Anda di halaman 1dari 17

Jurnal Kesmas Untika Luwuk Volume 10 Nomor 1 Juli 2019

Public Health Jurnal ISSN 2086-3772 (print) 2620-8245 (online)

GAMBARAN EPIDEMIOLOGI PADA PENDERITA MALARIA


DI DAERAH PESISIR PANTAI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
TOTIKUM KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN
TAHUN 2018

Muh. Syahrir1, Rosyani2


1
Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk
2
Mahasiswa S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk

ABSTRAK

Malaria adalah penyakit menular infeksi yang disebabkan oleh parasit


Plasmodium yang ditularkan oleh gigitan nyamuk yang terinfeksi (vectorborne
desease). Malaria pada manusia dapat disebabkan oleh Plasmodium malaria,
Plasmodium vivax, Plasmodium falciparum dan Plasmodium ovale. Pada tubuh
manusia, parasit membelah diri dan bertambah banyak di dalam hati dan kemudian
menginfeksi sel darah merah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
Epidemiologi Kejadian Malaria Pada Daerah Pesisir Pantai Wilayah Kerja Puskesmas
Totikum Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2018.
Jenis Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini
berjumlah 131 jiwa. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 98 penderita malaria. Teknik
pengambilan sampel menggunakan simple random sampling yaitu teknik pengambilan
sampel dengan cara pengundian. Analisa data menggunakan perhitungan distribusi
frekuensi masing-masing variabel sesuai dengan criteria yang telah ditentukan.
Penyajian data dalam bentuk table distribusi frekuensi dan disertai narasi atau
penjelasan.
Hasil penelitian menunjukan pekerjaan penderita malaria yang tertinggi yaitu
penderita malaria yang belum bekerja 56 orang (57,1%) dan terendah penderita malaria
yang bekerja sebagai petani sebanyak 6 orang (6,1%). Penderita malaria yang
menggunaan kelambu yang tertinggi yaitu yang menggunakan sebanyak 79 orang
(80,6%) dan yang terendah yang tidak menggunakan kelambu sebanyak 19 orang
(19,4%). Penderita malaria yang sering keluar malam yaitu pada penderita malaria yang
tidak sering keluar malam yaitu sebanyak 59 orang (60,7%), dan yang terendah sering
keluar malam sebanyak 39 orang (39,7%), Keberadaan tempat perindukan nyamuk
terdapat dimasing-masing rumah penderita malaria tertinggi 98 rumah (100%). Jarak
rumah penderita malaria dengan tempat perindukan nyamuk yang tertinggi yaitu ≤ 3 km
98 rumah (100%). Kebersihan lingkungan rumah penderita malaria yang tertinggi yaitu
lingkungan rumah tidak bersih sebanyak 57 rumah (58,2%) dan yang terendah yaitu
tidak lingkungan bersih sebanyak 41 rumah (41,8%). Saran dalam penelitian ini Bagi
pemerintah Kecamatan Totikum agar melakukan kegiatan jumat bersih dilingkungan
tempat tinggal masyarakat secara rutin. Bagi puskesmas agar dapat mengoptimalkan
sosialisasi tentang penyakit malaria. Bagi masyarakat agar selalu menjaga kebersihan
lingkungan dalam rumah dan diluar rumah, mencegah perilaku berisiko malaria (keluar
pada malam hari, penggunaan kelambu dll).

Kata Kunci:EpidemiologiMalaria

Muh. Syahrir dan Rosyani 1661


Jurnal Kesmas Untika Luwuk Volume 10 Nomor 1 Juli 2019
Public Health Jurnal ISSN 2086-3772 (print) 2620-8245 (online)

PENDAHULUAN Aopheles Sundaicus. Banyaknya


Malaria adalah penyakit penemuan vector malaria nyamuk
menular infeksi yang disebabkan oleh Anopheles ini dipengaruhi oleh kondisi
parasit Plasmodium yang ditularkan geografis kecamatan raja basa yang
oleh gigitan nyamuk yang terinfeksi berada di sepanjang pinggir pantai
(vectorborne desease). Malaria pada mempengaruhi tingginya kepadatan
manusia dapat disebabkan oleh nyamuk di kecamatan tersebut, dan
Plasmodium malaria, Plasmodium mendukung munculnya tempat
vivax, Plasmodium falciparum dan perindukan breeding sitel yang sesuai
Plasmodium ovale. pada tubuhmanusia, untuk nyamuk berkembang biak yang
parasit membelah diri dan bertambah didominasi dengan bekas pertambakan
banyak didalam hati dan kemudian udang, muara sungai, genangan-
menginfeksi sel darah merah (Depkes genangan air.
RI, 2008). Data Kemenkes RI (2014)
Indonesia merupakan salah satu menunjukan bahwa angka kesakitan
negara di dunia di mana malaria malaria (Annual Paracite Incidence)
masih merupakan masalah kesehatan periode 2005-2013 secara Nasional
masyarakat yang menonjol. Data WHO cenderung menurun dari
tahun 2010 menunjukan, Indonesia 4,1per1.000 penduduk pada tahun 2005
menyumbang sekitar 224 ribu dari 24 menjadi 1,38 per 1.000 penduduk pada
juta kasus malaria sedunia.Sementara, tahun 2013. Namun, cakupan API tahun
itu dari 325 ribu kematian akibat 2013 ini masih belum mencapai target
malaria, Indonesia berkontribusi sekitar renstra 2013 yaitu<1,25 per 1.000
425 kematian.Angka ini menempatkan penduduk. Hingga tahun 2013 semua
Indonesia menjadi salah satu negara provinsi di Indonesia terkecuali DKI
dengan kasus malaria dan kematian Jakarata masih merupakan daerah
akibat malaria tertinggi di Asia endemis malaria. D.I Yogyakarta dan
Tenggara (WHO, 2012). Banten dengan API tertinggi berada di
Berdasarkan hasil penelitian Jawa Tengah yaitu 0,04 per 1000
(Gilang, 2015) menunjukan nyamuk penduduk.
Anopheles sp tertangkap di kecamatan Berdasarkan profil malaria
Rajabasa didominasi oleh nyamuk merupakan salah satu penyakit menular

