Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gizi adalah suatu proses organisme mengunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme,
dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses kematangan
manusia, pada remaja ini terjadi perubahan yang sangat unik dan berkelanjutan.
Perubahan fisik karena pertumbuhan yang terjadi akan mempengaruhi status kesehatan
dan gizinya. Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau kecukupan akan
menimbulkan masalah gizi, baik itu berupa masalah gizi lebih maupun gizi kurang.
Masalah gizi pada remaja akan berdampak negatif pada tingkat kesehatan masyarakat,
misalnya penurunan konsentrasi belajar, resiko melahirkan bayi dengan BBLR,
penurunan kesegaran jasmani.
Status gizi dapat ditentukan melalui pemeriksaan laboratorium maupun secara
antropometri. Kekurangan kadar hemoglobin atau anemi ditentukan dengan pemeriksaan
darah. Antropometri merupakan cara penentuan status gizi yang paling mudah dan
murah. Indeks Massa Tubuh (IMT) direkomendasikan sebagai indikator yang baik untuk
menentukan status gizi remaja.
Visi pembangunan gizi adalah mewujudkan keluarga mandiri sadar gizi untuk
mencapai status gizi keluarga yang optimal. Keadaan gizi dapat di pengaruhi oleh
keadaan fisiologis, sosial, politik dan budaya. Keadaan gizi meliputi proses penyediaan
dan penggunaan gizi untuk pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan dan aktifitas.
Kurang gizi dapat terjadi dari beberapa akibat, yaitu ketidak seimbangan asupan zat-zat
gizi, faktor penyakit pencernaan, absorbs dan penyakit infeksi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja masalah gizi pada remaja?
2. Apa yang menybabkan masalah gizi pada remaja bisa terjadi?

1
3. Bagaimana pola makan dan kebutuhan energi pada masa remaja?
4. Bagaimana cara mengatasi supaya masalah gizi pada remaja tidak terjadi?
5. Apa yang dimaksud dengan UPKG, Tujuan, sasaran, dasar pemikiran yang melandasi
UPKG, pokok-pokok kegiatan UPKG, dan langkah-langkah dalam pelaksanaan
UPKG?
6. Bagaimana dengan masalah perbaikan gizi dalam masyarakat sekarang ini atau dalam
skala nasional (Gizi Makro)?

C. Tujuan
Tujuan dari membuat makalah adalah :
1. Menjelaskan, memberitahukan pengertian gizi dan masalah gizi pada remaja.
2. Menjelaskan penyabab masalah gizi pada remaja.
3. Pentingnya gizi seimbang yang diperlukan oleh remaja dan dewasa.
4. Menanamkan gaya hidup sehat kepada remaja agar mencegah timbulnya
penyakit-penyakit pada gizi remaja.
5. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan UPKG, Tujuan, sasaran
dasar pemikiran yang melandasi UPKG, dan langkah-langkah dalam pelaksanaan
UPKG?
6. Menjelaskan bagaimana masalah perbaikan gizi dalam masyarakat sekarang ini
atau dalam skala nasional bisa disebut juga perbaikan gizi makro dari hal
pengertian, penyebab masalah, tujuan dan sasaran, pelaksanaan evalusai, dan
pendanaan?

D. Manfaat penulisan makalah


1. Bagi penulis
Membantu penulis mengetahui dan memahami secara mendalam tentang kebutuhan
gizi remaja.
2. Bagi Remaja dan Keluarga
Membantu remaja dan Keluarga untuk mengetahui betapa pentingnya pemenuhan
gizi dalam kehidupannya sehari-hari.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSELING GIZI PADA REMAJA


1. Pengertian
Gizi adalah suatu proses organisme mengunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi dari organ-organ, serta
menghasilkan energi.
Tak satupun jenis makanan yang menggandung semua zat gizi, yang
mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kebang dan produktif.
Oleh karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi aneka ragam makanan, kecuali
bayi umur 0-4 bulan yang cukup mengkonsumsi Air Susu Ibu (ASI) saja. Bagi
bayi 0-4 bulan, ASI adalah satu-satunya makanan tunggal yang penting dalam
proses tumbuh kembang dirinya secara wajar dan sehat.
Makanan yang beraneka ragam sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat
gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantitasnya, dalam pelajaran
ilmu gizi biasa disebut triguna makanan yaitu makanan yang mengandung zat
tenaga, pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas
kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi
oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka
ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat
pembangun dan zat pengatur.
Makanan sumber tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi
jalar, kentang, sagu, roti, dan mie. Mnyak, margarin dan santan yangmengandung
lemak juga dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber tenaga menunjang
aktifitas sehar-hari.

3
Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati
adalah kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangan yang berasal dari hewani adalah
telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat pembangun
berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan
seseorang.
Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran buah-buahan.
Makanan ini mengandung bebagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk
melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh.

2. Prinsip-Prinsip Pada Remaja Dan Dewasa


Masa remaja menurut WHO adalah antara 10-24 tahun, sedangkan
menurut monks (1992) masa remaja berlangsung pada umur 12-21 tahun dengan
pembagian masa remaja awal (12-15 tahun), masa remaja pertengahan (15-18
tahun) dan masa remaja akhir (18-21 tahun).
Masa remaja merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan cepat dalam
proses pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial. Pada masa ini terjadi
kematangan seksual dan tercapainya bentuk dewasa karena pematangan fungsi
endokrin. Pada saat proses pematangan fisik, juga terjadi perubahan komposisi
tubuh.
Periode andolesensia ditandai dengan pertumbuhan yang cepat (Growth
Spurt) baik tinggi badannya maupun berat badannya. Pada periode growth spurt,
kebutuhan zat gizi tinggi karena berhubungan dengan besarnya tubuh. Growth
Spurt:
1) Anak perempuan: antara umur 10 dan 12 tahun
2) Anak laki-laki: antara umur 12-14 tahun

Permulaan gowth spurt pada anak tidak selalu pada umur yang sama
melainkan tergantung individualnya. Pertumbuhan yang cepat biasanya diiringi
oleh pertumbuhan aktifitas fisik sehingga kebutuhan zat gizi akan naik pula.

Penyelidikan membuktikan bahwa apabila manusia sudah mencapai usia


lebih dari 20 tahun, maka pertumbuhan tubuhnya sama sekali sudah berhenti. Ini

4
berarti, makanan tidak lagi berfungsi untuk pertumbuhan tubuh, tetapi untuk
mempertahankan gizi yang sudah didapat atau membuat gizinya menjadi lebih
baik. Dengan demikian, kebutuhn akan unsur-unsur gizi dalam masa dewasa
sudah agak konstan, kecuali jika terjadi kelainan-kelainan pada tubuhnya, seperti
sakit dan sebagainya. Sehingga mengharuskan dia mendapatkan kebutuhan zat
gizi yang lebih dari biasanya.

3. Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Remaja Dan Dewasa


Faktor yang mempengaruhi gizi pada remaja dan dewasa:
1) Kemampuan keluarga untuk membeli makanan atau pengetahuan
tentang zat gizi
2) Pekerjaan

Data terbaru dari kesehatan nasional dan survey pengujian ilmu gizi
(NHNES) menyatakan bahwa konsumsi energi wanita dari umur 11 sampai 51
tahun bervariasi, dari kalori yang rendah (sekitar 1329) sampai kalori yang tinggi
(1958 kalori).

Konsumsi makanan wanita perlu mempertimbangkan kadar lemak kurang


dari 30% dan tinggi kalsium sekitar 800-1200 mg/hari. Rata-rata RDA kebutuhan
kalsium 1000 mg. Selain itu, wanita juga harus memperhatikan unsur sodium,
cara pengolahan makanan dan para wanita perlu membatasi makanan kaleng atau
makanan dalam kotak.

4. Pengaruh Status Gizi Pada Sistem Reproduksi


Kebutuhan energi dan nutrisi dipengaruhi oleh usia reproduksi, tingkat
aktivitas dan status nutrisi. Nutrisi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
pertumbuhan. Kekurangan nutrisi pada seorang yang mengalami anemia dan
kurang berat badan lebih banyak akan melahirkan bayi BBLR (Berat Badan Lahir
Rendah) dibandingkan dengan wanita dengan usia reproduksi yang aman untuk
hamil.

5
5. Gizi Remaja Menuju Reproduksi Sehat
Remaja wanita 15-21 tahun kedudukannya sangat penting karena
merupakan persiapan calon ibu. Keadaan kesehatan remaja, erat hubungannya
dengan gizi. Kegemukan,kurang energi kronis dan anemia merupakan tiga
masalah gizi pada usia ini.
Pubertas (akil balik) adalah suatu masa pematangan kapasitas reproduksi.
Pada anak perempuan ditandai dengan menstruasi, cepat lambatnya seseorang
mengalami ubertas antara lain dipengaruhi oleh status gizi. Seorang anak yang
gizinya baik akan lebih cepat mengalami masa pubertas, sebaliknya anak yang
gizinya kurang baik akan terlambat akil baliknya. Menarche, tidak ada ketentuan
secara tepat kapan mulai akan terjadi periode yang pertama kali, namun hal ini
akan terjadi antara usia 10-14 tahun, tapi sedikit lebih awal atau lebi lambat tidak
semua anak sama. Pada remaja energi dan protein dibutuhkan lebih banyak
daripada orang dewasa, demikian pula vitamin dan mineral. Itamin B1, B2 dan
B6 sangat penting untuk metabolisme karbohidrat menjadi energi. Demikian pula
asam folat dan vitamin B12 untuk pembentukan sel darah merah dan vitamin A
untuk pertumbuhan yang diperlukan oleh jaringan.

6. Masalah Gizi Pada Remaja


1) Obesitas
Walaupun kebutuhan energi dan zat-zat gizi lebih besar pada
remaja daripada dewasa, tetapi ada remaja yang makannya terlalu
banyak melebihi kebutuhannya sehinga menjadi gemuk. Aktif
berolahraga dan melakukan pengaturan makan adalah cara untuk
menurunkan berat badan. Diet tinggi serat sangat sesuai untuk para
remaja yang sedang melakukan penurunan berat badan. Pada umumnya
makanan yang serat tinggi mengandung sedikit energi, degan demikian
dapat membantu menurunkan berat badan, selain itu serat dapat
menimbulkan rasa kenyang sehingga dapat menghindari ngemil
makanan/kue-kue.

6
2) Kurang Energi Kronis
Para remaja badan kurus disebut Kurang Energi Kronis tidak selalu
berupa akibat terlalu banyak olahraga atau aktivitas fisik. Pada
umumnya adalah karena makan terlalu sedikit. Remaja perempuan yang
menurunkan berat badan secara drastis erat hubungannya dengan faktor
emosional seperti takut gemuk seperti ibunya atau dipandang lawan jenis
kurang seksi.
3) Anemia
Anemia karena kurang zat besi adalah masalah yang paling umum
dijumpai terutama pada perempuan. Zar besi diperlukan untuk
membentuk sel-sel darah merah, dikonversi menjadi hemoglobin,
beredar ke seluruh jaringan tubuh, berfungsi sebagai pembawa oksigen.
Remaja perempuan membutuhkan lebih banyak zat besi daripada
laki-laki. Agar zat besi yang diabsorbsi lebih banyak tersedia oleh tubuh,
maka diperlukan bahan makanan yang berkualitas tinggi. Seperti pada
daging, hati, ikan, ayam, selain itu bahan makanan yang tinggi vitamin C
membantu penyerapan zat besi.

4) Pendidikan Gizi Pada Remaja dan Dewasa


Pendidikan gizi pada remaja dan dewasa diperlukan untuk
mencapai status gizi yang baik dan berperilaku gizi yang baik dan benar.
Adapun pesan dasar gizi seimbang yang diuraikan oleh Depkes adalah
a) Makanlah aneka ragam makanan
Tidak satupun jenis makanan yang mengandung semua zat
gizi, yang mampu membuat seseorang hidup sehat, tumbuh
kembang dan produktif. Makan makanan yang mengandung unsur-
unsur gizi yang diperlukan oleh tubuh baik kualitas maupun
kuantitas. Jadi, mengonsumsi makanan yang beraneka ragam
menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat
pembangun dan zat pengatur.

7
b) Makanlah makanan untuk mencukupi kecukupan energi
Setiap orang dianjurkan untuk memenuhi makanan yang
cukup kalori (energi) agar dapat hidup dan beraktivitas sehari-hari.
Kelebihan konsumsi kalori akan ditimbun sebagai cadangan
didalam tubuh yang berbentuk jaringan lemak.

c) Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan


energi
Ada dua kelompok karbohidrat yaitu karbohidrat kompleks
dan sederhana. Proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat
kompleks berlangsung lebih lama daripada yang sederhana.
Konsumsi karbohidrat kompleks sebaiknya dibatasi 50% saja dari
kebutuhan energi sehingga tubuh dapat memenuhi sumber zat
pembangun dan pengatur.

d) Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai dari kecukupan gizi


Lemak dan minyak yang terdalam dalam makanan berguna
untuk meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin
(A,D,E dan K) serta menambah lezatnya hidangan. Mengonsumsi
lemak dan minyak secara berlebihan akan mengurangi konsumsi
makanan lain.

e) Gunakan garam beryodium


Kekurangan garam beryodium dapat mengakibatkan
terjadinya penyebab penyakit godok.

f) Makanlah makanan sumber zat besi


Zat besi adalah unsur penting untuk pembentukan sel darah
merah. Kekurangan zat besi berakibat anemia gizi besi (AGB),
terutama diderita oleh ibu hamil, wanita menyusui dan wanita usia
subur.

