Anda di halaman 1dari 26

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Malaria pada

Masyarakat Puskesmas Batunadua, Padangsidimpuan.

OLEH :

Yeni Khairani Siregar (20030039)

Nur Halimah Nasution (20030040)

Mhd. Muhidin Siregar (20030041)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN PROGRAM SARJANA

UNIVERTAS AUFA ROYHAN

PADANGSIDIMPUAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan Rahmat-Nya peneliti

dapat menyusun Penelitian dengan judul "Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Malaria

Pada Masyarakat Batunadua Padangsidimpuan tahun 2022" sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

sarjana Kesehatan Masyarakat Program Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Aufa Royhan

Padangsidimpuan.

Proses penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan peneliti ini menyampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

1. Ns. Febrina Anggraini Simamora, M. Kep selaku Rektor Universitas Aufa Royhan di Kota

Padangsidimpuan.

2. Arinil Hidayah, M.Kes, selaku Dekan fakultas Kesehatan Universitas Aufa Royhan di Kota

Padangdisimpuan, selaku ketua penguji yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dalam

menyelesaikan penelitian ini.

3. Nurul Hidayah Nasution, SKM. M.Kes, selaku Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Universitas Aufa Royhan di Kota Padangsidimpuan.

4. Nefonavratilova Ritonga, SKM, M.KM, selaku pembimbing utama telsh meluangkan waktu untuk

membimbing dalam menyelesaikan penelitian ini.


ABSTRAK

Penyakit malaria disebabkan oleh parasit malaria (yaitu suatu protozoa darah yang termasuk genus
Plasmodium sp) yang dibawa oleh nyamuk Anopheles sp. Plasmodium sp ini pada manusia menginfeksi
eritrosit (sel darah merah) dan mengalami pembiakan aseksual di jaringan hati dan di eritrosit. Angka
kematian Malaria di dunia pada tahun 2013 masih memcapai 47% dan 78% diantaranya ialah anak-anak
yang berumur dibawah 5 tahun. Orang yang paling sering berisiko terinfeksi malaria adalah anak balita,
wanita hamil, serta oenduduk nonimun yang mengunjungi daerah endemis malaria, serta para
pengungsi, transmigran, dan wisatawan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-
faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria pada masyarakat Dusun Salingsing Desa Ulumahuam
Kabupateb Labuhan Batu Selatan tahun 2019. Metode penelitian yang digunakan adalah survey analitik
dengan desain cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua masyarakat Dusun Salingsing
Desa Ulumahuan yaitu sebanyak 215 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara random
dengan menggunakan rumus slovin, jumlah sampel 68 orang. Berdasarkan hasil uji statistik chi square
dengan tingkat kepercayaan 95% (a=0,05) diperoleh bahwa ada hubungan yang signifikan antara
pengetahuan (p-value=0,002<0,05), sikap (p-value=0,003<0,05), tindakan (p-value=0,001<0,05) dengan
kejadian malaria. Diharapkan dapat menjadi masukan agar dapat meningkatkan pelayanan yang optimal
terhadap penderita malaria.

Kata kunci : pengetahuan, sikap, tindakan dan kejadian malaria.


ABSTARCT

The Rates of contraceptive use around the world it was estimated to total 460 million. Male parcipation
rate in the use of contraceptives i in Indonesia was stull vety low that was, only 2.1% of participants
Family Palnning (KB) men and ther generally use condoms. The purpose of this study was to find out the
factors which was related to male participation as acceptor family planned in the area of Ulumahuam
Public Health Canter, Labuhan Batu Selatan Regency in 2019. The research method used was ab
analytical survey with cross sectional design . The population in this study was a male partner agefertile
in the Ulumahuam region. Sample technique done randomly by used the slovin formula, the number of
samples 78 people. Univariate analysis results are known less knowledge by 53.8%, the give information
of 65.4% with the category of getting information, and male partipacition as KB acceptors 55.1% did not
participate. Based on the results of the chi square statistical test with a confidence lecel of 95% (a=0.05)
obtainedthat there is a significant relationship between knowledge (p-value=0.003<0.05) and give
information about family planned (p-value=0.004<0.05). Expected to be input in order to improve
optimal service against malaria sufferers.

Keywords : knowledge, information provision, and male participation


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Malaria merupakan penyakit serius dan fatal yang di tularkan oleh nyamuk dan jika tidak segera
diobati maka penderita akan mengalami komplikasi yang parah dan dapat meninggal (CDC,
2015) . Menurut WHO (2014), angka kematian Malaria di dunia pada tahun 2013 masih
mencapai 47% dan 78% diantaranya ialah anak-anak yang berumur dibawah 5 tahun.

