Anda di halaman 1dari 25

KEBUTUHAN GIZI PADA MASA REMAJA

OLEH :

THERESIA AFILA SOLE

RSUD BAJAWA
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Salah satu ciri bangsa maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan, kecerdasan, dan

produktivitas kerja yang tinggi. Ketiga hal ini dipengaruhi oleh keadaan gizi (Izwardi,

2012). Pola makan merupakan perilaku paling penting yang dapat mempengaruhi keadaan

gizi. Hal ini disebabkan karena kuantitas dan kualitas makanan dan minuman yang

dikonsumsi akan mempengaruhi tingkat kesehatan individu dan masyarakat.

Agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit kronis atau penyakit tidak

menular (PTM) terkait gizi, maka pola makan masyarakat perlu ditingkatkan kearah

konsumsi gizi seimbang. Keadaan gizi yang baik dapat meningkatkan kesehatan individu

dan masyarakat. Gizi yang optimal sangat penting untuk pertumbuhan normal serta

perkembangan fisik dan kecerdasan bayi, anak-anak, serta seluruh kelompok umur. Gizi

yang baik membuat berat badan normal atau sehat, tubuh tidak mudah terkena penyakit

infeksi, produktivitas kerja meningkat serta terlindung dari penyakit kronis dan kematian

dini.

Berdasarkan uraian diatas, masalah gizi seimbang menjadi permasalahan tersendiri dalam

kehidupan masyarakat. Sebagian besar masyarakat belum memahami pentingnya menjaga

asupan gizi guna meningkatkan kualitas kehudupan mereka. Kesadaran akan gizi seimbang
perlu ditingkatkan agar bangsa Indonesia memiliki tingkat kesehatan, kecerdasan, dan

produktivitas kerja yang tinggi.

2. Rumusan Masalah

1. Apa hakikat gizi seimbang itu?

2. Bagaimanakah gizi seimbang untuk tiap kelompok usia?

3. Bagaimanakah anjuran porsi menurut kecukupan energi sesuai dengan tahapan umur?

4. Apa akibat yang ditimbulkan jika terjadi gangguan gizi terhadap tubuh seseorang?

5. Pesan apa yang dapat disampaikan untuk tiap kelompok usia?

3. Tujuan

1. Mengetahui hakikat gizi seimbang.

2. Mengetahui gizi seimbang untuk tiap kelompok usia.

3. Mengetahui bagaimanakah anjuran porsi menurut kecukupan energi sesuai dengan

tahapan umur.

4. Mengetahui akibat yang ditimbulkan jika terjadi gangguan gizi terhadap tubuh

seseorang.

5. Mengetahui pesan apa yang dapat disampaikan untuk tiap kelompok usia agar gizinya

seimbang dan terpenuhi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. HAKIKAT GIZI SEIMBANG

Istilah gizi berasal dari bahasa Arab giza yang berarti zat makanan, dalam bahasa Inggris

dikenal dengan istilah nutrition yang berarti bahan makanan atau zat gizi atau sering

diartikan sebagai ilmu gizi. Pengertian lebih luas bahwa gizi diartikan sebagai proses

organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses

pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat

gizi untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ tubuh

serta untuk menghasilkan tenaga. (Irianto, 2006)

Gizi merupakan suatu zat yang terdapat dalam makanan yang mengandung karbohidrat,

lemak, protein, vitamin, dan mineral yang penting bagi manusia untuk pertumbuhan dan

perkembangan manusia, memelihara proses tubuh dan sebagai penyedia energi untuk

melakukan aktivitas sehari-hari. Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang

diperlukan tubuh makhluk hidup. Monosakarida, khususnya glukosa, merupakan nutrien

utama sel. Lemak adalah salah satu zat gizi yang mempu memperlambat sekresi asam

lambung dan memperlambat pengosongan lambung sehingga memberikan efek kenyang

lebih lama konsultan kolesterol. Protein adalah zat gizi yang berperan dalam

pertumbuhan, pembentukan dan perbaikan semua jaringan, dapat dijumpai misalnya pada

kacang-kacangan. Vitamin adalah zat gizi yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh, jadi

vitamin dapat didapatkan dengan cara menonsumsi buah-buahan dan juga sayuran.
Seperti halnya vitamin, mineral adalah nutrisi penting untuk pemeliharaan kesehatan dan

pencegahan penyakit. Mineral dan vitamin bertindak secara interaksi.

