Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHA KEPERAWATAN

PADA An. A DENGAN DIAGNOSA MEDIS MALARIA DI


RUANG FLAMBOYAN RSUD dr. DORIS SYLVANUS
PALANGKA RAYA

Disusun Oleh :

Mia Yohana
(2017.C.09a.0899)

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2019/2020

2
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan ini disusun oleh :


Nama : Mia Yohana
NIM : 2017.C.09a.0899
Program Studi : Sarjana Keperawatan
Judul : Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Pada An. A
Dengan Diagnosa Medis Malaria di ruang Flamboyan Rsud dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya.

Telah melakukan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk


menyelesaikan Praktik Pra Klinik Keperawatan III Program Studi Sarjana
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

Asuhan Keperawatan ini telah disetujui oleh :

Pembimbing Akademik

Nia Pristina, S.Kep.,Ners

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Pada An. A Dengan
Diagnosa Medis Malaria di ruang Flamboyan Rsud dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya. “ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan
Pada An. A Dengan Diagnosa Medis Malaria di ruang Flamboyan Rsud dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca,
Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Pada An. A Dengan Diagnosa
Medis Malaria di ruang Flamboyan Rsud dr. Doris Sylvanus Palangka Raya agar
menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman
kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penulisan Asuhan
Keperawatan ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaaan Asuhan Keperawatan ini.

Palangka Raya, 15 Juni 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Konsep Dasar Penyakit 1
1.1.1 Pengertian 1
1.1.2 Anatomi Fisiologi 2
1.1.3 Etiologi 4
1.1.4 Klasifikasi 8
1.1.5 Patofisiologi 9
1.1.6 Manifestasi Klinis 9
1.1.7 Komplikasi 10
1.1.8 Pemeriksaan Penunjang 10
2.1.9 Penatalaksanaan Medis 11
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan 12
2.2.1 Pengkajian Keperawatan 12
2.2.2 Diagnosa Keperawatan 15
2.2.3 Intervensi Keperawatan 16
2.2.4 Implementasi Keperawatan 19
2.2.5 Evaluasi Keperawatan 19
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian 20

3.2 Diagnosa 27

3.3 Intervensi 28

3.4 Implementasi 30

3.5 Eveluasi 30

DAPTAR PUSTAKA

ii
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Konsep Dasar Penyakit


1.1.1 Definisi Malaria
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium
yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia. Penyakit ini
secara alami ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina.Spesies
plasmodium pada manusia adalah, plasmodium falciparum, P. vivax, P. Ovale dan
P. malariae.Jenis Plasmodium yang banyak ditemukan di Indonesia adalah
P.falciparum dan P. vivax, sedangkan P.malariae dapat ditemukan di beberapa
provinsi antara lain: Lampung, NTT dan Papua. P. Ovale pernah ditemukan di
NTT dan Papua. (Depkes RI, 2008)
Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh beberapa jenis parasit
Plasmodium dan disebarkan melalui perantara nyamuk Anopheles betina yang
disebut juga vektor malaria. Pada tahun 2015, hampir setengah dari populasi
penduduk dunia beresiko terkena penyakit malaria. Kasus dan kematian akibat
malaria paling banyak terjadi di Afrika tetapi Asia Tenggara, Amerika Latin, dan
Timur Tengah juga beresiko (World Health Organization, 2017).
Penderita malaria dapat terinfeksi satu atau lebih dari satu jenis parasit
plasmodium (mixed infection). Penyakit malaria biasanya ditandai dengan gejala
demam, menggigil, sakit kepala, mual-muntah dan sakit seperti flu, setiap jenis
malaria dapat muncul gejala yang berbeda. Pada infeksi malaria berat terjadi
anemia berat akibat hemolisis, sulit bernafas, gula darah rendah, penurunan
kesadaran, kejang, koma, atau kelainan neurologis.
1.1.2 Anatomi Fisiologi

Hepar Limpa

1
2

1.1.2.1 Limfa
Limfa merupakan organ limfoid terbesar dan terletak di bagian depan dan
dekat punggung rongga perut di antara diafragma dan lambung. Secara anatomis,
tepi limfa yang normal berbentuk pipih.
Fungsi limfa yaitu mengakumulasi limfosit dan makrofaga, degradasi
eritrosis, tempat cadangan darah dan sebagai organ pertahanan terhadap infeksi.
Partikel asing yang masuk ke dalam darah.
Limpa di bungkus oleh kapsula. Yang terdiri dari atas 2 lapisan yaitu: satu
lapisan jaringan penyokong yang tebal dan satu lapisan otot halus. Perpanjangan
kapsula ke dalam parenkim limpa disebut trabekula. Trabekula mengandung
arteri, vena, saraf, dan pembuluh limfe. Parenkim limpa disebut pulpa yang terdiri
atas pulpa merah dan pulpa putih. Pulpa merah berwarna merah gelap pada potong
limpa segar. Pulpa merah terdiri atas sinusoid limpa. Pulpa putih tersebar dalam
pulpa merah, berbentuk oval dan bewarna putih. Pulpa putih terdiri atas
pariarteriolar lymphoid sheats (PALS), folikel limfoid dan zona marginal. Folikal
limfoid umumnya tersusun atas sel limfosit B, makrofag, dan sel debri.
1.1.2.2 Hepar
Hepar merupakan kelenjar terbesar pada tubuh yang berbentuk baji yang
dibungkus oleh jaringan ikat (Glisson’s Capsule), beratnya 1500 gram (1200-1600
gram dan menerima darah 1500 ml permenit), serta mempunyai fungsi yang
sangat banyak. Fungsi hepar terutama dapat dibagi menjadi tiga diantara lain
dapat memproduksi dan sekresi empedu, berperan dalam metabolisme
karbohidrat, lemak, protein, serta berperan dalam filtrasi darah, mengeliminasi
bakteri dan benda asing yang masuk peredaran darah dari saluran pencernaan.
Hepar merupakan satu-satunya organ yang bisa meregenerasi sendiri, jika salah
satu bagian diangkat maka sisanya dapat tumbuh kembali ke besar dan bentuk
semula.
Hepar mempunyai dua facies (permukaan) yaitu:
1. Facies diaphragmatika
2. Facies visceralis (inferior)
1.1.3 Etiologi
3