Indonesia masih menjadi negara transmisi Malaria atau berisiko Malaria karena pada tahun 2010
terdapat 229.819 kasus positif Malaria dan meningkat menjadi 256.592 kasus pada tahun 2011
(Kemenkes, 2012) . Sesuai profil kesehatan Indonesia tahun 2010, terdapat sekitar 80%
kabupaten/kota di Indonesia termasuk kategori endemis. Pada tahun 2013, data menunjukkan
bahwa terdapat 14% daerah endemis tinggi Malaria dan 71% daerah endemis rendah Malaria di
Indonesia (Kemenkes, 2014).

Sedangkan untuk Annual Paracite Incidence (API) di Indonesia pada tahun 2013 mencapai 1,38
per 1000 penduduk, artinya masih ada 138 penduduk yang sakit Malaria dari 100.000 penduduk.
Angka tersebut masih belum mencapai target Rencana Strategi Kementerian Kesehatan RI yakni
<1,25 per 1000 penduduk pada tahun 2013 ( Kemenkes, 2014). Selain itu , lebih dari 70%
kematian bayi di Indonesia disebabkan oleh diare, pneumonia, campak, malnutrisi, dan Malaria
(Depkes, 2008).

Kebijakan pembasmian malaria di Indonesia sejak tahun 2009 di lakukan dengan mendapatkan bantuan
dari WHO dan USAID ( United State of America Indonesia Development). Program pembasmian malaria
yang diselenggarakan disebut Malaria Eradication Program (MEP). Pada tahun 2010 dilakukan
perancangan program yang disebut KOMEN (Komando Operasi Pembasmian Malaria). Dengan
keberhasilan yang dicapai maka upaya dan strategi pembasmian terhadap malaria. Pada tahun 2010
KOPEM secara resmi dihapuskan, selanjutnya metode penanggulangan diubah menjadi program
pemberantasan malaria (Malaria Control Program).

Angka kesakitan malaria di provinsi Sumatera Utara dalam kurun waktu 2015-2018 terdapat
lebih dari 2400 juta penduduk atau 40%. Sementara, prevalensi penyakit malaria di seluruh dunia
diperkirakan antara 300-500 juta penduduk setiap tahun. Dari 300-500 juta kasis klinis malaria di
dunia, terdapat sekitat 3 juta kasus malaria berat (malaria komplikasi) dan kematian akibat
malaria. Kasus paling banyak disebabkan oleh Plasmodiun falciparum, yang menyebabkan
angka kesakitan dan kematian tinggi dan member kerugian sosio-ekonomi yang tak terhingga
bagi banyak manusi di dunia ( Primus, 2017).

Malaria juga sangat sulit untuk diberantas karena keberadaan nyamuk itu sendiri mencapai
ratusan spesies. Tidak kurang dari 400 spesies jenis nyamuk anopheles hidup di bumi. Di
Indonesia memiliki sedikitnya 20 jenis anopheles dimana 9 jenis diantaranya merupakan faktor
penyebab malaria dan Papua merupakan tempat perkembangbiakan paling potensial. Secara
teoritis cukup hanya dengan satu kali gigitan nyamuk anopheles yang mengandung parasite
seorang sudah dapat terjangkit malaria. Penyakit ini sebenarnya jenis penyakit yang disebabkan
oleh parasit yang disebabkan oleh parasit yang dikenal dengan nama Plasmodium yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles sebagai penyebab malaria tropikana dan
merupakan jenis paling berbahaya dengan tingkat kematian paling tinggi. Plasmodium yang
kedua adalah vivax penyebab malaria jenis tertiana. Adanya kejadian malaria di masyarakat
dapat sebagai bahan penelaahan bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat yang terkena
penyakit malaria ataupun masyarakat dalam melakukan usaha pencegahan terhadap penyakit
malaria.

Menerapkan upaya pencegahan malaria merupakan langkah ampuh untuk menangkal penyakit .
Namun dalam praktiknya, penerapan upaya pencegahan malaria yang kesannya sederhana tidak
selalu mudah dilakukan. Terutama bagi mereka yang tidak terbiasa. Oleh karena itu diperlukan
pengetahuan tentang upaya pencegahan malaria bagi keluarga (Nedesul, 2008).

