
Untuk mencapai kehamilan sehat dan anak yang dilahirkan juga sehat maka perlunya
ANC. Ibu hamil harus memeriksakan ke petugas kesehatan agar melahirkan secara sehat.
Pelayanan ANC (10T) meliputi : pemeriksaan tinggi badan dan berat badan, pemeriksaan
tekanan darah, pengukuran lingkar lengan atas (LILA), pengukuran tinggi fundus uteri
(TFU), pemeriksaan denyut jantung janin (DJJ) dan posisi janin, skrining dan pemberian TT,
pemeriksaan laboratorium rutin (Hb dan golongan darah), pemberian Fe dan Asam Folat,
tata laksana kasus, temu wicara (KIE-Konseling), pencatatan dan pelaporan, serta supervisi,
monitoring dan evaluasi (Hendarwan, 2018).

3. Status Gizi Ibu Hamil


Status gizi ibu hamil dapat dinilai melalui beberapa pemeriksaan antropometri,
misalnya dengan cara mengukur (Harjatmo, dkk, 2017):
1. Tinggi Badan
Pada ibu hamil pengukuran status gizi dengan tinggi badan tidak dapat dilakukan karena
biasanya tinggi badan pada wanita hamil sudah tidak dapat bertambah lagi.
2. Lingkar Lengan Atas (LILA)
Pengukuran LILA pada kelompok wanita usia subur (WUS) adalah salah satu cara
deteksi dini yang mudah dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat awam, untuk
mengetahui kelompok berisiko kekurangan energi protein (KEK). Ambang batas LILA
WUS adalah 23,5 cm. Bila hasil pengukuran kurang dari 23,5 cm menunjukkan wanita
berisiko KEK. Jika lebih dari sama dengan 23,5 cm artinya status gizi ibu baik dan
terhindar dari risiko KEK.
3. Indeks Massa Tubuh (IMT)
Indeks masa tubuh (IMT) merupakan penilaian dan perhitungan yang didapatkan dari
membagi berat badan (kg) dengan ukuran tinggi badan kuadrat (m) yang dapat
menunjukan status gizi ibu. IMT ibu sebelum hamil menurut WHO, yaitu berat badan
kurang (<18,5 kg/m2), normal (18,5-24,9 kg/m2), gemuk (25,0-29,9 kg/m2) dan obesitas
(≥30 kg/m2).
4. Berat Badan
Berat badan ibu hamil harus memadai, bertambah sesuai umur kehamilan. Kenaikan berat
badan yang ideal ibu hamil hingga akhir kehamilan adalah 11,5-16 kg. Berdasarkan IMT
ibu sebelum hamil kenaikan berat badan dapat dikategorikan menjadi 4 menurut kriteria
Institue of Medicine (Rasmussen, dkk, 2009).

4. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil


Ibu Hamil perlu mengonsumsi lebih banyak makanan yang beraneka ragam dan
bergizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan energi, protein dan zat gizi mikro (vitamin dan
mineral) karena digunakan untuk pemeliharaan, pertumbuhan dan perkembangan janin
dalam kandungan dan sebagai cadangan selama masa menyusui. Zat gizi mikro penting yang
diperlukan selama hamil adalah zat besi, asam folat, kalsium, iodium dan zink (Kemenkes
RI, 2014). Seiring dengan pertambahan usia kehamilan seorang ibu, maka terjadi
peningkatan kebutuhan energi, protein, dan zat gizi lainnya. Energi yang ditambahkan dapat
berasal dari zat makro yaitu karbohidrat, protein, dan lemak (Pritasari, dkk, 2017).
Kebutuhan ibu hamil mempunyai pembagian penambahan asupan makanan gizi
seimbang sesuai dengan trimester perkembangan masa kehamilan. Trimester I, pertumbuhan
janin masih lambat sehingga kebutuhan gizi untuk pertumbuhan janin belum begitu besar,
tetapi ibu mengalami ketidak nyamanan seperti ngidam, mual dan muntah. Trimester II dan
III, pertumbuhan janin berlangsung cepat sehingga perlu memperhatikan kebutuhan gizinya
(Pritasari dkk, 2017).

