Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SURVELENS PENYAKIT MENULAR MALARIA

DISUSUN OLEH :
RESKI APRILIA KARAKA (1910080)
ELZA OKTAVIANY RIKARDO (1910081)
YOVITA STEVANI (1910083)
FRISCHA ADELIA (1910084)
ULFA ANGRAENI (1910085)
FEBY SEMUEL (1910087)
NUR RAHMAH ANDINI (1910088)

SEKOLAH RTINGGI ILMU KESEHATAN TAMALATEA


YAYASAN PENDIDIKAN TAMALATEA
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai
penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Malaria merupakan penyakit menular yang serius dan fatal yang disebabkan oleh
parasit protozoa genus plasmodium yang ditularkan pada manusia oleh gigitan nyamuk
Anopheles betina yang terinfeksi. Pada manusia dikenal ada 5 genus plasmodium yaitu
Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, Plasmodium malariae
dan Plasmodium knowlesi. (1) Spesies Plasmodium di Indonesia yang hidup pada
manusia lebih dominan P. falciparum dan P. vivax sedangkan P. ovale dan P. malariae
biasanya ditemukan di wilayah Indonesia bagian timur. (2, 3) Malaria tersebar ke
seluruh belahan dunia dan merupakan masalah global sehingga World Health
Organization (WHO) menetapkan komitmen global untuk mengontrol dan eliminasi
malaria bagi setiap negara. World Malaria Report 2015 menyebutkan malaria telah
terjadi di 106 negara di dunia. Pada tahun 2015 secara global penderita malaria
mencapai 212 juta kasus dan 429 000 diantaranya meninggal dunia sebagian besar
terjadi di sub-Sahara Afrika lebih dari dua pertiga (70 %) kematian akibat malaria terjadi
pada usia anak-anak. (4) Infeksi malaria dapat menyerang siapa saja baik usia bayi,
balita, anak-anak, usia remaja dan usia produktif, ada hampir 50% penduduk Indonesia
berisiko terinfeksi malaria.(5) Indonesia merupakan negara yang komitmen terhadap
eliminasi malaria, hal ini dibuktikan dengan kejadian malaria di seluruh Indonesia
cenderung menurun, tahun 2005 Annual Parasite Incidence (API) 4,10% menjadi 1,38%
pada tahun 2013 dan terus menurun sampai 0,85 per 1000 penduduk tahun 2015.
Hampir 80% kasus malaria terjadi di kawasan Indonesia Timur. Dalam rangka
pengendalian malaria banyak hal yang sudah dan sedang dilakukan, baik dalam skala
nasional maupun global. Malaria dijadikan salah satu indikator dari target pembangunan
millennium (MDGs) dimana ditargetkan untuk menghentikan penyebaran dan
mengurangi kejadian insiden malaria pada tahun 2015 yang dilihat dari indikator
menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat malaria. Global Malaria Programme
(GMP) menyatakan bahwa malaria merupakan penyakit yang harus terus menerus
dilakukan pengamatan, monitoring dan evaluasi serta dilakukan formulasi kebijakan dan
strategi yang tepat. Didalam GMP ditargetkan 80% penduduk terlindungi dan penderita
mendapat pengobatan Arthemisin Based Combination Therapy (ACT). Karena
pentingnya penanggulangan malaria, maka beberapa partner Internasional salah
satunya Global Fund (GF) memberikan bantuan untuk pengendalian malaria. Dalam
pengendalian malaria ditargetkan penurunan angka kesakitannya dari 2 menjadi 1 per
1000 penduduk.

WHO mencatat setiap tahun tidak kurang dari 2 juta penduduk dunia meninggal karena
penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles (Harmendo, 2008) dan sebanyak 3,3
milyar atau setengah populasi penduduk dunia beresiko terjangkit malaria. Populasi
yang beresiko ini ada di negara-negara Afrika dan Asia dimana Indonesia merupakan
salah satu dari 104 negara endemis malaria. Dari 484 kabupaten/kota yang ada di
Indonesia, 338 kabupaten/kota merupakan daerah endemis (Depkes RI, 2011). Pada
tahun 2013 malaria telah membunuh lebih dari 3100 penduduk Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Malaria ?