Kebutuhan gizi menjadi sangat penting terutama bagi perkembangan atau pertumbuhan

anak. Menurut dokter Briliantono M Soewarno, status Gizi anak dikatakan normal bisa

diukur dari perkembangan tinggi badannya “Status gizi anak yang normal itu kalau badan

anak tidak pendek namun tak juga kurus,” ujar Brilianto yang juga dokter Ahli Tulang ini

(Novella, 2012).

Gizi seimbang menjadi kebutuhan mendasar bagi kehidupan manusia. Bukan hanya

untuk orang dewasa namun juga bagi pertumbuhan anak-anak. Mereka semua

membutuhkan tersedianya gizi seimbang dan memadai baik itu protein, karbohidrat,

maupun lemak. Untuk memenuhi tidak harus mengkonsumsi makanan berharga mahal,

yang penting adalah gizi seimbang untuk hidup sehat (newsletter Andalas. novella, 2012).

Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam

jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan prinsip

keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan (BB)

ideal. Jika seseorang mengalami kekurangan gizi, yang terjadi akibat asupan gizi di

bawah kebutuhan, maka ia akan lebih rentan terkena penyakit dan kurang produktif.

Sebaliknya, jika memiliki kelebihan gizi akibat asupan gizi yang melebihi kebutuhan,

serta pola makan yang padat energi (kalori) maka ia akan beresiko terkena berbagai

penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung dsb. Karena itu,

pedoman gizi seimbang disusun berdasarkan kebutuhan yang berbeda pada setiap

golongan usia, status kesehatan dan aktivitas fisik (danone institute, tanpa tahun).
Kegiatan yang bertujuan untuk membantu setiap orang memilih makanan dengan jenis

dan jumlah yang tepat telah lama dilakukan oleh pemerintah melalui salah satu program

yaitu Posyandu, kebutuhan asupan gizi divisualisasikan dalam bentuk Tumpeng Gizi

Seimbang (TGS), yang terdiri atas potongan-potongan tumpeng. Luasnya potongan

menunjukkan porsi yang harus dikonsumsi setiap hari. TGS dialasi air putih, artinya air

putih merupakan bagian terbesar dari zat gizi esensial bagi kehidupan untuk hidup sehat

dan aktif.

Sumber: kementrian kesehatan RI

Prinsip Gizi Seimbang terdiri dari 4 (empat) Pilar yang pada dasarnya merupakan

rangkaian upaya untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dan zat gizi yang
masuk dengan memonitor berat badan secara teratur. Empat Pilar tesebut adalah (1)

mengonsumsi makanan beragam. Mengonsumsi makanan beragam juga harus

memperhatikan porsi dan proporsinya, (2) membiasakan perilaku hidup bersih, (3)

melakukan aktivitas fisik, (4) Mempertahankan dan memantau Berat Badan (BB) normal.

2. GIZI SEIMBANG UNTUK TIAP KELOMPOK USIA

Gizi seimbang untuk berbagai kelompok

1. Gizi Seimbang untuk Ibu Hamil dan Ibu Menyusui

Gizi Seimbang untuk Ibu Hamil dan Ibu Menyusui mengindikasikan bahwa

konsumsi ibu hamil harus memenuhi kebutuhan untuk dirinya dan untuk pertumbuhan

serta perkembangan janin/bayinya. Oleh karena itu ibu hamil dan ibu menyusui

membutuhkan zat gizi yang lebih banyak dibandingkan dengan keadaan tidak hamil atau

tidak menyusui, tetapi konsumsi pangannya tetap beranekaragam dan seimbang dalam

jumlah dan proporsinya.

Janin tumbuh dengan mengambil zat-zat gizi dari makanan yang dikonsumsi oleh

ibunya dan dari simpanan zat gizi yang berada didalam tubuh ibunya. Selama hamil atau

menyusui seorang ibu harus menambah jumlah dan jenis makanan yang dimakan untuk

mencukupi kebutuhan pertumbuhan bayi dan kebutuhan ibu yang sedang

mengandung bayinya serta untuk memproduksi ASI. Bila makanan ibu sehari-hari

tidak cukup mengandung zat gizi yang dibutuhkan, maka janin atau bayi akan

mengambil persediaan yang ada didalam tubuh ibunya. Misalnya sel lemak ibu sebagai

sumber kalori; zat besi dari simpanan di dalam tubuh ibu sebagai sumber zat besi

janin/bayi. Demikian juga beberapa zat gizi tertentu tidak disimpan di dalam tubuh
sepertivitamin C dan vitamin B yang banyak terdapat di dalam sayuran dan buah-

buahan. Sehubungan dengan hal itu, ibu harus mempunyai status gizi yangbaik sebelum

hamil dan mengonsumsi makanan yang beranekaragam baikproporsi maupun

jumlahnya.

