Anda di halaman 1dari 27

KEBUTUHAN NUTRISI PADA IBU HAMIL

DISUSUN OLEH :

Fitria Khairunisa (PO7220121 1714)

Mira Febri Anel (PO7220121 1720)

Regina Paramita Manullang (PO7220121 1729)

Ririn Muji Lestari (PO7220121 1730)

Tasya Maura Salsabila (PO7220121 1736)

Trio Hadi Saputra (PO7220121 1738)

DOSEN PENGAJAR :

ASMARITA JASDA S.Kep.M.Si.,Med.

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES TANJUNGPINANG

PRODI DIII KEPERAWATAN

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

puji syukur senantiasa panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas
rahmat dan karunia yang telah diberikan,sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah tentang “Nutirisi Bagi IBu Hamil”

Pembuatan makalah tentang “Nutrisi Ibu Hamil” ini, dimaksudkan untuk membantu para
mahasiswa dalam mencapai tujuan mata ajar, sehingga memahami dan dapat
meningkatkan wawasan dan pengetahuan bagi para mahasiswa.

Penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta masih perlu dikembangkan
lebih lanjut sebagaimana mestinya. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun
sangat diharapkan dari semua pihak, guna untuk perbaikan dan kesempurnaan isi dari
makalah ini. Semogoa makalah tentang Nutrisis Ibu Hamil ini mampu memberikan
konstribusi positif dan bermakna dalam proses pembelajaran.

Akhir kata sebaagai penulis mengucapkan terimakasih bagi semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


kesehatan adalah suatu hal dalam kehidupan yang dapat membuat keluarga
bahagia. Pada kehamilan terjadi perubahan fisik dan mental yang bersifat alami dimana
para calon ibu harus sehat dan mempunyai kecukupan gizi sebelum dan setelah hamil.
Agar kehamilan berjalan sukses, keadaan gizi ibu pada waktu konsepsi harus dalam
keadaan yang baik dan selama hamil mendapatkan tambahan protein, minimal seperti
zat besi dan kalsium, vitamin, asam folat dan energi.
Kekurangan atau kelebihan makanan pada masa hamil dapat berakibat kurang baik
bagi ibu, janin yang dikandung serta jalannya persalinan. Oleh karena itu, perhatian
terhadap gizi dan pengawasan berat badan (BB) selama hamil merupakan salah satu
hal penting dalam pengawasan kesehatan pada masa hamil.
Selama hamil, calon ibu memerlukan lebih banyak zat-zat gizi daripada wanita yang
tidak hamil, karena makanan ibu hamil dibutuhkan untuk dirinya dan janin yang
dikandungnya, bila makanan ibu terbatas janin akan tetap menyerap persediaan
makanan ibu sehingga ibu menjadi kurus, lemah, pucat, gigi rusak, rambut rontok dan
lain-lain.
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah menyusun makalah ini diharapkan memahami mengenai konsep gizi dan
dan nutrisi pada ibu hamil.
b. Tujuan Khusus
• Mampu mengetahui pengertiain nutrisi pada ibu hamil
• Mampu mengetahui manfaat nutrisi bagi ibu hamil
• Mampu mengetahui faktkor-faktor yang memperngaruhi ibu hamil
• Mampu mengeetahui kebutuhan nutrisi bagi ibbu hamil
• Mampu mengetahui status gizi ibu hamil
• Mampu mengetahui makanan yang harus diperhatikan oleh ibu hamil
• Mampu mengetahui tanda-tanda kecukupan gizi bagi ibu hamil
• Mampu mengetahui dampak kekurangan nutrisi bagia ibu hamil
BAB II

TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah ikatan kimia yang yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-
proses kehidupan (Soenarjo, 2000).
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal
dari sistem tubuh, pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan (Wikipedia, 2008).
Nutrisi pun harus di seimbangi dengan gizi yang seimbang untuk kebutuhan ibu dan
janin elama masa kehamilannya demi mempertahankan kesehatan.
Nutrisi dengan gizi seimbang bagi ibu hamil adalah keadaan keseimbangan antara zat
gizi yang diperlukan oleh ibu hamil untuk kesehatan ibu dan pertumbuhan dan
perkembangan janinnya yang dapat dipenuhi oleh asupan zat gizi dari aneka ragam
makanan.
Jadi Nutrisi ibu hamil adalah zat-zat yang dibutuhkan ibu hamil untuh memenuhi
kebutuhan ibu dan janin yang berfungsi sebagai pertumbuhan dan perkembangan pada
ibu dan janin.
2.2 Manfaat Nutrisi Bagi Ibu Hamil
Dalam mengonsumsi makanan, ibu hamil harus memperhatikan nutrisi serta
kandungan gizi dari makanan yang dikonsumsi,baik bagi dirinya maupun bagi janin
yang ada di dlam kandungannya. Karena kebutuhan gizi bagi ibu hamil akan terus
meningkat, terutama setelah memasuki trimester kedua. Sebab pada saat itu
pertumbuhan janin berkembang sangat cepat dan berat badan ibu pun turut naik sangat
pesat, ini berbeda ketika kehamilan masih berada pada trimester pertama. Pada saat ini
pertumbuhan janin belum begitu pesat, sehingga kebutuhan gizinya juga belum
optimal. Pada dua bulan terakhir kehamilan, otak bayi berkembang sangat pesat. Pada
saat ini gizi diperlukan untuk perkembangan otak dan jaringan saraf sang bayi.
Adapun beberapa penjelasan mengenai nutri ibu hamil, sebagai berikut :
1. Nutrisi untuk pertumbuhan
Dengan makanan bergizi, tubuh manusia tumbuh dan dipelihara. Semua organ
tubuh dapat berfungsi dengan baik. Bagian tubuh yang rusak diganti. Kulit dan
rambut terus berganti, sel – sel tubuh terus bertumbuh. Sel-sel tubuh memasak dan
mengolah zat makanan yang masak agar zat makanan dapat dipakai untuk
pekerjaan tubuh.
2. Makanan sebagai suku cadang
Dengan makanan bergizi, tubuh manusia tumbuh dan dipelihara. Semua organ
tubuh dapat berfungsi dengan baik. Bagian tubuh yang rusak diganti. Kulit dan
rambut terus berganti, sel – sel tubuh terus bertumbuh. Sel-sel tubuh memasak dan
mengolah zat makanan yang masak agar zat makanan dapat dipakai untuk
pekerjaan tubuh.Untuk itu, setelah sakit kita perlu banyak makan makanan bergizi.
Begitu juga untuk yang menjalani operasi atau yang baru melahirkan.
3. Makanan sebagai bensin bagi tubuh
Dengan makanan bergizi, tubuh manusia tumbuh dan dipelihara. Semua organ
tubuh dapat berfungsi dengan baik. Bagian tubuh yang rusak diganti. Kulit dan
rambut terus berganti, sel – sel tubuh terus bertumbuh. Sel-sel tubuh memasak
dan mengolah zat makanan yang masak agar zat makanan dapat dipakai untuk
pekerjaan tubuh.Untuk itu, setelah sakit kita perlu banyak makan makanan bergizi.
Begitu juga untuk yang menjalani operasi atau yang baru melahirkan.
2.3 faktor Faktor Yang Mempengaruhi Nutrisi Ibu Hamil
Selama masa kehamilan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam
mengonsumsi makanan dengan nutrisi yang ada di dalamnya, diantaranya adalah :
1. Suhu Lingkungan
Pada dasarnya suhu tubuh dipertahankan pada suhu 36,5-37 derajat Celsius
untuk mempertahankan metabolisme yang optimum. Adanya perbedaan suhu
antara tubuh dengan lingkungan, maka mau tidak mau tubuh harus menyesuaikan
diri demi kelangsungan hidupnya yaitu tubuh harus melepaskan sebagian panasnya
diganti dengan hasil metabolisme tubuh, makin besar perbedaan antara tubuh
dengan lingkungan maka akan semakin besar pula panas yang akan dilepaskan.
Dengan adanya perbedaan suhu antara tubuh dan lingkungannya, maka tubuh
melepaskan sebagian panasnya yang harus diganti dengan hasil metabolisme tubuh.
Maka lebih besar perbedaan suhu berarti lebih besar masukan energi yang
diperlukan.
2. Status Sosial Ekonomi
Baik status ekonomi maupun sosial sangat mempengaruhi seorang wanita dalam
memilih makanannya. Status ekonomi, terlebih jika yang bersangkutan hidup
dibawah garis kemiskinan ( keluarga prasejahtera ), berguna untuk pemastian ibu
mampu membeli dan memilih bahan makanan yang bernilai gizi tinggi.
3. Wanita Terhadap Makanan
Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan kebiasaan.
Wanita yang sedang hamil dan telah berkeluarga biasanya lebih memperhatikan