Penyebab penyakit malaria adalah parasit malaria, suatu protozoa


dari Genus Plasmodium.Parasit tersebut menyebar ke manusia melalui
gigitan nyamuk Anopheles, yang disebut vektor malaria. Sampai saat ini
dikenal 4 jenis spesies plasmodium penyebab malaria pada manusia, yaitu
(CDC, 2013):
1.1.3.1 Plasmodium falciparum, adalah parasit malaria yang ditemukan di daerah
tropis dan subtropis di dunia. Diperkirakan setiap tahunnya ada 1 juta
orang yang terbunuh akibat parasit ini, terutama di Afrika. Plasmodium
falciparum adalah penyebab malaria tropika yang sering menyebabkan
malaria yang berat, karena memiliki kemampuan melipat ganda secara
cepat dalam darah sehingga dapat menyebabkan anemia. Selain itu
Plasmodium falciparum dapat menyumbat pembuluh darah kecil. Ketika
ini terjadidi otak akan menyebabkan malaria serebral dengan komplikasi
yang dapatberakibat fatal (kematian).
1.1.3.2 Plasmodium vivax, adalah parasit malaria penyebab malaria tertiana yang
kebanyakan ditemukandi Asia, Amerika Latin, dan beberapabagian di
Afrika. Karena padatnya penduduk terutama di Asia menyebabkan
Plasmodium vivax merupakan parasit malariayang paling umum
ditemukan pada manusia. Plasmodium vivax memiliki tahapan dormansi
dalam hati (hypnozoites) yang dapataktif dan menyerang darah (relapse)
dalam beberapa bulan atau tahun setelah gigitan nyamuk yang terinfeksi.
1.1.3.3 Plasmodium malariae, adalah penyebab malaria quartana yang ditemukan
di seluruh dunia. Plasmodium malariae adalah satu-satunya spesies parasit
malaria pada manusia yang memiliki siklus quartan (siklus tiga hari), 10
sedangkan tiga spesies lainnya memiliki siklus tertian (siklus dua hari).
Infeksi Plasmodium malariae mampu bertahan dalam waktu yang lama
jika tidak diobati. Dalam beberapa kasus, infeksi kronis dapat berlangsung
seumur hidup. Pada beberapa pasien kronis yang terinfeksi.
1.1.3.4 Plasmodium ovale dapat menyebabkan komplikasi yang serius seperti
sindrom nefrotik. Plasmodium ovale, adalah parasit malaria yang
menyebabkan malaria ovale tetapi jenis ini jarang dijumpai. Plasmodium
ovale banyak ditemukandi Afrika(terutama Afrika Barat) dan pulau-pulau
4

di Pasifik Barat. Plasmodium ovale secara biologis danmorfologis sangat


mirip dengan Plasmodium vivax. Plasmodium ovale dapat menginfeksi
individu yang negatif untuk golongan darahduffy (salah satu
penggolongan darah selain ABO dan Rh) sedangkan Plasmodium vivax
tidak. Golongan darah duffy banyak ditemukan pada penduduk Sub-
Sahara Afrika. Hal ini menjelaskan prevalensi infeksi Plasmodium ovale
banyak terjadi di sebagian besarAfrika.
1.1.4 Klasifikasi
1.1.4.1 Malaria Falsiparum
Disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Gejala demam timbul
intermiten dan dapat kontinyu. Jenis malaria ini paling sering menjadi
malaria berat yang menyebabkan kematian.
1.1.4.2 Malaria Vivaks
Disebabkan oleh Plasmodium vivax. Gejala demam berulang
dengan interval bebas demam 2 hari. Telah ditemukan juga kasus malaria
berat yang disebabkan oleh Plasmodium vivax.
1.1.4.3 Malaria Ovale
Disebabkan oleh Plasmodium ovale. Manifestasi klinis biasanya
bersifat ringan. Pola demam seperti pada malaria vivaks.
1.1.4.4 Malaria Malariae
Disebabkan oleh Plasmodium malariae. Gejala demam berulang
dengan interval bebas demam 3 hari.
1.1.5 Patofisiologi
Patofisiologi pada malaria belum diketahui dengan pasti. Berbagai
macam teori dan hipotesis telah dikemukakan. Perubahan patofisiologi
pada malaria terutama berhubungan dengan gangguan aliran darah
setempat sebagai akibat melekatnya eritrosit yang mengandung parasit
pada endotelium kapiler
Perubahan ini cepat reversibel pada mereka yang dapat tetap hidup
(survive). Peran beberapa mediator humoral masih belum pasti, tetapi
mungkin terlibat dalam patogenesis terjadinya demam dan peradangan.
Skizogoni eksoeritrositik mungkin dapat menyebabkan reaski leukosit dan
5

fagosit, sedangkan sporozoit dan gametosit tidak menimbulkan perubahan


patofisiologi
WOC MALARIA 8
Gigitan Nyamuk

Plasmodium Malariaec Plasmodium Vivak Plasmodium Ovale Plasmodium Falciparum

Menginfeksi Eritrosit Menginfeksi Eritrosit Menginfeksi Eritrosit Menginfeksi Eritrosit

Granula coklat tua sampai Gametosit berbentuk oval


hitam dan kadang berbentuk hampir memenuhi seluruh Infeksi menyebabkan
Bentuk menjadi oval/
seperti pita eritrosit, kromatin ekstentris eritrosit mengandung
ireguler dan fibriated
piggmen kuning parasit
Masa inkubasi 12-14hr
Masa inkubasi 12-16hr Menghasilkan banyak
Masa inkubasi 12-17hr tonjolan untuk melekat
pada endotel dinding
kapiler

