Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN PRILAKU INDIVIDU TERHADAP PROSES

PENYEBARAN PENYAKIT MALARIA DI WILAYAH HANURA


KECAMATAN TELUK PANDAN KABUPATEN PESAWARAN
PROVINSI LAMPUNG

Oleh

NANDA CYNTHIA HUZNA

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

SARJANA KEDOKTERAN

Pada

Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung

Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung

2018

1
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .................................................................................................. 2

DAFTAR PUSTAKA .................................. Error! Bookmark not defined.

DAFTAR TABEL ........................................ Error! Bookmark not defined.

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 3

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 7

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 7

1.3.1 Tujuan Umum ......................................................................... 7

1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................................ 7

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 8

1.4.1 Manfaat Bagi Ilmu Pengetahuan ............................................ 8

1.4.2 Manfaat Bagi Peneliti ............................................................. 8

1.4.3 Manfaat Bagi Institusi............................................................. 8

1.4.4 Manfaat Bagi Masyarakat ....................................................... 8

BAB I
PENDAHULUAN

2
1.1 Latar Belakang

Malaria masih menjadi suatu wabah penyakit di seluruh dunia, Pada tahun
2017, diperkirakan 219 juta kasus malaria terjadi di seluruh dunia dibandingkan
dengan 239 juta kasus pada tahun 2010 dan 217 juta kasus pada tahun 2016.
Meskipun diperkirakan ada 20 juta kasus malaria lebih sedikit pada tahun 2017
dibandingkan tahun 2010, data untuk periode 2015–2017 menyoroti bahwa tidak
ada kemajuan signifikan dalam mengurangi malaria global kasus dibuat dalam
jangka waktu ini. Sebagian besar kasus malaria pada tahun 2017 berada di WHO
wilayah Afrika (200 juta atau 92%), diikuti oleh WHO wilayah Asia Tenggara
dengan 5% kasus dan WHO Wilayah mediterania Timur dengan 2% kasus. WHO
Wilayah Asia Tenggara terus melihat tingkat kejadian malaria turun - dari 17 kasus
penyakit per 1000 penduduk berisiko pada 2010 menjadi 7 kasus pada tahun 2017
(penurunan 59%). WHO Wilayah lainnya mencatat sedikit kemajuan atau
peningkatan tingkat insiden. (WHO,2018)

Penyakit Malaria menyerang semua kelompok umur baik laki-laki maupun


perempuan. Penderita yang terkena penyakit malaria memiliki gejala : demam,
menggigil, berkeringat, sakit kepala, mual atau muntah. Penderita yang
menunjukan gejala klinis harus menjalani test laboratorium unutk mengkonfirmasi
status positif malarianya. (Kemenkes RI,2016). Terdapat 4 spesises Plasmodium
sp. yaitu, Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale,
Plasmodium malariae, dan plasmodium knowlesi. (Kemenkes RI, 2015)

Secara global malaria merupakan penyakit serius dan fatal yang ditularkan
oleh nyamuk dan jika tidak segera diobati maka penderita akan mengalami
komplikasi yang parah dan dapat meninggal (CDC,2015). Penyakit malaria sangat
rentan terhadap balita. Pada tahun 2015, malaria membunuh sekitar 303.000 balita
di seluruh dunia, termasuk 292 di Wilayah Afrika antara tahun 2010 dan 2015,
tingkat kematian malaria pada anak-anak di bawah 5 tahun menurun sekitar 3%.
Meskipun demikian, malaria tetap merupakan pembunuh kehidupan utama balita,
yaitu terdapat kematian setiap 1 anak dalam 2 menit (WHO,2016)

3
Maka dikarenakan penyakit malaria merupakan penyakit yang harus
diberantas, Komitmen global pada Milenium Development Goals (MDGs)
menempatkan upaya pemberantasan malaria ke dalam salah satu tujuan Bersama
yang harus dicapai sampai dengan tahun 2015 melalui tujuan ketujuh yaitu
memberantas penyakit HIV/AIDS, malaria dan tuberculosis. Dengan berakhirnya
MGDs pada tahun 2015, komitmen global tersebeut dilanjutkan meelalui
Sustainable Development Goals (SDGs). Pad SSGDs, upaya malaria tertuang
dalam tujuan ketiga yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mengupayakan
kesejahteraan bagi semua orang, dengan tujuan spesifik yaitu mengakhiri epidemi
AIDS, tuberculosis, malaria, penyakit neglected topical sampai tahun 2030
(Kementrian Kesehatn RI, 2016)

