V DENGAN
DIAGNOSA MEDIS ISPA DI RUANGAN POLI
ANAK PUSKESMAS KAYON
PALANGKA RAYA
Disusun Oleh :
Efri
NIM. (2017.c.09a.0882)
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nya, dapat menyelesaikan “Asuhan Keperawatan pada An.v Dengan
diagnose medis infeksi saluran nafas atas (ISPA) Di Puskesmas Kayon Palangka
Raya” ini dapat terselesaikan dengan baik, meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Saya berharap laporan pendahuluan mengenai penyakit ini dapat
berguna dan menambah wawasan serta pengetahuan tentang penyakit ISPA.
Namun penulis cukup menyadari bahwa asuhan keperawatan ini jauh dari
kata sempurna, oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
pembaca yang bersifat membangun. Meskipun demikian, penulis berharap
semoga asuhan keperawatan ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi
pembaca.
Efri
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum.........................................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus........................................................................................2
1.4 Manfaat....................................................................................................2
1.4.1 Untuk Mahasiswa....................................................................................2
1.4.2 Untuk Klien Dan Keluarga.....................................................................2
1.4.3 Untuk Instusi (Pendidikan Dan Rumah Sakit)........................................2
1.4.4 Untuk Iptek.............................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Penyakit....................................................................................4
2.1.1 Definisi...................................................................................................4
2.1.2 Anatomi Fisiologi..................................................................................5
2.1.3 Etiologi...................................................................................................7
2.1.4 Klasifikasi..............................................................................................8
2.1.5 Patofisiologi (Pathway).........................................................................8
2.1.6 Manifestasi Klinis (Tanda Dan Gejala).................................................11
2.1.7 Komplikasi.............................................................................................11
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang.........................................................................11
2.1.9 Penatalaksanaan Medis..........................................................................12
2.2 Konsep Kebutuhan Dasar Manusia .......................................................12
2.3 Manajemen Asuhan Keperawatan.........................................................15
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
3.2 Diagnosa
3.3 Intervensi
3.4 Implementasi
3.5 Evaluasi
BAB 4 PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
4
5
5 tahun pada setiap tahunnya dan sebanyak dua pertiga dari kematian tersebut
terjadi pada bayi. Penyakit ISPA masih merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat yang utama.
2.1.2.1 Hidung/naso : nasal Merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai 2
saluran udara yang pertama, mempunyai 2 lubang (kavumrasi) dipisahkan oleh
sekat hidung ( septum nasi), terdapat bulu – bulu yang berguna untuk menyaring
udara debu, dan kotoran yang masuk kedalam lubang hidung.
2.1.2.2 Faring Merupakan tempat persimpanan anatara jalan makan, yang berbentuk
seperti pipa yang memiliki otot, memanjang mulai dari dasar tengkorak sampai
dengan osofagus.
2.1.2.3 Laring Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan atau
penghasil suara yang dipakai berbicara dan beryanyi, terletak didepan bagian
faring.
2.1.2.4 Trakea Batang tenggorokan kira- kira panjangnya 9 cm, trakea berupa cincin
tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan lingkaran fibrosa.
2.1.2.5 Paru – paru Merupakan sebuah alat yang sebagian besar teridiri dari gelembung
– gelembung (alveoli). Gelembung alveoli ini terdiri dari sel epitel dan sel
endotel.
Pernapasaan paru – paru merupakan pertukaran oksigen dan karbondiokasida
yang terjadi pada paru – paru atau pernapasan eksternal, oksigen di ambil oleh sel darah
merah dibawa ke jantung disampaikan ke seluruh tubuh.
Fisiologi sistem pernapasan adalah fungsi utama respirasi adalah memperoleh
oksigen untuk digunakan oleh sel tubuh dan mengeluarkan karbon dioksida yang
diproduksi oleh sel. Paru memiliki peran utama dalam proses pertukaran gas oksigen
dan karbon dioksida antara udara dan darah. Anatomi jalan nafas, mekanik otot
pernafasan dan kerangka costae,sifat alami alveolus kapiler,sirkulasi pulmonal,
metabolism jaringan dan control neuromuscular terhadap venilasi merupakan faktor-
fakor yang mempengaruhi pertukaran gas. Udara memasuki paru saat tekanan dalam
rongga thoraks lebih rendah dibandingkan tekanan atmosfer. Saat respirasi,tekanan
negatif di dalam rongga thoraks terjadi akibat kontraksi dan gerakan diafragma kearah
bawah.
7
1) Ventilasi Proses ini merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer
kedalam alveoli atau alveoli keatmosfer, dalam proses ventilasi ini terdapat
beberapa hal yang mempengaruhi diantaranya adalah perbedaan tekanan antar
atmosfer dengan paru, semakin tinggi tempat maka tekanan udara semakin
rendah.
2) Difusi Gas Merupakan pertukaran antara oksigen alveoli dengan kapiler paru
dan CO2 kapiler yang dapat mempengaruhi, diantaranya pertama luasnya
permukaan oaru. Kedua, tebal membaran respirasi/premeabilitas yang terdiri
dari epitel alveoli dan intestinal keduanya.
3) Transportasi Gas Merupakan transportasi antara O2 kapiler kejaringan tubuh dan
CO2 jaringan tubuh kapiler. Proses transpotasi, O2 akan berkaitan dengan Hb
membentuk oksihemoglobin, dan larutan dalam plasma.
2.1.3 Etiologi
Etiologi ISPA lebih dari 300 jenis bakteri,virus, dan jamur. Bakteri penyebabnya
antara lain dari genus streptokokus,stafilokokus, pnemokokus,hemofilus, dan virus
penyebab antara lain golongan mikovirus,adenovirus. Bakteri dan virus yang paling
sering menjadi penyebab ISPA diantaranya bakteri stafilokokus dan strepkokus serta
virus influenza yang di udara bebaskan masuk dan menempel pada saluran pernapasan
bagian atas yaitu tenggorokan danb hidung. Biasanya bakteri dan virus tersebut
menyerang anak-anak usia dibawah 2 tahun yang kekebalan tubuhnya lemah atau belum
sempurna. Peralihan musim kemarau ke musim hujan juga menimbulkan resiko
serangan ISPA.
Beberapa faktor lain yang diperkirakan berkonttribusi terhadap kejadian ISPA
pada anak adalahnya rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang, dan buruknya
sanitasi lingkungan.
8
2.1.4 Klasifikasi
Program pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA sebagai berikut:
2.1.4.1 Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada
kedalam (chest indrawing).
2.1.4.2 Pneumonia : ditandai secar klinis oleh adannya napas cepat
2.1.4.3 Bukan pneumonia : ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disetai demam,
tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat. Rinofaringitis, faringitis,
dan tonsilitas tergolong bukan pneumonia.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat dibuat suatu klasifikasi penyakit ISPA.
Klasifikasi ini dibedakan untuk golongan umur dibawah 2 bulan dan untuk golongan
umur 2 bulan sampai 5 tahun.
Untuk golongan umur kurang 2 bulan ada 2 klasifikasi penyakit yaitu : Pneumonia
berada : diisolasi daric acing tanah oleh Ruiz dan kuat dinding pada bagian bawah
kedalam pada waktu anak menarik napas (pada saat diperiksa anak harus dalam keadaan
tenang tidak menangis atau meronta).
Pneumonia : bila disetai napas cepat. Batas napas cepat ialah untuk usia 1-4 tahun
adalah 40 kali per menit atau lebih. Bukan pneumonia : Batuk pilek biasa, bila tidak
ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah dan tidak ada napas cepat.
2.1.5 Patofisiolgi
Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah tercemar,bibit
penyakit masuk kedalam tubuh melalui pernapasan,oleh karena itu maka penyakit ISPA
ini termasuk golongan Air Borne Disease. Penularan melalui udara dimaksudkan adalah
cara penularan yang terjadi tanpa kontak dengan penderita maupun dengan benda
terkontaminasi. Sebagian besar penularan melalui udara dapat pula menular melalui
kontak langsung, namun tidak jarang penyakit yang sebagian besar penularannya adalah
karena menghisap udara yang mengandung unsur penyebab atau mikroorganisme
penyebab.
Walaupun saluran pernapasan atas (akut) secara langsung dari lingkungan, namun
infeksi relatif jarang terjadi berkembang menjadi infeksi saluran pernapasan bawah
yang mengenai bronchus dan alveoli.
9
ISPA
11
12
2.1.7 Komplikasi
SPA (saluran pernapasan akut sebenarnya merupakan self limited disease yang
sembuh senidiri dalam 5 ± 6 hari jika tidak terjadi invasi kuman lain, tetapi penyakit
ISPA yang tidak mendapatkan pengobatan dan perawatan yang baik dapat menimbulkan
penyakit seperti : semusitis paranosal, penutuban tuba eustachi, lanyingitis, tracheitis,
bronchitis, dan brhonco pneumonia dan berlanjut pada kematian adanya sepsis yang
meluas (Whaley and Wong,2012).
2.1.8.2 Pemeriksaan RSV adalah untuk mendiagnosis RSV (respiratori sinisial virus).
2.1.8.3 Gas darah arteri yaitu untuk mengkaji perubahan pada sistem saluran pernapasan
kandungan oksigen dalam darah.
2.1.8.4 Jumlah sel darah putih normal atau meningkat
Pemeriksaan diagnostic :
Pengakjian terutama pada jalan nafas :
1) Fokus utama pada pengkajian pernapasan ini adalah pola,kedalaman usaha serta
irama dari pernapsan.
2) Pola, cepat (tachypnea) atau normal.
3) Kedalaman, nafas normal,dangkal atau terlalu dalam yang biasanya dapat kita
amati melalui pergerakan rongga dada dan pergerakan abdomen.
4) Usaha, kontinyu, terputus-putus, atau tiba-tiba berhenti disertai dengan adanya
bersin.
5) Irama pernapasan, bervariasi tergantung pada pola dan kedalamm pernapas.
6) Observasi lainnya adalah terjadinya infeksi yang biasanya ditandai dengan
peningkatan suhu tubuh, adanya batuk,suara napas wheezing. Bisa juga didapati
adanya cyanosis, nyeri pada rongga dada dan peningkatan produksi dari sputum.
2.1.9 Penatalaksanaan
Penemuan dini penderita pneumonia dengan penatalaksanaan kasus yang benar
merupakan strategi untuk mencapai dua dari tiga tujuan program (turunanya kematian
karena pneumonia dan turunannya penggunaan antibiotik dan obat batuk yang kurang
tepat pada pengobatan penyakit ISPA). Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan
memberikan petunjuk standar pengobatan penyakit ISPA yang akan berdampak
mengurangi penggunaan obat batuk yang kurang bermanfaat. Strategi penatalaksanaan
kasus mencakup pula petunjuk tentang pemberian makanan dan minuman sebagai
bagian dari tindakan penunjang yang penting bagi penderita ISPA.
Penatalaksanaan ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut :
2.1.9.1 Pemeriksaan : Pemeriksaan artinya memperoleh informasi tentang penyakit anak
dengan mengajukaan beberapa pertanyaan kepada ibunya, melihat dan
mendengarkan anak.
14
2.1.9.2 Perawatan di rumah : Beberapa hal yang perlu dikerjakan seorang ibu untuk
mengatasi anaknya yang menderita ISPA:
1) Mengatasi panas (demam)
2) Mengatasi batuk
3) Pemberian makanan
Berikan makanan yang cukup gizi,sedikit-sedikit tetapi berulang ulang yaitu lebih
sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah. Pemberian ASI pada bayi yang menyusu
tetap diteruskan.
15
Intervensi :
1) Monitor pola nafas
2) Posisikan semi-fowler atau fowler
3) Berikan minum air hangat
4) Ajarkan teknik batuk efektif
5) Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu
2.1.3.2 Diagnosa 2 : Hipertermi b.d Peningkatan suhu
Intervensi :
1) Identifikasi penyebab hipertermi
2) Monitor suhu tubuh
3) Longarkan atau lepaskan pakaian
4) Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
5) Anjurkan tirah baring
6) Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
2.1.3.3 Diagnosa 3 : Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar
Intervensi :
1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
2) Jatwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3) Anjurkan memantau anak saat berada ditempat beresiko (mis: luar rumah, balkon,
kolam renang)
4) Anjurkan memilih mainan yang sesuai dengan usia anak dan tidak berbahaya
klien. Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan, penyakit,
pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping.
Untuk kesuksesan pelaksanaan implementasi keperawatan agar sesuai dengan
rencana keperawatan, perawat harus mempunyai kemampuan kognitif (intelektual),
kemampuan dalam hubungan interpersonal, dan keterampilan dalam melakukan
tindakan. Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien,
faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, A. Aziz, 2011. Pengantar kebutuhan dasar manusia : aplikasi konsep dan
proses keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Wartonah, Tarwoto. 2011. KDM dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
20
BAB 3
ASUHAN KEPEAWATAN
I. Anamnesa
Pengkajian Tanggal : