Anda di halaman 1dari 34

GIZI DAUR HIDUP

“GIZI PADA USIA PRODUKTIF-


WANITA USIA SUBUR”

OLEH
KELOMPOK 5

HONEY YAHDILLAH 1811222011


SALMA NUR FITRI 1811222009
GINA FAJRIA ISLAMI 1811221009
ZIKRABI HIDAYAT 1811221002
DEVIA SRI WAHYUNI 1711213045
1. PENGERTIAN
A. Pengertian usia produktif

Penduduk usia produktif adalah penduduk pada


kelompok usia antara 15 hingga 64 tahun.
(depkes,RI)
CIRI CIRI KELOMPOK USIA PRODUKTIF
✘ Masih sanggup dan energik untuk bekerja
✘ Masih bisa berkarya
✘ Pekerja keras, dan bekerja dengan cerdas
✘ Memiliki pandangan dan rencana hidup
kedepannya
✘ Mandiri

3
B. Pengertian Wanita Usia Subur

Menurut data dari departemen kesehatan RI,


wanita usia subur adalah perempuan yang ada
direntang usia 15 sampai 49 tahun. Perempuan
yang ada direntang ini masuk kedalam
kategori usia reproduktif. Statusnya juga
beragam, ada yang menikah, menikah, atau
janda.

Wanita usia subur memiliki organ repoduksi


yang masih berfungsi dengan baik. Itulah
mengapa, banyak perempuan disarankan
untuk menikah direntang usia ini karena dinilai
bisa lebih mudah untuk mengalami kehamilan.
Meskipun rentang wanita usia subur adalah 15
sampai 49 tahun, namum puncaknya
kesuburan ada diusia 20 sampai 29 tahun.
4
MASALAH GIZI USIA DEWASA
Masalah gizi pada usia di Indonesia antara lain
adalah Kekurangan Energi Protein (KEK) dan
Anemia Gizi Besi (AGB) khususnya pada Wanita
Usia Subur (WUS). Dengan terjadinya transisi
demografi, epidemiologi, dan perubahan gaya
hidup terjadilah peningkatan gizi-lebih dan
penyakit degeneratif.

5
Menurut Riskesdas 2018, proporsi risiko kurang energi kronis pada wanita usia
subur menurut provinsi, 2018. Sebesar 17,3% pada wanita usia subur yang
hamil dan 14,5% pada wanita usia subur yang tidak hamil. Dengan angka
tertinggi di daerah Nusa Tenggara Timur yaitu sebesar 32,5% pada wanita
tidak hamil dan 36,8% pada wanita hamil. Sementara yang terendah berada di
provinsi Kalimantan Utara dengan prevalensi 14,4% pada wanita tidak hamil
dan 1,7% pada wanita hamil.

6
Menurut riskesdas 2018,
proporsi risiko kurang energi
kronis pada wanita usia subur
menurut kelompok umur pada
tahun 2007-2018 menunjukkan
gambaran risiko KEK paling
tinggi pada WUS usia 15-19
tahun dan paling rendah pada
umur 40-44 tahun.

7
WUS dengan risiko KEK
cenderung melahirkan bayi
dengan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR), yang dapat menghambat
pertumbuhan selanjutnya,
khususnya pada masa balita.
Tingginya risiko KEK pada WUS di
indonesia antara lain disebabkan
rendahnya ketahanan pangan
ditingkat rumah tangga karena
kemiskinan. Kemiskinan dan gizi-
kurang merupakan fenomena
yang saling terkait.

8
Anemia Gizi Besi merupakan
masalah paling banyak pada
Wanita Usia Subur yang berlanjut
pada masa kehamilan. Prevalensi
anemia tahun 2018 pada ibu
hamil adalah sebesar 48,9%. Dan
proporsi anemia ibu hamil
menurut kelompok umur yang
paling tinggi adalah pada usia 15-
24 tahun sebesar 84.6%.

9
Untuk mengatasi anemia gizi besi.
Departemen Kesehatan RI
melakukan program pemberian
Tablet Tambah Darah (TTD)
kepada remaja dan ibu hamil
dengan tujuan meminimalisasi
dampak buruk akibat kekurangan
besi tersebut.

