Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH GIZI & DIET

“KEBUTUHAN NUTRISI PADA IBU HAMIL DAN MENYUSUI”

Dosen Pengampu
Bara Miradwiyana, SKp., MKM

Disusun Oleh

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA 1
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Nutrisi Pada Ibu Hamil dan Menyusui ”. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami
harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dimasa depan.

Jakarta, Februari 2021

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

(Hendrayady & Audi Ghaffari, 2011) Ibu hamil memiliki kebutuhan


nutrisi yang berbeda dengan ibu yang tidak hamil, karena ada janin yang
tumbuh dirahimnya. Kebutuhan nutrisi dilihat bukan hanya dalam porsi tetapi
harus ditentukan pada mutu zat-zat nutrisi yang terkandung dalam makanan
yang dikonsumsi (Derek, 2005). Pertumbuhan maupun aktivitas janin
memerlukan makanan yang disalurkan melalui plasenta. Ibu hamil harus
mendapat nutrisi yang cukup untuk dirinya sendiri maupun bagi janinnya.
Maka bagi ibu hamil, kualitas maupun jumlah makanan yang biasanya cukup
untuk kesehatannya harus ditambah dengan zat-zat nutrisi dan energi agar
pertumbuhan janin berjalan dengan baik. Selama hamil ibu mengalami banyak
perubahan dalam tubuhnya agar siap membesarkan janin yang dikandungnya,
memudahkan kelahiran, dan untuk memproduksi ASI bagi bayi yang
dilahirkannya (Francin, 2005).

WHO (World Health Organization) menganjurkan jumlah tambahan


sebesar 150 Kkal sehari pada trimester I, dan 350 Kkal sehari pada trimester II
dan III (Waryana, 2007). Bila ibu mengalami kekurangan nutrisi selama hamil
akan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin yang dikandungnya,
antara lain anemia, perdarahan dan berat badan ibu tidak bertambah secara
normal, kurang nutrisi juga dapat mempengaruhi proses persalinan dimana
dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, prematur, perdarahan setelah
persalinan, kurang nutrisi juga dapat mempengaruhi pertumbuhan janin dan
dapat menimbulkan keguguran, abortus, cacat bawaan dan berat janin bayi lahir
rendah (Zulhaida, 2005).

Seorang ibu hamil akan melahirkan bayi yang sehat bila tingkat
kesehatan dan nutrisinya berada pada kondisi yang baik. Ibu yang mengalami
Kekurangan Energi Kronis (KEK) selama hamil akan menimbulkan masalah
baik ibu maupun janin. Masalah yang terjadi pada ibu dapat menyebabkan
risiko dan komplikasi. Nutrisi seorang ibu selama hamil mempunyai pengaruh
yang sangat penting baik terhadap kesehatan maupun kemampuan
memproduksi ASI dan menyusui bayi, kebutuhan nutrisi akan meningkat
selama masa hamil untuk kebutuhan ibu dan janin (Denok, 2004).

Apabila masukan nutrisi pada ibu hamil tidak sesuai dengan kebutuhan
maka akan terjadi gangguan dalam kehamilan baik kepada ibu dan janin yang
dikandungnya (Arisman, 2010).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian nutrisi ?
2. Apa saja kebutuhan gizi pada ibu hamil ?
3. Apa saja kebutuhan gizi pada ibu menyusui ?
4. Sebutkan jenis nutrisi yang penting bagi ibu hamil dan menyusui ?
5. Sebutkan faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil dan menyusui ?
6. Apa dampak kekurangan dan kelebihan gizi pada ibu hamil dan
menyusui ?

C. Tujuan
1. Memahami pengertian nutrisi
2. Memahami kebutuhan gizi pada ibu hamil
3. Memahami kebutuhan gizi pada ibu menyusui
4. Mengetahui jenis nutrisi yang penting bagi ibu hamil dan menyusui
5. Memahami faktor yang dapat mempengaruhi gizi ibu hamil dan menyusui
6. Menetahui dampak kekurangan dan kelebihan gizi pada ibu hamil dan
menyusui
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Nutrisi

Nutrisi adalah salah satu komponen penting yang menunjang


kelangsungan proses tumbuh kembang. Selama masa tumbuh kembang, anak
sangat membutuhkan zat gizi seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral,
vitamin, dan air. Apabila kebutuhan tersebut kurang terpenuhi, maka proses
tumbuh kembang selanjutnya dapat terhambat (Hidayat, 2006).