2. Bagaimana epidemiologi Malaria?

3. Bagaimana gambaran Surveilans Malaria di Dinas Kesehatan Indragiri Hulu?

4. Bagaimana Patogenesis Dan Gejala klinis Malaria ?

5. Bagaimana klasifikasi Malaria ?

6. Apa saja faktor resiko Malaria ?

7. Bagaimana komplikasi Malaria ?

8. Bagaimana pencegahan dan pengobatan Malaria ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari Malaria

2. Untuk mengetahui epidemiologi Malaria

3. Untuk mengetahui gambaran Surveilans Malaria di Dinas Kesehatan Indragiri Hulu

4. Untuk mengetahui patogensis dan gejala klinis Malaria

5. Untuk mengetahui klasifikasi Malaria

6. Untuk mengetahui faktor resiko dari Malaria

7. Untuk mengetahui komplikasi Malaria

8. Untuk mengetahui pencegahan dan pengobatan Malaria


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Malaria

Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Plasomodium. Penyakit ini


ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi parasit tersebut.
Gigitan nyamuk membuat parasit masuk, mengendap di organ hati, dan menginfeksi sel
drah merah. Selain melalui gigitan nyamuk, terdapat beberapa kondisi yang
menyebabkan malaria dapat menyebar menjangkit manusia seperti melalui donor
organ, transfusi darah, berbagi pemakaian jarum suntik, dan janin yang terinfeksi dari
ibunya. Di Indonesia, penyakit ini tergolong endemi karena terdapat beberapa daerah
yang masih banyak menderita malaria terutama di wilayah Maluku, Nusa Tenggara
Timur, Sulawesi Papua, Papua Barat, serta di sebagian wilayah Kalimantan dan
Sumatra.

2.2 Epidemiologi Malaria

Malaria adalah penyakit yang penyebarannya di dunia sangat luas, yakni antara garis
bujur 60º di lintang utara dan 40º di lintang selatan yang meliputi lebih dari 100 negara
yang beriklim tropis. Penduduk yang berisiko terhadap malaria berjumlah 2,3 miliar atau
41% dari penduduk dunia. Setiap kasus malaria berjumlah 300-500 juta dan
mengakibatkan 1,5 sampai dengan 2,7 juta kematian, terutama di Afrika Sub-Sahara.
Wilayah di dunia yang kini sudah bebas dari malaria adalah Eropa, Amerika Utara,
sebagian besar Timur Tengah, sebagian besar Karabia, sebagian besar Amerika
Selatan, Australia dan Cina. WHO mencatat setiap tahun tidak kurang 1 hingga 2 juta
penduduk meninggal karena penyakit yang disebarluaskan nyamuk Anopheles.(19) Di
Indonesia, malaria masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat. Rata-rata
kasus malaria diperkirakan sebesar 15 juta kasus klinis pertahun. Penduduk yang
terancam malaria adalah penduduk yang umumnya tinggal di daerah endemik malaria.
Diperkirakan sebesar 85,1 juta dengan tingkat endemisitas dari rendah, sedang, dan
tinggi.(8) Perkembangan penyakit malaria beberapa tahun terakhir cenderung
mengalami peningkatan di semua wilayah. Di Jawa-Bali ditandai dengan meningkatnya
kasus insiden malaria dengan indikator API (Annual Parasite Incidence) sebesar 0,12
per 1000 penduduk pada tahun 1997, meningkat menjadi 0,62 per 1000 penduduk pada
tahun 2001. Begitu juga dengan situasi yang terjadi di luar Jawa-Bali, dimana insiden
malaria berdasarkan gejala klinis tanpa konfirmasi laboratorium cederung meningkat,
yakni 16,1 per 1000 penduduk pada tahun 1997 menjadi 26,2 per 1000 penduduk pada
tahun 2001.(17) Malaria merupakan penyakit menular yang menjadi perhatian global.
Penyakit ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena sering
menimbulkan KLB, berdampak luas terhadap kualitas hidup dan ekonomi, serta dapat
mengakibatkan kematian. Penyakit ini dapat bersifat akut, laten atau kronis. Insiden
Malaria pada penduduk Indonesia tahun 2013 adalah 1,9 persen menurun dibanding
tahun 2007 (2,9%), Prevalensi malaria tahun 2013 adalah 6,0 persen. Lima provinsi
dengan insiden dan prevalensi tertinggi adalah Papua (9,8% dan 28,6%), Nusa
Tenggara Timur (6,8% dan 23,3%), Papua Barat (6,7% dan 19,4%), Sulawesi Tengah
(5,1% dan 12,5%), dan Maluku (3,8% dan 10,7%), sedangkan Jawa Tengah (1,5% dan
5,1%).(4) Penyakit malaria masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat di
Provinsi Jawa Tengah. Angka kesakitan malaria API merupakan indikator untuk
memantau perkembangan penyakit malaria. Jumlah kasus tahun 2012 sebanyak 2.420
kasus dan angka kesakitan malaria sebesar 0,08‰ sedangkan angka kematian/ Case
Fatality Rate (CFR) Malaria tahun 2012 sebesar 0,01%.