10
Selain masalah anemia dan KEK atau kurus (IMT < 18,5),
masalah kegemukan (IMT > 25) dan obesitas (IMT > 27) juga
dijumpai pada usia produktif dan dewasa setengah tua. Hal ini
antara lain terjadi sebagai dampak perubahan gaya hidup
berkaitan dengan pola makan dan menurunnya aktivitas fisik
yang terutama terlihat secara nyata di kota-kota besar. Di era
globalisasi seperti saat ini, makanan siap santap menjamur
dimana-mana, khusunya dipusat-pusat perbelanjaan, mall, kafe,
dan lain-lain. Orang sangat mudah untuk makan kapan saja dan
dimana saja. Makanan siap santap cenderung tinggi lemak dan
garam sehingga meningkatnya muncul penyakit degeneratif
lainnya.

11
BERBAGAI PROGRAM UNGGULAN PEMERINTAH DALAM
UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH GIZI
• Pola Menu 4 Sehat 5 Sempurna
• Pedoman Umum Gizi Seimbang
• Pedoman Gizi Seimbang
• Daftar bahan Penukar
• Keluarga Sadar Gizi
• Strategi dan Upaya Penanggulangan Akibat
Kekurangan Iodium
• Posyandu sebagai Saran Peran Serta Masyarakat
dalam Upaya Peningkatan Kesehatan Masyarakat
• Millenium Development Goals (MDGs)
• Jampersal
• Jamkesmas
• Jamkesda

12
A. Pola menu 4 sehat 5 sempurna


Pola menu 4 sehat 5 sempurna adalah pola menu seimbang yang bila
disusun dengan baik mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh
tubuh. Pola menu ini diperkenalkan pada tahun 1950 oleh bapak ilmu
gizi prof. DR. Poorwo soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat
Depkes dalam rangka melancarkan gerakan “sadar gizi”.
Pola menu 4 sehat 5 sempurna digali dari pola menu yang pada
umumnya sejak dahulu telah dikenal oleh masyarakat Indonesia. Pada
umumnya menu di Indonesia terdiri atas makanan sebagai berikut :
•Makanan pokok
•Lauk
•Sayur-sayuran
•Buah-buahan
•Minum susu
Dalam menyusun menu 4 sehat 5 sempurna diperlukan pengetahuan bahan
makanan, karena nilai gizi bahan makanan dalam tiap golongan tidak sama, jadi
setiap individu haru mempelajari setiap bahan makanan dan kandungan gizinya.
13
B. Pedoman umum gizi seimbang (PUGS)

PUGS memuat tiga belas pesan dasar yang diharapkan dapat digunakan
masyarakan luas sebagai pedoman praktis untuk mengatur makanan
sehari-hari yang seimbang dan aman guna mencapai dan
mempertahankan status gizi dan kesehatan yang optimal.
Ketiga belas pesan dasar tersebut adalah :

14
1. Makanlah aneka ragam makanan.
2. Makanlan makanan untuk memenuhi kecukupan energi.
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energy.
4. Batasi komsumsi lemak dan minyak sampai seperempat kebutuhan energy.
5. Gunakan garan beriodium.
6. Makanlah makanan sumber zat besi.
7. Berikan ASI saja kepada bayi sampai umur empat bulan.
8. Biasakan makan pagi atau sarapan.
9. Minumlah air bersih, aman dan cukup jumlahnya.
10. Lakukan kegiatan fisik dan olah raga secara teratur.
11. Hindari minum-minuman beralkohol.
12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.
13. Bacalah laber pada makanan yang dikemas.

15
C. Pedoman Gizi Seimbang


Pedoman Gizi Seimbang baru ini sebagai penyempurnaan pedoman-
pedoman yang lama, bila diibaratkan rumah maka ada 4 (empat) pilar prinsip
yang harus dipenuhi agar rumah tersebut dapat berdiri, yaitu
1) Mengonsumsi makanan beragam, tidak ada satupun jenis makanan yang
mengandung semua jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk menjamin
pertumbuhan dan mempertahankan kesehatannya, kecuali Air Susu Ibu
(ASI) untuk bayi baru lahir sampai berusia 6 bulan;
2) Membiasakan perilaku hidup bersih, perilaku hidup bersih sangat terkait
dengan prinsip Gizi Seimbang;
3) Melakukan aktivitas fisik, untuk menyeimbangkan antara pengeluaran
energi dan pemasukan zat gizi kedalam tubuh;
4)Mempertahankan dan memantau Berat Badan (BB) dalam batas normal.
16
D. Daftar Bahan Makanan Penukar


