Anda di halaman 1dari 24

TUGAS MATA KULIAH

PRAKTIKUM GIZI DALAM KESEHATAN REPRODUKSI


PRINSIP PENYUSUNAN GIZI SEIMBANG BAGI WANITA HAMIL

DOSEN PEMBIMBING
Drs. Widardo,M.Sc
DISUSUN OLEH :
Afifah Mufidatun (R0319001)
Aini Nur Baiti Baroroh (R0319002)
Anita Angraeni (R0319004)
Antika Sekar Wangi (R0319005)
Aqila Fahru Sidqia (R0319006)
Ardilla Rahma Prasanti (R0319007)
Arvininta Amarinda (R0319008)
Aster Putri Budi Mulya (R0319009)
Athanasia Pramelia W.N (R0319010)
Azizah Nur ‘Aini (R0319011)

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SEKOLAH VOKASI


UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gizi seimbang untuk Ibu Hamil dan ibu menyusui mengindikasikan bahwa
konsumsi makanan ibu hamil dan menyusui harus memenuhi kebutuhan untuk
dirinya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan janin dan bayinya. Oleh
karena itu ibu hamil dan ibu menyusui membutuhkan zat gizi yang lebih banyak
dibandingkan dengan keadaan tidak hamil atau tidak menyusui, tetapi konsumsi
pangannya tetap beranekaragam dan seimbang dalam jumlah dan porsinya.

Janin tumbuh dengan mengambil zat-zat gizi dari makanan yang dikonsumsi
oleh ibunya dan dari simpanan zat gizi yang berada di dalam tubuh ibunya. Selama
hamil atau menyusui seorang ibu harus menambah jumlah dan jenis makanan
yang dimakan untuk mencukupi kebutuhan pertumbuhan bayi dan kebutuhan ibu
yang sedang mengandung bayinya serta untuk memproduksi ASI. Bila makanan
ibu sehari-hari tidak cukup mengandung zat gizi yang dibutuhkan, maka janin atau
bayi akan mengambil persediaan yang ada didalam tubuh ibunya, seperti sel lemak
ibu sebagai sumber kalori; zat besi dari simpanan di dalam tubuh ibu sebagai sumber
zat besi janin/bayi. Demikian juga beberapa zat gizi tertentu tidak disimpan di dalam
tubuh seperti vitamin C dan vitamin B yang banyak terdapat di dalam sayuran dan buah-
buahan. Sehubungan dengan hal itu, ibu harus mempunyai status gizi yang baik
sebelum hamil dan mengonsumsi makanan yang beranekaragam baik proporsi
maupun jumlahnya. Kenyataannya di Indonesia masih banyak ibu-ibu yang
saat hamil mempunyai status gizi kurang, misalnya kurus dan menderita Anemia.
Hal ini dapat disebabkan karena asupan makanannyaselama kehamilan tidak
mencukupi untuk kebutuhan dirinya sendiri dan bayinya. Selain itu kondisi ini
dapat diperburuk oleh beban kerja ibu hamil yang biasanya sama atau lebih berat
dibandingakan dengan saat sebelum hamil. Akibatnya, bayi tidak mendapatkan
zat gizi yang dibutuhkan, sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya.
Demikian pula dengan konsumsi pangan ibu menyusui harus bergizi seimbang agar
memenuhi kebutuhan zat gizi bayi maupun untuk mengganti zat gizi ibu yang
dikeluarkan melalui ASI. Tidak semua zat gizi yang diperlukan bayi dapat dipenuhi
dari simpanan zat gizi ibu, seperti vitamin C dan vitaminB, oleh karena itu harus
didapat dari konsumsi pangan ibu setiap hari. (Pedoman Gizi Seimbang,2014)

B. Tujuan
1. Dapat memahami prinsip penyusunan gizi seimbang ibu hamil sesuai umur.
2. Dapat memahami prinsip penyusunan gizi seimbang ibu hamil sesuai berat badan.
3. Dapat memahami prinsip penyusunan gizi seimbang ibu hamil sesuai suhu,
lingkungan.
4. Dapat memahami prinsip penyusunan gizi seimbang ibu hamil sesuai aktivitas.
5. Dapat memahami prinsip penyusunan gizi seimbang ibu hamil sesuai status
kesehatan.
6. Dapat memahami prinsip penyusunan gizi seimbang ibu hamil sesuai zat gizi dalam
makanan.
7. Dapat memahami prinsip penyusunan gizi seimbang ibu hamil sesuai status ekonomi.
8. Dapat memahami prinsip penyusunan gizi seimbang ibu hamil sesuai prinsip
penyusunan status gizi ibu hamil.
9. Dapat memahami pesan gizi untuk ibu hamil.

C. Manfaat
Menambah pengetahuan tentang prinsip penyusunan gizi ibu hamil.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Prinsip Penyusunan Gizi Seimbang Ibu Hamil Sesuai Umur.