1662 Muh. Syahrir dan Rosyani


Jurnal Kesmas Untika Luwuk Volume 10 Nomor 1 Juli 2019
Public Health Jurnal ISSN 2086-3772 (print) 2620-8245 (online)

yang tersebar luas yang masih Epidemiologi Pada Penderita Malaria


menjadimasalah kesehatan masyarakat DiDaerah Pesisir Pantai WilayahKerja
di Indonesia termasuk di Wilayah Puskesmas Totikum Kabupaten Banggai
Provinsi Sulawesi Tengah, karena dapat Kepulauan Tahun 2018.
menyebabkan tingginya angka kesakitan
dan kematian serta sering menimbulkan BAHAN DAN METODE
KLB 5 kabupaten di SulawesiTengah Jenis penelitian yang digunakan
tergolong daerah endemis dan adalah penelitian Deskriptif yaitu untuk
penduduknya sebagian besar berdomisili menggambaran Epidemiologi Pada
di desa endemis tahun 2013 (1,60‰), Penderita Malaria di Daerah Pesisir
dengan jumlah kasus sebanyak 4357 Pantai Wilayah Kerja Puskesmas
orang, Pada tahun2014 (1,52‰) dengan Totikum Banggai Kepulauan pada
jumlah kasus sebanyak 4211 dan bulan Januari2018. Populasi kasus pada
padatahun 2015 (1,06%) dengan jumlah penelitian ini adalah semua pasien
kasus sebanyak 2911 orang (Dinkes penderita malaria yang memeriksakan
Sulteng, 2015). diri di Puskesmas Totikum sejumlah
Berdasarkan Profil Dinas 131 kasus dan Sampel pada penelitian
KesehatanBanggai Kepulauan mencatat ini adalah penderita malariayang
bahwa penyakit malaria dalam tiga melakukan pengobatan di Puskesmas
tahun terakhir mengalami peningkatan Totikum. Adapun besar sampel
dan merupakan salah satu penyakit ditentukan dengan menggunakan rumus
yang termasuk dalam10 penyakit (Slovin,1960)
terbanyak di Dinas Kesehatan Jadi, total sampel yang di peroleh
Kabupaten Banggai Kepulauan yakni adalah 98 Kepercayaan/ketepatan
pada tahun 2013 jumlah penderita yang diinginkan (0,05) dengan teknik
10,955 orang, tahun2014 jumlah pengambilan sampel dilakukan dengan
penderita 356 orang, tahun 2015 jumlah cara SimpleRandom
penderita 412 orang. Berdasarkan
laporan program P2M Pukesmas PengumpulanData
Totikum pada tahun2017 penyakit Data primer diperoleh dengan
malaria terdapat 131 penderita. cara wawancara langsung kepada
(Puskesmas Totikum,2017). Tujuan responden dengan menggunakan
Untuk mengetahui Gambaran quisioner atau daftar pertanyaan dan

Muh. Syahrir dan Rosyani 1663


Jurnal Kesmas Untika Luwuk Volume 10 Nomor 1 Juli 2019
Public Health Jurnal ISSN 2086-3772 (print) 2620-8245 (online)

juga dilakukan observasi secara


langsung sesuai dengan penelitianyang
akandilakukan.
Data Sekunder didapatkan di
Puskesmas Totikum dan Dinas
Kesehatan Kabupaten
BanggaiKepulauan.

Pengolahan danAnalisisData
AnalisisDatamenggunakan
komputer melalui program Statistical
Productandservice Solution (SPSS) for
Windows versi20. Analisis Data
menggunakan perhitungan distribusi
frekuensi masing- masing variabel.
Penyajian data dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi dan disertai narasi
atau penjelasan.