Pada kenyataannya, kesadaran masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan masi belum
seperti yang diharapkan, walaupun beberapa kegiatan yang bertujuan untuk mengupayakan
pencegahan malaria telah dilaksanakan dalam beberapa tatanan rumah tangga, tatanan
masyarakat dan tatanan tempat-tempat umum. Upaya pencegahan malaria dalam tatanan rumah
tangga mempunya daya ungkit yang paling besar terhadap perubahan perilaku masyarakat secara
umum.

2.1 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah "Apakah faktor-
faktor yang mempengaruhi penyakit malaria pada masyarakat puskesmas Batunadua”?

3.1 Tujuan Penelitian

3.1.1 Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit malaria pada masyarakat di Puskesmas


Batunadua.

3.1.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui karakteristik responden dengan kejadian malaria di Puskesmas Batunadua.

2. Mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan responden dengan kejadian malaria di


Puskesmas Batunadua.

3. Mengetahui distribusi frekuensi sikap responden dengan kejadian malaria di Puskesmas


Batunadua.
4. Mengetahui distribusi frekuensi tindakan responden dengan kejadian malaria di
Puskesmas Batunadua.
BAB II

STUDI PUSTAKA

2.1 Defenisi

Penyakit malaria adalah penyakit menular yang menyerang dalam bentuk infeksi akut atau
kronis. Penyakit ini disebabkan oleh protozoa genus plasmodium bentuk aseksual, yang masuk
ke dalam tubuh manusia dan ditularkan oleh nyamuk Anhopeles betina. Istilah malaria diambil
dari dua kata bahasa italia yaitu mal = buruk dan area = udara atau udara buruk karena dahulu
banyak terdapat di daerah rawa–rawa yang mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga
mempunyai nama lain seperti demam roma, demam rawa, demam tropik, demam pantai,demam
charges, demam kura dan paludisme ( Prabowo, 2014 )

2.1.1 Etiologi

Malaria disebabkan oleh protozoa darah yang termasuk ke dalam genus Plasmodium.
Plasmodium ini merupakan protozoa obligat intraseluler. Pada manusia terdapat 4 spesies yaitu
Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium malariae dan Plasmodium ovale.
Penularan pada manusia dilakukan oleh nyamuk betina Anopheles ataupun ditularkan langsung
melalui transfusi darah atau jarum suntik yang tercemar serta dari ibu hamil kepada janinnya.
(Harijanto P.N.2014).

Malaria vivax disebabkan oleh P. vivax yang juga disebut juga sebagai malaria tertiana. P.
malariae merupakan penyebab malaria malariae atau malaria kuartana. P. ovale merupakan
penyebab malaria ovale, sedangkan P. falciparum menyebabkan malaria falsiparum atau malaria
tropika. Spesies terakhir ini paling berbahaya, karena malaria yang ditimbulkannya dapat
menjadi berat sebab dalam waktu singkat dapat menyerang eritrosit dalam jumlah besar,
sehingga menimbulkan berbagai komplikasi di dalam organ-organ tubuh. (Harijanto P.N, 2014)

2.1.2 Siklus Hidup Plasmodium

Parasit malaria (Plasmodium) mempunyai dua siklus daur hidup, yaitu pada tubuh manusia dan
di dalam tubuh nyamuk Anopheles betina (Soedarto, 2011).

1. Silkus Pada Manusia

Pada waktu nyamuk Anopheles infektif mengisap darah manusia, sporozoit yang berada dalam
kelenjar liur nyamuk akan masuk ke dsalam peredaran darah selama kurang lebih 30 menit.
Setelah itu sporozoit akan masuk ke dalam sel hati dan menjadi tropozoit hati. Kemudian
berkembang menjadi skizon hati yang terdiri dari 10.000 sampai 30.000 merozoit hati. Siklus ini
disebut siklus eksoeritrositer yang berlangsung selama kurang lebih 2 minggu. Pada P.vivax dan
P. ovale, sebagian tropozoit hati tidak langsungbberkembang menjadi skizon, tetapi ada yang
menjadi bentuk dorman yang disebut hipnozoit. Hipnozoit tersebut dapat tinggal di dalam sel
hati selama berbulan-bulan sampai bertahun- tahun. Pada suatu saat bila imunitas tubuh
menurun, akan menjadi aktif sehingga dapat menimbulkan relaps (kambuh). (Depkes RI, 2016).