Daftar Bahan Makanan Penukar fungsinya mengelompokkan bahan
makanan berdasarkan peranannya dalam pola menu simbang dan zat gizi
utama yang dikandungnya.
Pada tahun 1996 Direktoran gizi mengeluarkan Daftar Padanan Bahan
Makanan yang prinsipnya sama sengan Daftar Penukar Bahan Makanan.
Daftar Bahan Makanan Penukar didalam buku ini dapat digunakan secara
umum dalam sehat dan sakit. Bahan makanan dibagi dalam delapan
golongan sebagai berikut : • Bahan makanan sumber karbohidrat.
• Bahan makanan sumber protein hewani.
• Bahan makanan sumber protein nabati.
• Sayuran.
• Buah-buahan.
• Susu.
• Minyak.
• Gula 17
Untuk tiap golongan bahan makanan disusun daftar bahan makanan dalam jumlah yang zat gizinya setara
atau ekivalen salam energy, karbohidrat, lemak, dan protein (diperoleh dari kandungan rata-rata kandungan
energy, karbohidrat, lemak, dan protein bahan makanan dalam tiap golongan). Bahan makanan dalam jumlah
tersebut dapat saling menukarkan

Golongan Ukuran
Utr (1) Gram Energy kkal Krbhdrat (g) Lemak( g) Protain (g)
I. golongan karbohidrat (nasi) ¼ gelas 100 175 40 - 4

II. sumber protei hewani (daging 1 potong 50 95 - 6 10


sapi)
III. sumber protein nabati (tempe) 2 potong 50 80 8 3 6

IV. sayuran (sayuran campur) 1 gelas 100 50 10 - 3

V. buah-buahan (pepaya) 1 potong 100 49 10 - -

VI. susu (susu sapi segar) 1 gelas 200 130 9 7 7

VII. minyak (minyak goreng) ½ sendok 5 45 - 5 -


makan
VIII.Gula (gula pasir) 1 sendok makan 10 40 10 - - 18
E. Keluarga Sadar Gizi
Salah satu paradigm pembangunan bidang kesehatan adalah
meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam upaya
kesehatan. Disisi lain paradigm upaya perbaikan gizi
masyarakat kedepan akan ditujukan untuk menciptakan
keluarga sadar gizi (KADARZI) sebagai jembatan antara untuk
meningkatkan keadaan gizi masyarakat. Pemanfaatan gizi
dalam upaya perbaikan gizi masyarakat masih lebih bersifat
dengan pemberian dengan pemberian intervensi (PMT, MP-
ASI, pil besi, kapsul vitamin A dsb) kepada sasaran.

19
F. Strategi dan Upaya Penanggulangan
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium
Menurut beberapa literatur, termasuk diantaranya modul Peningkatan Konsumsi
GaramBeryodium Direktorat Bina Gizi MasyarakatDepkes RI 2004, di Indonesia
terdapat beberapa strategi (baik jangka pendek maupun jangka panjang) sebagai
upaya penanggulangan Dampak Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
sebagai berikut :
Strategi jangka panjang, antara lain dengan melakukan tiga kegiatan berikut :
✘ Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE), merupakan sebuah strategi
pemberdayakan masyarakat dan komponen terkait agar mempunyai visi dan
misi yang sama untuk menanggulangi GAKY melalui kegiatan pemasyarakatan
informasi, advokasi, pendidikan/penyuluhan tentang ancaman GAKY bagi
kualitas sumberdaya manusia. Juga terkait pentingnya mengkonsumsi garam
beryodium, law enforcement dan social enforcement, hak memperoleh kapsul
beryodium bagi daerah endemic dan penganekaragaman konsumsi pangan.

20

✘ Surveillans, merupakan kegiatan pemantauan yang dilakukan secara
berkesinambungan terhadap beberapa indicator untuk dapat melakukan
deteksi dini adanya masalah yang mungkin timbul agar dapat dilakukan
tindakan/intervensi sehingga keadaan lebih buruk dapat dicegah.
Kegunaan survey lansya itu mengetahui luas dan beratnya masalah pada
situasi terakhir, mengetahui daerah yang harus mendapat prioritas,
memperkirakan kebutuhan sumberdaya yang diperlukan untuk intervensi,
mengetahui sasaran yang paling tepat dan mengevaluasi keberhasilan
program.
✘ Iodisasi garam, merupakan kegiatan fortifikasi garam dengan Kalium Iodat
(KOI3). Tujuan kegiatan ini agar semua garam yodium yang dikonsumsi
masyarakat mengandung yodium minimal 30 ppm. Target program ini
90% masyarakat mengkonsumsi garam beryodium yang cukup (30 ppm).