Malaria Masa inkubasi 10-12hr Obstruksi trombosis

B1 B2 B3 B4 B5 B6

Eritrosit pecah Eritrosit pecah Suplai O2 ke otak Produksi darah ke Mual muntah
menurun ginjal tiagdak Adanya rasa panasdan lemas
terpenuhi
Anoreksia
HB tubuh Suplai O2
berkurang Saraf terganggu
keseluruh tubuh
Penurunan BB turun Gangguan pergerakan
menurun
produksi urin
O2 darah Timbul
berkurang asietas,
Kebutuhan MK: Gangguan
MK: O2 kacau MK: MK: Gangguan pemenuhan MK:
MK:Gang Perubahan keseluruh mental, Penurunan pola eliminasi nutrisi Intoleransi
guan perfusi tubuh tidak disorientasi tingkat Aktivitas
pertukara jaringann terpenuhi deliriu
n gas (koma)
9

1.1.6 Mnisfetasi Kiniis ( Tanda dan Gejala)


Adapun tanda dan gejala dari penyakit malaria adalah:
1.1.6.1 Demam
Demam khas malaria terdiri atas 3 stadium, yaitu;
1. Menggigil (15 menit- 1 jam )
2. Pucat demam (2-6 jam)
3. Berkeringat (2-4 jam)
1.1.6.2 Kejang-kejang
Pasien/penderita malaria akan mengalami kejang karena suhu yang tinggi
(40-41 C)
1.1.6.3 Anemia
Pengrusakan eritrosit oleh parasit, hambatan eritropelesis sementara
penghambatan pengeluaran retikolosis dan pengaruh sitoksin. Menyebabkan
suplai darah berkurang.
1.1.6.4 Nafas sesak
Pada penderita malaria, adanya nyeri dada menyebabkan nafas penderita
menjadi sesak.
1.1.6.5 Gangguan kesadaran
Keadaan yang mencerminkan pengintegrasian impuls aferen dan impuls
eferen.
1.1.6.6 Hilangnya nafsu makan
Gejala malaria berdasarkan jenis malaria:
1. Gejala malaria vivax(M.benigna/tertiana)
1) Demam ringan
2) Keringan dingin dan menggigil
3) Masa inkubasi 12-1 hari
4) Limfa akan terasa pada minggu ke dua
5) Oedema tungkai
6) Terjadinya relaps
2. Gejala malaria falcifarum (M.tropica)
10

1) Demam tinggi
2) Anemia
3) Suhu tubuh naik bertahap
4) Inkubasi 9-14 hari
5) Nyeri tungkai
6) Lesu
3. Gejala malaria malariae (M.quartana)
1) Serangan menyerupai malaria vivax
2) Oedema
3) Selang waktu setiap 72 jam
4) Masa inkubasi 18-40 hari
4. Gejala malaria ovale
1) Masa inkubasi 11-16 hari
2) Pucat
1.1.7 Komplikasi
Adapun komplikasi dari penyakit malaria adalah:
1.1.7.1 Malaria serebral (koma)
Suatu akut ensepalopati yang menurut WHO defenisi malaria serebral
memenuhi 3 kriteria yaitu: koma yang tidak dapat dibangunkan atau koma yang
menetap >30 menit setelah kejang disertai adanya plasmodium falciparum yang
dapat ditunjukkan dan penyebab lain akut ensefalopati telah disingkirkan.
1.1.7.2 Anemia berat (hb <10.000)
Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah dalam merah dalam
darah akibat dari berkurangnya jumlah darah, badan terasa lemah dan cepat lelah.
1.1.7.3 Gagal ginjal akut
Gagal jantung adalah keadaan jantung yang memberikan sindrom klinik
akibat ketudakmampuan jantung memompakan darah secara adekuat untuk
memenhi kebutuhan metabolisme badan meskipun aliran balik masih baik.
1.1.7.4 Edema paru
11

Edema (oedema) atau sembab adalah meningkatnya volume cairan


ekstraseluler dan ekstravaskuler (cairan interstitium) yang disertai dengan
penimbunan cairan abnormal dalam sela-sela jaringan dan rongga serosa (jaringan
ikat longgar dari rongga badan) edema dapat bersifat setempat (lokal) dan umum
(general).
1.1.7.5 Kelainan Hati
Kelainan hati disebabkan karena tergangguanya fungsi hati dalam
menetralisir zat toksik.
1.1.7.6 Hipogmikemia
Keadaan dimana kadar glukosa darah < 60 mg/dl atau kadar glukosa darah
< 80 mg / dl.
1.1.8 Pemeriksaan Penunjang
1.1.8.1 Pemeriksaan tes darah
Pemeriksaan mikroskopik darah tepi untuk menemukan adanya
pemeriksan darah tepi. pemeriksaan satu kali dengan hasil (-) tidak
mengenyampingkan diagnosa malaria pemeriksaan darah tepi 3x dan hasil
negative maka diagnosa malaria dapat dikesampingkan
Adapun pemeriksaan darah tepi dapat dilakukan:
1) Tetesan preparat darah tebal
2) Tetesan preparat darah tipis
1.1.8.2 Tes antigen (p-f test)
Mendeteksi antigen apakah plasmodium falciparum atau plasmodium
vivax.
1.1.8.3 Tes serologi
Teknik indirect fluorescent antibody test adanya antibody spesifik.
1.1.8.4 Pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction)
Tes DNA untuk meneliti jumlah parasit yang terdapat dalam tubuh
1.1.9 Penatalaksanaan Medis
Tujuan pengobatan adalah penyebuhan penderita, mencegah kematian,
mencegah komplikasi dan relaps.
12