Pada trimester I terjadi pertambahan jumlah sel dan pembentukan organ, serta
pertumbuhan otak dan sel saraf sebagian besar berlangsung selama trimester I. Untuk
menunjang proses ini diperlukan asupan zat gizi terutama protein, asam folat, vitamin
B12, zink, dan Iodium. Tambahan energi dan protein pada trimester I ini sebesar 100
kalori dan 17 gram protein. Semua zat gizi yang dibutuhkan tersebut harus dicukupi
sebagai persiapan untuk pertumbuhan yang lebih cepat pada trimester berikutnya, karena
pada trimester I ini pertumbuhan janin belum pesat.

Pada trimester II dan trimester III, pertumbuhan janin cukup pesat mencapai 90%
dari seluruh proses tumbuh kembang selama kehamilan. Zat gizi yang dibutuhkan untuk
menunjang proses tersebut adalah protein, zat besi, kalsium, magnesium, vitamin B
komplek, serta asam lemak omega 3 dan omega 6. Tambahan energi sekitar 350-500
kalori setiap hari, dan tambahan protein sebesar 17 gram per hari.

Kecukupan gizi pada masa kehamilan dapat dipantau dengan kenaikan berat
badan yang sesuai dengan usia kehamilan. Beberapa faktor yang berpengaruh pada
asupan gizi dan rendahnya kenaikan berat badan selama kehamilan adalah :

1. Rasa mual dan muntah


2. Rasa panas pada perut bagian atas
3. Sembelit
4. Konsumsi makanan dan minuman beralkohol, minuman yang mengandung kafein,
dan minuman penambah energy
5. Pola makan tidak seimbang
6. Aktivitas fisik yang berlebihan.
Kebutuhan energi dan zat gizi antar kehamilan satu dengan yang lainnya sangat
beragam terkait ukuran tubuh dan gaya hidup masing-masing ibu hamil.

B. Prinsip Penyusunan Gizi Seimbang Ibu Hamil Sesuai Berat Badan.

Selama kehamilan pasti mengalami bertambahnya berat badan. Karena pada


trimester ke-1 atau kehamilan 1-3 bulan, biasanya berat badan Ibu menurun karena mual
dan muntah. Pada trimester ke-2 dan selanjutnya nafsu makan Ibu akan membaik
kembali. Sebaiknya Ibu tetap berusaha mengonsumsi makanan bernutrisi seimbang
dengan bahan makanan yang bervariasi, sesuai kebutuhan saat hamil. Kelebihan berat
badan selama hamil memang berisiko. Namun, jika Ibu mengalami penurunan berat
badan saat hamil, juga bisa menjadi tanda yang berbahaya. Sehingga berat badan janin
juga berkurang dan mengalami kekurangan gizi.  Hal ini tentunya tidak diinginkan oleh
ibu. Sebaiknya berkonsultasi dengan dokter bagaimana caranya memenuhi kebutuhan
nutrisi selama hamil.

Kategori Berat Badan BMI Kenaikan Berat Badan Total


Sebelum Hamil Selama Kehamilan yang
Dianjurkan

Underweight (Berat badan < 18,5 12,5 – 18 kg


rendah)

Normal weight (Berat badan 18,5 – 24,9 11,5 – 16 kg


normal)

Overweight (Kelebihan berat 25 – 29,9 7 – 11,5 kg


badan)

Obesitas >30 5 – 9 kg
Anjuran peningkatan berat badan per trimester kehamilan adalah sebagai berikut:

 Trimester I: 1–2,5 kg per 3 bulan.

 Trimester II: pertambahan berat badan rata-rata 0,35–0,4 kg per minggu.

 Trimester III: pertambahan berat badan 1 kg per bulan. Namun, pada trimester ini
pertambahan berat badan janin rata-rata 200 gram per minggu. Mulai minggu ke-28
hingga akhir kehamilan, berat badan Anda dapat bertambah sebanyak 4–5 kg.

Namun, terdapat beberapa pengecualian dalam penggunaan tabel di atas.


Misalnya pada kondisi ibu yang mengalami mual muntah berlebihan hingga tidak dapat
makan, atau ibu yang mengandung bayi kembar. Pada kondisi-kondisi tersebut, kenaikan
berat badan tidak dapat mengikuti pedoman tabel di atas, melainkan harus
dikonsultasikan dengan dokter spesialis kandungan.

Tabel Angka Kecukupan Gizi Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 Tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan
Untuk Masyarakat Indonesia

 Makronutrien

(Angka kecukupan energi, protein, lemak, karbohidrat, serat dan air yang dianjurkan
(per orang per hari))

 Mikronutrien

(Angka kecukupan vitamin yang dianjurkan (per orang per hari))


(Angka kecukupan mineral yang dianjurkan (per orang per hari))

C. Prinsip Penyusunan Gizi Seimbang Ibu Hamil Sesuai Suhu, Lingkungan

penyusunan gizi seimbang ibu hamil yang sesuai suhu dan lingkungan biasanya
terpengaruh dari suhu contohnya ketika ibu berada di daratan tinggi maka semakin
banyak gizi yang dibutuhkan.

D. Prinsip Penyusunan Gizi Seimbang Ibu Hamil Sesuai Aktivitas

Tambahan energi yang dibutuhkan ibu hamil usia dewasa dengan status gizi baik
pra hamil serta aktivitas fisik ringan adalah untuk trimester 1 hampir tidak diperlukan
energi tambahan, trimester 2 dibutuhkan 300-350 Kkal/hari.

