PENYAKIT MALARIA
(Dosen Pengampu : Ns. Indah Sri wahyuningsih, M.Kep)
Disusun Oleh :
PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
OKTOBER 2023
i
Daftar isi
A. DEFINISI..................................................................................................................3
B. ETIOLOGI...............................................................................................................3
C. MANIFESTASI KLINIS.........................................................................................5
D. PATOFISIOLOGI...................................................................................................6
Fase Sporogenik.............................................................................................................6
Fase eksoeritrositik........................................................................................................7
Fase eritrositik................................................................................................................7
E. PATHWAY..............................................................................................................9
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG........................................................................10s
1. Pengkajian................................................................................................................12
2. Diagnosa keperawatan.............................................................................................15
3. Intervensi keperawatan...........................................................................................16
Tabel Intervensi Keperawatan............................................................................................................17
4. Evaluasi.....................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................21
ii
A. DEFINISI
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang
dapat ditandai dengan demam, hepatosplenomegali dan anemia. Plasmodium hidup dan
berkembang biak dalam sel darah merah manusia. Penyakit ini secara alami ditularkan
melalui gigitan nyamuk Anopheles betina.
Malaria merupakan infeksi parasit pada sel darah merah yang disebabkan oleh
suatu protozoa spesies plasmodium yang ditularkan ke manusia melalui air liur nyamuk
(Handayani wiwik, 2008).
Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang di sebabkan oleh plasmodium yang
menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukanya bentuk aseksual didalam darah.
Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia dan splenomegali
(Harijanto, 2009). Malaria adalah suatu penyakit infeksi dengan demam berkala yang
disebabkan oleh parasit Plasmodium (termasuk protozoa) dan ditularkan oleh nyamuk
Anopheles betina (Zulkoni Akhsin, 2009).
Malaria adalah infeksi parasit yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles yang
menyebabkan penyakit akut yang mengancam jiwa dan menimbulkan ancaman kesehatan
global yang signifikan. Dua miliar orang berisiko tertular malaria setiap tahun, termasuk
di 90 negara endemik dan 125 juta pelancong. Parasit Plasmodium memiliki siklus hidup
bertingkat, yang mengarah ke demam siklus yang khas. Dengan perawatan tepat waktu,
kebanyakan orang mengalami resolusi gejala yang cepat; Namun, komplikasi yang
signifikan dapat terjadi, termasuk malaria serebral, anemia malaria berat, koma, atau
kematian. Kegiatan ini meninjau epidemiologi, presentasi, dan komplikasi malaria
Plasmodium dan peran tim interprofesional dalam mengevaluasi dan mengelola pasien
dengan infeksi yang mengancam jiwa ini.
B. ETIOLOGI
Malaria biasanya berkembang melalui penularan dengan adanya interaksi atau
hubungan seseorang yang sehat dengan yang sakit. Proses penularannya selalu selalu
bersifat sporadis, penularan utamanya yang meliputi perpindahan penduduk,
pertumbuhan dan perkembangan manusia serta berpergian ke daerah yang endemik
Terbagi ada 2 jenis makhluk yang berperan besar dalam penularan malaria yaitu parasit
malaria (yang disebut Plasmodium) dan nyamuk anopheles betina. Parasit malaria
memiliki siklus hidup yang kompleks, untuk kelangsungan hidupnya parasit tersebut
membutuhkan host (tempatnya menumpang hidup) baik pada manusia maupun nyamuk,
yaitu nyamuk anopheles.
Ada empat jenis spesies parasit malaria di dunia yang dapat menginfeksi sel darah merah
manusia adalah :
a) Plasmodium falciparum
3
b) Plasmodium vivax
c) Plasmodium malariae
d) Plasmodium ovale
Keempat spesies parasit malaria tersebut menyebabkan jenis penyakit malaria yang
berbeda jenis-jenis tersebut antara lain
a) Plasmodium falciparum
Menyebabkan malaria falsiparum (disebut juga malaria tropika), adalah jenis
penyakit malaria yang terberat dan 7 salah satunya parasit malaria yang menimbulkan
penyakit mikrovaskular, karena dapat menyebabkan berbagai komplikasi berat seperti
cerebral malaria (malaria otak), anemia berat, syok, gagal ginjal akut, perdarahan,
sesak nafas, dll.
b) Plasmodium vivax
Menyebabkan malaria tertiana. Tanpa pengobatan berakhir dalam 2-3 bulan.
