DOSEN PEMBIMBING
Drs. Widardo,M.Sc
DISUSUN OLEH :
Afifah Mufidatun (R0319001)
Aini Nur Baiti Baroroh (R0319002)
Anita Angraeni (R0319004)
Antika Sekar Wangi (R0319005)
Aqila Fahru Sidqia (R0319006)
Ardilla Rahma Prasanti (R0319007)
Arvininta Amarinda (R0319008)
Aster Putri Budi Mulya (R0319009)
Athanasia Pramelia W.N (R0319010)
Azizah Nur ‘Aini (R0319011)
A. Latar Belakang
Gizi seimbang untuk Ibu Hamil dan ibu menyusui mengindikasikan bahwa
konsumsi makanan ibu hamil dan menyusui harus memenuhi kebutuhan untuk
dirinya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan janin dan bayinya. Oleh
karena itu ibu hamil dan ibu menyusui membutuhkan zat gizi yang lebih banyak
dibandingkan dengan keadaan tidak hamil atau tidak menyusui, tetapi konsumsi
pangannya tetap beranekaragam dan seimbang dalam jumlah dan porsinya.
Janin tumbuh dengan mengambil zat-zat gizi dari makanan yang dikonsumsi
oleh ibunya dan dari simpanan zat gizi yang berada di dalam tubuh ibunya. Selama
hamil atau menyusui seorang ibu harus menambah jumlah dan jenis makanan
yang dimakan untuk mencukupi kebutuhan pertumbuhan bayi dan kebutuhan ibu
yang sedang mengandung bayinya serta untuk memproduksi ASI. Bila makanan
ibu sehari-hari tidak cukup mengandung zat gizi yang dibutuhkan, maka janin atau
bayi akan mengambil persediaan yang ada didalam tubuh ibunya, seperti sel lemak
ibu sebagai sumber kalori; zat besi dari simpanan di dalam tubuh ibu sebagai sumber
zat besi janin/bayi. Demikian juga beberapa zat gizi tertentu tidak disimpan di dalam
tubuh seperti vitamin C dan vitamin B yang banyak terdapat di dalam sayuran dan buah-
buahan. Sehubungan dengan hal itu, ibu harus mempunyai status gizi yang baik
sebelum hamil dan mengonsumsi makanan yang beranekaragam baik proporsi
maupun jumlahnya. Kenyataannya di Indonesia masih banyak ibu-ibu yang
saat hamil mempunyai status gizi kurang, misalnya kurus dan menderita Anemia.
Hal ini dapat disebabkan karena asupan makanannyaselama kehamilan tidak
mencukupi untuk kebutuhan dirinya sendiri dan bayinya. Selain itu kondisi ini
dapat diperburuk oleh beban kerja ibu hamil yang biasanya sama atau lebih berat
dibandingakan dengan saat sebelum hamil. Akibatnya, bayi tidak mendapatkan
zat gizi yang dibutuhkan, sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya.
Demikian pula dengan konsumsi pangan ibu menyusui harus bergizi seimbang agar
memenuhi kebutuhan zat gizi bayi maupun untuk mengganti zat gizi ibu yang
dikeluarkan melalui ASI. Tidak semua zat gizi yang diperlukan bayi dapat dipenuhi
dari simpanan zat gizi ibu, seperti vitamin C dan vitaminB, oleh karena itu harus
didapat dari konsumsi pangan ibu setiap hari. (Pedoman Gizi Seimbang,2014)
B. Tujuan
1. Dapat memahami prinsip penyusunan gizi seimbang ibu hamil sesuai umur.
2. Dapat memahami prinsip penyusunan gizi seimbang ibu hamil sesuai berat badan.
3. Dapat memahami prinsip penyusunan gizi seimbang ibu hamil sesuai suhu,
lingkungan.
4. Dapat memahami prinsip penyusunan gizi seimbang ibu hamil sesuai aktivitas.
5. Dapat memahami prinsip penyusunan gizi seimbang ibu hamil sesuai status
kesehatan.
