DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................i
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................3
2.1 Definisi...............................................................................................................3
2.2 Epidemiologi......................................................................................................3
2.3 Etiologi...............................................................................................................6
2.4 Siklus Parasit Malaria.........................................................................................9
2.5 Gejala Klinis.....................................................................................................11
2.6 Diagnosis..........................................................................................................12
2.6.1 Anamnesis................................................................................................12
2.6.2 Pemeriksaan fisis......................................................................................13
2.6.3 Pemeriksaan Penunjang............................................................................13
2.7 Tatalaksana.......................................................................................................14
2.8 Pencegahan.......................................................................................................15
BAB III...........................................................................................................................18
PENUTUP.......................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan......................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................19
i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok risiko tinggi yaitu bayi,
anak balita dan ibu hamil. Selain itu, malaria secara langsung menyebabkan
anemia dan dapat menurunkan produktivitas kerja.1 Malaria adalah penyakit yang
Sedangkan meurut ahli lain malaria merupakan suatu penyakit infeksi akut
maupun kronik yang disebakan oleh infeksi Plasmodium yang menyerang eritrosit
dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual dalam darah, dengan gejala
Berdasarkan data WHO (2015) ditemukan 214 juta kasus baru malaria di
seluruh dunia dengan kisaran 149 juta sampai dengan 303 juta kasus. Daerah
Afrika sebesar 88%, Asia Tenggara sebesar 10% dan daerah Timur Tengah
sebesar 2%. Tahun 2015, ditemukan 438. 000 kematian akibat malaria dengan
ditemukan di Afrika sebesar 90%, Asia Tenggara sebesar 7%, Timur Tengah
sebesar 2%.4
1
Malaria disebabkan oleh limaspesiesdari genus Plasmodiumyang dapat
gejala klinis yang berat. Spesies ini merupakan spesies Plasmodium yang paling
seperti malaria serebral dengan tingkat kematian mencapai 15-20%.2 Selain itu
dapat terjadi penurunan kesadaran, kejang berulang, syok, anemia berat, edema
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
penyakit infeksi akut maupun kronik yang disebakan oleh infeksi Plasmodium
limpa.4
2.2 Epidemiologi
agent (parasit Plasmodium spp), host de-finitive (nyamuk Anopheles spp) dan
host intermediate (manusia). Karena itu, penu- laran malaria dipengaruhi oleh
spp), yang salah satunya dipengaruhi oleh in- tensitas curah hujan, serta
sumber parasit Plasmodium spp. atau penderita di samping adanya host yang
rentan. Sum- ber parasit Plasmodium spp. adalah host yang menjadi penderita
positif malaria. Tapi di daerah endemis malaria tinggi, seringkali gejala klinis
pada penderita tidak muncul (tidak ada gejala klinis) meskipun parasit terus
hidup di dalam tubuhnya. Ini disebabkan adanya peru- bahan tingkat resistensi
3
manusia terhadap parasit malaria sebagai akibat tingginya frekuensi kontak
atau penderita malaria tanpa gejala klinis (asymptomatic), setiap saat bisa
menular- kan parasit kepada orang lain, sehingga kasus baru bahkan kejadian
luar biasa (KLB) malaria bisa terjadi pada waktu yang tidak terduga.2
berkaitan dengan tempat perindukan potensial seperti luas per- airan, flora
4
kepadatan larva. Untuk mencegah KLB malaria, maka
menerus (surveilans). 2
kasus baru, hal ini dilihat dari indikator penurun angka kesakitan dan angka
5
Tahun 2012 jumlah kasus malaria di Indonesia dilaporkan 417.000
dengan API > 5 per 1000 penduduk; 2) Endemisitas sedang adalah API
bekisar antara 1 – <5 per 1000 penduduk; 3) Endemisitas rendah adalah API 0
– 1 per 100 penduduk dan daerah non Endemis adalah daerah yang tidak
Incidence pada tahun 2012 adalah 1.69/1000 penduduk (Kemenkes, 2013) dan
endemis tinggi seperti Provinsi Maluku API masih diatas angka nasional yaitu
8.25%.3
2.3 Etiologi
Ada 2 jenis makhluk yang berperan besar dalam penularan malaria yaitu
baik pada manusia maupun nyamuk, yaitu nyamuk anopheles. Ada empat
jenis spesies parasit malaria di dunia yang dapat menginfeksi sel darah merah
manusia, yaitu:4
1) Plasmodium falciparum
2) Plasmodium vivax
3) Plasmodium malariae
6
4) Plasmodium ovale
1) Plasmodium falciparum
2) Plasmodium vivax
penyakit awal.