akan gizi dari anggota keluarga yang lain. Padahal sebenarnya dirinyalah yang
memerlukan perhatian yang serius mengenai penambahan gizi. Ibu harus teratur
dalam mengkonsumsi makanan yang bergizi demi pertumbuhan dan
perkembangan. (Kristiyanasari, 2010)
4. Usia
Usia diperlukan untuk menentukan besaran kalori serta zat gizi yang akan
diberikan. Usia akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang dimiliki
orang tua dalam pemberian nutrisi anak balita (Nursalam, 2001).
Semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu hamil, akan berpengaruh
terhadap kebutuhan gizi yang banyak karena selain digunakan untuk pertumbuhan
dan perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi dengan janin yang sedang
dikandungnya. Sedangkan untuk umur yang tua perlu energi yang besar juga
karena fungsi organ yang makin melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal
maka memerlukan tambahan energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang
sedang berlangsung.
Lebih muda umur seorang wanita hamil, lebih banyak energi yang di butuhkan.
Angka kematian maternal yang berusia 10-14 tahun 5 kali lebih besar dari mereka
yang berusia 2024 tahun. Remaja yang berumur 15-19 tahun menunjukkan angka
kematian 2 kali lebi besar. ( Soejoenoes,1992 ). Ini berhubungan dengan status gizi
remaja yang perkembangan fisik dan mentalnya masih membutuhkan energi lebih
banyak. Masalah yang mempengaruhi reproduksi yang mencakup gizi untuk
menjamin pertumbuhan sempurna salah satunya ialah umur saat hamil terlalu muda
( kurang 20 tahn ) atau umur terlalu tua ( diatas 35 tahun ).
5. Pendidikan
Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam
pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah
yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang dari individu, kelompok atau
masyarakat. Bagi masyarakat yang berpendidikan tinggi dan cukup tentang nilai
gizi lebih banyak menggunakan pertimbangan rasional dan pengetahuan tentang
nilai gizi makanan atau pertimbangan fisiologik lebih menonjol dibandingkan
dengan kebutuhan psikis.
2.4 Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil
Kehamilan menyebabkan banyak perubahan pada tubuh ibu. Perubahan itu
menyesuaikan tubuh ibu pada keadaan oleh ibu hamil , karena nutrisi tersebut tidak
hanya dikonsumsi oleh sang ibu tetapi juga oleh janin , jadi nutrisi yang baik akan
mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan janin di dalam kandungan. Adapun
kebutuhan nutrisi yang harus dipenuhi oleh ibu dalam masa kehamilannya
sebagai berikut :
A. Trimester 1
Kebutuhan Gizi Trimester Pertama
Pada usia kehamilan 1-12 minggu ini, calon ibu diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan kalori yang mencapai 200 kilo kalori (kkal) per hari.
Pasalnya, di masa ini janin berkembang pesat sehingga butuh kecukupan energi.
Calon ibu disarankan mengonsumsi sumber karbohidrat seperti nasi, roti, mie,
pasta, ditambah dengan daging, ikan, sayuran, buah, serta susu dan produk
olahannya.
Umumnya memasuki minggu kelima, calon ibu mengalami morning
sickness berupa mual dan muntah. Agar kebutuhan asupan makanan bergizi tetap
pernuhi, pastikan mengonsumsi makanan dengan porsi yang sedikit tapi sering.
Selain itu, sajikan makanan dengan kondisi hangat dan segar.
Selanjutnya, pada minggu ke-7 kebutuhan kalsium perlu diperhatikan demi
menunjang pembentukan tulang kerangka tubuh janin yang sedang berlangsung.
Asupan kalsium yang dibutuhkan sebanyak 1000 miligram per hari bisa diperoleh
dari keju, yoghurt dan susu.
Selain itu, penuhi kebutuhan asam folat sebanyak 0,6 miligram per hari yang bisa
didapat dari telur, brokoli, hati, produk whole grain, jeruk untuk pembentukan
jaringan tubuh janin, penyerapan zat besi, dan mencegah preeklampsia. Kemudian,
perbanyak protein untuk mendapat asam amino bagi pembentukan otak janin, serta
kolin dan DHA untuk membentuk sel otak baru. Sumber kolin di antaranya roti
gandum, telur, daging sapi, kacang-kacangan dan susu, sedangkan sumber DHA
seperti ikan, kuning telur, daging serta produk unggas.
Calon ibu juga perlu mencukupi kebutuhan vitamin seperti vitamin A, B1, B2, B3,
dan B6, untuk membantu proses tumbuh-kembang janin, vitamin B12 untuk
membentuk sel darah baru, vitamin C untuk penyerapan zat besi, vitamin D untuk
pembentukan tulang dan gigi, dan vitamin E untuk metabolisme. Begitu pula
kebutuhan zat besi untuk memproduksi sel darah merah.