Merozoit yang berasal dari skizon hati yang pecah akan masuk ke dalam peredaran darah dan
menginfeksi sel darah merah. Di dalam sel darah merah, parasit tersebut berkembang dari
stadium tropozoit sampai skizon (8-30merozoit) Proses perkembangan aseksual ini disebut
skizogoni. Selanjutnya eritrosit yang terinfeksi skizon pecah dan merozoit yang keluar akan
menginfeksi sel darah merah lainnya. Siklus inilah yang disebut dengan siklus eritrositer Setelah
2-3 siklus skizogoni darah, sebagian merozoit yang terinfeksi sel darah merah dan membentuk
stadium seksual yaitu gametosit jantan dan betina. (Depkes RI, 2016)

2. Siklus Pada Nyamuk Anopheles Betina

Apabila nyamuk Anopheles betina menghisap darah yang mengandung gametosit, di dalam
tubuh nyamuk, gamet jantan dan gamet betina melakukan pembuahan menjadi zigot. Zigot ini
akan berkembang menjadi ookinet kemudian menembus dinding lambung nyamuk. Di luas
dinding lambung nyamuk ookinet akan menjadi ookista dan selanjutnya menjadi sporozoit yang
nantinya akan bersifat infektif dan siap ditularkan ke manusia. Masa inkubasi atau rentang waktu
yang diperlukan mulai dari sporozoit masuk ke tubuh manusia sampai timbulnya gejala klinis
yang ditandai dengan demam bervariasi, tergantung dari spesies Plasmodium. Sedangkan masa
prepaten atau rentang waktu mulai dari sporozoit masuk sampai parasit dapat dideteksi dalam
darah dengan pemeriksaan mikroskopik. (Nugroho, 2015).

2.1.3 Patogenesis Malaria

Menurut pendapat ahli patogenesis malaria adalah multifaktorial dan berhubungan dengan hal-
hal sebagai berikut :

1. Penghancuran eritrositFagositosis tidak hanya pada eritrosit yang mengandung parasit tetapi
juga terhadap eritrosit yang tidak mengandung parasit sehingga menimbulkan anemia dan
hipoksemia jaringan. Pada hemolisis Intravascular yang berat dapat terjadi hemoglobinuria
(Black White Fever) dan dapat menyebabkan gagal ginjal. (Pribadi W, 2015)

2. Mediator endotoksin-makrofag. Pada saat skizogoni, eritrosit yang mengandung parasit


memicu makrofag yang sensitiv endotoksin untuk melepaskan berbagai mediator. Endotoksin
mungkin berasal dari saluran cerna dan parasit malaria sendiri dapat melepaskan faktor nekrosis
tumor (TNF) yang merupakan suatu monokin, ditemukan dalam peredaran darah manusia dan
hewan yang terinfeksi parasit malaria. TNF dan sitokin dapat menimbulkan demam,
hipoglikemia, dan sindrom penyakit pernapasan pada orang dewasa. (Pribadi W, 2015)

3. Sekuestrasi eritrosit yang terlukaEritrosit yang terinfeksi oleh Plasmodium dapat membentuk
tonjolantonjolan (knobs) pada permukaannya. Tonjolan tersebut mengandung antigen dan
bereaksi dengan antibodi malaria dan berhubungan dengan afinitas eritrosit yang mengandung
parasit terhadap endothelium kapiler alat dalam, sehingga skizogoni berlangsung di sirkulasi alat
dalam. Eritrosit yang terinfeksi menempel pada endothelium dan membentuk gumpalan yang
mengandung kapiler yang bocor dan menimbulkan anoksia dan edema jaringan. (Pribadi W,
2015).

2.1.4 Penularan Malaria

Menurut Prabowo (2004), penyakit malaria ditularkan melalui dua cara, yaitu alamiah dan non
alamiah. Penuoaran secara alamiah adalah melalui gigitan nyamuk Anopheles sp. yang
mengandung parasit malaria dan non alamiah jika bukan melalui gigitan nyamuk Anopheles sp.
Berikut merupakan penularan malaria secara non alamiah.

1. Malaria bawaan (kongenital)

Malaria kongenital adalah malaria pada bayi yang baru dilahirkan karna ibunya menderita
malaria. Penularanya terjadi karena adanya kelainan pada sawar plasenta (selaput yang
melindungi plasenta) sehingga tidak ada penghalang infeksi dari ibu kepada janinnya. Gejala
pada bayi yang baru lahir berupa demam, iritabilitas (mudah terangsang sehingga sering
menangis atau rewel), pembesaran hati dan limpa, anemia, tidak mau makan/minum, serta
kuning pada kulit dan selaout lendir.

2. Penularan Mekanik

Transfusi malaria adalah infeksi malaria yang ditularkan melalui transfusi darah dari donor yang
terinfeksi malaria, pemakaian jarum suntik secara bersama-sama pada pecandu narkoba atau
melalui transplantasi organ.