Relaps 50% dalam beberapa minggu - 5 tahun setelah penyakit awal.
c) Plasmodium malariae
Menyebabkan malaria quartana. Asimtomatis dalam waktu lama
d) Plasmodium ovale
Jenis ini jarang sekali dijumpai, umumnya banyak di Afrika dan Pasifik Barat.
Lebih ringan. Seringkali sembuh tanpa pengobatan. Seorang penderita dapat dihinggapi
oleh lebih dari satu jenis plasmodium. Infeksi demikian disebut infeksi campuran (mixed
infection). Biasanya campuran P.Falciparum dengan P.Vivax atau P.Malariae. Infeksi
campuran tiga jenis sekaligus jarang sekali terjadi. Infeksi jenis ini biasanya terjadi di
daerah yang tinggi angka penularannya. Malaria yang disebabkan oleh P. Vivax dan
P.Malariae dapat kambuh jika tidak diobati dengan baik. Malaria yang disebabkan oleh
spesies selain P.Falciparum jarang berakibat fatal, namun menurunkan kondisi tubuh
lemah, menggigil dan demam yang biasanya berlangsung 10-14 hari.
Pada manusia, nyamuk yang dapat menularkan malaria hanya nyamuk Anopheles
betina. Pada saat nyamuk menggigit host terinfeksi (dalam hal ini manusia yang
terinfeksi), nyamuk Anopheles akan menghisap parasit malaria (plasmodium) bersamaan
dengan darah, oleh sebab itu di dalam darah manusia yang telah terinfeksi malaria banyak
terdapat parasit malaria. Parasit malaria tersebut kemudian bereproduksi dalam tubuh
nyamuk Anopheles, dan pada saat menggigit manusia lain (yang tidak terinfeksi malaria),
maka parasit malaria masuk ketubuh korban bersamaan dengan air liur nyamuk. Malaria
pada manusia hanya dapat ditularkan oleh nyamuk betina anopheles. Dari lebih 400
4
spesies anopheles di dunia, hanya sekitar 67 yang terbukti mengandung sporozoit dan
dapat menularkan malaria (Roach, 2012).
Faktor Lingkungan adalah lingkungan tempat tinggal manusia dan nyamuk.
Faktor lingkungan berpengaruh besar terhadap kejadian malaria di suatu daerah, karena
bila kondisi lingkungan sesuai dengan tempat perindukan, maka nyamuk akan
berkembangbiak dengan cepat. Lingkungan fisik meliputi keberadaan tempat perindukan
nyamuk Anopheles. Pada umumnya tempat perindukan nyamuk berupa genangan air
(seperti lagun, aliran sungai, rawa, empang, dan tambak).
Jarak terbang nyamuk Anopheles sangat terbatas, biasanya tidak lebih dari 2-3 km
dari tempat perkembangbiakan. Bila ada angin yang kuat nyamuk Anophelesbisa terbawa
sampai 30 km. Nyamuk Anopheles dapat terbawa pesawat terbang yang dapat
menyebarkan malaria ke daerah yang non endemik. Nyamuk Anopheles menggigit
penderita malaria dan menghisap juga parasit malaria yang ada di dalam darah penderita.
Parasit malaria berkembang biak di dalam tubuh nyamuk Anopheles (menjadi nyamuk
yang infektif). Nyamuk Anopheles yang infektif menggigit orang yang sehat (yang belum
menderita malaria). Sesudah +12-30 hari (bervariasi tergantung spesies parasit)
kemudian, bila daya tahan tubuhnya tidak mampu meredam penyakit ini maka orang
sehat tersebut berubah menjadi sakit malaria dan mulai timbul gejala malaria.
C. MANIFESTASI KLINIS
Penderita malaria biasanya menunjukan gejala utama demam tinggi yang bersifat
paroksismal disertai menggigil, berkeringat, dan nyeri kepala. Selain itu, sering
ditemukan kelelahan, anoreksia, nyeri punggung, mialgia, pucat, dan muntah. Manifestasi
klinis malaria pada anak berbeda dengan orang dewasa, sehingga sering salah
diintepretasikan dengan gastroenteritis akut atau infeksi virus akut lainnya.
Manifestasi klinis pada anak :
Koma ( malaria serebral )
Distres pernafasan
Hipoglikemia (sebelum terapi kina)
Anemia berat
Kejang umum berulang
Asidosis metabolik
Kolaps sirkulasisyok,hipotensi (sist<50mmHg)
Gangguan kesadaran selain koma
Kelemahan yang sangat (severe prostration)
Hiperparasitemia
Ikterus
Hiperpireksia (suhu >41°C)
Hemoglobinuria
5
Pendarahan spontan
Gagal ginjal
D. PATOFISIOLOGI
Fase Sporogenik
6
Fase eksoeritrositik
7
Fase eritrositik dimulai saat merozoit dari hati menginvasi sel darah merah. Di
dalam eritrosit, parasit ini bertransformasi menjadi bentuk cincin yang kemudian
membesar membentuk tropozoitTropozoit berkem- bang biak secara aseksual yang
kemudian ruptur dan mengeluarkan eritrositik merozoityang secara klinis ditandai dengan
demam. Beberapa dari merozoit ini berkembang menjadi gametosit jantan dan gametosit
betina, sekaligus melengkapi fase siklus aseksual pada manusiaGametosit jantan dan
gametosit betina ini dicerna oleh nyamuk Anopheles betina saat mengisap darah dari
manusia. Dalam perut nyamuk, gametosit jantan dan betina ini bergabung untuk
membentuk zigotZigot berkembang men- jadi ookinet kemudian menembus dinding
lambung nyamukPada dinding luarnyamuk ookinet akan menjadi ookista dan selanjutnya
menjadi sporozoitSporozoit ini bersifat infektif dan siap ditularkan ke manusia
8
E. PATHWAY Gigitan nyamuk anopheles
Pembelahan inti
Merozoite lepas
Protein membran
eritrosit terinfeksi Menginfeksi eritrosit Kompensasi tubuh
Kurang
Pengikatan khusus pada CD 36 MALARIA Peningkatan
informasi
222222
metabolisme
Eritrofagositosis
Sumbatan kapiler
Kurang
pengetahuan
HB menurun Anoreksia
Penurunan aliran darah
Peningkatan
Kadar O2 dalam darah suhu tubuh
menurun
Ginjal Serebral Resiko
perubahan
nutrisi
Hipertermi
Darah keginjal kurang dari
Hipoksia jaringan kebutuhan
mengalami Sirkulasi jaringan terganggu
penurunan
Produksi urine
Penurunan kesadaran
menurun
9
Kekurangan volume
Gangguan perfusi jaringan
cairan
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Untuk mendapatkan kepastian diagnosis malaria harus dilakukan pemeriksaan sediaan
darah. Pemeriksaan tersebut dapat dilakukan melalui cara berikut.
1. Pemeriksaan dengan mikroskop
1) Semi Kuantitatif (-) = negatif (tidak ditemukan parasit dalam 100 LPB/lapangan
pandang besar) (+) = positif 1 (ditemukan 1 –10 parasit dalam 100 LPB) (++) =
positif 2 (ditemukan 11 –100 parasit dalam 100 LPB) (+++) = positif 3 (ditemukan 1
–10 parasit dalam 1 LPB) (++++) = positif 4 (ditemukan >10 parasit dalam 1 LPB)
Adanya korelasi antara kepadatan parasit dengan mortalitas yaitu: - Kepadatan parasit
< 100.000 /ul, maka mortalitas < 1 % - Kepadatan parasit > 100.000/ul, maka
mortalitas > 1 % - Kepadatan parasit > 500.000/ul, maka mortalitas > 50 %
2) Kuantitatif Jumlah parasit dihitung per mikro liter darah pada sediaan darah tebal
(leukosit) atau sediaan darah tipis (eritrosit). Contoh : Jika dijumpai 1500 parasit per
200 lekosit, sedangkan jumlah lekosit 8.000/uL maka hitung parasit = 8.000/200 X
1500 parasit = 60.000 parasit/uL. Jika dijumpai 50 parasit per 1000 eritrosit = 5%.
Jika jumlah eritrosit 4.500.000/uL maka hitung parasit = 4.500.000/1000 X 50 =
225.000 parasit/uL.
10
2. Pemeriksaan dengan tes diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Test/RDT)
Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasit malaria, dengan
menggunakan metoda imunokromatografi. Tes ini digunakan pada unit gawat darurat,
pada saat terjadi KLB, dan di daerah terpencil yang tidak tersedia fasilitas
laboratorium mikroskopis. Hal yang penting yang perlu diperhatikan adalah sebelum
RDT dipakai agar terlebih dahulu membaca cara penggunaannya pada etiket yang
tersedia dalam kemasan RDT untuk menjamin akurasi hasil pemeriksaan. Saat ini
yang digunakan oleh Program Pengendalian Malaria adalah yang dapat
mengidentifikasi P. falcifarum dan non P. Falcifarum.
c. kimia darah lain (gula darah, serum bilirubin, SGOT dan SGPT, alkali
fosfatase, albumin/globulin, ureum, kreatinin, natrium dan kalium, analisis gas
darah); dan
d. urinalisis.