Dibandingkan dengan kebutuhan ibu hamil yang normal, kebutuhan energi


protein akan lebih meningkat pada ibu hamil usia remaja, ibu hamil dengan berat badan
pra hamil kurang dan ibu hamil yang bekerja berat, untuk ibu hamil di mana berat badan
pra hamilnya termasuk obes maka kebutuhan energinya menjadi lebih sedikit tetapi
kebutuhan protein tetap sama dengan hamil normal. Kebutuhan energi ibu hamil dapat
dicari dengan menggunakan metode harrist benedict, kemudian hasilnya ditambah kalori
rata-rata sesuai dengan trimester kehamilan: +180 kkal pada trimester I, dan +300 kkal
pada trimester II & III, kebutuhan protein: 1 gr/kg BB/hari, penambahan protein +17
gram mulai TM. I s.d TM III, kebutuhan lemak: 25-30% dari total kebutuhan energi.

E. Prinsip Penyusunan Gizi Seimbang Ibu Hamil Sesuai Status Kesehatan

Status kesehatan ibu hamil sangat berpengaruh terhadap nafsu makannya. Seorang
ibu hamil dalam keadaan sakit akan memiliki nafsu makan yang berbeda dengan ibu
dalam keadaan sehat. Ibu hamil yang mempunyai masalah kesehatan akan mengalami
masalah yang ditandai dengan menurunnya nafsu makan yang menyebabkan asupan
makan berkurang dan ibu hamil dengan asupan makannya kurang dapat menurunkan
daya tahan tubuh sehingga mudah terserang penyakit.

1. Penyusunan Gizi Seimbang Ibu Hamil Dalam Keadaan Sehat


 Protein. 
Protein berguna untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan sel
atau jaringan, termasuk sel otak pada janin. Protein juga membantu
pertumbuhan jaringan payudara ibu hamil, serta berperan penting dalam
meningkatkan suplai darah dalam tubuh. Para ahli merekomendasikan 75
sampai 100 gram protein per hari. Adapun sumber protein terbaik untuk ibu
hamil meliputi daging sapi tanpa lemak, ikan, boga bahari, daging ayam,
daging domba, tahu, dan kacang-kacangan (kacang merah, kacang polong).
 Karbohidrat. 
Karbohidrat merupakan sumber kalori yang penting bagi ibu hamil.
Makanan sumber karbohidrat terbaik yang bisa konsumsi antara lain nasi,
kentang, sereal, pasta, sayuran dan buah.
 Kalsium. 
Tidak hanya menguatkan tulang dan gigi, kalsium juga berguna untuk
membangun tulang dan gigi janin. Selain itu, kalsium membantu tubuh
mengatur cairan, membantu kerja fungsi saraf dan kontraksi otot.
Kebutuhan kalsium harian sekitar 1000 miligram selama kehamilan.
Sumber kalsium terbaik ada di susu, keju, yoghurt, ikan sarden atau salmon,
dan bayam.
 Folat. 
Kandungan nutrisi yang dikenal sebagai asam folat ini berperan penting
dalam mengurangi risiko cacat lahir, termasuk cacat tabung saraf pada janin
yang memengaruhi otak serta sumsum tulang belakang janin. Contoh cacat
lahir lainnya seperti spina bifida dan anencephaly. Kebutuhan asam folat
harian di masa kehamilan adalah 600 sampai 800 mikrogram. Adapun
sumber asam folat bisa Anda dapatkan pada sayuran hijau, kacang-
kacangan, telur, hati sapi, buah jeruk, stroberi, lemon, mangga, dan tomat.
 Zat Besi. 
Zat besi membantu meningkatkan volume darah dan mencegah anemia.
Asupan harian yang ideal di masa kehamilan adalah 27 miligram. Sumber
zat besi bisa didapatkan pada lobak, sayuran hijau seperti bayam, selada,
kubis, biji-bijian, roti, sereal, dan havermut. Kandungan zat besi pada
daging sapi dan boga bahari juga baik untuk gizi ibu hamil.
 Vitamin
Asupan vitamin juga menjadi kebutuhan gizi ibu hamil yang harus
dipenuhi, antara lain :
 Vitamin A untuk kesehatan kulit dan mata serta pertumbuhan tulang.
Sumber vitamin A antara lain wortel, sayuran hijau, dan umbi-umbian.
 Vitamin C untuk kesehatan gigi, gusi, dan tulang, serta membantu
penyerapan zat besi. Sumber vitamin C antara lain buah sitrus, brokoli,
tomat.
 Vitamin B6 untuk pembentukan sel darah merah, untuk efektivitas manfaat
protein, lemak, dan karbohidrat. Vitamin B6 bisa didapat dari sereal, biji-
bijian utuh seperti gandum, dan buah pisang.
 Vitamin B12 untuk pembentukan sel darah merah, menjaga kesehatan
sistem saraf. Sumber vitamin B12 adalah daging, ikan, dan susu.
 Vitamin D untuk kesehatan tulang dan gigi serta membantu penyerapan
kalsium. Sumber vitamin D antara lain susu, sereal, dan roti.