2.1.5 Pencegahan Malaria

Menurut depkes RI (1999) pencegahan penyakit malaria secara garis besar dikelompokkan
menjadi beberapa kegiatan :

a. Pencegahan terhadap parasit parasit yaitu dengan pengobatan profilaksis atau pengobatan
pencegahan.

b. Pencegahan terhadap gigitan nyamuk. Daerah dengan jumlah penderitanya sabgat banyak, tindakan
untuk menghindari gigitan nyamuk sangat penting. Maka dari itu disarankan untuk memakai baju lengan
panjang dan celana panjang saya keluar rumah terutama pada malam hari, serta menggunakan kelambu
saat tidur.

c. Membunuh jentik dan nyamuk malaria dewasa

Menurut Prabowo (2004), untuk membunuh jentik dan nyamuk malaria dewasa dapat dilakukan
beberapa tindakan berikut :

1) Penyemprotan rumah
Sebaiknya, penyemprotan rumah-rumah di daerah endemis malaria dengan insektisida
dilaksanakan dua kali dalam setahun dengan interval waktu enam bulan.

2) Larvaciding

Larvaciding merupakan kegiatan penyemprotan rawa-rawa yang potensial sebagai tempat


perindukan nyamuk malaria.

3) Biological control

Biological control adalah kegiatan penebaran ikan kepala timah (panchax-panchax) dan ikan
guppy/wader cetul (Lebistus reticulatus) genangan-genangan air yang mengalir dan persawahan.
Ikan tersebut berfungsi sebagai pemangsa jentik-jentik nyamuk malaria.

d. Mengurangi tempat perindukan nyamuk malaria

Tempat perindukan nyamuk malaria bermacam-macam, tergantung spesies nyamuknya. Ada nyamuk
malaria yang hidup di kawasan pantai, rawa-rawa, empang, sawah, tambak ikan, atau hidup di air bersih
pegunungan. Di daerag endemis malaria, yaitu daerah langganan terjangkit penyakit malaria,
masyarakatnya perlu menjaga kebersihkan lingkungan. Tambak ikan yang kurang terpelihara harus
dibersihkan, parit-parit di sepanjang pantai bekas galian yang terisi air payau harus ditutup dan
persawahan dengan saluran irigasi airnya harus dipastikan mengalir dengan lancar (Prabowo, 2004).

2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Malaria

Untuk mengubah perilaku seseeorang menjadi lebih baik dalam menyikapi penyakit malaria, seseorang
harus memiliki pengetahuan dan sikap terlebih dahulu mengenai manfaat perilaku dalam menyikapi
penyakit malaria bagi dirinya atau keluarganya. Selain dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap, perilaku
seseorang terhadap malaria juga dipengaruhi oleh umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan riwayat
sakit.

1. Pengetahuan

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pengetahuan didefeisikan segala sesuatu yang diketahui,
segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal. Pengetahuan adalah sebagai hasil dari tahu
setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu melalui indra pengelihatan,
pendengaran, penciuman, perasaan dan perabaan.

Tingkatan pengetahuan menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan yang tercakup dalam domain
mempunyai 6 tingkatan, yaitu :

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yng telah dipelajari sebwlunya.

2) Memahami ( Comprehension)
Memahami adalah suatu kemampuan untuk memperjelas secara benar tentang objek yang
dikethui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
situasi dan kondisi sebenarnya.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau objek ke dalam komponen -
komponen tetapi masih didalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama
lain.

5) Sintesis

Sintetis menunjuk pada suatu kemampuan untuk melakukan atau menghubungkan


bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain suatu
kemampuan untuk menyusun suatu formula dan formulasi-formulasi yang ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau
objek.

2. Sikap

Sikap atau yang dikenal sebagai ettitude, merupakan hal utama yang paling terlihat berbeda
disetiap masing masing individu ataupun negara. Tak jarang setiap negara memiliki ciri khas sikapnya
masing-maisng, sebagai negara yang mengadopsi budaya timur Indonesia dikenal sebagai warga negara
yang memiliki sikap ramah serta sopan dan juga santun. (Rahayuningsih, 2010).

Sikap adalah merupakan reaksi atau proses seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus
atau objek. Sikap tidak dapat dilihat langsung tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku
yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus
tertentu. Dalam kehidupan sehari - hari adalah merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap
stimulus soaial. ( Notoatmodjo, 2012).

