Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Badan Kesehatan Dunia (WHO), pada 2017, diperkirakan 219 juta

kasus malaria terjadi di seluruh dunia (kepercayaan 95% Interval [CI]: 203-

262 juta), dibandingkan dengan 239 juta kasus pada tahun 2010 (95% CI: 219-

285 juta) dan 217 juta kasus pada tahun 2016 (95% CI: 200–259 juta).

Sebagian besar kasus malaria pada tahun 2017 berada di Wilayah Afrika (200

juta atau 92%), diikuti oleh Wilayah Asia Tenggara dengan 5% kasus dan

Mediterania Timur Wilayah dengan 2%. Lima belas negara di sub-Sahara

Afrika dan India membawa hampir 80% dari malaria global beban. Lima

negara menyumbang hampir setengah dari semua kasus malaria di seluruh

dunia: Nigeria (25%), Republik Demokratik Kongo (11%), Mozambik (5%),

India (4%) dan Uganda (4%). Tingkat kejadian malaria menurun secara global

antara 2010 dan 2017, dari 72 menjadi 59 kasus per 1000 populasi berisiko.

meskipun ini merupakan pengurangan 18% selama periode tersebut, namun

jumlah kasus per 1000 populasi yang berisiko telah mencapai 59 selama 3

tahun terakhir (WHO, 2018).

Malaria adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat

menyebabkan kematian terutama pada kelompok risiko tinggi yaitu bayi, anak

balita, ibu hamil, selain itu malaria secara langsung menyebabkan anemia dan

dapat menurunkan produktivitas kerja (KemenKes RI, 2017).

1
Penyakit malaria penyakit menular umumnya menyerang daerah tropis

dan subtropis (H. M. Muslim, 2009). Penyakit malaria sudah dikenal sejak

zaman Yunani. menurut Depkes RI, setiap 30 detik seorang anak meninggal

akibat penyakit ini. menurut Centers for Disease Control anda Prevention

(CDC), terdapat sekitar 219 juta kasus malaria di dunia dan sebanyak 660.000

kematian terjadi akibat malaria terutama di Afrika (dr. Rendi Aji

Prihaningtyas, 2014).

Kesehatan merupkan kebutuhan manusia dalam kelangsungan hidup

sehari- hari, sehingga merupakan hal yang mutlak dalam kebutuhan setiap

hidup orang. namun untuk mendapatkan kesehatan yang tinggi di tuntut untuk

menjaga dan memelihara kesehatan lingkungan. dimana manusia itu hidup,

karena kesehatan merupakan dambaan setiap orang untuk dapat berkarya dan

meningkatkan produktivitas baik secara individu dan kelompok

(Harjianto,2002).

Di Indonesia rata-rata kasus klinis malaria diperkirakan 15 juta tiap

tahunnya. penduduk yang tinggal di daerah malaria diperkirakan sekitar 85,1

juta dengan tingkat endemisitas rendah, sedang, hingga tinggi (Ririh

Yudhastuti, 2008).

Menurut survei kesehatan rumah tangga tahun 2011, terdapat 15 juta

kasus malaria dengan 38 ribu kematian setiap tahunnya. diperkirakan 70%

penduduk Indonesia tinggal di daerah yang beresiko tertular malaria. dari 484

kabupaten/kota yang ada di Indonesia, 338 kabupaten/kota merupakan daerah

endemis malaria (MenKes RI, 2011).

2
Kondisi penyakit malaria di Sulawesi Tengah saat ini masih

merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi permasalahan kesehatan

masyarakat dan sangat mempengaruhi angka kesakitan, kematian bayi, dan

ibu hamil atau ibu menyusui serta dapat menurunkan produktivitas tenaga

kerja dan memberi dampak negatif terhadap dunia pariwisata.

Berdasarkan data yang di peroleh dari dinas kesehatan provinsi

Sulawesi tengah dan kasus positif akibat malaria atau API (Annual Parasite

Incidence), dengan target < 1% (per 1000 penduduk). yang merupakan target

capaian indikator program malaria. Pada tahun 2015 (1,60 ‰), dengan jumlah

kasus sebanyak 4357 orang, tahun 2016 (0,65‰) dengan jumlah kasus

sebanyak 4211 dan pada tahun 2017 (0,24 ‰) dengan jumlah kasus sebanyak

2911 orang (Dinas kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, 2016).