Contoh bahan makanan yang dikonsumsi dalam sehari :


Bahan Makanan Porsi Hidangan Sehari Jenis Hidangan
Nasi 5+1 porsi Makan pagi : nasi 1,5 porsi (150 gr)
Sayuran 3 mangkuk dengan ikan/daging 1 potong sedang
Buah 4 potong (40 gr), tempe 2 potong sedang (50 gr),
Tempe 3 potong sayur 1 mangkuk dan buah 1 potong
Daging 3 potong sedang.
Susu 2 gelas Makan selingan : susu 1 gelas dan buah
Minyak 5 sendok the 1 potong sedang.
Gula 2 sendok makan Makan siang : nasi 3 porsi (300 gr),
dengan lauk, sayur, dan buah.
Selingan : susu 1 gelas dan buah 1
potong segar.
2. Penyusunan Gizi Seimbang Ibu Hamil Dalam Keadaan Sakit
Ibu hamil yang sedang sakit biasanya nafsu makannya akan menurun. Meski
begitu, ibu hamil tetap harus mempunyai status gizi yang baik dan mengonsumsi
makanan bergizi seimbang yang beranekaragam baik proporsi maupun jumlahnya
mencangkup protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Untuk antisipasinya
ketika dalam keadaan sakit, sebaiknya ibu hamil mendapat tambahan suplemen
protein, zat besi, asam folat, juga yang lainnya agar kebutuhan gizinya tetap
terpenuhi. Kebutuhan akan zat besi selama kehamilan yang meningkat bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan janin dalam tubuh, pertumbuhan plasenta, dan
peningkatan volume darah ibu, jumlah yang diperlukan sekitar 1000 mg selama
hamil, namun jika cadangan ini sangat sedikit sementara kandungan dan serapan zat
besi dalam dan dari makanan sedikit, pemberian suplementasi pada masa ini sangat
penting. Ibu hamil biasanya tidak hanya diberi suplementasi zat besi tetapi juga asam
folat. Dosis pemberian asam folat sebesar 500 µg dan zat besi sebanyak 120 mg.
Respon positif terhadap pemberian suplemen zat besi dan asam folat dapat dilihat dari
peningkatan kadar hemoglobin sebesar 0,1 gr/dl sehari mulai dari hari kelima dan
seterusnya, sehingga dengan pemberian sebanyak 30 gr zat besi tiga kali sehari akan
meningkatkan kadar hemoglobin paling sedikit sebesar 0,3 gr/dl/minggu, atau 10 hari.
Ketika ibu hamil yang sedang sakit tidak nafsu makan maka dalam
penyusunan gizi seimbangnya harus dilakukan peningkatan nafsu makannya telebih
dahulu, dengan cara :
a. Mencukupi kebutuhan cairan
Ibu hamil harus mencoba untuk memenuhi kebutuhan cairan sekitar 2 liter
per harinya, dengan meminum dalam jumlah sedikit tetapi sering sepanjang hari.
Tidak hanya air putih, melainkan bisa juga minum jus buah-buahan serta sayuran
segar. Minum air dingin juga dapat membantu mengurangi rasa pahit di mulut
sehingga membantu meningkatkan nafsu makan.
b. Hindari makanan dengan bau menyengat
Penciuman ibu hamil seringkali menjadi lebih sensitif. Bau makanan
tertentu bisa menyebabkan rasa mual dan tidak nafsu makan. Oleh karena itu,
hindari makanan yang baunya dapat memicu mual. Pilih makanan dengan rasa
yang segar, tidak berbau, dan tidak banyak bumbu.
c. Tidak makan dan minum secara bersamaan
Makan dan minum secara bersamaan dapat menyebabkan mual dan
muntah bertambah parah karena akan membuat perut terasa lebih penuh. Selain
itu, kebiasaan makan dan minum secara bersamaan juga bisa menyebabkan
kembung, begah, dan refluks asam lambung. Kondisi-kondisi tersebut tentunya
semakin menurunkan nafsu makan. Sebaiknya makan dalam porsi yang kecil
setiap 1-2 jam sekali dengan memberi jarak dengan waktu minum. Misalnya,
menunggu 20-30 menit setelah makan untuk minum.
d. Membuat kreasi makanan baru
Ibu hamil bisa membuat jenis makanan yang dikonsumsi lebih bervariasi
atau memodifikasi menu makanan menjadi lebih menggugah selera, namun tetap
memastikan kecukupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
F. Prinsip Penyusunan Gizi Seimbang Ibu Hamil Sesuai Zat Gizi Dalam Makanan

Kebutuhan gizi untuk ibu hamil setiap harinya ditambah sesuai dengan usia
kehamilan. Hal ini dikarenakan adanya perkembangan dan pertumbuhan janin. Berikut
merupakan jumlah penambahan yang harus dipenuhi selama hamil:

1. JUMLAH ATAU PORSI DALAM 1 KALI MAKAN

Merupakan suatu ukuran atau takaran makan  yang dimakan tiap kali makan
2. FREKUENSI MAKAN DALAM SEHARI

FREKUENSI MAKAN merupakan seringnya seseorang melakukan kegiatan


makan dalam sehari baik makanan utama atau pun selingan, sebanyak 3 kali makan
utama dan 2 kali makan selingan atau porsi kecil namun sering dan harus sesuai
porsi dibawah ini:

3. JENIS MAKANAN YANG TERSUSUN DALAM 1 HIDANGAN MAKAN

Kualitas atau mutu gizi dan kelengkapan zat gizi dipengaruhi oleh keragaman
jenis pangan yang dikonsumsi. Semakin beragam jenis pangan yang dikonsumsi semakin
mudah untuk memenuhi kebutuhan gizi, semakin mudah tubuh memperoleh berbagai zat
yang bermanfaat bagi kesehatan.