1664 Muh. Syahrir dan Rosyani


Jurnal Kesmas Untika Luwuk Volume 10 Nomor 1 Juli 2019
Public Health Jurnal ISSN 2086-3772 (print) 2620-8245 (online)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian
1. Variabel Host
a. Pekerjaan

Tabel 6
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis pekerjaan PenderitaMalaria Di Kecamatan
Totikum Kabupaten BanggaiKepulauanTahun 2018

b. PenggunaanKelambu
Tabel 7
Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Kelambu Penderita MalariaDi
Kecamatan Totikum Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2018

c. KebiasaanKeluar RumahPada MalamHari


Tabel 8
Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Penderita Malaria KeluarRumah di
MalamHariDi Kecamatan Totikum
Kabupaten Banggai Kepulauan
Tahun 2018

Muh. Syahrir dan Rosyani 1665


Jurnal Kesmas Untika Luwuk Volume 10 Nomor 1 Juli 2019
Public Health Jurnal ISSN 2086-3772 (print) 2620-8245 (online)

Berdasarkan table 8 diatas menunjukkan bahwa, dari 98 responden yang diteliti,


kebiasaan keluar rumah di malam hari yang menderita malaria yang tertinggi yaitu
yang tidak sering keluar rumah di malam hari sebanyak 59 responden (60,2%)
danyang terendah yaitu yang sering keluar rumah dimalam hari sebanyak 39
responden (39,8).

2. Variabel Envirotment
a. Keberadaan TempatPerindukanNyamuk
Tabel 9
Distribusi Responden Berdasarkan KeberadaanTempat Perindukan Nyamuk Di
KecamatanTotikum Kabupaten Banggai Kepulauan
Tahun 2018

b. Jarak Tempat PerindukanNyamuk

Tabel 10
Distribusi Responden Berdasarkan Jarak Rumah PenderitaMalaria Dengan Tempat
Perindukan Nyamuk Di Kecamatan Totikum Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun
2018

Jarak Tempat Total


No Perindukan Nyamuk N %
1 ≤ 3 Meter 98 100
2 ≥ 3 Meter 0 0
Jumlah 98 100
Sumber :Data Primer, 2018

1666 Muh. Syahrir dan Rosyani


Jurnal Kesmas Untika Luwuk Volume 10 Nomor 1 Juli 2019
Public Health Jurnal ISSN 2086-3772 (print) 2620-8245 (online)

c. Kebersihan Lingkungan Rumah dan di Luar Rumah


Tabel 11
Distribusi Responden Berdasarkan Kebersihan LingkunganRumah Penderita Malaria
Di Kecamatan Totikum Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2018

Kebersihan Total
No Lingkungan
N %
1 Bersih 41 41.8
2 Tidak Bersih 57 58.1

Jumlah 98 100

Sumber :Data Primer, 2018

Berdasarkan table 11 diatas menunjukkan bahwa,dari 98 responden


yangditeliti, kebersihan lingkungan rumah yang menderita malariayang tertinggiyaitu
lingkungan rumah tidak bersih sebanyak 57 responden (58,2%) dan yang terendah
yaitu lingkungan rumah bersih sebanyak 41 responden (41,8%).

Muh. Syahrir dan Rosyani 1667


Jurnal Kesmas Untika Luwuk Volume 10 Nomor 1 Juli 2019
Public Health Jurnal ISSN 2086-3772 (print) 2620-8245 (online)

Pembahasan sebagai petani dengan jumlah 6


1. Pekerjaan responden (6,1%). Hal ini dapat di
Pekerjaan dapat berperan penting pengaruhi oleh lingkungan tempat
terhadap penyakit malaria karena tinggal responden yang berpotensi
berhubungan dengan kondisi lingkungan menjadi tempat perindukan nyamuk.
pekerjaan tersebut. Pekerjaan yang Dapat di lihat bahwa keberadaan
dilakukan diluar rumah, dipedesaan atau tempat perindukan nyamuk yang diteliti
di perkebunan akan memiliki risiko di temukan 100 % terdapat tempat
yang lebih besar untuk tergigit nyamuk perindukan nyamuk.
malaria. Besarnya risiko tergigit Hasil penelitian ini sejalan dengan
nyamuk tersebut menjadikan jenis penelitian yang dilakukan Samuel
pekerjaan dapat menyebabkan (2006), menyatakan bahwa jenis
responden juga memiliki risiko tinggi pekerjaan bukan merupakan faktor
terkena malaria (Sulistiani, 2012). risiko kejadian malaria, karena hampir
Adanya berbagai jenis pekerjaan semua penderita malaria sebagian besar
yang mempunyai hubungan dengan adalah anak- anak dengan usia 0-16
malaria, karena pekerjaan yang dipilih tahun. Secara keseluruhan responden
tersebut merupakan faktor resiko dan yang menderita malaria adalah anak usia
member peluang untuk kontak dengan sekolah yang belum memiliki pekerjaan.
nyamuk seperti: pekerjaan berkebun
sampai menginap berminggu-minggu, 2. PenggunaanKelambu
buruh bongkar muat yang bekerja Kebiasaan menggunakan kelambu
malam hari sehingga pekerjaan tersebut merupakan upaya yang efektif untuk
akan memberi peluang kontak mencegah dan menghindari kontak
pekerjaan dengan nyamuk (Achmad, antara nyamuk Anopheles dengan orang
2005). sehat disaat tidur malam, karena
Berdasarkan hasil penelitian (tabel kebiasaan nyamuk Anopheles untuk
6) diatas menunjukkan bahwa, dari 98 mencari darah adalah pada malam hari,
responden yang diteliti, jenis pekerjaan dengan demikian selalu tidur
pada penderita malaria yang tertinggi menggunakan kelambu yang tidak rusak
yaitu yang belum bekerja dengan atau berlubang pada malam hari dapat
jumlah 56 responden (57,1%) dan yang mencegah atau melindungi diri dari
terendah penderita malaria yang bekerja gigitan nyamuk (Rahmat, 2012).