6. Dapat memahami prinsip penyusunan gizi seimbang ibu hamil sesuai zat gizi dalam
makanan.
7. Dapat memahami prinsip penyusunan gizi seimbang ibu hamil sesuai status ekonomi.
8. Dapat memahami prinsip penyusunan gizi seimbang ibu hamil sesuai prinsip
penyusunan status gizi ibu hamil.
9. Dapat memahami pesan gizi untuk ibu hamil.
C. Manfaat
Menambah pengetahuan tentang prinsip penyusunan gizi ibu hamil.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Pada trimester I terjadi pertambahan jumlah sel dan pembentukan organ, serta
pertumbuhan otak dan sel saraf sebagian besar berlangsung selama trimester I. Untuk
menunjang proses ini diperlukan asupan zat gizi terutama protein, asam folat, vitamin
B12, zink, dan Iodium. Tambahan energi dan protein pada trimester I ini sebesar 100
kalori dan 17 gram protein. Semua zat gizi yang dibutuhkan tersebut harus dicukupi
sebagai persiapan untuk pertumbuhan yang lebih cepat pada trimester berikutnya, karena
pada trimester I ini pertumbuhan janin belum pesat.
Pada trimester II dan trimester III, pertumbuhan janin cukup pesat mencapai 90%
dari seluruh proses tumbuh kembang selama kehamilan. Zat gizi yang dibutuhkan untuk
menunjang proses tersebut adalah protein, zat besi, kalsium, magnesium, vitamin B
komplek, serta asam lemak omega 3 dan omega 6. Tambahan energi sekitar 350-500
kalori setiap hari, dan tambahan protein sebesar 17 gram per hari.
Kecukupan gizi pada masa kehamilan dapat dipantau dengan kenaikan berat
badan yang sesuai dengan usia kehamilan. Beberapa faktor yang berpengaruh pada
asupan gizi dan rendahnya kenaikan berat badan selama kehamilan adalah :
Obesitas >30 5 – 9 kg
Anjuran peningkatan berat badan per trimester kehamilan adalah sebagai berikut:
Trimester III: pertambahan berat badan 1 kg per bulan. Namun, pada trimester ini
pertambahan berat badan janin rata-rata 200 gram per minggu. Mulai minggu ke-28
hingga akhir kehamilan, berat badan Anda dapat bertambah sebanyak 4–5 kg.
Makronutrien
(Angka kecukupan energi, protein, lemak, karbohidrat, serat dan air yang dianjurkan
(per orang per hari))
Mikronutrien
penyusunan gizi seimbang ibu hamil yang sesuai suhu dan lingkungan biasanya
terpengaruh dari suhu contohnya ketika ibu berada di daratan tinggi maka semakin
banyak gizi yang dibutuhkan.
Tambahan energi yang dibutuhkan ibu hamil usia dewasa dengan status gizi baik
pra hamil serta aktivitas fisik ringan adalah untuk trimester 1 hampir tidak diperlukan
energi tambahan, trimester 2 dibutuhkan 300-350 Kkal/hari.
Status kesehatan ibu hamil sangat berpengaruh terhadap nafsu makannya. Seorang
ibu hamil dalam keadaan sakit akan memiliki nafsu makan yang berbeda dengan ibu
dalam keadaan sehat. Ibu hamil yang mempunyai masalah kesehatan akan mengalami
masalah yang ditandai dengan menurunnya nafsu makan yang menyebabkan asupan
makan berkurang dan ibu hamil dengan asupan makannya kurang dapat menurunkan
daya tahan tubuh sehingga mudah terserang penyakit.