Sedangakan data Kabupaten Donggala yang mempunyai wilayah yang

endemis malaria. berdasarkan data Jumlah kasus dan kematian Penyakit

Malaria Dinas Kesehatan Kabupaten Donggala tahun 2015-2017, kasus

Malaria pada tahun 2015 sebanyak 356 yang positif, dan tahun 2016 sebanyak

304 yang positif sedangkan kasus malaria pada tahun 2017 sebanyak 58

orang yang positif malaria dengan kasus tertinggi terjadi pada UPTD

Puskesmas Iembasada sebanyak 17 kasus.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti pada tanggal

12 februari di UPTD Puskesmas Lembasada sendiri pada tahun 2015 terdapat

sediaan darah positif sebanyak 94 kasus, dengan kasus tertinggi di Desa

Ongulara, yaitu sebanyak 59 kasus. sedangkan pada Tahun 2016 Terdapat

3
sediaan darah positif sebanyak 93 kasus dengan kasus tertiggi desa Ongulara

sebanyak 43 kasus positif, dan pada tahun 2017 sebanyak 15 kasus yang

positif dengan kasus tertinggi di Desa Ongulara, yaitu sebanyak 8 kasus. Dan

pada Tahun 2018 untuk desa Ongulara dengan jumlah jiwa 827, dari 23 orang

yang sediaan darahnya diperiksa terdapat 4 kasus yang positif Malaria dengan

kasus tertinggi di Desa Ongulara di tahun 2018 angka kasus malaria menurun.

Kejadian malaria dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah

faktor lingkungan, faktor pendidikan dan pengetahuan, faktor pekerjaan, adat

istiadat dan kebiasaan serta perilaku masyarakat. Selama ini upaya yang

dilakukan masyarakat untuk mengatasi masalah penyakit menular, masih

banyak berorientasi pada penyembuhan penyakit. Upaya ini masih kurang

efektif karena banyak mengeluarkan biaya. Sedangkan upaya yang lebih

efektif dalam mengatasi masalah kesehatan dengan memelihara dan

meningkatkan kesehatan dengan berperilaku hidup sehat. Namun, hal ini

ternyata belum disadari dan dilakukan sepenuhnya oleh masyarakat

(Kusumawati, 2004).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengambil

judul”Gambaran Prilaku Masyarakat tentang penyakit malaria Di desa

Ongulara Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten Donggala.

4
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalahnya

bagaimana Gambaran perilaku masyarakat Tentang penyakit malaria di desa

Ongulara Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten Donggala?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan

gambaran perilaku masyarakat tentang penyakit malaria.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

a. Diketahuinya pengetahuan masyarakat tentang penyakit malaria.

b. Diketahuinya sikap masyarakat terhadap penyakit malaria.

c. Diketahuinya tindakan masyarakat terhadap penyakit malaria.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Instansi

Dapat memberikan informasi dan bahan masukan bagi Dinas

Kesehatan Kabupaten Donggala dan UPTD Puskesmas Lembasada dalam

penanggulangan malaria dan mencegah KLB terulang dimasa datang.

5
2. Bagi Institusi

Untuk jurusan kesehatan Lingkungan agar menambah ilmu

pengetahuan dan wawasan serta memberikan informasi yang dapat

berguna bagi peneliti-peneliti selanjutnya.

3. Bagi Peneliti

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam

menerapkan dan mengembangkan ilmu kesehatan lingkungan, serta dapat

menerapkan ilmu yang telah di peroleh selama kuliah di Politeknik

Kesehatan Palu jurusan Kesehatan Lingkungan

6
DAFTAR PUSTAKA

Basuki, B, 2000Aplikasi Metode Kasus Kontrol, bagian Ilmu Kedokteran


Komunitas. Fakultas Kedokteran Indonesia: Jakarta.

