NIM : 230305502050
Kelas : G
Gizi seimbang merupakan susunan makanan yang kita konsumsi setiap hari, yang mengandung
zat bergizi dalam jenis dan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh. Gizi seimbang secara sederhana
dapat diartikan normal, pas, cocok, sesuai kebutuhan, tidak timpang artinya yang kita masukkan
tidak berlebihan dan tidak pula kekurangan sesuai dengan apa yang kita butuhkan, tidak berat
sebelah, jumlah yang keluar = jumlah yang masuk, serta tetap normal, tidak kurus dan tidak
gemuk.
Gizi seimbang akan terwujud apabila zat gizi yang masuk ke dalam tubuh sama dengan zat gizi
yang dibutuhkan. Zat gizi diperoleh dari makanan dan minuman. Zat gizi yang diperoleh
kemudian digunakan untuk beraktivitas dan beristirahat. Gizi seimbang tidak hanya tentang berat
badan normal, tetapi juga bentuk dan ukuran tubuh utuh. Tubuh yang utuh artinya, ada
komposisi di dalam tubuh kita, selain air yang jumlahnya sekitar 2/3 tubuh kita, 1/3 bagian tubuh
yang lain jika dibagi umumnya ada otot, protein, lemak, tulang dan lainnya
1. Bangsa Indonesia menghadapi masalah gizi yang berdampak buruk terhadap sumber daya
manusia, ekonomi dan daya saing manusianya.
2. 30,8% Balita stunting dan 17,7% Balita kurang gizi.
3. 48,9% Ibu hamil mengalami anemia, hal ini dapat menyebabkan kematian,
keguguran,pendarahan, bayi lahir premature, bahkan risiko terjadinya lahir mati.
4. 35,4% Remaja dan dewasa gemuk dan obesitas (31%) gemuk.
5. 57% Kematian karena penyakit tidak menular
6. Hampir semua penyakit yang muncul disebabkan oleh makanan dan minuman.
Acuan bagi pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota, tenaga
kesehatan, dan pihak lain yang terkait dalam penyelenggaraan gizi seimbang.
Kegunaan :
Panduan konsumsi makanan dan minuman sehari-hari dan berperilaku sehat berdasarkan prinsip
konsumsi anekaragaman pangan, perilaku hidup bersih, aktivitas fisik, dan memantau berat
badan secara teratur dalam rangka mempertahankan berat badan normal.
Gizi seimbang akan memperkuat imunitas, hal ini karena gizi seimbang menyediakan semua
asam zat gizi yang diperlukan untuk produksi antibody dan senyawa imunitas. Gizi seimbang
juga kaya akan prebiotik yang berpotensi meningkatkan bakteri baik (probiotik), gizi seimbang
protektif terhadap obesitas, sindrom metabolik, PJK dan diabetes T2 bermanfaat menurunkan
risiko penyakit menular, serta gizi seimbang meningkatkan total asupan antioksidan, vitamin,
mineral, dan serat.
Gizi imunitas :
Resiko gangguan syndrome metabolic rendah bagi orang yang biasa mengonsumsi pangan
dengan skor konsumsi pangan yang cukup dan beragam dapat menurunkan serum trigliserida,
tekanan darah, dan meningkatkan serum adiponectin, yang berarti juga turut mencegah sindrom
metabolic. Indeks makanan sehat, indeks keragaman mutu makanan secara meyakinkan
menurukan risiko penyakit tidak menular seperti diabetes, kardio vascular dan kanker.
Sindrom Metabolic meningkatkan risiko berbagai penyakit & kematian Covid-19. Mengalami
Sindrom Metabolic apabila memiliki sedikitnya 3 dari 5 kriteria berikut :
1. Lingkar perut lebih dari 90 cm pada pria dan lebih dari 80 cm pada wanita
2. Kadar HDL darah kurang dari 50 mg/dL.
3. Kdar TgG darah lebih dari 150 mg/dL.
4. Tekanan darah >=140/90 mmHg
5. GD puasa 100 mg/dL atau lebih tinggi
Tanda telah menerapkan gizi seimbang :
Kesimpulan :
1. Gizi seimbang : anjuran hidup sehat dan bugar melalui peraturan konsumsi aneka ragam
pangan, perilaku hidup bersih, aktivitas fisik seperti banyak bergerak, dan menjaga berat
badan normal baik dengan menjaga pola makan sehat serta berolahraga.
