BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
daerah tropis dan sub-tropis dan dapat mematikan. Setidaknya 270 juta
penduduk dunia menderita malaria dan lebih dari 1 miliar atau 42%
kasus klinis per tahun. Penduduk yang terancam malaria adalah penduduk
85,1 juta dengan tingkat endemisitas rendah, sedang, dan tinggi. Penyakit
eliminasi dilakukan secara bertahap dari satu pulau atau beberapa pulau
sehat yang terbebas dari penularan malaria sampai tahun 2017. Status
2
Indonesia penduduk, malaria positif sebesar 894 kasus per 42.702 penduduk
tahun 2018 menurun drastis penderita malaria klinis sebanyak 63 kasus per
Dari data terlihat angka kesakitan malaria (API) tahun 2020 adalah 16,82
per 110 penduduk, sehingga masih harus dilakukan upaya efektif untuk
menurunkan angka kesakitan 0,82 per 100 penduduk dalam waktu 4 tahun,
RI, 2021).
3
Rumah Sakit). Dari 11 Puskesmas yang melapor pada tahun 2019 ditemukan
positif sebanyak 43 (4,9 %). Sedangkan untuk tahun 2020 tercatat bahwa
Data pada laporan rutin yang ada pada Puskesmas Mapia Bomomani
Provinsi Papua’’
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan masalah penelitian ini
adalah : “Bagaimanakah Gambaran Perilaku Penderita Malaria Klinis
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk Mengetahui Gambaran Perilaku Penderita Malaria Klinis di
Wilayah Kerja Puskesmas Mapia Bomomani Kabupaten Dogiyai
Provinsi Papua.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk Menyetahui gambaran pengetahuan penderita malaria klinis
di Wilayah Kerja Puskesmas Mapia Bomomani Kabupaten
Dogiyai Provinsi Papua
b. Untuk Menyetahui gambaran sikap penderita malaria klinis di
Wilayah Kerja Puskesmas Mapia Bomomani Kabupaten Dogiyai
Provinsi Papua
c. Untuk Menyetahui gambaran kebiasaan melakukan aktivitas di luar
rumah pada malam hari penderita malaria klinis di Wilayah Kerja
Puskesmas Mapia Bomomani Kabupaten Dogiyai Provinsi Papua
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
Sebagai sumbangan informasi, motivasi, dan bahan evaluasi
untuk meningkatkan upaya pengendalian penyakit malaria.
2. Bagi Instansi Kesehatan
Sebagai sumbangan informasi, evaluasi, dan perhatian untuk
pertimbangan dalam mengambil sebuah keputusan atau kebijakan
dan tindakan dalam pengendalian malaria.
3. Bagi Bidang Keilmuan
Sebagai sumber referensi dan informasi untuk mengembangkan
dan meneliti masalah yang masih terkait dengan hubungan perilaku
masyarakat dengan kejadian malaria.
5
4. Bagi Peneliti
Sebagai tambahan pengetahuan, pengalaman, evaluasi diri
dalam proses pembelajaran dan pengembangan ilmu dan seni
mengenai hubungan antara perilaku masyarakat dengan kejadian
malaria, atau masalah lainyang masih berkaitan dengan judul serta
pokok bahasan dari penelitian ini.
5. Bagi Peneliti Lain
Sebagai dasar acuan dan referensi dan data dasar untuk
penelitian selanjutnya.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi.
Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah
manusia dan tubuh nyamuk. Penyakit ini secara alami ditularkan melalui
juga di temukan di Nusa Tenggara Timur dan Papua (Depkes RI, 2017).
pemanasan global yang terjadi karena polusi akibat ulah manusia yang
(Soemirat, 2016).
2. Parasitologi
a. Etiologi
jarum suntik yang tercemar serta dari ibu hamil kepada janinnya.
