Anda di halaman 1dari 41

CONTOH FORMAT ASKEP KELUARGA ASKEP KELUARGA (contoh format) BY : WS A. Pengkajian I. Data Umum 1.

Nama kk : Bapak KR (70 Th) 2.Alamat : Rowoasri , RT 2 , RW 7 , Rowokangkung , Lumajang 3.Pekerjaan kk : Tani 4.Pendidikan kk : SD 5.KOMPOSISI KELUARGA No 1 2 3 4 Nama Ny. Ab Ac Har Za Jk P L P L Hub dg KK Istri ke 3 Anak Anak Anak Umur 36 17 11 4 Pendidikan Pekerjaan Status kes Smp Smp Sd Belum sekolah Ibu RT Masih sekolah Masih sekolah Sehat Sehat Sehat Sehat Immunisasi Lengkap + Genogram (lihat cara membuat genogram ) Aturan : lebih tua sebelah kiri , umur anggota klg ditulis pada simbol laki-laki atau perempuan,tahun dan penyebab kematian ditulis disebelah simbol laki-laki atau perempuan 35 25

LAKI PEREM PUAN SERUM AH MENIK AH CERAI ANAK KANDU NG PISAH KLIEN ANAK KEMBA R

KLIEN ANAK ANGKAT MENINGGAL ABORSI 6. type keluarga : keluarga inti 7.suku : jawa 8. Agama : islam 9.status social : Rp. 500.000,- per bulan . menurut keluaarga tidak cukup 10. rekreasi : menonton televisi, silaturohmi keluarga, kadang rekreasi di tempat terbuka II. Riwayat Tahap Perkembangan 1. tahap perkemb.klg : keluarga dg anak usia remaja

2. tahap klg yang belum terpenuhi : tidak ada ug belum terpenuhi, namun tugas klg yg belum dapat dicapai saat ini adalah memberi figur yg baik bagi anakl remaja. 3. riwayat kesehatan keluarga : tdk ada peny keturunan, P. KR terkena bronkhitis kronik, Sering kumat berobat ke dr swasta, bu KR sehat , pak KR perokok, 1-2 batang perhari, anak tertua perokok Juga , 4. Riwayat kesehatan klg sebelumnya : 2 tahun sudah didiagnosis Bronkhitis kronik III. Keadaan Lingkungan 1. Karakterisitik rumah : luas rumah lebar 4 M , panjang 12 M , terdiri 2 kamar tidur, 1 musholla 1 km mandi dan wc ( tidak adaSeptik Thank) , ruang tamu, dan dapurnya memanfaatkan pojok Dari lorong, - type bangunan : lantai dari plester - ventilasi : sinar matahari kurang masuk, jendela hanya 1 (0,75 x 1,2 M) Jendela kamar tak ada karena mepet dg tetangga - kebersihan ruang : banyak barang numpuk tak teratur , masak dg kayu bakar - sumber air : dari PAM - denah rumah Dapur Ruang tamu

2. Karakteristik komunitas Tetangga membantu berobat ke dokter praktik Tengga dan sekitarnya peduli pada kesehatan pak KR

3. Interaksi dengan komunitas ] Pengajian aktif, aktif kuimpul di masyarakat 4. Sistem pendukung keluarga Yg merawat pak KR hanya istrinya saja, biaya minim, jarak rumah dengan puskesmas 500 meter, oleh karena sekarang lebih banyak berobat ke tabib IV. Struktur Keluarga 1. Pola Komunikasi Keluarga Musyawaroh, tapi kadang pak KR suka marah pada anaknya jika tidak patuh 2. Struktur Peran Pak KR merasa tetap sebagai kepala keluarga dan ber TJ, meskipun sekarang sakit , bu KR menjual kerupuk untuk menopang kekurangan kebutuhan 15 .000/ perhari 3. Norma Keluarga Menyesuaikan dengan nilai agama yg dianut dan norma yg ada, percaya penyakitnya bisa di obati, dan penyakitnya tidak ada hubunganny dengan guna-guna. V. Fungsi Keluarga 1. Fungsi Afektif Pak Kr sering menegur anaknya jika diperingatklan ibunya tidak mau, saling menghormati antar anggota keluarga, 2. Fungsi Sosial Keluarga mengajarkan agar berperilaku yang baik dengan tetannggga dan lingk. Sekitar , hidu berdampingna dan merasa tentram. 3. Fungsi Keperawatan Kesehatan Jika sakit mencari bantuan ke pelayanan kesehatan terdekat, yang merawat pak KR saat ini bu KR, pemanfaatan yankes masih kurang karena pak KR tidak emmeiliki penghasilan tetap. 4. Fungsi reproduksi

Tidak ingin punya anak lagi, tidak ikut KB, hubungan suami istri masih, tetapi jarang sekali. 5. Fungsi Ekonomi Penghasilannya tak menentu apalagi pak KR yang sakit, saat ini keluarga dicukupi dari penghasilan yang lain. VI. Stress Dan Koping Keluarga 1. Stressor yang dimiliki Sejak 6bulan yg lalu, sakit bronkhitisnya kumat, dan tidak dapat bekerja lagi, anak-anaknya butuh biaya u/ sekolah 2. Kemampuan keluarga Berespon thd stressor Pasrah padak ondisiny sekarang, dianggap sebagai cobaaan dan berharap anak tertuanya bekerja lebih giat u/kebut. Keluarga 3. Strategi Koping yang dilakukan Keluarga menerima ini apa adanya dan selalu melibatkan anak teruanya u/ pengambilan kepeutusan 4. Strategi adaptasi yang disfungsi Sering marah pada anak tertuanya jika merokok terus dan dianjurkan mencari alternatif pengobatan lain. VII. Pemeriksaan fisik Sasaran terutama pada yang mempunyai maslah kesehatan (sakit) dengan metode Head to toe VIII. Harapan Keluarga Berharapmendapat bantuan seperti yang dikatakan oleh tetangganya , yaitu kartu sehat sehingga dapat berobat secara rutin di Puskesmas. B. Diagnosis Keperawatan Keluarga 1. Analisa Data Data (sign- symptom) Masalah (P) Penyebab (E)

Data subyek - pak KR terkena Bronkhitis kronik sejak 2 tahun - sejak 6 bulan kumat shg di rumah saja Data obyektif - lingkungan rumah kurang sehat : barang bertumpuk-tumpuk ,kotor , ventilasi kurang dll - Hasilpmx fisik : .. 2. Rumusan Diagnosis Keperawatan

Resiko serangan berulang pada P. KR

Lingk. Yg tidak adekuat 5 tugas

Resiko tinggi serangan berulang yang dialami oleh pak KR b/d ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan atau (eteologi yang lain) ketidakmampuan keluarga merawat pakKR yang sedang saklit.

P (NANDA) yang b/d E (ketidakmampuan keluarga sesuai 5 TUGAS KELUARGA) , sign /symptom takperlu ditulislagi NO 1 2 3 4 KRITERIA SIFAT MASALAH SKALA : - TIDAK/KURANG SEHAT - ANCAMAN - KEADAAN SEJAHTERA 3 2 1 2 1 SKOR BOBOT 1 2 1 1 ? ? ? ? JUML

KEMUNGK. MAS DAPAT DIUBAH : - MUDAH

0 3 2

- SEBAGIAN 1 - TIDAK DAPAT 2 POTENSI MAS. U/ DICEGAH 1 - TINGGI 0 - CUKUP - RENDAH MENONJOLNYA MASALAH - BERAT, SEGERA - ADA MASALAH TAPI TAK perlu SEGERA ditangani - MASALAH TAK DIRASAKAN PENENTUAN PRIORITAS SESUAI DENGAN SKALA : 1. KRITERIA PERTAMA, PRIORITAS UTAMA PADA : TIDAK/ KURANG SEHAT KARENA PERLU TINDAKAN SEGERA 2. KRITERIA KEDUA, MENGACU PD : - PENGET DAN TEHNOLOGI U/ MENGATASI MAS KLG - SUMBER DAYA KLG FISIK , KEUANGAN, TENAGA - SUMEBR DAYA PERAWAT, : KAP (PENGET, AFEKTIF DAN PSIKOMOTOR) - SUMBER DAYA LINGK. : FASILITAS, ORGANISASI, DAN DUKUNGAN 1. KRITERIA KETIGA - KEPELIKAN MASALAH - LAMANYA MASALAH

- TINDAKAN YG SEDANG DIJALANKAN - KELOMPOK YG BERESIKO U/ DICEGAH AGAR TIDAK AKTUAL DAN PARAH 1. KRITERIA KEEMPAT, PERSEPSI KLG THD MASALAHNYA 3. skoring penentuan prioritas DX keperawatan keluarga contoh : RESIKO JATUH LANSIA DI KLG BAPAK Rr BD. KETIDAKMAMP[UAN MENYEDIAKAN LINGK. AMAN No dx Kriteria Skor Pembenaran

4. prioritas dx keperawatan Prioritas 1 Dx kep Skor RESIKO JATUH LANSIA 3 1/3 DI KLG BAPAK Rr BD. KETIDAKMAMP[UAN MENYEDIAKAN LINGK. AMAN 2 2 , DST

2 3 dst

<!--[if !supportLists]>C. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga Nama KK : KR Alamat : kd. Jajang NO DX 1 TUJUAN Setelah dilakukan tindkep. Tidak tjd resiko serangan berulang pada pak KR selama di rumah (boleh jangka pendek dan jk panjang ) KRITERIA KAP Pengetahuan Sikap Psikomotor Penget : keluarga dapat menyebutkan .. sikap : klg mampu memutuskan u/menyediakan sarana yg aman psikomotor : keluarga memodifikasi lingkungan sehat STANDAR INTERVENSI

Rencana tindakan (intervensi): 1. mendiskusikan .. 2. menjelaskan 3. mengajarkan 4. bersama keluarga 5. dll D. Implementasi dan evaluasi Implementasi Tanggal dan waktu 1 januari 2006 No dx 1 Implementasi ..