Nutrisi berfungsi menghasilkan energi bagi fungsi organ, gerak dan fungsi
fisik, sebagai bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikan jaringan sel-sel
tubuh dan sebagai pelindung dan pengatur suhu tubuh (Tarwoto & Wartonah,
2006). Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi tubuh.
Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti: karbohidrat, protein,
lemak, air, vitamin, dan mineral (A. P. Potter & Perry, 2010).

B. Kebutuhan Gizi Pada Ibu Hamil

Seorang wanita dewasa yang tidak hamil, keperluan gizinya dipergunakan


untuk kegiatan rutin dalam proses metabolisme tubuh, aktivitas fisik, serta
menjaga keseimbangan segala proses dalam tubuh. Sedangkan pada wanita
dewasa yang sedang hamil maka di samping untuk proses yang rutin juga
diperlukan energi dan gizi tambahan untuk pembentukan jaringan baru, yaitu
janin, plasenta, uterus serta kelenjar mamae. Ibu hamil dianjurkan makan
secukupnya saja, bervariasi sehingga kebutuhan akan aneka macam zat gizi bisa
terpenuhi. Kebutuhan yang meningkat ini untuk mendukung persiapan kelak bayi
dilahirkan. Cara makan yang berlebihan harus dihindari, karena dapat merugikan
sendiri. Bagaimanapun juga penambahan jumlah gizi harus disesuaikan dengan
keperluannya. Kebutuhan lemak pada ibu hamil tidak perlu dikurangi, apalagi
sayur-sayuran serta buah segar. Bila berat badan si ibu tetap saja atau mungkin
menurun, maka dianjurkan mengkonsumsi semua jenis makanan. Sebagai
pedoman dalam pengawasan akan kecukupan gizi ibu hamil adalah bagaimana
kenaikan pertambahan berat badan si ibu.

Sebagai standard kebiasaan kenaikan berat badan pada ibu hamil menurut
Committee on Nutritional (1990) adalah sekitar 7 kg sampai 18 kg. Untuk ibu
gemuk (BMI > 26-29) pertambahan berat badan sekitar 7kg -11,5 kg Untuk ibu
normal (BMI 19,8-26) maka pertambahan 11,5 kg – 16 kg. Untuk ibu kurus (BMI
< 19,8) pertambahan berkisar 12,5 kg – 18 kg. Dengan berpegangan pada nilai ini
maka jika terjadi kelebihan berat badan maka dianjurkan untuk mengurangi
konsumsi karbohidrat serta gula-gula. Pada ibu hamil yang kekurangan gizi maka
perlu pemberian kalori tambahan agar tubuh segera mengalami kondisi yang
ideal, meskipun berbagai literatur menyebutkan bahwa ibu hamil kurang gizi, bisa
melahirkan anak tanpa ada kelainan apapun. Akan tetapi risiko kehamilan serta
saat melahirkan tentunya lebih tinggi dibandingkan ibu hamil dengan kondisi gizi
yang sempurna.

Pada ibu hamil terutama pada pertengahan usia kandungannya, sering


mengalami pembengkakan pada kakinya. Hal ini bisa di atasi dengan mengurangi
konsumsi makanan yang mengandung ion Natrium dan Klorida (Garrow and
James, 1993). Kebutuhan tambahan gizi pada ibu hamil harus benar-benar
diperhitungkan, sehingga tidak mengakibatkan kelebihan yang bisa berakibat
merugikan. Adapun makanan yang sangat dianjurkan pada masa kehamilan
adalah susu, telur, sayur, buah, mentega, margarin, serta vitamin, utamanya
vitamin A, D dan C.

