PLASMODIUM VIVAX
Kelompok/kelas : I/B
Anggota : Anisa Zein Hutasuhut (2013210022)
Risnawati (2013210211)
Arani Eka Sapta A. (2014210022)
Irma
Ekky
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit malaria di Indonesia sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat. Angka kesakitan penyakit ini masih cukup tinggi, terutama di daerah Indonesia
bagian timur. Di daerah trasmigrasi dimana terdapat campuran penduduk yang berasal dari
daerah yang endemis dan tidak endemis malaria, di daerah endemis malaria masih sering terjadi
letusan kejadian luar biasa (KLB) malaria Oleh karena kejadian luar biasa ini menyebabkan
insiden rate penyakit malaria masih tinggi di daerah tersebut. Malaria merupakan penyakit global
yang paling sering terjadi di daerah tropis, tetapi penularannya juga dapat terjadi didaerah
beriklim sedang. Pada abad ke-19 dan ke-20 awal, spesies Plasmodium secara luas terdistribusi
di Amerika. Distribusi ini termasuk Amerika Serikat Selatan, Mississippi River Valley, dan
Minnesota dan Michigan. Sekarang, parasit Plasmodium menyebabkan lebih dari 100 juta kasus
malaria per tahun terutama didaerah tropis. Hasil yang diperkirakan dari 1-2.000.000 kematian
per tahun, banyak dari mereka adalah anak-anak. Bahkan, lebih besar dari 90% kejadian malaria
mengancam jiwa anak-anak. Distribusi dari vektor nyamuk dan prevalensi penyakit dalam suatu
populasi merupakan factor utama yang menentukan distribusi parasit Plasmodium. Daerah yang
penuh dengan nyamuk, seperti rawa-rawa, telah lama memiliki hubungan dengan tingginya
angka serangan malaria. Lingkungan yang mendukung seperti genangan air menyebabkan
munculnya sarang nyamuk. Saat ini, yang merupakan daerah endemik antara lain Karibia,
Amerika Selatan bagian utara, Aqamerika Tengah, Afrika, India, Australia, Asia Tenggara, dan
Asia kepulauan Pasifik. Malaria juga terjadi secara sporadik di daerah non endemik, dalam
banyak kasus berupa penyakit laten. Penyakit malaria yang kambuh disebabkan oleh reaktivasi
fase laten hipnozoit P vivax dan P ovale.
I.3 TUJUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh Plasmodium yang
menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual di dalam darah. Infeksi
malaria memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia, dan splenomegali. Dapat
berlangsung akut ataupun kronik. Infeksi malaria dapat berlangsung tanpa komlikasi ataupun
mengalami komlikasi sistemik yang dikenal sebagai malaria berat. Sejenis infeksi parasit yang
menyerupai malaria ialah infeksi babesiosa yang menyebabkan babesiosis.
Plasmodium yang sering dijumpai adalah Plasmodium vivax yang menyebabkan malaria
tertiana (Benign Malaria) dan Plasmodium falciparum yang menyebabkan malaria tropika
(Malignan Malaria). Plasmodium malariae pernah juga dijumpai pada suatu kasus, tetapi sangat
jarang. Plasmodium ovale pernah dilaporkan dijumpai di Irian Jaya, pulau Timor, pulau Owi
(utara Irian Jaya). Manifestasi Klinik Malaria Non Falciparum
Inkubasi 12-17 hari, kadang-kadang lebih panjang 12-20 hari. Pada hari-hari pertama panas
irregular, kadang-kadang remiten atau intermiten, pada saat tersebut perasaan dingin atau
menggigil jarang terjadi. pada akhir minggu tipe panas menjadi intermiten dan periodic setiap 48
jam dengan gejala klasik Trias Malaria. Serangan paroksismal biasanya terjadi pada waktu sore
hari. Kepadatan parasit mencapai maksimal dalam waktu 7-14 hari. Pada minggu kedua limpa
mulai teraba. Parasitemia mulai menurun setelah 14 hari, limpa masih mebesar dan panas masih
berlangsung, pada akhir minggu ke-5 panas mulai turun secara krisis. Pada malaria vivax
manifestasi klinik dapat berlangsung secara berat tetapi kurang membahayakan. Limpa dapat
membesar sampai derajat 4 atau 5 (ukuran Hackett). Malaria serebral jarang terjadi. Edema
tungkai disebabkan karena hipoalbuminemia. Mortalitas malaria vivax rendah tetapi morbiditas
tinggi karena seringnya terjadi relapse. Pada penderita yang seimune perlangsungan malaria
vivax tidak spessifik dan ringan saja; parasitemia hanya rendah; serangan demam hanya pendek
dan penyembuhan lebih cepat. Reistensi terhadap kloroquin pada malaria vivax juga dilaporkan
di Irian Jaya dan didaerah lainnya. Relapse sering terjadi karena keluarnya bentuk hipnozoit yang
tertinggal di hati pada saat stastus imun tubuh menurun.