3) Plasmodium malariae
4) Plasmodium ovale
7
Infeksi jenis ini biasanya terjadi di daerah yang tinggi angka
manusia untuk waktu yang cukup lama dan menghasilkan gametosit jantan
dan betina yang sesuai untuk penularan. Parasit juga harus menyesuaikan diri
infektif.4
parasitemia yang rendah, gejala yang lebih ringan dan mempunyai masa
P.vivax dan P.ovale di dalam hati dapat berkembang menjadi skizon jaringan
8
2.4 Siklus Parasit Malaria
parasit malaria) menggigit manusia, akan keluar sporozoit dari kelenjar ludah
parasit malaria membentuk stadium sizon jaringan dalam sel hati (stadium
sehingga eritrosit pecah dan keluar merozoit. Sebagian besar Merozoit masuk
Siklus Pada Nyamuk Anopheles Betina. Betina yang siap untuk diisap
antara sel gamet jantan (mikro gamet) dan sel gamet betina (makro gamet)
kemudian pecah, keluar sporozoit yang berpindah ke kelenjar liur nyamuk dan
Khusus P. vivax dan P. ovale pada siklus parasitnya di jaringan hati (sizon
jaringan) sebagian parasit yang berada dalam sel hati tidak melanjutkan
9
hipnosit. Bentuk hipnosit inilah yang menyebabkan malaria relapse. Pada
penderita yang mengandung hipnosoit, apabila suatu saat dalam keadaan daya
tahan tubuh menurun misalnya akibat terlalu lelah, sibuk, stress atau
untuk melanjutkan siklus parasit dari sel hati ke eritrosit. Setelah eritrosit yang
positif P. vivax/ovale.4
10
Pada P. Falciparum serangan dapat meluas ke berbagai organ tubuh lain
dan menimbulkan kerusakan seperti di otak, ginjal, paru, hati dan jantung,
tersebut berada di dalam otak- peristiwa ini disebut sekustrasi. Pada penderita
malaria berat, sering tidak ditemukan plasmodium dalam darah tepi karena
gejala sisa neurologis (sekuele) pada orang dewasa. Malaria pada anak kecil
Pemeriksaan sediaan darah (SD) positif tanpa gejala klinis pada lebih dari
60%penduduk.4
untuk beralih dari demam akut ke keadaan menahun. Selama stadium akut
diselingi kambuh beberapa kali. Kambuhnya penyakit ini sangat mirip dengan
11
serangan pertama. Sementara itu rekrudensi sering terjadi pada infeksi yang
2.6 Diagnosis
seringkali tidak khas dan menyerupai penyakit infeksi lain seperti demam
mungkin.5
2.6.1 Anamnesis
kepala, mual, muntah, diare dan nyeri otot atau pegal-pegal. Riwayat
berkunjung dan bermalam 1-4 minggu yang lalu ke daerah endemik malaria.
minum obat malaria satu bulan terakhir. Gejala klinis pada anak dapat tidak
jelas. Riwayat mendapat transfusi darah. Selain hal-hal tadi, pada pasien
12
kejang, Panas sangat tinggi, Mata dan tubuh kuning, Perdarahan hidung, gusi,
tau saluran cerna, Nafas cepat (sesak napas), Muntah terus menerus dan tidak
dapat makan minum, Warna air seni seperti the pekat dan dapat sampai
kehitaman, Jumlah air seni kurang bahkan sampai tidak ada dan Telapak
1) Malaria Ringan
2) Malaria Berat
berdasarkan pemeriksaan sediaan darah tepi yang te- lah diwarnai dan
13
parasit Plasmodium spp, menentukan spesiesnya serta menghitung
kepadatannya.2
saan polymerase chain reaction (PCR). Bahkan sekarang ini sudah bisa
2.7 Tatalaksana
membunuh semua stadium parasit yang ada di dalam tubuh manusia. Adapun
tidak boleh diberikan dalam keadaan perut kosong karena bersifat iritasi
lambung, oleh sebab itu penderita harus makan terlebih dahulu setiap akan
14
Semua obat anti malaria tidak boleh diberikan dalam keadaan perut
berat badan.1
obat-obat golongan ACT ditambah primakuin. Saat ini ACT yang dipakai
DHP diberikan sama untuk malaria falsiparum dan malaria vivaks. Obat
0,25 mg/kgBB.1
dosis 0,25 mg/kgBB/hari sudah diminum selama 14 hari dan pasien sakit
endemis malaria.1
2.8 Pencegahan
15
a. Edukasi merupakan faktor terpenting yang harus diberikan kepada
merupakan upaya yang dilakukan untuk mencegah risiko jatuh sakit jika
daerah tersebut.
16
a. Pengendalian secara mekanis Pengendalian secara mekanis dilakukan
repellent.
pemeriksaan penunjang.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
atau secara tidak langsung melalui transfusi darah. Manifestasi klinis yang khas
parasit malaria. Terapi yang diberikan adalah antimalaria sesuai pedoman yang
18
DAFTAR PUSTAKA
3(2): 107-116.
19
7. Elyazar IRR, Gething PW, Patil AP, RogayahH, Kusriastuti R, Wismarini
8. Fani Nur F. 2015. Malaria Falciparum pada Anak. J Agromed Unila 2(3):
212-215
20