11
G. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dalam asuhan keperawatan dan landasan proses
keperawatan. Oleh karena itu dibutuhkan pengkajian yang cermat guna mengenal
masalah klien sepertimengumpulkan semua informasi yang bersangkutan dengan masa
lalu dan saat ini, data objektif dan subjektif dari klien, keluarga, masyarakat, lingkungan,
atau budaya. Keberhasilan asuhan keperawatan sangat tergantung kecermatan dan
ketelitian dalam pengkajian (Deswani, 2009).
Pengkajian :
a. Identitas pasien
Terdiri dari: nama pasien, umur, pendidikan, agama, pekarjaan, alamat serta
penanggung jawab pasien. Biasanya malaria diderita oleh seorang yang tinggal di
daerah atau lingkungan endemic malaria.
1) Riwayat kesehatan sekarang Keluhan klien saat masuk rumah sakit, keluhan
saat dikaji : demam yang hilang timbul, menurunnya nafsu makan, sakit
kepala,mual, muntah, lemah, menggigil, malaise, nyeri sendi dan tulang,
berkeringat.
12
a) Pola nutrisi Menggambarkan keluhan pasien berupa: mual, muntah terus
menerus, sering juga muntah darah.
b) Pola eliminasi BAK : pada malaria berat warna air kencing menjadi seperti teh,
dan volume air kencing yang berkurang sampai tidak keluar air kencing sama
sekali. BAB : Kemungkinan terjadinya berak darah.
c) Pola istirahat dan tidur Pada umumnya didapat keluhan berupa adanya
gangguan istirahat dan tidur yang disebabkan oleh nyeri kepala, mual, muntah dan
demam menggigil.
c. Pemeriksaan Fisik
3) Pemeriksaan fisik
13
Palpasi : Ada/tidak benjolan dan nyeri tekan, ada/tidak pembesaran hepar
atau limfa. Perkusi: Timpani
1) Psikologi
2) Spiritual
e. Pemeriksaan penunjang
2) Rontgen : pada penderita malaria kronis terlihat pembesaran hati dan limpa.
14
3) Laboratorium
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah menganalisis data subjektif dan objektif yang telah
diperoleh pada tahap pengkajian untuk menegakan diagnosa keperawatan. Diagnosa
keperawatan melibatkan proses berpikir kompleks tentang data yang dikumpulkan dari
klien, keluarga, rekam medik, dan pemberi pelayanan kesehatan lain (Deswani, 2009).
Diagnosa keperawatan pada pasien dengan malaria berdasarkan dari tanda dan gejala
yang timbul menurut Muttaqin (2011) adalah :
15
g. Resiko penularan penyakit malaria berhubungan dengan kurang pengetahuan
tentang penyakit malaria, kebersihan lingkungan dan pola hidup.
3. Intervensi keperawatan
16
7) Resiko penularan penyakit malaria berhubungan dengan kurang pengetahuan
tentang penyakit malaria, kebersihan lingkungan dan pola hidup.
17
untuk memperbaiki
sirkulasi
18
membaik
Verbalisasi keinginan untuk
meningkatkan nutrisi
Frekuensi makan membaik
5. Defisit Setelah dilakukan tindakan
pengetahuan keperawatan 3x24 jam maka
b.d kuramg diharapkan tingkat pengetahuan
terpapar meningkat dengan kriteria hasil:
informasi Perilaku sesuai dengan
pengetahuan meningkat
Perilaku sesuai anjuran
meningkat
Kemampuan menjelaskan
tentang suatu topik
meningkat
Perilaku membaik
Persepsi yang keliru terhadap
masalah yang menurun
4. Evaluasi
a. Evaluasi formatif
Hasil observasi dan analisa perawat terhadap respon pasien segera pada saat setelah
dilakukan tindakan keperawatan
Beroriantasi pada etiologic
Dilakukan secara terus menerus • Ditulis pada catatan perawatan
Contoh: membantu pasien duduk semifowler, pasien dapat duduk selama 30 menit tanpa
pusing
19
b. Evaluasi Sumatif
20
DAFTAR PUSTAKA
Ardyan Renoth Balia, 2022. “Etiologi malaria”
Liwan, A. S. (2015). Diagnosis dan penatalaksanaan malaria tanpa komplikasi pada anak. Cermin
Dunia Kedokteran.
21