Anda di halaman 1dari 18

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Malaria adalah penyakit menular infeksi disebabkan oleh parasit (plasmodium)
yang disebarkan oleh nyamuk anopheles. Malaria ini merupakan salah satu penyakit
menular yang berbahaya yang ikut bertanggung-jawab terhadap tingginya angka
kematian di banyak negara di dunia Sekitar seratus juta kasus penyakit malaria
terjadi setiap tahunnya, satu persen diantaranya berakibat fatal. Seperti kebanyakan
penyakit tropis lainnya, malaria merupakan penyebab utama kematian di negara
berkembang. Penyebaran malaria juga cukup luas di banyak negara, termasuk
Indonesia. Walaupun penyakit ini merupakan salah satu penyakit menular yang
berbahaya tetapi masih saja ada orang yang mengabaikan hal tersebut dan contohnya
seperti masih membuang sampah sembarangan yang dapat menimbulkan atau
menjadikan suatu tempat yang dapat dijadikan tempat berkembangnya nyamuk
anopheles , tindakan tersebut dapat membahayakan diri sendiri maupun banyak
orang. Oleh karena itu, makalah ini bertujuan agar memberikan informasi kepada
pembaca tentang  bahaya penyakit malaria, cara mencegah, cara pengendalianya dan
cara mengobatinya. Sehingga dapat terhindar dari penyakit yang berbahaya ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah definisis dari malaria?
2. Bagaimanakah morfologi vector penyakit malaria?
3. Apakah penyebab penyakit malaria?
4. Bagaimankah siklus hidup vector penyakit malaria?
5. Apa sajakah gejala yang ditimbulkan penyakit malaria?
6. Apa sajakah masalah kesehatan yang diakibatkan oleh vector penyakit
malaria?
7. Bagaimanakah penularan dan penyebaran penyakit malaria?
8. Bagaimanakah upaya pengendalian dari penyakit malaria
9. Bagaimanakah penanggulangan penyakit malaria dan
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi penyakit malaria
2. Untuk mengetahui morfologi vector penyakit malaria
3. Untuk mengetahui penyebab penyakit malaria
4. Untuk mengetahui siklus hidup vector penyakit malaria
5. Untuk mengetahui gejala penyakit malaria
6. Untuk mengetahui masalah kesehatan yang diakibatkan oleh vector penyakit
malaria
7. Untuk mengetahui penularan dan penyebaran penyakit malaria
8. Untuk mengetahui upaya pengendalian pengendalian malaria
9. Untuk mengetahui penanggulangan penyakit malaria
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Malaria
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit bernama Plasmodium.
Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Di dalam tubuh
manusia, parasit Plasmodium akan berkembang biak di organ hati kemudian
menginfeksi sel darah merah. Pasien yang terinfeksi oleh malaria akan menunjukan
gejala awal menyerupai penyakit influenza, namun bila tidak diobati maka dapat
terjadi komplikasi yang berujung pada kematian.
Penyakit ini paling banyak terjadi di daerah tropis dan subtropis di mana parasit
Plasmodium dapat berkembang baik begitu pula dengan vektor nyamuk Anopheles.
Saat ini terdapat 5 spesies Plasmodiumyang dapat menyebabkan penyakit malaria
pada manusia: Plasmodium falciparum, P. vivax, P. ovale, P. malariae, P.
knowlesi.Di antara lima spesies tersebut, P. falciparumdan P. vivaxmerupakan dua
spesies terbanyak yang menginfeksi manusia. Sekitar 300-500 juta orang terinfeksi
dan sekitar 1 juta orang meninggal karena penyakit ini setiap tahunnya, 90% kematian
terjadi di Afrika, terutama pada anak-anak.
B. Morfologi Penyakit Malaria
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang
hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia. Penyakit ini secara alami
ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina. Klasifikasi Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda Class : Insecta Order : Diptera Family : Anophelinae Genus :
Anopheles
Nyamuk Anopheles sp adalah nyamuk vektor penyakit malaria. Nyamuk
Anopheles memiliki tubuh yang langsing dan 6 kaki panjang dan memiliki sayap yang
bersisik. (Campbell, 2004)
1. Panjang telur kurang-lebih 1mm dan memiliki pelampung di kedua sisinya.
2. Telur anopheles diletakkan satu persatu diatas permukaan air sehingga seperti
membentuk perahu yang bagian bawahnya konveks, bagian atasnya konkaf
dan mempunyai sepasang pelampung pada lateral.
3. Dalam keadaan diam (istirahat), jentik nyamuk Anopheles sejajar dengan
permukaan air dan ciri khasnya yaitu spirakel pada bagian posterior abdomen,
tergal plate pada bagian tengah sebelah dorsal abdomen dan bulu palma pada
bagian lateral abdomen.
4. Larva beristirahat secara paralel dengan permukaan air.
5. Pupa, Mempunyai tabung pernapasan (respiratory trumpet) yang berbentuk
lebar dan pendek yang digunakan untuk pengambilan oksigen dari udara.
6. Dewasa, bercak pucat dan gelap pada sayapnya dan beristirahat di kemiringan
45 derajat suatu permukaan.