P.N.2016)
3. Siklus Hidup
itu sporozoit akan masuk kedalam sel hati dan menjadi tropozoit hati.
berasal dari proosal skizon hati yang pecah akan masuk ke peredaran
darah dan menginfeksi sel darah merah. Didalam sel darah merah,
pecah dan merozoit yang keluar akan menginfeksi sel darah merah
a. Epidemiologi
b. Gambaran Klinis.
1. Gejala
c. Vektor Malaria
3. Endofilik, yaitu nyamuk lebih suka hinggap atau istirahat di dalam rumah;
1.) Tempat menggigit
1. Eksofagik, yaitu nyamuk lebih suka menggigit di luar rumah;
2. Endofagik, yaitu nyamuk lebih suka menggigit di dalam rumah;
5. Obyek yang digigit
1. Antrofofilik, yaitu nyamuk lebih suka menggigit manusia;
2. Zoofilik, yaitu nyamuk lebih suka menggigit hewan;
3. Indiscriminate biters/indiscriminate feeders, yaitu nyamuk tanpa kesukaan
tertentu terhadap hospes;20
4. frekuensi menggigit manusia Frekuensi membutuhkan darah tergantung
spesiesnya dan dipengaruhi oleh temperatur dan kelembaban, yang disebut
siklus gonotrofik. Untuk iklim tropis biasanya siklus ini berlangsung
sekitar 48-96 jam. (Kurniawan, 2016).
e. Pencegahan Malaria
1. Parasit/Plasmodium (Agent)
Parasit (plasmodium) hidup dalam tubuh manusia dan dalam tubuh
nyamuk. Parasit (plasmodium) hidup dalam tubuh nyamuk dalam tahap daur
seksual dan hidup dalam tubuh manusia pada tahap daur aseksual (Depkes RI,
1999).
Menurut Harijanto (2016) dikenal 4 jenis plasmodium yaitu :
a. P. vivax, menyebabkan malaria tertiana/vivak (demam setiap hari ke-3)
b. P.falcifarum, memberikan banyak komplikasi dan cukup ganas,
menyebabkan malaria tropika (demam setiap 24-48 jam)
c. P.malariae, jarang dijumpai menyebabkan malaria quartana/malariae
(demam setiap hari ke-4).
d. P.ovale, dijumpai di Nusa Tenggara dan Irian jaya.
2. Faktor Pejamu (Hospes)
a. Hospes Intermedier (Manusia sebagai pejamu antara)
Manusia merupakan tempat berkembang biaknya agent sekaligus
sebagai sumber penularan melalui vektor. Ada beberapa faktor intrinsik
yang dapat mempengaruhi kerentanan pejamu terhadap agent. Faktor-faktor
tersebut yaitu : (Depkes RI, 1994) Usia : Anak-anak lebih rentan terhadap
malaria yaitu usia : 2-9 tahun, ras, riwayat pernah menderita malaria, cara
hidup (life style), perilaku terhadap terjadinya malaria (man-made malaria),
sosial ekonomi, status gizi, faktor keturunan dan imunitas.
b. Hospes Definitive (Vektor sebagai Pejamu tetap/nyamuk
Anopheles,sp).
Hanya nyamuk Anopheles spp. betina yang menghisap darah.Darah
diperlukan untuk pertumbuhan telur nyamuk, dalam proses penularan
penyakit. Berdasarkan kebiasaan makan dan istirahat nyamuk Anopheles,sp.
dapat dikelompokkan sebagai berikut : (Depkes RI, 1999) :
20
1. Tempat hinggap atau istirahat. Ada yang lebih suka hinggap atau
istirahat diluar rumah (eksofilik) dan ada di dalam rumah (endofilik).
2. Tempat Menggigit. Ada yang lebih suka menggigit di luar rumah
(eksofagik) dan ada di dalam rumah (endofagik).
3. Objek yang digigit. Ada yang lebih suka menggigit manusia
(antrofilik) dan ada yang lebih suka menggigit hewan (zoofilik).