“Menurut Variabel Orang”

Kasus malaria lebih banyak pada jenis kelamin laki-laki dan lebih banyak pada orang
dewasa (15-54) dibandingkan usia anak-anak (1-4 tahun), hal ini disebabkan karena
jenis kelamin laki-laki dan orang dewasa tingkat mobilitasnya tinggi serta sering
begadang dan keluar malam sehingga sering kontak dengan nyamuk anhopeles.
Berdasarkan penelitian Ikhtiyaruddin (2009) kasus malaria terbanyak pada golongan
umur 15-54 tahun yaitu 90,3% sedangkan pada umur 0-11 bulan dan 1-4 tahun tidak
terdapat kasus malaria.

“Menurut Variabel Tempat”

Penyakit malaria di Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2008-2010


banyak menyerang di wilayah kerja Puskesmas Kulim Jaya yaitu 48,6%. Hal ini
disebabkan di Kulim Jaya banyak terdapat kebun kelapa sawit yang jaraknya tidak jauh
dari rumah penduduk yang merupakan tempat peristirahatan nyamuk malaria. Selain itu
di daerah Kulim Jaya banyak terdapat sawah yang nantinya dapat menjadi tempat
perindukan nyamuk malaria, apabila masyarakat tidak atau kurang menerapkan pola
tanam yang baik.

“Menurut Variabel Waktu”


Penyakit malaria di Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hulu mengalami penurunan
pada tahun 2009 yaitu 1.571 kasus sedangkan sebelumnya tahun 2008 berjumlah
6.580 kasus kemudian pada tahun 2010 meningkat lagi menjadi 3.152 kasus.
Penurunan kasus malaria pada tahun 2009 disebabkan adanya kesalahan dalam
pelaporan karena jumlah kasus malaria pada tahun 2009 dari setiap laporan rekapitulasi
tahunan, LB1 dan W2 menunjukan jumlah yang berbeda. Selain itu penurunan kasus
malaria pada tahun 2009 disebabkan juga karena banyaknya puskesmas yang tidak
mengirimkan laporan malaria.

2.3 Gambaran Surveilans Malaria di Dinas Kesehatan Indragiri Hulu

a. Surveilans Kasus Malaria Menurut Variabel Orang

Gambar 1

Distribusi Kasus Malaria Berdasarkan Jenis Kelamin Di Dinas Kesehatan Kabupaten


Indragiri Hulu Tahun 2009-2010

Gambar 2
Distribusi Kasus Malaria Berdasarkan Golongan umur Di Dinas Kesehatan
Kabupaten Indragiri Hulu

Diketahui bahwa Angka kejadian malaria dari tahun 2009-2010 paling tinggi pada
jenis kelamin laki-laki. Pada tahun 2009 jenis kelamin laki-laki 991 kasus (63,1%)
dan tahun 2010 sebanyak 1742 kasus (55,3%) . Kemudian berdasarkan umur, kasus
malaria paling tinggi pada golongan umur 15-54 tahun yaitu 2683 kasus dan pada
golongan umur 0-11 tidak ditemukan kasus malaria, (Lihat Gambar 1 dan 2).

b. Surveilans Kasus Malaria Menurut Variabel Tempat

Gambar 3

Distribusi Kasus Malaria Berdasarkan Puskesmas di Wilayah Dinas Kesehatan


Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2009
Gambar 4

Distribusi Kasus Malaria Berdasarkan Puskesmas di Wilayah Dinas Kesehatan


Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2010

Pada tahun 2009 angka kejadian malaria paling tinggi di Puskesmas Kuala Cenaku
yaitu 29‰ dan kasus malaria paling rendah di Puskesmas Kambesko yaitu 0,3‰
sedangkan pada tahun 2010 paling tinggi kasus malaria dipuskesmas Kulim Jaya
yaitu 48,6‰ dan paling rendah di Puskesmas Lirik yaitu 0,7‰, (Lihat Gambar 3 dan
4).

c. Surveilans Kasus Malaria Menurut Variabel Waktu

Gambar 5

Distribusi Kasus Malaria Berdasarkan Tahun di Dinas Kesehatan Kabupaten


Indragiri Hulu Tahun 2008-2010

Di Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2008 kasus malaria


berjumlah 6.580(20,5‰), kemudian tahun 2009 kasus malaria menurun menjadi
1571 kasus(5‰) dan tahun 2010 kasus malaria meningkat lagi menjadi 3152
kasus (9,8‰).

