BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
300-500 juta kasus malaria di dunia, dengan lebih dari satu juta
tinggi yaitu bayi, anak balita, ibu hamil, selain itu Malaria secara langsung
RI, 2017).
tropis dan subtropis (H. M. Muslim, 2009). Penyakit Malaria sudah dikenal
sejak zaman Yunani. Menurut Depkes RI, setiap 30 detik seorang anak
meninggal akibat penyakit ini. Menurut Centers for Disease Control anda
Prevention (CDC), terdapat sekitar 219 juta kasus Malaria di dunia dan
bangsa Indonesia (KemenKes RI, 2017). Sampai saat ini Malaria masih
PKK, 2006).
2
Yudhastuti, 2008).
penduduk Indonesia tinggal di daerah yang beresiko tertular malaria. Dari 484
penyakit emerging dan re-emerging. Kondisi ini dapat terjadi karena adanya
kasus impor, resistensi obat dan beberapa insektisida yang digunakan dalam
pengendalian vektor, serta adanya vektor potensial yang dapat menularkan dan
daerah terpencil, sulit dijangkau dan banyak ditemukan di daerah miskin atau
sedang berkembang.
musim kemarau.
setiap orang namun untuk mendapatkan kesehatan yang tinggi di tuntut untuk
(Harjianto,2002)
4
tengah dan kasus positif malaria pada tahun 2015 berjumlah (1,06%)per mil,
kasus Malaria pada Tahun 2015, sebanyak 356 kasus. Kasus Malaria pada
Tahun 2016 sebanyak 304 kasus sedangkan Kasus Malaria pada Tahun 2017
sebanyak 58 kasus. Dengan kasus tertinggi sebanyak 356 kasus pada Tahun
Donggala Tahun 2017, dari 4.830 orang yang sediaan darahnya diperiksa
terdapat 58 orang yang positif Malaria dengan kasus tertinggi terjadi pada
5
sebanyak 13 kasus.
pada Tahun 2015 sebanyak 782 orang yang sediaan darahnya diperiksa.
Terdapat sediaan darah positif sebanyak 105 kasus, dengan kasus tertinggi di
Desa Ongulara, yaitu sebanyak 135 kasus. Sedangkan pada Tahun 2016
sebanyak 747 orang yang sediaan darahnya diperiksa. Terdapat sediaan darah
sebanyak 43 kasus. Dan pada Tahun 2017, dari 984 orang yang sediaan
istiadat dan kebiasaan serta perilaku masyarakat. Selama ini upaya yang
(Kusumawati, 2004).
dan aktivitas seseorang yang merupakan hasil bersama antara faktor internal
mencegah malaria.
Donggala”.
7
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
malaria.
D. Manfaat Penelitian
penanggulangan malaria.
lebih lanjut.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Malaria
Penyakit ini sudah dikenal sejak zaman Yunani kuno tetapi diketahui bahwa
ditularkan melalui nyamuk pada tahun 1897. Pada awalnya diduga sebagai
penyakit kutukan, kemudian diduga akibat hawa buruk yang sering terjadi di
sekitar rawa yang berbau busuk, sehingga disebut Malaria dari kata mal area
yang artinya udara buruk (bad air). Terdapat banyak jenis Malaria sesuai
dengan jenis Plasmodiumnya. Ada 4 jenis Malaria, yaitu Malaria vivax yang
rawa-rawa dan dikira disebabkan oleh udara rawa yang buruk, sehingga
10
penyakit tersebut dikenal sebagai penyakit Malaria (mal = jelek; aria = udara).
ada pada beberapa orang disuatu daerah (penyakit yang bersifat endemis),
karena penyakit tersebut sudah lama diderita oleh banyak penduduk di daerah
2010).
udara), jadi dahulu orang menduga bahwa penyakit Malaria disebabkan oleh
udara yang kotor. Dalam penelitian yang lebih modern ternyata penyakit
Malaria disebabkan oleh parasit bersel tunggal yang disebut protozoa dan
gigitan nyamuk akan hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah
host intermediate, dimana siklus aseksual parasit malaria terjadi dan nyamuk
malaria disebut host definitive dimana siklus malaria berlangsung (Depkes RI,
1999).