Nutrisi yang Diperlukan Bagi Ibu Hamil

Masa hamil adalah masa penting untuk pertumbuhan oprimal janin dan
persiapan persalinan. Oleh karena penambahan zat-zat gizi berguna untuk:
kesehatan ibu hamil, pertumbuhan janin, saat persalinan, persiapan menyusui dan
tumbuh kembang bayi. Pada dasarnya menu makanan ibu hamil, tidak banyak
berbeda dari menu sebelum hamil. Oleh karena itu, diharapkan tidak ada kesulitan
dalam pengaturan menu selama hamil. Selama hamil calon ibu memerlukan lebih
banyak zat gizi daripada wanita yang tidak hamil, karena makanan ibu hamil
dibutuhkan untuk dirinya dan janin yang dikandungnya, bila makanan ibu terbatas
janin akan tetap menyerap persediaan makanan ibu sehingga ibu menjadi kurus,
lemah, pucat, gigi rusak, rambut rontok, dan lain-lain (Lestari, 2013).
Asupan gizi sangat menentukan kesehatan ibu hamil dan janin yang
dikandungnya. Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar 15%
dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan
untuk pertumbuhan rahim (uterus), payudara (mammae), volume darah, plasenta,
air ketuban dan pertumbuhan janin. Makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil
akan digunakan untuk pertumbuhan janin sebesar 40% dan sisanya 60%
digunakan untuk pertumbuhan ibunya (Sitanggang, 2013).
Secara normal, ibu hamil akan mengalami kenaikan berat badan sebesar 11-13
kg. Hal ini terjadi karena kebutuhan asupan makanan ibu hamil meningkat seiring
dengan bertambahnya usia kehamilan. Asupan makanan yang dikonsumsi oleh ibu
hamil berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, mengganti sel-sel
tubuh yang rusak atau mati, sumber tenaga, mengatur suhu tubuh dan cadangan
makanan (Sitanggang, 2013).
Makanan dengan gizi seimbang adalah makanan yang cukup mengandung
karbohidrat dan lemak sebagai sumber zat tenaga, protein sebagai sumber zat
pembangun, serta vitamin dan mineral sebagai zat pengatur. Kebutuhan nutrien
akan meningkat selama hamil, namun tidak semua kebutuhan nutrien meningkat
secara proporsional (Lestari, 2013).
Untuk pertumbuhan janin yang memadai diperlukan zat-zat makanan yang
adekuat, dimana peranan plasenta besar artinya dalam transfer zat-zat makanan
tersebut. Pertumbuhan janin yang paling pesat terutama terjadi pada stadium akhir
kehamilan. Misalnya pada akhir bulan ketiga kehamilan berat janin hanya sekitar
30 g dan kecepatan maksimum pertumbuhan janin terjadi pada minggu 32-38.
Sehingga dibutuhkan lebih banyak zat-zat makanan pada stadium akhir kehamilan
tersebut (Soetjiningsih, 1995).
a. Karbohidrat
Janin mempunyai sekitar 9 g karbohidrat pada minggu ke 33 kehamilan, dan
pada waktu lahir meningkat menjadi 34 g. konsentrasi glikogen pada hati dan
otot-otot skelet meningkat pada akhir kehamilan.
Metabolisme karbohidrat ibu hamil sangat kompleks, karena terdapat
kecenderungan peningkatan ekskresi dextrone dalam urine. Hal ini ditunjukkan
oleh frekuensi glukosuria ibu hamil yang relatif tinggi dan adanya glukosuria pada
kebanyak wanita hamil setelah mendapat 100 gram dextrose per oral. Normalnya,
pada wanita hamil tidak terdapat glukosa. Kebutuhan karbohidrat lebih kurang
65% dari total kalori sehingga perlu penambahan.
b. Protein
Transport protein melalui plasenta terutama asam amino, yang kemudian
disintesis oleh fetus menjadi protein jaringan. Protein dibutuhkan untuk
pertumbuhan janin, uterus, payudara, hormon, penambahan cairan darah ibu, dan
persiapan laktasi. Kebutuhan protein adalah 9 gram/hari. Sebanyak 1/3 dari
protein hewani mempunyai nilai biologis tinggi. Kebutuhan protein untuk fetus
adalah 925 gram selama 9 bulan. Efisiensi protein adalah 70%. Terdapat protein
loss di urine +30%. WHO menganjurkan intake protein untuk ibu hamil sekitar
1,01 g/kg. BB/hari dan kalori sekitar 46 kkal/kg.BB/hari untuk rata-rata wanita
dengan berat badan 55 kg.
Oleh karena itu tiap-tiap negara dapat membuat rekomendasi yang khusus
yang sesuai dengan pola makanan di negara tersebut dan keadaan masyarakatnya.
Jumlah protein yang dianjurkan dalam diet harus disesuaikan dengan nilai hayati
protein yang dimakan. Makin rendah nilai hayati protein, makin besar jumlah
protein dalam diet yang diperlukan. Nilai hayati protein, makin besar jumlah
protein dalam diet yang diperlukan. Nilai hayati protein nabati lebih rendah dari
protein hewani.
c. Lemak
Selama hamil, terdapat lemak sebanyak 2-2,5 kg dan peningkatan terjadi
mulai bulan ke-3 kehamilan. Penambahan lemak tidak diketahui, namun
kemungkinan dibutuhkan untuk proses laktasi yang akan datang.
Sebagian besar dari 500 g lemak tubuh janin ditimbun antara minggu 35-40
kehamilan. Pada stadium awal kehamilan tidak ada lemak yang ditimbun kecuali
lipid esensial dan fosfolipid untuk pertumbuhan susunan saraf pusat (SSP) dan
dinding sel saraf. Sampai pertengahan kehamilan hanya sekitar 0,5% lemak dalam
tubuh janin, setelah itu jumlahnya meningkat, mencapai 7,8% pada minggu ke-34
