PROPSAL TESIS
Oleh :
A.Rasyid Ridha Ramadhan
130510340
1
2
signifikan, tetapi efek langsung dan tidak langsung kelambu insektisida dan
kelambu tidak berinsektida terhadap penularan malaria masih sedikit
dipahami (Gonosiu, dkk., 2008). Efektifitas kelambu berinsektisida
tergantung dari kontak langsung dengan nyamuk. Saat ini monitoring dan
evaluasi program kelambu berinsektisida hanya terfokus pada kasakitan dan
kematian manusia, namun kurang memperhatikan entomologi setempat.
Tanpa mengetahui dinamika spesies vektor setempat dan responnya terhadap
kelambu insektisida, maka akan sulit untuk memperkirakan hasilnya secara
klinis (Gu, dkk., 2009).
Karakteristik nyamuk didaerah wilayah kerja Puskesmas Batulicin1
sendiri yang didalam rumah maupun diluar rumah adalah menurut
karakteristik tempat tinggal atau hidup nyamuk sendiri jenis nyamuk
an.vagus yang mana berdasarkan breeding place jenis nyamuk ini adalah
nyamuk yang hidupnya di air tanah bekas galian tambang (O’Connor, C.T.
dan Soepanto, 1999).
Dimana aktivitas Kepala Keluarga disana berkerja sebagai Buruh
Tambang, sedangkan menurut parasitnya yang diperoleh melalui periksaan
sediaan darah adalah jenis Plasmodium vivax dan P.falciparum dan jumlah
data penderita malaria pada tahun 2015 dari bulan Januari sampai dengan
Oktober yang berobat diwilayah kerja puskesmas Batulicin1 dengan jumlah
penderita berjenis kelamin laki-laki sebanyak 57 orang dan perempuannya
sebanyak 10 orang berbanding dengan tahun 2014 penderita 221 orang
dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 193 orang dan perempuan 28 orang
dan jumlah kelambu berinsektisida yang dibagikan menurut ANC (Antenatal
care) dan imunisasi sebanyak 392 buah, usia penderita rata-rata adalah 15-54
tahun Sedangkan pada tahun 2014 dan jenis nyamuk an. leocoaphyrus
balabacensis yang dimana jenis ini lebih menyukai hidup daerah perhutanan,
genangan bekas jejak hewan maupu parit-parit yang sesuai dengan
lingkungan tempat tinggal masyarakat sekitar wilayah kerja puskesmas
Batulicin1 Kecamatan Karang Bintang Kabupaten Tanah Bumbu.
4
8
9
Gambar 2.1
SIKLUS HIDUP PLASMODIUM
Manusia Nyamuk
Anopheles ♀
Dalam Hati Dalam Saliva
Sporozoit
Hipnozoidt
Skizon
Skizon
Merozoit
2) Secara Non-Alamiah
Penularan secara non-alamiah terjadi jika tidak
melalui gigitan nyamuk Anopheles. Beberapa contoh
penularan Malaria Tropika secara non-alamiah antara
lain :
a. Malaria bawaan (kongenital)
Malaria bawaan (kongenital) adalah malaria
pada bayi baru lahir yang ibunya menderita malaria.
Penularannya terjadi karena adanya kelainan pada
sawar plasenta (selaput yang melindungi plasenta)
sehingga tidak ada penghalang infeksi dari ibu
kepada janinnya. Selain melalui plasenta, penularan
malaria tropika dari ibu kepada bayinya juga dapat
melalui tali pusat. Gejalanya berupa demam,
iritabilitas (mudah terangsang sehingga sering
menangis dan rewel), pembesaran hati dan limpa,
anemia, tidak mau makan ataupun minum, serta
kulit dan selaput lendir berwarna kuning. Keadaan
ini harus dibedakan dengan infeksi kongenital
lainnya, seperti toxoplasmosis, rubella, sifillis
kongenital dan anemia hemolitik.
b. Penularan mekanik (transfusion mekanic)
Transfusion malaria adalah infeksi malaria
yang ditularkan melalui transfuse darah (donor
darah) dari pendonor yang terinfeksi malaria.