Anopheles sp mempunyai habitat pada tempat-tempat air yang tidak mengalir, air
yang tenang atau sedikit mengalir seperti sawah, di air 20 payau, di tempat yang
terlindung matahari dan ada juga yang mendapat sinar matahari langsung.

C. Penyebab Penyakit Malaria


1. Parasit
Untuk kelangsungan hidupnya, parasit malaria memerlukan dua macam
siklus kehidupan yaitu siklus dalam tubuh manusia dan siklus dalam tubuh
nyamuk.
a. Siklus aseksual dalam tubuh manusia
Sikus dalam tubuh manusia juga disebut siklus aseksual, dan siklus
ini terdiri dari :

Gambar 1 : siklus hidup parasit malaria

 Siklus di luar sel darah merah


Siklus di luar sel darah merah berlangsung dalam hati. Pada
Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale ada yang ditemukan dalam
bentuk laten di dalam sel hati yang disebut hipnosoit. Hipnosoit
merupakan suatu fase dari siklus hidup parasit yang nantinya dapat
menyebabkan kumat / kambuh atau rekurensi (long term relapse).
Plasmodium vivax dapat kambuh berkali-kali bahkan sampai jangka
waktu 3 – 4 tahun. Sedangkan untuk Plasmodium ovale dapat kambuh
sampai bertahun-tahun apabila pengobatannya tidak dilakukan dengan
baik. Setelah sel hati pecah akan keluar merozoit yang masuk ke
eritrosit (fase eritrositer)
 Fase dalam sel darah merah
Fase hidup dalam sel darah merah / eritrositer terbagi dalam :
a) Fase sisogoni yang menimbulkan demam
b) Fase gametogoni yang menyebabkan seseorang menjadi sumber
penularan penyakit bagi nyamuk vektor malaria. Kambuh pada
Plasmodium falciparum disebut rekrudensi (short term relapse),
karena siklus didalam sel darah merah masih berlangsung sebagai
akibat pengobatan yang tidak teratur. Merozoit sebagian besar
masuk ke eritrosit dan sebagian kecil siap untuk diisap oleh nyamuk
vektor malaria. Setelah masuk tubuh nyamuk vektor malaria,
mengalami siklus sporogoni karena menghasilkan sporozoit yaitu
bentuk parasit yang sudah siap untuk ditularkan kepada manusia.
Gambar 2 : eritrosit yang terinfeksi parasit malaria

b. Fase seksual dalam tubuh nyamuk


Fase seksual ini biasa juga disebut fase sporogoni karena
menghasilkan sporozoit, yaitu bentuk parasit yang sudah siap untuk
ditularkan oleh nyamuk kepada manusia. Lama dan masa berlangsungnya
fase ini disebut masa inkubasi ekstrinsik, yang sangat dipengaruhi oleh suhu
dan kelembaban udara. Prinsip pengendalian malaria, antara lain didasarkan
pada fase ini yaitu dengan mengusahakan umur nyamuk agar lebih pendek
dari masa inkubasi ekstrinsik, sehingga fase sporogoni tidak dapat
berlangsung. Dengan demikian rantai penularan akan terputus

