BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Malaria adalah penyakit infeksi parasit utama di dunia yang mengenai
hampir 170 juta orang setiap tahunnya. Penyakit malaria juga berjangkit
hampir di 103 negara . Terutama di negara negara tropis pada ketinggian 400
2000 meter dari permukaan laut, dengan kelembaban udara kurang dari
60%. Upaya pemberantasan penyakit malaria ini sudah lama dilakukan namun
sampai saat ini penyakit malaria belum juga diberantas.
Di Indonesia penyakit malaria tergolong penyakit menular yang masih
bermasalah, penyakit ini berjangkit disemua pulau di Indonesia mulai dari
dataran rendah sampai daratan tinggi, Baik di kota maupun di daerah pedesaan
, di daerah yang kegiatan ekonominya berkaitan dengan hutan dan
perpindahan penduduk. Lebih dari 40 juta penduduk Indonesia bermukim
didaerah malaria, sekitar 11 juta diantaranya tinggal di Jawa dan Bali. Derajat
endemis malaria berbeda antara satu daerah dengan daerah yang lain,
sebagian besar wilayah Jawa dan Bali terbebas dari penularan, namun pada
bulan Juli dan Agustus 2002, sejumlah daerah di Jawa Tengah dan Yogyakarta
dilaporkan terserang wabah malaria. Kabupaten Kebumen ( Jawa Tengah )
dilaporkan sekitar 3.000 orang ter serang. Sedangkan di kabupaten Purba
lingga dinyatakan sebagai daerah endemis setelah 10 -12 tahun tidak ada kasus
malaria.
Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001 terdapat 15 juta
kasus malaria dengan 38.000 kematian setiap tahunnya. Diperkirakan 35 %
penduduk Indonesia tinggal di daerah yang beresiko tertular penyakit malaria,
Dari 293 kabupaten/ kota yang ada di Indonesia . 167 kabupaten / kota
merupakan wilayah endemis malaria.
NO
NAMA PENYAKIT
JUMLA
PERSENTASE
H
PASIEN
1
I SPA
8.699
52,43%
Rongga Mulit
2.228
13.43%
2.068
12.46%
Penyaki Tulang
1.293
7.79%
1.057
6.37%
Infeksi Usus
574
3.46%
325
1.96%
Penyakit Mata
211
1.27%
Malaria
80
0.48%
10
Tuberkulosis
57
0.34%
Tujuan Penulisan
1.
Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran secara umum tentang penyakit Malaria
serta dapat melaksanakan dan menerapkan Asuhan Keperawatan secara
konprenhensif pada salah satu klien dengan diare, mulai dari klien masuk
Unit Gawat Darurat ( UGD ), Ruang rawat inap Paviliun Subi Kecil
sampai dengan klien pulang dari rumah sakit.
2.
Tujuan Khusus
a.
b.
c.
d.
e.
Mampu
melaksanakan
evaluasi
dari
tindakan
C.
Metode Penulisan
1.
Cara Penulisan
Cara penulisan yang digunakan adalah metode deskriptif dengan
pendekatan studi kasus yang dilakukan pada klien dengan kasus malaria
tertiana.
2.
b.
c.
d.
e.
f.
3.
Pengolahan Data
Setelah data terkumpul selanjutnya data diolah secara manual yaitu
dengan
jalan
mengklasifikasikan,
menginterprestasikan
dan
D.
Ruang Lingkup
Virus
Infeksi
DHF, dsb
Bakteri
Parasit
Leptospirosis. dsb
Malaria
Gangguan
Hematologi
Anemia
Leukemia
Non
Infeksi
Malaria
Plasmadium
Tropikal
falsiparum
Malaria
Plasmadium
Tertiana
Vivak
Malaria
Quartana
Plasmadium
Malariae
Trombosis
vena dalam
Limfoma,dsb
E.
Sistimatika Penulisan
Adapun sistimatika penulisan Makalah terdiri dari 4 bab, yaitu :
BAB I
: PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, ruang
lingkup, dan sistimatika penulisan.