1668 Muh. Syahrir dan Rosyani


Jurnal Kesmas Untika Luwuk Volume 10 Nomor 1 Juli 2019
Public Health Jurnal ISSN 2086-3772 (print) 2620-8245 (online)

Berdasarkan hasil penelitian(tabel kelambu yang baik seperti ada lubang


7) menunjukkan bahwa, dari98 atau robekan dan jenis dinding serta
responden yang diteliti, penggunaan lantai rumah berupa kayu juga
kelambu saat tidur di malam hari yang memungkinkan nyamuk untuk masuk
tertinggi yaitu penderita malaria yang (Media et al., 2011).
sering menggunakan kelambu
sebanyak 79 responden (80,6%) dan 3. Kebiasaan Keluar Rumah
yang terendah penderita malaria tidak DiMalam Hari
menggunakan kelambu sebanyak 19 Perilaku keluar rumah pada malam
responden (19,4%). Berdasarkan hari merupakan salah satu tindakan
wawancara pada responden tingginya berisiko yang dapat menyebabkan
penderita malaria yang menggunakan manusia tergigit oleh nyamuk.
kelambu saat tidur di malam hari Anopheles merupakan vector yang aktif
disebabkan karena penggunaan mencari makan pada malam hari
kelambu tidak digunakan secara memiliki kemungkinan untuk terkena
permanen hanya bersifat kadang- malaria (Hiswani, 2007).
kadang. Berdasarkan hasil penelitian
Arsin et al. (2013) memperhatikan (tabel 8) menunjukkan bahwa, dari 98
beberapa hal dalam penelitiannya responden yang diteliti, kebiasaan
tentang penggunaan kelambu selain keluar rumah dimalam hari yang
jenis kelambu yang berinsektisida atau menderita malaria yang tertinggi yaitu
tidak. Hal tersebut yakni penggunaan yang tidak sering keluar rumah di
kelambu (dimasukkan kebawah kasur malam hari sebanyak 59 responden
atau tidak), waktu penggunaan kelambu (60,2%) dan yang terendah yaitu
(sebelum atau sesudah pukul yang sering keluar rumah dimalam hari
l2.00WIB), frekuensi penggunaan sebanyak 39 responden (39,8). Hal ini
kelambu (sering atau kadang- kadang), disebabkan penderita malaria terbanyak
perawatan kelambu (dirawat atau tidak) golongan umur Balita (17,3%), Anak-
dan bahan kelambu (polyester atau anak (18,3%) dan Remaja awal atau
bukan). Penggunaan kelambu, frekuensi anak-anak sekolah menengah atas
penggunaan kelambu dan perawatan (19,3%). Yang memiliki aktivitas lebih
kelambu diketahui berhubungan dengan banyak dirumah, disamping itu
kejadian malaria. Selain itu kondisi keberadaan lingkungan yang masih

Muh. Syahrir dan Rosyani 1669


Jurnal Kesmas Untika Luwuk Volume 10 Nomor 1 Juli 2019
Public Health Jurnal ISSN 2086-3772 (print) 2620-8245 (online)

terdapat tempat perindukan nyamuk. hidup diair payau, Anopheles aconitus


Hasil penelitian ini sejalan dengan hidup di air sawah, Anopheles
penelitian yang dilakukan Kukuh etal. maculates hidup di air bersih
(2013) yang menyatakan bahwa tidak pegunungan. Pada daerah pantai
ada hubungan antara kebiasaan keluar kebanyakan tempat perindukan nyamuk
rumah pada malam hari dengan kejadian terjadi pada tambak yang tidak dikelolah
malaria. dengan baik, adanya penebangan hutan
Hasil penelitian ini sesuai dengan bakau secara liar merupakan habitat
penelitian Erdinal et al. (2006), di yang potensial bagi perkembangbiakan
Kecamatan Kampar Kiri Tengah nyamuk Anopheles Sundaicus dan
Kabupaten Kampar bahwa kebiasaan banyak aliran sungai yang tertutup pasir
keluar rumah pada malam hari tidak (laguna) yang merupakan tempat
memiliki hubungan yang bermakna perindukan nyamuk Anopheles
dengan kejadian malaria. sundaicus (Harmendo, 2008).
Berdasarkan hasil penelitian
4. Keberadaan Tempat (tabel9) menunjukkan bahwa, dari 98
Perindukan Nyamuk responden yang diteliti, keberadaan
Tempat perindukan nyamuk tempat perindukan nyamuk terdapat di
merupakan tempatyang digunakan masing-masing rumah penderita malaria
nyamuk untuk berkembang biak. yaitu sebanyak 98 responden (100%).
Tempatyang potensial sebagai tempat Hal ini sejalan dengan penelitian
perindukan nyamuk antara lain ialah Saminoetal. (2013) di wilyah kerja
sungai yang jernih dengan aliran air Puskesmas Kota dalam Kabupaten
perlahan, kolam dengan air jernih, mata Pesawaran, menunjukan bahwa ada
air yang jernih, lagun, genangan atau hubungan antara tempat perindukan
cekungan air, sawah, danau dan hutan nyamuk dengan kejadian malaria.
bakau (Hakim, 2010). Kemampuan nyamuk terbang 0,5-2 km,
Tempat perindukan yamuk maka keberadaan tempat perindukan
penular penyakit malaria Anopheles nyamuk pada radius tersebut merupakan
adalah genangan- genangan air, baik air faktor resiko bagi penduduk di
tawar atau air payau tergantung dari pemukiman tersebut untuk terkena
jenis nyamuk, seperti Anopheles malaria. Bertambahnya jangkauan
sundaicus dan Anopheles subpictus terbang nyamuk Anopheles biasa

