Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang
dilaksankan oleh semua komponen bangsa indonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemauan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, sebagai
investasi bagi pembanguan sumber daya manusia yang produktif secara
sosial dan ekonomis.
Pengendalian penyakit malaria menular yang merupakan komitmen
global telah menunjukkan pencapaian program yang cukup baik. Annual
Parasite Incidence (API), yang menjadi indikator keberhasilan upaya
penanggulangan malaria cenderung menurun dari tahun ketahun. Kasus
malaria terfokus dikawasan Indonesia Timur, oleh karena itu pada tahun
2014-2015 dilakukan upaya pencegahan berupa pembagian kelambu secara
masal. Sehingga diharapkan terjadi penurunan pada 5 tahun mendatang.
Yang akan berdampak pada peningkatan jumlah kabupaten/kota dengan
API/<1 dari 340 di tahun 2015 menjadi 400 pada tahun 2019 dan
kabupatat/kota yang mencapai eliminasi dari 225 ditahun 2015 menjadi 300
ditahun 2019.
Malaria adalah penyakit reemerging, yakni penyakit yang menular
kembali secara massal. Penyakit infeksi ini banyak dijumpai di daerah tropis,
disertai gejala-gejala seperti demam dengan fluktuasi suhu secara teratur,
kurang darah, pembesaran limpa dan adanya pigmen dalam jaringan. Malaria
diinfeksikan oleh parasit bersel satu dari kelas Sporozoa, suku
Haemosporida, keluarga Plasmodium. Penyebabnya oleh satu atau lebih dari
empat Plasmodia yang menginfeksi manusia: P. Falciparum, P. Malariae, P.
Vivax, dan P. Ovale.
Penyakit malaria juga dapat dikatakan sebagai penyakit yang muncul
kembali (reemerging disease). Hal ini disebabkan oleh pemanasan global

1
2

yang terjadi karena polusi akibat ulah manusia yang menghasilkan emisi
dan gas rumah kaca, seperti CO2, CFC, CH3, NO, Perfluoro Carbon dan
Carbon Tetra Fluoride yang menyebabkan atmosfer bumi memanas dan
merusak lapisan ozon, sehingga radiasi matahari yang masuk ke bumi
semakin banyak dan terjebak di lapisan bumi karena terhalang oleh rumah
kaca, sehingga temperatur bumi kian memanas dan terjadilah pemanasan
global (Soemirat, 2004)

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan penyakit malaria?
2. Bagaimana epidemiologi penyakit malaria?
3. Bagaimana cara penularan penyakit malaria?
4. Bagaimana gejala dan tanda penyakit malaria?
5. Bagaimana diagnosis penyakit malaria?
6. Bagaimana cara pencegahan penyakit malaria?
7. Bagaimana cara pengobatan penyakit malaria?
8. Bagaimana permasalahan malaria di Indonesia?
9. Apa saja program Pengendalian penyakit malaria di Indonesia?
10. Apa saja tantangan pengendalian penyakit malaria di Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah :
1.3.1.Tujuan Umum
Untuk mengetahui Pengendalian Penyakit Malaria di Era Revolusi 4.0
1.3.2.Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan penyakit malaria.
2. Untuk mengetahui epidemiologi penyakit malaria.
3. Untuk mengetahui cara penularan penyakit malaria.
4. Untuk mengetahui gejala dan tanda penyakit malaria.
5. Untuk mengetahui diagnosis penyakit malaria.
6. Untuk mengetahui cara pengobatan penyakit malaria.
3

7. Untuk mengetahui permasalahan penyakit malaria di Indonesia.


8. Untuk mengetahui program Pengendalian penyakit malaria di Indonesia.
9. Untuk mengetahui tantangan pengendalian penyakit malaria di
Indonesia.
BAB II
ISI

2.1 Pengertian Malaria


Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa dari
genus Plasmodium yang dapat dengan mudah dikenali dari gejala meriang
(panas, dingin dan menggigil) serta demam berkepanjangan. Penyakit ini
menyerang manusia dan juga sering ditemukan pada hewan berupa burung,
kera, dan primatalainnya (Achmadi, 2008).
2.2 Etiologi
Malaria disebabkan oleh protozoa darah yang termasuk ke dalam genus
Plasmodium. Plasmodium ini merupakan protozoa obligat intraseluler. Pada
manusia terdapat 4 spesies yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax,
Plasmodium malariae dan Plasmodium ovale. Penularan pada manusia
dilakukan oleh nyamuk betina Anopheles ataupun ditularkan langsung
melalui transfusi darah atau jarum suntik yang tercemar serta dari ibu hamil
kepada janinnya (Harijanto,2000).