Rencana kegiatan pada askep keluarga yang berhub dg penkes memerlukan SAP Format evaluasi formatif Tanggal dan waktu 1 januari 2006 No dx 1 Evaluasi S. klg mengatakkan bahwa masihkurang mengerti tentang . O. klg dapat menjawab pertanyaan ,belum bisamenjawab pertanyaan tentang .. A. implementasi yg dilaks.dg metode cermah belum dimengertioleh klg , perlu metode lain. P. berikan pendidikan ulang , dg metode lain. Format evaluasi sumatif Tanggal dan waktu 1 januari 2006 No dx 1 Evaluasi S. klg mengatakkan bahwa masihkurang mengerti tentang . O. klg dapat menjawab pertanyaan ,belum

bisamenjawab pertanyaan tentang .. A. masalah belum teratasi P. lanjutkan intervensi ,perlu bantuan LSM yang peduli akan kesehatan

28 November 2011 FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA I IDENTITAS KLIEN Nama : ______________ Umur : ______________ Jenis Kelamin : ______________ Pendidikan : ______________ Pekerjaan : ______________ Suku Bangsa : ______________ Alamat : ______________ RM No. : _______________ Informan : _______________ Tgl Masuk Dirawat : ______________ Tgl Pengkajian : _______________ II ALASAN MASUK ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________ Diagnosis Medis: Axis 1: Axis 2: Axis 3: Axis 4: Axis 5: III RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG Jelaskan kondisi saat pengkajian:

IV FAKTOR PRESIPITASI (PENCETUS) Biologis : Menderita penyakit menahun/ kronis, Psikologis : Perasaan tidak berharga Sosial : Kehilangan pekerjaan (PHK), kehilangan pasangan, harta, pendidikan, keluarga, V FAKTOR PREDISPOSISI (PENDUKUNG) Biologis : Genetik Psikologis : Kepribadian Sosial : Pendidikan, pekerjaan, keluarga, ekonomi VI RIWAYAT KESEHATAN SEBELUMNYA 1. Pernah mengalami masalah gangguan jiwa di masa lalu ? Ya Tidak Jelaskan: 2. Riwayat Pengobatan sebelumnya dan keberhasilannya: VII RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

1. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa? Ya Tidak Jelaskan: 2. Genogram (minimal 3 generasi, termasuk keterangan siapa yang tinggal serumah, yang meninggal, mengidap penyakit keturunan, dan sebagainya)

VIII PENILAIAN TERHADAP STRESOR (Kognitif, fisiologis, afektif, perilaku, sosial) IX SUMBER KOPING (Kemampuan personal, aset/ material, sumber dukungan, keyakinan positif) X MEKANISME KOPING a. Jenis Mekanisme Koping: Negosiasi/ Kompromi Displacement Tehnik relaksasi Regresi Aktivitas konstruktif Menghindar Mencederai diri Lainnya, sebutkan: _____ b. Sumber Mekanisme Koping:

Jelaskan: ______________________________________________________________________________ _______

XI PENGKAJIAN FISIK 1. Keadaan Umum : Baik Sedang Lemah 2. Tingkat kesadaran : 3. Tanda vital : TD : _____ N : ______ S : _________ P : ________ 4. Ukur : TB : __________ BB : ________ 5. Keluhan fisik : Ya Tidak Bila Ya, jelaskan : _________________________________________________________________________-____ 6. Pemeriksaan fisik : ____________________________________________________________________________ 7. Riwayat Pengobatan Penyakit Fisik : _______________________________________________________________

XII PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL 1. Konsep diri a. Gambaran diri : ________________________________________________________ b. Identitas diri : __________________________________________________________ c. Peran : _______________________________________________________________ d. Ideal diri : _____________________________________________________________ e. Harga diri : ____________________________________________________________ 2. Hubungan dengan Keluarga dan Masyarakat: a. Di rumah ( Keluarga dan Masyarakat): b. Di rumah Sakit/ Lingkungan tempat tinggal saat ini: c. Hasil Observasi perilaku terkait dalam hubungan sosial : 3. Spiritual / Keagamaan a. Nilai dan keyakinan: b. Kegiatan Ibadah:

XIII PENGKAJIAN STATUS MENTAL 1. Penampilan fisik Tidak rapi Rambut kotor dan kusam Penggunaan pakaian tidak sesuai Gigi kotor Cara berpakaian tidak seperti biasanya Badan bau Kuku panjang dan kotor Jelaskan : ______________________________________________________________________________ _________

2. Pembicaraan Cepat Keras Gagap Inkoheren Apatis Lambat Membisu Tidak mampu memulai pembicaraan Jelaskan :_____________________________________________________________________________ ____________ 3. Aktivitas Motorik: Lesu Tegang Gelisah Agitasi Tik Grimasen Tremor Kompulsif Jelaskan : ______________________________________________________________________________ ___________ 4. Alam perasaaan Sedih Takut Putus asa Khawatir Gembira berlebihan Jelaskan : ___________________________________________________________________ 5. Afek Appropiate /tepat Inappropiate/ tidak tepat

Datar Tumpul Labil Tidak sesuai Jelaskan : _____________________________________________

6. lnteraksi selama wawancara Bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung Curiga Defensif Kontak mata tidak ada Kotak mata mudah beralih Jelaskan : ______________________________________ 7. Persepsi Sensori Jenis: _______________________________________________________ Isi __________________________________________________________ Waktu munculnya halusinasi : ____________________________________ Frekuensi halusinasi muncul : _____________________________________ Stressor Pencetus: ______________________________________________ Respons/perasaan saat halusinasi muncul : __________________________ Tindakan yang telah dilakukan untuk menghilangkan halusinasui : ______________________ Keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan : __________________ 8. Proses Pikir Sirkumtansial Tangensial Kehilangan asosiasi Flight of idea Blocking Reeming Pengulangan pembicaraan/perseverasi Jelaskan : ______________________________________________________

9. Isi Pikir Obsesi Fobia Depersonalisasi Ide yang terkait Waham: Hipokondria Magic mistik Agama Kebesaran

Somatik Nihilistik Curiga

Waham bizar Sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir Jelaskan : ______________________________________________________ 10. Tingkat kesadaran ( secara kualitatif ) Bingung Sedasi Stupor Disorientasi Waktu Tempat Orang Jelaskan : __________________________________________________________________ 11. Memori Gangguan daya ingat jangka panjang Gangguan daya ingat jangka pendek Gangguan daya ingat saat ini Konfabulasi Jelaskan : ___________________________________________________________________ 12. Tingkat konsentrasi dan berhitung Mudah beralih Tidak mampu konsentrasi Tidak mampu berhitung sederhana Jelaskan : ___________________________________________________________________ 13. Kemampuan penilaian Gangguan penilaian ringan Gangguan penilaian bermakna Jelaskan : ___________________________________________________________________

14. Daya tilik diri Mengingkari penyakit yang diderita Menyalahkan hal-hal diluar

dirinya Jelaskan : ___________________________________________________________________

XIV KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG No Aspek Yang Dinilai Tingkat Kemampuan 012 1 Makan a. Kemampuan menyiapkan makanan b. Kemampuan membersihkan alat makan c. Kemampuan menempatkan alat makan dan minum di tempatnya 2 BAB/BAK a. Kemampuan mengontrol BAK/BAB di WC b. Kemampuan membersihkan WC c. Kemampuan membersihkan diri d. Kemampuan memakai pakaian/celana 3 Mandi a. Kemampuan dalam mandi b. Kemampuan dalam menggosok gigi c. Kemampuan dalam keramas d. Kemampuan dalam potong kuku dan rambut 4 Berpakaian/berdandan a. Kemampuan memilih pakaian b. Kemampuan memakai pakaian c. Kemampuan mengatur frekuensi ganti pakaian d. Kemampuan mencukur jenggot (laki-laki) e. Kemampuan berhias (perempuan) f. Kemampuan menyisir rambut 5 Istirahat dan tidur a. Kemampuan untuk mengatur waktu tidur b. Kemampuan merapikan sprei dan selimut c. Kemampuan untuk tidur dengan bantuan obat 6 Penggunaan obat Kemampuan pengaturan penggunaan obat 7 Pemeliharaan kesehatan a. Perawatan lanjutan ( Puskesmas, RS, RSJ, Perawat, dokter) b. Perawatan pendukung (keluarga, pengawas minum obat) 8 Kegiatan di dalam rumah a. Kemampuan mempersiapkan makanan b. Kemampuan menjaga kerapihan rumah c. Kemampuan mencuci pakaian d. Kemampuan pengaturan keuangan 9 Kegiatan di luar rumah a. Kemampuan berbelanja

b. Kemampuan transportasi Lain-lain, Jelaskan : _______________________________________________________________

Ket: 0: Bantuan Total 1: Bantuan Minimal 2: Mandiri

XV PENGETAHUAN KURANG TENTANG: Penyakit Jiwa System pendukung Pencegahan Kekambuhan Obat obatan yang diminum Sumber koping Sembuh sosial Manajemen hidup sehat Jelaskan : ___________________________________________________________________

XVI PEMERIKSAAN PENUNJANG a. Laboratorium: Tanggal Test Hasil Nilai Normal Keterangan

b. Data Diagnostik: Foto Radiologi/ EEG/ MRI/CT Scan dll Hasil: ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ __________________________________________

XVII TERAPI MEDIS No Nama Obat Dosis/ Rute Efek Terapi Perhatian Perawat

XVIII PENILAIAN SKOR KATEGORI PASIEN Skrening awal: Apakah .. punya keinginan/ide bunuh diri/ide pulang paksa dari pasien ? Ya/Tidak (jika Ya, berarti pasien langsung masuk kategori IV/Krisis) Variabel: a. Menciderai diri/orang lain : b. Komunikasi : c. Interaksi Sosial : d. ADL - Makan : - Mandi : - Berpakaian : e. Tidur Istirahat : f. Pengobatan oral/injeksi : g. Aktifitas terjadwal - Makan : - Mandi : - Berpakaian : Hasil: Skor Total Pasien : Kategori : ........ a. Tahap Penanganan : b. Tujuan Perawatan : c. Fokus Pengkajian : ........................ d. Prinsip Intervensi : e. Hasil Yang Diharapkan :.............. Jika pasien masuk dalam tahap krisis: a. Nilai Resiko Prilaku Kekerasan: b. Nilai Resiko Bunuh Diri: PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMULIR PENGKAJIAN Tanggal masuk RS Ruangan dirawat No Rekam Medik Tanggal Pengkajian Informan : : :

: Tanggal dimana hari pertama pasien di rawat di rumah sakit Bangsal tempat pasien terakhir di rawat Nomer pasien berdasarkan No urut masuk rumah sakit Tanggal perawat melakukan pengkajian data, pengkajian dilakukan pada waktu perawat menjumpai pasien untuk pertama kali Pasien, status rekam medik, keluarga, perawat maupun dokter yang merawat A. Identitas Identitas pasien : 1. Nama 2. Umur 3. Jenis kelamin 4. Alamat 5. Pekerjaan 6. Pendidikan 7. Suku Bangsa : : : : : : : Nama pasien Umur dihitung sejak pasien dilahirkan Laki-laki/perempuan Tempat tinggal atau domisili pasien yang terakhir Jenis pekerjaan terakhir yang dilakukan oleh pasien dan menghasilkan uang atau pendapatan Jenjang pendidikan terakhir yang dicapai oleh pasien ( misalnya :lulus SMA) Suku Bangsa pasien ( jawa, sunda, batak dll) B. Alasan Masuk 1. Apa yang menyebabkan klien di bawa oleh keluarga ke rumah sakit untuk saat ini ? 2. Apa yang sudah dilakukan oleh keluarga untuk mengatasi masalah tersebut ? 3. Bagaimanakah hasilnya? (Alasan masuk ditulis singkat tapi jelas, dipilih yang menurut keluarga paling menyebabkan membawa keluarganya opname di rumah sakit, misalnya karena mengamuk, banyak diam, mudah tersinggung) 4. Tulis diagnose medis multiaxial. C. Riwayat Kesehatan Sekarang Dikaji kondisi saat masuk pertama kali di UGD (tanggal masuk, jam masuk, penyebab masuk, tanda gejala di rumah), dipindah di ruang akut (berapa lama dirawat di ruang tersebut), keadaan saat ini, tanda dan gejala yang ditemukan ketika di ruangan.