2.4 Patogenesis Dan Gejala Klinis Malaria

 Patogenesis

Malaria pada manusia disebabkan oleh empat species Plasmodium yaitu: Plasmodium
vivax, Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae dan Plasmodium ovale. Jenis
malaria yang disebabkan oleh empat Plasmodium tersebut menimbulkan malaria yang
berbeda pola demam maupun gejala klinik yang ditimbulkan. Plasmodium vivax
menyebabkan malaria vivax disebut juga malaria tertian benigna (jinak), Plasmodium
falciparum menimbulkan malaria falciparum atau malaria tertian maligna (ganas), selain
itu juga menimbulkan malaria perciosa dan blackwater fever, Plasmodium malariae
manimbulkan malaria malariae, dan Plasmodium ovale menimbulkan malaria ovale. (10)
Infeksi pada manusia dimulai saat nyamuk betina menggigit manusia. Sporozoit yang
terinokulasi segera terbawa aliran darah; sampai di hati, masuk sel dan memulai fase
asexual sporogony. Dalam proses ini, satu protozoit akan memproduksi sejumlah 10.000-
30.000 merozoit. Sel hati akan pecah, mengeluarkan metozoit ke aliran darah. Pada saat
ini mulai timbul gejala klinis. Pada infeksi P.vivax dan P.ovale sebagian parasit tetap
tinggal dormant, menjadi hipnozoit, yang bertanggung jawab atas timbulnya
kekambuhan. Setelah masuk eritrosit, parasit tumbuh mengkonsumsi dan mendegradasi
protein intraseluler, terutama hemoglobin. Heme mengalami polimerisasi menjadi bahan
hemozoin (malaria pigmen). Parasit juga menyebabkan perubahan membran eritrosit:
timbulnya perubahan pada membrane transport, mengekspose cyptic surface antigen,
dan insersi protein derived parasit. Bentuk eritrosit menjadi irregular, lebih bersifat
antigenik dan kehilangan kemampuan berubah bentuk.

 Gejala Klinis

Perjalanan penyakit malaria terdiri atas serangan demam yang disertai oleh gejala lain
dan diselingi oleh periode bebas penyakit. Ciri khas demam malaria adalah
periodisitasnya, masa tunas terdiri dari intrinsik dan ekstrinsik sebagai berikut:

a. Masa tunas intrinsik Pada malaria adalah waktu antara sporozoit masuk dalam badan
hospes sampai timbulnya gejala demam, biasanya berlangsung antara 8-37 hari,
tergantung pada spesies parasit (terpendek untuk p. falciparum dan terpanjang untuk
p.malariae), pada beratnya infeksi dan pada pengobatan sebelumnya atau pada derajat
resistensi hospes. Masa Pre-paten, Berlangsung sejak saat infeksi sampai ditemukan
parasit malaria dalam darah untuk pertama kali, karena jumlah parasit telah melewati
ambang mikroskopik (microscopic treshold).

b. Masa tunas ekstrinsik Parasit malaria yang ditularkan melalui nyamuk kepada manusia
adalah 12 hari untuk Plasmodium falciparum, 13-17 hari untuk Plasmodium ovale dan
vivax, dan 28-30 hari untuk Plasmodium malariae (malaria kuartana). Demam ada infeksi
malaria, demam secara periodik berhubungan dengan waktu pecahnya sejumlah skizon
matang dan keluarnya merozoit yang masuk dalam aliran darah (sporulasi). Pada malaria
vivax dan ovale (tersiana) skizon setiap brood (kelompok) menjadi matang setiap 48 jam
sehingga periode demamnya bersifat tersiana, pada malaria kuartana yang disebabkan
oleh Plasmodium malariae, hal ini terjadi dalam 72 jam sehingga demamnya bersifat
kuartan. Masa tunas intrinsik berakhir dengan timbulnya serangan pertama (first attack).
Tiap serangan terdiri atas beberapa serangan demam yang timbulnya secara periodik,
bersamaan dengan sporulasi (sinkron). Timbulnya demam juga tergantung pada jumlah
parasit (cryogenic level, fever treshold). Berat infeksi pada seseorang ditentukan dengan
hitung parasit (parasite count) pada sediaan darah. Demam biasanya bersifat intermitten
(febris intermitten), dapat juga remitten (febris remitens) atau terus menerus (febris
continua).

2.5 Klasifikasi Malaria

Menurut World Health Organization (WHO) malaria dapat diklasifikasikan menjadi 5


yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, Plasmodium
malariae dan Plasmodium knowlesi.