BAB II
: TINJAUAN TEORITIS
Dalam bab ini terdiri dari sub Bab yaitu :
Komplikasi,
Pengobatan
dan
Pencegahan.
b. Konsep Dasar Keperawatan
Konsep dasar keperawatan terdiri dari Pengkajian,
Diagnosa Keperawatan, Perencanaan, Implementasi
dan Evaluasi..
BAB III
: PEMBAHASAN
Pada bab ini berisikan perbandingan antara teori dengan
kenyataan
yang
ada
dilapangan
selama
penulis
: PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.
demam rawa, demam tropic, demam pantai, demam charges, demam kura
dan paludisme ( Arlan prabowo 2004: 2 )
Malaria adalah penyakit protozoa yang ditularkan ke manusia
melalui gigitan nyamuk anopheles ( Nach, 2003 : 207 ).
Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera,
dan primata lainnya, hewan melata dan hewan pengerat yang disebabkan
oleh protozoa dari genus plasmodium dan mudah dikenali gejala meriang
(
www.Infeksi.com )
Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat cepat maupun lama
prosesnya, malaria disebabkan oleh parasit malaria / protozoa genus
plasmodium bentuk aseksual yang masuk kedalam tubuh manusia yang
ditularkan oleh nyamuk anopeles betina ditandai dengan demam, muka
nampak pucat dan pembesaran organ tubuh manusia, ( WHO. 1981 ).
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit
plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah
2. Fisiologi Darah
Darah adalah suspensi dari partikel dalam koloid cairan yang
mengandung elektrolit. Peranannya sebagai medium pertukaran antara sel
sel yang terinfeksi dalam tubuh dan lingkungan luar serta memiliki sifat
sifat protektif terhadap organisme sebagai suatu keseluruhan dan
khususnya
penyakit
malaria
adalah
mahluk
hidup
genus
Plasmodium Falsiparum
Spesies
ini
yang
menyebabkan
malaria
tropika
dapat
10
b.
Plasmodium Malariae
Spesies ini adalah penyebab malaria kuartana( tidak lazim
disebut malaria malariae), yang ditandai dengan serangan panas
berulang setiap 72 jam. Diduga mempunyai kecendrungan
untuk
11
12
5.
Patofisiologi
a.
NYAMUK
SPOROZOID
Dalam hati
Kelenjar liur
HIPNOZOID
SKIZON HATI
OOKISTA
MEROZOID
Dalam darah
TROPOZOID
OOKINET
SKIZON
MEROZID
MIKROGAME
T
MAKROGAMET
GAMETOSIT
ZYGOT
13
b.
b)
c)
6. Manifestasi Kliniks
Secara kliniks, gejala dari penyakit malaria infeksi tunggal pada
penderita non imun terdiri dari atas beberapa serangan terdiri dari atas
beberapa serangan demam dengan interval tertentu ( paroksisme ), yang
diselingi suatu periode ( periode laten ) dimana penderita bebas sama
sekali dari demam. Sebelum demam, penderita biasanya merasa lemah,
sakit kepala, tidak ada nafsu makan, mual atau muntah. Pada penderita
dengan infeksi majemuk ( lebih dari satu jenis plasmodium atau satu jenis
plasmodium tetapi infeksi berulang dalam jarak waktu yang berbeda )
maka serangan demam bisa terus menerus ( tanpa interval ), sedangkan
pada pejamu yang imun, gejala klinisnya minimal,. ( Rampengan dan
Laurentz, 1997 ).
14
b.
c.
15
7. Gambaran Laboratorium
a.
b)
c)
d)
16
b)
c)
b.
Plasmodium vivax
Dalam sediaan darah tepi semua stadium mungkin
ditemukan. Sesudah fase cincin, sel darah merah yang terinfeksi
bertambah berat ukurannya dan warnanya bertambah pucat. Pada
pengecatan yang agak kuat, dalam sitoplasma sel darah merah
dapat dilihat titik titik ( stippling ) yang halus berwana merah (
schuffneres dots ). Jumlahnya banyak dan bentuknya lebih halus
dibandingkan titik titik yang ditemukan pada infeksi oleh
plasmodium falsifarum.