Parasit malaria dapat hidup selama tujuh hari dalam
darah donor.Pemakaian jarum suntik yang tidak
steril secara bersama-sama pada pecandu narkoba
atau melalui transplantasi organ. Biasanya, masa
27
Karakteristik
(Umur,jenis
kelamin,pendidik
Fisik Biologi
an,pekerjaan)
Plasmodium Plasmodium Plasmodium Plasmodium
falciparum Ovale Malariae Vivax
Perilaku
Kejadian Malaria
39
BAB III
KERANGKA PEMIKIRAN
Efektivitas Kejadian
Kelambu Malaria
Jenis Kelamin
Umur
Pekerjaan
Penggunaan
kelambu
Waktu
Penggunaan
Frekuensi
Penggunaan
Bahan Kelambu
Variabel Confounding
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
40
41
Tabel 3.1
Defenisi Operasional
Varibel
Skala
No Independen dan Defenisi Alat ukur Cara ukur Hasl Ukur
Ukur
Dependen
1. Kejadian Hasil dari RDT Pengambilan 0. Positif Ordinal
Malaria pemeriksaan sampel darah Malaria
darah yang diperiksa 1. Negatif
menurut RDT Malaria
1. Penggunaan Kebiasaan dari Kueisoner Wawancara 0.memakai Ordinal
Kelambu penggunaan kelambu 1. tdk
pada tidur dimalam memakai
hari
2. Waktu Awal dari pertama Kuiesoner Wawancara 0. diatas Ordinal
Pengguanaan waktu menggunakan 21.00
kelambu 1.Dibawah
berinsektisida yaitu 21.00
dibawah 21.00 1
3. Frekuensi Frekuensi pemakaian Kuiesoner Wawancara 0. Selalu Ordinal
Penggunaan kelambu adalah saat 1.Jarang
tidur atau kebiasaan
pemkaian kelambu
sehari-hari
4. Perawataan Selalu memeriksa Kuiesoner Wawancara 0. tidak Ordinal
kelambu keadaan kelambu merawat
dengan menjahit bila 1.merawat
ada lobang dan
mencuci bila terliht
kotor
5 Umur Pengelompokan Kuesioner Observasi 1.0-11 bln Ordinal
batasan umur dari 2. 1-4 thn
Bayi dan balita 3. 5 - 9 thn
hingga dewasa 4. 10-14 thn
5.15-54 thn
6. 54> thn
6 Jenis kelamin Pembagian sesuai Kuesioner Observasi 1.Laki-laki Ordinal
jenis kelamin 2.Perempuan
penderita
7 Pekerjaan Jenis pekerjaan Kuesioner Observasi 1. Tidak Ordinal
penderita malaria bekerja
sesuai dengan 2.Petani
pengelompokan 3.PNS
4.Pedaggang
5.Buruh
6.Pelajar
7.Penambang
8.Dll
3.3 Hipotesis Penelitian
42
43
44
b. Umur
Kode 0 = <15 Tahun
Kode 1= >15 Tahun
c. Pekerjaan
Kode 0 = Tidak Bekerja
Kode 1 = Bekerja (Petani, Nelayan, Buruh Tambang, PNS,
Pelajar, dsb)
d. Jenis Kelamin
Kode 0 = Laki-laki
Kode 1 = Perempuan
e. Penggunaan Kelambu
Kode 0 = Menggunakan
Kode 1 = Tidak menggunakan
f. Waktu Penggunaan
Kode 0 = < 21.00
Kode 1 = >21.00
g. Frekuensi Penggunaan
Kode 0 = Selalu menggunakan
Kode 1= Jarang menggunakan
h. Bahan Kelambu
Kode 0 = Polyster
Kode 1 = katun
i. Perawatan Kelambu
Kode 1 = Merawat
Kode 0 = Tidak dirawat
4.5.1.3 Sorting, yaitu proses penyusunan dengancara memilih atau
mengelompokan data sesuai dengan nama variable tersebut.
4.5.1.4 Entery Data, yaitu proses pemasukan data dengan cara
manual maupun dengan sarana computer. Kemudian memuat
analisis univariat,bivariat dan multivariate.
46
Dimana :
Df = (b-1) (k-1)
X2 = Chi square
O (Observed) = Nilai observasi
E (Expected) = Nilai Harapan
Df = Degree of Freedom / Derajat Kebebasan
b = Jumlah baris
k = Jumlah kolom
a. Odds Ratio (OR)
Dalam bidang kesehatan, untuk mengetahuui derajat
hubungan dikenal ukuran Odds Rasio (OR). Odds Rasio
membandingkan Odds pada kelompok ter-ekspose dengan
Odds kelompok tidak terekspose. Ukuran OR biasanya
digunakan pada desian kasus kontrol atau potong lintang
(Cross Sectional).
Rumus Odds Ratio :
ad
¿=
bc
Interprestasi dari OR adalah sebagai berikut :
OR = 1, artinya tidak ada feel /asosiasi atau tidak ada
hubungan
OR < 1, artinya menurunkan risk (sebagai proteksi atau
pelindung)
OR > 1, artinya meningkatkan risk (sebagai faktor
resiko).
b. Analisa Multivariat
Analisa multivariate digunakan untuk mengetahui
hubungan semua variabel independen dengan variabel
dependen secara bersama-sama. Serta untuk mengetahui
varabel independen mana yang paling dominan
hubungannya dengan variabel dependen. Dari variabel
48