a. Plasmodium falciparum
Plasmodium falsiparum merupakan jenis yang paling berbahaya karena siklus
perkembangan yang cepat merusak sel darah merah dan dapat menyumbat aliran
darah sehingga dapat mengakibatkan anemia dan cerebral. Malaria ini dapat
berkembang dengan baik di daerah tropis dan sub tropis, dan mendominasi di
beberapa negara seperti Afrika dan Indonesia.
b. Plasmodium vivax
Plasmodium ini tersebar di daerah tropis dan sub-tropis seluruh dunia. Hidup pada sel
darah merah, siklus seksual terjadi pada 48 jam. Menyebabkan penyakit tertian yang
ringan dimana demam terjadi setiap tiga hari. Parasit ini bisa dorman di hati manusia
“hipnozoid” dan dapat kambuh setelah beberapa bulan bahkan tahun.
c. Plasmodium ovale
Plasmodium ovale banyak ditemukan di Afrika terutama Afrika Barat dan pulau-pulau
di Pasifik Barat, morfologi mirip Plasmodium vivax. Menyebabkan malaria ovale atau
malaria tertiana benigna ovale, dapat dorman dihati manusia.
d. Plasmodium malariae
Menyebabkan malaria malariae atau malaria kuartana. Siklus di sel darah merah
terjadi selama 72 jam dan menimbulkan demam setiap empat hari. e. Plasmodium
knowlesi Parasit ini merupakan kasus baru yang hanya ditemukan di Asia Tenggara,
penularannya melalui monyet (monyet berekor panjang, monyet berekor coil) dan
babi yang terinfeksi. Siklus perkembangannya sangat cepat bereplikasi 24 jam dan
dapat menjadi sangat parah. P. knowlesi dapat menyerupai baik Plasmodium
falciparum atau Plasmodium malariae. Seorang penderita dapat dihinggapi lebih dari
satu jenis plasmodium, infeksi demikian disebut infeksi campuran (mixed infection).
Infeksi campuran Plasmodium falciparum dengan vivax atau malariae merupakan
infeksi yang paling sering terjadi.
2.6 Faktor Resiko Malaria

1. Faktor Manusia dan Nyamuk (Host)

a. Manusia .

1). Umur. Anak-anak lebih rentan terhadap infeksi malaria. Anak yang bergizi baik
justru lebih sering mendapat kejang dan malaria selebral dibandingkan dengan anak
yang bergizi buruk. Akan tetapi anak yang bergizi baik dapat mengatasi malaria berat
dengan lebih cepat dibandingkan anak bergizi buruk.

2). Jenis kelamin. Perempuan mempunyai respon yang kuat dibandingkan laki-laki
tetapi apabila menginfeksi ibu yang sedang hamil akan menyebabkan anemia yang
lebih berat.

3). Imunitas. Orang yang pernah terinfeksi malaria sebelumnya biasanya terbentuk
imunitas dalam tubuhnya terhadap malaria demikian juga yang tinggal di daerah endemis
biasanya mempunyai imunitas alami terhadap penyakit malaria.

4). Ras. Beberapa ras manusia atau kelompok penduduk mempunyai kekebalan
alamiah terhadap malaria, misalnya sickle cell anemia dan ovalositas.

5). Status gizi Masyarakat yang gizinya kurang baik dan tinggal di daerah endemis
malaria lebih rentan terhadap infeksi malaria

b. Nyamuk

Nyamuk termasuk serangga yang melangsungkan siklus kehidupan di air. Kelangsungan


hidup nyamuk akan terputus apabila tidak ada air. Nyamuk dewasa sekali bertelur
sebanyak ± 100-300 butir, besar telur sekitar 0,5 mm. Setelah 1-2 hari menetas menjadi
jentik, 8-10 hari menjadi kepompong (pupa), dan 1-2 hari menjadi nyamuk dewasa. Umur
nyamuk relatif pendek, nyamuk jantan umurnya lebih pendek (kurang 1 minggu), sedang
nyamuk betina lebih panjang sekitar rata-rata 1-2 bulan. Nyamuk jantan akan terbang
disekitar perindukannya dan makan cairan tumbuhan yang ada disekitarnya. Nyamuk
betina hanya kawin sekali dalam hidupnya. Perkawinan biasanya terjadi setelah 24-48
jam setelah keluar dari kepompong. Makanan nyamuk Anopheles betina yaitu darah,
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan telurnya. Nyamuk Anopheles yang ada di Indonesia
berjumlah 80 spesies. Sampai saat ini di Indonesia telah ditemukan sejumlah 24 spesies
yang dapat menularkan malaria. Tidak semua Anopheles tersebut berperan penting
dalam penularan malaria Beberapa aspek penting dari nyamuk adalah :

1). Perilaku nyamuk


a). Tempat hinggap atau istirahat - Eksofilik, yaitu nyamuk lebih suka hinggap atau
istirahat di luar rumah. - Endofilik, yaitu nyamuk lebih suka hinggap atau istirahat di dalam
rumah.

b). Tempat menggigit - Eksofagik, yaitu nyamuk lebih suka menggigit di luar rumah. -
Endofagik, yaitu nyamuk lebih suka menggigit di dalam rumah.

c). Obyek yang digigit - Antrofofilik, yaitu nyamuk lebih suka menggigit manusia. -
Zoofilik, yaitu nyamuk lebih suka menggigit hewan.