1. Host (Pejamu)
a. Manusia
manusia adalah:
cell anemia” yaitu suatu kelainan dimana sel darah merah penderita
senang berada di luar rumah pada malam hari tanpa memakai baju
tertutup.
1) Tempat istirahat/hinggap
rumah.
rumah.
13
2) Tempat menggigit
1999).
a. Lingkungan Fisik
1) suhu udara
2) Kelembaban udara
3) Hujan
menjadi dewasa. Hal ini tergantung pada curah hujan, jumlah hari
Anopheles spp.
4) Angin
5) Sinar matahari
terbuka.
6) Arus air
b. Lingkungan Kimia
dengan kaar garam antara 12%-18% dan tidak dapat berkembang biak
c. Lingkungan Biologik
disuatu daerah.
16
spp.
1999).
17
1. Parasit
macam siklus kehidupan yaitu siklus dalam tubuh manusia dan siklus
Gambar 2.1.
Siklus di luar sel darah merah
teratur.
Gambar 2.2.
Siklus dalam sel darah merah
ini yaitu dengan mengusahakan umur nyamuk agar lebih pendek dari
2000).
20
Gambar 2.3.
Siklus dalam tubuh nyamuk
2. Nyamuk Anopheles
Anopheles hidup di daerah iklim tropis dan subtropis, tetapi juga bias
hidup di daerah yang beriklim sedang. Nyamuk ini jarang ditemukan pada
daerah dengan ketinggian lebih dari 2500 meter dari permukaan laut.
dan dapat dibagi menjadi tiga ekosistem yaitu pantai, hutan dan
manusia pada malam hari atau sejak senja hingga subuh. Jarak terbang
Nyamuk Anopheles juga dapat terbawa pesawat terbang, kapal laut atau
minggu.
kelembaban udara.
22
mudah dan ada yang tidak mudah terinfeksi malaria, meskipun gejala
terjadi karena pekerja yang datang dari daerah lain belum mempunyai
4. Lingkungan
malaria di suatu daerah. Adanya danau, air payau, genangan air di hutan,
5. Iklim
Pada saat musim kemarau dengan sedikit hujan, genangan air yang
macam yaitu :
kurang lebih ada 80 jenis dan dari 80 jenis itu, hanya kurang lebih 16 jenis
manusia, parasit malaria yang ada dalam tubuh nyamuk masuk ke dalam
Gambar 2.4.
Cara penularan malaria secara alamiah (Depkes RI, 2003)
a. Malaria bawaan
(transplasental)
b. Secara mekanik
c. Secara oral
E. Vektor Malaria
berubah lagi menjadi pupa, dan terakhir menjadi dewasa. Stadium telur,
larva, dan pupa hidup di dalam air, sedangkan stadium dewasa hidup di
darat dan udara. Karena itu, morfologi nyamuk termasuk Anopheles spp.
Gambar 2.5.
Morfologi Larva Anopheles spp.
air. Telur yang baru diletakkan berwarna putih, tetapi sesudah 1-2 jam
2013). Telur menetas menjadi larva dengan ciri khas tidak mempunyai
tabung udara (siphon), beberapa ruas abdomen memiliki bulu kipas, pada
Gambar 2.6.
Perbedaan Fase Perkembangan Nyamuk Anopheles
dengan Genera yang Lain.
Bagian tubuh nyamuk dewasa terdiri dari kepala, dada dan perut.
Bagian kepala terdiri dari proboscis, palpi, dan antenna. Bagian dada
tersusun atas ruas-ruas abdomen. Sayap Anopheles terdiri dari costa, sub
costa, urat-urat sayap, jumbai. Bagian kaki terdiri dari coxa, femur, tibia,
terdapat noda pucat. Pada palpi bergelang pucat atau sama sekali tidak
jantan pada bagian ujung berbentuk alat pemukul. Pada saat menggigit
2013).
Gambar 2.7.