Selain menerapkan keanekaragaman makanan dan minuman juga perlu


memperhatikan keamanan pangan yang berarti makanan atau minuman itu harus bebas
dari cemaran yang membahayakan kehatan.

Cara menerapkan yaitu dengan mengonsumsi lima kelompok pangan setiap


hari yang terdiri dari makanan pokok, lauk-pauk, sayuran, buah-buahan dan minuman.
Mengkonsumsi lebih dari 1 jenis untuk setiap kelompok makanan setiap kali makan akan
lebih baik.

a. Makanan pokok sebagai sumber karbohidrat yaitu padi-padian atau serealia seperti


beras, jagung, dan gandum; sagu; umbi-umbian seperti ubi, singkong, dan talas; serta
hasil olahannya seperti tepung-tepungan, mi, roti, makaroni, havermout, dan bihun.
b.  Sumber protein, yaitu sumber protein hewani, seperti daging, ayam, telur, susu, dan
keju; serta sumber protein nabati sepeerti kacang-kacangan berupa kacang kedelai,
kacang tanah, kacang hijau, kacang merah, dan kacang tolo; serta hasil oalahannya
seperti tempe, tahu, susu kedelai, dan oncom.
c. Sumber zat pengatur berupa sayuran dan buah. Sayuran diutamakan berwarna hijau
dan kuning jingga, seperti bayam, daun singkong, daun katuk, kangkung, wortel, dan
tomat; serta sayur kacang-kacangan, seperti kacang panjang, buncis, dan kecipir.
Buah-buahan diutamakan yang berwarna kuning jingga, kaya serat dan yang berasa
asam, seperti pepaya, mangga, nanas, nangka, nangka masak, jambu biji, apel, sirsak
dan jeruk.

4. ZAT GIZI YANG DIPERLUKAN SELAMA HAMIL

Pada masa kehamilan dianjurkan mengkonsumsi makanan yang mengadung zat


gizi tertentu sebagai penunjang kesehatan ibu dan janin  maupun untuk keperluan
perkembangan dan pertumbuhan janin. Berikut ini merupakan zat gizi yang diperlukan
ibu hamil:
G. Prinsip Penyusunan Gizi Seimbang Ibu Hamil Sesuai Status Ekonomi

Status gizi ibu hamil merupakan salah satu indikator dalam mengukur status gizi
masyarakat. Jika masukan gizi untuk ibu hamil dari makanan tidak seimbang dengan
kebutuhan tubuh maka akan terjadi defisiensi zat gizi. Angka Kematian Ibu menjadi salah
satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Enam penyebab
tingginya angka kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan, eklampsia, aborsi tidak
aman (unsafe abortion), partus lama, dan infeksi. Faktor yang lain yang meningkatkan
Angka Kematian Ibu (AKI). adalah buruknya gizi perempuan, yang dikenal dengan
Kekurangan Energi Kronik (KEK), dan anemia (Sadli, 2010:286). Masalah gizi yang
sering dihadapi ibu hamil yaitu Kekurangan Energi Kronik (KEK) dan anemia gizi.
Menurut Depkes RI tahun 2009, prevalensi ibu hamil KEK yaitu 24,6%. Berdasarkan
data Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah tahun 2010 terdapat 13,91% ibu hamil KEK,
sedangkan data dari Dinas Kesehatan Kota Jepara menunjukkan pada tahun 2011 terdapat
30% orang ibu hamil KEK. Adapun faktor penyebab terjadinya status gizi kurang (KEK)
pada ibu hamil sangat kompleks diantaranya ketidak seimbangan asupan zat-zat gizi,
faktor penyakit pencernaan, absorsi dan penyakit infeksi. Sedangkan ada beberapa faktor
yang mempengaruhi gizi ibu hamil, diantaranya adalah berat badan, budaya pantang
makan, status ekonomi, pengetahuan zat gizi dalam makanan, umur, suhu lingkungan,
aktivitas, serta status kesehatan (Proverawati, 2009:51). Gizi kurang pada ibu hamil dapat
menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain : anemia, pendarahan, berat
badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi.