Jaminan terbaik dari konsumsi kalori yang cukup selama hamil adalah
peningkatan berat badan sesuai dengan pertambahan usia kehamilan, peningkatan
berat badan optimal tergantung pada tinggi badan ibu hamil, struktur tulang dan
status gizi sebelum hamil. Pola peningkatan berat badan juga penting, pola ideal
dari peningkatan berat badan selama hamil adalah adanya peningkatan 1 – 2 kg
selama trimester pertama, diikuti dengan peningkatan rata 0,4 kg per minggu
selama akhir dua semester. Selama trimester kedua umumnya peningkatan berat
badan menandakan peningkatan volume darah, pembesaran payudara, uterus
(rahim) dan berhubungan dengan jaringan dan cairan serta simpanan lemak ibu
hamil (Committee on Nutritional, 1990). Peningkatan berat badan yang tidak
sesuai (< 1 kg per bulan) selama trimester dua dan tiga atau peningkatan berat
badan yang berlebihan (> 3 kg per bulan) harus dievaluasi dan perlu mendapatkan
konseling nutrisi.

Pada kehamilan trimester pertama umur kehamilan 0-3 bulan umumnya


timbul keluhan-keluhan seperti rasa mual, ingin muntah, pusing-pusing, selera
makan berkurang sehingga timbul kelemahan dan malas beraktivitas. Pada saat ini
belum diperlukan tambahan kalori, protein, mineral serta vitamin yang berarti
karena janin belum tumbuh dengan pesat dan kebutuhan gizi dapat disamakan
dengan keadaan sebelum hamil, tetapi yang perlu diperhatikan adalah bahwa ibu
hamil harus tetap makan agar tidak terjadi gangguan pencernaan, bentuk makanan
biasa, dan untuk menghindari rasa mual dan muntah posi makanan kecil akan
tetapi frekuensi makan sering. Energi serta gizi pada saat seperti ini hanya
diperlukan untuk memelihara kesehatan serta vitalisnya, disampng tentunya
mensuplai kebutuhan janin yang sedang diproses.
Agar kecukupan zat-zat gizi terpenuhi dapat diperhatikan halhal seperti berikut:
1. Makanan hendaknya dipilih yang mudah dicerna. Buah-buahan segar dan
sayuran hijau biasanya dapat mengurangi rasa mual.
2. Porsi makanan sedikit, tetapi dengan frekuensi sering. Bila kurang selera
makan nasi, dapat diganti dengan kentang, macaroni, mie atau jajanan lain
yang bergizi.

Pada trimester kedua mulai dibutuhkan tambahan kalori untuk


pertumbuhan serta perkembangan janin serta untuk mempertahankan kesehatan si
ibu. Pada saat ini muntah sudah berkurang atau tidak ada, nafsu makan
bertambah, perkembangan janin sangat pesat bukan saja tubuhnya tetapi juga
susunan saraf otak (kurang lebih 90%). Oleh karena pertumbuhan janin yang
pesat di mana jaringan otak menjadi perhatian utama maka ibu hamil memerlukan
protein dan zat gizi lain seperti galaktosa yang ada pada susu sehingga dianjurkan
untuk minum susu 400 cc.
Yang perlu diperhatikan pada trimester kedua ini adalah:
1. Hendaknya lebih banyak memakan bahan makanan sumber protein (zat
pembangun), agar janin mengalami pertumbuhan yang baik. Bahan
makanan sumber protein adalah ikan, daging, telur, kacang-kacangan dan
hasil olahannya seperti tempe, tahu, dan lainlain.
2. Selain zat pembangun, zat-zat pengatur juga diperlukan. Vitamin dan
mineral merupakan zat pengatur yang banyak terdapat pada buah dan
sayuran.
3. Perlu diperhatikan, bila ibu mengalami bengkak-bengkak pada kaki,
hendaknya konsumsi garam dan makanan perlu dikurangi. Bahan
makanan yang banyak mengandung garam antara lain Instansi Noodle,
Margarine, mentega, kecap, dan lain-lain. Untuk itu bahan makanan
tersebut hendaknya dibatasinya.