Salah satu bentuk komitmen pemerintah terhadap upaya pengendalian


malaria, telah diterbitkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
293/MENKES/SK/IV/2009 tanggal 28 April 2009 tentang Eliminasi Malaria di
Indonesia. Eliminasi malaria bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang hidup
sehat, yang terbebas dari penularan malaria secara bertahap sampai dengan tahun
2030. Penetapan sasaran wilayah eliminasi malaria dilaksanakan secara bertahap.
Kepulauan Seribu (Provinsi DKI Jakarta), Pulau Bali, dan pulau Batam pada tahun
2010, Pulau Jawa, Provinsi Aceh, dan Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2015,
Wilayah Pulau Sumatera (kecuali Provinsi Aceh dan Kepulauan Riau), Provinsi
NTB, Pulau Kalimantan, dan Pulau Sulawesi akan disasarkan pada tahun 2020, dan
untuk Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku
Utara akan disasarkan pada tahun 2030. (Kemenkes RI, 2013)

Di Indonesia Malaria masih menjadi tempat endemis malaria, kementrian


kesehatan masih menggalakan memperluas wilayah eliminasi malaria di seluruh
provinsi di Indonesia. Annual Parasite Incidence (API) per tahun digunakan untuk
menentukan morbiditas malaria pada suatu wilayah. Insiden Malaria penduduk
Indonesia tahun 2007 adalah 2,9 persen dan tahun 2013 adalah 1,9 persen.
Prevalensi malaria tahun 2013 adalah 6,0 persen. Lima provinsi dengan insiden dan
prevalensi tertinggi adalah Papua, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, Sulawesi
Tengah dan Maluku. (Kemenkes RI, 2013).

4
Tren API di Indonesia pada tahun 2011 hingga 2015 terus mengalami
penurunan. Hal ini menunjukan keberhasilan program pengendalian Malaria yang
dilakukan oleh berbagai pihak baik pemerintah pusat, daerah, masyarakat, dan mitra
terdekat. Tren API pada 2011 menunjukan nilai 1,75 dan pada 2015 menunjukan
nilai 0,85 per 1000 penduduk yang berarti masih terdapat 85 penduduk yang sakit
malaria dari 100.000 penduduk. (Kemenkes RI,2016)

Jika dilihat dari provinsi-provinsi di Indonesia pada tahun 2015, tampak


wilayah timur Indonesia masih memiliki API tertinggi. Sedangkan DKI Jakarta dan
Bali memiliki angka API nol dan sudah masuk kategori provinsi bebas malaria.
(Kementrian Kesehatan RI, 2016). Salah satu daerah di Indonesia bagian barat yang
belum terbebas dari penyakit malaria adalah Propinsi Lampung. Pada API tahun
2015 Propinsi lampung menunjukan nilai endemis malaria sebanyak 0,49 per 1000
penduduk, ini berarti lampung masih menunjukan presentasi adanya penyakit
malaria yang harus di eliminasi (Kemenkes RI, 2016)

Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun


1964 tentang Pembentukan Daerah Tingkat 1 Lampung tanggal 18 Maret 1964.
Administrasi Pemerintahan di Provinsi Lampung dibagi dalam 14 Kabupaten/Kota,
yaitu Kota Bandar Lampung, Kota Metro, Kabupaten Lampung Barat, Kabupaten
Tanggamus, Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten
Lampung Tengah, Kabupaten Lampung Utara, Kabupaten Way Kanan, Kabupaten
Tulang Bawang, Kabupaten Pesawaran, Kabupaten Pringsewu, Kabupaten Mesuji,
Kabupaten Tulang Bawang Barat. (UURI, 1964)

Provinsi Lampung sampai saat ini masih merupakan daerah endemis yang
berpotensi untuk berkembangnya penyakit malaria dikarenakan memiliki pedesaan
yang mempunyai rawa-rawa, genangan air payau di tepi laut dan tambak-tambak
ikan yang tidak terurus, kecuali beberapa wilayah di Kabupaten Lampung Barat
yang merupakan persawahan dan perkebunan. Oleh karena itu perlu upaya
pengendalian untuk menurunkan/menekan masalah malaria. Desa endemis malaria
berjumlah 223 desa atau 10% dari seluruh jumlah desa, angka kesakitan malaria per
tahun 0,4 per 1.000 penduduk. Di dalam Global Malaria Programme ditargetkan

5
80% penduduk terlindungi dan penderita mendapat pengobatan Arthemisin Based
Combination Therapy (ACT). (Dinkes Lampung,2016)