D. Faktor Presipitasi Faktor pencetus (penyebab langsung pasien dibawa ke rumah sakit). Bisa biologis (gangguan otak, putus obat), psikologis (perasaan terhadap stressor), social (stressor di luar individu: pendidikan, ekonomi, pekerjaan, keluarga). E. Faktor Predisposisi Faktor yang mendukung terjadinya masalah meliputi biologi, pesikologi dan social. Biologi: apakah ada riwayat kejang, riwayat trauma kepala, riwayat menderita sakit panas yang tinggi pada masa tumbang ? Terjadi waktu umur berapa? Psikologis: pengalaman yang tidak menyenangkan yang dialami pasien selama fase perkembangan (kegagalan, kehilangan, perpisahan, kematian, trauma selama tumbang,) yang pernah klien alami. F. Riwayat Kesehatan Sebelumnya 1. Apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa pada masa lalu? 2. Bila Ya, bagaimana hasil dari pengobatan sebelumnya ? Berhasil : Pasien dapat beradaptasi di masyarakat tanpa adanya gejala-gejala gangguan jiwa Kurang berhasil : Pasien dapat beradaptasi di masyarakat tetapi masih ada gejala-gejala gangguan jiwa Tidak berhasil : Tidak ada kemajuan atau gejala-gejala bertambah atau menetap Pasien opname atau kambuh yang ke berapa kali ? Apakah ada riwayat putus obat ? G. Riwayat Kesehatan Keluarga Tanyakan riwayat kesehatan keluarga, riwayat gangguan jiwa keluarga,genogram (3 generasi). Apakah ada anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa, apabila ada bagaimana hubungan dengan pasien dan anggota keluarga yang lain? Bagaimana riwayat pengobatannya ? H. Penilaian Terhadap Stresor Dikaji respon kognitif klien terhadap stressor, respon afektif, respon fisiologis, respon perilaku dan respon sosial terhadap stressor. I. Sumber Koping Dikaji 4 hal yaitu: kemampuan personal terhadap masalah yang ditemukan, asset material (sumber daya dan sumber daya manusia yang mendukung pengobatan pasien: dana, jaminan kesehatan, orang yang mengantar berobat), sumber dukungan keluarga dan masyarakat, keyakinan positif terhadap pengobatan.

J. Mekanisme Koping Data dari hasil wawancara : a. Meliputi koping adaptif sampai dengan maladaptif Ketika menghadapi masalah, tekanan dan peristiwa traumatik yang hebat, apa yang dilakukan pasien dalam menyelesaikan masalah tersebut : Cerita dengan orang lain (asertif), diam (represi/supresi), menyalahkan orang lain (sublimasi), mengamuk/merusak alat-alat rumah

tangga (displacement), Mengalihkan kekegiatan yang bermanfaat (konversi), memberikan alasan yang logis (Rasionalisasi). mundur ke SPperkembangan sebelumnya (Regresi), Dialihkan ke objek lain seperti memarahi televisi, memarahi tanaman atau memarahi binatang (proyeksi). b. Sumber Mekanisme koping: sumber dukungan dalam penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan.

K. Fisik 1. Ukur tanda-tanda vital 2. Ukur BB dan TB 3. Tanyakan apakag berat badannya naik atau turun ? 4. Tanyakan adanya keluhan fisik baik pada pasien maupun keluarganya 5. Lakukan pemeriksaan fisik dari kepala sampai ujung kaki ? 6. Bila dijumpai adanya temuan abnormal pada pemeriksaa fisik, maka dilanjutkan dengan pengkajian tiap sistem. 7. Tanyakan riwayat pengobatan penyakit fisik yang pernah atau sedang dijalani oleh pasien pada keluarga ? L. Psikososial 1. Genogram a. Genogram dibuat 3 generasi b. Gambarkan adanya riwayat perceraian c. Gambarkan adanya anggota keluarga yang meninggal dan penyebab meninggal d. Gambarkan pasien tinggal dengan siapa ? e. Bagaimana pola komunikasi antar anggota keluarga yang dilakukan dalam keluarga ? f. Pengambilan keputusan dalam keluarga oleh siapa g. Tanyakan bagaimana pola asuh orang tua terhadap anak terutama pada pasien ? h. Genogram mencakup situasi lingkungan rumah (Posisi kamar tidur pasien dengan anggota keluarga yang lain) 2. Konsep diri a. Gambaran diri atau citra tubuh o Bagaimanakan persepsi pasien terhadap bentuk dan fungsi tubuhnya ? o Menurut pasien, apakah ada bagian dari tubuh pasien yang tidak atau kurang disukai oleh pasien ? o Menurut pasien, apakah ada bagian dari tubuh pasien yang mengalami kehilangan atau penurunan fungsi ? o Bila tidak ada bagian tubuh yang bentuk tidak disukai dan fungsinya tidak menurun, apakah pasien mampu menerima keadaan fisiknya tersebut ? o Jika ada bagian tubuh yang bentuknya tidak disukai dan fungsinya menurun, bagaimana perasaan pasien terkait dengan perubahan tersebut, apakah sampai mempengaruhi dalam berhubungan sosial dengan orang lain ? b. Identitas diri o Berisi status dan posisi pasien sebelum dirawat o Bagaimana kepuasan pasien terhadap sekolahnya, tempat kerjanya dan kelompoknya ? o Tanyakan jenis kelamin pasien, apakah merasa puas dengan jenis kelaminnya dan apakah

perilakunya sesuai dengan jenis kelaminnya o Tanyakan pada pasien bagaimana kepuasannya terhadap sekolah, pekerjaan dan kelompoknya serta jenis kelaminnya Apakah mempengaruhi hubungan sosial dengan orang lain ? o Bila pasien puas dengan posisinya dalam sekolah, pekerjaan, kelompok dan jenis kelaminnya, apakah pasien mampu menerima keadaan tersebut? c. Peran diri o Peran terkait dengan tugas dan peran pasien sebagai individu, anggota keluarga, anggota kelompok dan anggota masyarakat o Apakah pasien dalam menjalankan perannya dari segi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ? o Sebagai individu sekarang usianya berapa (sesuai SPberkembangan) pasien dapat menjalankan perannya atau tidak. Misalnya pasien berusia 35 tahun termasuk usia dewasa, sudah bekerja atau menikah atau belum, jika belum apakah kondisi ini mempengaruhi hubungannya denga orang lain ? o Sebagai anggota keluarganya, apakah sudah menikah atau belum, jika belum apakah pasien dapat membantu pekerjaan orang tua di rumah ?. Misalnya sebagai seorang laki-laki : apabila sudah apakah ada hambatan menjalankan peran sebagai ayah, sebagai suami, sebagai pencari nafkah ?. Jika ada hambatan dalam menjalankan peran sebagai anggota keluarga apa sampai mengganggu hubungan dengan orang lain ? o Sebagai anggota masyarakat, apakah pasien dapat mengikuti kegiatan kemasyarakatan yang ada di masyarakat (misalnya gotong royong, pengajian, arisan) ?, jika tidak dapat mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut, apakah mempengaruhi hubungannya dengan orang lain ? d. Ideal diri o Bagaimanakah harapan pasien tentang tubuh, posisi, status, tugas dan fungsi ? o Bagaimanakah harapan pasien terkait dengan sekolahmya, pekerjaannya, keluarganya , terhadap penyakitnya dan terhadap cita-citanya? o Apabila pasien tidak mampu mencapai harapannya tersebut, apa yang dirasakan ? e. Harga diri o Bagaimana hubungan pasien dengan orang lain terkait kondisi gambaran diri, identitas diri, peran , ideal diri o Bagaimana pandangan pasien tentang penilaian atau penghargaan orang lain terhadap dirinya dan kehidupannya. Pengkajian konsep diri tidak dapat dilakukan pada pasien yang masih agitasi/gaduh gelisah, bicaranya kacau, ada gangguan memori, pasien yang autistik dan mutisme 3. Hubungan sosial a. Di rumah Ketika di rumah, tanyakan orang yang paling dekat dengan pasien, misalnya sebagai tempat mengadu, tempat berbicara, tempat minta bantuan ? dikaji: Pengambilan keputusan dalam rumah , Pola komunikasi antar anggota keluarga, Pola asuh yang diterapkan dalam keluarga, Sumber pembiayaan /ekonomi keluarga, Posisi kamar tidur pasien dengan ruang lain (ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan dan ruang tidur anggota keluarga yang lain). b. Di rumah sakit Ketika di rumah sakit , tanyakan orang yang paling dekat dengan pasien, misalnya sebagai tempat mengadu, tempat berbicara, tempat minta bantuan ? c. Tanyakan kegiatan kelompok apa saja yang diikuti pasien dalam masyarakat ?