2. Nyamuk Anopheles

Gambar 3 : Nyamuk Anopheles


Penyakit malaria pada manusia ditularkan oleh nyamuk Anopheles vektor
betina. Di seluruh dunia terdapat sekitar 2000 spesies nyamuk Anopheles, 60
spesies diantaranya diketahui sebagai vektor malaria. Di Indonesia terdapat
sekitar 80 jenis nyamuk Anopheles, 22 spesies diantaranya telah terkonfirmasi
sebagai vektor malaria. Sifat masing-masing spesies berbeda-beda tergantung
berbagai faktor seperti penyebaran geografis, iklim dan tempat
perkembangbiakannya. Semua nyamuk vektor malaria hidup sesuai dengan
kondisi ekologi setempat, contohnya nyamuk vektor malaria yang hidup di air
payau (Anopheles sundaicus dan Anopheles subpictus), di sawah (Anopheles
aconitus) atau di mata air (Anopheles balabacensis dan Anopheles maculatus).
Nyamuk Anopheles hidup di daerah iklim tropis dan subtropis, tetapi juga bias
hidup di daerah yang beriklim sedang. Nyamuk ini jarang ditemukan pada
daerah dengan ketinggian lebih dari 2500 meter dari permukaan laut. Tempat
perkembangbiakannya bervariasi (tergantung spesiesnya) dan dapat dibagi
menjadi tiga ekosistem yaitu pantai, hutan dan pegunungan. Biasanya nyamuk
Anopheles betina vektor menggigit manusia pada malam hari atau sejak senja
hingga subuh. Jarak terbang (flight range) antara 0,5 – 3 km dari tempat
perkembangbiakannya. Jika ada angin yang bertiup kencang, dapat terbawa
sejauh 20 – 30 km. Nyamuk Anopheles juga dapat terbawa pesawat terbang,
kapal laut atau angkutan lainnya dan menyebarkan malaria ke daerah yang
semula tidak terdapat kasus malaria. Umur nyamuk Anopheles dewasa dialam
bebas belum banyak diketahui, tetapi di laboratorium dapat mencapai 3 -5
minggu. Nyamuk Anopheles mengalami metamorfosis sempurna. Telur yang
diletakkan nyamuk betina diatas permukaan air akan menetas menjadi larva,
melakukan pergantian kulit (sebanyak 4 kali) kemudian tumbuh menjadi pupa
dan menjadi nyamuk dewasa. Waktu yang dibutuhkan untuk perkembangan
(sejak telur menjadi dewasa) bervariasi antara 2 – 5 minggu tergantung spesies,
makanan yang tersedia, suhu dan kelembaban udara.
3. Manusia yang rentan terhadap infeksi malaria
Secara alami penduduk di suatu daerah endemis malaria ada yang mudah
dan ada yang tidak mudah terinfeksi malaria, meskipun gejala klinisnya ringan.
Perpindahan penduduk dari dan ke daerah endemis malaria hingga kini masih
menimbulkan masalah. Sejak dulu, telah diketahui bahwa wabah penyakit ini
sering terjadi di daerah-daerah pemukiman baru, seperti di daerah perkebunan
dan transmigrasi. Hal ini terjadi karena pekerja yang datang dari daerah lain
belum mempunyai kekebalan sehingga rentan terinfeksi.
4. Lingkungan
Keadaan lingkungan berpengaruh terhadap keberadaan penyakit malaria di
suatu daerah. Adanya danau, air payau, genangan air di hutan, persawahan,
tambak ikan, pembukaan hutan dan pertambangan di suatu daerah akan
meningkatkan kemungkinan timbulnya penyakit malaria karena tempat-tempat
tersebut merupakan tempat perkembangbiakan nyamuk vektor malaria.
5. Iklim
Suhu dan curah hujan di suatu daerah berperan penting dalam penularan
penyakit malaria. Biasanya penularan malaria lebih tinggi pada musim kemarau
dengan sedikit hujan dibandingkan pada musim hujan. Pada saat musim
kemarau dengan sedikit hujan, genangan air yang terbentuk merupakan tempat
yang ideal sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk vektor malaria. Dengan
bertambahnya tempat perkembangbiakan nyamuk, populasi nyamuk vektor
malaria juga bertambah sehingga kemungkinan terjadinya transmisi meningkat.
D. Siklus Hidup Nyamuk Anopheles
1. Siklus Hidup Pada Manusia
Pada waktu nyamuk Anopheles infektif menghisap darah manusia, sporozoit yang
berada di kelenjar air liur nyamuk akan masuk ke dalam peredaran darah selama
lebih kurang ½ jam. Setelah itu sporozoit akan masuk ke dalam sel hati dan
menjadi tropozoit hati. Kemudian berkembang menjadi skizon hati yang terdiri
dari 10.000-30.000 merozoit hati (tergantung spesiesnya). Siklus ini disebut siklus
ekso-eritrositer yang berlangsung selama lebih kurang 2 minggu. Pada
Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale, sebagian tropozoit hati tidak langsung