BAB III
PEMBAHASAN
III.1 TAKSONOMI
Plasmodium vivax adalah protozoa parasit yang patogen yang sering dan didistribusikan
secara luas sebagian besar menyebabkan malaria. Plasmodium vivax merupakan salah satu
dari enam jenis parasit malaria yang sering menginfeksi manusia.
Plasmodium vivax termasuk ke dalam anggota filum Sporozoa yang tidak memiliki alat
gerak dan bersifat parasit, tubuh terbentuk bulat atau bulat panjang.
Kingdom : Chromalveolata
Superphylum : Alveolata
Phylum : Apicomplexa
Class : Aconoidasida
Ordo : Haemosporida
Family : Plasmodiidae
Genus : Plasmodium
III.2 Epidemiologi
Spesies ini terdapat di daerah subtropik, dapat juga ditemukan di daerah dingin (Rusia),
di daerah tropic Afrika, terutama di Afrika Barat. Di Indonesia spesies tersebut tersebar di
seluruh kepulauan dan pada umumnya di daerah endemic mempunyai frekuensi tertinggi
diantara spesies yang lain.
Plasmodium vivax menyebabkan penyakit malaria vivaks, dapat juga disebut malaria tersiana.
III.4 Reproduksi
Plasmodium vivax dapat mereproduksi baik secara aseksual dan seksual ,tergantung pada tahap
siklus hidupnya.
Secara Aseksual
1. Tanaman belum trofozoit (Ring atau cincin meterai-berbentuk), sekitar 1 / 3 dari
diameter dari sel darah merah
2. Trofozoit dewasa: Sangat tidak teratur dan halus (digambarkan sebagai
amoeboid); pseudopodial banyak proses terlihat. Kehadiran butiran halus pigmen
coklat (pigmen malaria) atau hematin mungkin berasal dari hemoglobin dari sel
darah merah yang terinfeksi.
3. Schizonts (juga disebut meronts): Sebagai besar sebagai sel darah merah yang
normal, sehingga sel terparasit menjadi buncit dan lebih besar dari biasanya. Ada
merozoit sekitar enam belas.
Secara Seksual
Tahap seksual Plasmodium vivax sebagai berikut :
1. Transfer ke nyamuk
2. Gametogenesis Mikrogamet dan Makrogamet
3. Pembuahan
4. Ookinite
5. Oocyst
6. Sporogony
Plasmodium vivax merupakan jenis parasit malaria yang menyebabkan penyakit malaria
vivaks atau dikenal sebagai malaria tersiana dimana demam setelah hari pertama terjadi lagi
pada hari ketiga (interval 48 jam). Parasit jenis ini banyak ditemukan di daerah subtropik
meskipun dapat pula ditemukan di daerah dingin seperti Rusia, sementara di daerah tropis
Afrika (terutama Afrika Barat), jarang ditemukan. Di Indonesia, Plasmodium vivax tersebar
hamper di seluruh kepulauan dan pada umumnya di daerah yang mengalami endemik
malaria.