8
g) Berikanlah ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan dan
tambahkan MP-ASI sesudahnya.
ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi, karena
mempunyai kelebihan yang meliputi 3 aspek baik aspek gizi, aspek
kekebalan dan aspek kejiwaan.

h) Biasakan makan pagi


Bagi remaja dan dewasa makan pagi dapat memelihara
ketahan fisik, daya tahan tubuh, meningkatkan konsentrasi belajar
dan meningkatkan produktivitas kerja.

i) Minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya


Aman berarti bersih dan bebas kuman.

j) Lakukan aktifitas fisik secara teratur


Dapat meningkatkan kebugaran, mencegah kelebihan berat
badan, meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot serta
memperlambat proses penuaan.

k) Hindari minum minuman beralkohol


Sering minum minuman beralkohol akan sering BAK
sehingga menimbulkan rasa haus. Alkohol hanya menandung
energi, tetapi tidak mengandung zat lain.

l) Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan


Selain harus bergizi lengkap dan seimbang, makanan harus
layak dikonsumsi sehingga aman untuk kesehatan. Makanan yang
aman yaitu bebas dari kuman, bahan kimia dan halal. Bacalah label
pada makanan yang dikemas.

9
7. Penyebab Masalah Gizi Pada Remaja
Pada usia sekolah, anak banyak mengikuti aktivitas, fisik maupun mental,
seperti bermain, belajar, berolahraga. Zat gizi akan membantu meningkatkan
kesehatan tubuh anak, sehingga sistem pertahanan tubuhnya pun baik dan tidak
mudah terserang penyakit. Umumnya orangtua kurang memperhatikan kegiatan
makan anaknya lagi. Mereka beranggapan bahwa anak seusia ini sudah tahu
kapan ia harus makan. Disamping itu, anak mulai banyak melakukan kegiatan
diluar rumah, sehingga agak sulit mengawasijenis makanan apa saja yang mereka
maka.
Anak usia sekolah membutuhkan lebih banyak energi dan zat gizi
dibanding anak balita. Diperlukan tambahan energi, protein, kalsium, flour, zat
besi, sebab pertumbuhan sedang pesat dan aktivitas kian bertambah. Untuk
memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi, anak seusia ini membutuhkan 5 kali
waktu makan, yaitu makan pagi (sarapan), makan siang, makan malam dan 2 kali
makan selingan. Perlu ditekankan pentinya sarapan supaya dapat berfikir dengan
baik dan menghindari hipoglikemi. Bila jajan harus diperhatikan kebersihan
makanan supaya tidak tertular penyakit tifoid, disentri dan lain-lain. Anak remaja
putri sudah mulai haid, sehingga diperlukan tambahan zat besi.
8. Pola Makan Dan Kebutuhan Energi Pada Masa Remaja
1) Pola makan masa remaja
a) Pengalaman baru, kegembiraan di sekolah, rasa takut terlambat
sekolah. Mengakibatkan anak sering menyimpang dari kebiasaan
makannya.
b) Anak lebih aktif memilih makanan yang disukainya.
c) Anak yng memiliki aktivitas tinggi di luar rumah cenderung
melupakan waktu makan.
d) Masa remaja merupakan masa adoloseence growth spurt (buth zat
gizi yang relative tinggi).
2) Kebutuhan energi untuk remaja
a) Putra
Usia 16 tahun memerlukan energi 3.470 kkal

10
Usia 16-19 thun menurunkan menjadi 2.900 kkal
b) Putri
Usia 12 tahun memerlukan energi 2.550 kkalUsia 18 tahun
menurunkn mejadi 2.200 kkal
c) Perhitungan sederhana untuk kebutuhan energi pada remaja
Wanita=BBI x 25 kkal
Pria=BBI x 30 kkal
BI=(TB-100) 10% (TB-100)
d) penilaian status gizi untuk usia <18 tahun
Status gizi=BB/BBI x 100%

3) Perilaku komsumsi yang salah pada remaja sekolah


Ketidaktahuan akan gizi yang benar pada usia remaja ataupun
sekolah yang menyebabkan remaja tersebut sering berperilaku
komsumsi gizi yang salah. Berikut beberapa perilaku konsumsi gizi
yang salah pada remaja / anak sekolah :
a) Tidak mengkonsumsi menu gizi seimbang
Kebiasaan remaja dan anak yang susah makan , ini
biasanya hanya gemar pada makanan seperti mie , padahal jelas
mie goring itu hanya mengandung karbohidrat dan lemak
saja. Tidak ada sumber protein , vitamin dan mineral .
b) Kebiasaan tidak sarapan pagi
Makan pagi mempunyai peranan penting bagi anak
remaja yang khususnya sekolah/kuliah, yaitu untuk pemenuhan
gizi dipagi hari dimana para remaja dan anak-anak tersebut
mempunyai aktivitas yang sangat padat disekolah apabila anak-
anak terbiasa sarapan pag, maka akan berpengaruh terhadap
kecerdasan otak, terutaa daya ingat sehingga dapat mendukung
prestasi belajar anak/remaja tersebut kearah yang baik. Sarapan
pagi merupakan pasokan energi untuk otak yang paling baik agar
dapat berkonsentrasidsekolah.