berkembang menjadi skizon, tetapi ada yang menjadi bentuk dorman yang disebut
hipnozoit. Hipnozoit tersebut dapat tinggal di dalam sel hati selama berbulan –
bulan sampai bertahun – tahun. Pada suatu saat bila imunitas tubuh menurun, akan
menjadi aktif sehingga dapat menimbulkan relaps (kambuh). Merozoit yang
berasal dari skizon hati yang pecah akan masuk ke peredaran darah dan
menginfeksi sel darah merah. Di dalam sel darah merah, parasit tersebut
berkembang dari stadium tropozoit sampai skizon (8-30 merozoit, tergantung
spesiesnya). Proses perkembangan aseksual ini disebut skizogoni. Selanjutnya
eritrosit yang terinfeksi (skizon) pecah dan merozoit yang keluar akan
menginfeksi sel darah merah lainnya. Siklus ini disebut siklus eritrositer. Siklus
eritrositer ini menyebabkan timbulnya gejala malaria. Setelah 2-3 siklus skizogoni
darah, sebagian merozoit yang menginfeksi sel darah merah akan membentuk
stadium seksual (gametosit jantan dan betina) (Depkes RI, 2008).
2. Siklus Hidup Pada Nyamuk Anopheles Betina
Apabila nyamuk Anopheles betina menghisap darah yang mengandung gametosit,
di dalam tubuh nyamuk, gamet jantan dan betina melakukan pembuahan menjadi
zigot. Zigot berkembang menjadi ookinet kemudian menembus dinding lambung
nyamuk. Pada dinding luar lambung nyamuk ookinet akan menjadi ookista dan
selanjutnya menjadi 21 sporozoit, dan bermigrasi ke kelenjar air liur nyamuk.
Sporozoit ini bersifat infektif dan siap ditularkan ke manusia.
E. Gejala Penyakit Malaria
Gejala malaria dapat dibagi menjadi 2 bagian ditinjau dari berat-ringannya.
Gejalanya yaitu sebagai berikut.
 Gejala Penyakit Malaria Ringan (Malaria tanpa Komplikasi) Pada penderita
penyakit malaria, umumnya mengalami demam dan menggigil, sakit kepala,
mual-mual, muntah, diare, terasa nyeri pada otot, pegal-pegal. Pada gejala
malaria ringan, dapat dibagi menjadi 3 stadium yaitu sebagai berikut:
1. Stadium dingin Pada stadium dingin penderita merasakan dingin dan
menggigil yang luarbiasa, denyut nadi terasa semakin cepat namun lemah,
bibir dan jari terlihat kebiruan, kulit kering, muntah-muntah yang terjadi
kurang lebih 15 menit hingga 1 jam.
2. Stadium demam Pada stadium ini penderita merasakan panas, muka merah,
kulit kering, muntah dan kepala rasanya sangat sakit. Suhu tubuh biasanya
mencapai 40 derajat celcius atau lebih. Kadang penderita mengalami
kejang-kejang. Gejala ini berlangsung biasanya 2 hingga 4 jam lebih.
3. Stadium berkeringat Stadium berkeringat yaitu pengidap penyakit malaria
ini selalu berkeringat, suhu tubuh dibawah rata-rata sehingga menyebabkan
suhu tubuh menjadi dingin. Karena sering berkeringat, biasanya sering
merasakan haus dan kondisi tubuh sangat lemah.
 Gejala Penyakit Malaria Berat (Malaria dengan Komplikasi) Penderita yang
masuk dalam criteria ini biasanya sangat lemah sekali. Malaria  berat dapat
diketahui dengan melakukan pemeriksaan laboratorium sendian darah tepi dan
penderita juga memiliki komplikasi sebagai berikut ini.  
1. Tidak sadarkan diri kadang hingga koma  
2. Sering mengigau
3. Bicara yang salah-salah (tidak terkontrol)
4. Kejang-kejang
5. Suhu tubuh sangat tinggi
6. Dehidrasi
7. Nafas cepat, sesak nafas
F. Masalah Kesehatan Akibat Nyamuk Anopheles
Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit protozoa genus
plasmodium yang menginfeksi sel darah merah. Parasit tersebut masuk ke dalam
tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Jenis penyakit malaria yang
terjadi pada manusia ditentukan oleh jenis Plasmodium yang menginfeksi manusia
melalui vektor nyamuk Anopheles. Berdasarkan jenisnya, spesies plasmodium yang
menginfeksi manusia yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium
ovale, dan Plasmodium malariae. Jenis penyakit malaria yang ditimbulkan vektor
nyamuk Anopheles meliputi:
a) Malaria Vivax Malaria vivax merupakan jenis malaria yang disebabkan infeksi
Plasmodium vivax. Gejala klinis yang terjadi yaitu demam yang berlangsung setiap
48 jam atau setiap hari ketiga, pada siang atau sore hari. Masa inkubasi plasmodium
vivax yaitu antara 12-17 hari dan gejala lain yang dapat terjadi adalah pembengkakan