Kebutuhan gizi untuk ibu hamil setiap harinya ditambah sesuai dengan usia
kehamilan. Hal ini dikarenakan adanya perkembangan dan pertumbuhan janin. Berikut
merupakan jumlah penambahan yang harus dipenuhi selama hamil:
Merupakan suatu ukuran atau takaran makan yang dimakan tiap kali makan
2. FREKUENSI MAKAN DALAM SEHARI
Kualitas atau mutu gizi dan kelengkapan zat gizi dipengaruhi oleh keragaman
jenis pangan yang dikonsumsi. Semakin beragam jenis pangan yang dikonsumsi semakin
mudah untuk memenuhi kebutuhan gizi, semakin mudah tubuh memperoleh berbagai zat
yang bermanfaat bagi kesehatan.
Status gizi ibu hamil merupakan salah satu indikator dalam mengukur status gizi
masyarakat. Jika masukan gizi untuk ibu hamil dari makanan tidak seimbang dengan
kebutuhan tubuh maka akan terjadi defisiensi zat gizi. Angka Kematian Ibu menjadi salah
satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Enam penyebab
tingginya angka kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan, eklampsia, aborsi tidak
aman (unsafe abortion), partus lama, dan infeksi. Faktor yang lain yang meningkatkan
Angka Kematian Ibu (AKI). adalah buruknya gizi perempuan, yang dikenal dengan
Kekurangan Energi Kronik (KEK), dan anemia (Sadli, 2010:286). Masalah gizi yang
sering dihadapi ibu hamil yaitu Kekurangan Energi Kronik (KEK) dan anemia gizi.
Menurut Depkes RI tahun 2009, prevalensi ibu hamil KEK yaitu 24,6%. Berdasarkan
data Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah tahun 2010 terdapat 13,91% ibu hamil KEK,
sedangkan data dari Dinas Kesehatan Kota Jepara menunjukkan pada tahun 2011 terdapat
30% orang ibu hamil KEK. Adapun faktor penyebab terjadinya status gizi kurang (KEK)
pada ibu hamil sangat kompleks diantaranya ketidak seimbangan asupan zat-zat gizi,
faktor penyakit pencernaan, absorsi dan penyakit infeksi. Sedangkan ada beberapa faktor
yang mempengaruhi gizi ibu hamil, diantaranya adalah berat badan, budaya pantang
makan, status ekonomi, pengetahuan zat gizi dalam makanan, umur, suhu lingkungan,
aktivitas, serta status kesehatan (Proverawati, 2009:51). Gizi kurang pada ibu hamil dapat
menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain : anemia, pendarahan, berat
badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi.
Status ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakat, status
ekonomi adalah gambaran tentang keadaan seseorang atau suatu masyarakat yang
ditinjau dari segi sosial ekonomi, gambaran itu seperti tingkat pendidikan, pendapatan
dan sebagainya. Status ekonomi kemungkinan besar merupakan pembentuk gaya hidup
keluarga. Status ekonomi adalah kedudukan seseorang atau keluarga di masyarakat
berdasarkan pendapatan per bulan. Status ekonomi dapat dilihat dari pendapatan yang
disesuaikan dengan harga barang pokok. Gizi adalah proses organisme menggunakan
makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zatzat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta
menghasilkan energi (Supariasa, 2001). Status gizi adalah ekspresi dari keseimbangan
dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel
tertentu (Supariasa, 2001). Pada kehamilan terjadi perubahan fisik dan mental yang
bersifat alami. Status diet dan nutrisi ibu hamil mempunyai dampak langsung pada
perjalanan kehamilan dan bayi yang akan dilahirkannya. Malnutrisi yang terjadi pada
bulan awal kehamilan mempengaruhi perkembangan dan kapasitas embrio untuk
bertahan hidup. Nutrisi yang buruk pada masa lanjut kehamilan mempengaruhi
pertumbuhan janin (Paath, 2004). Satus gizi dapat ditentukan dengan cara pengukuran
antropometri yang dibandingkan dengan standar Harvard atau standar WHO-NCHS dan
atau standar-standar lainnya, dengan menggunakan indeks yang sama yaitu Berat Badan
per Umur (BB/U), Berat Badan per Tinggi Badan (BB/TB), Lingkar Lengan Atas
(LILA), dan Lingkar Kepala (Supariasa, 2001). Status gizi baik atau status gizi optimal
terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien,
sehinggga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan
kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Penilaian status gizi terbagi atas 2
yang langsung dan tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsung antara lain:
Antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Sedangkan penilaian status gizi secara tidak
langsung antara lain: Survei konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi.