Persentase Malaria yang di konfirmasi dengan laboratorium dan diobati


dengan ACT di Provinsi lampung selama tahun 2010- 2016 cenderung meningkat,
konfirmasi laboratorium tahun 2010 menunjukan angka 78 dan pada tahun 2016
mengalami penaikan angka menjadi 99 sedangkan presentasi pasien yang diobati
dengan ACT pada tahun 2010 menunjukan angka 90 dan pada tahun 2016
mengalami peningkatan menjadi 99. Bila dilihat berdasarkan jenis vektor Malaria
maka di Provinsi Lampung terdapat 12 species dari nyamuk Anopheles spp yaitu
An. Vagus, An, Sundaicus, An. Barbirotris, An. Acconitus, An. Indefinitus, An.
Kochi, An. Subpictus. An. Tesselatus, An. Minimus, An. Maculatus.(Dinkes
Lampung,2016)

Kabupaten/ Kota di provinsi Lampung yang memiliki Angka kesakitan


Malaria (API) tertinggi pada tahun 2016 terdapat di Kabupaten Pesawaran.
Kabupaten Pesawaran penyumbang kasus terbesar yang ditemukan di Provinsi
Lampung. Tingginya kasus yang ditemukan di Kabupaten Pesawaran berhubungan
erat dengan tingginya angka gigitan nyamuk Anopheles yang diukur dengan
indikator Man Biting Rate (MBR) rata-rata 80 gigitan per orang per jam dari hasil
survei yang dilakukan oleh Litbang Kementerian Kesehatan pada tahun 2014.
Peningkatan kasus malaria di Kabupaten Pesawaran disebabkan oleh
rusaknya lingkungan mangrove di Pulau Pahawang yang berakibat meluasnya
tempat perindukan nyamuk penular malaria., dan juga peningkatan sarana alat dan
pengetahuan bidan terhadap penggunaan Rapid Detection Test (RDT) sehingga
penentuan suspect malaria terdeteksi lebih baik. (Dinkes Lampung, 2016)

Angka kesakitan malaria di Kabupaten Pesawaran selama rentang waktu 5


tahun (2011-2015) menunjukan angka yang berfluktuasi. Pada tahun 2011
menunjukan angka 4,76 per 1.000 penduduk, kemudian pada tahun 2012 menurun
menjadi 1 per 1.000 penduduk. Pada tahun 2013 terjadi peningkatan menjadi 4,77
per 1000 penduduk, tahun 2014 terjadi pingkatan kembali hingga 7,26 per 1000
penduduk, dan pada tahun 2015 mengalami menurun menjadi 6,36 per 1000

6
Penduduk. Kasus Malaria pada tahun 2015 sebanyak 2.712 kasus dengan 2
kematian (CFR sebesar 0,07%) yaitu yang berada di wilayah kerja Puskesmas
Pedada (1 orang) dan Puskesmas Hanura (1orang). (Dinkes Pesawaran,2016)

Persebaran kasus malaria berdasarkan wilayah kerja puskesmas di


kabupaten pesawaran terdapat 3 wilayah kerja puskesmas tecatat positif kasus
malaria yaitu Puskesmas Hanura (dengan jumlah kasus terbanyak yaitu 2.276
kasus), Puskesmas Pedada (320 kasus), dan Puskesmas Padang Cermin (116 kasus).
(Dinkes Pesawaran, 2016)

Kesehatan manusia sangat tergantung pada interaksi antara manusia dan


aktivitasnya dengan lingkungan fisik, kimia, serta biologi.2 Infeksi malaria dan
factor faktor yang mempengaruhinya di masyarakat merupakan interaksi dinamis
antara faktor host (manusia dan nyamuk), agent (parasit) dan environment.Faktor
risiko individual yang diduga berperan untuk terjadinya infeksi malaria adalah usia,
jenis kelamin, genetik, kehamilan, status gizi, aktivitas keluar rumah pada malam
hari (perilaku individu) dan faktor risiko kontekstual adalah lingkungan perumahan,
keadaan musim, sosial ekonomi, dan lain-lain (Ernawati,2011)

Kenaikan API yang tinggi pada tahun 2017 di Kabupaten Pesawaran


setinggi 7,26 per 1000 penduduk, dan pada tahun 2015 terjadi penurunan menjadi
6,36 per 1000 Penduduk
berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
adakah hubungan faktor individu yang berdampak terhadap data api yang
berfluktuasi tersebut, dan masih menjadi angka endemis malaria sampai saat ini.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan
dalam penelitian ini yaitu apakah terdapat hubungan perilaku individu
terhadap proses penyebaran malaria di wilayah Hanura Kecamatan Teluk
Pandan Kabupaten Pesawaran ?