limpa atau splenomegali. Jenis malaria ini memiliki gejala paling ringan shingga
sering disebut malaria tertiana benigna (ringan).
b) Malaria Falciparum Malaria falciparum atau malaria tropika disebabkan oleh
Plasmodium falciparum. Jenis malaria ini memiliki gejala klinis yang berat dan dapat
menimbulkan komplikasi berupa malaria celebral dan fatal hingga dapat
menyebabkan kematian. Masa inkubasi plasmodium penyebab malaria tropika ini
sekitar 12 hari. Gejala klinis yang terjadi seperti nyeri kepala, pegal linu, demam tidak
begitu nyata, serta kadang dapat menimbulkan gagal ginjal. Jenis malaria ini sering
disebut malaria tertian maligna (ganas).
c) Malaria Kuartana Malaria kuartana atau malaria malariae disebabkan oleh
Plasmodium malariae. Gejala yang terjadi berupa demam setiap 72 jam atau setiap
hari keempat. Malaria jenis ini umumnya terdapat pada daerah gunung, dataran
rendah pada daerah tropik.
d) Malaria Ovale 22 Malaria ovale disebabkan oleh infeksi Plasmodium ovale. Masa
inkubasi Plasmodium ovale adalah 12-17 hari. Gejala demam yang terjadi umumnya
tidak memiliki pola khas dan dapat terjadi 1-2 hari sekali, relatif ringan dan dapat
sembuh sendiri. Jenis malaria ini jarang sekali dijumpai di Indonesia, umumnya
banyak terjadi di Afrika dan Pasifik Barat.
e) Malaria Cerebral Malaria cerebral merupakan malaria yang terjadi disertai adanya
kelainan otak yang menyebabkan terjadinya gejala penurunan kesadaran sampai
koma, GCS (Glasgow Coma Scale) < 11, atau lebih dari 30 menit setelah serangan
kejang yang tidak disebabkan oleh penyakit lain (WHO dalam Setiyani, 2014).
Malaria cerebral merupakan komplikasi malaria falciparum berat disertai penurunan
kesadaran. Gejala klinis yang terjadi pada malaria cerebral meliputi:
1) Gangguan kesadaran dengan demam non-spesifik.
2) Kejang umum dan sekuel neurologic.
3) Koma menetap selama 24-72 jam, mula-mula dapat dibangunkan, kemudian tak
dapat dibangunkan.
G. Penularan dan Penyebaran
Penularan penyakit malaria dari orang yang sakit kepada orang sehat, sebagian
besar melalui gigitan nyamuk. Bibit penyakit malaria dalam darah manusia dapat
terhisap oleh nyamuk, berkembang biak di dalam tubuh nyamuk, dan ditularkan
kembali kepada orang sehat yang digigit nyamuk tersebut. Jenis-jenis vektor
(perantara) malaria yaitu:
 Anopheles Sundaicus, nyamuk perantara malaria di daerah pantai.
 Anopheles Aconitus, nyamuk perantara malaria daerah persawahan.
 Anopheles Maculatus, nyamuk perantara malaria daerah perkebunan, kehutanan
dan pegunungan.
Penularan yang lain adalah melalu transfusi darah. Namun kemungkinannya
sangat kecil.
Cara penularan penyakit malaria dapat di bedakan menjadi dua macam yaitu:
1. Penularan secara alamiah (natural infection)
Malaria ditularkan oleh nyamuk Anopheles. Nyamuk ini jumlahnya kurang
lebih ada 80 jenis dan dari 80 jenis itu, hanya kurang lebih 16 jenis yang menjadi
vector penyebar malaria di Indonesia. Penularan secara alamiah terjadi melalui
gigitan nyamuk Anopheles betina yang telah terinfeksi oleh Plasmodium.
Sebagian besar spesies menggigit pada senja dan menjelang malam hari. Beberapa
vector mempunyai waktu puncak menggigit pada tengah malam dan menjelang
pajar. Setelah nyamuk Anopheles betina mengisap darah yang mengandung parasit
pada stadium seksual (gametosit), gamet jantan dan betina bersatu membentuk
ookinet di perut nyamuk yang kemudian menembus di dinding perut nyamuk dan
membentuk kista pada lapisan luar dimana ribuan sporozoit dibentuk. Sporozoit-
sporozoit tersebut siap untuk ditularkan. Pada saat menggigit manusia, parasit
malaria yang ada dalam tubuh nyamuk masuk ke dalam darah manusia sehingga
manusia tersebut terinfeksi lalu menjadi sakit.
2. Penularan tidak alamiah (not natural infection)
a. Malaria bawaan
Terjadi pada bayi yang baru lahir karena ibunya menderita malaria.
Penularannya terjadi melalui tali pusat atau plasenta (transplasental)
b. Secara mekanik
Penularan terjadi melalui transfusi darah melalui jarum suntik.
c. Secara oral
Cara penularan ini pernah dibuktikan pada burung (P.gallinasium), burung
dara (P.relection) dan monyet (P.knowlesi).