4. Faktor Lingkungan (Environment) Faktor environment
(lingkungan) dapat dikelompokkan kedalam 3 (tiga) kelompok
yaitu : (Depkes RI, 1999).
a. Lingkungan Fisik.
b. Suhu. Suhu sangat berpengaruh terhadap siklus sporogoni
atau masa inkubasi ekstrinsik.
c. Kelembapan. Pada kelembapan yang lebih tinggi
nyamuk menjadi lebih aktif dan lebih sering menggigit
sehingga meningkatkan penularan malaria
d. Hujan. Curah hujan yang tinggi menyebabkan aliran air
pada sungai atau saluran air lebih kuat sehingga larva dan
kepompong akan terbawa oleh air.
e. Ketinggian. Secara umum malaria akan berkurang pada
tempat yang makin tinggi dari permukaan laut. Pada
ketinggian di atas 2016 meter di atas permukaan laut
jarang terjadi transmisi.
f. Angin. Kecepatan angin pada saat matahari terbit dan
terbenam merupakan saat terbangnya nyamuk ke dalam
atau ke luar.
g. Sinar matahari. Pengaruh sinar matahari terhadap
pertumbuhan larva nyamuk berbeda-beda. Anopheles
sundaicus lebih suka tempat yang teduh, sedang anopheles
barbirostris dapat hidup pada tempat yang teduh maupun
di tempat yang terang.
21
malaria. Untuk memutuskan mata rantai penularan pada salah satu mata
rantai host, agent, environment yang pada dasarnya di tujukan untuk
Mengurangi atau menghindari kontak dengan nyamuk Anopheles,
danMemasang kawat kasa pada lubang angin.
Kawat kasa di pasang pada setiap lubang angin agar nyamuk tidak
dapat masuk kedalam rumah, kasa harus dipasang pada setiap lubang
angin yang ada pada rumah, jumlah lubang yang dianggap optimal adalah
14 –16 per inchi (2,3 cm). Bahannya bermacam-macam mulai dari
tembaga, aluminium, dan plastic (Prabowo, 2016)
1. Menggunakan kelambu sewaktu tidur.
Kelambu merupakan alat untuk mengurangi atau menghindari kontak
dengan nyamuk.
2. Menggunakan obat anti nyamuk.
Penggunaan obatanti nyamuk juga merupakan salah satu upaya untuk
menghindari terjadinya kontak dengan nyamuk.
3. Penggunaan insektisida.
Pengendalian vektor selama ini banyak dilakukan dengan
menggunakan insektisida. Hasil yang dicapai cukup memadai, tetapi
pemberantasannya terputus –putus sehingga vektor menjadi resisten
terhadap insektisida, penggunaan insektisida ini relatif mahal dan
sering menimbulkan pencemaran lingkungan.
4. Membasmi jentik nyamuk.
Cara kimiawi, dilakukan menggunakan metode larvasida (yaitu zat
kimiawi yang dapat membunuh larva atau jentik nyamuk) :
oli,solar,/minyak tanah, pasir green, tefemos,fention, altosid/insect
growt regulator, dan lain-lain.
Cara biologi kIkan pemekna jentik (larvicorus fish), seperti Gambusia
guppy, penchax/ ikan kepala timah, nila, mujahir
1. Konsep Perilaku
a) Bentuk Perilaku.
Perilaku manusia sangatlah kompleks dan mempunyai ruang
lingkup yang sangat luas. Benjamin,seorang psikologi pendidikan,
24
1. Tahu (Know).
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat
ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan
tingkatan pengetahuan yang rendah.
2. Paham (Comprehension).
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang
telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan dan
meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang
dipelajarinya.
3. Aplikasi (Application).
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real
(sebenarnya).
4. Analisis (Analysis).
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam
suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu
sama lain.
5. Sintesis (Synthesis).
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru.
6. Evaluasi (Evaluation).
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
27
Keturunan
Perilaku
31
Proses Perubahan
(Ketersediaan sumber
daya/fasilitas)ReinforcingFactor
Pendidikan Kesehatan
(Promosi Kesehatan)
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu reaksi seseorang
terhadap stimulus atau rangsangan yang berkaitan sakit dan penyakit,
system pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Reaksi tersebut
bias pasif (pengetahuan, persepsi dan sikap) maupun aktif (berupa
tindakan). Sedangkan menurut Kasl dan Cobb dalam Notoatmodjo 2003,
perilaku kesehatan adalah setiap tindakan yang diambil oleh seseorang
individu yang berpendapat bahwa dirinya sehat dengan maksud untuk
mencegah terjadinya penyakit atau mengenalnya pada stadium permulaan.
Sebagai reaksi terhadap rangsangan tersebut mencakup perilaku
seseorang terhadap sakit dan penyakit, yaitu bagaimana manusia berespon
baik secara pasif (mengetahui, bersikap dan mempersepsikan penyakit dan
rasa sakit yang ada pada dirinya dan di luar dirinya) maupun aktif
32
C. Kerangka Konsep
Penderita
Perilaku
Sikap
Penderita
Mararia
Kebiasaan
D. Definisi Operasional
1. Pendrita
Malaria klinis penderita marariia klinis adalah masyarakat yang
didiagnosa penderita mararia diadakan pemeriksaan laboratorium
hasilnya negatif.
E. Kriteria Objektif
2. Sikap
36
Kriteria Objektif :
3. Kebiasaan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional
analitik dengan pendekatan cros sectional yaitu observasi data dalam satu
kali pada satu waktu yang pengukur atau variabel terikat dan variabel bebas.
Pendekatan ini digunakan untuk melihat hubungan antara variabel satu
dengan satu lainnya.
B. Tempat
Penelitian ini rencanakan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas
Mapia Bomomani Kabupaten Dogiyai Provinsi Papua.
C. Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2021
D. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
38
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien pada unit rawat dari
bulan juli sampai Agustus 2021 di Puskesmas Mapia Bomomani
Kabupaten Dogiyai yaitu sebanyak 79 pasien.
Besar Sampel
populasi yaitu :
N= N Keterangan :
= 126
1 + 126 (0,0025)2
= 126
1,52
E. Pengolahan Data
1. Pengolahan Data
a. Editing.
39
F. Analisa data
a. Analisa univariat
Analisa univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang
distribusi frekuensi responden, maka dilakukan analisis univariat.
Analisis ini digunakan untuk memperoleh gambaran masing- masing
variabel. Data-data ditambilkan dalam distribusi frekuensi.
b. Analisis bivariate
Analisis bivariate di lakukan untuk mengetahui adanya hubungan antara
variabel independen dan variabel dependen . uji statistic yang
digunakan adalah uji chi-square dengan CI 95%, singkat signifikansi
5% (a = 0,05).
G. Etika Penelitian
Sebelum melakukan penelitian akan melakukan, peneliti permohonan
izin Dinas Kesehatan Kabupaten Dogiyai untuk mendapatkan persetujuan.
Setelah itu, melakukan penelitian di wilayah di Puskesmas Mapia Bomomani
Kabupaten Dogiyai dengan menekankan kepada etika yang meliputi:
1. Lembar persetujuan menjadi responden (informasi consent).
40
BAB IV
A. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
pendidikan, dan pekerjaan. Hal ini dapat dilihat pada tabel –tabel berikut:
a. Jenis Kelamin
Tabel 4.1
Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin di Wilayah
Kerja Puskesmas Mapia Bomomani Tahun 2021
Jenis Kelamin n %
Laki – Laki 31 37,3
Perempuan 52 62,6
Total 83 100
Sumber : Data Primer, Agustus 2021
orang (62,6%).
b. Umur
Tabel 4.2
Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur di Wilayah
Kerja Puskesmas Mapia Bomomani Tahun 2021
21 orang (25,3%).