2. Gizi seimbang perlu dipromosikan dan diedukasikan kepada target sasaran karena banyak
manfaat penerapannya, dari segi kesehatan, pendidikan dan ekonomi.
3. Sekitar setengah anak baduta Indonesia belum mengonsumsi pangan beragam, sehingga
diperlukan berbagai upaya untuk mewujudkan gizi seimbang di Indonesia.
Tugas : Resume Paparan Gizi Seimbang Oleh Prof Soekirman
Pada tahun 1993 diadakan konferensi nutrition internasional di Roma untuk membicarakan masa
depan program gizi, karena masalah double bergen atau beban ganda. Di negara berkembang
masih ada kekurangan tetapi juga kelebihan mengenai gizi seimbang, seperti masalah obesitas.
Strategi yang didapat dari konferensi itu adalah dengan mengubah strategi pendidikan gizi, di
mana pada waktu itu semua negara masih mengacu pada slogan 4 sehat 5 sempurna, sehingga
harus ditinjau kembali. Konferensi itu menganjurkan negara-negara untuk meninjau kembali
slogan itu, untuk memasukkan unsur-unsur makanan lain. Maka dari itu, orang Amerika mulai
menciptakan piramida-piramida food guide pyramid, kemudian piramida itu dibagi-bagi ke
dalam kelompok makanan dan selalu ada hal lain, baik itu mengenai masalah kebersihan,
masalah olahraga, dan menjaga berat badan. Hal ini bertujuan agar masing-masing individu bisa
memonitor badannya sendiri.
Saat terjadi perubahan slogan dari 4 sehat 5 sempurna menjadi gizi seimbang bangsa sehat
berprestasi, susu sudah tidak dimasukkan lagi sebagai penyempurna karena di dalam ilmu gizi
susu sudah tidak istimewa. Pada tahun 50-an susu dianggap istimewa karena dianggap sebagai
sumber protein tetapi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, ditemukan bahwa banyak
bahan makanan lain yang mengandung protein seperti daging dan telur sehingga susu tidak
dimasukkan lagi sebagai pelengkap atau penyempurna. Dan dalam pedoman gizi seimbang, susu
merupakan sumber protein hewani.
Di kalangan ibu-ibu sendiri, susu dianggap sebagai penyelamat ketika anaknya tidak ingin
makan, padahal susu bukan penyempurna. Banyak ibu-ibu yang merasa ketika anaknya tidak
minum susu anaknya tidak sehat, anaknya tidak berkembang dengan baik bahkan menganggap
bahwa anaknya bisa stunting jika tidak minum susu. Hal ini dipengaruhi oleh promosi/iklan
produk susu yang membuat ibu percaya bahwa susu itu adalah hal yang sangat penting.
Pedoman gizi seimbang adalah produk ilmu pengetahuan. Gizi seimbang tidak hanya fokus pada
masalah makanan, tetapi juga pada food safety (keamanan makanan), hygiene (kebersihan), juga
tentang ekonomi. Jadi akan sangat salah kaprah apabila kita meneliti tentang masalah malnutrisi
dan stunting hanya dari satu jenis makanan, sehingga kita berpendapat bahwa satu makanan atau
minuman membuat masalah penting bisa terselesaikan.
Gizi seimbang meringkas 13 pesan dari slogan 4 sehat 5 sempurna menjadi empat, yaitu :
1. Makanan yang beragam sesuai dengan kebutuhan, yaitu ada sayur, buah, makanan pokok,
dan lauk-pauk.
2. Menjaga kebersihan dan keamanan pangan, misalnya menghindari makanan yang
mengandung pewarna dan tidak higienis.
3. Aktif bergerak dan olahraga, karena berperan dalam menyeimbangkan zat gizi yang
keluar dan masuk ke dalam tubuh.
4. Menimbang berat badan secara rutin untuk melihat indeks massa tubuh, jika berat badan
normal dan tetap artinya kita sudah memiliki gizi yang seimbang.