11
Ketika bangun pagi, gula darah dalam tubuh kita rendah
karena semalaman tidak makan. Tanpa sarapan yang cukup, otak
akan sulit berkonsentrasi disekolah/ dikampus.
c) Jajan tidak ehat disekolah/ dikampus
Anak-anak remaja tidak dapat terlepas dari makanan
jajanan disekolah. Hal ini merupakan upaya utuk memenuhi
kebutuhan dan energi karena aktivitas disekolah yang tinggi.
Biasanya para remaja sekolah ini menyukai makanan yang tinggi
kalori yang bersumber dari lemak dan gula. Padahal makanan
tradisional sebetulnya kaya akan serat dan kalorinya yang tidak
terlalu tinggi.
d) Kurang mengonsumsi buah dan sayur
Anak-anak sekolah atau remaja umumnya susah apabila
mengonsumsi buah dan sayur. Padahal buah dan sayur merupakan
sumber zat gizi vitamin, serat dan mineral. Yang tentunya sangat
baik untuk kesehatan dan kecerdasan remaja atau anak tersebut
e) Mengonsumsi Fast Food dan Junk Food
Para remaja-remaja biasanya sangat suka mengonsumsi fast
food dan junk food karena mereka terpengaruh oleh iklan-iklan
yang ada ditelevisi sehingga mereka beranggapan bahwa fast food
dan junk food menunjukan status sosial yang tinggi dan
mengadung gizi yang baik.
f) Konsumsi Gula Berlebihan
Para remaja baik di sekolah maupun di kampus sering jajan
yang serba manis-manis seperti es, gula-gula dan sebagainya. Pada
umumnya menggunakan pemanis yang tidak aman untuk tubuh.
g) Konsumsi Natrim Berlebihan
Pada saat membeli jajanan juga biasanya para remaja suka
membeli jajanan yang mengandung tinggi garam, seperti makanan
ringan yang rasanya asin. Kelebihan natrium menyebabkan kadar
natrium dalam darah meningkat. Akibatnya volume darah juga

12
meningkat karena kelebihan air disebabkan osmosis. Peningkatan
volume darah menyebabkan tekanan darah naik sehingga terjadi
hipertensi.

h) Konsumsi Lemak Berlebihan


Pada remaja lebih suka makanan jajanan seperti bakso, mie
ayam, dan soto yang mengandung tinggi lemak ketimbang makan
makanan yang di masak oleh orang tua dirumah. Sehingga tubuh
remaja tersebut tinggi akan lemk dan kolesterol.
i) Mengkonsumsi Makanan Beresiko
Mengkonsumsi makanan beresiko yaitu MSG berebihan,
kafein dan pengawet serta pewarna makanan yang berbahaya.
Untuk kesehatan da berdampak buruk bagi tubuh di masa depan.

4) Kebutuhan Gizi Seimbang


Pada anak remaja kudapan berkontribusi 30% atau lebih dari total
asupan kalori remaja setiap hari. Tetapi kudapan ini sering mengandung
tinggi lemak, gula dan natrium yang dapat meningkatkan resiko
kegemukan dan karies gigi. Oleh karen itu, remaj harus didorong untuk
lebih memilih kudapan yang sehat. Bagi remaja, makanan
merupakansuatu kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan
perkembangan tubuhnya. Kekurangan konsumsi makanan, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif, akan menyebabkan metabolisme tubuh
terganggu.
Kecukupan gizi merupakan kesesuaian baik dalam hal kualitas
meupun kuantitas zat-zat sesuai dengan kebutuhan faali tubuh.

5) Energi
Kebutuhan energi diperlukan untuk kegiatan sehari-hari maupun
untuk proses metabolisme tubuh. Cara sederhana untuk mengetahui
kecukupan energi dapat dilihat dri berat badan seseorang. Pada remaja

13
perempuan 10-12 tahun kebutuhan energinya 50-60 kal/kg BB/hari dan
usia 13-18 tahun 40-50 kal/kg BB/hari.
6) Protein
Kebutuhan protein meningkat karena proses tumbuh kembang
berlangsung cepat. Apabila asupan energi terbatas atau kurang, protein
akan dipergunakan sebagai energi. Kebutuhan protein usia 10-12 tahun
adalah 50 g/ hari, 13-15 tahun sebesar 57 g/ hari dan usia 16-18 tahun 55
g/ hari. Sumber protein terdapat dalam daging, jeroan, ikan, keju, kerang
dan udang (hewani). Sedangkan pada kacang-kacangan, tempe dan tahu.
7) Lemak
Lemak dapat diperoleh dari daging berlemak, jerohan dan
sebagainya. Kelebihan lemak akan disimpan oleh tubuh sebagai lemak
tubuh yang sewaktu-waktu diperlukan. Departemen Kesehatan RI
menganjurkan komsumsi lemak dibatasi tidak melebihi 25% dari total
energi per hari, atau paling banyak 3 sendok makan minyak goreng
untuk memasak makanan sehari. Asupan lemak yang terlalu rendah juga
mengakibatkan energi yang dikonsumsi tidak mencukupi, karena 1 gram
lemak menghasilkan 9 kalori. Pembatasan lemak hewani dapat
menghasilkan asupan Fe dan Za juga rendah.

8) Vitamin dan Mineral


Kebutuhan vitamin dan mineral pada saat ini juga meningkat.
Golongan vitamin B yaitu B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin) maupun
niasin diperlukan dalam metabolisme energi. Zat gizi yang berperan
dalam metabolisme asam nukleat yaitu asam folat dan vitamin B12.
Vitamin D diperlukan dalam pertumbuhan kerangka tubuh atau tulang.
Selain itu, agar sel dan jaringan baru terpelihara dengan baik, maka
kebutuhan vitamin A, C dan E juga diperlukan.

9) Fe atau Zat Besi

14
Kekurangan Fe atau zat besi dalam makanan sehari-hari dapat
menimbulkan kekurangan darah yang dikenal dengan anemia gizi besi
(AGB). Makanan sumber zat besi adalah sayuran berwarna hijau,
kacang-kacangan, hati, telur dan daging. Fe lebih baik dikonsumsi
bersama dengan vitamin C, karena akan lebih mudah terabsorsi.

9. Cara Mengatasi Supaya Masalah Gizi Pada Remaja Tidak Terjadi


Perlu dilakukan kegiatan pendidikan, penyuluhan terutama tentang gaya
hidup yang benar, meliputi, kebiasaan sarapan pagi, menghindari untuk merokok
dan minum-minuman keras serta membiasakan hidup sehat agar terhindar dari
berbagai penyakit infeksi.

B. KONSELING GIZI PADA KELUARGA


1. Pengertian
Usaha Perbaikan gizi Keluarga (UPGK) adalah usaha perbaikkan gizimasyarakat
yang berintikan penyuluhan gizi, melalui peningkatan peran serta masyarakat dan
didukung kegiatan yang bersifat lintas sektoral, Dilaksanakan oleh berbagai sektor
terkait (kesehatan, BKKBN, Pertanian Dalam Negeri), Dikbud, PKK dan lain-lain. (
Depkes RI. 1993: 2)
Pengertian lain mengenai UPGK adalah:
1) Merupakan usaha keluarga sendiri untuk memperbaiki keadaan gizi seluruh
anggota keluarga
2) Dilaksanakan oleh keluarga dan masyarakat dengan kader sebagai
penggerak masyarakat dan petugas berbagai sektor sebagai motivator,
pembimbing dan pembina,
3) Merupakan bagian dari kehidupan keluarga sehari-hari dan juga merupakan
bagian integral dari pembangunan nasional untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat

15
4) Secara operasional adalah rangkaian kegiatan yang saling mendukung
untuk melaksanakan alih teknologi sederhana kepada keluarga dan
masyarakat.

