Anda di halaman 1dari 1

LATAR BELAKANG

Gizi pada anak dipengaruhi oleh faktor sosioekonomi dan latar sosial budaya
yang berhubungan dengan pola makan dan gizi. Nutrisi yang tidak tepat dalam lima
tahun pertama kehidupan berakibat pada gangguan pertumbuhan dan perkembangan
fisik, mental dan otak yang berifat irreversible. Ukuran keberhasilan dalam pemenuhan
nutrisi adalah status gizi. Status gizi balita mencerminkan tingkat perkembangan dan
kesejahteraan masyarakat dalam suatu negara serta berhubungan dengan status
kesehatan anak di masa depan (Bhandari, et al., 2013).
Menurut WHO jumlah penderita kurang gizi di dunia mencapai 104 juta anak
dan keadaan tersebut merupakan penyebab sepertiga dari seluruh penyebab kematian
anak di seluruh dunia. Asia Selatan merupakan wilayah dengan prevalensi kurang gizi
tersbesar di dunia, yaitu sebesar 46% kemudian daerah sub-Sahara Afrika 28%,
Ameika Latin 7% dan yang paling rendah terdapat di Eropa Tengah dan Timur sebesar
5% (Sigit, 2012). UNICEF melaporkan sebanyak 167 juta anak usia pra-sekolah di
dunia yang menderita kurang gizi (underweight) sebagian besar berada di Asia Selatan
(Gupta, et al., 2016).
SSGBI 2019 dilakukan secara terintegrasi dengan Susenas untuk mendapatkan
gambaran status gizi yang meliputi underweight (gizi kurang), wasting (kurus), dan
stunting (kerdil). Hasilnya, prevalensi balita underweight atau gizi kurang pada 2019
berada di angka 16,29%. Angka ini mengalami penurunan sebanyak 1,5%. Kemudian
prevalensi balita stunting pada 2019 sebanyak 27,67%, turun sebanyak 3,%. Sementara
itu untuk prevalensi balita wasting (kurus), berada pada angka 7,44%. Angka ini turun
2,8%. Semua data dibandingkan dengan hasil survei dari tahun 2018.
Menurunnya angka stunting di Indonesia merupakan kabar baik. Tapi masih
perlu kerja keras semua pihak untuk melakukan segala upaya penurunan gizi buruk.
Menurut standar WHO, batas maksimal toleransinya di angka 20% atau seperlima dari
jumlah total anak balita yang sedang tumbuh. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa
usaha yang dapat kami lakukan untuk mengurangi jumlah penderita gizi buruk adalah
dengan melakukan penyuluhan mengenai pencegahan gizi buruk kepada masyarakat,

Anda mungkin juga menyukai