d. Tanyakan kegiatan kelompok apa saja yang diikuti pasien di rumah sakit ? e. Apakah ada ketergantungan pasien terhadap seeorang atau orang lain yang mempengaruhi hubungan pasien dengan kelompok dan masyarakat Pengkajian hubungan sosial tidak dapat dilakukan pada pasien yang masih agitasi/gaduh gelisah, bicaranya kacau, ada gangguan memori, pasien yang autistik dan mutisme 4. Spiritual a. Nilai dan keyakinan : Tanyakan pandangan dan keyakinan pasien tentang gangguan jiwa sesuai dengan budaya dan agama yang dianut ?. Pandangan masyarakat setempat tentang gangguan jiwa ? b. Kegiatan ibadah : Tanyakan kegiatan ibadah yang dikuti secara individu atau kelompok, misalnya berdoa, sholat, kebaktian dll ? c. Tanyakan kepada pasien dan keluarga pandangannya tentang kegiatan ibadah ? Pengkajian spiritual tidak dapat dilakukan pada pasien yang masih agitasi/gaduh gelisah, bicaranya kacau, ada gangguan memori, pasien yang autistik dan mutisme dan daya tiliknya jelek M. Pengkajian Status Mental 1. Penampilan Penampilan fisik : kondisi Rambut, kuku, kulit, gigi, cara berpakaian 2. Pembicaraan a. Pembicaraan pasien apakah : cepat, keras, gagap, membisu, apatis atau lambat ? b. Berpindah-pindah dari satu kalimat ke kalimat yang lain tetapi tidak ada kaitan dan sulit dipahami (inkoheren) atau bicara kacau c. Tidak dapat memulai pembicaraan 3. Aktivitas motorik a. Lesu, pasif (hipomotorik), segala aktivitas sehari-hari dengan bantuan perawat atau orang lain b. Tegang, gelisah, tidak bisa tenang (hipermotorik) c. TIK (gerakan-gerakan kecil pada otot muka yang tidak terkontrol) d. Agitasi (kegelisahan motorik, mondar-mandir) e. Grimasen (gerakan otot muka yang berubah-ubah yang tidak dapat dikontrol pasien) f. Tremor (Jari-jari yang tampak gemetar ketika klien menjulurkan tangannya dan menrentangkan jari-jari) g. Kompulsif ( kegiatan yang dilakukan berulang-ulang, seperti berulang kali mencuci tangan, mencuci muka, mandi, mengeringkan tangan) 4. Alam perasaan Data ini didapatkan melalui hasil wawancara dengan pasien meliputi adanya perasaan : sedih, putus asa, gembira, khawatirm takut (hasil wawancara divalidasi dengan hasil observasi, apakah disforia, efori) Ditanyakan bukan dilihat. 5. Afek a. Data afek didapatkan dari respon pasien selama wawancara bukan didapatkan dari status pasien b. Jenis afek Apprpiate (tepat) Inapropiate (tidak tepat) - Datar (saat dilakukan wawancara pasien tidak menunjukkan perubahan roman muka atau

ekpresi wajah, juga saat diberikan stimulus yang menyenangkan atau menyedihkan ) - Tumpul (Pasien hanya mau bereaksi atau memberi respon jika diberikan stimulus yang kuat, misalnya ditepuk atau diberikan pertanyaan dengan intonasi yang keras) - Labil ( Emosi pasien yang cepat berubah) - Tidak sesuai (emosi yang tidak sesuai atau bertentangan dengan stimulus yang ada, misalnya ketika diajak berbicar hal-hal yang sedih, pasien malah tertawa terbahak-bahak) 6. Interaksi selama wawancara a. Interaksi selama wawancara apakah bermusuhan, tidak kooperatif atau mudah tersinggung b. Kontak mata selama wawancara (tidak ada kontak mata, mudah beralih dan dapat mempertahankan kontak mata) c. Defensif (selama wawancara pasien selalu berusaha mempertahankan pendapat dan kebenarannya dirinya) d. Curiga (selama wawancara menunjukkan sikap perasaan tidak percaya pada orang lain Dikaji selama proses wawancara dengan perawat 7. Persepsi a. Kaji adanya pengalaman pasien tentang halusinasi dan ilusi b. Bila pasien mengalami halusinasi, tanyakan jenis halusinasinya, isi halusinasinya, waktu terjadinya halusinasi, frekuensi halusinasi muncul, respon atau perasaan selama halusinasi muncul, tindakan yang sudah dilakukan pasien untuk mengontrol atau menghilangkan halusinasi serta keberhasilan dari tindakan tersebut 8. Proses pikir Data diperoleh melalui observasi selama wawancara dengan pasien a. Sirkumtansial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada tujuan pembicaraan b. Tangensial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampi pada tujuan yang diinginkan perawat c. Kehilangan asosiasi : pembicaraan tidak ada hubungan antara satu kalimat dengan kalimat lainnya dan pasien tidak menyadarinya d. Flight of ideas : pembicaraan yang meloncat dari satu topic ke topic lainnya tetapi masih ada hubungan yang tidak logis dan tidak sampai pada tujuan, akan tetapi perawat dapat memahami kalimat yang diucapkan oleh pasien e. Blocking : pembicaraan yang terhenti secara tiba-tiba tanpa gangguan eksternal kemudian dapat melanjutkan pembicaraan lagi f. Reeming : pembicaraan yang secara perlahan intonasinya menurun dan kemudian berhenti dan pasien tidak sanggup melanjutan pembicaraan lagi (misalnya pada pasien depresi) g. Perseverasi : pembicaraan yang diulang berkali-kali 9. Isi pikir a. Dapat diketahui dari wawancara dengan pasien b. Obsesi : pikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha menghilangkannya c. Phobia : ketakutan yang pathologis/tidak logis terhadap onjek/situasi tertentu, misalnya takut ditempat keramaian, takut gelap, takut darah dan sebagainya d. Ide terkait : keyakinan pasien terhadap kejadian yang terjadi dilingkungannya yang bermakna dan terkait dengan dirinya e. Depersonalisasi : perasaan pasien yang asing terhadap dirinya sendiri, orang atau lingkungannya f. Waham :

Agama : keyakinan pasien terhadap suatu agama secara berlebihan dan diucapkan secara berulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan, kadang perilaku sudah sesuai dengan isi wahamnya Somatik : pasien mempunyai keyakinan tentang tubuhnya dikatakan secara berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan Kebesaran : pasien mempunyai keyakinan tentang tubuhnya yang berlebihan dan dikatakan dan ditampilkan dalam bentuk perilaku secara berulang yang kenyataan, misalnya mengaku sebagai nadi, kyai, tentara, dokter, orang yang paling pandai, kaya Curiga : pasien mempunyai keyakinan bahwa sesorang atau kelompok yang berusaha merugikan atau mencederai dirinya yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan. Pasien menolak makan makanan yang disajikan karena merasa ada racunnya. Nihilistik : pasien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia atau sudah meninggal yang dinyatakan secara berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan. Misalnya mengatakan dirinya adalah mayat dan sudah meninggal, perilaku kadang sudah mengikuti isi wahamnya yaitu tidak mau melakukan aktivitas sehari-hari termasuk mandi dan makan. Hipokondria : Keyakinan terhadap adanya gangguan organ dalam tubuhnya yang sebenarnya tidak ada, misalnya merasa menderita penyakit tertentu Magik mistik : keyakinan klien tentang kemampuannya melakukan hal-hal yang mustahil.diluarkemampuannya, misalnya bisa menghidupkan orang yang mati, menyembuhkan penyakit, bisa menenun atau menyantet orang (mengguna-guna orang)

g. Waham yang bizar : Sisip pikir : Pasien yakin ada ide pikiran orang lain yang disisipkan di dalam pikirannya yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan, pasien kadang tampak bicaranya kacau, fligh of ideas dan sering juga ide atau gagasan menyerang orang lain, merusak lingkungan dan melakukan upaya bunuh diri Siar pikir : pasien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan walaupun dia tidak menyatakan kepada orang tersebut yang dinyatakan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan. Biasanya pasien menjadi defensif, menolak interaksi atau wawancara dengan perawat, karena merasa perawat sudah tahu apa yang pasien pikirkan. Kontrol pikir: pasien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar, misalnya pasien melakukan percobaan bunuh diri karena ada yang menyuruh bunuh diri atau ingin membunuh orang lain karena meras ada orang lain yang memerintahkan untuk membunuh. 10. Tingkat kesadaran dan orientasi Data tingkat kesadaran diperoleh selama pasien menjalani wawancara dengan perawat. a. Kesadaran pasien : Bingung : tampak bingung dan kacau Sedasi : mengatakan merasa melayang-layang antara sadar dengan tidak sadar Stupor : gangguan motorik seperti kekakuan, gerakan gerakan yang diulang, anggota tubuh klien dapat diletakkan dalam sikap canggung dan dipertahankan klien, tetapi klien mengerti semua yang terjadi di lingkungannya b. Orientasi pasien terhadap waktu, tempat dan orang diperoleh melalui wawancara 11. Memori Data diperoleh melalui wawancara a. Gangguan daya ingat jangka panjangan : tidak dapat mengingat kejadian yang terjadi lebih

dari satu bulan b. Gangguan daya ingat jangka pendek : tidak dapat mengingat kejadian yang terjadi dalam minggu terakhir c. Gangguan daya ingat saat ini : tidak dapat mengingat kejadian yang baru saja terjadi d. Konfabulasi : pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dengan memasukkan cerita yang tidak benar untuk menutupi gangguan daya ingatnya 12. Tingkat konsentrasi dan berhitung Data diperoleh selama wawancara a. Mudah dialihkan : perhatian pasien mudah berganti dari satu objek ke objek yang lain b. Tidak mampu berkomunikasi : pasien selalu minta agar pertanyaan diulang/tidak dapat menjelaskan kembali pembicaraan c. Tidak mampu berhitung : tidak dapat melakukan penambahan/pengurangan pada bendabendan yang nyata 13. Kemampuan penilaian a. Gangguan kemampuan penilaian ringan : dapat mengambil keputusan yang sederhana dengan bantuan orang lain, misalnya beri kesempatan pasien untuk memilih mandi dulu sebelum makan atau makan dulu sebelum mandi dan jika diberikan penjelasan pasien dapat mengambil keputusan, misalnya memakai baju kancingnya tidak terpasang, diberikan penjelasan, pasien baru membetulkan kancing bajunya b. Gangguan kemampuan penilaian bermakna, Tidak mampu mengambil keputusan walaupun dibantu orang lain. Misalnya ketika diberikan penjelasan mau makan dulu atau mandi dulu pasien tetap tidak dapat memilih atau mengambil keputusan : pada pasien akut, sering tampak klien telanjang, tidak mau mandi dan menolak makan 14. Daya tilik diri Data diperoleh dari hasil wawancara a. Tanyakan saat ini berada dimana ? b. Mengapa pasien berada di rumah sakit jiwa? c. Klien biasanya tidak menyadari dirinya di rumah sakit, tidak menyadari penyakitnya atau menyalahkan orang lain karena telah membawa dirinya di rumah sakit jiwa d. Tidak tahu tujuan di berada di rumah sakit jiwa e. Menuduh orang tua atau perawat yang sakit jiwa dan dirawat N. Kebutuhan persiapan pulang 1. Makan : Kemampuan dalam menyiapkan makanan, makan dan membersihkan alat-alat makanan, kemampuan pasien dalam menempatkan alat makan dan minum (mandiri, dengan bantuan minimal atau bantuan total) 2. BAK/BAB : Kemampuan pasien dalam mengotrol untuk BAB/BAK ditempatnya yang sesuai serta membersihkan WC, membersihkan diri dan merapikan pakaian (mandiri, dengan bantuan minimal atau bantuan total) 3. Mandi : Kemampuan pasien dalam mandi, sikat gigi, cuci rambut gunting kuku, cukur rambut dan jenggot (mandiri, dengan bantuan minimal atau bantuan total) 4. Berpakaian : Kemampuan mengambil, memilih, memakai pakaian dan frekuensi ganti pakaian (mandiri, dengan bantuan minimal atau bantuan total) 5. Istirahat dan tidur : Kemampuan untuk tidur, adanya gangguan tidur dengan bantuan obat atau tidak. Kemampuan pasien dalam menempatkan waktu istirahat, Termasuk merapikan sprei, selimut, bantal (mandiri, dengan bantuan minimal atau bantuan total)