2. Tujuan UPGK
a. Tujuan Umum : Mendorong perubahan sikap dan perilaku yang
mendukung perbaikan gin anak balita dan keluarga melalui peningkatan
pengertian, partisipasi dan pemerataan hasil kegiatan untuk mencapai keluarga
sadar gizi menuju terjadinya manusia berkualitas.
b. Tujuan Khusus
1) Partisipasi dan pemerataan kegiatan:
a) Semua anggota masyarakat ikut serta aktif dalam penyelenggaraan
kegiatan.
b) Penanggungjawab kegiatan adalah anggota masyarakat setempat
yang telah mendapat latihan. Pada daerah UPGK, kegiatan meluas
ke semua RW
c) Pada setiap RW, semua balita (anak dibawah 5 tahun), ibu hamil
dan ibu menyusui tercakup dalam kegiatan.

2) Perubahan tingkah laku yang mendukung tercapainya perbaikan Gizi.


a) Semua balita ditimbang setiap bulan, dan hasil timbangannya
dicatat di KMS
b) Semua bayi disusuiibunya sampai usia 2 tahun atau lebih dan
mendapat makanan lain yang sesuai dengan kebutuhannya
c) Semua anak yang berumur l-4 tahun mendapat 1 kapsul vitamin A
dosis tinggi setiap 6 bulan
d) Semua anak yang mencret segera diberi minum larutan gula garam
atau larutan oralit.

16
3. Sasaran UPGK
Secara garis besar sasaran UPGK dapat dikelompokkan menjadi :
a. Sasaran Langsung:
Sasaran langsung adalah perorangan atau keluarga yang bersedia
melakukan sesuatuterhadap dirinya sendiri dalam rangka mewujudkan
keluarga sadar gizi. Sasaran ini pada garis besarnya dapat disegmentasikan
menjadi:
a) Keluarga Balita (Ibu, bapak, anggota keluarga yng ditugasi mengasuh
anak)
b) Ibu muda
c) Ibu Hamil
d) Ibu menyusui
e) Masyarakat umum
b. Sasaran tidak langsung:
Yang dimaksud dengan sasaran tidak langsung adalah perorangan atau
institusi yang diharapkan dapat membantu secara aktif baik sebagai pengajar
(motivator), maupun sebagai penyedia jasa kelompok UPGK dalarn rangka
melembagakan dan memberdayakan keluarga sadar gizi. Sasaran ini antara
lain terdiri dari:
a) Kelompok yang mempunyai pengaruh dan menentukan dalam proses
pengambilan
b) keputusan misalnya : pemuka masyarakat baik formal maupun informal
(pemuka agama, kepala adat dan lain-lain )
c) Kelompok / institusi masyarakat di tingkat desa, KPD, KWT, PKK,
Pramuka, Karang Taruna, LSM, LKMD, Lembaga Agama Kader dan lain
sebagainya.
d) Kelompok Petugas KIE dari sektor-sektor yang terkait dalam berbagai
tingkat daerah, meliputi:
(1) Sektor kesehatan (Petugas Rumah sakit, Petugas Puskesmas dan lain-
lain)
(2) Sektor

17
Kegamaan (Petugas KUA, motifator UPGK jalur agama penyuluh
agama, guru agarna)
(3) Sektor Pertanian
(4) Sektor BKKBN
(5) Sektor Pendidikan

4. Pokok-Pokok kegiatan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga


Dengan berpedoman pada dasar pemikiran Usaha perbaikan Gizi keluarga maka
dapatlah ditetapkan pokok-pokok kegiatan UPGK sebagai berikut :
a) Pengawasat gizi anak Balita melalui penimbangan berat badan secara teratur
dan terus menerus setiap bulan dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat
(KMS).
b) Pemberian bimbingan dan nasihat pada Ibu sangat penting dalam
usaha menumbuhkan perilaku gizi yang positif yang diperlukan dalam UPGK.
Dalam memberikan bimbingan dan nasihat, ada enam pesan gizi pokok yang
menjadi titik berat penyuluhan, yaitu sebagai berikut :
1. "Anak yang sehat, berat badannya akan selalu bertambah"
2. "Sampai usia 4 bulan, bayi cukup diberi ASI saja"
mulai usia bulan ke-5 anak harus sudah mulai diberi makanan pendamping ASI"
3. "Memasuki usia tahun ke-2. anak dapat diberi makanan biasa. Susuilah
anak selama mungkin selagi ASI masih ada."
4. Ibu hamil harus makan lebih banyak dari biasanya"
5. "Ibu menyusui harus minum air 8 gelas sehari."

c) Pelayanan pertolongan gizi diberikan untuk menanggulangi penderita


gangguan gizi terutama penderita difisiensi vitamin A. Penderita anemia gizi dan
pencegahan terjadinya dehidrasi pada anak yang menderita diare. Akan tetapi
memberikan pertolongan gizi juga diberikan kepada mereka yang tidak
memperlihatkan tanda- tanda defisiensi vitamin A atau anemia gizi. Pemberian
kapsul vitamin A dan tablet besi lebih berfungsi sebagai upaya pencegahan dan
perlindungan terhadap kemungkinan terjadinya defisiensi.

18
d) Pemulihan gizi bagi kanak-kanak penderita KKP dilakukan dengan jalan
memberikan makanan tambahan guna memenuhi kebutuhan anak akan zat gizi,
terutama kalori dan protein. Pemberian makanan tambahan makanan dengan
mengutamakan penggunaan bahan makanan yang tinggi kadar kalori dan
proteinnya, terutama dari jenis kacang atau hasil olahannya (kacang hijau, kacang
merah, tahu, tempe, dan sebagainya). Kanak kanak penderita KKP tersebut akan
mendapatkan tambahan makanan dalam jangka waktu antara 60 hari sampai 90
hari, tergantung pada berat ringannya KKP yang diderita.