dan 16% sebelum lahir. Pada bulan terakhir kehamilan sekitar 14 g emak per hari
ditimbun. Transport asam lemak melalui plasenta sekitar 40% dari lemak ibu,
sisanya disintesa oleh janin. Baik lemak maupun protein meningkat dengan cepat
pada tiga bulan terakhir kehamilan bersamaan dengan meningkatnya BB janin.
Sebagian besar lemak ditimbun pada daerah subkutan, oleh karena itu pada bayi
atern 80% jaringan lemak tubuh terdapat pada jaringan subkutan.
d. Zat Besi (Fe)
Dibutuhkan untuk pembentukan Hb, terutama hemodilusi, pemasukan harus
adekuat selama hamil untuk mencegah anemia.wanta hamil memerlukan 800 mg
atau 30-50 gram/hari. Anjuran maksimal: penambahan mulai awal kehamilan,
karena pemberian yang hanya pada trisemester III tidak dapat mengejar kebutuhan
ibu/fetus dan juga untuk cadangan fetus. Kebutuhan zat besi meningkat sehingga
dibutuhkan tambahan 700-800 mg atau 30-60 mg perhari yang didapat dari
suplemen untuk mengganti penggunaan zat besi oleh sum-sum tulang, fetus, dan
plasenta. Ibu hamil yang mengalami anemia akibat kekurangan zat besi akan
berdampak meningkatnya aborsi spontan, kelahiran dini, rendahnya berat badan
bayi saat dilahirkan (BBLR), kematian bayi saat dilahirkan, dan kematian bayi
sebelum dilahirkan. Sumber zat besi diperoleh dari hati, sumsum tulang, telur,
daging, ikan, ayam, dan sayuran berwarna hijau tua.
e. Kalsium (Ca)
Kebutuhan kalsium pada ibu hamil mengalami peningkatankarena terjadinya
peningkatan pergantian tulang (turn over), penurunan penyerapan kalsium, dan
retensi kalsium karena adanya perubahan hormonal. Kalsium diperlukan untuk
pertumbuhan tulang dan gigi, vitamin D membantu penyerapan kalsium,
kebutuhan 30-40 g/hari untuk janin, wanita hamil perlu tambahan 600 mg/hari dan
total kebutuhan ibu hamil selama kehamilan adalah 1200 mg/hari. Kalsium dapat
diperoleh dengan mengonsumsi susu, keju, ikan teri, rebon kering, kacang kedelai
kering atau basah, dan brokoli segar.
f. Asam Folat
Asam folat digunakan untuk pertumbuhan janin dan erythropoiesis ibu
sehingga kebutuhan asam folat pada ibu hamil akan menigkat. Anemia akibat
kekurangan asam folat disebut anemia megaloblastik yang akan menyebabkan
kekurangan oksigen. Bila hal ini berlangsung lama akan berdampak pada
kerusakan oragna-organ tubuh. Rendahnya kadar asam folat pada wanita hamil
menyebabkan kelahiran cacat, gangguan saraf, atau gangguan perkembangan
kecerdasan (retardasi mental). Kebutuhan asam folat pada wanita hamil sebanyak
280 µg per hari selama kehamilan trisemester I, 660 ug pada trisemester II, dan
470 ug per hari pada trisemester III bisa didapat dari sayuran hijau, hati, dan
ayam.
g. Kolin
Kolin merupakan salah satu vitamin B kompleks yang dibutuhkan oleh ibu
hamil, terutama pada minggu kedelapan belas kehamilan. Vitamin ini dapat
meningkatkan kemampuan bayi untuk membentuk hubungan antarneuron yang
sedang tumbuh pesat. Kolin bisa didapat dari kuning telur, daging tanpa lemak,
ragi, kedelai, hati, otak, ginjal, dan jantung.
h. Vitamin E
Vitamin E berfungsi sebagai anti-oksidan yang dapat melindungi tubuh dari
radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan kromosom atau jaringan sel
bayi, terutama paling rawan terjadi pada tahap-tahap awal kehamilan. Vitamin E
dapat ditemukan pada gandum, sayuran hijau, biji-bijian, kedelai, minyak biji
kapas, dan minyak jagung.
i. Vitamin A
Kebutuhan ibu hamil akan vitamin A harus dipenuhi yaitu sekitar 500 SI.
Kekurangan vitamin A selama kehamilan dapat menyebabkan bayi prematur dan
perlambatan pertumbuhan janin serta rendahnya berat badan bayi saat dilahirkan.
Dampak negatif kekurangan vitamin A dapat dicegah dengan mengonsumsi hati,
susu, ikan laut, sayuran, dan buah berwarna hijau atau kuning.
j. Vitamin B1
Kekurangan vitamin B1 akan meingkatkan jumlah kasus kelahiran sebelum
waktunya dan gangguan perkembangan janin. Vitamin B1 bisa dipenuhi
kebutuhannya dengan mengonsumsi biji-bijian, kacang-kacangan, padi-padian,
dan daging.
k. Iodine
Iodine adalah salah satu mineral yang dibutuhkan ibu hamil. Penambahan
kebutuhan iodine pada masa kehamilan adalah 25 µg. kekurangan iodine pada
masa kehamilan akan mengakibatkan kretin (tubuh kerdil) yang ditunjukkan
dengan adanya gangguan mental dan fisik menyerupai karakteristik anak yang
mengalami down syndrome. Bahan makanan sumber iodine adalah garam dapur
yang sudah difortifikasi (diperkaya) iodine, bahan makanan yang berasal dari laut,
serta tumbuhan yang hidup dekat pantai.
l. Zinc (Seng)
Kebutuhan ibu hamil akan zinc (seng) meningkat 5 mg karena tingkat zinc
yang rendah akan menyebabkan kenaikan tingkat kelahiran tidak normal. Zinc
berperan untuk meningkatkan sistem imun dan memperbaiki fungsi organ perasa
(penglihatan, penciuman, dan pengecap). Sumber zinc dapat diperoleh dari
daging, hati, telur, ayam, seafood, susu, dan kacang-kacangan.
Contoh Pengaturan Makan Sehari untuk Ibu Hamil