Kenyataannya di Indonesia masih banyak ibu-ibu yang saat hamil mempunyai

status gizi kurang, misalnya kurus dan menderita Anemia. Hal inidapat disebabkan

karena asupan makanannya selama kehamilan tidak mencukupi untuk kebutuhan

dirinya sendiri dan bayinya. Selain itu kondisi ini dapat diperburuk oleh beban kerja ibu

hamil yang biasanya sama atau lebih berat dibandingakan dengan saat sebelum hamil.

Akibatnya, bayi tidak mendapatkan zat gizi yang dibutuhkan, sehingga mengganggu

pertumbuhan dan perkembangannya. Demikian pula dengan konsumsi pangan ibu

menyusui harus bergizi seimbang agar memenuhi kebutuhan zat gizi bayi maupun

untuk mengganti zat gizi ibu yang dikeluarkan melalui ASI. Tidak semua zat gizi yang

diperlukan bayi dapat dipenuhi dari simpanan zat gizi ibu, seperti vitamin C dan

vitamin. Oleh karena itu harus didapat dari konsumsi pangan ibu setiap hari.

2. Gizi Seimbang untuk Bayi 0-6 bulan

Gizi seimbang untuk bayi 0-6 bulan cukup hanya dari ASI. ASI merupakan

makanan yang terbaik untuk bayi oleh karena dapat memenuhi semua zat gizi yang

dibutuhkan bayi sampai usia 6 bulan, sesuai dengan perkembangan sistem

pencernaannya, murah dan bersih.

3. Gizi Seimbang untuk Anak 6-24 bulan

Pada anak usia 6-24 bulan, kebutuhan terhadap berbagai zat gizi semakin

meningkat dan tidak lagi dapat dipenuhi hanya dari ASI saja. Pada usia ini anak berada
pada periode pertumbuhan dan perkembangan cepat, mulai terpapar terhadap infeksi

dan secara fisik mulai aktif, sehingga kebutuhan terhadap zat gizi harus terpenuhi

dengan memperhitungkan aktivitas bayi/anak dan keadaan infeksi. Agar mencapai gizi

seimbang maka perlu ditambah dengan Makanan Pendamping ASI atau MP-ASI,

sementara ASI tetap diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Pada usia 6 bulan, bayi

mulai diperkenalkan kepada makanan lain, mula-mula dalam bentuk lumat, makanan

lembik dan selanjutnya beralih ke makanan keluarga saat bayi berusia 1 tahun.

4. Gizi Seimbang untuk Anak usia 2-5 tahun

Kebutuhan zat gizi anak pada usia 2-5 tahun meningkat karena masih berada pada masa

pertumbuhan cepat dan aktivitasnya tinggi. Demikian juga anak sudah mempunyai

pilihan terhadap makanan yang disukai termasuk makanan jajanan.

5. Gizi Seimbang untuk Anak 6-9 tahun

Anak pada kelompok usia ini merupakan anak yang sudah memasuki masa sekolah dan

banyak bermain diluar, sehingga pengaruh kawan, tawaran makanan jajanan, aktivitas

yang tinggi dan keterpaparan terhadap sumber penyakit infeksi menjadi tinggi.

Sebagian anak usia 6-9 tahun sudah mulai memasuki masa pertumbuhan cepat pra-

pubertas, sehingga kebutuhan terhadap zat gizi mulai meningkat secara bermakna.