5. Perkembangan Janin dan Organ


Otak merupakan organ pada bagian tubuh yang sangat berperan dalam menentukan
tingkat kecerdasan anak dari usia ketika masih dalam kandungan yaitu pada usia kehamilan
8-14. Ibu hamil sangat dianjurkan menjaga kesehatan kehamilannya. Misalnya saja dengan
mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan memberikan stimulasi kepada janin.
Tahap perkembangan janin sendiri antara lain:
a. Masa embrional yaitu ketika sel-sel dari rahim mulai terbentuk menjadi organ
sampai terbentuk struktur yang akan berkembang menjadi bentuk manusia. Pertumbuhan
masa embrional dari awal kehamilan sampai dengan minggu ke-12 (trimester pertama
kehamilan).
b. Masa fetal yaitu ketika embrio yang telah memiliki struktur lengkap tersebut
mengalami pertumbuhan dan perkembangan dengan pesat, masa pertumbuhan ini antara usia
kehamilan minggu ke 8-12 sampai dengan sekitar minggu ke-40 (Sari, 2013).

6. Perkembangan dan Kenaikan Berat Badan Ibu


Menurut Sarwono, (2014), berat badan ibu hamil akan terus bertambah sesuai
dengan umur kehamilan ibu. Dengan berat badan yang bertambah dengan normal, anak
dalam kandungan akan dilhahirkan dengan normal. Kondisi fisik dan kenaikan berat badan
normal bagi wanita hamil pada setiap trimester, sebagai berikut:
a. Trimester I (0-12 minggu)
Umumnya nafsu makan ibu berkurang sering timbul rasa mual dan ingin muntah. Pada
kondisi ini ibu harus tetap berusaha untuk makan agar janin dapat tumbuh dengan baik.
b. Trimester II (13-28 minggu)
Nafsu makan sudah pulih kembali kebutuhan makan harus diperbanyak.
c. Trimester III (29-40 minggu)
Nafsu makan sangat baik, tapi jangan berlebihan.
Berdasarkan IMT ibu sebelum hamil kenaikan berat badan dapat dikategorikan
menjadi 4 menurut kriteria Institue of Medicine seperti yang terlampir pada tabel
(Rasmussen, dkk, 2009).

Trimester II Total kenaikan


IMT sebelum Trimester I
dan III BB
kehamilan
(kg) (kg/minggu) (kg)
Berat badan kurang
0,5-2 0,44-0,58 12,5-18
(<18,5 kg/c )
Normal
0,5-2 0,35-0,50 11,5-16
(18,5-24,9 kg/m2)
Gemuk
0,5-2 0,23-0,33 7-11,5
(25,0-29,9 kg/m2)
Obesitas
0,5-2 0,17-0,27 5-9
(≥ 30,0 kg/m2)

7. Peran Gizi Untuk Ibu Hamil


Kecukupan gizi ibu hamil sangat mempengaruhi status gizi ibu dan anak dalam
kandungan yang selanjutnya akan menentukan perkembangan anak, khususnya pada masa
pertumbuhan (golden age). Dengan ibu yang tidak mengalami kekurangan asupan gizi, ibu
tidak akan mengalami hal seperti KEK dan Hb yang rendah (lemas letih lesu). Kebutuhan
gizi untuk tumbuh kembang janin juga tidak akan terhambat. Sehingga bayi yang dikandung
ibu akan mengalami panjang lahir bayi yang baik (tidak pendek) dan berat yang normal
(Najahah, 2014).

8. Isi Piringku
Visualisasi gizi seimbang memuat pesan agar masyarakat mengonsumsi pangan yang
bervariasi, menjaga kebersihan dan keamanan pangan, melakukan aktivitas fisik dan
pemantauan berat badan secara teratur.
Pesan gizi seimbang divisualisasikan dalam tumpeng gizi seimbang dan juga isi
piringku. Isi piringku merupakan panduan dalam sekali makan baik sarapan, makan
siang maupun makan malam. Dalam isi piringku membagi jumlah porsi untuk makanan
yang dikonsumsi, pembagiannya adalah sebagai berikut :
1) Makanan pokok sebanyak 1/3 piring
2) Lauk pauk sebanyak 1/6 piring
3) Sayur-sayuran sebanyak 1/3 piring
4) Buah-buahan sebanyak 1/6 piring