c. Pendidikan
Tabel 4.3
Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan di Wilayah
Kerja Puskesmas Mapia Bomomani Tahun 2021
Tingkat Pendidikan n %
SD 11 13,2
SLTP 31 37,3
SLTA 21 25,3
PT 20 24,0
Total 83 100
d. Pekerjaan
tabel berikut :
Tabel 4.4
Distribusi Responden Menurut Jenis Pekerjaan di Wilayah
Kerja Puskesmas Mapia Bomomani Tahun 2021
Jenis Pekerjaan n %
Bekerja 12 14,4
Tidak Bekerja 71 85,5
Total 83 100
Sumber : Data Primer
a. Pengetahuan
45
Tabel 4.5
Distribusi Responden Menurut Pengetahuan di Wilayah Kerja
Puskesmas Mapia Bomomani Tahun 2021
malaria n %
Biasa 32 38,5
Tidak 51 61,4
Total 83 100
b. Gigitan Mararia
Tabel 4.6
Distribusi Responden Dengan Gigitan Nyamuk Malaria Di Wilayah
Kerja Puskesmas Mapai Bomomani Tahun 2021
Gigitan nyamuk n %
Biasa 21 25,3
46
Tidak 62 74,6
Total 83 100
(74,6%).
c. Penderita Malaria
Tabel 4.7
Distribusi Responden Penderita Malaria Di Wilayah Kerja
Puskesmas Mapia Bomomani Tahun 2021
Penderita Malaria n %
Kadang 51 61,4
Biasa 32 38,5
Total 83 100
Tabel 4.8
Distribusi Responden Hubungan di Puskesma dan Perilaku
Penderita malaria Di Wilayah Kerja Mapia Bomomani Tahun 2021
Penderita malaria n %
Baik 50 60,2
Tidak 33 39,7
Total 83 100
Tabel 4.9
Distribusi Responden Menurut Hubungan Sikap Perilaku
Penderita Mararia Wilayah Kerja di Puskesmas Mapia Bomomani
Tahun 2021
Penggunaan Kelambu n %
Biasa 21 25,3
Tidak 62 74,6
48
Total 83 100
orang (74,6%).
3. Analisis Bivariat
responden dengan tingkat perilaku penderita malaria yang biasa dan yang
mellakukan dan yang memiliki tingkat penderita malaria yang biasa dan
Tabel 4.11
Hubungan Sikap Perilaku Penderita Malaria Wilayah Kerja Di
Puskesmas Mapia Bomomani
Tahun 2021
Perilaku Penderita
Hubungan Sikap Jumlah
Sikap Baik Biasa
(p
n % n % n %
Value)
Kadang 50 85.0 12 15.0 52 62,6
(0,000)
Tidak 11 6.7 10 93.3 31 37,3
dengan penderita tidak sikap baik dan tidak biasa mararia terdapat 11
(93,3%).
Tabel 4.12
Hubungan gejala penderita Dengan Perilaku Penderita Malaria
Wilayah Kerja Di Puskesmas Mapia Bomomani
Tahun 2021
Penderita malaria
Penderita Malaria Jumlah
Malaria Biasa
(p
n % n % n %
Value)
Kadang 11 75,0 20 25.0 11 13,2
(48,6%).
B. Pembahasan
adalah gejala, Batuk lendir, batuk yang biasanya berlangsung lama dan
menyebar ketika penderita batuk, pada saat penderita Mararia batuk secara
Malaria Klinis besar (big burden countries). Menyikapi hal tersebut, pada
Asia lebih besar dibanding Afrika, jumlah absolut yang terkena Mararia
Klinis di benua Asia 3,7 kali lebih banyak dari pada Afrika (Achmadi,
2008).
bivariat dan uji statistik dengan Fisher’s Exact Test untuk mengetahui
sebagai berikut:
1. Hubungan Perilaku
atau tidaknya seseorang dalam mararia, dimana jika seseorang yang tahu
53
Klinis.
hasil bahwa ada hubungan antara pengetahuan dan malaria pada perilaku
responden (85,7%).
Hal ini diartikan bahwa adanya faktor dapat membuat seseorang menjadi
statistik dimana di peroleh nilai p = 0,000 < α (α = 0,05) yang artinya ada
penyakit mararia.
penyakit malaria.