6. Penggunaan obat : Penggunaan obat (frekuensi, jenis, dosis, waktu dan cara pemberian diawasi dan dibimbing perawat atau tidak 7. Pemeliharaan kesehatan : fasilitas kesehatan yang dapat digunakan untuk perawatan lanjutan setelah pulang 8. Aktivitas di dalam rumah : merapikan rumah, mencuci pakaian sendiri dan mengatur kebutuhan biaya sehari-hari (mandiri, dengan bantuan minimal atau bantuan total) 9. Aktivitas di luar ruamah : belanja keperluan sehari-hari, pergi keluar rumah menggunakan kendaraan atau jalan kaki (mandiri, dengan bantuan minimal atau bantuan total) O. Pengetahuan Pemahaman pasien tentang penyakit, tanda dan gejala kekambuhan, obat yang diminum, dan cara menghindari kekambuhan. Pemahaman pasien tentang kesembuhan (sembuh sosial), misalnya pasien mampu melakukan ADLs secara mandiri, mampu berhubungan sosial, mampu menggunakan waktu luang untuk kegiatan yang positif dan mampu mengendalikan emosi Pemahaman tentang sumber koping yang adaptif Pemahaman tentang manajemen hidup sehat P. Pemeriksaan Penunjang ( Sesuai hasil pemeriksaan yang dilakukan) Q. Terapi Medis (Sesuai yang ditentukan oleh dokter) R. Penentuan Kategori Pasien ( dihitung berdasakan variabel dalam tabel kategori pasien jiwa)

TABEL PENILAIAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN Faktor Kunci Resiko Tinggi (1:1) Resiko Sedang (Observasi tiap 15) Resiko Rendah Riwayat Kekerasan Sekali melakukan kekerasan yg mencederai orang lain selama dalam perawatan ATAU kekerasan & pencederaan berulang-ulang di luar Rs 2 Merusak barang tanpa mencederai orang lain selama di rawat ATAU Sekali melakukan pencederaan kpd orang lain di luar RS ATAU Kekerasan berulang di RS tanpa menimbulkan cidera 1 Kekerasan hanya jika menggunakan obat atau alcohol ATAU Merusak barang di luar RS ATAU Tidak ada riwayat kekerasan

0 Riwayat Agresi terakhir Ancaman fisik saat dirujuk / datang 2 Mengancam secara verbal saat dirujuk / datang

1 Tidak mengancam saat dirujuk atau saat datang 0 Riwayat Agresi di keluarga Korban atau pelaku kekerasan fisik atau seksual 2 Saksi kekerasan fisik atau seksual

1 Saksi atau korban agresi verbal ATAU Tak ada riwayat agresi dlm keluarga 0 Status Penyalahgunaan Zat Sedang didetok kecanduan alcohol atau obat-obatan ATAU Sedang dlm pengaruh obat atau alcohol 2 Penyalahgunaan alcohol atau zat yg tdk mengalami gejala withdrawal

1 Rehabilitan penyalahguna ATAU Tak ada riwayat penyalahgunaan alcohol atau Zat ATAU 3 bln terakhir menyalahgunaan alcohol & zat tanpa rehabilitasi 0 Paranoia / Bermusuhan Curiga & memusuhi orang di ruangan 2 Curiga & memusuhi orang yg jauh (Inaccesible) 1 Tdk curiga Tdk Bermusuhan 0 Impulsivitas Impulsif fisik

2 Impulsif verbal ATAU Riwayat impulsive intermiten 1 Tidak impulsive

0 Agitasi Agitasi psikomotor dgn tekanan konstan aktivitas fisik 2 Agitasi psikomotor dgn hiperaktifitas intermiten 1 Tdk ada agitasi psikomotor

0 Sensorium Disorientasi dgn gg memori 2 Orientasi baik dgn gg memori 1 Orientasi baik & memori baik 0 Makna skore : 9 atau lebih = Resiko tinggi Total skore : .

3-8 = Resiko sedang Dikaji oleh : . 0-2 = Tidak beresiko Tgl/Jam : Deskripsi : Alat ini dipergunakan jika klien : a. Memiliki riwayat perilaku kekerasan (PK) b. Sedang mengancam kekerasan c. Memiliki ancaman PK ketika dirujuk Petunjuk : a. Kaji masing-masing factor kunci b. Bila klien memenuhi lebih dari satu diskripsi maka pilih yang paling menggambarkan kondisi klien. c. Tambahkan masing-masing pont untuk mendapatkan total skore.

TABEL PENILAIAN RESIKO BUNUH DIRI Faktor Kunci Resiko Tinggi (1:1) Resiko Sedang (Observasi tiap 15) Resiko Rendah Kontrak keamanan Tdk mau kontrak ATAU tdk mampu kontrak krn halsi,waham,demensia, delirium,disosiasi Kontrak tapi ragu-ragu Benar-benar mau kontrak keamanan Rencana Bunuh Diri Memiliki rencana dgn akses actual atau potensial thd cara yang direncanakan Punya rencana ttp tak ada akses thd cara yg direncanakan Tak berencana Lethalitas Rencana Rencana dgn lethalitas tinggi (menembak diri, menggantung, terjun) Rencana dgn lethalitas sedang (pil tidur, overdosis aspirin,barbiturate) Lethalitas rencana rendah (mencakar superficial,membenturkan kepala, bantal di atas wajah, menggigit, menahan nafas) Resiko Lari Resiko lari tinggi Resiko lari rendah Tak ada resiko lari Ide Bunuh Diri Pikiran bunuh diri terus menerus Kadang berpikir bunuh diri Tak ada pikiran bunuh diri Riwayat Percobaan Pernah mencoba dgn lethalitas tinggi Pernah mencoba cara dgn lethalitas rendah Tidak ada percobaan sebelumnya Gejala-gejala : Hopeles Helples Anhedoni Guilt/Shame Anger/hostility Impulsivity Impaired problem solving Ada 5-6 gejala 3-4 gejala 0-2 gejala Pikiran-pikiran sakit yg ada (membayangkan bertemu dg org mati, asyik dgn kematian, dig mimpi buruk) Konstan Sering Jarang

Skor : - Resiko tinggi (1:1) : > 10 - Resiko sedang (obs 15) : 4-9 - Tak beresiko : 0-3 Tabel: Alat Pengkajian Resiko Perilaku Kekerasan dan Bunuh Diri (Courtessy of Psychiatric Nursing, Institute of pschyuatric, Medical University of South Carolina). Stuart & Laraia. 1998. TABEL PENENTUAN KATEGORI PASIEN JIWA Skreening awal: Ada keinginan/ ide bunuh diri/ide pulang paksa (berdasarkan keinginan pasien sendiri bukan perintah halusinasi)Ya/ Tidak* Jika iya maka pasien langsung masuk kategori krisis. VARIABEL SKOR SKOR SKOR SKOR Mencederai diri/orang lain* Tidak ada (0) Resiko kecil (16) Resiko besar (34) Aktual (50) Komunikasi Ada respon + sesuai, lancar (0) Ada respon + sesuai, tidak lancar (14) Ada respon, tidak sesuai (26) Tdk ada respon/pasien tidak mampu menjawab/tidak sadar (40) Interaksi sosial** Bersedia melakukan interaksi/terlibat dngan kelompok besar (0) Bersedia interaksi dengan lebih dari satu orang (5) Bersedia interaksi dengan hanya satu orang (10) Tidak bersedia interaksi/mematung/diam/menyendiri tanpa aktifitas/aktifitas tidak bertujuan (15) ADL *** Makan Mandiri (0) Mandiri perlu pengawasan (3) Dengan bantuan (7) Menolak (10) Mandi Mandiri (0) Mandiri perlu pengawasan (3) Dengan bantuan (7) Menolak (10) Berpakaian Mandiri (0) Mandiri perlu pengawasan (3) Dengan bantuan (7) Menolak (10) Tidur/Istirahat **** Tenang (0) Bisa tidur tapi kadang perlu intervensi (3) Tidak dapat tidur nyenyak dan kadang perlu intervensi (7) Gangguan tidur kronis (10) Pengobatan oral/injeksi ***** Aktif berpartisipasi (0) Partisipasi dengan intervensi satu-satu (3) Bersedia dengan intervensi lebih dari satu tenaga kesehatan (7) Menolak (10) Aktivitas ter jadual Makan Mengikuti/mandiri (0) Mengikuti dengan pengawasan minimal (3) Aktivitas terjadual dengan bantuan (7) Tidak dapat mengikuti aktivitas terjadual (10) Mandi Mengikuti/mandiri (0) Mengikuti dengan pengawasan minimal (3) Aktivitas terjadual dengan bantuan (7) Tidak dapat mengikuti aktivitas terjadual (10) Berpakaian Mengikuti/mandiri (0) Mengikuti dengan pengawasan minimal (3) Aktivitas terjadual dengan bantuan (7) Tidak dapat mengikuti aktivitas terjadual (10) Dari hasil observasi dapat disimpulkan bahwa klien : a. Kategori I : skor 0 30 : Healt Promotion b. Kategori II : skor 31 59 : Maentenance c. Kategori III : skor 60 119 : Acut

d. Kategori IV : skor 120 200 : Crisis

Tahap Penanganan Krisis Akut Maintenance Health Promotion Fokus pengkajian Faktor Resiko Gejala dan Respon koping Status fungsi Kualitas hidup dan kesejahteraan Tujuan Penanganan Stabilisasi Remisi Pemulihan Tingkat kesejahteraan optimal Penatalaksanaan Manajemen krisis Pengobatan Modeling Penkes Reinsforcement Dukungan Inspirasi Validasi Evaluasi Tidak membahayakan Gejala hilang Perbaikan fungsi Mencapai kualitas hidup optimal