2.3 Epidemiologi Penyakit Malaria


Distribusi dan Frekuensi Penyakit Malaria menurut Widoyono (2005)
1. Berdasarkan Orang
Berdasarkan SKRT (Survei Kesehatan Rumah Tangga) tahun 2001,
7 CSDR akibat malaria pada laki-laki 11 per100.000 penduduk dan
wanita 8 per 100.000 penduduk
2. Berdasarkan Tempat
Di Indonesia, parasit ini terdapat di Pulau Owi sebelah selatan Biak
di Irian Jaya dan Nusa Tenggara Timur
3. Berdasarkan Waktu
Berdasarkan SKRT tahun 2001, CFR malaria 0,1% (30.000 kematian
dari 30 juta kasus). Tahun 2005, CFR malaria 2 % (32.000 kematian dari

4
5

1,6 juta kasus).Pada tahun yang sama CFR malaria falciparum


1,12% (44 kematian dari 3.924 Kasus)

2.4 Determinan Penyakit Malaria


Penyebaran penyakit malaria sangat ditentukan oleh faktor Host, Agent,
Dan Environment:
1.Host
a. Host Intermediate (Manusia)
Keadaan manusia dapat menjadi pengandung gametosit yang dapat
meneruskan daur hidup nyamuk.
 Umur : Anak-Anak lebih rentan terhadap penyakit malaria dibandingkan
orang dewasa. Pertahanan tubuh terhadap malaria.
 Ras : Berbagai bangsa atau ras mempunyai kerentanan yang berbeda-beda
(factor rasial) terhadap penyakit malaria.
 Jenis Kelamin : Infeksi parasit plasmodium dapat menyerang semua
masyarakat dari segala golongan termasuk golongan yang paling rentan
seperti wanita hamil.
 Riwayat Malaria :Kekebalan residual adalah kekebalan terhadap reinfeksi
yang timbul akibat infeksi terdahulu dengan strain homolog spesies parasit
malaria.
 Cara Hidup :Cara hidup sangat berpengaruh terhadap penularan malaria,
seperti tidur Tidak memakai kelambu, tidak menggunakan repelen nyamuk
pada saat melakukan aktivitas di luar rumah dan pada saat sore hari, dan
penggunaan insektisida yang tidak teratur di dalam rumah
 Imunitas : Masyarakat yang tinggal di daerah endemis malaria memiliki
kekebalan alami terhadap penyakit malaria.
 Pekerjaan :Pekerjaan yang tidak menetap atau mobilitas yang tinggi berisiko
lebih besar terhadap penyakit malaria
6

 Status Gizi : Seorang penderita malaria yang mengalami gizi buruk akan
mempengaruhi kerja Farmakokinetik obat anti malaria b. Host Definitive
(Nyamuk Anopheles)

2.Agent (Plasmodium)
Plasmodium yang dapat menginfeksi manusia ada empat jenis, yaitu:
a. Plasmodium Vivax
Eritrosit yang dihinggapi parasit P. Vivax mengalami perubahan yaitu menjadi
besar, berwarna pucat dan tampak titik-titik halus berwarna merah yang bentuk
dan besarnya sama (titik Schuffner). Masa tunas intrinsik berlangsung 12-17
hari.
b. Plasmodium malariae
Plasmodium malariae adalah penyebab malaria Malariae atau malaria
kuartanakarena serangan demam berulang pada tiap hari keempat. Eritrosit
yang dihinggapi Plasmodium malariae tidak membesar atau ukuran dan bentuk
Eritrosit normal. Masa tunas intrinsik berlangsung 18 hari dan kadang-kadang
sampai 30-40 hari
c.Plasmodium ovale
Masa tunas intrinsik sama seperti Plasmodium vivax, yaitu 12-17 hari. Di
Indonesia parasit ini terdapat diPulau Owi sebelah selatan Biak Irian Jaya dan
di Pulau Timor. Perubahan eritrosit yang terjadi yaitu Eritrosit tampak oval
dengan tepi bergerigi. Titik Schuffner Menjadi lebih banyak
d.Plasmodium falciparum
Di Indonesia parasit ini tersebar di seluruh kepulauan. Pada malaria
falciparum, eritrosit yang terinfeksi tidak membesar selama stadium
perkembangan parasit. Namun, terjadi perubahan yang menyerupai bentuk
pisang (Zupriwidani, (2013)