Trimester ketiga, pada saat ini nafsu makan sudah baik sekali cenderung
untuk merasa lapar terus menerus sehingga perlu diperhatikan agar tidak
terjadi kegemukan. Pada masa ini diperlukan makanan dengan nilai
biologis yang tinggi serta memadai untuk mencukupi segala yang
dibutuhkan. Secara garis besar makanan pada trimester ketiga sama dengan
makanan pada trimester kedua, tetapi hendaknya jangan terlalu banyak, agar ibu
terhindar dari kegemukan.
C. Kebutuhan Gizi Ibu Menyusui

Kuantitas makanan untuk ibu yang sedang menyusui lebih besar dibanding
dengan ibu hamil, akan tetapi kualitasnya tetap sama. Pada ibu menyusui
diharapkan mengkonsumsi makanan yang bergizi dan berenergi tinggi, seperti
diisarankan untuk minum susu sapi, yang bermanfaat untuk mencegah kerusakan
gigi serta tulang. Susu untuk memenuhi kebutuhan kalsium dan flour dalam ASI.
Jika kekurangan unsur ini maka terjadi pembongkaran dari jaringan (deposit)
dalam tubuh tadi, akibatnya ibu akan mengalami kerusakan gigi. Kadar air dalam
ASI sekitr 88 gr %. Maka ibu yang sedang menyusui dianjurkan untuk minum
sebanyak 2–2,5 liter air sehari, di samping bisa juga ditambah dengan minum air
buah. Karena dengan minum air buah/sari buah ini setidaknya kebutuhan akan air
dan vitamin bisa terpenuhi (Committee on Nutritional, 1990). Ibu yang sedang
laktasi dianjurkan untuk tidak minum-minuman keras, apalagi alkohol. Demikian
pula terhadap obat-obatan berikut, diuretik (mengurangi cairan tubuh –
memperkecil produksi ASI secara tidak langsung), pil anti hamil (mensupresi
produksi ASI) dan lain-lain.
Kebutuhan gizi tambahan pada ibu menyusui menurut hasil Widyakarya Nasional
Pangan dan Gizi tahun 1998 adalah :

o-6 bulan 7-12 bulan


Kalori + 700 kal + 500 kal
Protein + 16 gr + 12 gr
Ca + 400 mg + 400 mg
Fe + 2 mg + 2 mg
Vitamin A + 350 RE + 300 RE
Thiamin + 0,3 mg + 0,3 mg
Riboflavin + 0,4 mg + 0,3 mg
Niacin + 3 mg + 3 mg
Vitamin C + 25 mg + 10 mg
Vitamin D - + 10 μg + 10 μg

Air Susu Ibu (ASI) dibutuhkan dalam proses tumbuh kembang bayi.
Kebutuhannya harus tetap terpenuhi sehingga proses yang sedang berlangsung itu
tidak mengalami hambatan. Dengan makin lengkapnya fasilitas dengan segala
faktor pendukungnya terutama dalam perawatan postnatal dan laktasi ini
diharapkan bayi yang sedang tumbuh beradaptasi ini dapat berkembang sesuai
dengan kebutuhannya.
Beberapa keuntungan dan keunggulan ASI adalah:

1. ASI bersih
2. Mengandung immunoglobulin (Ig) terutama IgA
3. Mengandung laktoferrin, suatu ikatan protein dengan zat besi. Dengan
adanya ikatan tersebut maka bakteri-bakteri yang berbahaya dalam usus
tidak dapat menggunakannya untuk pertumbuhannya.
4. Lysosim, suatu enzim dengan konsentrasi beberapa ribu kali lebih tinggi
dibanding dengan yang ada pada susu sapi. Enzym ini akan merusak
bakteri-bakteri yang berbahaya dan juga berguna untuk melindungi bayi
terhadap berbagai jenis virus.
5. Sel-sel darah putih selama minggu pertama dan mingggu kedua ASI
mengandung lebih 4000 sel per cc. Selsel ini mengahasilkan IgA
laktoferrin, Lysozim dan interferron. Interferon adalah susu substansi yang
dapat menghalang-menghalangi kegiatan dari berbagai virus.
6. Bifidus faktor: suatu nitrogen Containing Carbohydrat yang diperlukan
oleh suatu bakeri spesifik yang disebut Lactobacillus bifidus untuk
pertumbuhannya. Bakteri ini dominan terhadap bakteri flora usus ddan
dapat memproduksi asam laktat dari Laktose yang terdapat pada ASI.
Asam laktak ini nantinya akan menghalangi pertumbuhan bakteri dan
parasit, dan menyebabkan kotoran (feces) bayi menjadi asam.