H. Upaya Pengendalian
I. Upaya pengendalian Nyamuk Anopheles
Upaya Pengendalian Nyamuk Anopheles Pengendalian vektor Malaria dapat
dilakukan dengan cara pengendalian fisik, biologi, maupun kimia. Pada pengendalian
vektor Malaria tindakan yang harus diambil adalah menurunkan jumlah populasi
nyamuk penyebab Malaria. Untuk dapat melakukan langkah- langkah kegiatan
pengendalian nyamuk Anopheles berikut beberapa langkah yang harus dilakukan
(Purnama, 2015),
1. Pengenalan wilayah (Geographical Reconnaisance)
Kegiatan ini meliputi pemetaan langsung penduduk dan survei tambahan
untuk menentukan situasi tempat tinggal penduduk dari suatu daerah yg dicakup
oleh program pengendalian malaria. Hal yang perlu diperhatikan dalam
menentukan situasi tempat tinggal adalah sebagai berikut.
o Letak bangunan dan akses menuju tempat tersebut.
o Jarak satu tempat dengan tempat lainnya.
o Memperhatikan sifat topografi (daerah datar, daerah bergunung,
sumber air seperti sungai, danau, rawa- rawa, lagun, dan sumur, tempat
perindukan vektor)
2. Pemetaan tempat perindukan
Hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan ini adalah sifat dan perilaku vektor
Malaria yang menyukai tempat peristirahatan yang dingin, gelap, dan basah,
setelah menggigit penjamu. Dengan begitu pada tahapan kegiatan ini, pengendali
vektor akan mampu menyasar tempat- tempat tempat perindukan vektor Malaria
di setiap wilayah desa / dusun. Berikut lokasi- lokasi yang menjadi tempat sasaran
dalam mengendalikan vektor Malaria.
o Letak tempat perindukan yg positif jentik & yang potensial.
o Jumlah tempat perindukan.
o Tipe tempat perindukan.
Luas tempat perindukan Aplikasi /penerapan metoda intervensi
o Pengendalian secara fisik Pengelolaan lingkungan berupa penimbunan
kolam, pengangkatan tumbuhan air, pengeringan sawah secara berkala
setidaknya setiap dua minggu sekali, dan pemasangan kawat kasa pada
jendela.
o Pengendalian secara biologis
o Penyebaran ikan pemakan larva nyamuk, penyebaran Bacillus thuringiensis,
penyebaran ikan pemakan larva nyamuk dan Bacillus thuringiensis dapat
pada anak sungai, rawa-rawa, dan bendungan atau pengairan sawah.
o Pengendalian secara kimia
a. Penyemprotan rumah dgn insektisida
b. Penggunaan kelambu Kelambu yang digunakan dapat berupa kelambu celup
ataupun kelambu berinsektisida (LLITN = Long Lasting Inseciticide Treated
Net)
c. Larviciding 24 Larviciding adalah aplikasi larvisida pd tempat perindukan
potensial vektor guna membunuh / memberantas larva nyamuk dgn
menggunakan bahan kimia seperti Diflubenzuron (Andalin / Dimilin) atau
agen biologis Bacillus thuringiensis H-14 (Bti H-14).
d. Pelatihan SDM Pelatihan bertujuan agar SDM (Sumber Daya Manusia)
khususnya masyarakat setempat akan mampu melakukan pengendalian vektor
dengan baik dan benar
II. Upaya pengendalian penyakit Malaria
1. Meningkatkan pengetahuan tentang gejala malaria
a. Malaria dapat menyebabkan kematian jika pengobatannya terlambat. Pencarian