1670 Muh. Syahrir dan Rosyani


Jurnal Kesmas Untika Luwuk Volume 10 Nomor 1 Juli 2019
Public Health Jurnal ISSN 2086-3772 (print) 2620-8245 (online)

dipengaruhi oleh angin, Karena bila ada perkembangbiakan nyamuk dan tempat
angin yang kuat nyamuk Anopheles bisa peristirahatan nyamuk.
terbawa sampai 30 km. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Subki (2000)
5. Jarak Tempat Perindukan yang menyatakan adanya hubungan
nyamuk yang bermakna antara tempat
Jarak rumah dengan tempat perindukan nyamuk dengan kejadian
perindukan nyamuk menentukan malaria yaitu penduduk yang disekitar
responden dapat tergigit oleh tempat tinggalnya ada tempat
nyamukatau tidak. Jika terdapat tempat perindukan nyamuk (genangan air,
perindukan nyamuk dengan jarak bekas galian lubang, rawa,sungai dan
yang jauh dari rumah maka intensitas kebun dengan jarak ≤ 3 km dari tempat
nyamuk mengigit kemungkinan lebih tinggal) mempunyai risiko 2,31 kali
sedikit dibandingkan dengan jarak yang sampai 2,98 kali untuk terkena malaria
dekat. Hal tersebut berhubungan dengan dibandingkan orang yang disekitar
jarak terbang nyamuk dalam mencari tempat tinggalnya tidak ada atau jauh ≥3
makan (Ika, 2014). km ada tempat perindukan nyamuk.
Berdasarkan hasil penelitian (tabel
10) menunjukkan bahwa, dari 98 6. Kebersihan
responden yang diteliti, jarak tempat LingkunganRumahDan Di
perindukan nyamuk dari rumah LuarRumah
penderita malaria terdapat dimasing- Beberapa faktor yang berperan
masing rumah dengan jarak ≤3 Meter terhadap kejadian malaria, salah satunya
sebanyak 98 rumah (100%). yaitu lingkungan yang memungkinkan
Penelitian yang dilakukan Jemri nyamuk Anopheles berkembang biak
R (2011), yang menyebutkan bahwa dan berpotensi melakukan kontak
orang yang memiliki rumah dekat dengan manusia dan menularkan parasit
dengan tempat perkembangbiakan malaria (Melisa, 2015).
nyamuk dan tempat peristirahatan Faktor yang mempengaruhi
nyamuk akan meningkatkan risiko kesehatan lingkungan adalah perilaku
terkena malaria sebesar 5,41 kali lebih masyarakat yang tinggal di lingkungan
besar dibandingkan dengan orang yang tersebut. Sebagaimana dikemukakan
memiliki rumah jauh dengan tempat (Notoatmodjo, 2003) bahwa perilaku

Muh. Syahrir dan Rosyani 1671


Jurnal Kesmas Untika Luwuk Volume 10 Nomor 1 Juli 2019
Public Health Jurnal ISSN 2086-3772 (print) 2620-8245 (online)