Menurut Sibagariang (2010) kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak daripada
kebutuhan untuk wanita tidak hamil. Kegunaan makanan bagi ibu hamil adalah untuk
pertumbuhan janin, mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan ibu sendiri, supaya
luka persalinan lekas sembuh pada masa nifas, dan untuk cadangan pada proses laktasi.
H. Prinsip Penyusunan Gizi Seimbang Ibu Hamil Sesuai Prinsip Penyusunan Status
Gizi Ibu Hamil
Ibu hamil adalah seorang wanita yang mengalami perubahan anatomi dan
fisiologi dimulai segera setelah fertilisasi (proses bertemunya sel telur dan sperma) dan
terus berlanjut selama kehamilan. Kehamilan adalah suatu keadaan dimana terjadi
pembuahan ovum oleh spermatozoa yang kemudian mengalami nidasi pada uterus dan
berkembang sampai janin lahir, lamanya hamil normal 32-37 minggu dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Kehamilan menurut bulannya dibagi menjadi 3 yaitu kehamilan
matur yaitu berlangsungkira-kira 40 minggu (280 hari) dan tidak lebih dari 43 minggu
(300 hari), kehamilan premature yaitu kehamilan yang berlangsung antara 28 dan 36
minggu, kehamilan postmature yaitu kehamilan lebih dari 43 minggu (Manuaba, 2004).
Kehamilan merupakan peristiwa yang terjadi pada seorang wanita, dimulai dari proses
fertilisasi (konsepsi) sampai kelahiran bayi. Masa kehamilan dimulai dari periode akhir
menstruasi sampai kelahiran bayi, sekitar 266-280 hari atau 37-40 minggu, yang terdiri
dari tiga trimester, yaitu trimester 1, trimester 2, trimester 3. Periode perkembangan
kehamilan terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama, perkembangan zigot, yaitu
pembentukan sel, pembelahan sel menjadi blastosit, dan implantasi. Tahap kedua,
perkembangan embrio, yaitu dari diferensiasi sampai organogenesis. Tahap ketiga,
perkembangan fetus (janin) atau pertumbuhan bakal bayi. Proses kehamilan
mengakibatkan tubuh ibu mengalami perubahan dari kondisi sebelum hamil. Terjadi
perubahan pada mekanisme pengaturan dan fungsi organ-organ tubuh, yang meliputi
perubahan secara fisiologis, metabolik dan anatomis (Hardinsyah dan Supariasa, 2017).
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat dari pemakaian, penyerapan, dan
penggunaan makanan (Suhardjo, 2003). Status gizi adalah merupakan hasil akhir dari
keseimbangan antara makanan yang masuk ke dalam tubuh (nutrient input) dengan
kebutuhan tubuh (nutrient output) (Supariasa dkk, 2002). Menurut Almatzsier (2001)
status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-
zat gizi, dibedakan gizi buruk, kurang, baik, dan lebih tubuh manusia, dan lingkungan
hidup manusia.
Status gizi ibu hamil adalah suatu keadaan fisik yang merupakan hasil dari
konsumsi, absorbsi, dan utilasi berbagai macam zat gizi baik makro maupun mikro
(Mutalazimah, 2005). Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi
pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa
sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup
bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain, kualitas bayi yang dilahirkan sangat
bergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil (Kartikasari,2011).