Morfologi Nyamuk Anopheles Betina Dewasa
28
2. Bionomik Anopheles
genetik oleh seleksi alam yang berbeda antar spesies nyamuk. Larva
a. Telur
permukaan air, dan akan gagal menetas bila di bawah permukaan air
Gambar 2.8.
Telur Anopheles dengan Pelampung di Kedua Sisinya
b. Larva
Gambar 2.9.
Larva Anopheles
genangan air, tetapi juga menggambarkan susunan kimia dan suhu air.
air atau tanaman air (Depkes 2004 dalam Heni Prasetyowati, dkk,
2013).
31
c. Pupa
bawah sefalotoraks.
permukaan air, tetapi dengan bantuan dua terompet yang cukup besar
yang berfungsi sebagai spirakel dan dua rambut panjang stellate yang
dkk, 2013).
Gambar 2.10.
Pupa Anopheles
32
d. Nyamuk Dewasa
ruas tersebut mengecil. Sayap pada bagian pinggir (costa dan vena)
dkk, 2013).
Gambar 2.11.
Perbedaan Anopheles Jantan dan Betina
33
istirahat. Suhu dan kelembaban yang tidak baik serta tidak tersedianya
pada malam hari, mulai senja hingga pagi. Nyamuk akan terbang
jika ada hospes yang cocok di dalam rumah. Bila hospes yang disukai
tidak ada, nyamuk akan mengisap darah dari hospes lain yang tersedia.
suhu dan kelembaban yang dapat dideteksi dari jarak yang cukup jauh.
telur, dan istirahat sementara pada waktu sebelum dan sesudah mencari
Warrel dan Gilles, 2002 dalam Heni Prasetyowati, dkk, 2013). Pada
darah lalu keluar, ada pula yang terlebih dahulu istirahat hinggap di
sawah kira-kira pada waktu padi berumur 2-3 minggu setelah tanam
dan paling banyak ditemukan pada saat tanaman padi mulai berbunga
Bulan Juli- Agustus (Barodji, 1987 dalam Saputra, 2001 dalam Heni
bambu/kayu, mata air, bekas telapak kaki kerbau dan kebun salak.
F. Pengobatan Malaria
membunuh semua stadium parasit yang ada dalam tubuh manusia. Adapun
dengan parasit yang resisten terhadap klorokuin, bisa diberikan kuinin atau
(Mahdiana, 2010).
obat dan lama waktu pengobatan tergantung dari status kekebalan penderita,
status gizi, jenis malaria yang di derita, usia pasien, dan seberapa parah
penyakit tersebut pada saat mulai diobati. Turut diperhatikan juga resistensi
G. Pencegahan Malaria
adalah:
(ITN) diperkirakan akan dua kali lebih efektif sebagai jaring tidak
diobati.
efektif pencegahan malaria, dan juga salah satu metode yang paling
ke dalam rumah adalah ventilasi yang tidak di pasang kawat kasa dapat
pembatas ruangan dinding bagian atas dengan atap yang terbuat dari
dinding yang tidak rapat jika dinding rumah terbuat dari anyaman
bambu kasar ataupun kayu/papan yang terdapat lubang lebih dari 1,5
jumlah lubang pada kawat yang optimal 14-16 per inci (2,5 cm).
39
a. Kebersihan lingkungan
adalah jarak rumah dari tempat istirahat dan tempat perindukan yang
2008).
komunitas untuk diberi informasi tentang apa yang harus dibuat untuk
1. Pemberantasan Vektor
ikan suka memakan jentik, dan sebagai sumber protein bagi masyarakat.
pengendali vektor telah dilakukan. Ikan nila memiliki daya adaptasi tinggi
diberbagai jenis air. Nila dapat hidup di air tawar, air payau, dan di laut.
2. Pengendalian Vektor
PR > 3%.
vektor atau kombinasi dua metode yang saling menunjang dan metode
penularan, hal ini perlu didukung oleh data epidemiologi dan Laporan
masyarakat.
yang ada, pada malam hari digunakan sebagai tempat menginap atau
permanen, genangan air dimuara sungai yang tertutup pasir dan saluran
anak sungai, saluran air persawahan, rawa-rawa daerah pantai dan air
payau, dll.