1.1.9.1 Pemberian obat;


Obat yang ideal, obat yang memenuhi syarat:
1. Membunuh semua parasit dan stadium
2. Mudah cara pemberiannya
3. Harga murah dan terjangkau
4. Efek samping sedikit
Ada beberapa jenis obat umum:
1. Golongan astemisinin
1) Artesunant
2) Arte meter
3) Artemisinin
4) Artheeter
5) Dehidraastemisinin
2. Golongan ACT (Artemisin base combination therapy)
1) CO-Artem
2) Artekin
3. Pengobatan malaria dengan obat-obatan non ACT
1) Klorokuin disfufat
2) Sulfa doksia
3) Kina sulfat danPrimakuin
2.1 Manajemen Keperawatan
2.1.1 Pengkajian
2.1.1.1 Pengumpulan Data
1. Identitas
Pada pasien malaria, sebagian besar sering terjadi pada anak-anak
usia 1-4 tahun dan 5-10 tahun, tidak terdapat perbedaan jenis kelamin
tetapi kematian sering pada anak perempuan.
2. Keluhan utama
13

Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien Malaria untuk datang


ke Rumah Sakit adalah menggigil, berkeringat dingin, seka nafas dan anak
tampak pucat.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
a. Didapatkan adanya keluhan esak nafas yang disertai menggigil, dan
saat demam kesadaran komposmentis dan pucat.
b. Kadang-kadang disertai dengan gangguan kesadaran dan hilangnya
nafsu makan.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat kesehatan dalam keluarga perlu dikaji kemungkinan ada
keluarga yang sedang menderita Malaria.
b. Kondisi lingkungan rumah dan komunitas
Mengkaji kondisi lingkungan disekitar rumah seperti adanya
genangan air didalam bak dan selokan-selokan yang dapat
mengundang adanya nyamuk.
c. Perilaku yang merugikan kesehata
Perilaku buruk yang sering berisiko menimbulkan terkena penyakit
malaria adalah kebiasaan hidup kurang bersih.
d. Tumbuh kembang
Mengkaji mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai
dengan tingkat usia, baik perkembangan emosi dan sosial.
e. Imunisasi
Yang perlu dikaji adalah jenis imunisasi dan umur pemberiannya.
Apakah imunisasi lengkap, jika belum apa alasannya.
5. Pemeriksaan Fisik
Secara umum pasien terlihat sangat sakit, terdapat perubahan status
kesadaran yang semakin menurun sesuai dengan tingkat keaktifan
kuman dalam tubuh. TTV biasanya mengalami perubahan seperti
takikardia, hipertermi, peningkatan frekuensi napas, dan penurunan
tekanan darah.
14

a. Bl (Breathing)
Fungsi pernapasan biasanya tidak ada masalah, tetapi pada malaria
falcifarum dengan komplikasi akan didapatkan adanya perubahan
takipnu dengan penurunan kedalaman pernapasan, serta napas pendek
pada istirahat dan aktivitas.
b. B2   (Blood)
Pada fase demam akan didapatkan takikardia, tekanan darah
menurun, kulit hangat, dan diuresis (diaforesis) karena vasodilatasi.
Pucat dan lembap berhubungan dengan adanya anemia, hipovolemia,
dan penurunan aliran darah. Pada pasien malaria dengan komplikasi
berat sering didapatkan adanyatanda-tanda syok hipovolemik dan
tanda DIC.
c. B3 (Brain) 
Sistem neuromotorik biasanya tidak ada masalah. Pada beberapa
kasus pasien terkihat gelisah dan ketakutan. Pada kondisi yang lebih berat
akan didapatkan adanya perubahan tingkat kesadaran dengan manifestasi
disorientasi, delirium, bahkan koma. Pada beberapa kasus pasien dengan
adanya perubahan elektrolit sering didapatkan adanya kejang.
d. B4 (Bladder)
Sistem perkemihan biasanya tidak masalah, tetapi pada saat fase
demam didapatkan adanya penurunan produksi urine, sedangkan pada fase
lanjut didapatka adanya poliuri sekunder dari perubahan glukosa darah.
e. B5 ( Bowel)
Pada inspeksi didapatkan gangguan pencernaan, seperti mual dan
muntah, diare atau konstipasi. Pada auskultasi didapatkan penurunan
bising usus. Pada perkusi didapatkan adanya timfani abdomen. Pada
palpasi abdomen sangat sering didapatkan acaura splenomegali.
f. B6   ( Bone)
Pada pengkajian integumen didapatkan adanya tanda-tanda anemia
dan ikterus. Pada pemeriksaan muskuloskeletal didapatkan adanya
15

keletihan dan kelemahan fisik umum,malaise, dan penurunan kekuatan


otot.
1.1.1 Diagnosa Keperawatan
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan HB dalam darah
(D.0005;26)
2. Hipovolemia berhubungan dengan output berlebih sekunder terhadap
muntah dan berkeringat banyak (D.0023;64)
3. Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan tidak nafsu makan (D.0032;81)
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik ( D.0056;128)
16