2.
Plasmodium falsifarum
Biasanya bentuk plamodium yang ditemukan dalam sediaan
darah tepi bentuk cincin dan bentuk sabit, atau keduanya. Sel darah
merah tidak bertambah besar, tetapi jika mengandung bentuk sabit
( gametosit ) bentuk sel darah merah menjadi berubah. Warna sel
darah merah tidak berubah. Pada pengecatan yang kuat titik titik
Maurer yang bentuk dan ukurannya agak besar mungkin ditemukan
dalam jumlah yang tidak banyak.
17
8. Komplikasi
Akibat infeksi parasit malaria, ada beberapa perubahan hematology
pada penderita. Perubahan perubahan yang dapat menimbulkan
komplikasi yaiyu terdapat pada penderita malaria berat. Malaria berat
adalah penyakit malaria akibat infeksi plasmodium falsifarum yang
disertai dengan
diagnosis malaria berat yang ditetapkan oleh WHO, yaitu adanya satu atau
lebih komplikasi, seperti malaria serebral / otak , anemia berat, ginjal akut,
edema paru, hipoglkemia ( kadar gula < 40 mg% ), syok, perdarahan
spontan dari hidung, gusi dan saluran cerna, kejang berulang, asidemia dan
asidosis ( gangguan asam basa dalam tubuh berupa penurunan pH darah),
serta haemoglobunuria ( adanya darah dalam urine). ( Arlan Prabowo,
2004 :20 ).
Berikut ini beberapa komplikasi malaria berat :
a.
Malaria serebral
Malaria serebral ditandai dengan kejang dan kesadaran
menurun ( koma ). Malaria serebral merupakan yang paling sering
menimbulkan kematian. Diduga penyebabnya adalah sumbatan kaplter
pembuluh darah otak oleh sel darah merah yang mengandung parasit
malaria sehingga otak kekurangan aksigen ( anoksia otak ).
Gejala dapat timbul secara lambat atau mendadak. Biasanya
didahului oleh sakit kepala dan rasa mengantuk, disusul dengan
gangguan kesadaran, kelainan saraf dan kejang kejang. Biasanya
koma pada anak anak berlangsung satu hari, sedangkan pada orang
dewasa bias 2 s/d 3 hari.
b.
18
c.
d.
Anemia berat
Anemia berat timbul akibat penghancuran sel darah merah yang cepat
dan hebat. Anemia berat lebih sering dijumpai pada anak anak.
Anemia berat sering memberikan gejala serebral seperti tampak
bingung, kesadaran menurun sampai koma, serta gejala gejala
gangguan jantung paru.
e.
f.
Komplikasi Lain
Malaria berat juga dapat menimbulkan komplikasi lainnya, seperti
edema paru, perdarahan spontan, hiperpireksia ( suhu tubuh di atas
40OC dan sepsis ).
9. Pengobatan
Berdasarkan pedoman penatalaksanaan kasus malaria di Indonesia
Departemen Keshatan RI tahun 2006, obat anti malaria dapat digolongkan
di lihat pada table 1.4 sebagai beriku :
Susunan Kimia
Alkoloid chinchona
Nama obat
Kina
19
b
c
d
f
4 - aminoquinoline
8 - aminoquinoline
Diaminoprimidin
Sulfanamida
Cloroquine aminoquinoline
Primaquine
Pirimetamin
Sulfadoksin, sulfadiazine, sulfalen
b.
c.
d.
e.
2)
Primaquine ( primakuin )
Kina
2)
20
b.
c.
3.
21
BAB III
PE M B AH AS AN
A.
Pengkajian
Selama melakukan pengkajian pada klien dan keluarga, penulis tidak
banyak menemukan kesulitan dan hambatan, dalam memperoleh identitas
klien, riwayat kesehatan sekarang, keadaan lingkungan dan data laboratorium.
Demikian pula dalam pengumpulan
teknik observasi dan pemeriksaan fisik.