Keterangan: Skor ini juga berlaku untuk pasien yang mempunyai resiko cedera tinggi karena kondisi fisiologisnya, 1. Skor 0 = secara fisik tidak mampu mencederai diri/ orang lain/ tidak memungkinkan adanya resiko cedera 2. Skor 16 = ada keinginan tapi pasien tahu konsekuensinya dan tidak mau melakukan 3. Halusinasi tingkat I: halusinasi secara umum adalah suatu yang menyenangkan, datangnya halusinasi biasanya saat individu sendiri 4. Halusinasi tingkat II: halusinasi secara umum menjijikan, mencemooh, mencela, mengutuk atau menyalahkan 5. Halusinasi tingkat III: halusinasi sudah mulai member perintah, isi halusinasi mungkin sangat menarik bagi individu dan individu merasa kesepian bila halusinasi tidak ada, kemungkinan bisa muncul rasa takut 6. Halusinasi tingkat IV: halusinasi mungkin mengancam individu jika individu tidak mengikuti perintah halusinasi 7. Skor 34 = ada keinginan tapi pasien belum melakukan karena tidak punya kesempatan atau pasien yang punya resiko cedera karena kondisi fisiknya misalnya arena penglihatan tidak jelas, dementia delirium, dll 8. Skor 50 = telah (maksimal 3 hari) atau sedang melakukan tindakan mencederai diri (tetapi bukan bunuh diri)/ orang lain secara sengaja ** Keterangan tambahan untuk 9. Skor 0 = apabila berada dalam suatu kelompok yang beranggotakan lebih dari lima orang, klien bisa/ mau ikut berpartisipasi/ bersedia berada dalam kelompok tersebut 10. Skor 5 = bisa juga untuk pasien yang mau berinteraksi dengan setiap orang tetapi bentuk interaksi tetap hanya 1-1 11. Skor 10 = pasien hanya mau interaksi dengan satu orang (satu nama/ subyek), misalnya sedang interaksi 1-1 ada subyek lain yang ikut berpartisipasi maka pasien tidak mau melanjutkan pembicaraan/ diam/ menolak *** Apabila pada nilai ADL terdapat suatu hal yang mempunyai karakteristik lebih dari normal (misalnya mandi, makan, berpakaian yang terlalu sering/ berlebihan dalam hal frekuensi) tanpa ada alasan yang jelas maka pasien tersebut masuk pada skor 7 (memerlukan bantuan untuk dapat melakukan kegiatan dengan standar frekuensi yang normal)

**** Keterangan tambahan untuk variabel tidur, variabel tidur tidak hanya merujuk pada kondisi tidur tetapi juga kondisi istirahat 12. Skor 0 = Untuk penilaian shift pagi dan sore: klien mengetahui tentang kebutuhan istirahat dan jika diperlukan bersedia melaksanakan kebutuhan istirahat 13. Skor 3 = Untuk penilaian shift pagi dan sore: mengetahui perlunya kebutuhan istirahat tetapi perlu motivasi untuk istirahat jika pasien memang memerlukan istirahat 14. Skor 7 = Untuk penilaian shift pagi dan sore: Tidak mengetahui perlunya kebutuhan istirahat dan perlu intervensi keperawatan (misalnya menemani pasien) agar pasien bersedia/ mampu beristirahat jika memang diperlukan 15. Skor 10 = Pasien tidak sadar berarti pasien koma, dengan kriteria Glasgow coma Scale kurang dari 8 Shift pagi dan sore: Pasien memerlukan istirahat karena kondisi fisiknya (misalnya malam sebelumnya tidak tidur) tetapi pasien tidak mampu istirahat kecuali dengan farmakologi atau pasien yang perlu dilakukan restrain untuk dapat mengistirahatkan dari kegiatan fisiknya ***** Apabila obat yang diberikan tidak meliputi tiga shift maka skor merujuk pada shift sebelumnya ****** Tidak mampu mengikuti pengarahan baik dalam keadaan sadar atau tidak atau karena penyebab fisiologi Diposkan oleh Arifah Nur Khasanah di 10:02:00 PM

A.Tinjauan Umum Halusinasi 1 . P e n g e r t i a n H a l u s i n a s i Halusinasi merupakan salah satu gangguan persepsi, dimana terjadi pengalaman panca indera tanpa adanya rangsangan sensorik (persepsi indra yangsalah).Menurut Cook dan Fotaine (1987), halusinasi adalah persepsi sensorik tentang suatu objek, gambaran dan pikiran yang sering terjadi tanpa adanya r a n g s a n g a n d a r i l u a r y a n g d a p a t m e l i p u t i s e m u a s i s t e m p e n g i n d e r a a n (pendengaran, penglihatan, penciuman, perabaan atau pengecapan), sedangkanmenurut Wilson (1983), halusinasi adalah gangguan penyerapan/persepsi panca i n d e r a t a n p a a d a n ya r a n g s a n g a n d a r i l u a r ya n g d a p a t t e r j a d i p a d a s i s t e m penginderaan dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh dan baik.Maksudnya rangsangan tersebut terjadi pada saat klien dapat menerima rangsangandari luar dan dari individu. Dengan kata lain klien berespon terhadap rangsanganyang tidak nyata, yang hanya dirasakan oleh klien dan tidak dapat dibuktikan.Halusinasi adalah satu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa adanyarangsang (stimulus) eksternal (Cook & Fontain, Essentials of Mental Health Nursing, 1987). 2 . E t i o l o g i

Menurut Mary Durant Thomas (1991), Halusinasi dapat terjadi pada kliend e n g a n g a n g g u a n j i w a s e p e r t i s k i z o p r e n i a , d e p r e s i a t a u k e a d a a n d e l i r i u m , demensia dan kondisi yang berhubungan dengan penggunaan alkohol dan substansilainnya. Halusinasi adapat juga terjadi dengan epilepsi, kondisi infeksi sistemik dengan gangguan metabolik. Halusinasi juga dapat dialami sebagai efek sampingdari berbagai pengobatan yang meliputi anti depresi, anti kolinergik, anti inflamasidan antibiotik, sedangkan obat -obatan halusinogenik dapat membuat terjadinyahalusinasi sama seperti pemberian obat diatas. Halusinasi dapat juga terjadi padas a a t k e a d a a n i n d i v i d u n o r m a l ya i t u p a d a i n d i v i d u ya n g m e n g a l a m i i s o l a s i , p e r u b a h a n s e n s o r i k s e p e r t i k e b u t a a n , k u r a n g n ya p e n d e n g a r a n a t a u a d a n ya permasalahan pada pembicaraan.Penyebab halusinasi pendengaran secara spesifik tidak diketahui namun banyak faktor yang mempengaruhinya seperti faktor biologis , psikologis , sosial budaya,dan stressor pencetusnya adalah stress lingkungan , biologis , pemicumasalah sumber-sumber koping dan mekanisme koping. 3.Psikopatologi Halusinasi merupakan bentuk yang paling sering dari gangguan persepsi.Bentuk halusinasi ini bisa berupa suara-suara yang bising atau mendengung, tapiyang paling sering berupa kata-kata yang tersusun dalam bentuk kalimat yang agak sempurna. Biasanya kalimat tadi membicarakan mengenai keadaan pasien sendiriatau yang dialamatkan pada pasien itu, akibatnya pasien bisa bertengkar atau bicaradengan suara halusinasi itu. Bisa pula pasien terlihat seperti bersikap mendengar atau bicara-bicara sendiri atau bibirnya bergerak-gerak.Psikopatologi dari halusinasi yang pasti belum diketahui. Banyak teori yang diajukan yang menekankan pentingnya faktor-faktor psikologik, fisiologik dan lain-lain.Ada yang mengatakan bahwa dalam keadaan terjaga yang normalotak dibombardir oleh aliran stimulus yang yang datang dari dalam tubuh ataupundari luar tubuh.Input ini akan menginhibisi persepsi yang lebih dari munculnya kealam sadar.Bila input ini dilemahkan atau tidak ada sama sekali seperti yang kita jumpai pada keadaan normal atau patologis,maka materi-materi yang ada dalamunconsicisus atau preconscius bisa dilepaskan dalam bentuk halusinasi.Pendapat lain mengatakan bahwa halusinasi dimulai dengan adanyakeinginan yang direpresi ke unconsicious dan kemudian karena sudah retaknya kepribadian dan rusaknya daya menilai realitas maka keinginan tadi diproyeksikankeluar dalam bentuk stimulus eksterna. 4.Manifestasi Klinik 5.Klasifikasi halusinasi Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis halusinasi dengan karakteristik tertentu, diantaranya :a . H a l u s i n a s i p e n d e n g a r a n : k a r a k t e r i s t i k d i t a n d a i d e n g a n m e n d e n g a r s u a r a , teruatama suara suara orang, biasanya klien mendengar suara orang yangsedang membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan memerintahkanuntuk melakukan sesuatu. b.Halusinasi penglihatan : karakteristik dengan adanya stimulus penglihatandalam bentuk pancaran cahaya, gambaran geometrik, gambar kartun dan /atau panorama yang luas dan kompleks. Penglihatan bisa menyenangkan ataumenakutkan.c.Halusinasi penghidu : karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amisdan bau yang menjijikkan seperti : darah, urine atau feses. Kadang kadangterhidu bau harum. Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dandementia d. Halusinasi peraba : karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus yang terlihat. Contoh : merasakan sensasi listrik datangdari tanah, benda mati atau orang lain.e.Halusinasi pengecap : karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu

yang busuk, amis dan menjijikkan.f.Halusinasi sinestetik : karakt eristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuhs e p e r t i d a r a h m e n g a l i r m e l a l u i v e n a a t a u a r t e r i , m a k a n a n d i c e r n a a t a u pembentukan urine.(Yosep Iyus, 2007) 1 . P r o s e s t e r j a d i n ya h a l u s i n a s i H a l u s i n a s i p e n d e n g a r a n m e r u p a k a n b e n t u k ya n g p a l i n g s e r i n g d a r i gangguan persepsi pada klien dengan gangguan jiwa (schizoprenia). Bentuk halusinasi ini bisa berupa suara suara bising atau mendengung. Tetapi paling sering berupa kata kata yang tersusun dalam bentuk kalimat yang mempengaruhitingkah laku klien, sehingga klien menghasilkan respons tertentu seperti : bicarasendiri, bertengkar atau respons lain yang membahayakan. Bisa juga klien bersikapmendengarkan suara halusinasi tersebut dengan mendengarkan penuh perhatian pada orang lain yang tidak bicara atau pada benda mati.Halusinasi pendengaran merupakan suatu tanda mayor dari gangguan schizoprenia dan satu syarat diagnostik minor untuk metankolia involusi, psikosamania depresif dan syndroma otak organik 2 . F a k t o r f a k t o r p e n ye b a b h a l u s i n a s i a . F a k t o r p r e d i s p o s i s i 1 . B i o l o g i s Gangguan perkembangan dan fungsi otak, susunan syaraf syaraf pusat dapat menimbulkan gangguan realita. Gejala yang mungkintimbul adalah : hambatan dalam belajar, berbicara, daya ingat dan muncul perilaku menarik diri.2 . P s i k o l o g i s Keluarga pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhirespons psikologis klien, sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhigangguan orientasi realitas adalah : penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien.3 . S o s i a l b u d a y a Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realitaseperti : kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencanaalam) dan kehidupan yang terisolasi disertai stress b . F a k t o r P r e s i p i t a s i Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguansetelah adanya hubungan yang bermusuh an, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna, putus asa dan tidak berdaya.Tahap-tahap tampilan klien perilaku yang diperlihatkan adalah :Tahap I M e m b e r i r a s a n ya m a n t i n g k a t a n s i e t a s s e d a n g s e c a r a u m u m , halusinasi merupakan suatu kesenangan. Mengalami ansietas, kesepian, rasa bersalah dan ketakutan. Mencoba berfokus pada pikiran yang dapat menghilangkan ansietas Fikiran dan pengalaman sensori masih ada dalam kontrol kesadaran,nonpsikotik. Tersenyum, tertawa sendiri Menggerakkan bibir tanpa suara Pergerakkan mata yang cepat Respon verbal yang lambat