1.1.2 Intervensi
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan-Kriteria Intervensi Rasional
1. Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan 1. Obsevasi tanda-tanda vital 1. Indikator status
berhubungan dengan keperawatan selama 3x7
pasien respiratori
penurunan HB dalam jam, pola nafas anak dalam
darah rentang normal dengan 2. Atur posisi semi powler 2. Meningkatkan ekspansi
kriteria hasil :
3. Anjurkan/ ajarkan klien untuk paru dan memaksimalkan
1. Pola nafas kembali
normal. megurangi aktivitas/ istirahat oksigenasi kebutuhan
2. HB normal
4. Lakukan transfusi (HB) seluler
5. Kolaborasi pemberian oksigen 3. Mengurangi kebutuhan
O2 terhadap jaringan
4. Memenuhi jumlah HB
dalam darah dan
meningkatkan transport O2
ke jaringan
5. Memaksimalkan
transpor O2 ke jaringan
2. Hipovolemia berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. observasi tanda-tanda vital 1. Untuk mengetahui normal
dengan output berlebih keperawatan selama 3x7 pasien tanda-tanda vital pasien
sekunder terhadap muntah jam, Suhu tubuh anak dalam 2. monitor status sirkulasi, warna 2. Untuk mengetahui normal
dan berkeringat banyak rentang normal dengan kulit, turgor kulit, rite nadi status sirkulasi, warna
kriteria hasil : dan CTR. kulit, turgor kulit, rite nadi
1. Tidak muntah 3. Monitor intake dan output dan CTR.
2. Berkeringat normal atau cairan 3. Untuuk mengetahui intake
17

tidak kekurangan cairan. 4. Patau cairan penetral dengan dan output cairan
elektrolit, antibiotic dan 4. Untuk mengatasi dehidrasi
vitamin. pasien
5. Kolaborasi berikan cairan 5. Untuk mengatasi
penetra sesuai indikaai kekurangan cairn pada
tubuh pasien

3. Resiko defisit nutrisi Setelah diberikan tindakan 1. Observasi asupan nutrisi 1. Membantu memonitor
keadaan pasien
berhubungan dengan tidak selama 3x8 jam diharapkan 2. Timbang berat badan
2. Membantu memonitor
nafsu makan kebutuhan nutrisi pasien 3. Ajarkan pengaturan diet yang perkembangan berat badan
pasien
terpenuhi dengan kriteria tepat
3. Membantu meningkatkan
hasil: 4. Kolaborasi dengan ahli gizi kebutuhan energy
4. Menentukan makanan yang
1. BB meningkat 5. Edukasi pengetahuan kesehatan
sesuai dengan klien
2. Nafsu makan meningkat tentang program diet dan 5. Memberikan informasi dan
mengurangi komplikasi
3. IMT normal penyakit

4. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi kemampuan klien 1. Mempengaruhi pilihan
berhubungan dengan keperawatan, 3x8 jam untuk melakukan tugas intervensi/bantuan
kelemahan diharapkan kebutuhan rasa normal, catat laporan 2. Indikator pemberian
aman dan nyaman pasien kelelahan, keletihan, dan bantuan kebutuhan
terpenuhi dengan kesulitan 3. Manivestasi
Kriteria Hasil : 2. Monitoor kekuatan otot kardiopulmonal dari upaya
1. Dapat beraktivitas
3. Monitor TTV selama aktivitas jantung dan paru untuk
dengan noral
18

2. Tidak lemah lagi dan 4. Berikan lingkungan tenang membawa jumlah O2


kekuatan otot kembali
5. Berikan bantuan dalam adekuat ke jaringan
normal
aktivitas bila perlu, 4. Meningkatkan istirahat
mungkinkan klien untuk 5. Membantu bila perlu,
melakukan sendiri untuk meningkatkan harga
6. Anjurkan klien untuk diri bila klien melakukan
menghentikan aktivitas bila
sendiri
palpitasi, nyeri dada, napas
sesak, kelemahan dan pusing 6. Regangan/stress
terjadi.
kardiopulmonal
berlebihan/stress da[at
menimbulkan
dekompensasi/kegagalan
19

1.1.3 Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan. Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien terkait
dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan
untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang
muncul dikemudian hari.Untuk kesuksesan pelaksanaan implementasi
keperawatan agar sesuai dengan rencana keperawatan, perawat harus mempunyai
kemampuan kognitif (intelektual), kemampuan dalam hubungan interpersonal,
dan keterampilan dalam melakukan tindakan. Proses pelaksanaan implementasi
harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi
kebutuhan keperawatan, strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan
komunikasi.
1.1.4 Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan
yg menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Perawat dapat memonitor kealpaan yg
terjadi selama tahap pengkajian, diagnosa, perencanaan, dan pelaksanaan
tindakan.
20

BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian
Pengkajian Tanggal 15 Juni 2020 Pukul 11.50 WIB
2.1.1 Identitas pasien
Nama Klien : An. A
TTL : Palangka Raya, 21 Februari 2019 (1 th 3 bln 8
hari)
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen
Suku : Dayak
Pendidikan : Belum sekolah
Alamat : Palangka Raya
Diagnosa medis : Malari
2.1.2 Identitas penanggung jawab
Nama Klien : Tn. J
TTL : Palangka Raya, 24 April 1990
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen
Suku : Dayak
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Palangka Raya
Hubungan keluarga : Ayah/ Orang tua pasien
2.1.3 Keluhan utama
Orang tua pasien mengatakan pasien demam.
2.1.4 Riwayat kesehatan
2.1.4.1 Riwayat kesehatan sekarang
Pada hari Kamis, 13 Juni 2020 pukul 06.25 WIB, pasien dibawa ke RSUD
dr. Doris Sylvanus karena demam tinggi, muntah-muntah 2x, tidak nafsu makan
dan tampak lemas. Orang tua pasien mengatakan 1 hari yang lalu pasien deman
dan orang tua pasien memberi pasien obat paracetamol yang dibeli di warung
21

terdekat untuk menurunkan demam anaknya. Demam pasien sempat menurun,


setelah 5 jam diberi obat pasien kembali demam menggigil disertai muntah-
muntah 4x dan tampak lemas. Pasien kemudian dibawa ke UGD RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya untuk mendapatkan penanganan. Saat dikaji suhu tubuh
pasien 40OC, di UGD pasien diberi penanganan pemasangan infus PCT 1x 6 jam
(50ml) 10tpm kemudian diganti dengan infus KA-EN 4B 6 tpm ditangan sebelah
kanan. Pasien dirawat di UGD selama 1 malam untuk mendapat pemeriksaan dan
perawatan lebih lanjut pasien dipindah kan ke ruangan rawat inap Flamboyant.
2.1.4.2 Riwayat kesehatan lalu
1) Riwayat prenatal : Selama hamil ibu periksa rutin kehamilannya di
Puskesmas.
2) Riwayat natal : lahir normal, BBL : 3,8 kg
3) Riwayat postnatal : Anak diberikan ASI oleh ibu dan mendapat
Imunisasi Hepatitis B.
4) Penyakit sebelumnya : Tidak ada penyakit sebelumnya
5) Imunisasi
Jenis BCG DPT Polio Campak Hepatiti TT
s
Usia 1 bulan 2,3,4 1,2,3,4 9 bulan 2,3,4 2 bulan
bulan bulan bulan
2.1.4.3 Riwayat kesehatan keluarga
Orang tua pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan
Susunan genogram 3 (tiga) generasi :

Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

: Tinggal bersama
22

2.1.5 Pemeriksaan fisik


2.1.5.1 Keadaan umum :
Pasien tampak terbaring ditempat tidur, pasien tampak lemah dan
terpasang infus KA-EN 4B 6 tpm ditangan sebelah kanan, pasien berbaring
dengan posisi telentang, kesadaran composmentis, tanda vital pasien nadi :102
x/mnt dan suhu : 38,9 ˚C, kulit teraba hangat.
2.1.5.2 Kepala dan wajah
Ubun-ubun pasien menutup, keadaan cekung, tidak ada kelainan, warna
rambut hitam, tidak ada rontok, tidak mudah dicabut dan tidak kusam, keadaan
kulit kepala bersih, tidak ada ketombe, tidak ada peradangan dan benjolan, bentuk
mata simetris, konjungtiva putih pucat, anemis, skelera putih, reflek pupil normal,
ketajaman penglihatan baik, bentuk telinga simetris, tidak ada serumen/secret,
tidak ada peradangan, ketajaman pendengaran baik, bibir kering, bentuk hidung
simetris, tidak ada serumen/secret, fungsi penciuman baik, tidak ada carries,
jumlah gigi 8 gigi (4 gigi atas, 4 gigi bawah).
2.1.5.3 .Leher dan tengorokan
Bentuk leher dan tengorokan simetris, reflek menelan baik, tidak
ada pembesaran tonsil, tidak pembesaran vena jugularis, tidak ada
benjolan, tidak ada peradangan
2.1.5.4 Dada
Bentuk data simetris, tidak ada retraksi dada, bunyi nafas
vesikuler, tipe pernafasan dada, bunyi jantung S1-S2, tunggal,
tidak ada iktus cordis, tidak ada bunyi tambahan, tidak ada nyeri dada,
keadaan payudara simetris, bentuk punggung simetris, tidak ada
peradangan, tidak ada benjolan
2.1.5.5 Abdomen
Bentuk abdomen simetris, bising usus 15x/menit, tidak ada asites
, pergerakan/ tonus otot baik, tidak ada oedem, tidak ada sianosis,
tidak ada clubbing finger, keadaan kulit/turgor kering/kembali >2 detik
2.1.5.6 Genetalia
Kebersihan baik, keadaan testis lengkap
Keluhan lainnya tidak ada
23

Masalah Keperawatan : Hipertermia


2.1.5.7 Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
Gizi kurang baik, BB sebelum sakit : 10 kg, BB sesudah sakit :9
kg, IMT Anak: 2n + 8 = (2x1) + 8 = 10, belum dapat mandiri dan bergaul,
motorik halus mengambil benda kecil dengan ujung jari dan telunjuk,
motorik kasar berdiri dan berjalan beberapa langkah, kognitif dan bahasa
dapat menyebutkan 2-3 kata, psikososial dekat dengan orang tua
2.1.5.7 Pola Aktifitas sehari-hari

No Pola kebiasaan Sebelum sakit Saat sakit


1 Nutrisi
a. Frekuensi 2x sehari
b. Nafsu 3x sehari Berkurang (1/4
makan/selera Baik porsi)
c. Jenis makanan Nasi lembek Bubur
2 Eliminasi
a. BAB
Frekuensi 1x sehari 1x sehari
Konsistensi Lembek Lembek
b. BAK
Frekuensi 4x sehari 2x sehari
Konsistensi Khas amoniak Khas amoniak
3 Istirahat/tidur
a. Siang/ jam 3-4 jam 1,5 jam
b. Malam/ jam 9-10 jam 1,5 jam
4 Personal hygiene
a. Mandi Baik, 2x sehari Dilap dengan kain
b. Oral hygiene Baik, 2x sehari basah
Keluhan lainnya tidak ada
Masalah Keperawatan:
1. Defisit nutrisi
2. Risiko ketidakseimbangan cairan
24

2.1.6 Data penunjang


 Laboratorium ( 15 Juni 2020)
No Parameter Hasil Satuan Nilai Normal
1. WBC 7,34 10^3/mm3 4,00-10,00
2. RBC 4,5 10^6/mm3 4,1-5,5
3. HGB 10,6 g/dL 10,5-13,5
4. PLT 254 10^3/mm3 150-450
5. Glukosa- 80 mg/dL <200
sewaktu

2.1.7 Penatalaksanaan Medis


No Obat/Cairan Dosis Rute Indikasi
1. Infus KA-EN 4B 6 tpm IV Digunakan untuk meminimalkan risiko
500cc x hypokalemia dan untuk dehidrasi
33 jam hipertonik pada bayi dan anak usia <3 th
2. Inj. Ranitidine 2x 10 mg IV Digunakan untuk mengobati dan
1x sehari mencegah penyakit perut yang
disebabkan terlalu banyak asam
lambung
3. Inj 3x1 mg IV Digunakan untuk mencegah serta
Ondansentron 1x sehari mengobati mual dan muntah
4. Inj. 2x60 mg IV Digunakan sebagai antibiotic untuk
Metronidazole 1x sehari mengobati berbagai infeksi akibat bakteri
5. Paracetamol 3x 50ml IV Digunakan sebagai obat analgesic dan
antipiretik untuk melegakan sakit kepala
dan menurunkan demam