pertolongan medis harus segera dilakukan jika yang bersangkutan dicurigai menderita
malaria. Pemeriksaan parasit malaria pada darah harus dilakukan lebih dari satu kali
dengan selang waktu beberapa jam.
b. Gejala malaria dapat ringan; seseorang harus dicurigai menderita malaria jika 1
minggu setelah berkunjung ke daerah endemis yang bersangkutan menunjukkan
gejala panas, lemah, sakit kepala, sakit otot dan tulang.
2. Menghindari gigitan nyamuk dengan beberapa hal berikut:
a. Mengenakan celana panjang dan baju lengan panjang yang berwarna terang saat
bepergian antara senja dan malam hari karena pada saat itu umumnya nyamuk
menggigit dan nyamuk sangat suka dengan pakaian yang berwarna gelap.
b. Menggunakan kawat kasa anti nyamuk pada pintu dan jendela, jika tidak ada maka
tutup jendela dan pintu pada malam hari.
c. Menggunakan kawat kasa anti nyamuk pada pintu dan jendela, jika tidak ada maka
tutup jendela dan pintu pada malam hari.
3. Pengobatan siaga malaria
Semua orang yang belum kebal terhadap malaria jika terpajan atau terinfeksi malaria
maka orang tersebut harus segera mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan yang
tepat jika diduga menderita malaria. Namun apabila akses terhadap pelayanan
kesehatan jauh maka WHO menganjurkan agar orang-orang tersebut dibekali obat
anti malaria agar dapat melakukan pengobatan sendiri. Kemudian diberikan
penjelasan tentang gejala-gejala malaria, dosis dan cara pemakaian obat, gejala-gejala
efek 25 samping obat dan apa yang harus dilakukan jika pengobatan gagal. Mereka
juga diberikan penjelasan bahwa pengobatan sendiri yang mereka lakukan bersifat
sementara, selanjutnya mereka harus pergi ke dokter.
4. Upaya pencegahan dengan meningkatkan imunitas
a. Untuk daerah yang masih sensitif terhadap klorokuin maka untuk menekan agar
tidak timbul malaria pada orang-orang yang non imun yang tinggal atau berkunjung
ke daerah endemis malaria diberikan pengobatan sebagai berikut: Klorokuin (Aralen,
5 mg basa/kg BB, 300 mg basa atau 500 mg klorokuin fosfat untuk orang dewasa)
diberikan seminggu sekali atau hidroksi klorokuin (praquenil 5 mg basa/kg BB –
dosis dewasa 310 mg basa atau 400 mg dalam bentuk garam). Obat ini harus
diteruskan dengan dosis dan jadwal yang sama sampai dengan 4 minggu setelah
meninggalkan tempat endemis.
b. Untuk mencegah terjadinya infeksi malaria terhadap pendatang yang berkunjung ke
daerah dimana P. Falciparum sudah resisten terhadap klorokuin (Asia Tenggara,
Afrika bagian Sub Sahara, di daerah hutan hujan di Amerika bagian selatan dan Pulau
Pasifik Barat) direkomendasikan untuk memberikan meflokuin (5 mg/kg
BB/minggu). Untuk mencegah malaria pemberian obat dilakukan setiap minggu;
mulai minum obat 1-2 minggu sebelum mengadakan perjalanan ke tempat tersebut
dan dilanjutkan setiap minggu selama dalam perjalanan atau tinggal didaerah endemis
malaria dan selama 4 minggu setelah kembali dari daerah tersebut

