Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Malaria merupakan penyakit yg diakibatkan oleh parasit dari genus
Plasmodium yang menular melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Penyakit ini
menyerang organ seperti otak, hati dan ginjal sehingga mengakibatkan parasit tumbuh
dan berkembangbiak di dalamnya. Saat parasit tumbuh dan menjadi dewasa, parasit
dapat menembus organ tersebut dan merusak sel darah merah. Kerusakan tersebut
pada sel darah merah dapat menimbulkan gejala anemia, demam dan pembesaran
limpa pada penderita (Rokhayati dkk., 2022).
Setelah manusia digigit oleh nyamuk anopheles betina tersebut, maka akan timbul
tanda dan gejala seperti demam menggigil, kejang-kejang, anemia, nafas sesak, gangguan
kesadaran dan hilangnya nafsu makan. Setelah tanda dan gejala muncul jika tidak segera
diobati akan menyebabkan akibat lanjut (komplikasi ). Adapun komplikasi dari penyakit
malaria adalah anemia berat, malaria selebral (koma), gagal ginjal akut, edema paru.
kelainan hati dan hipoglikemia.
Akibat lanjut di atas dapat mamperburuk insiden dari penyakit malaria. Dengan
munculnya program pengendalian yang di dasarkan pada penggunaan residu insektisida.
penyebaran penyakit malaria dapat diatasi dengan cepat. Sejak tahun 1950, malaria telah
berhasil di basmi di hampir seluruh benua Eropa dan di daerah seperti Amerika tengah
dan Amerika selatan. Namun penyakit ini masih menjadi masalah besar di beberapa
bagian benua Afrika dan Asia tenggara. Sekitar 100 juta kasus penyakit malaria terjadi
setiap tahunnya dan sekitar 1 persen diantaranya fatal. Seperti kebanyakan penyakit tropis
lainnya, malaria merupakan penyebab utama kematian negara berkembang.
Pertumbuhanpenduduk yang cepat, migrasi, sanitasi yang buruk, serta daerah yang terlalu
padat. membantu memudahkan penyebaran penyakit tersebut. Pembukaan lahan-lahan
baru serta perpindahan penduduk dari desa ke kota (urbanisasi) telah memungkinkan
kontak antara nyamuk dengan manusia yang bermukim di daerah tersebut. Menurut
Lukman (2009), dari 576 Kabupaten di Indonesia, 424 Kabupaten ditetapkan sebagai
daerah endemis malaria.
Indonesia juga termasuk daerah berkembang dengan iklim tropis dan sub tropis yaitu
sebagai habitat yang disukai nyamuk Anopheles sp. vektor penyebab
penyakitmalaria. Penyakit ini dapat menginfeksi semua kelompok umur. Meningkatnya
angka kejadian malaria dipengaruhi oleh faktor perubahan iklim terkait lingkungan
fisik, kimiawi, biologis dan social serta perilaku masyarakat (Lewinsca dkk.,
2021).
Permasalahan malaria yang terus berkembang di Indonesia terkait dengan masih
lemahnya upaya penurunan angka kejadian malaria seperti keberadan breeding place
(tempat berkembang biak) nyamuk anopheles yang menyebar dan lokasi yang sulit
untuk di jangkau, kondisi lingkungan rumahyang tidak memenuhi syarat kesehatan
(ventilasi, atap plafon, dinding rumah yang belum memadai), perilaku masyarakat
melakukan aktivitas keluar rumah pada malam hari dan menjelang subuh
(menyadap karet). Selain itu beberapa jurnal menyebutkan bahwa terdapat pula
faktor demografi, kebersihan lingkungan, dan sosial ekonomi yang dapat
mempengaruhi kejadian malaria di Indonesia (Lewinsca dkk., 2021)
Pada dasarnya setiap orang dapat terkena malaria, tetapi kekebalan yang ada pada
manusia merupakan perlindungan terhadap infeksi Plasmodium malaria. Kekebalan
adalah kemampuan tubuh manusia untuk menghancurkan Plasmodium yang masuk atau
membatasi perkembangannya. Nyamuk anopheles betina sebagai faktor penyebab
menularnya penyakit malaria. Nyamuk ini membutuhkan genangan air yang tidak
mengalir atau yang mengalir perlahan untuk meletakkan telurtelurnya, sebaga tempat
untuk berkembang biak. Biasanya aktif mencari darah pada malam hari, ada yang mulai
senja sampai tengah malam, ada juga yangmulai tengah malam sampai menjelang pagi
hari (Engka & Afa, 2017).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, rumusan masalah dalam studi kasus ini
adalah bagaimana Konsep Asuhan Keperawatan pada pasien yang menderita penyakit
malaria?
1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Setelah dilakukan presentasi makalah ini diharapkan mahasiswa mampu


memahami tentang teori malaria serta mampu melakukan asuhan keperawatan pada
pasien dengan malaria.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu memahami tentang konsep dasar malaria meliputi, defenisi,


etiologi, penularan, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, penanganan dan
pathway.

b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada penderita malaria

c. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada penderita malaria

d. Mahasiswa mampu menetapkan intervensi keperawatan pada pasien malaria

e. Mahasiswa mampu melakukan implementasi keperawatan dan mengevaluasi


asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada pasien.

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi rumah sakit

Dapat membantu meningkatkan pengetahuan perawat dalam memberikan


asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit malaria sehingga di harapkan dapat
mengurangi angka kasus malaria.

1.4.2 Bagi Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Dapat dijadikan sebagai bahan bacaan di perpustakan Politeknik Kesehatan


Kemenkes Malang, bagi mahasiswa Prodi D3 Keperawatan, D3 Kebidanan, dan STR
Keperawatan sehingga menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa.

1.4.3 Bagi mahasiswa


Untuk menambah wawasan dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan di
lapangan tentang penyakit malaria dan mampu melakukan asuhan keperawatan pada
pasien yang menderita penyakit malaria.

Engka, W. S. R., & Afa, J. R. (2017). Studi tentang peran serta masyarakat dalam upaya

pencegahan penyakit malaria di Puskesmas Rumbia Tengah tahun 2016.

Lewinsca, M. Y., Raharjo, M., & Nurjazuli, N. (2021). Faktor risiko yang mempengaruhi

kejadian malaria di Indonesia: Review literatur 2016-2020. Jurnal Kesehatan

Lingkungan, 11(1), 16–28.

Rokhayati, D. A., Putri, R. C., Said, N. A., & Rejeki, D. S. S. (2022). Analisis Faktor Risiko

Malaria di Asia Tenggara. Balaba: Jurnal Litbang Pengendalian Penyakit Bersumber

Binatang Banjarnegara, 79–86.

Anda mungkin juga menyukai