22
Identitas Klien
Identitas yang diperoleh dari klien, penulis tidak menemukan
hambatan karena klien tidak menutup nutupi keadaan dirinya. Hal ini
disebabkan oleh karena adanya pendekatan dengan cara memperkenalkan
diri dan menjelaskan maksud dari pada pengkajian dan komunikasi yang
baik terhadap klien, sehingga klien mau bekerja sama dan terbuka dalam
menghadapi masalahnya.
2.
3.
23
Keadaan lingkungan
Secara teoritis bahwa siklus hidup parasit malaria di daerah antara pantai
dan rawa rawa, Tanjung uban merupakan tempat endemis malaria
dimana klien bertempat tinggal di Tanjung uban.
5.
Data Fisik
Dari data fisik yang ditemukan, sebagian besar gejala yang ada diteoritis
ditemukan pada kasus kecuali peningkatan suhu tubuh yang merupakan
ciri khas dari penyakit malaria.
6.
Data laboratorium
Menurut teoritis pada klien dengan malaria di sebutkan bahwa terjadi
peningkatan leukosit, penurunan hemoglobin, penurunan hematokrit,
plasmodium positif, tetapi pada kasus ini hanya ditemukan plasmodium
positif sedangkan leukosit, hemoglobin
normal.
B.
kemudian
penulis
menentukan
dan
menegakkan
diagnosa
24
b.
Gangguan
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
yang
d.
e.
Diagnosa keperawatan yang tidak sesuai dengan teoritis yaitu diagnosa no. 4
perubahan pola tidur berhubungan dengan hospitalisasi dan nyeri kepala
sedangkan diagnosa keperawatan lain yang tidak muncul karena data data
baik subyektif maupun objektif belum penulis temukan pada klien saat ini.
C.
Tahap Perencanaan
Dalam perencanaan kasus semuanya sesuai dengan perencanaan pada
tinjauan teoritis, hanya pada diagnosa perubahan pola tidur berhubungan
dengan hospitalisasi dan nyeri kepala, penulis harus mencari literature yang
cukup sehingga penulis dapat menyusun rencana tindakan dalam mengatasi
masalah klien yang sesuai dengan teoritis.
Pada diagnosa gangguan rasa nyaman; nyeri kepala berhubungan
dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
dengan teoritis, hambatan yang dihadapi yaitu klien masih tetap pusing kalau
tidak minum obat analgetik sehingga penulis harus melakukan kolaborasi
dengan tim medis dalam kasus ini. Pada diagnosa nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang kurang ( mual, anoreksia )
perencanaan sesuai dengan teoritis dimana penulis tidak menghadapi
hambatan yang berarti
Pada diagnosa intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
umum perencanaan sesuai dengan teoritis, aktivitas dilakukan secara bertahap.
Pada diagnosa perubahan pola tidur berhubungan dengan hospitalisasi dan
25
Tahap Implementasi
Tahap ini adalah tahap kerja bagi penulis, rencana yang telah di susun
diterapkan langsung pada klien dalam bentuk studi kasus untuk memecahkan
masalah yang dialami klien. Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada
klien ny.S dengan malaria tertiana ruang rawat inap P Mangkai RSAL Dr
Midiyato. S Tanjungpinang, penulis masih menemukan beberapa hambatan
anatara lain .
a.
b.
26
BAB IV
P ENUTUP
1.
Kesimpulan
Setelah penulis menguraikan beberapa Bab mengenai asuhan
keperawatan pada klien dengan kasus malaria tertiana yang dimulai dari
pengkajian sampai dengan tahap evaluasi di ruang rawat Inap P. Mangkai
RSAL Dr. Midyato.s Tanjungpinang pada tanggal 13 April 2015 sampai
dengan 16 April 2015, maka dengan ini penulis dapat menarik kesimpulan
sesuai dengan tahap tahap sebagai berikut :
1. Dalam Melakuan pengkajian, penulis tidak menemukan kesulitan karena
sebelumnya sudah terjalin hubungan dengan baik antara penulis dengan
klien , keluarga serta tim kesehatan yang lainnya, sehingga memudahkan
penulis dalam mendapatkan data baik data subjektif, objektif atau data
data penunjang lainnya.
2. Untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien, perlu disusun beberapa
tindakan dengan menerapkan rencana tindakan yang sesuai dengan
prioritas masalah yang ditemukan dan bertujuan untuk mengatasi masalah
kesehatan klien.
3. Dalam melakukan implementasi keperawatan terhadap klien di usahakan
tindakan di sesuaikan dengan perencanaan yang telah disusun dan kerja
sama antara perawat, klien, keluarga dan tim kesehatan lainya. Namun
demikian tidak semua perencanaan dapat dilakukan terhadap klien karena
disesuaikan dengan keadaan klien dan fasilitas yang ada.
27
2.
Saran
Adapun saran saran yang dapat penulis berikan dalam usaha keperawatan
pada klien malaria tertiana ini adalah :
1. Diharapkan kepada perawat dalam melaksanakan pengkajian dan asuhan
keperawatan pada klien, hendaknya dilakukan dengan cara pendekatan
serta hubungan saling percaya sehingga tujuan yang dicapai sesuai dengan
yang diharapkan
2. Dalam
melaksanakan
rencana
tindakan
keperawatan
diharapkan
terjalinnya kerja sama antara perawat dengan klien, keluarga dan tim
kesehatan lainnya serta tersedianya fasilitas untuk melaksanakan tindakan.
3. Perawat hendaknya dapat membuat rencana keperawatan yang matang
sesuai dengan prioritas agar masalah klien teratasi dan memberikan asuhan
keperawatan secara komprenhensif yang meliputi kebutuhan bio,
psiko,social dan spiritual.
4. Masalah keperawatan yang belum tercapai hasil yang diharapkan
diperlukan kelanjutan oleh perawat perawat yang lain agar hasil yang
telah ditetapkan dapat tercapai.
5. Pentingnya memberikan penjelasan pada klien tentang proses penyakit,
penyebab, pencegahan penyakit serta komplikasi akibat malaria agar klien
melakukan control ulang
6. Perawat hendaknya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar
dapat memberikan pelayanan yang professional pada klien.
28
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes. Marilynnn E. dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jalarta :
EGC.
Mansjoer, Arief, et al. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta : Media
Aesulapius.
Price A. Sylvia, Lorraine M. Wilson. 1995. Patofisiologi Edisi 4. Jakarta : EGC
Hhtp://www.Infeksi.Com/malaria
29
MAKALAH
iii
MALARIA
DISUSUN OLEH :
RIKO DWI PUTRA
NIM : 071311044
Dosen Pembibing :
Nur Meity S. A, S. Kep, Ns, M. Kep, CWT
30
Segala puji dan syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul
Malaria.
Dalam penulisan makalah ini penulis menemukan kesulitan, namun berkat
bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat
menyelesaikan Makalah ini sesuai dengan waktu yang diberikan. Untuk itu pada
kesempatan ini dengan segala kerendahan hati izinkanlah saya untuk
menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih kepada yang terhormat :
1. Drs. Heri Priatna, S.StFT.,SKM.,MM., selaku Direktur Akademi
Keperawatan Hang Tuah Tanjungpinang.
2. Nur Meity S. A, S. Kep, Ns, M. Kep, CWT, selaku dosen pembimbing.
3. Rekan rekan seperjuangan angkatan 7 Stikes Hang Tuah Tanjungpinang,
Yang telah memberikan dukungan , semangat, bantuan dan kerja sama
dalam membuat makalah.
Penulis menyadari Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun
demi kesempurnaan. Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua khususnya profesi keperawatan.
31
Penulis
Latar Belakang
Tujuan Penulisan
Metode Penulisan
Ruang Lingkup
Sistematika Penulisan
1
2
3
5
5
7
7
8
8
10
12
13
15
17
18
19
Pengkajian.............................................................................................
Tahap Diagnosa Keperawatan..............................................................
Tahap Pencegahan.................................................................................
Tahap Implementasi..............................................................................
21
23
24
25
BAB IV : PENUTUP
1. Kesimpulan................................................................................................ 26
2. Saran.......................................................................................................... 27
32
ii