2.5 Penularan Penyakit Malaria


Ada beberapa cara penularan penyakit malaria, antara lain :
1. Penularan secara alamiah (Natural Infection)
7

Penularan secara alamiah terjadi melalui gigitan nyamuk Anopheles


betina yang telah terinfeksi oleh Plasmodium. Sebagian besar spesies
menggigit pada senja dan menjelang malam hari. Pada saat menggigit
manusia, parasit malaria ada dalam tubuh nyamuk masuk ke dalam darah
manusia sehingga manusia tersebut terinfeksi lalu menjadi sakit.
2. Penularan yang tidak alamiah
a. Malaria bawaan (congenital) :Terjadi pada bayi yang baru dilahirkan
karena ibunya menderita malaria.
b. Secara mekanik : Penularan terjadi melalui transfusi darah melalui jarum
suntik menggunakan jarum suntik yang tidak steril.
c. Secara oral (melalui mulut) :Cara penularan ini pernah dibuktikan pada
burung, ayam (P. gallinasium), burung dara (P. relectum) dan monyet (P.
knowlesi). Pada umumnya sumber infeksi bagi malaria pada manusia
adalah manusia lain yang sakit malaria, baik dengan gejala maupun tanpa
gejala klinis (Susanna, 2005)

2.6 Diagnosis Penyakit Malaria


Diagnosis malaria menurut Tramuz (2006) ditegakkan seperti diagnosis
penyakit lainnya berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
laboraturium. Diagnosis pasti malaria harus ditegakkan dengan pemeriksaan
sediaan darah secara mikroskopik atau tes diagnostik cepat (RDT –Rapid
Diagnostik Test).
1. Anamnesis
a) Keluhan utama: demam, menggigil, berkeringat dan dapat disertai sakit
kepala, mual, muntah, diare dan nyeri otot atau pegal –pegal.
b) Riwayat berkunjung dan bermalam 1-4 minggu yang lalu ke daerah endemik
malaria.
c) Riwayat tinggal di daerah endemik malaria.
d) Riwayat sakit malaria.
e) Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir.
f) Riwayat mendapat transfuse darah.
8

2. Pemeriksaan Fisik
a) Demam (pengukuran dengan termometer 337,5oC).
b) Konjungtiva atau telapak tangan pucat.
c) Pembesaran limpa (splenomegali).
d) Pembesaran hati (hepatomegali
(Silalahi, V, 2011)

2. Diagnosis atas dasar pemeriksaan laboraturium


A. Pemeriksaan dengan mikroskop Pemeriksaan sediaan darah (SD) tebal dan
tipis di Puskesmas/lapangan/rumah sakit untuk menentukan :
a) Ada tidaknya Parasit malaria (positif atau negatif).
b) Spesies dan stadium plasmodium.
c) Kepadatan parasit :
1)Semi kuantitatif
(-)= Negatif (tidak ditemukan parasit dalam 100 LPB
(+)= positif 1 (ditemukan 1-10 parasit dalam 100 LPB).
(++) = positif 2 (ditemukan 11-100 parasit dalam 100 LPB).
(+++)= positif 3 (ditemukan 1-10) parasit dalam 1 LPB).
(++++) = positif 4 (ditemukan >10 parasit dalam 1 LPB).
2) Kuantitatif
Jumlah parasit dihitung per mikro liter darah pada sediaan darah tebal
(leukosit) atau sediaan darah tipis (eritrosit).