Menurut Supariasa dkk (2002) penilaian status gizi dapat dilakukan secara
langsung dan tidak langsung, yaitu: Pertama, Penilaian status gizi langsung, adalah
dengan antropometri, pemeriksaan fisik seperti gejala-gejala klinis, biokimia, dan
biofisik. Metode antropometri merupakan metode penilaian status gizi yang umum
dipakai ditinjau dari sudut pandang gizi. Menurut Kristiyanasari (2010), ada beberapa
cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil, antara lain penilaian
status gizi secara langsung dan tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsung
antara lain memantau penambahan berat badan selama hamil, mengukur LiLA untuk
mengetahui apakah seseorang menderita KEK dan mengukur kadar Hemoglobin (Hb)
untuk mengetahui kondisi ibu apakah menderita anemia gizi. Penilaian status gizi secara
tidak langsung yaitu survei konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi. Survey
konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan
melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Statistik vital adalah metode dengan
menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur,
angka kesakitan, dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang
berhubungan dengan gizi. Faktor ekologi, Bengoa mengungkapkan bahwa malgizi
merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis, dan
lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan
ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dan lain-lain. (Supariasa dkk, 2002).
Status gizi ibu hamil merupakan salah satu indikator dalam mengukur status gizi
masyarakat. Jika masukan gizi untuk ibu hamil dari makanan tidak seimbang dengan
kebutuhan tubuh maka akan terjadi defisiensi zat gizi. Kekurangan zat gizi dan rendahnya
derajat kesehatan ibu hamil masih sangat rawan, hal ini ditandai masih tingginya angka
kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan karena anemia gizi dan KEK selama masa
kehamilan (Yuliastuti, 2014).
Status gizi merupakan faktor yang terdapat dalam level individu, faktor yang
dipengaruhi langsung oleh jumlah dan jenis asupan makanan serta kondisi infeksi.
Diartikan juga sebagai keadaan fisik seseorang yang ditentukan dengan salah satu atau
kombinasi ukuran-ukuran gizi tertentu. Penilaian status gizi dapat dilakukan melalui
empat cara yaitu secara klinis, biokimia, antropometri dan survei konsumsi makanan
(Hardinsyah dan Supariasa, 2017).
Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi
dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan
prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan memantau
berat badan secara teraturdalam rangka mempertahankan berat badan normal untuk
mencegah masalah gizi.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Prinsip gizi seimbang dinilai akan sangat efektif bila dilakukan mulai ibu hamil
hingga anak yang dilahirkannya berumur 2 tahun. Masa ini termasuk masa kritis yang
sangat menentukan kualitas hidup manusia yang akan datang, sehingga sering disebut
masa kehamilan adalah periode window of opportunity. Kekurangan gizi pada ibu hamil,
akan berdampak pada kekurangan gizi terhadap bayi yang dilahirkannya, dan berlanjut
pada anak yang kurang gizi, lambat berkembang, mudah sakit, kurang cerdas, serta ketika
dewasa kegemukan dan beresiko terkena penyakit degeneratif.
B. Saran
Di masa sekarang ini diharapkan ibu hamil dapat memenuhi gizi seimbang karena
gizi seimbang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan janin dalam kandungan.
DAFTAR PUSTAKA
o Almatsier, S., 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.
o Almatsier, S., 2010. Penuntun Diet, Edisi Baru, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.
o Dewi, A.B.F.K., Pujiastuti, N., Fajar, I., 2013. Ilmu Gizi untuk Praktisi Kesehatan, Edisi
Pertama, Yogyakarta, Graha Ilmu.
o Ida Mardalena, PERAN GIZI PADA BERBAGAI TINGKAT USIA. Pusdiklatnes,
Badan PPSDM Kesehatan, Kementrian Kesehatan RI, 2013.
o Andriani, Andriani, Merryana. Merryana. 2013. Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan.
Edisi Pertama. Jakarta: Kencana
o Kemenkes RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang, Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA,
Jakarta
o http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1008/5/BAB%20II.pdf
o http://rsd.sidoarjokab.go.id/pages/artikel/gizi-seimbang-untuk-ibu-hamil