43
diagnosa malaria. Gejala klinis ini dipengaruhi oleh jenis/ strain Plasmodium,
imunitas tubuh dan jumlah parasit yang menginfeksi. Waktu mulai terjadinya
1. Gejala Klinis
Gejala klasik malaria yang umum terdiri dari tiga stadium (trias
malaria), yaitu:
menggigil sering seluruh badan bergetar dan gigi saling terantuk, pucat
44
b. Periode panas. Penderita berwajah merah, kulit panas dan kering, nadi
cepat dan panas badan tetap tinggi dapat mencapai 400°C atau lebih
syok. Periode ini lebih lama dari fase dingin, dapat sampai dua jam
biasa.
pada serangan pertama yang berat/ setelah beberapa kali serangan dalam
waktu yang lama. Bila dilakukan pengobatan secara baik maka limpa akan
berangsur-berangsur mengecil.
disertai sakit kepala, mual, muntah, diare dan nyeri otot atau pegal-pegal.
Untuk penderita tersangka malaria berat, dapat disertai satu atau lebih
panas sangat tinggi, mata atau tubuh kuning, perdarahan di hidung, gusi
45
makan minum, warna air seni seperti the tua sampai kehitaman serta
jumlah air seni kurang sampai tidak ada (Depkes RI, 2003).
2. Masa Inkubasi
matang dalam darah akan segera keluar dari eritrosit selanjutnya akan
J. Jenis Malaria
demam timbul intermiten dan dapat kontinyu. Jenis Malaria ini paling
berulang dengan interval bebas demam 2 hari. Telah ditemukan juga kasus
K. Gejala Malaria
pada penderita non imun (berasal dari daerah non endemis). Selain gejala
klasik di atas, dapat ditemukan gejala lain seperti nyeri kepala, mual, muntah,
47
diare, pegal-pegal, dan nyeri otot. Gejala tersebut biasanya terdapat pada
L. Bahaya Malaria
menyebabkan kematian.
keguguran, lahir kurang bulan (prematur) dan berat badan lahir rendah
M. Perilaku Masyarakat
1. Batasan Perilaku
organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut
manusia itu sendiri yang mempunyai bentengan yang sangat luas antara
membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang
48
manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat
(rangsangan dari luar). Oleh karena itu perilaku ini terjadi melalui proses
merespons, maka teori Skiner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus
atau tertutup (covert). Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih
yang rejadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum
dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Oleh sebab itu, disebut
mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu
di lakukan.
51
2. Perilaku Kesehatan
seseorang baik yang dapat diamati (Observable) maupun yang tidak dapat
b. Perilaku orang yang sakit atau telah terkena masalah kesehatan, untuk
sebagainya).
53
a. Perilaku Sehat
narkoba.
masalah kesehatan yang lainnya. Pada saat orang sakit atau anaknya
sakit, ada beberapa tindakan atau perilaku yang muncul, antara lain:
yang sedang sakit adalh merupakan perilaku peran orang sakit (the sick
kesembuhannya.
penyembuhannya.
sebagainya.
55
3. Domain Perilaku
area wilayah, ranah atau dominan perilaku ini, yakni koginitif (cognitive),
afektif (affective), rasa (afektif), dan karsa (psikomotor) atau peri cipta,
a. Pengetahuan (knowledge)
1) Tahu (know)
2) Memahami (comperehension)
3) Aplikasi (application)
4) Analisis (analysis)
5) Sintesis (synthesis)
6) Evaluasi (evaluation)
b. Sikap (Attitude)
atau objek tertentu, yang sudah melibatkan factor pendapat dan emosi
(tertutup).
1) Menerima (receiving)
2) Menanggapi (responding)
3) Menghargai (valuing)
yaitu antara lain adanya fasilitas atau sarana dan prasarana. Seorang
ibu hamil sudah tahu bahwa periksa hamil itu penting untuk
kesehatannya dan janinnya, dan sudah ada niat (sikap) untuk periksa
panduan.