6. Gizi Seimbang untuk Remaja (10-19 tahun)

Kelompok ini adalah kelompok usia peralihan dari anak-anak menjadi remaja muda

sampai dewasa. Kondisi penting yang berpengaruh terhadap kebutuhan zat gizi

kelompok ini adalah pertumbuhan cepat memasuki usia pubertas, kebiasaan jajan,

menstruasi dan perhatian terhadap penampilan fisik “Body image” pada remaja puteri.
7. Gizi Seimbang untuk Dewasa

Perilaku konsumsi pangan bergizi seimbang dapat terganggu oleh pola kegiatan

kelompok usia dewasa saat ini yaitu persaingan tenaga kerja yang ketat, ibu bekerja

diluar rumah, tersedianya berbagai makanan siap saji dan siap olah, dan ketidak-tahuan

tentang gizi menyebabkan keluarga dihadapkan pada pola kegiatan yang cenderung pasif

atau “sedentary life”, waktu di rumah yang pendek terutama untuk ibu, dan konsumsi

pangan yang tidak seimbang dan tidak higienis.

8. Gizi Seimbang untuk Usia Lanjut

Dengan bertambahnya usia, khususnya usia di atas 60 tahun, terjadi berbagai perubahan

dalam tubuh yaitu mulai menurunnya fungsi berbagai organ dan jaringan tubuh, oleh

karenanya berbagai permasalahan gizi dan kesehatan lebih sering muncul pada

kelompok usia ini. Perubahan tersebut meliputi antara lain organ pengindra termasuk

fungsi penciuman sehingga dapat menurunkan nafsu makan; melemahnya sistem

organ pencernaan sehingga saluran pencernaan menjadi lebih sensitif terhadap makanan

tertentu dan mengalami sembelit; gangguan pada gigi sehingga mengganggu fungsi

mengunyah; melemahnya kerja otot jantung; pada wanita memasuki

masamenopause dengan berbagai akibatnya; dan lain-lain. Hal tersebut

menyebabkan kelompok usia lanjut lebih rentan terhadap berbagai penyakit, termasuk

terlalu gemuk, terlalu kurus, penyakit hipertensi, penyakit jantung, diabetes mellitus,

osteoporosis, osteoartritis dll. Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi pada kelompok usia

lanjut agak berbeda pada kelompok dewasa, sehingga pola konsumsi agak berbeda,

misalnya membatasi konsumsi gula, garam dan minyak, makanan berlemak dan tinggi

purin. Mengonsumsi sayuran dan buah-buahan dalam jumlah yang cukup.