dapat berfungsi sebagai defence yang tertinggi yaitu lingkungan rumah


mechanism atau sebagai pertahanan diri yang tidak bersih sebanyak 57 rumah
dalam menghadapi lingkungan. Artinya (58,2%) dan yang terendah yaitu
dengan perilakunya, dengan tindakan- lingkungan rumah bersih sebanyak 41
tindakanya manusia dapat melindungi rumah (41,8%). Hal ini ditinjau dengan
ancaman-ancaman yang datang dari adanya genangan-genangan air yang
luar seperti, orang dapat menghindari dekat dengan tempat perindukan,
penyakit malaria, karena penyakit pembuangan air limbah yang terapung
tersebut menjadi ancaman bagi dirinya. langsung kehalaman. Hasil penelitian
Tindakan kesehatan lingkungan, ini sejalan dengan penelitian yang
antarlain membuang sampah di tempat dilakukan Yudhastuti (2008) yang
sampah, menggunakan air bersih untuk menyatakan bahwa keadaan lingkungan
mandi, membuang air besar dijamban di sekitar tempat tinggal seperti adanya
dan lain sebagainya (Notoatmodjo, semak, genangan air, rawa-rawa, kolam
2003). dengan air jernih dan ditemukan juga
Lingkungan yang mendukung bekas kaleng yang terisi air hujan
seperti genangan air menyebabkan terdapat jentik nyamuk. Hal ini berperan
munculnya sarang nyamuk, rawa dan terhadap kejadian malaria disebabkan
tanah pasang surut, jenis nyamuk karena tempat-tempat tersebut
Anopheles maculatesdan Anopheles berpotensi sebagai tempat hidup
balabacensis sangat cocok berkembang nyamuk Anopheles (Yudhastuti, 2008).
biak pada tempat genangan air seperti
bekas jejak kaki, bekas jejak roda Kesimpulan
kendaraan dan bekas lubang galian 1.Gambaran epidemiologi berdasarkan
tempat pembuangan sampah, sebagai host ditemukan bahwa 57,2%
tempat perkembangbiakan vektor secara responden yang belum bekerja,
tidak langsung akan berpengaruh 80,6% responden yang menggunakan
terhadap kejadian malaria Depkes RI, kelambu dan 60,2% responden yang
(2003) tidak sering keluar rumah dimalam
Berdasarkan hasil penelitian hari.
(tabel11) menunjukkan bahwa, dari 98 2.Gambaran epidemiologi berdasarkan
responden yang diteliti,kebersihan envirotment ditemukan bahwa 100%
lingkungan rumah penderita malaria rumah responden memiliki tempat

1672 Muh. Syahrir dan Rosyani


Jurnal Kesmas Untika Luwuk Volume 10 Nomor 1 Juli 2019
Public Health Jurnal ISSN 2086-3772 (print) 2620-8245 (online)

perindukan nyamuk, 100% jarak 2013.Hubungan Penggunaan


Kelambu Berisektisida Dengan
rumah responden dekat dengan
Kjadian Malaria di Kabupaten
perindukan nyamuk dengan radius ≤ Halmahera Timur. Jurnal
Masyarakat Epidemiologi
3 km dan58,2% responden yang di
Indonesia, Vol. 1 No. 36.
sekitar lingkungan rumah tidak
Achmadi, Umar Fahmi, (2005),
bersih.
Manajemen Penyakit Berbasis
Wilayah, Cetakan 1, PT. Kompas
Media Nusantara, Jakarta.
Saran
1. Bagi pemerintah Kecamatan Totikum Azwar, Asrul. ( 1990). Pengantar Ilmu
Kesehatan Lingkungan.
agar melakukan kegiatan jumat
bersih di lingkungan tempat tinggal Boelee, E., Konradsen, F.&Hoek, W.V.
D. 2002. Malaria in Irrigated
masyarakat secara rutin.
Agriculture, South Africa,
2. Bagi puskesmas agar dapat Clifford Mutero, International
Water Management Institute.
mengoptimalkan sosialisasi tentang
penyakit malaria. Chandra, B. 2009. Ilmu Kedokteran dan
Komunitas, Jakarta, EGC.
3. Bagi masyarakat agar selalu menjaga
kebersihan lingkungan dalam rumah CDC, Malaria, Anopheles Masquitoes,
National Center ForInfectious
dan diluar rumah, mencegah
Diseases, Division Of Parastic
perilaku berisiko malaria (keluar Diseases2004.
pada malam hari, penggunaan
Depkes RI,. 2008. Pedoman
kelambu dll). Penatalaksaan Kasus Malaria Di
Indonesia. Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit Dan
Penyehatan Lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Dinkes KabupatenBanggai Kepulauan.
2015. Profil Kesehatan Kabupaten
Banggai Kepulauan.
Anies 2006. Manajemen Berbasis
Lingkungan: Solusi Mencegah
DepkesRI,. 2003.Epidemilogi Malaria,
dan Menenggulangi Penyakit
DirektoratJendral Pemberantasan
Menular, Jakarta, PT. Elex Media
Penyakit Menular dan Penyehatan
Komputindo, Jakarta.
Lingkungan Pemukiman: Jakarta.
Arsin,A.A.2012.Malaria di Indonesia:
DepkesRI,.2009.ProfilKesehatan
Tinjauan Aspek Epidemiologi,
Indonsia2008, Jakarta.
Makassar, MASAGENAPRESS.
Erdinal, Dewi Susana dan Ririn
Arsin,A.A.,Nasir,M.danNawi,R.
Arminsih. 2006. Faktor-Faktor

Muh. Syahrir dan Rosyani 1673


Jurnal Kesmas Untika Luwuk Volume 10 Nomor 1 Juli 2019
Public Health Jurnal ISSN 2086-3772 (print) 2620-8245 (online)

Yang Berhubungan Dengan Harijanto PN, 2010. Malaria Dari


Kejadian Malaria Di Kecamatan Molekuler Ke Klinis, edisi 2,
Kampar Kiri Tengah Kabupaten Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Kampar Program Pasca Sarjana,
Fakultas Kesehatan Masyarakat Hiswani, 2007.Gambaran Penyakit Dan
Universitas Indonesia, Jakarta. Vektor Malaria di
Indonesia.http://library.usu.ac.id/.
Friaraiyatini., Keman S.,Yudhastuti R., Diakses pada tanggal 22
2012. Pengaruh Lingkungan Dan januari 2018.
Perilaku Masyarakat Terhadap
Kejadian Malaria di Kabupaten Harijanto, PN, Nugroho dan Gunawan.
Barito Selatan Propinsi 2010.Malaria Dari Molekuler Ke
Kalimantan Tengah. Jurnal Klinis. Jakarta: Buku Kedokteran
Kesehatan Lingkungan.2:121-128. EGC.
Ika Nur Atikoh,2014. Faktor Yang
Gandahusada S, Parasitologi Berhubungan Dengan Kejadian
Kedokteran, Fakultas Kedokteran Malaria Di Desa Selakambang
Universitas Indonesia, Jakarta Kecamatan Kaligondang
2006. Kabupaten Purbalingga.Skripsi.
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu
Gilang Yoghi Pratama, 2015. Kesehatan Universitas Islam
Nyamuk Anopheles sp dan Negeri SyarifHidayatullah.
Faktor Yang Mempengaruhi
di Kecamatan Rajabasa, Jamison,D T.,etal.2006. Disease and
Lampung Selatan. Fakultas Morality in Sub-Saharan Africa,
Kedokteran Universitas Washington,DC, TheWorld Bank.
Lampung.
Jemri, R. 2011.Studi Tentang
GunawanS, 2000. Epidemiologi Pengetahuan Masyarakat dan
Malaria : Epidemiologi, Lingkungan Dengan Kejadian
Petogenesis, Menifestasi Klinis Malaria di Kelurahan Oesao
dan Penanganannya, Dikutip Tentang Penyakit Malaria, Nusa
Oleh Harijanto P.N, buku Tenggara Timur.
kedokteran EGC, Jakarta
Kalangie, F., Rombot, D. V. & Kawatu,
Hakim, L. 2010. Faktor Risiko P.A. T.2015. Faktor- Faktor Yang
Penularan Malaria Di Jawa Barat Berhubungandengan Kejadian
(Kejadian Epidemiologi Tentang Malaria di Wilayah Kerja
Vektor, Parasit Plasmodium Dan Puskesmas Touluaan Kabupaten
Lingkungan Sebagai Faktor Minahasa Tenggara. Jurnal Media
Risiko Kejadian Malaria): Jurnal Kesehatan, Vol. 3, 7.
Aspirator, Vol. 1, 10.
KementrianKesehatan Republik
Harijanto, Nugroho dan Gunawan Carta Indonesia.2014. Profil Kesehatan
A.2009.Malaria Dari Molekuler Indonesia Tahun2013.
Ke Klinis. Jakarta: Buku Jakarta: KementrianKesehatan
Kedokteran EGC. Republik Indonesia.

1674 Muh. Syahrir dan Rosyani


Jurnal Kesmas Untika Luwuk Volume 10 Nomor 1 Juli 2019
Public Health Jurnal ISSN 2086-3772 (print) 2620-8245 (online)

KementrianKesehatan Republik Natadisastra, D. & Agoes, R.


Indonesia 2012. Profil 2009.Parasitologi Kedokteran:
Pengendalian Penyakit dan ditinjau dari organ tubuh yang
Penyehatan Lingkungan diserang, Jakarta, EGC.
Tahun2011, Jakarta, Direktorat
Jendral Pengendalian Penyakit NIAD 2007.Understanding Malaria
dan Penyebaran Lingkungan Fighting an Ancient Scourage,
Kementrian Kesehatan Republik National IntituteofAllegry and
Indonesia. Infectious Diseasa, U.S.
Departmentof Health and Human
Kusnindar, 1990.Masalah Malaria Dan Services.
Pemberantasannya Di Indonesia.
Nisa, H. 2007. Epidemiologi
Kukuh Purwo Saputro dan Arum Penyakit Menular, Jakarta, UIN
Sriwedrayanti.2013. Hubungan Jakarta Press.
Lingkungan Sekitar Rumah Dan
Praktik Pencegahan Dengan Nurbayani, L. 2013. Faktor Risiko
Kejadian Malaria Di Desa Kejadian Malaria di Wilayah
Kendaga Kecamatan Kerja PuskesmasMayongI
Banjarmangu Kabupaten Kabupaten Jepara. Jurnal
Banjarnegara. Jurnal Kesehatan Kesehatan Masyarakat, Vol.
Masyarakat , Universitas Negeri 2,10.Noor,Nasry. 2004.
Semarang. Epidemiologi.Lembaga Penerbit
UniversitasHasanudin:Makasar.
Liza Novita, 2009. Diagnosis dan
Penatalaksanaan Malaria. Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan
Fakutas Kedokteran Masyarakat. Rineka Cipta.
Universitas Jakarta.
Riau.http://www.Doctors-
filez.tk.Diakses tanggal 10 maret Prabowo, A. 2004. Malaria: Mencegah
2017. dan Mengatasinya.