2. Faktor Lingkungan

a. Lingkungan Fisik

1). Suhu udara

Suhu udara sangat mempengaruhi panjang pendeknya siklus sporogoni atau masa
inkubasi ekstrinsik. Makin tinggi suhu (sampai batas tertentu) makin pendek masa
inkubasi ekstrinsik, dan sebaliknya makin rendah suhu makin panjang masa inkubasi
ekstrinsik35. Pada suhu 26,7o C masa inkubasi ekstrinsik pada spesies Plasmodium
berbeda-beda yaitu P.falciparumI 10 samapi 12 hari, P.vivax 8 samapi 11 hari,
P.malariae 14 hari P.ovale 15 hari40. Menurut Chwatt (1980), suhu udara yang optimum
bagi kehidupan nyamuk berkisar antara 25-30o C 32. Menurut penelitian Barodji (1987)
bahwa proporsi tergigit nyamuk Anopheles menggigit adalah untuk di luar rumah 23-24o
C dan di dalam rumah 25-26o C sebagai suhu optimal.

2). Kelembaban udara.

Kelembaban yang rendah akan memperpendek umur nyamuk. Kelembaban


mempengaruhi kecepatan berkembang biak, kebiasaan menggigit, istirahan, dan lain-lain
dari nyamuk. Tingkat kelembaban 60% merupakan batas paling rendah untuk
memungkinkan hidupnya nyamuk. Pada kelembaban yang tinggi nyamuk menjadi lebih
aktif dan lebih sering menggigit, sehingga meningkatkan penularan malaria

3). Ketinggian

Secara umum malaria berkurang pada ketinggian yang semakin bertambah. Hal ini
berkaitan dengan menurunnya suhu rata-rata. Pada ketinggian di atas 2000 m jarang ada
transmisi malaria. Ketinggian paling tinggi masih memungkinkan transmisi malaria ialah
2500 m di atas permukaan laut.

4). Angin
Kecepatan angin pada saat matahari terbit dan terbenam yang merupakan saat
terbangnya nyamuk ke dalam atau keluar rumah, adalah salah satu faktor yang ikut
menentukan jumlah kontak antara manusia dengan nyamuk. Jarak terbang nyamuk (flight
range) dapat diperpendek atau diperpanjang tergantung kepada arah angin. Jarak
terbang nyamuk Anopheles adalah terbatas biasanya tidak lebih dari 2-3 km dari tempat
perindukannya. Bila ada angin yang kuat nyamuk Anopheles bisa terbawa sampai 30 km.

5). Hujan

Hujan berhubungan dengan perkembangan larva nyamuk menjadi bentuk dewasa. Besar
kecilnya pengaruh tergantung pada jenis hujan, derasnya hujan, jumlah hari hujan jenis
vektor dan jenis tempat perkembangbiakan (breeding place). Hujan yang diselingi panas
akan memperbesar kemungkinan berkembang biaknya nyamuk Anopheles.

6). Sinar matahari

Sinar matahari memberikan pengaruh yang berbeda-beda pada spesies nyamuk.


Nyamuk An. aconitus lebih menyukai tempat untuk berkembang biak dalam air yang ada
sinar matahari dan adanya peneduh. Spesies lain tidak menyukai air dengan sinar
matahari yang cukup tetapi lebih menyukai tempat yang rindang, Pengaruh sinar
matahari terhadap pertumbuhan larva nyamuk berbeda-beda.

7). Arus air

An. barbirostris menyukai perindukan yang airnya statis / mengalir lambat, sedangkan
An. minimus menyukai aliran air yang deras dan An. letifer menyukai air tergenang. An.
maculatus berkembang biak pada genangan air di pinggir sungai dengan aliran lambat
atau berhenti.

8). Tempat perkembangbiakan nyamuk

Tempat perkembangbiakan nyamuk Anopheles adalah genangangenangan air, baik air


tawar maupun air payau, tergantung dari jenis nyamuknya. Air ini tidak boleh tercemar
harus selalu berhubungan dengan tanah.

9). Keadaan dinding

Keadaan rumah, khususnya dinding rumah berhubungan dengan kegiatan penyemprotan


rumah (indoor residual spraying) karena insektisida yang disemprotkan ke dinding akan
menyerap ke dinding rumah sehingga saat nyamuk hinggap akan mati akibat kontak
dengan insektisida tersebut.

3. Faktor Agent (Plasmodium)


Agent atau penyebab penyakit adalah semua unsur atau elemen hidup ataupun tidak
hidup dimana dalam kehadirannya, bila diikuti dengan kontak efektif dengan manusia
yang rentan akan menjadi stimulasi untuk memudahkan terjadinya suatu proses penyakit.
Penyebab penyakit malaria dari genus Plasamodium, family Plasmodiidae dan ordo
Coccidiidae. Hingga saat ini parasit malaria yang dikenal ada 4 macam, yaitu :

a. Plasmodium falciparum, penyebab malaria tropika yang sering menyebabkan malaria


otak/berat dengan risiko kematian yang tinggi.

b. Plasmodium vivax, penyebab malaria tertiana.

c. Plasmodium malariae, penyebab malaria quartana.

d. Plasmodium ovale, jarang dijumpai terbanyak ditemukan di Afrika dan Pasifik Barat