I. Penanggulangan Malaria
1. Menghindari gigitan nyamuk malaria Cara mencegah penyakit malaria yang
pertama adalah dengan menhindari gigiyan nyamuk malaria tersubut. Di daerah
rawa-rawa atau pinggiran kota yang banyak sawah, tambak ikan, disarankan
untuk memakai baju lengan panjang dan celana  panjang saat keluar rumah .
selain itu, kita juga dapat menggunakan obat nyamuk.
2. Membunuh jentik nyamuk dan nyamuk malaria dewasa :
 Penyemprotan rumah. Sebaiknya dilakukan dengan insektisida 2 kali dalam
setahun dengan interval waktu 6 bulan
 Larvaciding. Merupakan kegiatan penyemprotan rawa-rawa yang potensial
tempat perindukan nyamu malaria.
 Biological control. Adalah kegiatan penebaran ikan kepala timah dan ikan
guppy di genagan air yang mengalir yang berfungsi sebagi pemangsa jentik
nyamuk malaria.
3. Mengurangi tempat perindukan malaria Di daerah endemis malaria, masyarakat
perlu menjaga kebersihan lingkungan yang memungkinkan menjadi genangan
air tempat perkembangan larva nyamuk malaria.
4. Pemberian obat pencegahan malaria Bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi,
serta timbulnya gejala penyakit malaria. Orang yang akan bepergian kedaerah-
daerah endemis malaria harus minum obat malaria sebelum keberangkatan.
2.
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Malaria merupakan penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang
menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual didalam
darah. Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia dan
splenomegali. Terdapat beberapa parasit yang dapat menyebabkan penyakit malaria,
yaitu plasmodium falciparum, vivax, malaria dan ovale. Parasit ini menggunakan
nyamuk sebagai hospes definitifnya, yaitu nyamuk Anopheles. Malaria merupakan
penyakit menular yang jika dibiarkan saja dan tidak diperhatikan dapat menimbulkan
banyak kerugian maupun kematian.
B. Saran
Menjaga sanitasi lingkungan tetap sehat dan rutin melakukan 3M akan menghindari
kita terjangkit virus malaria.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, Pedoman Ekologi dan Aspek Perilaku Vektor, Direktorat Jenderal PPM-PL,
Departemen Kesehatan RI, Jakarta 2001.

Day 1998. Nyamuk Penular Malaria, Dalam Jurnal Data dan Informasi Kesehatan , Pusdatin,
Depkes RI, Jakarta 2003.

Nugroho, Agung. 2010. Malaria Dari Molekuler ke Klinis.Jakarta : EGC

Diktat pengendalian vektor, Sang Gede Purnama SKM, Msc program studi ilmu kesehatan
masyarakat fakultas kedokteran universitas udayana, 2017.

Anda mungkin juga menyukai