Bahan Makanan Trimester I


Nasi/ Penukar 3 ¼ gelas
Daging/penukar 2 ½ potong
Tempe/ Penukar 5 potong
Sayur 3 gelas
Buah 2 potong
Minyak 2 sdm
Kacang Hijau 2 ½ sdm
Susu 2 ½ sdm
Tepung sarikedelai -
Gula 1 sdm
Nilai Gizi Trimester I
Energi 2095,8 kal
Protein 79,5 gram
Lemak 57 gram
Karbohidrat 273,8 gram
Vitamin C 70 mg
Zat Besi 31 mg
sumber: Direktorat Bina Gizi. 2011. Makanan Sehat Ibu Hamil. Kementrian
Kesehatan RI.

Contoh Menu Sehari untuk Ibu Hamil


Berikut ini contoh menu makanan untuk ibu hamil dalam sehari menurut
Direktorat Bina Gizi, Kemenkes (2011)
Pagi:
 Nasi
 Ayam Goreng bumbu lengkuas
 Pepes Tahu
 Oseng-oseng jagung muda + wortel
 Susu
Jam 10.00: Bubur Kacang Hijau
Siang:
 Nasi
 Sop Sayuran
 Ikan balado
 Kripik Tempe
 Jeruk
Jam 16.00: Selada buah
Malam:
 Nasi
 Telur Balado
 Perkedel Tahu
 Tumis Tauge + Baso
 Pisang
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nutrisi Ibu Hamil
Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk ibu
hamil. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh
keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient. Gizi ibu hamil adalah
makanan sehat dan seimbang yag harus dikonsumsi ibu selama masa
kehamilannya, dengan porsi dua kali makan orang yang tidak hamil (Sitanggang,
2013).
Kesehatan ibu hamil dapat terwujud dengan berperilaku hidup sehat selama
kehamilan yaitu merawat kehamilan dengan baik melalui asupan gizi yang baik,
memakan tablet zat besi, melakukan senam hamil, perawatan jalan lahir,
menghindari merokok dan makan obat tanpa resep. Melakukan kunjungan
minimal empat kali untuk mendapat informasi dari petugas kesehatan tentang
perawatan yang harus dilakukan (Gulardi H, 2006 dalam Sitanggang, 2013).
Beberapa faktor yang mempengaruhi nutrisi ibu hamil adalah (Sitanggang,
2013):
A. Faktor Langsung
Nutrisi secara langsung dipengaruhi oleh asupan makanan dan penyakit,
khususnya penyakit infeksi. Faktor-faktor tersebut meliputi:
(1) Keterbatasan ekonomi, yang berarti tidak mampu membeli bahan makanan
yang berkualitas baik, sehingga mengganggu pemenuhan gizi.
(2) Produk pangan, dimana jenis dan jumlah makanan di negara tertentu atau
daerah tertentu biasanya berkembang dari pangan setempat untuk jangka
waktu yang panjang sehingga menjadi sebuah kebiasaan turun-temurun.
(3) Sanitasi makanan (penyiapan, penyajian, penyimpanan) hendaknya jangan
sampai membuat kadar gizi yang terkandung dalam bahan makanan menjadi
tercemar atau tidak higienis dan mengandung kuman penyakit.
(4) Pembagian makanan dan pangan masyarakat Indonesia umumnya masih
dipengaruhi oleh adat atau tradisi. Misalnya, masih ada kepercayaan bahwa
ayah adalah orang yang harus diutamakan dalam segala hal termasuk
pembagian makanan keluarga.
(5) Pengetahuan gizi yang kurang, prasangka buruk pada bahan makanan tertentu,
salah persepsi tentang kebutuhan dan nilai gizi suatu makanan dapat
mempengaruhi status gizi seseorang.
(6) Pemenuhan makanan berdasarkan pada makanan kesukaan saja akan berakibat
pemenuhan gizi menurun atau berlebih.
(7) Pantangan pada makanan tertentu, sehubungan dengan makanan yang
dipandang pantas atau tidak untuk dimakan. Tahayul dan larangan yang
beragam didasarkan pada kebudayaan daerah yang berlainan. Misalnya, ada
sebagian masyarakat yang masih percaya ibu hamil tidak boleh makan ikan.
(8) Selera makan juga akan mempengaruhi dalam pemenuhan kebutuhan gizi.
Selera makan dipicu oleh sistem tubuh (misal dalam keadaan lapar) atau pun
dipicu oleh pengolahan serta penyajian makanan.
(9) Suplemen Makanan. Ada beberapa suplemen makanan yang biasanya
diberikan untuk ibu hamil, antara lain:
a) Tablet Tambah Darah (TTD) yang mengandung zat besi (Fe) yang dapat
membantu pembentukan sel darah merah yang berfungsi sebagai
pengangkut oksigen dan zat nutrisi makanan bagi ibu dan janin. TTD
mengandung 200 mg ferrosulfat yang setara dengan 60 mg besi elemental
dan 0,25 mg asam folat. Tablet Tambah Darah diminum satu tablet tiap
hari di malam hari selama 90 hari berturut-turut, karena pada sebagian ibu
yang hamil merasakan mual, muntah, nyeri pada lambung, diare, dan
susah buang air besar. Usaha lain untuk menambah asupan zat besi adalah
daging segar, ikan, telur, kacangkacangan, dan sayuran segar yang
berwarna hijau tua.
b) Kalsium merupakan zat yang dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan
gigi bayi, jika asupan kalsium kurang maka kebutuhan kalsiun diambil
dari tulang ibu. Kebutuhan akan 6 kalsium bagi ibu hamil adalah 950 mg
tiap harinya. Asupan Kalsium bisa didapat dari minum susu, ikan, udang,
rumput laut, keju, yoghurt, sereal, jus jeruk, ikan sarden, kacangkacangan,
biji-bijian, dan sayur yang berwarna hijau gelap.
c) Vitamin juga diperlukan untuk menjaga kesehatan ibu yang hamil.
Beberapa vitamin ibu hamil yang dibutuhkan adalah vitamin C (80 mg)
yang berfungsi untuk membantu penyerapan zat besi, vitamin A (6000
IU), vitamin D (4 mcg). Vitamin ini dapt diperoleh dari cabe merah,
mangga, pepaya, wortel, ubi, aprikot, dan tomat.
B. Faktor Tidak Langsung
(1) Pendidikan keluarga. Faktor pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan
menyerap pengetahuan tentang gizi yang diperolehnya melalui berbagai
informasi.
(2) Faktor budaya. Masih ada kepercayaan untuk melarang memakan makanan
tertentu yang jika dipandang dari segi gizi, sebenarnya sangat baik bagi ibu
hamil.
(3) Faktor fasilitas kesehatan. Fasilitas kesehatan sangat penting untuk
menyokong status kesehatan dan gizi ibu hamil, dimana sebagai tempat
masyarakat memperoleh informasi tentang gizi dan informasi kesehatan
lainnya, bukan hanya dari segi kuratif, tetapi juga preventif dan rehabilitatif.