Mararia Klinis karna kesamaan dalam penelitian terletak pada ciri tempat
pengetahuan responden.
seorang penderita mararia biasa dan untuk biasa atau enggan penderita
dengan kadang dan penderita mararia dan kadang dan biasa mararia
tidak mararia biasa terdapat 11 responden (6,7%) dan tidak kadang dan
sudah gejara malaria hubungan perilaku atau belum sehingga peran dalam
lakukan dan memiliki resiko tidak sembuh hal ini menunjukkan bahwa
Arninsing tahun 2007 yang menyatakan bahwa tidak ada gejara mararia
Mararia itu seperti apa terbukti pada hasil pengolahan datanya responden
tetap dapat melanjutkan segera tanpa adanya rasa jenuh dan bosan. Proses
57
registrasi, sikap dan perlu segera terhadap penderita malaria pada saat
Malaria Klinis.
dalam waktu dengan baik dapat memberikan rasa kepuasan tersendiri bagi
malaria dan biasa segera perlu berobat terdapat responden dan yang
penyakit malaria, mual, pusing dan kulit kemerahan. kendir ini merupakan
penyakit malaria sebagai akibat dari reaksi tubuh terhadap penyakit. Dari
merasakan ada segera dilakukan dalam waktu dan tidak penderita malaria
(14,3%) dan yang merasakan tidak adanya berobat penyakit malaria dan
lebih sering mengadakan konsultasi dengan dokter atau tenaga yang ada di
Setiap setiap penyakit malaria yang masuk dalam tubuh kita akan
akan malaria atau tidak akan menggunakan obat nyamuk meskipun khasiat
2010 yang memiliki kesamaan dengan hasil pengolahan data dengan nilai
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Kinerja Karyawan Bagian Produksi Stdi Kasus Pada CV, Aneka Ilmu
Semarang
KUESIONAR PENELITIAN
A. Pentujuk Pengisian :
B. Indentitas Responden :
4. Pendidikan : S1
C. Penderita
67
No Pertanaan Ya Tidak
1. Apakah anda penyakit dapat terjadi pada semua golongan
usia kasus kejadiannya banyak ditemukan pada anak-anak,
terutama yang berusia dibawah 5 tahun ?
2. Apakah anda ketika sering terjadi setidaknya dua kali
seminggu, kemungkinan mararia ?
3. Apakah anda penyakit mararia adalah penyakit yang biasa
dapat mengatasinya dengan cara mengedalikan faktor-
faktor risiko ada penderita ?
4. Apakah anda informasi penting diketahui bagi para
penderi mararia ?
5. Apakah mararia adalah penyakit yang biasanya tidak
menyebabkan komplikasi yang hanya menimbulkan
gejala-gejala utama karena ada orang yang penderita ?
6. Apakah anda mulai merasa gejara-gejara setelah tergigit
nyamuk, bahkan 1 tahun kemudian penderita ?
7. Apakah anda penderita mendapatkan terjadi hanya
dengan gigitan nyamuk akhirnya menderita mararia ?
8. Apakah apa penyakit mararia adalah salah satu jenis
penyakit serius dan berbahaya yang disebabkan oleh
infeksi parasit jenis ?
9. Apakah anda pada kondisi yang lebih parah, penderita
berpotensi mengalami penyakit mararia ?
10. Apakah selain dari tingkat keparahannya, jeni-jenis
mararia juga dapat dibagi berdasarkan pnyebabnya ?
B. Sikap
No Pertanyaan
1. Apakah anda sikap baik yang penting diajarkan Ya Tidak
sejak dini dan manfaatnya bagi anak ?
68
C. Kebiasaan
No Pertanyaan
1. Apakah anda ketika tersemum orang lain juga akan ikut Ya Tida
tersemum dan menciptakan lingkungan yang bahaigia ? k
2. Apakah anda meananmkan kebiasaan optimis dalam diri
69