3. Tindakan

Tindakan adalah suatu respon terhadap rangsangan atau stimulus dalam bentuk nyata yang dapat
di observasi secara langsung melalui kegiatan wawancara dan kegiatan responden, merupakan bentuk
tindakan nyata/tindakan seseorang (overt behaviour) seperti pemakaian kelambu, kebiasaan keluar
malam dan pemakaian obat anti nyamuk. Terwujudnya sikap agar menjadi suatu perbuatan (tindakan)
diperlukan pendukung atau kondisi yang memungkinkan, misalnya faktor dukungan dari pihak keluarga,
teman dekat, ataupun masyarakat sekitarnya. (Arsin, 2012)
4. Umur

Umur memiliki pengaruh terhadap produktiviras, semakin tua usia semakin menurun kemampuan
produktif seseorang. Namun dalam penelitian yang dilakukan Dalimunthe, 2008 usia seseorang tidak

berpengaruh terhadap partisipasi dalam program kesehatan khususnya pencegahan malaria,


sehingga dalam program pencegahan malaria tidak perlu diprioritas pada kelompok tertentu, namun
secara umum pada keseluruhan lapisan masyarakat.

5. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan mempengaruhi seseotang dalam mengambil keputusankeputusan. Seseorang


yang memiliki tingkat pendidikan tinggi memadai untuk membuat tujuan dan membuat rencana
implementasi dalam mencegah malaria dibandingkan dengan seseorang yang memiliki tingkat
pendidikan dasar.

6. Pekerjaan

Aktivitas sehari-hari masyarakat dalam mencari nafkah tidak lepas dari risiko terkena penyakit l.
Aktivitas masyarakat sebagai nelayan sebagian besar dilakukan pada malam menjelang pagi dan pulang
sore hari atau keesokan paginya. Menjadi nelayan bereaiko kontak dengan nyumuk malari. Pekerjaan
sebagai karyawan hetery, pedagang malam, perintah dan buruhemiliki resiko yang sama dengan nelayan
l, karna aktivitas dilakukan saat nyamuk malaria aktif menggigit yaitu mulai dari sore hingga pagi hari.

7.Riwayat Sakit

Orang-orang yang pernah terinfeksi malaria sebelumnya biasanya akan terbentuk imunitas swhingga
akan lebih tahan terhadap infeksi malaria. Selain itu seseorang yang sudah pernah terkena malaria akan
melakukan tindakan agar tidak terinfeksi ulang oleh penyakit malaria.

2.3 Kerangka Konsep

Faktor yang mempengaruhi

1.Pengetahuan Penyakit malaria


2.Siap

3.Tindakan
2.4 Hipotesa

Ho : Tidak ada hubungan faktor pengetahuan, sikap, dan tindakan masyarakat dengan penyakit malaria
pada pada masyarakat di Puskesmas Batunadua Tahun 2022

Ha : Ada hubungan faktor pengetahuan, sikap, dan tindakan masyarakat dengan penyakit malaria pada
pada masyarakat di Puskesmas Batunadua Tahun 2022
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana
dan mengapa fenomena itu terjadi. Kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena,
baik antara faktor resiko (independen) dan faktor efek (independen). (Muhammad 2011).

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel pada objek penelitian
yang diukur atau dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan, pengumpulan data untuk semua variabel
dilakukan secara bersama-sama sekaligus (Notoatmodjo, 2010).

3.2 Populasi Dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang memiliki
Karakteristik serupa yang menjadi pusat perhatian peneliti karna dipandang sebagai semesta penelitian
(Ferdinand, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah semua masyarakat Batunadua, yaitu sebanyak
4orang.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,
2011).

Pengambilan sampel dilakukan secara random. Maka tehnik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan purposive random sampling, bertujuan agar data yang diperoleh
nantinya bisa lebih representatif (Sugiyono, 2013).

3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data yang berupa angket
(kuisioner) yaitu berbentuk formulir-formulir yang berisikan tentang pertanyaan-pertanyaan (question)
yang diajukan kepada kepada respondenresponden, maka angket sering disebut "questioner".
(Notoadmodjo, 2012).