Diam dan berkonsentrasiTahap II Menyalahkan Tingkat kecemasan berat secara umum halusinasi menyebabkan perasaan antipati Pengalaman sensori menakutkan Merasa dilecehkan oleh pengalaman sensori tersebut Mulai merasa kehilangan kontrol Menarik diri dari orang lain non psikotik Terjadi peningkatan denyut jantung, pernafasan dan tekanan darah Perhatian dengan lingkungan berkurang Konsentrasi terhadap pengalaman sensori kerja Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dengan realitasTahap III Mengontrol Tingkat kecemasan berat Pengalaman halusinasi tidak dapat ditolak lagi Klien menyerah dan menerima pengalaman sensori (halusinasi) Isi halusinasi menjadi atraktif Kesepian bila pengalaman sensori berakhir psikotik Perintah halusinasi ditaati Sulit berhubungan dengan orang lain Perhatian terhadap lingkungan berkurang hanya beberapa detik Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat, tremor d a n berkeringatTahap IV Klien sudah dikuasai oleh halusinasi

Klien panik Pengalaman sensori mungkin menakutkan jika individu tidak mengikuti perintah halusinasi, bisa berlangsung dalam beberapa jam atau hari apabila tidak ada intervensi terapeutik. Perilaku panik Resiko tinggi mencederai Agitasi atau kataton Tidak mampu berespon terhadap lingkunganHubungan Skhizoprenia dengan halusinasiHalusinasi pendengaran adalah paling utama pada skizoprenia,suara suara biasanya berasal dari Tuhan, setan, tiruan atau relatif .Halusinasi ini menghasilkan tindakan/perilaku pada klien seperti yangtelah diuraikan tersebut di atas (tingkat halusinasi, karakteristik dan perilaku yang dapat diamatiPengobatan harus secepat mungkin harus diberikan, disini perankeluarga sangat penting karena setelah mendapatkan perawatan di BPK RSJ Propinsi Bali dan klien dinyatakan boleh pulang sehingga keluargamempunyai peranan yang sangat penting didalam hal merawat klien,menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif dan sebagai pengawasminum obat (Maramis,2004) 1.Penatalaksanaan Medis a.Pengobatan harus secepat mungkin harus diberikan, disini peran k e l u a r g a sangat penting karena setelah mendapatkan perawatan di RSJ klien dinyatakan boleh pulang sehingga keluarga mempunyai peranan yang sangat penting didalam hal merawat klien, menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif dan sebagai pengawas minum obat (Maramis,2004) 1 . F a r m a k o t e r a p i a.Neuroleptika dengan dosis efektif bermanfaat p a d a p e n d e r i t a skizoprenia yang menahun, hasilnya lebih banyak jika mulai diberidalam dua tahun penyakit. b.Neuroleptika dengan dosis efektif tinggi bermanfaat pada penderitadengan psikomotorik yang meningkat.2 . T e r a p i k e j a n g l i s t r i k Terapi kejang listrik adalah pengobatan untuk menimbulkankejang grandmall secara artificial dengan melewatkan aliran listrik melalui electrode yang dipasang pada satu atau dua temples, terapi kejanglistrik dapat diberikan pada skizoprenia yang tidak mempan dengan terapineuroleptika oral atau injeksi, dosis terapi kejang listrik 4-5 joule/detik.3 . P s i k o t e r a p i d a n R e h a b i l i t a s i Psikoterapi suportif individual atau kelompok sangat membantukarena berhubungan dengan praktis dengan maksud mempersiapkan klienk e m b a l i k e m a s y a r a k a t , s e l a i n i t u t e r a p i k e r j a s a n g a t b a i k u n t u k mendorong klien bergaul dengan orang lain, klien lain, perawat dandokter. Maksudnya supaya klien tidak mengasingkan diri karena dapatmembentuk kebiasaan yang kurang baik, dianjurkan untuk mengadakan permainan atau latihan bersama, seperti therapy modalitas yang terdiri dari :a . T h e r a p y a k t i v i t a s 1 . T h e r a p y m u s i k Focus : mendengar,memainkan alat musik, bernyanyi.Yaitu menikmati dengan relaksasi musik yang disukai klien.2 . T h e r a p y s e n i Focus : untuk mengekspresikan perasaan melalui berbagai pekerjaan seni.3 . T h e r a p y m e n a r i Focus pada : ekspresi perasaan melalui gerakan tubuh4 . T h e r a p y r e l a k s a s i Belajar dan praktek relaksasi dalam kelompok R a s i o n a l :

untuk koping / prilak u mal adaptif / deskriptif,m e n i n g k a t k a n p a r t i s i p a s i d a n k e s e n a n g a n k l i e n d a l a m kehidupan. a.Therapy sosial Klien belajar bersosialisasi dengan klien lain b . T h e r a p y k e l o m p o k Group therapy (therapy kelompok)1 . T h e r a p y g r o u p ( k e l o m p o k t e r a p i u t i k ) 2.Adjunctive group activity therapy (therapy aktivitas kelompok) a . T h e r a p y l i n g k u n g a n Suasana rumah sakit dibuat seperti suasana di dalam keluarga (homelike atmosphere) (www.blogskripsiperawat.com) A.Tinjauan umum tentang karaketristik penderita halusinasi 1 . U s i a Usia disini dimaksud adalah masa pada keadaan tertentu yang dapat mendukungterjadinya gangguan jiwa antara lain :a . u s i a b a y i Yang dimaksud masa adalah menjelang usia 23 tahun, dasar perkembanganyang dibentuk pada masa tersebut adalah sosialisasi dan pada masa ini timbuldua masalah yang penting yaitu : cara mengasuh bayicinta dan kasih sayang ibu akan memberikan rasa hangat aman/ bagi bayidan dikemudian hari menyebabkan kepribadian yang hangat, terbuka dan bersahabat. Sebaliknya, sikap ibu yang dingin acuh tak acuh bahkan menolak dan dikemudian hari akan berkembang kepribadian yang bersifatmenolak dan menentang terhadap lingkungan. Cara memberi makananSebaiknya dilakukan dengan tenang, hangat yang akan memberi rasaaman dan dilindungi, sebaliknya, pemberian yang kaku, keras dan tergesa-gesa akan menimbulkan rasa cemas dan tekanan.a . U s i a p r a s e k o l a h ( a n t a r a 2 - 7 t a h u n ) Pada usia ini sosialisasi mulai dijalankan dan telah tumbuh displin dan otoritas, hal-hal yang penting pada fase ini adalah : hubungan orang tua- anak penolakan orang orang tua pada masa ini, yang mendalam atau ringan,akan menimbulkan rasa tidak aman dan ia akan mengembangkan cara penyerahan penyesuaian yang salah, dia mungkin menurut, menarik diriatau malah menentang dan memberontak. Perlindungan yang berlebihan Menunukkan anak atau memaksakan kehendak/mengatur dalam segalahal, mengakibatkan kepribadian si anak tidak berkembang secar a wajar k e t i k a d e w a s a m e m i l i k i k e p r i b a d i a n y a n g m a n t a p , c e n d e r u n g mementingkan diri sendiri dan akibatnya kurang berhasil sebagai orangtua. Perkawinan tidak harmonis dan kehancuran rumah tangga.Anak tidak mendapat kasih sayang. Tidak dapat menghayati displin tidak a d a p a n u t a n , p e r t e n g k a r a n d a n k e r i b u t a n m e m b i n g u n g k a n d a n menimbulkan rasa cemas serta rasa tidak aman. Hal tersebut merupakandasar yang kuat untuk timbulnya tuntutan tingkah laku dan gangguankepribadian pada anak dikemudian. Otoritas dan disiplinDisiplin diberikan sesuai dengan kemampuan dan tingkat kematangananak, diberikan dengan cara yang baik, tegas, dan konsisten, sehinggaanak menerima sebagai hal yang wajar. Disiplin yang diluar kemampuansianak ,