61
3) Adopsi (adoption)
sementara).
62
sebagainya.
umum.
5) Dan seterusnya.
menaganinya sementara).
sebagainya.
maupun tradisional.
tempat umum.
4) bila setuju Bi
5) la sangat setuju
Contoh:
sebagainya.
langsung, misalnya :
sebagainya.
(Notoatmodjo, 2010).
banyak suku bangsa yang mempunyai latar belakang budaya yang beraneka
kebiasaan masyarakat yang tidak mau menggunakan obat anti nyamuk serta
terjadinya malaria.
penyakit menular terutama malaria akan tetapi tidak ada tindakan atau
secara teratur pada waktu malam hari dapat mengurangi kejadian malaria.
terkena malaria.
digunakan obat semprot, obat poles, atau obat nyamuk bakar sehingga
malam hari. Nyamuk Anopheles paling aktif mencari darah pada pukul
malam hari antara pukul 21.00-22.00 menghisap darag jam tersebut sangat
malam hari.
69
O. Kerangka Konsep
Variabel Independen/
Variabel Dependen/Terikat
Bebas
Perilaku Masyarakat
1. Pengetahuan Masyarakat
tentang Malaria
2. Sikap Masyarakat Penyakit Malaria
terhadap Malaria
3. Tindakan Masyarakat
terhadap Malaria
Gambar 2.12.
Skema Kerangka Konsep
70
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
2. Sampel
N
n=
1+ N (d 2)
827
n=
1=827 ¿ ¿
827
n=
9.27
n = Besarnya sampel
N = Besarnya populasi
1. Data Primer
a. Wawancara
b. Observasi
lingkungan rumah.
72
2. Data Sekunder
Donggala dan Puskesmas, dan registrasi Desa serta literatur yang relevan
dengan penelitian.
E. Definisi Operasional
F. Kriteria Objektif
2002).
1. Pengetahuan
kuesioner yang telah diberi bobot. Jumlah pertanyaan 25, total skor 75
1) Jawaban a (tahu) = 3
1) Jawaban a = 3
2) Jawaban b = 2
3) Jawaban c = 1
2. Sikap
sebagai berikut:
b. Jawaban setuju = 2
a. Baik apabila jawaban responden benar >75% atau memiliki nilai (skor)
3. Tindakan
diberi bobot. Jumlah pertanyaan 10, total skor 20 dengan kriteria sebagai
berikut:
a. Jawaban a (ya) = 2
b. Jawaban b (kadang-kadang) = 1
a. Baik apabila jawaban responden benar >75% atau memiliki nilai (skor)
c. Buruk jika responden menjawab <45% atau memiliki nilai (skor) <9
DAFTAR PUSTAKA
David Werner, Carol Thuman, & Jane Maxwell, 2010. Apa yang Anda kerjakan
bila tidak ada Dokter. ANDI: Yogyakarta.
Depkes RI, 1999. Modul Epidemiologi Malaria. Dikjen PPM dan PLP: Jakarta.
Depkes RI, 1999. Modul Pedoman Kegiatan Kader. Dikjen PPM dan PLP:
Jakarta.
Dr. Hadi Siswanto, MPH, 2003. Kamus Populer Kesehatan Lingkungan. EGC:
Jakarta.
dr. Rendi Aji Prihaningtyas, 2014. Deteksi dan Cepat Obati 30 + Penyakit yang
Sering Menyerang Anak. MEDIA PRESSINDO: Yogyakarta.
Handayani, W dan Haribowo, A.S, 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada
Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Salemba medika: Jakarta.
77
KemenKes RI, 2011. Buku Saku Menuju Eliminasi Malaria. Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan: Jakarta.
Kusumawati, D., 2004, Bersahabat dengan Hewan Coba, Gadjah Mada Press,
Yogyakarta, 3-7.
Tapan, E. 2004. Flu, HFMD, Diare pada Pelancong, Malaria, Demam Berdarah,
Malaria,Tifus. Pustaka Populer Obor: Jakarta.