Oleh :
JURUSAN KESEHATAN
JAYAPURA
1
A.Latar Belakang
nyamuk anopheles dan menjadi masalah kesehatan di banyak daerah tropis dan
dari 600 juta jiwa (WHO, 2012). Indonesia terdapat 343.527 kasus positif
malaria pada tahun 2013 (Liputan 6,2014). Kasus malaria tersebut banyak
Papua 42,65 %, dan Papua Barat 38,44% (Zanel Farha Wilda. 2014) .
(Rathnam, 2007).
agen penyebab penyakit itu sendiri. Manusia sebagai host intermediate malaria,
2
memiliki karakteristik dan perilaku yang memudahkan untuk terjadinya
obat anti nyamuk dan kawat kasa memudahkan terjadinya kontak dengan
dalam permil (0/00) dan bertujuan untuk mengetahui insiden penyakit malaria
pada satu daerah tertentu dalam satu tahun. Terjadinya penurunan angka kasus
malaria atau API di Indonesia dari tahun 1990 hingga 2013. Semula 4,68 kasus
setiap 1.000 penduduk, tahun 2013 menurun menjadi 1,38 kasus setiap 1.000
penduduk. Bila dilihat per provinsi dari tahun 2008 – 2009 provinsi dengan API
yang tertinggi adalah Papua Barat, NTT dan Papua. (Depkes RI, 2013).
tingkat pendidikan yang masih rendah serta sikap pencegahan dan pengobatan
3
Malaria menjadi semakin sulit diatasi dan diperkirakan akan menjadi
penderita malaria bisa mengalami serangan ulang sebanyak 35-40 kali selama
periode 3-4 tahun (Barbanas, 2003). Serangan ulang malaria antara lain
berkaitan dengan eliminasi parasit fase eritrosit yang tidak sempurna karena
diperoleh 112.903 kasus malaria (Dinkes Prov NTT, 2012). Dari 16 kabupaten
yang tersebar di empat pulau utama (Timor, Flores, Sumba, dan Alor) di
AMI tertinggi yang berada di pulau timor dengan jumlah 7.820 kasus malaria
4
ini dapat menjadi acuan bagi intansi terkait untuk mengambil tindakan
pemberantasan malaria.
A. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah dari penilitian ini
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
C. Manfaat Penelitian
1. Bagi masyarakat
5
Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai faktor-faktor yang
penyakit malaria.
3. Bagi institusi
4. Bagi peneliti
D. Tinjauan Pustaka
1. Definisi malaria
Istilah malaria diambil dari dua kata Bahasa Italia, yaitu mal (buruk)
dan area (udara) atau udara buruk. Karena dahulu banyak terdapat di daerah
6
malaria ini memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia dan
2006).
Penyakit ini ditandai dengan keadaan tak berdaya dengan demam tinggi
generasi baru parasit di dalam tubuh. Setelah permulaan penyakit ini, dapat
2. Etiologi malaria
7
Menurut Soedarto (2011), malaria disebabkan oleh protozoa dari
a. Plasmodium falciparum
Falciparum.
b. Plasmodium vivax
c. Plasmodium malariae
d. Plasmodium ovale
faktor yang saling mendukung yaitu host, agent dan environment sesuai
Gordon (Kodim,1999).
Host pada penyakit malaria terbagi atas dua yaitu Host Intermediate
8
disebut sebagai Host Definitif (penjamu tetap) karena di dalam tubuh
1) Host intermediate
malaria.
9
d) Riwayat malaria sebelumnya, orang yang pernah terinfeksi malaria
infeksi malaria.
2) Host definitive
malaria dari orang yang sakit malaria kepada orang yang sehat adalah
sangat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu : perilaku nyamuk itu sendiri
10
dan faktor-faktor lain yang mendukung (Depkes, 1999). Perilaku
matahari (teduh).
11
(1) Berdasarkan waktu menggigit, mulai senja hingga tengah
pagi,
d) Perilaku istirahat,
darah,
dalam rumah).
12
3) Faktor lain yang mendukung :
malaria berat.
13
c. Faktor Environment (Lingkungan)
serta adanya ternak sapi, kerbau dan babi akan mengurangi frekuensi
14
4. Gejala klinis
oleh Plasmodium mempunyai gejala klinis umum dan gejala spesifik yaitu
sebagai berikut
1) Keluhan-keluhan prodromal
nyeri pada tulang dan otot, anoreksia, perut tidak enak, diare ringan
2000).
2) Demam
a) Stadium menggigil
15
seperti orang kedinginan. Periode ini berlangsung antara 15 menit
Wajah penderita terlihat merah, kulit panas dan kering, nadi cepat
ini berlangsung lebih lama dari fase dingin dapat sampai 2 jam atau
c) Stadium berkeringat
b. Gejala Spesifik
waktu 10-35 hari setelah parasit masuk ke dalam tubuh manusia melalui
hilang timbul sakit kepala, sakit otot dan menggigil, bersamaan dengan
Pada malaria falciparum bias terjadi kelainan fungsi otak, yaitu suatu
16
minimal dengan suhu 400c, sakit kepala berat dan mengantuk. Paling
sering terjadi bayi, wanita hamil, dan pelancong yang baru dating dari
daerah malaria.
sedangkan gejala otak lainnya tidak ada. Pada semua jenis malaria,
jumlah sel darah putih total biasanya normal tetapi jumlah limfosit dan
monosit meningkat, jika tidak diobati, biasanya akan timbul sakit kuning
5. Sikus hidup
17
a. Siklus pada manusia
peredaran darah selama lebih kurang setengah jam. Setelah itu sporozoit
akan masuk kedalam sel hati dan menjadi tropozoit hati. Kemudian
suatu saat bila imunitas tubuh menurun, akan menjadi aktif sehingga
Merozoit yang berasal dari skizon hati yang pecah akan masuk ke
peredaran darah dan menginfeksi sel darah merah. Di dalam sel darah
dan merozoit yang keluar akan menginfeksi sel darah merah lainnya.