3. Porsi

Anjuran Jumlah Porsi Menurut Kecukupan Energi untuk Berbagai Kelompok Umur

Untuk Kelompok Ibu Hamil dan Menyusui

Bahan Makanan Ibu Hamil Ibu Menyusui

2500 kkal 2500 kkal

Nasi 6p 6p

Sayuran 4p 4p

Buah 4p 4p

Tempe 4p 4p

Daging 3p 3p

Susu 1p 1p

Minyak 6p 6p

Gula 2p 2p

Untuk Kelompok Umur 1-3 tahun dan 4-6 tahun

Bahan Makanan Anak Usia 1-3 tahun Anak Usia 4-6 tahun

1125 kkal 1600 kkal

Nasi 3p 4p

Sayuran 1,5 p 2p
Buah 3p 3p

Tempe 1p 2p

Daging 1p 2p

Susu 1p 1p

ASI Dilanjutkan hingga 2 tahun

Minyak 3p 4p

Gula 2p 2p

Untuk Kelompok Umur 7-9 Tahun dan Anak Usia Sekolah 10-12

Bahan Makanan Anak Usia 7-9 tahun Anak Usia 4-6 tahun

1850 kkal Laki-laki Perempuan

2100 kkal 2000 kkal

Nasi 4½p 4p 4p

Sayuran 3p 2p 3p

Buah 3p 3p 4p

Tempe 3p 2p 3p

Daging 2p 2p 2p
Susu 1p 1p 1p

Minyak 5p 5p 5p

Gula 2p 2p 2p

Untuk Kelompok Umur 13-15 tahun

Bahan Makanan Anak Remaja 13-15 Anak Remaja 13-15

tahun tahun

Laki-laki Perempuan

2475 kkal 2125 kkal

Nasi 6½p 4½p

Sayuran 3p 3p

Buah 4p 4p

Tempe 3p 3p

Daging 3p 3p

Susu 1p 1p

Minyak 6p 5p

Gula 2p 2p
5. Untuk Kelompok Umur 16-18 tahun

Bahan Makanan Anak Remaja 16-18 Anak Remaja 16-18

tahun Laki-laki tahun Perempuan

2675 kkal 2125 kkal

Nasi 8p 5p

Sayuran 3p 3p

Buah 4p 4p

Tempe 3p 3p

Daging 3p 3p

Minyak 6p 5p

Gula P p
Untuk Kelompok Umur 19-29 tahun

Bahan Makanan Dewasa Laki-laki 19-29 Dewasa Perempuan

tahun 19-29 tahun

2725 kkal 2250 kkal

Nasi 8p 5p

Sayuran 3p 3p

Buah 5p 5p

Tempe 3p 3p

Daging 3p 3p

Minyak 7p 5p

Gula 2p 2p

Untuk Kelompok Umur 30-49 tahun

Bahan Makanan Dewasa Laki-laki 30-49 Dewasa Perempuan

tahun 30-49 tahun

2625 kkal 2125 kkal

Nasi 7½p 4½p

Sayuran 3p 3p
Buah 5p 5p

Tempe 3p 3p

Daging 3p 3p

Minyak 6p 6p

Gula 2p p

Untuk Kelompok Umur 50-64 tahun

Bahan Makanan Dewasa Laki-laki 30-49 Dewasa Perempuan

tahun 30-49 tahun

2625 kkal 2125 kkal

Nasi 6½p 4½p

Sayuran 4p 4p

Buah 5p 5p

Tempe 3p 3p

Daging 3p 3p

Susu 1p 1p

Minyak 6p 4p

Gula 1p 2p
9. Untuk Kelompok Umur >65 tahun

Bahan Makanan Dewasa Laki-laki >65 Dewasa Perempuan

tahun >65 tahun

1900 kkal 1550 kkal

Nasi 5p 3½p

Sayuran 4p 4p

Buah 4p 4p

Tempe 3p 3p

Ikan segar 3p 3p

Susu rendah lemak 1p 1p

Minyak 4p 4p

Gula 2p 2p

Ket : 1. Nasi 1 porsi = ¾ gelas = 100 gr = 175 kkal

2. Sayuran 1 porsi = 1 gelas = 100 gr = 25 kkal

3. Buah 1 porsi = 1 buah pisang ambon = 50 gr = 50 kkal


4. Tempe 1 porsi = 2 potong sedang = 50 gr = 80 kkal

5. Daging 1 porsi = 1 potong sedang = 35 gr = 50 kkal

6. Ikan segar 1 porsi = 1/3 ekor = 45 gr = 50 kkal

7. Susu sapi 1 porsi = 1 gelas = 200 gr = 50 kkal

8. Susu rendah lemak 1 porsi = 4 sdm = 20 gr = 75 kkal

9. Minyak 1 porsi = 1 sdt = 5 gr = 50 kkal

10. Gula = 1 sdm = 20 gr = 50 kkal

*) sdm : sendok makan

**) sdt : sendok teh

p : porsi

4. Akibat Gangguan Gizi

Ada dua akibat gangguan gizi yang terjadi, yang pertama adalah kekurangan gizi dan yang kedua

adalah gizi lebih. Masalah kekurangan gizi pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan;

kurangnya ketersediaan pangan; kurang baiknya kualitas lingkungan; kurangnya pengetahuan

masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan. Sebaliknya masalah gizi lebih

disebabkan oleh kemajuan ekonomipada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya

pengetahuan tentang gizi, menu seimbang, dan kesehatan.

Malnutrisi yaitu gizi buruk atau merupakan masalah yang membutuhkan perhatian khusus

terutama di negara-negara berkembang, yang merupakan faktor risiko penting terjadinya

kesakitan dan kematian pada ibu hamil dan balita. Gizi buruk tidak hanya meningkatkan angka
kesakitan dan angka kematian tetapi juga menurunkan produktifitas, menghambat pertumbuhan

sel-sel otak yang mengakibatkan kebodohan dan keterbelakangan. Berbagai masalah yang timbul

akibat gizi buruk antara lain tingginya angka kelahiran bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah

(BBLR) yang disebabkan jika ibu hamil menderita gizi buruk akan berpengaruh pada gangguan

fisik, mental dan kecerdasan anak, juga meningkatkan resiko bayi yang dilahirkan kurang zat

besi. Bayi yang kurang zat besi dapat berdampak pada gangguan pertumbuhan sel-sel otak, yang

dikemudian hari dapat mengurangi IQ anak (Krisnansari, 2010).