B. Pemeriksaan dengan tes diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Test)


Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasite malaria,
dengan menggunakan metoda imunokromatografi, dalam bentuk dipstik. Tes
ini sangat bermanfaat pada unit gawat darurat, pada saat terjadi kejadian luar
biasa dan di daerah terpencil yang tidak tersedia fasilitas lab serta untuk
survei tertentu.
9

2.7. Pencegahan Penyakit Malaria


1.Pencegahan Primer
Menghindari atau mengurangi gigitan nyamuk malaria dengan cara
tidur menggunakan kelambu pada malam hari, tidak berada di luar rumah,
mengolesi badan dengan obat anti gigitan nyamuk (repelen), memakai obat
nyamuk bakar, memasang kawat kasa pada jendela, dan menjauhkan
kandang ternak dari rumah, Membersihkan tempat sarang nyamuk dengan
cara membersihkan semak-semak di sekitar rumah dan melipat kain-kain
yang bergantungan, Membunuh nyamuk dewasa dengan penyemprotan
insektisida, Membunuh jentik-jentik dengan menebarkan ikan pemakan
jentik, Membunuh jentik dengan menyemprot larvasida.
2. Pencegahan Sekunder
Upaya untuk mencegah orang yang telah sakit agar sembuh,
menghambat progresifitas penyakit dan menghindarkan komplikasi.
Pemeriksaan satu kali dengan hasil negatif tidak mengenyampingkan
diagnosis malaria. Bila hasil Pemeriksaan darah tebal selama 3 hari
berturut-turut tidak ditemukan parasit, maka diagnosismalaria disingkirkan.
Pemeriksaan sediaan darah dilakukan dengan pulasan Giemsa.
3. Pencegahan Tertier
upaya untuk mengurangi ketidakmampuan dan mengadakan
rahabilitasi.Kegiatannya meliputi: penanganan lanjut akibat komplikasi
malaria,dan rehabilitasi mental/psikolog(Harijanto,2009)

2.8 Pengobatan Penyakit Malaria


Pengobatan malaria hendaknya dilakukan setelah diagnosis malaria
dikonfirmasi melalui pemeriksaan klinis dan laboratorium. Pengobatan
sebaiknya memperhatikan tiga faktor utama, yaitu spesies plasmodium, status
klinis penderita dan kepakaan obat terhadap parasit yang menginfeksi. Obat
anti malaria yang dapat digunakan untuk memberantas malaria diantaranya
malaria Falcifarum adalah artemisinin dan deriviatnya, chinchona alkaloid,
meflokuin, balofantrin, sulfadoksinpirimetamin, dan proguanil. Sedangkan
10

untuk mengobati malaria vivaxdan malaria ovale, menggunakan obat anti


malaria klorokuin(Harijanto,2009).

2.9 Program Pemberantasan Penyakit Malaria


1. Kebijiakan Eliminasi
a. Eliminasi Malaria dilakukan secara menyeluruh dan terpadu oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah bersama mitra kerjapembangunan termasuk
LSM, dunia usaha, lembaga donor,organisasi profesi, organisasi
kemasyarakatan dan masyarakat.
b. Eliminasi Malaria dilakukan secara bertahap dari kabupaten/kota, provinsi,
dan dari satu pulau atau kebeberapa pulau sampai ke seluruh wilayah
Indonesia menurut tahapan yang didasarkan pada situasi malaria dan kondisi
sumber daya yang tersedia.
2. Strategi Program Eliminasi
a. Diagnosis Malaria: Semua kasus malaria dikonfirmasi dengan mikroskop
atau Rapid Diagnostic Test(RDT).
b. Pengobatan :Artemisinin -based Combination Therapy (ACT).
c. Pencegahan :Pendistribusian kelambu (Long-Lasting Insecticidal Net -
LLin), Indoor Residual Spraying/IRS, dan lain-lain.Kelambu LLiN efektif
sampai 3-5 tahun dan dapat dicuci secara teratur 3 bulan sekali.
d. Kemitraan dalam Menuju Eliminasi Malaria
a) DPRD :Legislasi, bersama eksekutif, contoh penyusunan Perda
Pengawasan Lingkungan dari Tempat Perindukan Nyamuk pada sektor
Wisata, Penganggaran, dll
b) BAPPEDA :Perencanaan program, Penganggaran, dll
c) Sektor Pariwisata : Penggerakan “resort”, hotel dan institusi disektor
pariwisata untuk meniadakan tempat perindukan nyamuk di
lingkungan sekitar masing-masing, dll.
d) Sektor Informasi/ Humas :Penyebar luasan upaya penghindaran
diridari gigitan nyamuk, Penyebar luasan upaya pencarianpengobatan,
dll.
11