e) Hubungan timbal balik yang erat antara kejadian gangguan gizi dengan
adanya penyakit infeksi pada anak-anak menjadikan kegiatan penanggulangan
berbagai penyakit infeksi melalui imunisasi sebagai kegiatan penunjang UPGK
yang sangat penting. Karena kegiatan dasar UPGK tersebut harus ditunjang pula
oleh kegiatan Immunisasi.
f) Jarak kelahiran anak yang terlalu rapat merupakan salah satu faktor
yang mempertinggi resiko anak akan menderita KKP. Karenanya motivasi dan
pelayanan KB sangat diperlukan untuk menunjang kegiatan UPGK.
g) Penderita KKP yang disertai penyakit infeksi hanya dapat dipulihkan tingkat
gizinya apabila penyakit infeksi yang dideritanya sudah disembuhkan. Untuk itu
perlu pula dilakukan kegiatan rujukan penderita penyakit infeksi ke puskesmas
terdekat atau ke Rumah Sakit sebagai pelengkap kegiatan UPGK.
h) Makanan yang dimakan anak akan sangat ditentukan oleh macam makanan yang
disajikan ibunya di meja makan, dan makanan yang disajikan ibu juga tergantung
pada bahan makanan apa yang tersedia dan dapat dimasak oleh ibu. Pekarangan
dapat mempunyai arti penting sebagai sumber bahan makanan keluarga
apabila dimanfaatkan secara berdaya guna dan berhasil guna. Karenanya
pemanfaatan pekarangan juga baik sekali dikembangkan guna membantu dan
mendorong tumbuhnya swadaya keluarga untuk perbaikan gizi.

19
5. Langkah-Langkah Dalam Pelaksanaan UPGK
Untuk dapat melaksanakan UPGK di suatu wilayah atau desa, dilalkukan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Penyiapan masyarakat dan sarana pelaksanaan kegiatan
Oleh karena UPGK memerlukan keterlibatan aktif masyarak maka sebelum
memulai kegiatan UPGK perlu dilakukan kegiatan untuk mempersiapkan
masyarakat sehingga mereka mengambil bagian dan turut bertanggung jawab
dalam pelaksanaan berbagai kegiatan yang dilakukan. Tata cara pelaksanaan
kegiatan di panti gizi desa atau pos penimbangan.
b. Pelaksanaan berbagai kegiatan UPGK dipusatkan di panti gizi desa.
Bangunan untuk panti gizi desa dapat menggunakan ruangan yang ada di balai
desa atau dapat juga di rumah penduduk yang bersedia meminjamkannya.
Apabila penduduk desa cukup banyak dan desa itu besar, maka panti gizi desa
desa dapat diperluas jangkauannya dengan mendirikan pos penimbangan/pos
pelayanan gizi. Dengan demikian jangkauan kegiatan juga dapat diperluas
sehingga lebih banyak anak balita yang dapat dicakup oleh kegiatan UPGK itu.
c. Pelayanan kesehatan TerPadu
Beberapa bentuk program pelayanan kesehatan selain ditujukan bagi sasaran yang
sama yaitu anak balita dan ibu juga mempunyai tujuan yang sama yaitu
meningkatkan kesehatan anak dan menurunnya angka kematian bayi dan anak.
Program-program pelayanan kesehatan itu antara lain : pfogram kebaikan
gizi (UPGK), program pemeliharaan kesehatan ibu dan anak (KIA), program
imunisasi, program penanggulangan diare pada anak- anak, program keluarga
berencana (KB) dan sebagainya.
Apabila program-program pelayanan kesehatan yang ditujukan pada
sasaran yang sama tersebut dapat dilakukan secara serentak bersama-sama di
suatu wilayah atau desa, maka setiap anak balita yang menjadi sasaran program
pelayanan akan mendapatkan beberapa macam pelayanan kesehatan
sekaligus. Jadi seorang anak yang dibawa oleh ibunya ke panti gizi atau pos
penimbangan selain memperoleh pelayanan gizi (penimbangan, penyuluhan,
pemberian-pemberian pertolongan gizi makanan tambahan) juga sekaligus dapat

20
memperoleh layanan imunisasi, pemeriksaan kesehatan, jika anak mencret maka
kepada anak tersebut akan diberikan oralit dan obat, dan Ibu akan memperoleh
mengenai cara perawatan kesehatan keluarga. Selain itu Ibu yang memerlukan
layanan KB juga sekaligus dapat dilayani di pos penimbangan atau panti
gizi. Pelayanan seperti inilah yang disebut pelayanan kesehatan terpadu yang
dikembangkan oleh departemen kesehatan di desa-desa di seluruh Indonesia. Bagi
keluarga sendiri pelayanan kesehatan terpadu itu sangat menguntungkan karena
ibu tidak perlu berkali-kali datang ke pos penimbangan, ke pos KB, ke pos
kesehatan yang sering kali letaknya terpisah-pisah dan jauh.

6. Masalah Perbaikan Gizi Makro.


Keadaan grzi meliputi proses penyediaan dan penggunaan gizi
untuk pertumbuhan, perkembangan, dan pemeliharaan serta aktifitas. Keadaan
kurang gizi
Masalah gizi terbagi menjadi masalah gizi makro dan mikro. Masalah gizi makro
adalah masalah yang utamanya disebabkan kekurangan atau ketidakseimbangan
asupan energy dan Protein.Manifestasi dari masalah gizi makro. bila terjadi pada
wanita usia subur dan ibu hamil yang Kurang Energi Kronis (KEK) adalah berat
badan bayi baru lahir yang rendah (BBLR). Bila terjadi pada anak Balita akan
mengakibatkan marasmus, kwashiorkor atau marasmic- kwashiorkor dan selanjutnya
akan terjadi gangguan pertumbuahan pada anak usia sekolah.
Program perbaikkan gizi makro diarahkan untuk menurunkan maslaah gizi makro
yang utamanya mengatasi masalah kekurangan energy proein terutama di daerah
miskin baik di pedesaan maupun di perkotaan dengan meningkatkan keadaan gizi
keluarga, meningkatkan partusipasi masyarakat, meningkatkan kualitas pelayanan
gizi baik di puskesmas maupun di posyandu, dan meningkatkan konsumsi energy dan
protein pada balita gizi buruk. Shategi yang dilakukan untuk mengatasi masatah gizi
makro adalah melalui pemberdayaan keluarga di bidang kesehatan dan gpzi,
pemberdayaan masyarakat di bidang gizi, pemberdayaan petugas dan subsidi
langsung berupa dana untuk pembelian makanan tambahan dan penyuluhan pada
balita gizi buruk dan ibu hamil.