Palangka Raya, 15 Juni 2020

Mahasiswa,

( Mia Yohana)

2.1.8 Analisis Data

KEMUNGKINAN MASALAH
DATA SUBYEKTIF DAN PENYEBAB
25

DATA OBYEKTIF
1. DS : Orang tua pasien Gigitan nyamuk Hipertermi
mengatakan pasien Anopheles betina
demam tinggi disertai 
muntah-muntah 2x Demam
DO : 
- Pasien tampak Hipertermi
lemas
- Konjungtiva
anemis
- Tanda-tanda vital
S : 38,9 OC
N : 102 x menit
- Terpasang infus
KA-EN 4B 6 tpm
ditangan sebelah
kanan
- Kulit teraba hangat

2. DS : Orang tua pasien Distensi abdomen Defisit nutrisi


mengatakan nafsu 
makan pasien Mual , muntah
berkurang 
DO : Nafsu makan berkurang
- Penurunan berat 
badan Berat badan turun
BB sebelum sakit : 
10 kg Defisit nutrisi
BB sesudah sakit 9
kg
- Porsi makanan
yang dihabiskan ¼
porsi
26

- Pasien tampak
lemas
- Muntah
3. DS: Infeksi parasite Risiko
DO: plasmodium Ketidakseimbangan
- Keadaan kulit  Cairan
kering Kurangnya intake cairan
- Bibir kering 
- Kulit teraba hangat Dehidrasi
- Turgor kulit >2 
detik Risiko
- Pasien tampak ketidakseimbangan
lemas cairan
- Terpasang infus
KA-EN 4B 6 tpm
ditangan sebelah
kanan

2.1.9 Prioritas Masalah


27

1. Hipertermi berhubungan dengan suhu tubuh meningkat ditandai dengan


pasien tampak lemas, konjungtiva anemis, tanda-tanda vital S : 38,9 OC, N :
102 x menit, terpasang infus KA-EN 4B 6 tpm ditangan sebelah kanan dan
kulit teraba hangat
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat ditandai
dengan penurunan berat badan BB sebelum sakit : 10 kg BB sesudah sakit :9
kg, porsi makanan yang dihabiskan ¼ porsi, pasien tampak lemas dan
muntah.
3. Risiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan dehidrasi ditandai
dengan keadaan kulit kering, bibir kering, kulit teraba hangat, turgor kulit >2
detik dan pasien tampak lemas dan terpasang infus KA-EN 4B 6 tpm
ditangan.
28

2.1.10 Rencana Keperawatan

Nama Pasien : An. A


Ruang Rawat : Flamboyant

Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional


1. Hipertermi berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi suhu tubuh 1. Mengetahui peningkatan suhu tubuh,
dengan suhu tubuh keperawatan selama 1x7 jam, memudahkan intervensi
meningkat ditandai dengan Suhu tubuh anak dalam rentang 2. Longgarkan atau lepaskan pakaian 2. Memberikan rasa nyaman dan
pasien tampak lemas, normal dengan kriteria hasil : mengurangi panas.
konjungtiva anemis, tanda- 1. Suhu tubuh antara 36 – 3. Basahi dan kipasi permukaan tubuh 3. Memberikan rasa nyaman dan tidak
tanda vital S : 38,9 OC, N : 37°C merangsang peningkatan suhu tubuh
102 x menit, terpasang 2. Tidak ada perubahan warna 4. Berikan cairan oral 4. Untuk mencegah dehidrasi
infus KA-EN 4B 6 tpm kulit 5. Anjurkan tirah baring 5. Untuk mencegah terjadinya ulkus
ditangan sebelah kanan 6. Kolaborasi : pemberian cairan dan 6. Pemberian cairan sangat penting bagi
dan kulit teraba hangat elektrolit intravena pasien anak dengan suhu tubuh yang
tinggi. Obat antipiretik untuk
menurunkan panas tubuh pasien.
2. Defisit nutrisi Setelah diberikan tindakan 1. Observasi asupan nutrisi 1. Membantu memonitor keadaan pasien
berhubungan dengan selama 1x7 jam diharapkan 2. Observasi hasil pemeriksaan laboratorium 2. Membantu tindakan intervensi
intake yang tidak adekuat kebutuhan nutrisi pasien selanjutnya
ditandai dengan penurunan terpenuhi dengan kriteria hasil: 3. Timbang berat badan 3. Membantu memonitor perkembangan
berat badan BB sebelum 1. BB meningkat berat badan pasien
sakit : 10 kg BB sesudah 2. Nafsu makan meningkat 4. Ajarkan pengaturan diet yang tepat 4. Membantu meningkatkan kebutuhan
sakit :9 kg, porsi makanan 3. IMT normal energy
yang dihabiskan ¼ porsi, 5. Kolaborasi dengan ahli gizi 5. Menentukan makanan yang sesuai
pasien tampak lemas dan dengan klien
muntah. 6. Edukasi pengetahuan kesehatan tentang 6. Memberikan informasi dan mengurangi
program diet dan penyakit komplikasi
3. Risiko ketidakseimbangan Setelah diberikan tindakan 1. Observasi tanda- tanda vital 1. Membantu mengetahui keadaan umum
cairan berhubungan selama 1x7 jam diharapkan 2. Observasi status dehidrasi 2. Membantu mengetahui status dehidrasi
29

dengan dehidrasi ditandai kebutuhan cairan pasien 3. Observasi intake dan output 3. Memantau keseimbangan cairan dalam
dengan keadaan kulit terpenuhi dengan kriteria hasil : tubuh
kering, bibir kering, kulit 1. Turgor normal 4. Timbang berat badan 4. Membantu mengetahui kehilangan
teraba hangat, turgor kulit 2. Keadaan kulit baik cairan
>2 detik dan pasien 5. Berikan asupan cairan 5. Mengganti cairan tubuh yang hilang
tampak lemas dan 6. Kolaborasi pemberian suplemen 6. Melakukan tindakan pengobatan
terpasang infus KA-EN 4B
6 tpm ditangan.