e) Sektor Kimpraswil :Penyediaan air bersih dan pembangunanMCK,


Program sungai bersih, dll.
f) Sektor Peternakan :Penyuluhan penempatan kandang yang berfungsi
sebagai “cattle barier”, dll.
g) Sektor Pertanian :Dalam rangka tanam padi serempak dan sanitasi kebun,
dll.
h) Sektor Perikanan dan Kelautan :Budi daya ikan (ikan pemakan jentik)
untuk ditebarkan di kolam, badan air, Penanaman kembali pohon bakau,
dll.
i) Sektor Pendidikan Nasional :Menjadikan pengetahuan upaya pengendalian
malaria sebagai materi pelajaranMuatan Lokal (MULOK), dll.
j) PKK :Penggerakan ibu rumah tangga dalam pencegahan gigitan nyamuk
dan upaya pencarian pengobatan, dll.
k) LSM: Penggerakan masyarakat dalam pencegahan dan KIE, Penemuan dan
pengobatan malaria, dll.
E. Pos Malaria Desa
Pos Malaria Desa adalah wadah pemberdayaan masyarakat dalam pengendalian
malaria yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat secara mandiri
danberkelanjutan.Ini bertujuan untuk meningkatkan jangkauan penemuan
kasus malaria melalui peran aktif masyarakat dan dirujuk kefasilitas
kesehatan terdekatdan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pencegahan
malaria
Pokok –pokok Kegiatan
a. Penemuan dini dan pengobatan penderita.
b. Meningkatkan akses pelayanan yang berkualitas(konfirmasi dengan
mikroskop atau RDT).
c. Pemberdayaan dan penggerakan masyarakat.
d. Meningkatkan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi).
e. Menggalang kemitraan.
f. Meningkatkan sistem surveilans.
g. Meningkatkan sistem monitoring dan evaluasi.
12

h. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia


(Depkes RI, 2006).
2.10 Tantangan Eliminasi Penyakit Malariadi Indonesia
Fenomena perubahan iklim ditengarai berdampak terhadap peningkatan
populasi vektor nyamuk malaria. Sehingga, perubahan iklim menyebabkan
eliminasi malaria menjadi semakin sulit untuk dilakukan. Sementara, di
tingkat pemerintah daerah, implementasi surveilans migrasi bagi penduduk
yang baru pulang dari wilayah endemis malaria masih belum berjalan dengan
baik. Masyarakat lebih memilih membayar denda daripada harus
memeriksakan sampel darah mereka ke Puskesmas.
Berikut ini adalah beberapa upaya konkrit yang perlu dilakukan dalam
upaya eliminasi malaria. Upaya tersebut antara lain
a) edukasi masyarakat secara terus -menerus,
b) advokasi stakeholders terkait,
c) pengembangan ‘mappingkasus’ dan ‘road map’
d) eliminasi malaria dalam konteks perubahan iklim, serta
e) mengintensifkan kemitraan termasuk mekanisme implementasi,
monitoring, dan evaluasinya yang efektif
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa dari genus
Plasmodium yang dapat dengan mudah dikenali dari gejala meriang (panas,
dingin dan menggigil) serta demam berkepanjangan. Penyakit ini menyerang
manusia dan juga seringditemukan pada hewan berupa burung, kera, dan
primata lainnya (Achmadi, 2008).
2. Malaria disebabkan oleh Protozoa darah yang termasuk ke dalam
genusPlasmodium. Plasmodium ini merupakan Protozoa obligat intraseluler.
Pada manusiaterdapat 4 spesies yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium
vivax, Plasmodium malariae dan Plasmodium ovale. Penularan pada manusia
dilakukan oleh nyamuk betina Anopheles ataupun ditularkan langsung
melalui transfusi darah atau jarum suntik Yang tercemar serta dari ibu hamil
kepada janinnya. (Harijanto P.N.2000).
3. Epidemiologi penyakit malaria dibagi menjadi:
a. Distribusi dan Frekuensi :Berdasarkan Orang, Berdasarkan Tempat,
Berdasarkan Waktu
b. Determinan :Faktor Host, Faktor Agent, Faktor Environment
4. Ada beberapa cara penularan penyakit malaria, antara lain : Penularan secara
alamiah (Natural Infection) dan Penularan yang tidak alamiah
5. Gejala dan tanda malaria dibagi menjadi : Gejala umum, Pola Demam,
Mekanisme Periode Panas, dan Kekambuhan (Relaps dan Rekrudesensi).
6. Diagnosis malaria ditegakkan seperti diagnosis penyakit lainnya berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboraturium.
7. Pencegahan penyakit malaria dibagi menjadi : Pencegahan Primer,
Pencegahan Sekunder, dan Pencegahan Tertier.
8. Obat anti malaria yang dapat digunakan untuk memberantas malaria
diantaranya :malaria falcifarum adalah artemisinin dan deriviatnya,