21

Sedangkan strategi jangka pendek sebagai upaya penanggulangan
GAKY yaitu dengan melakukan kegiatan distribusi kapsul minyak
beryodium. Program yang sudah mulai dilaksanakan sejak tahun
1992 ini dilakukan untuk mempercepat perbaikan status yodium
masyarakat bagi daerah endemik sedang dan berat pada kelompok
rawan. Kapsul minyak beryodium 200mg diberikan pada Wanita
Usia Subur (WUS) sebanya 2 kapsul/tahun, sedangkan untuk ibu
hamil, ibu menyusui dan anak SD kelas 1-6 sebanyak 1
kapsul/tahun.

22
G. Posyandu Sebagai Saran Peran Serta Masyarakat
dalam Usaha Peningkatan Kesehatan Masyarakat

Pengertian posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam


pelayanan kesehatan masyarakat dari keluarga berencana dari masyarakat, oleh
mesyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta
pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga Berencana yang
mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak
dini. Yang dimaksud dengan nilai strategis untuk pengembangan
pengembangan sumber daya manusia sejak dini yaitu dalam peningkatan mutu
manusia masa yang akan dating dan akibat dari proses pertumbuhan dan
perkembangan manusia ada tiga intervensi yaitu :

23
1. Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang
ditujukan untuk menjaga kelangsungan hidup anak sejak
janin dalam kandungan sampai usia balita.
2. Pembinaan perkembangan anak (child development) yang
ditujukan untuk membina tumbuh kembang anak secara
sempurna, baik fisik maupun mental sehingga siap menjadi
tenaga kerja tangguh.
3. Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud
untuk memberikan kesempatan berkarya dan berkreasi dalam
pembangunan bangsa dan Negara.
H. Millennium Development Goals-MDGs
Tujuan MDGs menempatkan manusia sebagai focus
utama pembangunan yang mencakup semua komponen
kegiatan yang tujuan akhirnya ialah kesejahteraan
masyarakat
25
MDGs 2. MDGs 3.
Mencapai Mendorong
MDGs 1. Pendidikan Dasar Kesetaraan Gender MDGs 4.
Menanggulangi untuk Semua dan Pemberdayaan Menurunkan Angka
Kemiskinan dan Perempuan Kematian Anak
Kelaparan

Ringkasan Status Pencapaian MDGs di MDGs 5.


MDGs 8. Indonesia Meningkatkan
Membangun Kemitraan
Kesehatan Ibu
Global untuk
Pembangunan MDGs 6.
MDGs 7. Memerangi HIV/AIDS,
Memastikan Kelestarian Malaria dan Penyakit
Lingkungan Hidup Menular Lainnya
26
I. Jampersal
Jampersal adalah jaminan
pembiayaan yang digunakan
untuk meningkatkan akses
masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan
kehamilan, pertolongan
persalinan, pelayanan
kesehatan nifas termasuk KB
pascapersalinan dan
pelayanan bayi baru
lahir, diluncurkan pada tahun
2011 dan saat ini Jampersal
telah dilaksanakan di seluruh
kabupaten/kota di seluruh
Tanah Air.
27
J. Jamkesmas
Jaminan Kesehatan Masyarakat adalah sebuah
program jaminan kesehatan untuk warga Indonesia
yang memberikan perlindungan sosial dibidang
kesehatan untuk menjamin masyarakat miskin dan
tidak mampu yang iurannya dibayar oleh
pemerintah agar kebutuhan dasar kesehatannya
yang layak dapat terpenuhi.Program ini dijalankan
oleh Departemen Kesehatan sejak 2008.
diselenggarakan berdasarkan konsepasuransi
sosiall dan secara nasional dengan tujuan untuk :
1) Mewujudkan portabilitas pelayanan sehingga
pelayanan rujukan tertinggi yang disediakan
Jamkesmas dapat diakses oleh seluruh peserta
dari berbagai wilayah;
2) Agar terjadi subsidi silang dalam rangka
mewujudkan pelayanan kesehatan yang
menyeluruh bagi masyarakat miskin
28
.
k. Jamkesda