Berdasarkan hasil penelitian selama tiga tahun di kota bandung yang fokus pada anak-anak usia
di bawah tiga tahun, mengenai konsumsi makanan ringan tinggi gula, garam, lemak dan
minuman berpemanis. Hasil penelitan menunjukkan bahwa 50% bayi 6 sampai 11 bulan
mengonsumsi makanan tinggi gula, garam dan lemak. Hampir semua baduta mengonsumsi
makanan ringan tinggi gula, garam dan lemak dan 2 diantara 3 baduta juga mengonsumsi
minuman berpemanis. Hal ini tentu sangat memprihatinkan, karena batasan konsumsi gula
seharusnya juga perlu dicermati. Menurut American Heart Association, diusia 2 sampai 18 tahun
konsumsi gula itu tidak boleh lebih dari 25 gram sehari. Di permenkes 41 tahun 2014 pedoman
gizi seimbang batasan gulanya lebih banyak, yaitu sekitar 40 gram. Inilah yang menjadi masalah
bagi kita semua, karena konsumsi gula, garam dan lemak berlebih dapat menyebabkan obesitas.
Pada pedoman gizi seimbang kita diminta untuk mengurangi konsumsi gula, bahkan
menyarankan agar anak kecil tidak terlalu banyak diberi makanan manis. Hal ini tentu tidak
mudah dan menjadi tantangan tersendiri bagi upaya gizi seimbang, karena gula merupakan
komponen yang lezat dikonsumsi. Makanan apapun jika kurang gula, garam dan lemak akan
terasa kurang lezat, oleh karenaanya seorang ahli gizi harus memecahkan masalah ini.
Gizi seimbang artinya kita juga harus seimbang untuk mengasup semuanya. Pada anak yang
tidak bisa makan lalu sang ibu hanya memberikan susu tidak akan mencukupi gizi anak tersebut.
Berbicara mengenai keragaman makan, terutama keragaman protein hewani untuk mencegah
stunting dan kekurangan zat besi hal ini sebenarnya dapat dicegah dengan mengonsumsi
berbagai sumber protein hewani selain susu misalnya telur, daging, dan ikan.
Penerapan gizi seimbang dapat dimulai dari diri sendiri dan keluarga. Peran ibu dalam
mewujudkan gizi seimbang sangat besar, karena ibu yang memasak dan menyajikan makanan
yang setiap hari dikonsumsi oleh keluarganya. Untuk mewujudkan hal ini tentu juga
membutuhkan kerja sama dengan suami serta anak, seperti membuat rencana menu yang akan
dimasak tiap harinya dengan melibatkan suami dan anak. Menyusun rencana menu yang akan
disajikan sepekan atau sebulan yang akan datang juga membantu sang ibu mengatur keuangan
dan tidak pusing memikirkan menu yang harus disajikan esok hari untuk keluarga. Keuntungan
lain dari hal ini yaitu menu yang dikonsumsi menjadi beragam, sehingga dapat mewujudkan gizi
seimbang di lingkup keluarga.
Kebersihan dan keberagaman menu makanan juga sangat mempengaruhi tercapainya gizi
seimbang. Orang yang menu makanannya beragam tapi dalam proses memasak dan
menyajikannya tidak higienis atau bersih dapat menyebabkan penyakit pada sistem pencernaan,
contohnya diare. Begitupun sebaliknya, jika dalam proses memasak dan penyajian makanan
higienis, tetapi menunya tidak beragam juga akan sulit untuk dikatakan memiliki gizi seimbang.
Penanggulangan masalah gizi baik malnutrisi, stunting maupun gizi yang tidak berimbang dapat
dilakukan dengan cara pendekatan spesifik dan sensitif. Pendekatan spesifik berkaitan dengan
makanan dan minuman yang dikonsumsi, tetapi pendekatan sensitif juga memiliki kontribusi
yang tidak kalah pentingnya yaitu mengenai kebersihan, serta berkaitan dengan edukasi pada
orang tua, karena untuk membesarkan anak dengan gizi yang seimbang diperlukan keahlian dan
pengetahuan mengenai makanan bergizi dan cara pengolahan yang tepat dan baik.
Empat jenis kelompok makanan yaitu karbohidrat, protein nabati, hewani dan sayur, lemak
sendiri sudah terintegrasi incorporated di dalam protein nabati dan protein hewani. selain itu kita
juga tidak boleh melupakan kandungan-kandungan lain seperti mineral dan vitamin yang
tentunya terkandung di dalam makanan yang beragam.
Kesimpulan :