1.2 Tujuan Penelitian

7
1.3.1 Tujuan Umum
Dari penelitian ini didapatkan tujuan umum yaitu untuk mengetahui
hubungan antara perilaku individu terhadap proses penyebaran
malaria di wilayah Hanura Kecamatan Teluk Betung Pandan
Kabupaten Pesawaran

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui apakah terdapat hubungan usia dengan proses


penyebaran malaria di wilayah Hanura Kecamatan Teluk Betung
Pandan Kabupaten Pesawaran
2. Mengetahui apakah terdapat hubungan jenis kelamin dengan
proses penyebaran malaria di wilayah Hanura Kecamatan Teluk
Betung Pandan Kabupaten Pesawaran
3. Mengetahui apakah terdapat hubungan kehamilan dengan proses
penyebaran malaria di wilayah Hanura Kecamatan Teluk Betung
Pandan Kabupaten Pesawaran
4. Mengetahui apakah terdapat hubungan aktivitas keluar rumah
pada malam hari dengan proses penyebaran malaria di wilayah
Hanura Kecamatan Teluk Betung Pandan Kabupaten Pesawaran
5. Mengetahui apakah terdapat hubungan pekerjaan nelayan
dengan proses penyebaran malaria di wilayah Hanura
Kecamatan Teluk Betung Pandan Kabupaten Pesawaran
6. Mengetahui hubungan pengetahuan dengan proses penyebaran
malaria di wilayah Hanura Kecamatan Teluk Betung Pandan
Kabupaten Pesawaran.
7. Mengetahui kebiasaan menggunakan kelambu terhadap proses
penyebaran malaria di wilayah Hanura Kecamatan Teluk Betung
Pandan Kabupaten Pesawaran
8. Mengetahui hubungan penggunaan obat anti nyamuk terhadap
proses penyebaran malaria di wilayah Hanura Kecamatan Teluk
Betung Pandan Kabupaten Pesawaran

8
9. Mengetahui hubungan penggunaan kawat kassa terhadap proses
penyebaran malaria di wilayah Hanura Kecamatan Teluk Betung
Pandan Kabupaten Pesawaran
10. Mengetahui hubungan penutup tubuh lengkap terhadap proses
penyebaran malaria di wilayah Hanura Kecamatan Teluk Betung
Pandan Kabupaten Pesawaran

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Bagi Ilmu Pengetahuan


Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi
untuk melanjutkan studi terhadap masalah yang terkait dengan
penyakit malaria di wilayah lainnya dan sebagai masukan atau bahan
pertimbangan kepada pengelola program pemberantasan penyakit
malaria.
1.4.2 Manfaat Bagi Peneliti
Menambah ilmu pengetahuan di bidang ilmu penyakit malaria dan
pengalaman menganalisis masalah secara langsung di wilayah
endemis malaria
1.4.3 Manfaat Bagi Institusi
Bagi Institusi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung semoga
penelitian ini dapat menambah bahan kepustakaan dan memberikan
informasi terhadap penelitian selanjutnya.
1.4.4 Manfaat Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan merubah pola prilaku individu di daerah
endemis malaria, sehingga masyarakat dapat menyebarkan
informasi untuk menghindari perilaku yang akan membuat individu
terserang penyakit malaria sehingga memiliki upaya dalam
menurunkan API yang disebabkan oleh vektor Anopheles di
Provinsi Lampung khususnya di wilayah Hanura.

9
Daftar Pustaka

CDC. 2015 . Malaria [Online]. Atlanta, Georgia : Centers For Diseases Control
and Prevention. Available : http://www.cdc.gov/malaria/ Accessed 20 November
2018

Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran. 2016. Profil Kesehatan Kabupaten


Pesawaran. Pesawaran : Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran.

Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. 2016. Profil Kesehatan Provinsi Lampung


Bandar Lampung : Dinas Kesehatan Provinsi Lampung.

Ernawati, K. et all. 2011. Hubungan Faktor Resiko Individu dan Lingkungan


Rumah dengan Kejadian Malaria di Punuh Pedada Kabupaten Pesawaran Provinsi
Lampung Indonesia. Makara Kesehatan 15(2) : 51-57.

Kementrian Kesehatan RI 2013. Profil Kesehatan Indoneisa 2012. Jakarta :


Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Kementrian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar : Malaria. Jakarta:


Kementrian Kesehatan RI

Kementrian Kesehatan RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia 2014. Jakarta :


Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Kementrian Kesehatan RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta :


Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Republik Indonesia. 1964 . Undang- Undang Nomor 14 Tahun 1964. Jakarta.


Pemerintah RI

10
World Health Organization. 2016. World Malaria Report . Geneva : World Health
Organization

World Health Organization.2018. World Malaria Report, Geneva, World Health


Organization

11

Anda mungkin juga menyukai