III.6 Morfologi dan Daur Hidup
Serangan pertama dimulai dengan sindrom prodromal: sakit kepala, sakit punggung, mual
dan malaise umum. Demam tidak teratur pada 2-4 hari pertama ,tetapi kemudian menjadi
intermiten dengan perbedaan yang nyata pada pagi dan sore hari, suhu meninggi dan
kemudian turun menjadi normal. Malaria vivax penting bukan karena angka kematiannya
tetapi karena kelemahan penderita yang disebabkan oleh relapsnya.
Limpa pada serangan pertama mulai membesar, dengan konsistensi lembek dan mulai teraba
pada minggu kedua. Pada malaria menahun menjadi sangat besar ,keras dan kenyal. Pada
permulaan serangan pertama , jumlah parasit Plasmodium vivaxkecil dalam peredaran darah
tepi, tetapi bila demam tersian telah berlangsung, jumlahnya bertambah besar. Kira–kira satu
minggu setelah serangan pertama , stadium gametosit tampak dalam darah.
Pemeriksaan laboratorium untuk penegakan diagnosa pasti penyakit malaria adalah dengan
melakukan pemeriksaan mikroskopis untuk menemukan parasit Plasmodium dalam sediaan
darah. Sediaan darah tipis akan memberikan gambaran bentuk parasit yang lebih baik dan
sempurna morfologinya, namun perlu ketelitian dan kesabaran dalam melakukan
pemeriksaan. Sedangkan sediaan darah tebal akan mempercepat proses identifikasi
Plasmodiun walaupun morfologi parasit tidak sebaik bila dibuat sediaan apus
III.9 Penatalaksanaan
Prinsip dasar pengobatan malaria vivaks adalah pengobatan radikal yang ditujukan pada
stadium hipnozoit di sel hati dan di eritrosit.
Tahun 1989, Plasmodium vivax resisten klorokuin. Sehingga dipakai pengobatan klorokuin
selama 3 hari dilakukan bersamaan dengan primakuin selama 14 hari. Dengan cara ini,
primakuin bersifat sebagai skizontizid darah selain membunuh hipnozoit dalam hati. Jika
dengan pengobatan primakuin masih belum terjadi relaps, bisa ditambahkan dosis primakuin
sampai 30 mg/hari.
III.9 Pengobatan
1. Prinsip dasar pengobatan malaria vivaks adalah pengobatan radikal yang ditujukan pada
stadium hipnozoit di sel hati dan di eritrosit
2. Tahun 1989, P. vivax resisten klorokuin. Sehingga dipakai pengobatan klorokuin selama 3
hari dilakukan bersamaan dengan primakuin selama 14 hari. Dengan cara ini, primakuin
bersifat sebagai skizontizid darah selain membunuh hipnozoit dalam hati. Jika dengan
pengobatan promakuin masih belum terjadi relaps, bisa ditambahkan dosis primakuin sampai
30 mg/hari.
3. Obat alternatif lain: artesunat-amodiakuin, dihidroartemisinin-piperakuin, atau non-
altemisin (meflokuin, atovaquone-proguanil).
BAB IV
PENUTUP
IV.1 KESIMPULAN
Plasmodium vivax adalah protozoa parasit yang patogen yang sering dan didistribusikan
secara luas sebagian besar menyebabkan malaria. Plasmodium vivax merupakan salah satu dari
enam jenis parasit malaria yang sering menginfeksi manusia.
Manusia merupakan hospes perantara parasit ini , sedangkan hospes definitifnya adalah
nyamuk Anopheles betina. Plasmodium vivax menyebabkan penyakit malaria vivaks, dapat juga
disebut malaria tersiana. Parasit jenis ini banyak ditemukan di daerah subtropik meskipun dapat
pula ditemukan di daerah dinginseperti Rusia.
IV.2 SARAN