2.7 Komplikasi Malaria

1. Malaria serebral

Malaria serebral adalah komplikasi neurologis paling berbahaya akibat infeksi


parasit Plasmodium falciparum. Kondisi ini terjadi ketika sel darah yang dipenuhi parasit
menghalangi pembuluh darah kecil ke otak sehingga dapat menyebabkan terjadinya
pembengkakan atau kerusakan otak. Akibatnya, penderita penyakit ini bisa mengalami
kejang atau koma. Malaria serebral dapat terjadi dalam waktu kurang dari 2 minggu
setelah digigit nyamuk Anopheles betina yang membawa parasit, lalu berkembang 2-7
hari setelah munculnya demam. Penyakit malaria serebral memiliki angka kematian
sebesar 25 persen. Kondisi ini lebih sering terjadi pada anak-anak di wilayah Afrika Sub-
Sahara. Sementara itu, penyakit ini umumnya menimpa orang dewasa di Asia
Tenggara.Anak-anak di bawah usia 6 tahun, ibu hamil, dan orang-orang yang bukan
berasal dari wilayah endemik malaria rentan mengalami malaria serebral yang lebih
parah karena tidak memiliki kekebalan yang cukup terhadap infeksi ini. Gejala malaria
serebral dapat ditandai dengan demam, menggigil, sakit kepala, nyeri tubuh, batuk,
kelelahan, gelisah, agitasi, kejang, muntah, meningismus, dan koma. Jika Anda merasa
mengalami gejala tersebut, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.Kematian dapat
terjadi dengan cepat sebelum pengobatan diberikan. Namun, jika kondisi ini lebih awal
terdeteksi, pengobatan yang diberikan dapat sangat membantu sehingga mencegah
penyakit ini berkembang lebih parah. Pada penderita malaria serebral yang bertahan
hidup, terutama anak-anak, terkadang cacat neurologis dapat menetap. Kecacatan
tersebut meliputi gangguan gerak tubuh (ataksia), kelumpuhan, sulit berbicara, tuli, dan
kebutaan.Oleh sebab itu, penyakit malaria serebral harus sangat diwaspadai. Apabila
tidak ditangani dengan cepat dan tepat, penyakit ini dikhawatirkan bisa berakibat fatal
dan mengancam jiwa.

Malaria selebral terjadi ketika sel darah yang dipenuhi parasit memblokir pembuluh darah
kecil ke otak.

Kondisi ini dapat menyebabkan pembengkakan otak atau kerusakan otak. Malaria
serebral dapat menyebabkan penderitanya kejang dan koma.

2. Masalah pernapasan

Akumulasi cairan di paru-paru Anda (edema paru) dapat membuat pasien sulit bernapas.

3. Kegagalan organ

Malaria dapat merusak ginjal atau hati atau menyebabkan limpa pecah.

Salah satu dari kondisi ini dapat mengancam jiwa.

4. Anemia

Malaria dapat mengakibatkan tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah untuk suplai
oksigen yang cukup ke jaringan tubuh (anemia).

5. Gula darah rendah

Bentuk malaria yang parah dapat menyebabkan gula darah rendah atau hipoglikemia.

Gula darah yang sangat rendah dapat menyebabkan koma atau kematian.

2.8 Pencegahan Dan Pengobatan Malaria

 Pencegahan

Malaria disebabkan oleh gigitan nyamuk Anopheles, oleh karena itu pencegahannya


adalah dengan merubah pola perilaku manusia agar nyamuk tidak muncul. Berikut
beberapa tips untuk mencegah penyebaran penyakit malaria:

1. Gunakan kelambu ketika tidur


2. Memakai pakaian serba panjang seperti celana dan lengan panjang selama
beraktivitas
3. Hindari meletakkan pakaian basah di dalam rumah karena dapat menjadi
tempat persembunyian nyamuk
4. Lakukan langkah 3M (Menguras penampungan air, Mengubur barang bekas,
dan Mendaur ulang barang bekas)
5. Gunakan lotion anti nyamuk yang mengandung DEET (diethyltoluamide)
6. Pasang obat nyamuk dan rutin menyemprot obat nyamuk terutama di pagi dan
sore hari
7. Rutin melakukan fogging massal di daerah dengan tingkat malaria yang tinggi
minimal sebulan sekali

 Pengobatan

Pengobatan malaria dilakukan sesuai dengan jenis malaria, tingkat keparahan


gejala, dan kondisi pasien. Untuk pengobatan jenis malaria yang disebabkan oleh
Plasmodium vivax yang tergolong ringan, penderita akan diberikan obat rawat jalan
berupa ACT atau obat chloroquine. Selain itu untuk mencegah kambuhnya malaria
jenis ini, ditambahkan juga obat primaquine. Sedangkan untuk jenis malaria yang
disebabkan oleh Plasmodium falciparum dengan derajat gejala sedang, penderita
akan dirawat di ruang non ICU rumah sakit. Bagi penderita dengan derajat gejala
berat, penderita akan dirawat di ICU (Intensive Care Unit) dan diberikan obat
melalui suntikan selama 24 jam pertama.