Penelitian quisioner menggunakan skala gutman yaitu skala pengukuran yang membutuhkan
jawaban yang tegas seperti jawaban, " Iya" atau "tidak", " benar" atau "salah" dan sebagainya yang
ditunjukkan kepada reslonden. Kuisioner pengetahuan berisikan 10 pertanyaan untuk pengetahuan,
adalah :

Kurang : Skor (0-3)

Cukup : Skor (4-6)


Baik : Skor (7-10)

Penilaian kuisioner yang ditujukan kepada respon berisikan 10 untuk sikap adalah dengan
menggunakan skala likert

Pernyataan positif Nilai Pernyataan negatif Nilai

Sangat setuju 4 Sangat tidak setuju 1

Setuju 3 Tidak setuju 2

Tidak setuju 2 Setuju 3

Sangat tidak setuju 1 Sangat setuju 4

3.4 Metode Pengambilan Data

3.4.1 Data Primer

Data Primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh langsung dari responden. Pengumpulan
data dari penelitian ini dilakukan dengan melakukan wawancara secara langsung dengan responden
dengan menggunakan alat bantu Kuisioner. Selanjutnya diminta mengisi sendiri Kuisioner dan
dikembalikan saat itu juga.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari puskesmas Batunadua, Padangsidimpuan.

3.5 Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik


yang diamatidiamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi maupun
pengukuran secara cermat terhadap penomena atau objek. Defenisi operasional ditentukan
berdasarkan parameter yang dijadikan sebagai ukuran dalam suatu penelitian. (Hidayat, 2010).

No Variabel Defenisi operasional Cara ukur Skala ukur hasil ukur

1 Independent Pengetahuan responden kusioner Ordinal Baik=skor 7-10


pengetahuan tentang penyakit malaria cukup=skor 4-6
kurang=skor 0-3

2 Sikap Sikap responden menyikapi kusioner Ordinal Positif: 1


penyakit yang dideritanya
Negative: 0

3 Tindakan Suatu respon terhadap kusioner Ordinal Dilakukan: 1


rangsangan atau stimulus
dalam bentuk nyata
Tidak dilakukan:0

4 Variabel Pengakuan responden terkait Kusioner Ordinal Ya : 1


dependent penyakit malaria yang pernah
Tidak : 0
kejadian malaria di derita dan di cocokkan
dengan data laporan bulanan
puskesmas batunadua

3.6 Pengolahan Data

Menurut Natoadjomo (2012) data yang diambil, dikumpulkan dan diolah melalui langkah sebagai berikut
:

1. Editing

Setelah data terkumpulkan maka dilakukan editing atau penguntingan data untuk memeriksa setiap
lembar kuesioner yang telah diisi, lalu data dikelompokkan sesuai kriteria yang telah ditetapkan.

2. Koding

Dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data, semua jawaban atau data perlu disederhanakan
yaitu memberi simbol-simbol tertentu untuk setiap jawaban (pengkodean). Pengkodean dilakukan
dengan memberi nomor halaman, daftar pertanyaan, nomor pertanyaab nomor variabel dan kode.

3. Entri

Yaitu kegiatan memasukkan data-data yang ada pada kuesioner kedalam program komputer untuk
pengambilan hasil dan kesimpulan.

4. Tabulating

Untuk mempermudah analisa data dan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan, data
dimasukkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan memberikan skor terhadap pernyataan yang
diberikan kepada responden.

5. Data Processing

Semua data yang telah di input ke dalam aplikasi komputer akan diolah sesuai dengan kebutuhan dari
penelitian (Notoatmodjo,2012).
3.7 Analisis Data

Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Univariat

Analisis Univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran distribusi dan frekuensi dari variabel
independen yaitu, pengetahuan, sikap, umur, jenis kelamin dan variabel dependent yaitu penyakit
malaria. Data disajikan dalam bentuk tabel dan di interpretasikan (Riyanto, 2011).

b. Bivariat

Analisis Bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel independent (Pengetahuan) dengan
variabel dependent (Penyakit Malaria). Apakah variabel tersebut mempunyai yang signifikan atau hanya
hubungan secara kebetulan. Dalam analisis uji statistik yang digunakan adalah Uji Chi Square, sedangkan
variabel independent (Sikap) dengan variabel dependent (Penyakit Malaria) analisa uji statistik dengan
Uji Chi Square dalam penelitian kesehatan uji signifikan dilakukan dengan menggunakan batas
kemaknaan (alpa) = 0,05 dan 95% confidence interval dengan kebetulan bila :

1. P value < 0,05 berarti Ho ditolak (P value < a). Uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang
signifikan.