David Werner, Carol Thuman, & Jane Maxwell, 2010. Apa yang Anda kerjakan
bila tidak ada Dokter. ANDI: Yogyakarta.

Depkes RI, 1992. Undang-Undang Kesehatan No 23 Tahun 1992 Tentang


Kesehatan. Depkes RI: Jakarta.

Depkes RI, 1999. Modul Epidemiologi Malaria. Dikjen PPM dan PLP: Jakarta.

Depkes RI, 1999. Modul Pedoman Kegiatan Kader. Dikjen PPM dan PLP:
Jakarta.

Depkes RI, 2003. Epidemiologi Malaria. Direktorat Jenderal PPM-PL,


Departemen Kesehatan RI: Jakarta.

Depkes RI, 2003. Manajemen Puskesmas. Depkes RI: Jakarta.

Depkes RI, 2003. Pengobatan Malaria kabupaten. Direktorat Jenderal PPM-PL,


Departemen Kesehatan RI: Jakarta.

Depkes RI, 2005. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 23 tahun 2005


Tentang Kesehatan. Depkes RI: Jakarta.

Depkes RI, 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Depkes RI: Jakarta.

Dra. V. Nuraini Widjajanti Apt, 1991. Obat-Obatan. Kanisius: Yogyakarta.

7
Dr. Hadi Siswanto, MPH, 2003. Kamus Populer Kesehatan Lingkungan. EGC:
Jakarta.

Dr dr Anies M.Kes, PKK, 2006. Seri Lingkungan dan Penyakit Manajemen


Berbasis Lingkungan Solusi Mencegah dan Menanggulangi Penyakit
Menular. PT Elex Media Komputindo: Jakarta.

dr. Rendi Aji Prihaningtyas, 2014. Deteksi dan Cepat Obati 30 + Penyakit yang
Sering Menyerang Anak. MEDIA PRESSINDO: Yogyakarta.

Handayani, W dan Haribowo, A.S, 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada
Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Salemba medika: Jakarta.

Harijanto P.N, 2000. Malaria, Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis dan


Penanganan. EGC: Jakarta.

Heni Prasetyowati, 2013. Fauna Anopheles. Health Advoacy: Surabaya.

H. M. Muslim, M.Kes, 2009. Parasitologi untuk Keperawatan. EGC: Jakarta.

KemenKes RI, 2011. Buku Saku Menuju Eliminasi Malaria. Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan: Jakarta.

KemenKes RI, 2016. Malaria. Pusat Data dan Informasi: Jakarta.

KemenKes RI, 2017. Buku Saku Penetalaksanaan Kasus Malaria. Ditjen


Pencegahan dan Pengendalian Penyakit: Jakarta.

Kusumawati, D., 2004, Bersahabat dengan Hewan Coba, Gadjah Mada Press,
Yogyakarta, 3-7.

Mahdiana, R. 2010. Mencegah Penyakit Kronis Sejak Dini. Tora Book:


Yogyakarta.

Notoatmodjo, S, 1993. Pengantar Pendidikan dan Imu Perilaku Kesehatan. Andi


Offset: Yogyakarta.

Notoatmodjo, S, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S, 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S, 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka


Cipta.

8
Oemijati, S, 1991. Masalah Malaria di Indonesia. Kumpulan Makalah Simposium
Malaria. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.

Ririh Yudhastuti, 2008. Gambaran Faktor Lingkungan Daerah Endemis Malaria.


JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN, VOL.4, NO.2: 9 – 20.

Sembel D.T, 2009. Entomologi Kedokteran. ANDI: Yogyakarta.

Sunaryo, 2004. Psikologi Untuk Pendidikan. EGC: Jakarta.

Seksi Data Dan Informasi, 2016. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah
Tahun 2015. Dinkes Prov. Sulteng: Palu.

Tapan, E. 2004. Flu, HFMD, Diare pada Pelancong, Malaria, Demam Berdarah,
Malaria,Tifus. Pustaka Populer Obor: Jakarta.

World Health Organization, 2018. World Malaria Report. CIP: Geneva.

Anda mungkin juga menyukai