Gambar 1. Isi Piringku

Sumber : Kementerian Kesehatan RI, 2017

Berikut merupakan penjelasan pesan gizi seimbang yang termuat dalam Isi Piringku:
1) Pentingnya mengonsumsi Makanan yang bervariasi
Makanan dikatakan seimbang apabila memperhatikan kualitas dan kuantitas
sumber makanan makro (karbohidrat, protein dan lemak), sumber zat gizi mikro
(vitamin dan mineral) dan air yang dikonsumsi. Makanan yang bervariasi dapat
memenuhi zat gizi yang dibutuhkan tubuh agar tetap berfungsi dengan baik.
Makanan dikatakan seimbang bila terdiri dari :
a) Makanan Pokok
Makanan pokok adalah makanan pangan yang mengandung karbohidrat yang
gsering dikonsumsi atau telah menjadi bagian dari budaya makan berbagai etnik di
Indonesia. Makanan pokok adalah pangan yang mengandung karbohidrat
seperti beras, jagung, singkong, ubi, talas, sagu dan produk olahannya seperti roti,
pasta, mie dan lain sebagainya.
Contoh porsi isi piringku sekali makan:
i.150 gram nasi sama dengan 3 centong nasi
ii.300 gram kentang sama dengan 3 buah sedang kentang
iii.75 gram mie kering sama dengan 1 ¼ gelas mie kering
b) Lauk Pauk
Lauk-pauk terdiri dari pangan sumber protein hewani dan pangan sumber protein
nabati. Lauk pauk hewani seperti daging (sapi, kambing, rusa dan lainnya),
unggas (ayam, bebek dan lainnya), ikan termasuk hasil laut, telur, susu dan hasil
olahannya. Sedangkan tahu, tempe, kacang-kacangan (kacang tolo, kacang
merah, kacang tanah) merupakan lauk-pauk nabati. Contoh porsi isi piringku
sekali makan:
i.75 gram ayam sama dengan 2 potong sedang ayam, sama dengan 1 butir telur
ayam ukuran besar, sama dengan 2 potong daging sapi sedang
ii.100 gram tempe sama dengan 2 potong sedang tempe
c) Sayur-Sayuran
Merupakan sumber vitamin, mineral, serat serta antioksidan yang dapat menangkal
radikal bebas. Selain itu, sayuran juga merupakan sumber vitamin dan mineral
terutama karoten, Vit A, Vit C, zat besi dan fosfor. Beberapa sayuran dapat
dikonsumsi mentah tanpa dimasak terlebih dahulu, sementara yang lainnya dapat
dimasak dengan cara dikukus, direbus dan ditumis. Contoh porsi isi piringku untuk
makan sayur sekali makan:
i. Sayuran 150 gram sama dengan 1 mangkuk sedang
d) Buah-buahan
Buah-buahan merupakan sumber berbagai vitamin (vitamin A, B, B1, B6, C),
mineral dan serat pangan dan berperan sebagai antioksidan. Contoh porsi isi
piringku untuk makan buah sekali makan:
i.150 gram pepaya sama dengan 2 potong sedang
ii.150 gram jeruk sama dengan 2 buah jeruk sedang
iii.Sama dengan 1 buah kecil pisang ambon
e) Konsumsi Air yang Cukup
Tubuh manusia mengandung air sekitar 60%-70% dari berat tubuh, maka dari
itu penting untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh agar terhindar dari dehidrasi.
Konsumsi air putih yang disarankan yaitu sekitar delapan gelas berukuran
230ml per hari atau 2 liter. Syarat air minum yang dianjurkan adalah tidak
berasa, tidak berbau, tidak berwarna dan tidak mengandung logam berat serta
bebas mikroorganisme yang berbahaya. Air minum merupakan air yang melalui
proses pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan serta memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung di minum (Kepmenkes 907 Tahun 2002).
f) Pembatasan Gula, Garam dan Lemak
Batasan konsumsi gula, garam, dan lemak yang disarankan Kementerian
Kesehatan per orang per hari adalah: Gula tidak lebih dari 50 gr (4 sendok
makan); Garam tidak melebihi 2000 mg natrium/sodium atau 5 gr (1 sendok
teh), dan untuk lemak hanya 67 gr (5 sendok makan minyak). Untuk
memudahkan mengingat rumusannya adalah G4 G1 L5.
Konsumsi gula yang belebihan dapat menyebabkan obesitas dan meinmbulkan
penyakit gula atau diabetes karena meningkatkan kadar gula darah bahkan memicu
penyakit osteoporosis, jantung dan kanker. Gula tidak hanya terdapat pada gula
tebu, gula aren dan gula jagung, namun juga dari makanan yang mengandung
karbohidrat sederhana seperti (tepung, roti dan kecap), es krim, coklat, buah manis,
jus dan minuman bersoda.
Konsumsi garam berlebih dapat menyebabkan tekanan darah tinggi hingga
stroke. Sebaiknya mengurangi konsumsi makanan kemasan dalam kaleng,
makanan ringan/snack dan kecap.
Konsumsi lemak yang terdapat dalam makanan berguna untuk
meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin A,D,E,dan
K. Lemak ada dua jenis yaitu lemak jenuh yang umumnya berasal dari pangan
hewani dan lemak tak jenuh yang umumnya berasal dari pangan nabati.
Konsumsi lemak yang berlebih dapat mengakibatkan obesitas hingga serangan
jantung.
2) Perilaku Hidup Sehat dan Bersih
Perilaku hidup bersih dan sehat perlu diterapkan agar mengonsumsi makanan
yang bergizi seimbang tidak sia-sia. Hal yang dapat diterapkan antara lain mencuci
tangan sebelum dan sesudah makan dengan sabun dan air mengalir minimal 20
detik, menyajikan makanan dengan kondisi tertutup, memasak dengan suhu yang
tepat, dan mencuci sayur dan buah dengan air bersih. Hal tersebut dilakukan untuk
mengurangi bahaya kontaminasi yang masuk kedalam tubuh.
3) Melakukan Aktivitas Fisik dan Berolahraga
Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga keseimbangan asupan energi dan
pengeluaran energi adalah dengan beraktivitas. Melakukan aktivitas fisik dan
berolahraga juga dapat meningkatkan keseimbangan, kerja otot jantung dan paru,
meningkatkan metabolisme tubuh, mengendalikan stress, mengurangi resiko tekanan
darah tinggi dan diabetes, mengendalikan berat badan ideal dan meningkatkan
kemampuan dan ketrampilan tubuh.
4) Memantau Berat Badan Secara Teratur
Keseimbangan asupan dan pengeluaran energi dari makanan serta aktivitas
fisik dapat menentukan bertambah atau berkurangnya berat badan seseorang. Maka
perlu memantau berat badan secara teratur agar berat badan ideal.
DAFTAR PUSTAKA