2.3 Akibat Gangguan Gizi pada Pertumbuhan Janin


Kecukupan gizi bagi ibu hamil sangat penting. Bila gizi ibu kurang, tumbuh
kembang janin akan terganggu, terlebih bila keadaan gizi ibu pada masa sebelum
hamil telah buruk pula. Keadaan ini dapat mengakibatkan abortus, Bayi lahir
prematur, atau bahkan bayi lahir mati. Pada saat persalinan dapat mengakibatkan
persalinan lama, perdarahan, infeksi dan kesulitan lain yang mungkin memerlukan
pembedahan. Berikut berbagai contoh akibat defisiensi gizi pada janin
(Soetjiningsih, 1995):

a. Kekurangan energi dan protein (KEP)


Meskipun kenaikan berat badan ibu kecil selama trisemester I kehamilan,
namun sangat penting artinya karena pada waktu inilah janin dan plasenta
dibentuk. Kegagalan kenaikan berat badan ibu pada trisemester I dan II akan
meningkatkan bayi BBLR. Hal ini disebabkan adanya KEP akan mengakibatkan
ukuran plasenta kecil dan kurangnya suplai zat-zat makanan ke janin. Bayi BBLR
mempunyai resiko kematian lebih tinggi dari pada bayi cukup bulan. Kekurangan
gizi pada ibu lebih cenderung mengakibatkan BBLR atau kelainan yang bersifat
umum daripada menyebabkan kelainan anatomik yang spesifik. Kekurangan gizi
pada ibu yang lama dan berkelanjutan selama masa kehamilan akan berakibat
lebih buruk pada janin daripada malnutrisi akut.
Pada saat ini dikembangkan penelitian tentang mekanisme selular
pertumbuhan organ-organ tubuh, yaitu dengan cara mengukur banyaknya DNA
dari organ berbagai indeks dari banyaknya sel dan kandungan protein untuk
indeks dari besarnya sel. Pertumbuhan organ tubuh pada awalnya dimulai dengan
pembelahan sel, kemudian diikuti dengan pembesaran sel. Kalau terdapat
gangguan gizi pada saat pembelahan sel, maka secara bermakna akan
mempengaruhi besarnya organ, dimana perubahan ini tidak bisa normal kembali.
Akibat lain dari KEP adalah kerusakan struktur SSP terutama pada tahap
pertama pertumbuhan otak (hyperplasia) yang terjadi selama dalam kandungan.
Dikaitkan bahwa masa rawan pertumbuhan sel-sel saraf adalah trisemester III
kehamilan sampai sekitar dua tahun setelah lahir. Kekurangan gizi pada masa dini
dari perkembangan otak akan menghentikan sintesis protein dan DNA. Akibatnya
adalah berkurangnya pertumbuhan otak, sehingga lebih sedikit sel-sel otak yang
berukuran normal. Dampaknya akan terlihat pada struktr dan fungsi otak pada
masa kehidupan mendatang, sehingga berpengaruh pada intelektual anak.
Pemberian suplementasi makanan kepada ibu hamil akan mengurangi kematian
perinatal dan menaikkan berat badan bayi.
b. Anemia Gizi
Anemia gizi merupakan masalah gizi dengan prevalensi tinggi pada ibu hamil,
terutama dinegara berkembang. Anemia gizi terjadi akibat kekurangan Fe, asam
folat dan vitamin B12. Anemia gizi dapat mengakibatkan antara lain, kematian
janin di dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, abruption plasenta,
cadangan zat besi yang berkurang pada bayi-bayi dilahirkan sudah dalam keadaan
anemia. Sehingga mortalitas dan morbiditas ibu dan kehamilan perinatal secara
bermakna lebih tinggi.
c. Defisiensi Yodium
Defisiensi yodium pada ibu hamil dalam trisemester pertama kehamilan
merupakan faktor utama terjadinya kretin endemik. Pemberian yodium pada
wanita didaerah endemik dapat mengurangi angka kejadian kretin endemik.
Akibat lain dari defisiensi yodium bisa mengakibatkan janin diresorpsi, abortus,
lahir mati, atau bayi lahir lemah, masa hamil yang lebih lama atau partus lama.
d. Defisiensi Seng (Zn)
Defisiensi seng selama kehamilan dapat mengakibatkan hambatan pada
pertumbuhan janin, kehamilan serotinus atau partus lama. Bayi yang dilahirkan
dengan defisiensi Zn, gejalanya mungkin baru akan nampak setelah anak berada
dalam masa pertumbuha cepat,
e. Defisiensi Vitamin A
Defisiensi vitamin A pada masa kehamilan akan mengakibatkan
meningkatnya prevalensi prematuritas dan reterdasi janin.
f. Defisiensi Thiamin
Defisiensi thiamin yang berat dapat mengakibatkan penyakit beri-beri
congenital.
g. Defisiensi Kalsium
Defisiensi kalsium pada ibu hamil akan mengakibatkan kelainan struktur
tulang secara menyeluruh pada bayi.
2.4 Perkembangan Janin dalam Kandungan
1). Bulan ke-1
Sperma membuahi ovum, membelah, masuk di uterus dan menempel pada hari ke-11
(Rochmawati, 2015). Pada minggu pertama hingga minggu ke-3 sang ibu mungkin
belum menyadari bahwa ia mengandung. Namun pada minggu ke-4, embrio
memproduksi hormon kehamilan (Chorionic Gonadotropin-CG), sehingga apabila Anda
melakukan test kehamilan, hasilnya positif. Janin mulai membentuk struktur manusia.
Saat ini telah terjadi pembentukan otak dan tulang belakang serta jantung dan aorta (urat
besar yang membawa darah ke jantung). Bagian tubuh embrio yang pertama muncul
akan menjadi tulang belakang, otak, dan saraf tulang belakang. Jantung, sirkulasi darah
dan pencernaan juga sudah terbentuk (Nugroho, 2015).