13
14

9. chinchona alkaloid, meflokuin, balofantrin, sulfadoksinpirimetamin, dan


proguanil.b.malaria Vivax dan malaria ovale, menggunakan obat anti malaria
klorokuin. Namun bila digunakan sebagai terapi radikal pemberian klorokuin
diikuti dengan pemberian primakuin, tidak terkecuali infeksi yang
disebabkan plasmodium malariae, jenis obat klorokuin tetap digunakan.
10. Program Eliminasi : Diagnosis Malaria, Pengobatan, Pencegahan, Kemitraan
dalam Menuju Eliminasi Malaria, dan Pos Malaria Desa.
11. Fenomena perubahan iklim ditengarai berdampak terhadap peningkatan
populasi vektor nyamuk malaria. Sehingga, perubahan iklim menyebabkan
eliminasi malaria menjadi semakin sulit untuk dilakukan

3.2. Saran
Penyakit Malaria adalah salah satu penyakit yang sangat berbahaya,
menyarang tanpa melihat umur dan dampak terparahnya adalah dapat
menimbulkan kematian. Dari hal ini lah penyakit malaria harus di cegah,ada
beberapa hal yang harus diketahui untuk mengatasi masalah malaria. Hal
tersebut adalah pengetahuan tentang penyakit malaria contohnya cara
penularan, pencegahan, pengobatan, dan program yang dibuat oleh
pemerintah untuk mencegah malaria.
DAFTAR PUSTAKA

Achmadi UF, 2008. Horison baru kesehatan masyarakat di Indonesia: Rineka


Cipta. Jakarta
Arsin, AA.(2012). Malaria Di Indonesia Tinjauan Aspek Epidemiologi.
Makassar: Masagena Press.

Budiarto, E. (2003). Pengantar Epidemiologi. Edisi Kedua. EGC, JakartaDepkes


RI. (2006). Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun
2005. Dirjen PP&PL, Jakarta

Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Jakarta Depkes RI.(2005). Pedoman


Tatalaksana Kasus Malaria di Indonesia. Ditjen PPM & PL, Jakarta.

DepKes, RI.(2008). Pedoman penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia.


Depkes RI.(2000). Modul Epidemiologi Malaria. Ditjen P2M dan PLP, Jakarta.
Jakarta.

Gandahusada S dkk,(2003). Parasitologi Kedokteran. Edisi ketiga.


FakultasKedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Garcia L dan David A.B,(1996). Diagnostik Parasitologi Kedokteran.


EGC,Jakarta.

Harijanto PN, 2000. Gejala Klinik Malaria Berat. Dalam: Harijanto PN


(ed.).Malaria, Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis Dan
Penanganan. EGC, : Jakar

Harijanto P. (2011).Epidemiologi Malaria di Indonesia : Tata Laksana Malaria


Untuk Indonesia. Volume I-triwulan I.

Laihad FJ. (2011). Epidemiologi Malaria di Indonesia : Eliminasi Malaria Pada


Era Desentralisasi. Volume I-triwulan I.

Soepardi J. (2011). Epidemiologi Malaria di Indonesia. Volume I-triwulan I.


Widoyono. (2005). Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan
Pemberantasannya. Semarang: Erlangga

Zupriwidani. (2013). Skripsi Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian


Malaria Di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli
Serdang. Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara.PPBB, D., & RI, K. K. BUKU SAKU MENUJU ELIMINASI
MALARIA.

15

Anda mungkin juga menyukai