Harjatmo, T. P., Pari’i, H. M. and Wiyono, S. (2017) Penilaian Status Gizi. Jakarta: Kemenkes
RI.
Hendarwan, H. (2018) ‘Kualitas Pelayanan Pemeriksaan Antenatal oleh Bidan di Puskesmas’,
Buletin Penelitian Kesehatan, 46(2), pp. 97–108. doi: 10.22435/bpk.v46i2.307.
Kemenkes, R. (2014) Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta: Direktorat Jendral Bina Gizi dan
Kesehatan Ibu dan Anak.
Kementerian Kesehatan RI (2017) ‘Pedoman Isi Piringku’. Available at:
www.kesmas.kemkes.go.id.
Najahah, I. (2014) ‘Faktor Resiko Panjang Bayi Lahir Pendek di Ruang Bersalin RSUD Patut
Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat’, Jurnal Media Bina Ilmiah, 8(1), pp. 16–23.
Available at: http://lpsdimataram.com/.
Pritasari, Damayanti, D. and Lestari, N. T. (2017) Gizi Dalam Daur Kehidupan. Edited by B. A.
Darmanto and Sapriyadi. Jakarta: Kemenkes RI.
Rasmussen, K M. Yaktine, A L, E. I. of medicine and national research council of the national
academies (2009) Weight Gain During Pregnancy: Reexamining the Guidelines Food and
Nutrition Board on Children, Youth and Families. Washington, DC: The National
Academies Press.
Sari, D. N. &Wijayanti (2013) ‘Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Perkembangan Janin Dengan Stimulasi Kecerdasan Janin Dalam Kandungan Di BPM Sri
Lumintu Surakarta’, Kebidanan, 02(02), pp. 21–32.
Sarwono, P. (2014) Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;
2014.

Anda mungkin juga menyukai