D. Jenis Nutrisi Yang Penting Bagi Ibu Hamil Dan Menyusui

Selama kehamilan metabolisme tubuh meningkat seiring dengan


bertambahnya usia kehamilan. Hal ini dikarenakan tubuh memerlukan energi untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin. Asupan nutrisi yang tidak mencukupi
menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna.

Sementara itu, pada masa menyusui nutrisi yang bergizi dapat membantu Anda
dalam memulihkan kondisinya pasca melahirkan dan untuk memperlancar produksi ASI.
Oleh karena itu, selama masa kehamilan dan menyusui, cukupilah kebutuhan nutrisi
Anda dengan baik. Seperti karbohidrat, protein, asam folat, besi, kalsium, vitamin D,
vitamin C, dan vitamin A. Nutrisi Ibu Hamil dan Menyusui Berikut ini delapan
jenis nutrisi yang penting bagi ibu hamil dan menyusui:

1. Karbohidrat
Karbohidrat diperlukan oleh tubuh untuk mendapatkan energi. Pada masa kehamilan
kebutuhan karbohidrat di trimester pertama sebanyak 2.200 kalori, sedangkan di
trimester kedua dan ketiga membutuhkan 2.500 kalori. Pada ibu menyusui
diperlukan 2500–2700 kalori selama 6 bulan pertama bayi lahir. Sumber karbohidrat
bisa didapatkan dari beras, singkong, jagung, dan ubi.

2. Protein
Protein dibutuhkan selama masa kehamilan untuk pertumbuhan jaringan tubuh janin,
serta membantu meningkatkan daya tahan tubuh saat menyusui. Kebutuhan protein
masa kehamilan mencapai 60 gr per hari, sedangkan dalam masa menyusui
dibutuhkan asupan protein sebanyak 70 gr per hari. Sumber
protein dapat diperoleh dari protein hewani seperti telur, susu, daging dan ayam, serta
protein nabati seperti kacang-kacangan.

3. Asam folat
Asupan asam folat dibutuhkan selama kehamilan untuk mencegah kelainan cacat saat
lahir. Pada saat hamil dibutuhkan asupan 400–600 mikrogram dalam sehari.
Pada masa menyusui, asam folat dibutuhkan untuk mengisi cadangan asam folat dan
mengurangi risiko terjadinya penyakit jantung. Kadar asam folat saat menyusui
dianjurkan 500 mikrogram per hari. Anda bisa mendapatkannya dari dari sayuran
bewarna hijau, kacang-kacangan, dan jeruk.

4. Besi
Besi dapat membantu pertumbuhan janin di dalam kandungan agar dapat memperoleh
asupan oksigen yang cukup. Kebutuhan zat besi semasa hamil adalah sebanyak 35 mg
per hari saat trimester kedua dan 39 mg per hari saat trimester ketiga.
Sementara itu, pada ibu menyusui di 6 bulan pertama membutuhkan asupan 32 mg
per hari. Sumber besi bisa didapatkan dari brokoli, bayam, daging, ikan, ayam, dan
kuning telur.

5. Kalsium dan Vitamin D


Kalsium dibutuhkan untuk membentuk tulang janin dan menjaga massa tulang ibu
menyusui. Diperlukan asupan sebanyak 1.000 mg per hari selama hamil dan
menyusui. Sumber kalsium adalah sayur-sayuran hijau, kentang, serta susu dan
produk olahannya.
Vitamin D diperlukan untuk membantu proses penyerapan kalsium ke dalam tubuh
dan mencegah adanya infeksi serta kelahiran prematur. Dosis vitamin D yang
dibutuhkan ibu hamil sebanyak 4.000 IU per hari, sedangkan ibu menyusui 5.000–
6.000 IU per hari.

6. VitaminC
Kebutuhan vitamin C sangat diperlukan untuk proses metabolisme dan perkembangan
janin serta bayi. Saat masa kehamilan dibutuhkan asupan sebanyak 85 mg per
hari, sedangkan saat masa menyusui direkomendasikan 100 mg/hari. Sumber vitamin
C bisa didapatkan dari sayur dan buah.