21
Evaluasi juga dilaksanakan dalam pelaksanaan program perbaikan gizi
makro, yaitu dimulai dari evaluasi input dan proses output dan impac dengan
tujuan untuk menilai persiapan, pelaksanaan, pencapaian target dan prevalensi status
gizi pada sasaran. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas
sumber daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Berdasarkan visi
pembangunan nasional melalui pembangungan kesehatan yang ingin dicapai untuk
mewujudkan Indonesia sehat 2010. Visi pembangunan gizi adalah mewujudkan
keluarga mandiri sadar gizi untuk mencapai status gizi keluarga yang optimal.
Keadaan gizi dapat dipengaruhi oleh keadaan fisiologis, dan juga oleh
keadaanekonomi, sosial, politik dan budaya. Pada saat ini, selain dampak dari krisis
ekonomi yang masih terasa juga keadaan dampak dari bencana nasional
mempengaruhi status kesehatan pada umumnya dan status gizi khususnya.
Keadaan gizi meliputi proses penyediaan dan penggunaan
gizi untuk pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan dan aktifitas. Kurang gizi
dapat terjadi dari beberapa akibat, yaitu ketidakseimbangan asupan zat-zat gizi,
faktor penyakit pencernaan, absorsi dan penyakit infeksi.
Gambaran perkembangan keadaan gizi masyarakat menunjukkan kecendrungan
yang sejalan. Prevalensi kurang energy protein, yang kemudian disebut masalah gizi
makro, pada balita turun dari 37.5 % pada tahun 1989 menjadi 26.4 % pada tahun
1999, keadaan ini juga diikuti prelevansi masalah gizi yang lain.
Upaya untuk mencegah semakin memburuknya keadaan gizi masyarakat di
masadatang perlu dilakukan dengan segera dan direncanakan sesuai masalah daerah
sejalan dengan kebijkan pemerintah dalam pelaksaan desentralisasi.KLeadaan ini
diharapkan dapat semakin mempercepat sasaran nasional dan global dalam
menetapkan program yang sistematis mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan
pemantauan.
Sejalan dengan sasaran global dan perkembangan keadaan gizi masyarakat,
rumusan tujuan umum program pangan dan gizi tahun 2001-2005 yaitu menjamin
ketahan pangan tingkat keluarga, mencegah dan menurunkan masalah gizi,
mewujudkan hidup sehat dan status gizi yang optimal. Menyadari faktor penyebab
masalah gizi yang sangat komplek dan arah kebijkan desentralisasi, maka perlu

22
dirumuskan strategi program gizi khususnya pada program perbaikan gizi makro,
sesuai dengan Surat Keputusan Mentri Kesehatan
nomor:1277/Menkes/SKDil/2001. Tentang Organisasi dan tata,kerja Departemen
Kesehatan.
a. Pengertian
Masalah gizi makro adalah: masalah gizi yang utamanya disebabkan oleh
kekurangan atau ketidakseimbangan asupan energI dan protein.
Status gizi masyarakat dapat digambarkan terutama pada status anak balita dan
wanitahamil. Oleh karena itu sasaran dari program perbaikan gizi makro ini
berdasarkan siklus kehidupan yaitu dimulai dari wanita usia subur, dewasa, ibu
hamil, bayi baru lahir, balita, dan anak sekolah.
b. Gambaran Gizi Makro
1. Masalah
a) Berat Bayi lahir Rendah (BBLR)
b) Gizi Kurang pada Balita
c) Gangguan Pertumbuhan
d) Kurang Energi Kronis (KEK)KEK dapat terjadi pada Wanita Usia
Subur (WuS) dan pada ibu hamil (bumil). KEK adalah keadaan
dimana ibu menderita keadaan kekurangan makanan yang berlangsung
menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan
pada ibu. (Departemen Kesehatan, 1995).
e) Pada Wanita Usia Subur (WIJS)
Pemantauan kesehatan dan status gizi pada WUS merupakan
pendekatan yang potensial datam kaitannya dengan upaya peningkatan
kesehatan ibu dan anak- Kondisi WUS yang sehat dan berstatus gizi
baik akan menghasilkan bayi dengan kualitas yang baik, dan akan
mempunyai risiko yang kecil terhadap timbulnya penyakit selama
kehamilan dan melahirkan. Dari data susenas pada tahun 1999
menunjukkan bahwa status gtzi pada WUS yang menderita KEK
(LILA <23.5 cm) sebanyak 24.2%. Hasil analisis IMT pada 27 ibukota

23
propinsi menunjukkan KEK paila wanita dewasa (IMT< l8'5) sebesar
15.l %.
f) Pada Ibu Harfl (Bumil)
Ibu hamil yang menderita KEK mempunyai risiko kematian ibu
mendadak pada masa perinatal atau risiko melahirkan bayi dengan
berat lahir rendah (BBLR). pada keadaan ini banyak ibu yang
meninggal karena perdarahan, sehingga akan meningkatkan
angka kematian ibu dan anak.
g) Pokok masalah di masyarakat
Kurangnya pemberdayaan keluarga dan kurangnya pemanfaatan
sumber daya masyarakat berkaitan dengan berbagai faktor langsung
maupun tidak langsung.

c. Akar masalah
Kurangnya pemberdayaan wanita dan keluarga serta kurangnya
pemanfaatan sumber daya masyarakat terkait dengan meningkatnya
pengangguran, inflasi dan kemiskinan yang disebabkan oleh krisis ekonomi,
politik dan keresahan sosial yang menimpa Indonesia sejak tahun 1997.
Keadaan tersebut teleh memicu munculnya kasus-kasus gizi buruk akibat
kemiskinan dan ketahanan pangan keluarga yang tidak memadai.
Pemerintah dapat melaksanakan berbagai upaya untuk menunrnkan
penderita gizi kurang yaitu antaru lain dengan cara menjamin setiap ibu
menyusui ASI eksklusif, merjamin setiap ibu memperoleh pendampingan dan
dukungan program gizi. Sesuai dengan skema berikut, upaya perbaikan gizi
tidak hanya melibatkan soal teknis kesehatan akan tetapi menyangkut aspek
sosial, politik, ekonomi, ideologi dan kebudayaan. Sehubungan dengan hal
tersebut, perlu dilakukan upaya terintegrasi lintas program maupun lintas
sektor terkait baik di tingkat pusat maupun tingkat propinsi dan kabupaten.