Pada anak-anak, KEP dapat menghambat pertumbuhan, rentan terhadap penyakit terutama

penyakit infeksi dan mengakibatkan rendahnya tingkat kecerdasan. Pada orang dewasa, KEP

menurunkan produktivitas kerja dan derajat kesehatan sehingga menyebabkan rentan terhadap

penyakit (Almatsier, 2009)

Berikut beberapa upaya penanggulangan masalah kurang gizi berdasarkan beberapa sumber:

1. Upaya pemenuhan peserdiaan pangan nasional terutama melalui peningkatan

produksi beraneka ragam pangan

2. Peningkatan usaha perbaikan gizi keluarga (UPKG)

3. Peningkatan pelayanan gizi dimulai dari tingkat Posyandu, hingga puskesmas dan

rumah sakit

4. Upaya pengawasan makanan dan minuman

5. Upaya penelitian dan pengembangan pangan dan gizi

Masalah gizi lebih disebabkan oleh kebanyakan masukan energi dibandingkan dengan keluaran

energi baru muncul di permukaan pada awal tahun 1990-an. Peningkatan pendapatan pada

kelompok masyarakat tertentu, terutama di perkotaan menyebabkan perubahan dalam gaya


hidup,teutama dalam pola makan. Pola makan tradisiona yang tadinya tinggi karbohidrat, tinggi

serat kasar, dan rendah lemak berubah ke pola makan baru yang rendah karbohidrat, rendah serat

kasar, dan tinggi lemak sehingga menggeser mutu makanan kearah tidak seimbang. Perubahan

pola makan ini dipercepat oleh makin kuatnya arus budaya makanan asing yang disebabbkan

olehkemajuan teknologi informasi komunikasi dan globalisasi ekonomi (Almatsier, 2009).

Masalah gizi lebih ini menyerang semua lapisan umur, baik anak-anak hingga orang dewasa.

Penanggulangannya adalah dengan menyeimbangkan masukan dan keluaran energi melalui

pengurangan makan dan penambahan latihan fisik atau olah raga serta menghindari tekanan

hidup/ stress. Penyeimbangan masukan energy dilakukan dengan membatasi konsumsi

karbohidrat dan lemak serta menghindari konsumsi alkohol. Untuk itu diperlukan upaya

penyuluhan ke masyarakat luas. Disamping itu perlu peningkatan teknologi pengolahan makanan

tradisional Indonesia siap santap, sehingga makanan tradisional yang lebih serat ini disajikan

dengan cara-cara dan kemasan yang dapat menyaingi cara penyajian dan kemasan makanan berat

(Almatsier, 2009)

5. Pesan yang dapat Disampaikan kepada Tiap Kelompok Usia agar Gizinya Seimbang

dan Terpenuhi

Pesan gizi seimbang untuk ibu hamil dan menyusui.

1. Membiasakan mengkonsumsi aneka pangan lebih banyak untuk memenuhi

kebutuhan energi, protein dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral) karena

digunakan untuk pemeliharaan, pertumbuhan dan perkembangan janin dalam

kandungan serta cadangan selama masa menyusui. Zat gizi mikro penting yang

diperlukan selama hamil adalah zat besi, asam folat, kalsium, iodium dan zink.
2. Membatasi konsumsi garam karena dapat mencegah hipertensi selama kehamilan.

Selama ibu hamil diusahakan agar tidak menderita hipertensi. Hal ini disebabkan

karena hipertensi selama kehamilan akan meningkatkan risiko kematian janin,

terlepasnya plasenta, serta gangguan pertumbuhan.

3. Membatasi minum kopi karena Kafein yang terdapat dalam kopi yang dikonsumsi ibu

akan masuk ke dalam ASI sehingga akan berpengaruh tidak baik terhadap bayi,

hal ini disebabkan karena metabolisme bayi belum siap untuk mencerna kafein.

Konsumsi kafein pada ibu menyusui juga berhubungan dengan rendahnya pasokan

ASI.

4. Minum air yang banyak karena Kebutuhan air selama kehamilan meningkat agar

dapat mendukung sirkulasi janin, produksi cairan amnion dan meningkatnya volume

darah. Ibu hamil memerlukan asupan air minum sekitar 2-3 liter perhari (8 – 12 gelas

sehari).

Pesan gizi seimbang untuk bayi 0 – 6 bulan :

1. Setiap bayi harus memperoleh ASI Eksklusif yang berarti sampai usia 6 bulan hanya

diberi ASI saja.