2.1.11 Implementasi Dan Evaluasi


30

Tanda tangan
Hari/Tanggal
Implementasi Evaluasi (SOAP) dan
Jam
Nama Perawat
Senin, 15 Juni 1. Mengbservasi suhu tubuh S : Orang tua pasien mengatakan panas anaknya menurun
2020 / 07.32 WIB 2. Melonggarkan pakaian O:
Dx 1 3. Membasahi dan kipasi permukaan tubuh  Tanda-tanda vital
a. Kompres dingin
S : 37, 9 oC
4. Memberikan cairan oral
a. 1 gelas (200cc) 4x sehari N : 110 x menit
5. Menganjurkan tirah baring  Kesadaran composmentis
6. Berkolaborasi : pemberian cairan dan elektrolit  Pasien tampak masih lemas Mia Yohana
intravena  Kulit teraba hangat
a. Infus KA-EN 4B 6 tpm
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Observasi tanda-tanda vital
2. Kolaborasi: Berikan terapi cairan intravena dan obat-
obatan sesuai program dokter
Senin, 15 Juni 1. Mengobservasi asupan nutrisi S : Orang tua pasien mengatakan anaknya masih tidak nafsu
2020 / 07.00 WIB 2. Mengbservasi hasil pemeriksaan laboratorium makan
Dx 2 3. Menimbang berat badan O:
4. Mengajarkan pengaturan diet yang tepat
 Porsi makan yang dihabiskan 1/4 porsi
5. Berkolaborasi dengan ahli gizi
6. Memberikan pengetahuan kesehatan tentang program  BB pasien : 9 kg
diet dan penyakit  Pasien tidak ada muntah Mia Yohana
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Observasi asupan makanan
2. Berikan suplemen makanan
3. Kolaborasi dengan ahli gizi
31

Senin, 15 Juni 1. Mengobservasi tanda- tanda vital S:


2020 / 07.18 WIB 2. Mengobservasi status dehidrasi O:
Dx 3 3. Mengobservasi intake dan output  Keadaan kulit kering
4. Menimbang berat badan
5. Memberikan asupan cairan  BB pasien : 9 kg
6. Berkolaborasi pemberian suplemen  Pasien tampak lemas
Mia Yohana
 Turgor kulit >2 detik
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Observasi tanda- tanda vital
2. Observasi status dehidrasi

2.1.12 Catatan Perkembangan

Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi (SOAP) Tanda tangan


32

dan
Jam
Nama Perawat
Selasa, 16 Juni 7. Mengbservasi suhu tubuh S : Orang tua pasien mengatakan panas anaknya menurun
2020 / 07.25 WIB 8. Melonggarkan pakaian O:
Dx 1 9. Membasahi dan kipasi permukaan tubuh  Tanda-tanda vital
a. Kompres dingin
S : 38, 2 oC
10. Memberikan cairan oral
a. 1 gelas (200cc) 4x sehari N : 110 x menit
11. Menganjurkan tirah baring  Kesadaran composmentis
12. Berkolaborasi : pemberian cairan dan elektrolit  Pasien tampak masih lemas Mia Yohana
intravena  Kulit teraba hangat
a. Infus KA-EN 4B 6 tpm
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
3. Observasi tanda-tanda vital
4. Kolaborasi: Berikan terapi cairan intravena dan obat-
obatan sesuai program dokter
Selasa, 16 Juni 7. Mengobservasi asupan nutrisi S : Orang tua pasien mengatakan anaknya masih tidak nafsu
2020 / 07.00 WIB 8. Mengbservasi hasil pemeriksaan laboratorium makan
Dx 2 9. Menimbang berat badan O:
10. Mengajarkan pengaturan diet yang tepat
 Porsi makan yang dihabiskan 1/4 porsi
11. Berkolaborasi dengan ahli gizi
12. Memberikan pengetahuan kesehatan tentang program  BB pasien : 9 kg
diet dan penyakit  Pasien tidak ada muntah Mia Yohana
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
4. Observasi asupan makanan
5. Berikan suplemen makanan
6. Kolaborasi dengan ahli gizi
Selasa, 16 Juni 7. Mengobservasi tanda- tanda vital S: Mia Yohana
33

2020 / 07.00 WIB 8. Mengobservasi status dehidrasi O:


Dx 3 9. Mengobservasi intake dan output  Keadaan kulit kering
10. Menimbang berat badan  BB pasien : 9 kg
11. Memberikan asupan cairan
12. Berkolaborasi pemberian suplemen  Pasien tampak lemas
 Turgor kulit >2 detik
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
3. Observasi tanda- tanda vital
4. Observasi status dehidrasi
DAFTAR PUSTAKA

A. Aziz alimul Hidayat. 2011. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta ; EGC


Hidayat, Alimul Aziz. A. 2010. Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
Mansjoer Arif, dkk. 2011. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta ; FKUI
Nettina. M. Sandra. 2010. Pedoman Praktik Keperawatan. Jakarta ; EGC
Smeltzer SC, Brenda GB. Keperawatan Medikal-Bedah edisi 8 vol.1. Jakarta:
EGC, 2001. (Diakses tanggal 29 Mei 2020)
Soedarmo, dkk. 2010. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis edisi kedua. Jakarta:
Badan Penerbit IDAI 
Sudoyo. W. Aru, dkk.2010. Buku Ajar Penyakit Dalam. Jakarta ; FKUI

Anda mungkin juga menyukai