Media, Y,.Trinabasiih dan Sofyan, S. Palupi, Wastu Niken,


2011. Pengetahuan, SikapDan 2010.Hubungan Keberadaan
Perilaku Kaitannya Dengan Tempat Perindukan Nyamuk
Penularan Dan Pencegahan Dengan Kejadian Malaria Di
Malaria Di Kabupaten Kepulauan Puskesmas Hanura Kabupaten
Mentawai, Provinsi Sumatra Persawahan Lampung. Thesis,
Barat. Jurnal Ekologi Kesehatan, Universitas Indonesia.
Vol. 10 No. 3,8. Profil Puskesmas Totikum 2013-
2015.
Melisa Pantow, 2015.Peranan
Lingkungan Terhadap Kejadian Profil KesehatanSulawesi Tengah,
Malaria Dikecamatan Silian Raya 2015
Kabupaten Minahasa
Tenggara.Skripsi.Fakultas Riskesdas, 2013. Malaria. Pusat Data
Kedokteran Universitas Sam dan Informasi Kementrian
Ratulangi Manado. Kesehatan RI.

Muh. Syahrir dan Rosyani 1675


Jurnal Kesmas Untika Luwuk Volume 10 Nomor 1 Juli 2019
Public Health Jurnal ISSN 2086-3772 (print) 2620-8245 (online)

Rahmat Zarkasyi,2012. Gambaran


Perilaku Penderita Malaria Klinis Slovin. 1960. Dalam Pengambilan
di Kelurahan Caile Kecamatan Sampel, Populasi, Sampling.
Ujung Bulu Kabupaten Judul Buku Metolodologi
Bulukumba Sulawesi Selatan, Penelitian.
IKM. PS- FKM-UIN, Alauddin
Makassar.Sanropei, Djasio, Sulistiani,N. E. 2012. Faktor-Faktor
(1989), Pengawasan Penyehatan Yang Berhubungan Dengan
Lingkungan Permukiman. Jakarta Kejadian Malaria di Puskesmas
: Pusat Pendidikan Tenaga Kokap Kabupaten Kulon Progo
Kesehatan Depkes RI. Provinsi Yogyakarta Tahun 2012.
S1, Universitas Indonesia.
Samino, Aji Agung Perdana, 2013.
Determinan Perilaku Masyarakat, Sunaryo, 2006.Dinamika Penularan
Lingkungan dengan Kejadian Malaria Di Kabupaten Biak
Malaria Di Kabupaten Pesawaran. Numfor Provinsi Papua, Lokal
Jurnal Kesehatan Masyarakat Bintang P2B2, Banjarnegara.
Universitas Malahayati.
Sinha, A. K, 2005. Malaria, New
Service, M. W. 1989. Demography and Delhi, S. B. Nangila.
Vector-Borne Diseases,
Florida, CRC Press.
Susanna, 2005. Dinamika Penularan Tjay, T.H. & Rahardja, K. 2007.
Malaria di Ekosistem Obat-obat Penting, Jakarta, PT.
Persawahan, Perbukitan dan Elex Media.
Pantai (Studi di Kabupaten
Jepara, Purwokerto dan Kota UNICEF. 2000. The Prescriber.
Batam), Disertasi, Program Malaria Prevention and
Doktor, IKM. PS-FKM-UI, Treatment [Online].
Depok.
Wibowo.2014. Kesehatan Masyarakat
Subki S, 2000. Faktor-faktor Yang Di Indonesia : Konsep, Aplikasi
Berhubungan Dengan Kejadian dan Tantangan. Jakarta.
Malaria di Puskesmas
Membalong, Puskesmas Gantung, Winardi, E. 2004. Faktor-Faktor
dan Puskesmas Manggar Yang Berhubungan Dengan
Kabupaten Belitung, PS_IKM, Kejadian Malaria Di Kecamatan
FKM UI. Selebar Kota Bengkulu Tahun
2004. Skripsi, Universitas
Suhardiono, 2005. Faktor-Faktor Yang Indonesia.
Berhubungan Dengan Insiden
Penyakit Malaria di Kelurahan WHO. 2015. Malaria [Online]
Teluk dalam Kecamatan Teluk Available:
Dalam Kabupaten NiasSelatan. http://www.who.int/topics/malaria
Jurnal Mutiara Kesehatan /en/ [diakses tanggal 02
Indonesia, Vol. 1, 13. oktober 2017].

1676 Muh. Syahrir dan Rosyani


Jurnal Kesmas Untika Luwuk Volume 10 Nomor 1 Juli 2019
Public Health Jurnal ISSN 2086-3772 (print) 2620-8245 (online)

WHO. (2012). World Health Statistic Kabupaten Trenggalek). Jurnal


2012.World Health Organization, Kesehatan Lingkungan.
France.

Yudhastuti R., 2008.Gambaran Faktor


Lingkungan Daerah Endemis
Malaria Di Daerah Berbatasan
(Kabupaten Tulungagung Dengan

Muh. Syahrir dan Rosyani 1677

Anda mungkin juga menyukai