Pesan gizi seimbang untuk bayi 6 – 24 bulan :

2. Ibu sebaiknya memahami bahwa pola pemberian makanan secara seimbang pada

usia dini akan berpengaruh terhadap selera makan anak selanjutnya, sehingga

pengenalan kepada makanan yang beranekaragam pada periode ini menjadi sangat

penting. Secara bertahap, variasi makananuntuk bayi usia 6-24 bulan semakin

ditingkatkan, bayi mulai diberikan sayurandan buah-buahan, lauk pauk sumber

protein hewani dan nabati, serta makananpokok sebagai sumber kalori. Demikian
pula jumlahnya ditambahkan secarabertahap dalam jumlah yang tidak berlebihan dan

dalam proporsi yang juga seimbang.

Pesan gizi seimbang untuk anak usia 2 – 5 tahun.

1. Jumlah dan variasi makanan harus mendapatkan perhatian secara khusus dari ibu

atau pengasuh anak, terutama dalam “memenangkan” pilihan anak agar memilih

makanan yang bergizi seimbang. Disamping itu anak pada usia ini sering

keluar rumah sehingga mudah terkena penyakit infeksi dan kecacingan, sehingga

perilaku hidup bersih perlu dibiasakan untuk mencegahnya.

Pesan gizi seimbang untuk anak usia 6 – 9 tahun.

2. Pemberian makanan dengan gizi seimbang untuk anak pada kelompok usia ini harus

memperhitungkan kondisi – kondisi anak yang mulai suka jajan di luar karena banyak

bermain di luar dan terpengaruh oleh teman, tawaran makanan jajanan, aktivitas dan

keterpaparan terhadap sumber penyakit infeksi menjadi tinggi.

Pesan gizi seimbang untuk remaja usia 10 – 19 tahun.

1. Perhitungan terhadap kebutuhan zat gizi pada kelompok ini harus

memperhatikan kondisi-kondisi tertentu seperti pertumbuhan cepat memasuki usia

pubertas, kebiasaan jajan, menstruasi dan perhatian terhadap penampilan fisik.

Khusus pada remaja puteri, perhatian harus lebih ditekankan terhadap persiapan

mereka sebelum menikah.


Pesan gizi seimbang untuk dewasa.

Perhatian terhadap perilaku konsumsi pangan dengan gizi seimbang, termasuk

kegiatan fisik yang memadai dan memonitor BB normal, perlu diperhatikan untuk

mencapai pola hidup sehat, aktif dan produktif.

Pesan gizi seimbang untuk usia lanjut.

Membatasi konsumsi gula, garam dan minyak, makanan berlemak dan tinggi purin.

Mengonsumsi sayuran dan buah-buahan dalam jumlah yang cukup.


BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Gizi merupakan suatu zat yang terdapat dalam makanan yang mengandung

karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral yang penting bagi manusia untuk

pertumbuhan dan perkembangan manusia, memelihara proses tubuh dan sebagai penyedia

energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Tiap orang memiliki kebutuhan gizi yang

berbeda dari kelompok usia tertentu, karena itu tiap usia tertentu memiliki porsi makan

yang berbeda. Masalah gizi menyerang semua lapisan umur, baik anak-anak hingga orang

dewasa. Penanggulangannya adalah dengan menyeimbangkan masukan dan keluaran

energi melalui pengurangan makan dan penambahan latihan fisik atau olah raga serta

menghindari tekanan hidup/ stress.

2. Saran

Pemenuhan gizi yang seimbang sangat penting dan diperlukan dari asupan

makanan yang dimakan tiap harinya, yang nantinya akan digunakan untuk memenuhi

energi yang dibutuhkan tubuh tiap harinya. Oleh karena itu, harus memperhatikan

makanan yang dikonsumsi untuk pemenuhan gizi.


DAFTAR PUSTAKA

Irianto, Djoko Pekik, 2006. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan.

Novela, Debi S. 2013. Gizi Seimbang, 4 (1). (Online), diakses 23 Agustus 2014.

Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia.

Yayasan Institut Danone Indonesia. Gizi Untuk Anak Bangsa. (Online),

http://www.danonenutrindo.org/tentang_gizi_seimbang.php, diakses 23 Agustus 2014.

Krisnansari, Diah. 2010. Mandala of Health. Nutrisi dan Gizi Buruk. (Online), 4 (1): 68.

Anda mungkin juga menyukai