dipaksakan dengan cara yang keras kaku, menyebabkan anak akan melawan memberontak atau menuntut berlebihan. Sebaliknya disiplin yang tidak tegas secara mental, latihan keras, akan menyebabkanrasa cemas, rasa tidak aman dan kemudian hari mungkin menjadi nakal,keras kepala dan selalu ingin kesempurnaan (perfeksionios). Perkembangan seksualPendekatan yang sehat, kesediaan untuk memberi jawaban secara jelas,terus terang wajar dan obyektif terhadap masalah seksual pada anak akanmengembangkan sikap positif. Reaksi orang tua yang menyebabkan anak menganggap seks adalah tabu, menjijikan, memalukan dan sebagainya akan merupakan awal kesulitan seksual dikemudian hari. Agresi dan permusuhanMerupakan hal yang wajar seorang anak akan mengembangkan polapolayang berguna. Pengawasan yang berlebihan, menyebabkan an ak akanmengekang, sehingga timbul tingkah laku mengganggu. Agresi dan permusuhan yang diterima anak akan menyebabkan sikap defend dan maumenang sendiri. Sedangkan sikap yang longgar akan menyebabkan anak m e n j a d i n a k a l d a n t e r b i a s a d e n g a n p e r b u a t a n p e r b u a t a n y a n g mengganggu ketertiban. Hubungan kakak adik Persaingan yang sehat antara adik-kakak merupakan hal yang wajar danmenjadi dasar untuk tumbuh dan berkembang secara baik. Persaingan yang tidak sehat dan berlebihan (pilih kasih, menghukum tanpa meneliti, prasangka, kompensasi berlebihan, dan sebagainya) akan merupakandasar terbentuknya sifat-sifat yang merugikan. Kekecewaan dan pengalaman yang menyakitkanK e m a t i a n , k e c e l a k a a n , s a k i t p e r u t , p e r c e r a i a n , p e r p i n d a h a n ya n g m e n d a d a k , k e k e c e w a a n ya n g b e r l a r u t - l a r u t d a n s e b a g a i n ya , a k a n mempengaruhi perkembangan kepribadian, tapi juga tergantung padakeadaan sekitarnya (orang, lingkungan atau suasan saat itu) apakahmendukung atau mendorong dan tergantung pada pengalamannya dalammenghadapi masalah tersebut.a . U s i a a n a k s e k o l a h Masa ini tandai oleh pertumbuhan jasmaniah dan intelektual yang pesat. Padamasa ini, anak mulai memperluas lingkungan pergaulannya. Keluar dari batas- batas kelurga b . U s i a r e m a j a Secara jasmaniah, pada masa ini terjadi perubahan-perubahan yang pentingyaitu timbulnya tanda-tanda sekunder (ciri-ciri diri kewanitaan atau kelaki-lakian) sedang secara kejiwaan, pada masa ini pterjadi pergolakan yang hebat.Pada masa ini, seorang remaja mulai (hak-hak seperti orang dewasa), sedangdilain pihak belum sanggup dan belum ingin menerima tanggung jawab atassemua perbuatannya. Egosentrik bersifat menentang terhadap otoritas, senang berkelompok, idealis adalah sifat-sifat yang sering terlihat. Suatu lingkunganyang baik dan penuh pengertian akan sangat membantu proses kematangankepribadian di usia remaja.c . U s i a d e w a s a m u d a Seorang yang melalui masa-masa sebelumnya dengan aman dan bahagia akancukup memiliki kesanggupan dan kepercayaan diri dan umunya ia akan berhasil mengatasi kesulitan-kesulitan pada masa ini. Sebaliknya yangmengalami banyak gangguan pada masa sebelumnya, bila mengalami masalah pada masa ini mungkin akan mengalami gangguangangguan jiwa. Masalah-masalah yang penting pada masa ini adalah :1 . h u b u n g a n d e n g a n l a w a n j e n i s ; m a s a i n i d i m u l a i d a r i m a s a p a n c a r a n . Menikah dan menjadi

2.beberapa faktor yang mungkin menyulitkan suatu perkawinan : perasaan takut yang bersalah mengenai perkawinan dan kehamilan perasaan takut untuk berperan sebagai orang tua, ketidak sanggupanmempunyai anak. P e r b e d a a n h a r a p a n a k a n b e r p e r a n m a s i n g - m a s i n g ( t a k a d a penyesuaian baru dalam tingkah laku/berpikir) Masalah-masalah keuangan Pemilihan dan penyesuaian pekerjaan.a . U s i a d e w a s a t u a S e b a g a i p a t o k a n , m a s a i n i d i c a p a i a p a b i l a s t a t u s p e k e r j a a n d a n s o s i a l seseorang sudah mantap. Masalah-masalah yang mungkin timbul : menurunnya keadaan jasmaniah perubahan susunan keluarga (anak yang mulai berumah tangga atau bekerja ) maka orang tua sering kesepian. Terbatasnya kemungkinan perubahan-perubahan yang baru dalam bidang pekerjaan atau perbaikan kesalahan yang lalu. Penurunan fungsi seksual dan reproduksiSebagian orang berpendapat perubahan ini sebagai masalah ringanseperti rendah diri dan pesimis. Keluhan psikomatik sampai berat sepertim u r u n g , k e s e d i h a n ya n g m e n d a l a m d i s e r t a i k e g e l i s a h a n h e b a t d a n mungkin usaha bunuh diri.a . U s i a t u a Ada dua hal yang penting yang perlu diperhatikan masa ini berkurangnya dayatanggap, daya ingat, berkurangnya daya belajar, kemampuan jasmaniah dankemampuan sosial ekonomi menimbulkan rasa cemas dan rasa tidak amans e r t a s e r i n g m e n g a k i b a t k a n k e s a l a h p a h a m a n o r a n g t u a t e r h a d a p o r a n g d i l i n g k u n g a n n ya . P e r s a a n t e r a s i n g k a r e n a k e h i l a n g a n t e m a n s e b a ya , keterbatasan gerak, dapat menimbulkan kesulitan emosional cukup hebat(Yosep Iyus, 2007)Didalam mendapatkan laporan umur atau usia pada masyarakat p e d e s a a n ya n g m a s i h b a n ya k d i d a p a t k a n b u t a h u r u f . U n t u k k e p e r l u a n perbandingan maka WHO mengajurkan pembagian pembagian umur sebagai berikut: Menurut tingkat kedewasaan yakni bayi dan anak -anak (0-14 tahun) Intervel 5 tahun yakni 1-4 dan 5-9 dan seterusnya.Untuk mempelajari penyakit anak (Budiarto, Eko. 2003). 1.Jenis Kelamin Secara umum setiap penyakit dapat menyerang manusia baik laki -lakimaupun perempuan. Tetapi pada beberapa penyakit terdapat perbedaan frekuensia n t a r a l a k i - l a k i d a n p e r e m p u a n . H a l i n i a n t a r a l a i n d i s e b a b k a n p e r b e d a a n pekerjaan, kebiasaan hidup, genetika atau kondisi fisiologis.Angka-angka diluar negeri menunjukkan bahwa angka kesakitan lebihtinggi dikalangan perempuan, sedangkan angka kematian lebih tinggi pada pria.Sebab-sebab adanya angka kematian yang lebih tinggi dikalangan wanita. DiAmerika Serikat dihubungankan dengan kemungkinan bahwa wanita lebih bebasuntuk

mencari perawatan (Budiarto, Eko. 2003).Hal tersebut menggambarkan adanya perbedaan tingkat kejadian suatu penyakit pada masing-masing jenis kelamin laki-laki dan perempuan demikian pula dalam hal penyakit kejiwaan . 2.Pekerjaan Masalah pekerjaan merupakan sumber stress yang kedua setelah masa perkawinan. Banyak orang menderita depresi d an kecemasan karena masalah pekerjaan ini, misalnya pekerjaan terlalu banyak, pekerjaan tidak cocok, mutasi, j a b a t a n , k e n a i k a n p a n g k a t , p e n s i u n k e h i l a n g a n p e k e r j a a n ( P H K ) , d a n l a i n sebagainya.P e k e r j a a n s e b a i k n ya d i p i l i h b e r d a s a r k a n b a k a t d a n m i n a t s e n d i r i , p e m i l i h a n ya n g s e m a t a - s e m a t a d i p a k s a / d i s u r u h / k o m p e n s a s i a t a u k a r e n a kesempatan dan kemudahan sering mempermudah gangguan penyesuaian dalam pekerjaan. Gangguan berupa rasa malas, sering bolos, timbul bermacam keluhan jasmani (sering sakit) sering mengalami kecelakaan dalam pekerjaan dan terlihatk e t e g a n g a n - k e t e g a n g a n d a l a m k e l u a r g a k a r e n a j a d i p e m a r a h d a n m u d a h tersinggung. (Yosep Iyus, 2007).Kebanyakan pekerjaan dengan waktu yang sangat sempit ditambah lagidengan tuntutan yang harus serba cepat dan tepat membuat orang hidup dalamkeadaan ketegangan (stress). Suatu penelitian dikalangan karyawan amerika yangtergolong white collar employees. Menyebutkan bahwa 44% dari mereka termasuk yang dibebani pekerjaan yang terlampau berat (over load). Mereka menunjukkan berbagai kelainan yang dapat dikelompokkan dalam impaiment of behavior atau emotional disturbances. Dalam pada itu para pemimpin perusahaan dikejutkan oleh besranya ongkos yang dikeluarkan untuk biaya pengobatan / perawatan dan kehilangan jam k erja. Dalam suatu penelitian nasional yang d i l a k u k a n , dikemukakan bahwa kerugian dari sektor ini saja diperkirakan meliputu jimlahantara 50 hingga sampai 75 miliar dollar setahunnya. Hal ini berati lebih dari 750dollar amerika untuk siap rata-rata karyawan amerika.Pengangguran membawa pengaruh bagi kesehatan jiwa. Sumber stressterpenting bukanlah hakikat kehilangan pekerjaan itu sendiri tetapi lebih bersifat perubahan-perubahan domesti psikologis yang berjalan secara perlahanlahan. Halini lambat laun mambahayakan kesehatan individu yang bersangkutan . 3.Pendidikan Perkembangan manusia dipengaruhi oleh faktor dari dalam dirinya dan diluar faktor dalam diri meliputi semua potensi individu sejak lahir , setiap manusiamempunyai potensi yang mengembangkan pikiran, perasaan segi sosial bakat danminat dalam potensi ini akan tetep terpendam jika tidak dikembangkan melalui pendidikan, sehingga ditinjau dari potensi pendidikan mempunyai tugas untuk mengaktualisasikan potensi tersebut. Melalui pendidikan diharapkan terbentuk kepribadian seseorang yang boleh dikatakan hampir semua kelakuan individu dipengaruhi dan pada orang lain (Nasution 1995)Menurut Tirtaraharja (2000), pendidikan dapat diklasifikasikan dalam 3 bentuk yaitu :1.Pendidikan formal ( lingkungan sekolah )dili ngkungan sekolah, peserta didik untuk memeperluas bekal yang telah d i p e r o l e h d a r i l i n g k u n g a n k e r j a k e l u a r g a n y a b e r u p a p e n g e t a h u a n , keterampilan dan sikap. Bekal dimaksud baik berupa bekal dasar lanjutan (dariSD dan sekolah lanjutan) ataupun bekal kerja yang langsung dapat digunakansecara aplikatif (sekolah menengah kejuruan dan perguruan

tinggi). Keduamacam bekal tersebut dipersaipkan secara formal dan berguna sebagai sarana penunjang pembangunan diberbagai bidang.2.Pendidikan Informal (lingkungan keluarga)didalam lingkungan keluarga anak dilatih bertbagai kebiasaan yang baik (habitinformation) tentang hal-hal yang berhubungan dengan kecekatan, kesopanandan moral. Disamping itu, kepada mereka ditanamkan keyakinan-keyakinanyang penting utamnya hal-hal yang bersifat religius. Hal-hal tersebut sangattepat dilakukan pada masa kanak -kanak sebelum perkembangannya rasiomendominasi perilakunya. Kebiasaan baik dan dan keyakinan-keyakian penting yang mendarah dading merupakan landasan yang sangat diperlukanuntuk pembangunan

Anda mungkin juga menyukai