Status ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakat, status
ekonomi adalah gambaran tentang keadaan seseorang atau suatu masyarakat yang
ditinjau dari segi sosial ekonomi, gambaran itu seperti tingkat pendidikan, pendapatan
dan sebagainya. Status ekonomi kemungkinan besar merupakan pembentuk gaya hidup
keluarga. Status ekonomi adalah kedudukan seseorang atau keluarga di masyarakat
berdasarkan pendapatan per bulan. Status ekonomi dapat dilihat dari pendapatan yang
disesuaikan dengan harga barang pokok. Gizi adalah proses organisme menggunakan
makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zatzat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta
menghasilkan energi (Supariasa, 2001). Status gizi adalah ekspresi dari keseimbangan
dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel
tertentu (Supariasa, 2001). Pada kehamilan terjadi perubahan fisik dan mental yang
bersifat alami. Status diet dan nutrisi ibu hamil mempunyai dampak langsung pada
perjalanan kehamilan dan bayi yang akan dilahirkannya. Malnutrisi yang terjadi pada
bulan awal kehamilan mempengaruhi perkembangan dan kapasitas embrio untuk
bertahan hidup. Nutrisi yang buruk pada masa lanjut kehamilan mempengaruhi
pertumbuhan janin (Paath, 2004). Satus gizi dapat ditentukan dengan cara pengukuran
antropometri yang dibandingkan dengan standar Harvard atau standar WHO-NCHS dan
atau standar-standar lainnya, dengan menggunakan indeks yang sama yaitu Berat Badan
per Umur (BB/U), Berat Badan per Tinggi Badan (BB/TB), Lingkar Lengan Atas
(LILA), dan Lingkar Kepala (Supariasa, 2001). Status gizi baik atau status gizi optimal
terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien,
sehinggga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan
kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Penilaian status gizi terbagi atas 2
yang langsung dan tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsung antara lain:
Antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Sedangkan penilaian status gizi secara tidak
langsung antara lain: Survei konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi.
Menurut Sibagariang (2010) kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak daripada
kebutuhan untuk wanita tidak hamil. Kegunaan makanan bagi ibu hamil adalah untuk
pertumbuhan janin, mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan ibu sendiri, supaya
luka persalinan lekas sembuh pada masa nifas, dan untuk cadangan pada proses laktasi.

Pertambahan BB merupakan salah satu indikator atau tanda apakah janin


berkembang dengan baik atau tidak, dan apakah ibu hamil mengonsumsi makanan yang
cukup. Oleh karena itu pertambahan BB selama hamil perlu dipantau. Rata-rata ibu hamil
bertambah BBnya sebesar 10-12,5 kg selama kehamilan, kebanyakan terjadi setelah
minggu ke-20, yaitu pada trimester II dan III kehamilan. Pada trimester I, terutama dalam
10 minggu pertama, kenaikan BB hanya sedikit atau bahkan tidak naik. Rata-rata
pertambahan BB ibu antara usia kehamilan 0-10 minggu adalah sebesar 0,065 kg per
minggu; pada usia kehamilan 10-20 minggu 0,335 kg per minggu; pada usia kehamilan
20-30 minggu 0,45 kg per minggu; dan pada usia 30-40 minggu adalah 0,35 kg per
minggu. Untuk ibu hamil yang tergolong kurus sebelum hamil diharapkan mempunyai
kenaikan BB antara 12,5-18 kg; 11,5-12,5 kg untuk ibu hamil dengan BB sehat; dan 7-
11,5 kg untuk ibu hamil yang kelebihan BB saat sebelum hamil. Kenaikan BB
menunjukkan apakah ibu mengonsumsi cukup makanan atau tidak. Bagi ibu hamil yang
mengalami status gizi kurang, maka pada trimester II dan III dianjurkan untuk
pertambahan BB setiap minggu kira-kira sebesar 500 g. Adapun ibu hamil yang
mempunyai status gizi lebih (kegemukan) dianjurkan untuk menambah BB sebanyak 300
g/minggu. Untuk memantau pertambahan BB, perlu diketahui BB sebelum hamil.
Sayangnya, banyak ibu di Indonesia yang tidak mengetahui BB-nya sebelum
kehamilannya. Dalam keadaan seperti ini, maka BB pada trimester I dapat dianggap
sebagai BB prahamil, karena pertambahan BB dalam trimester I biasanya masih
kecilKecukupan gizi dan pangan merupakan salah satu faktor terpenting dalam
mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Gizi ibu hamil sangat berpengaruh
terhadap kecerdasan dan produktivitas kerja manusia. Sedangkan masalah gizi lebih
disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan
kurangnya pengetahuan tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan (Anonim, 2008).
Keadaan ekonomi keluarga merupakan salah satu faktor yang menentukan jumlah
makanan yang tersedia dalam keluarga sehingga turut menentukan status gizi keluarga
tersebut. Status ekonomi yang rendah menyebabkan keluarga tidak mampu memperoleh
makanan yang layak, baik karna harga yang melambung tinggi karena jumlah pendapatan
yang menurun. Sebagian besar populasi kurang gizi selama krisis ekonomi disebabkan
oleh ketidak amanan pada skala rumah tangga terutama pada masyarakat miskin
(Almatsier, 2007).