Gambar 1. (Kiri) Pembuahan (Tengah) Zigot (Kanan) Embrio

1) Bulan ke-2
Panjang janin 250 mm. Jantung mulai memompa darah. Raut muka dan
bagian utama otak dapat terlihat. Terbentuk telinga, tulang dan otot di bawah kulit
yang tipis (Rochmawati, 2015). Pada minggu ke-5, terbentuk 3 lapisan yaitu
ectoderm, mesoderm dan endoderm. Ectoderm adalah lapisan yang akan
membentuk system saraf yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit
serta rambut. Lapisan Mesoderm akan membentuk organ jantung, buah pinggang,
tulang dan organ reproduktif. Lapisan Endoderm membentuk usus, hati, pankreas
dan pundi kencing. Minggu ke-6, ukuran embrio rata-rata 2-4 mm, jantung bayi
mulai berdetak, sistem pencernaan dan pernafasan mulai dibentuk, pucuk-pucuk
kecil yang akan berkembang menjadi lengan kaki pun mulai tampak. Minggu ke-
7, panjangnya sekitar 5-13 mm dan beratnya 0,8 gram. Pucuk lengan mulai
membelah menjadi bagian bahu dan tangan yang mungil. Jantung dan paru-paru
telah terbagi menjadi ruang-ruang. Minggu ke-8, panjang kira-kira 14-20 mm,
bayi sudah mulai terbentuk diantaranya pembentukan lubang hidung, bibir, mulut
serta lidah. Matanya juga sudah kelihatan berada dibawah membran kulit
yang tipis (Nugroho, 2015).

Gambar 2. Janin 8 Minggu

2) Bulan ke-3
Panjang janin 7-9 cm. Tinggi rahim di atas simpisis (tulang kemaluan).
Embrio menjadi janin. Denyut jantung terlihat pada USG. Mulai ada
gerakan. Sudah ada pusat tulang, kuku, ginjal mulai memproduksi urin
(Rochmawati, 2015). Pada minggu ke-9, panjangnya sekitar 22-30 mm dan
beratnya sekitar 4 gram. Minggu ke-10, semua organ penting yang telah
terbentuk mulai bekerjasama. Pertumbuhan otak meningkat dengan cepat,
hampir 250.000 sel saraf baru diproduksi setiap menit. Minggu ke-11,
panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan
dan kakinya mulai tumbuh. Sesekali di usia ini janin sudah menguap, janin
sudah mulai bisa mengubah posisinya. Minggu ke-12, panjang fetus 6-7 cm
berat 14 gram, jari dan kuku mulai terbentuk, janin bergerak secara spontan,
penyempurnaan seluruh organ tubuh (Nugroho, 2015).
Gambar 3. Janin 12 minggu

Dampak kekurangan gizi pada Ibu Hamil


Apabila gizi serta nutrisi tidak atau kurang terpenuhi selama masa kehamilan,
maka akan mengakibatkan beberapa dampak yang nantinya akan terjadi baik itu
terhadap ibu itu sendiri atau dampak terhadap janinnya.
1. Terhadap Ibu a) Anemia Gizi Besi
Kekurangn zat besi banyak terdapat di Indonesia sehingga ibu hamil di anjurkan
agar mengkonsumsi tambahan zat besi atau makan yang mengandung zat besi
seperti hati ayam dan lain-lain.
b) Kenaikan berat badan yang rendaah selama hamil
Bila ibu hamil kurang gizi kenaikan berat badan hanya 7-8 kg yang bisa
berakibat melahirkan bayi BBLR. Tetapi, bedasarkan perkembangan terkini juga
disampaikan bahwa ternyata penambahan berat badan selama kehamilan tidak
terlalu mempengaruhi berat badan janin, karena ada kalanya ibu yang
penambahan berat badannya cukup ternyata berat badan janinnya masih
berkurang dan ada juga ibu yang penambahan berat badannya kurang selama
kehamilan tetapi janinnya sesuai.
2. Terhadap Persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap persalinan dapat mengakibatkan proses persalian
sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya, perdarahan setelah persalinan serta
persalinan dengan operasi cenderung emningkat.
3. Terhadap Janin
Kekuurangan gizi selama masa kehamilah dapat mempengaruhii proses
pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati,
kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, serta berat badan bayi lahir
rendah.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kehamilan adalah suatu kejadian yang hampir selalu ditunggu-tunggu. Saat
ini pun ibu. pada umumnya sudah mengerti bagaimana seharusnya ia lebih
menjaga kondisi tubuh demi untuk kelancaran kehamilan dan perkembangan
janin dalam kandungan. Jika sebelumnya ia makan hanya untuk dirinya sendiri,
kini ia harus mencukupi kebutuhan gizinya untuk janinnya pula. Normalnya,
sang ibu mengalami peningkatan berat badan selama kehamilan berlangsung.
Kenaikan berat badan yang optimal akan berdampak baik pada kehamilan
maupun output persalinannya kelak. Makanan dengan gizi seimbang dapat
diperoleh dari karbohidrat dan lemak sebagai
sumber zat tenaga, protein sebagai sumber zat pembangun, serta vitamin dan
mineral sebagai zat pengatur. Sebagai sumber tenaga yang menghasilkan kalori,
karbohidrat dapat diperoleh dari serealia, umbi-umbian. Sementara protein
sebagai sumber zat pembangun dapat diperoleh dari daging, ikan, telur, kacang-
kacangan, dan sebagai sumber zat pengatur, vitamin dan mineral dapat diperoleh
dari buah-buahan dan sayur-sayuran.

3.2 Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini,


akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis
perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus
menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.

Anda mungkin juga menyukai