Jamkesda adalah program jaminan bantuan pembayaran biaya


pelayanan kesehatan yang diberikan Pemerintah Daerah
Kabupaten kepada masyarakat Kabupaten Sasaran. Program
Jamkesda adalah seluruh masyarakat Kabupaten tertentu yang
belum memiliki jaminan kesehatan berupa Jamkesmas, ASKES
dan asuransi kesehatan lainnya. Adapun jaminan pembiayaannya
meliputi :
• Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) dilakukan pada
Puskesmas dan jaringannya.
• Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) pada RSUD.
• Pelayanan Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP) dilaksanakan
pada Puskesmas rawat inap dan pelayanan rawat inap kelas III
RSUD daerah dan Rumah Sakit luar daerah yang telah menjalin
kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten
• Pelayanan penderita gangguan jiwa

29
KEBUTUHAN GIZI DAN CONTOH MENU

1. Untuk Kelompok Umur 19-29 tahun

Bahan Makanan Dewasa Laki-laki 19-29 Dewasa Perempuan


tahun 19-29 tahun
2725 kkal 2250 kkal

Nasi 8p 5p

Sayuran 3p 3p

Buah 5p 5p

Tempe 3p 3p

Daging 3p 3p

Minyak 7p 5p

Gula 2p 2p

30
2. Untuk Kelompok Umur 30-49 tahun Bahan Makanan Laki-laki 30-49 tahun Perempuan 30-49 tahun
2625 kkal 2125 kkal

Nasi 7½p 4½p


Sayuran 3p 3p
Buah 5p 5p
Tempe 3p 3p
Daging 3p 3p
Minyak 6p 6p
Gula 2p 2p

3. Untuk Kelompok Umur 50-64 tahun Bahan Makanan Laki-laki 50-64 tahun Perempuan 50-64 tahun
2625 kkal 2125 kkal

Nasi 6½p 4½p

Sayuran 4p 4p

Buah 5p 5p

Tempe 3p 3p

Daging 3p 3p

susu 1p 1p

Minyak 6p 4p

Gula 1p 2p
31
Ket :
1. Nasi 1 porsi = ¾ gelas = 100 gr = 175 kkal
2. Sayuran 1 porsi = 1 gelas = 100 gr = 25 kkal
3. Buah 1 porsi = 1 buah pisang ambon = 50 gr = 50 kkal
4. Tempe 1 porsi = 2 potong sedang = 50 gr = 80 kkal
5. Daging 1 porsi = 1 potong sedang = 35 gr = 50 kkal
6. Ikan segar 1 porsi = 1/3 ekor = 45 gr = 50 kkal
7. Susu sapi 1 porsi = 1 gelas = 200 gr = 50 kkal
8. Susu rendah lemak 1 porsi = 4 sdm = 20 gr = 75 kkal
9. Minyak 1 porsi = 1 sdt = 5 gr = 50 kkal
10. Gula = 1 sdm = 20 gr = 50 kkal
*) sdm : sendok makan
**) sdt : sendok teh
p : porsi
32
SUMBER :
Soekatri, M., & Soertardjo, S. 2011. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Gramedia,
Jakarta

Almatsier S, 2010, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Gramedia, Jakarta

Jahari AB , 2005, Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) dalam Menuju Gizi Baik untuk Semua,
Puslitbang Gizi dan Makanan, DepKes RI.

Setyowati, T., & Lubis, A. (2012). Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan dan Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan (SUSENAS 2001). Buletin Penelitian Kesehatan, 31(4 Des).

Sembiring. N., 2004, Posyandu sebagai Saran Peran serta Masyarakat dalam Peningkatan
Kesehatan Masyarakat, FKM Universitas Sumatra Utara.

Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan


Nasional (BAPENAS), 2010, Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Indonesia
2010. ISBN 978-979-3764-64-1

Riset Keseehatan Dasar 2018, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

https://www.academia.edu/8277592/Makalah_GIZI_SEIMBANG_TIAP_TAHAPAN_UMUR 33
Thanks!
Any questions?

34

Anda mungkin juga menyukai