Apabila kita hendak berkunjung ke daerah endemi penyakit ini seperti di Maluku,
Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Papua, Papua Barat, serta di sebagian wilayah
Kalimantan dan Sumatra dianjurkan untuk mengonsumsi obat pencegah malaria.
Obat tersebut harus diminum selama 4 hingga 8 minggu. Diminum seminggu
sebelum pergi ke daerah tersebut sampai 4 minggu setelah pulang. Obat diminum
setiap hari dan pada jam yang sama.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh
parasit Plasomodium. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan
nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi parasit tersebut. Gigitan nyamuk
membuat parasit masuk, mengendap di organ hati, dan menginfeksi sel drah
merah. Selain melalui gigitan nyamuk, terdapat beberapa kondisi yang
menyebabkan malaria dapat menyebar menjangkit manusia seperti melalui
donor organ, transfusi darah, berbagi pemakaian jarum suntik, dan janin yang
terinfeksi dari ibunya. Di Indonesia, penyakit ini tergolong endemi karena
terdapat beberapa daerah yang masih banyak menderita malaria.

Sistem surveilans malaria di Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hulu tahun


2008-2010 secara keseluruhan belum berjalan dengan baik karena dari 8
(delapan) unsur penilaian sistem surveilans hanya 1 (satu) unsur yang sudah
berjalan dengan baik yaitu unsur akses pelayanan kesehatan sedangkan 7
unsur lainnya yaitu tujuan surveilans, kelengkapan laporan, ketepatan waktu
laporan, konsistensi laporan, pengolahan dan analisis data serta partisipasi
fasilitas kesehatan belum berjalan dengan baik. Berdasarkan gambaran
epidemiologi, penyakit malaria di Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hulu
paling banyak terjadi pada jenis kelamin lak-laki dan banyak terjadi pada
kelompok umur dewasa (15-54 tahun), paling tinggi kasusnya di wilayah kerja
Puskesmas Kulim Jaya yaitu 48,6 ‰.

B. Saran
Adapun Saran untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hulu adalah agar
Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hulu menganggarkan dana yang lebih
memadai untuk meningkatkan surveilans malaria, petugas mengaplikasikan
ilmu yang telah didapatkan selama pelatihan sehingga pelatihan yang telah
diadakan tidak sia-sia dan petugas pun mampu melaksanakan surveilans
malaria dengan baik, melakukan manajemen pengarsipan data sehingga data
yang masuk dari puskesmas tidak hilang, memberikan penghargaan (Reward)
bagi petugas puskesmas yang disiplin dalam melaksanakan kegiatan malaria
terutama surveilans malaria dan memberikan sanksi bagi petugas puskesmas
yang tidak disiplin dalam melaksanakan kegiatan surveilens malaria, sebaiknya
diagnosis malaria tidak hanya berdasarkan klinis saja tetapi harus didukung
dengan pemeriksaan laboratorium dan harus dilakukan cross check ulang
terhadap pemeriksaan sediaan darah agar diketahui eror ratenya, menjalin
kerjasama lintas sektoral termasuk dengan pihak swasta melalui
pertemuanpertemuan berkala atau supervisi dalam penanggulangan penyakit
malaria, laporan malaria yang dibuat harus konsisten dan tidak hanya diolah
saja tetapi harus dianalisis mulai dari tingkat puskesmas yaitu analisis
sederhana kemudian Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hulu menganalisis
lebih detail lagi data malaria tersebut. Dan Saran untuk kit semua adalah kita
harus semaksimal mungkin menjaga Kesehatan kita agar terhindar dari
penyakit malaria dengan cara menerapkan PHBS.
DAFTAR PUSTAKA

https://health.grid.id/read/352752082/5-komplikasi-malaria-penyakit-infeksi-yang-
bisa-sebabkan-koma-dan-kematian?page=all

https://core.ac.uk/download/pdf/11717456.pdf

http://eprints.undip.ac.id/59224/3/bab_2.pdf

https://rs-soewandhi.surabaya.go.id/penyebab-gejala-dan-pengobatan-malaria/

acahya,+Journal+manager,
+5.+Pelaksanaan+Sistem+Surveilans+dan+Gambaran+Epidemiologi+Malaria+di+Di
nas+Kesehatan+Kabupaten+Indragiri+Hulu+Tahun+2008-2 (1).pdf

https://www.sehatq.com/artikel/mengenal-malaria-serebral-yang-bisa-menyebabkan-
kematian

http://eprints.undip.ac.id/42538/2/JAMES_BAB_II_BARU.pdf

Anda mungkin juga menyukai