Tujuan dan Sasaran

24
Program perbaikan gizi makro diarahkan pada kelompok wanita usia
subur,pria/wanita dewas4 bayi dengan berat lahir rendah, ibu hamil, ibu
menyusui, ibu yangmempunyai batit4 batita dan anak sekolah.
a. Tujuan Umum:
Menurunkan masalah gizi makro utamanya masalah kurang energi
protein terutama di daerah miskin baik di pedesaan maupum di
perkotaan.
b. Tujuan Khusus:
1. Meningkatkan keadaan gizi keluarga dengan mewujudkan
perilaku keluarga yang sadar gizi
2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan pemerataan
kegiatan pelayanan gizi ke seluruh wilayah perdesaan dan
perkotaan
3. Meningkatkan kualitas pelayanan gizi baik di puskesmas
maupun di posyandu untuk menurunkan prevalensi masalah
gizi kurang dan gizi lebih
4. Meningkatkan konsumsi energi dan protein pada balita yang
gizi buruk yang benar-benar membutuhkan.
c. Sasaran
Untuk mencapai tujuan tersebut, telah ditetapkan sasaran nasional
pembangunan di bidang pangan dan gizi tahun 2002-2005. Sedangkan
sasaran di tingkat daerah harus direncanakan sesuai dengan potensi
daerah. Sasaran tingkat nasional adalah:
1. Sekurang-kurangnya 80% keluarga telah mandiri sadar gizi
2. Menurunnya prevalensi kurang energi kronis (KEK) ibu hamil
menjadi 0 %
3. Menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita dari 26,4 %
(1999) menjadi 20 % (2005) dan gizi buruk dal1- 8,l % (1999)
menjadi 5% (2005)
4. Mencegah meningkatnya prevalensi gizi lebih pada anak balita dan
dewasa setinggi- tingginya berturut-turut 3 % darn 10%

25
5. Menurunnya prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) menjadi
setinggi tinggtrnya 7%

Strategi
a. Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, akan ditempuh strategi
pokok sebagai acuanpenanggulangan masalah gizi makro, sebagai
berikut :
1. Pemberdayaan keluarga dibidang kesehatan dan gizi
Pemberdayaan keluarga adalah proses dimana keluarga-
keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dan gizi bekerja
bersama-sama menanggulangi masalah yang mereka hadapi. Cara
terbaik untuk membantu meteka adatah ikut berpartisipasi dalam
memecahkan masalah yang mereka hadapi. Upaya perbaikan
gizi yang dilakukan adalalt dengan meningkatkan kemandirian
dengan fokus keluarga mandiri sadar gizi dengan harapan mereka
dapat mengenal dan mencari pemecahan masalah yang dihadapi.
Kegiatan operasional yangdilaksanakan adalah:
a) Pemetaan keluarga mandiri sadar gizi oleh dasawisma dalam
rangka survey mawas diri masalah gizi keluarga.
b) Asuhan dan konseling gizi
Pada akhir tahun 2005, 50% institusi pelayanan kesehatan
telat melaksanakan asuhan dan konseling gizi bagi keluarga
dengan tenaga profesional dengan menggunakan tatalaksana
asuhan dan konseling gizi.

2. Pemberdeyaan masyarakat di bidang gizi


Pemberdayaan masyarakat di bidang gizi dimaksudkan
untuk meningkatkankemandirian masyarakat dalam memerangi
kelaparan dan peduli terhadap masalah gizi yangmuncul di
masyarakat. Masyarakat harus dilibatkan dalam proses
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi penanggulangan masalah

26
gizi makro, sehingga akan tercipta komitmen yang baik antara
masyarakat dan petugas. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam
rangka pemberdayaan masyarakat adalah:

Pelaksanaan
1. Pemberdayaan keluarga di bidang kesehatan dan gizi
a. Pemetaan keluarga mandiri sadar gizi oleh dasawisma dalam
rangka survey mawas diri masalah gizi keluarga.
Tujuan : mengidentifikasi keluarga-keluarga yang belum
melaksanakan perilaku gizi yang baik dan benar
Kegiatan:
1) Pelatihan Kadarzibagi Kader dasawisma
2) Pengadaan bahan-bahan pemetaan
3) Pemetaan, analisa dan tindak lanjutnya

2. Asuhan dan konseling gizi bagi keluarga yang belum menerapkan


perilaku gizi yang baik dan benar.
Tujuan : meningkatkan kemandirian anggota keluarga dalam
pelayanan gizi.
Kegiatan:
1) Menyusun standar tata laksana asuhan dan konseling gizi
2) Melaksanakan kegiatan asuhan dan konseling gi di setiap
sarana pelayanan kesehatan
3) Melaksanakan kegiatan asuhan gtzi melalui penyuluhan kelompok
mengenai makanan padat gizi dari bahan lokal
4) Melaksanakan kegiatan asuhan dan konseling gizi
secara profesional.

3. Kampanye keluarga mandiri sadar gizi


Tujuan : meningkatkan kepedulian keluarga untuk selalu menerapkan
perilaku gizi yang baik dan benar

27
Kegiatan:
1. Pengadaan bahan-bahan KIE lokal
2. Pesan-pesan Kadarzi melalui kelompok kesenian tradisional
3. Pesan-pesan Kadarzi melalui media cetak dan elektronik.

28
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Untuk mencapai kesehatan yang optimal diperlukan makanan yang bukan sekedar
makanan akan tetapi makanan yang mengandung gizi. Masa remaja adalah masa yang sangat
rentan, kadar hormon estrogen dan progesteron pada remaja serta hormon progesteron pada
remaja pria berkembang pesat saat ini. Faktor yang mempengaruhi gizi pada anak remaja dan
dewasa antara lain : kemampuan untuk membeli makanan, pengetahuan tentang gizi juga
pekerjaan.

Dalam Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) adalah usaha perbaikan gizi
masyarakat yang berintikan penyuluhan gizi, melalui peningkatan peran serta masyarakat dan
didukung kegiatan yang bersifat lintas sektoral, Dilaksanakan oleh berbagai sektor terkait
kesehatan, BKKBN, Pertanian Dalam Negeri), Dikbud, PKK dan lain-lain. Dengan adanya
makalah ini dapat membantu atau menambah wawasan pengetahuan kita tentang masalah
perbaikan gzi dikeluarga maupun masyarakat.

B. SARAN

Untuk para remaja dan dewasa menjaga agar tubuh tetap sehat dan tidak mudah sakit
maka mengkonsumsi makanan harus sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Terutama
harus bisa mengkonsumsi gizi yang seimbang agar tubuh bisa tetap sehat. Untuk bidan
seharusnya bisa mensosialisasikan pentingnya mengkonsumsi gizi yang seimbang kepada
masyarakat khususnya remaja dan dewasa.

29
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Metode Penelitian. Jakatta: Rhineka Cipta

Dep. Kes RI 1979. Buku Pedoman Petugas Lapangan UPGK. Jakarta : Dep. Kes RI

Dep. Kes RI 1993. Pedoman KIE-UPGK. Jakaxta : Dep. Kes RI

http://www.gizi.net/kebijakan-gizildownloadlPanzi-Final.doc, diakses 28

30

Anda mungkin juga menyukai