2. P value > 0,05 berarti Ho diterima (P value > a). Uji statistik menunjukkan tidak ada hubunhan yang
signifikan (Riyanto, 2011)
Kosioner penelitian
Faktor faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria
A.identitas masalah
1.Nama :
2.Jenis kelamin : ( ) Pria. ( )Wanita
3.Usia :
4.Tempat tanggal lahir :
5.Jenis kelamin :
6.Pendidikan terakhir :
a. ( ) Tidak sekolah
b. ( ) SD/sederajat
c. ( ) SMP/sederajat
d. ( ) SMA/sederajat
e. perguruan tinggi
f. lainnnya……..
7.pekerjaan :
1. ( )Petani 3.( )PNS 5.( )Buruh
2. ( )Nelayan 4.( ) Pedagang 6.Lainnya…….
B.kuesioner
1. Pengetahuan
1. Menurut anda penyakit malaria adalah penyakit……
a. Penyakit yang disebabkan oleh nyamuk (0)
b. Penyakit yang disebabkan oleh protozoa yang disebkan plasmodium
(1)
c. Penyakit yang disebabkan oleh virus (0)

2. Apa penyebab penyakit malaria


a. Parasit (1)
b. Nyamuk (0)
c. Kuman (0)

3. Bagaimana cara penularan penyakik malaria?


a. Melalui makanan/minuman (0)
b. Melalui nyamuk aeges aegepty (0)
c. Melalui nyamuk anopheles (1)

4.Apakah tanda-tanda penyakit malaria?


a. Demam tinggi,menggigil,berkeringat (1)
b. Demam tinggi dan hintik merah di kulit (0)
c. Demam tinggi,mual dan muntah (0)
5.Dimana sarang nyamuk malaria?
a. Air selokan (0)
b. Air mengalir (0)
c. Genangan air (rasa,sisa air hujan di kaleng,dll) (1)

6. Bagaimana cara mencegah gigitan nyamuk malaria?


a. Memakai kelambu (1)
b. Menggunakan anti nyamuk bakar (0)
c. Menggunakan anti nyamuk oles (0)

7. Bagaimana cara menyembuhkan penyakit malaria?


a. Membiarkan penyakitnya tanpa pengobatan khusus (0)
b. Meminum obat secara teratur (0)
c. Kesehatan diri dan lingkungan (1)

8. Kapan nyamuk malaria aktif menggigit?


a. Malam dan siang hari (1)
b. Sore hari (0)
c. Malam hari (0)

9. Apa saja program pencegahan malaria?


a. Pemberdayaan masyarakat dalam melakukan pemeliharaan
lingkungan (1)
b. Melakukan penyemprotan di lingkungan yang terkena malaria(0)
c. Membersihkan pekarangan rumah masing-masing (0)

10. Dimanakah penderita malaria bisa memperoleh pengobatan?


posyandu (0)
puskesmas (1)
rumah sakit (0)
2.SIKAP
Keterangan:
SS :sangat setuju
S :setuju
TS :tidak setuju
STS:sangat tidak setuju

No Pernyataan SS S TS STS
1 Ikut serta dalam penyuluhan tentang
penyakit malaria dapat menambah
pengetahuan tentang pencehan
malaria(+)
2 Petugas kesehatan sebaiknya
berkunjung ke masyarakat untuk
memberikan penyuluhan tentang
malaria dan pencegahannya(+)
3 Menjaga dan memelihara kebersihan
lingkungan untuk mencegah
perkembangbiakan penyakit malaria(+)
4 Penderita malaria harus mendapatkan
pengobatan malaria dari tenaga
kesehatan di sarana pelayanan kesehatan
seperti di puskesmas (+)
5 Bila demam harus dilakukan
pemeriksaan Sarah di laboratorium(+)
6 Obat malaria bisa di dapatkan di
warung-warung(-)
7 Adanya penderita malaria di keluarga di
sebabkan tidur tidak memakai kelambu
atau obat nyamuk(-)
8 Membiarkan jentik nyamuk disekitar
rumah karna tidak mengganggu. (-)
9 Penderita malaria boleh mengikuti
donor darah (-)
10 Malaria hanya ditularkan melalui
cucukan nyamuk. (+)

3.Tindakan/perilaku
No Pernyataan Salah Sering Kadang
1 Mengikuti program pencegahan
penyakit malaria dilingkungan
sekitar
2 Menggunakan jaket atau pakaian
berlengan panjang saat keluar
malam
3 Tidur dengan menggunakan
kelambu
4 Seberapa sering anda menggunakan
obat anti malaria
5 Berobat ke dokter/petugas
kesehatan apabila demam dan
menggigil
6 Membeli obat malaria di
warung/apotek tanpa resep dokter
7 Menghabiskan obat malaria yang
diberikan dokter/petugas kesehatan
dan meminumnya dengan teratur
8 Membiarkan jentik nyamuk disekitar
rumah
9 Menggunakan obat tradisional untuk
mengobati malaria
10 Melakukan 3M ( Menguras,
Menutup, Mengubur)

Anda mungkin juga menyukai