7. VitaminA
Vitamin A selama masa kehamilan dapat membantu perkembangan penglihatan janin
dan pertumbuhannya. Kekurangan vitamin A dapat membuat berat badan bayi lahir
rendah. Kebutuhan vitamin A pada masa kehamilan sebanyak 800 mikrogram,
sedangkan pada masa menyusui dianjurkan 1.300 mikrogram. Sumber vitamin A bisa
didapatkan dari wortel, bayam, apel, anggur, hati ayam, hati sapi, susu telur, keju, dan
ikan.

8. DHA

DHA dapat membantu dalam pertumbuhan sistem saraf, otak, dan kesehatan mata
janin. Untuk ibu menyusui, DHA ini dapat meningkatkan produksi ASI.
Asupan DHA saat hamil dan menyusui disarankan sebanyak 200 mg per hari. Sumber
DHA bisa didapatkan dari salmon, tuna, dan daging merah.
Selain asupan nutrisi dari makanan, Anda juga dapat mengonsumsi suplemen
Blackmores Pregnancy & Breast-Feeding Gold untuk memaksimalkan kesehatan diri
maupun janin. Konsumsi dua kapsul dalam sehari untuk mendapatkan manfaatnya. 

Namun, jangan melewati dosis asam folat yang tertera kecuali atas saran
dokter. Bila Anda pernah memiliki bayi dengan kelainan tabung saraf, harap
berkonsultasi terlebih dulu dengan ahli kesehatan.

Bagi ibu hamil dan menyusui, nutrisi yang baik tak hanya memberikan


kesehatan pada diri sendiri tetapi juga janin dan bayi. Oleh sebab itu, perhatikan
setiap asupan makanan maupun suplemen yang Anda konsumsi.

E. Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Gizi Ibu Hamil Dan Menyusui


Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu
kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan
energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan
metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan gizi tertentu pada ibu hamil dapat
menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu, antara lain : anemia, pendarahan,
berat badan ibu tidak bertambahan secara normal, dan terkena penyakit
infeksi(Kristiyanasari, 2010).
Status gizi ibu sebelum hamil mempunyai pengaruh yang bermakna
terhadap kejadian BBLR. Ibu dengan status gizi kurang sebelum hamil
mempunyai resiko 4,27 kali untuk melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan
ibu yang mempunyai status gizi baik (normal). Ibu yang mengalami Kekurangan
Energi Kronis (KEK) selama hamil akan menimbulkan masalah baik ibu maupun
janin.

faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan gizi ibu hamil, seperti yang dilansir
dari Americanpregnancy.org, diantaranya:
1. Berat badan
Berat badan Ibu saat hamil nyatanya dapat memengaruhi jumlah gizi yang
Mama butuhkan. Semakin berat badan Mama, maka jumlah zat makanan yang
harus dicukupinya juga jadi lebih banyak.

2. Usia
Usia sangat ditentukan oleh besarnya gizi yang dibutuhkan Mama hamil.
Misalnya, jika usia Mama lebih muda, maka energi yang Mama butuhkan selama
masa kehamilan juga akan lebih banyak.

3. Aktivitas

Selama masa kehamilan bukan berarti Mama hanya harus berdiam diri di
rumah tanpa melakukan aktivitas apapun. Namun, Mama juga perlu membatasi
aktivitas yang Mama lakukan, karena semakin banyak aktivitas yang Mama
lakukan selama kehamilan, maka akan semakin banyak energi yang Mama
butuhkan.

4. Suhu lingkungan

Suhu tubuh dipertahankan pada 36,5-37 derajat Celcius yang digunakan


untuk metabolisme optimum. Lebih besar perbedaan suhu tubuh dan lingkungan
berarti lebih besar pula masukan energi yang diperlukan.

5. Kesehatan

Kesehatan adalah faktor penting yang perlu Mama jaga selama masa
kehamilan. Nah, saat Mama sedang sakit maka sudah tentu Mama akan
membutuhkan tambahan energi atau energi yang lebih. Akan tetapi, sakit bukan
alasan Mama tidak memerhatikan asupan gizi yang dikonsumsi.

Anda mungkin juga menyukai