18
Setelah 2-3 siklus skizogoni darah, sebagian merozoit yang
manusia.
waktu sejak sporozoit masuk sampai parasit dapat dideteksi dalam darah
19
6. Cara penularan penyakit malaria
(Depkes RI,1999) :
Pada saat menghisap darah manusia, sporozoit dan air liur nyamuk
tubuh manusia selama kurang lebih ½ jam. Setelah itu sporozoit akan
masuk ke dalam sel hati. Setelah 1-2 minggu digigt, parasit kembali
masuk ke dalam darah dan menyerang sel darah merah lalu memakan
anemia. (Depkes,2003)
b. Secara Non-alamiah
20
Beberapa contoh penularannya yaitu :
(Susana,2011)
tidak mau makan dan minum, serta kulit dan selaput lender
berwarna kuning.
2) Secara Mekanik
7. Patogenesis Malaria
21
sebanding dengan parasitemia menunjukkan adanya kelainan eritrosit selain
yang mengandung parasit. Hal ini diduga akibat adanya toksin malaria yang
makrofag dan sering terjadi fagositosis dari eritrosit yang terinfeksi maupun
yang tidak terinfeksi. Pada malaria kronis terjadi hyperplasia dari retikulosit
kapiler. Selain itu eritrosit juga dapat melekat pada eritrosit yang tidak
22
berbentu seperti bunga. Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya
tidak terinfeksi.
a. Penghancuran eritrosit
2006. )
b. Mediator endotoksin-makrofag
dan hewan yang terinfeksi parasit malaria. TNF dan sitokin dapat
23
menimbulkan demam, hipoglikemia, dan sndrom penyakit pernapasan
E. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
diselidiki.
24
3. Variable penelitian
Tengah Selatan.
4. Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu semua data pasien
a. Sampel
b. Teknik sampling
6. Definisi operasional
25
tahun 2014 yang meliputi prevalensi, karateristik penderita, dan
lain-lain.
7. Prosedur penelitian.
Tengah Selatan
26
d. Melakukan pengolahan data hasil pendataan yang didapat dari
8. Analisis data
× 100 %
× 100 %
× 100 %
× 100 %
27
b. Data tentang karateristik disajikan dalam bentuk tabel berupa
Daftar Pustaka
28
Harijanto, P N. 2006 .Malaria, Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis,dan
Penanganan. EGC. Jakarta.
Jumlah Kasus HIV/AIDS, IMS, DBD, Diare, TB dan Malaria Menurut
Kabupaten/Kota, 2012, Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Berita
Resmi Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur.
http://ntt.bps.go.id/index.php/id/sosial-dan-kependudukan/kesehatan/29-data/
kesehatan/346-jumlah-kasus-hiv-aids-ims-dbd-diare-tb-dan-malaria-menurut-
kabupaten-kota-2012.html
Kodim, Nassin. 1999. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. FKM; UI: Jakarta.
Liputan 6. 2014. Sejak 2010, Kasus Malaria di Indonesia Menurun.
http://health.liputan6.com/read/2041899/sejak-2010-kasus-malaria-di-
indonesia-menurun.
Nugroho, Wahyudi. 2000. Keperawatan Gerontik. Edisi kedua; Jakarta : EGC.
Prabowo, A. 2004. Malaria Mencegah Dan Mengatasinya. Cetakan I. Puspa Swara:
Jakarta.
Rathnam, S., dkk. 2007. A ValidatedQuantitative Thin-LayerChromatographic
Method ForEstimation ofDiosgenin in Various PlantSamples, Extraxt and
Market Formulation. 2007, Analysis of Herbals using Planar Chromatography-
one step ahead due to its image feature, CAMAG Bibliography Services No. 99,
CAMAG, Switzerland.
Saxena, S., Pant, N, et al. 2003. Antimalarial Agents From Plant Sources. Current
Science. Vol: 84.
Sembel, DT. 2009. Entomologi Kedokteran. Penerbit Andi : Yogyakarta.
Soedarto. 2011. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran: Jakarta.
Sudoyo, Aru., Setioyohadi, Bambang., Alwi, Idrus., Simadibrata, Marcellus., Setiati,
Siti (ed). 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta :
Departement Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UI.
Susanna. 2005, Dinamika Penularan Malaria di Ekosistem Persawahan, Perbukitan
dan Pantai (Studi di Kabupaten Jepara, Purwokerto dan Kota Batam), Disertasi,
ProgramDoktor, IKM. PS-FKM-UI: Depok.
Suwedra, Made. 2003. Beberapa Faktor Risiko Lingkungan Rumah Tangga Yang
Berhubungan dengan Kejadian Malaria pada Balita. UI: Depok.
World Health Organization .2012. World Malaria Report 2012.
Zanel Farha Wilda. 2014.Inilah Alasan Angka Kasus Malaria di Indonesia Timur
Masih Tinggi. Jakarta: Detik Health.
http://health.detik.com/read/2014/02/28/180434/2511903/763/inilah-alasan-
angka-kasus-malaria-di-indonesia-timur-masih-tinggi.
Zega A, 2006, Hubungan Kejadian Malaria dengan Penghasilan, Pendidikan,
Perilaku Pengobatan Masyarakat di Kabupaten Kulon Progo, (Online),
(http://digilib.litbang.depkes.go.id, diakses 21 Maret 2013.
Zulkoni, A. 2011. Parasitologi untuk Keperawatan Masyarakat Teknik Lingkungan.
Nuha Medika: Yogyakarta
29
30