Keadaan sosial ekonomi dikaitkan dengan kemiskinan akibat rendahnya


pendidikan, sehingga tingkat konsumsi pangan dan gizi menjadi rendah, buruknya
hygiene dan sanitasi, serta meningkatnya gangguan kesehatan (Fathonah, 2016). Makin
tinggi tingkat perekonomian ibu hamil, maka makin besar kemungkinan ibu hamil untuk
mendapatkan asupan gizi yang seimbang untuk kehamilannya (Hutahaean, 2013). Ibu
hamil harus mendapatkan gizi yang cukup untuk dirinya sendiri maupun bagi
janinnya.Krisis ekonomi yang berkepanjangan banyak menyebabkan keluarga tidak
mampu memperoleh makanan yang layak. Maka timbul mitos bahwa ibu hamil pantang
mengkonsumsi makanan tertentu yang menyebabkan ibu akan kehilangan akses terhadap
zat gizi dari makanan,keadaan ini tentukan melemahkan kondisi ibu hamil. Baik status
ekonomi maupun sosial sangat mempengaruhi seseorang wanita dalam memilih
makanannya (Atikah, 2009). Peneliti berpendapat bahwa ada banyak faktor yang dapat
mengakibatkan terjadinya kurangnya gizi dalam kehamilan. Dengan status ekonomi yang
rendah cenderung membuat ibu rumah tangga bekerja dan kurang mengetahui tentang
gizi dalam kehamilan. Hal ini karena dengan status ekonomi rendah, ibu hamil tidak
dapat memberi gizi yang baik pada janinnya. Jika status ekonomi baik atau menengah ke
atas, ibu hamil dapat lebih memperhatikan gizi untuk janin di dalam kandungan.

H. Prinsip Penyusunan Gizi Seimbang Ibu Hamil Sesuai Prinsip Penyusunan Status
Gizi Ibu Hamil

Ibu hamil adalah seorang wanita yang mengalami perubahan anatomi dan
fisiologi dimulai segera setelah fertilisasi (proses bertemunya sel telur dan sperma) dan
terus berlanjut selama kehamilan. Kehamilan adalah suatu keadaan dimana terjadi
pembuahan ovum oleh spermatozoa yang kemudian mengalami nidasi pada uterus dan
berkembang sampai janin lahir, lamanya hamil normal 32-37 minggu dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Kehamilan menurut bulannya dibagi menjadi 3 yaitu kehamilan
matur yaitu berlangsungkira-kira 40 minggu (280 hari) dan tidak lebih dari 43 minggu
(300 hari), kehamilan premature yaitu kehamilan yang berlangsung antara 28 dan 36
minggu, kehamilan postmature yaitu kehamilan lebih dari 43 minggu (Manuaba, 2004).
Kehamilan merupakan peristiwa yang terjadi pada seorang wanita, dimulai dari proses
fertilisasi (konsepsi) sampai kelahiran bayi. Masa kehamilan dimulai dari periode akhir
menstruasi sampai kelahiran bayi, sekitar 266-280 hari atau 37-40 minggu, yang terdiri
dari tiga trimester, yaitu trimester 1, trimester 2, trimester 3. Periode perkembangan
kehamilan terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama, perkembangan zigot, yaitu
pembentukan sel, pembelahan sel menjadi blastosit, dan implantasi. Tahap kedua,
perkembangan embrio, yaitu dari diferensiasi sampai organogenesis. Tahap ketiga,
perkembangan fetus (janin) atau pertumbuhan bakal bayi. Proses kehamilan
mengakibatkan tubuh ibu mengalami perubahan dari kondisi sebelum hamil. Terjadi
perubahan pada mekanisme pengaturan dan fungsi organ-organ tubuh, yang meliputi
perubahan secara fisiologis, metabolik dan anatomis (Hardinsyah dan Supariasa, 2017).

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat dari pemakaian, penyerapan, dan
penggunaan makanan (Suhardjo, 2003). Status gizi adalah merupakan hasil akhir dari
keseimbangan antara makanan yang masuk ke dalam tubuh (nutrient input) dengan
kebutuhan tubuh (nutrient output) (Supariasa dkk, 2002). Menurut Almatzsier (2001)
status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-
zat gizi, dibedakan gizi buruk, kurang, baik, dan lebih tubuh manusia, dan lingkungan
hidup manusia.

Status gizi ibu hamil adalah suatu keadaan fisik yang merupakan hasil dari
konsumsi, absorbsi, dan utilasi berbagai macam zat gizi baik makro maupun mikro
(Mutalazimah, 2005). Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi
pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa
sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup
bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain, kualitas bayi yang dilahirkan sangat
bergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil (Kartikasari,2011).

Menurut Supariasa dkk (2002) penilaian status gizi dapat dilakukan secara
langsung dan tidak langsung, yaitu: Pertama, Penilaian status gizi langsung, adalah
dengan antropometri, pemeriksaan fisik seperti gejala-gejala klinis, biokimia, dan
biofisik. Metode antropometri merupakan metode penilaian status gizi yang umum
dipakai ditinjau dari sudut pandang gizi. Menurut Kristiyanasari (2010), ada beberapa
cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil, antara lain penilaian
status gizi secara langsung dan tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsung
antara lain memantau penambahan berat badan selama hamil, mengukur LiLA untuk
mengetahui apakah seseorang menderita KEK dan mengukur kadar Hemoglobin (Hb)
untuk mengetahui kondisi ibu apakah menderita anemia gizi. Penilaian status gizi secara
tidak langsung yaitu survei konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi. Survey
konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan
melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Statistik vital adalah metode dengan
menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur,
angka kesakitan, dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang
berhubungan dengan gizi. Faktor ekologi, Bengoa mengungkapkan bahwa malgizi
merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis, dan
lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan
ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dan lain-lain. (Supariasa dkk, 2002).
Status gizi ibu hamil merupakan salah satu indikator dalam mengukur status gizi
masyarakat. Jika masukan gizi untuk ibu hamil dari makanan tidak seimbang dengan
kebutuhan tubuh maka akan terjadi defisiensi zat gizi. Kekurangan zat gizi dan rendahnya
derajat kesehatan ibu hamil masih sangat rawan, hal ini ditandai masih tingginya angka
kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan karena anemia gizi dan KEK selama masa
kehamilan (Yuliastuti, 2014).

Status gizi merupakan faktor yang terdapat dalam level individu, faktor yang
dipengaruhi langsung oleh jumlah dan jenis asupan makanan serta kondisi infeksi.
Diartikan juga sebagai keadaan fisik seseorang yang ditentukan dengan salah satu atau
kombinasi ukuran-ukuran gizi tertentu. Penilaian status gizi dapat dilakukan melalui
empat cara yaitu secara klinis, biokimia, antropometri dan survei konsumsi makanan
(Hardinsyah dan Supariasa, 2017).

I. Pesan Gizi Untuk Ibu Hamil

Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi
dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan
prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan memantau
berat badan secara teraturdalam rangka mempertahankan berat badan normal untuk
mencegah masalah gizi.

Manfaat gizi seimbang bagi ibu hamil

1. Memenuhi kebutuhan zat gizi ibu dan janin


2. Mencapai status gizi ibu hamil dalam keadaan normal, sehingga dapat menjalani
kehamilan dengan baik dan aman
3. Membentuk jaringan untuk tumbuh kembang janin dan kesehatan ibu
4. Mengatasi permasalahan selama kehamilan
5. Ibu memperoleh energi yang cukup yang berfungsi untuk menyusui setelah kelahiran
bayi

Pesan gizi seimbang untuk Ibu hamil


1. Mengonsumsi aneka ragam pangan lebih banyak berguna untuk memenuhi kebutuhan
energi, protein dan vitamin serta mineral sebagai pemeliharaan, pertumbuhan dan
perkembangan janin serta cadangan selama masa menyusui.
2. Membatasi makan makanan yang mengandung garam tinggi untuk mencegah
hipertensi karena meningkatkan resiko kematian janin, terlepasnya plasenta, serta
gangguan pertumbuhan.
3. Minum air putihlebihbanyakmendukungsirkulasijanin, produksi cairan amnion dan
meningkatnya volume darah, mengatur keseimbangan asam basa tubuh, dan mengatur
suhu tubuh. Asupan air minum ibu hamil sekitar 2-3 liter perhari (8-12 gelas sehari)
4. Membatasi minum kopi, kandungan KAFEIN dalam kopi meningkatkan buang air
kecil yang berakibat dehidrasi, tekanan darah meningkat dan detak jantung
menuingkat. Paling banyak 2 cangkir kopi/hari
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Prinsip gizi seimbang dinilai akan sangat efektif bila dilakukan mulai ibu hamil
hingga anak yang dilahirkannya berumur 2 tahun. Masa ini termasuk masa kritis yang
sangat menentukan kualitas hidup manusia yang akan datang, sehingga sering disebut
masa kehamilan adalah periode window of opportunity. Kekurangan gizi pada ibu hamil,
akan berdampak pada kekurangan gizi terhadap bayi yang dilahirkannya, dan berlanjut
pada anak yang kurang gizi, lambat berkembang, mudah sakit, kurang cerdas, serta ketika
dewasa kegemukan dan beresiko terkena penyakit degeneratif.

B. Saran

Di masa sekarang ini diharapkan ibu hamil dapat memenuhi gizi seimbang karena
gizi seimbang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan janin dalam kandungan.
DAFTAR PUSTAKA

o Almatsier, S., 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.
o Almatsier, S., 2010. Penuntun Diet, Edisi Baru, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.
o Dewi, A.B.F.K., Pujiastuti, N., Fajar, I., 2013. Ilmu Gizi untuk Praktisi Kesehatan, Edisi
Pertama, Yogyakarta, Graha Ilmu.
o Ida Mardalena, PERAN GIZI PADA BERBAGAI TINGKAT USIA. Pusdiklatnes,
Badan PPSDM Kesehatan, Kementrian Kesehatan RI, 2013.
o Andriani, Andriani, Merryana. Merryana. 2013. Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan.
Edisi Pertama. Jakarta: Kencana
o Kemenkes RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang, Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA,
Jakarta
o http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1008/5/BAB%20II.pdf
o http://rsd.sidoarjokab.go.id/pages/artikel/gizi-seimbang-untuk-ibu-hamil

Anda mungkin juga menyukai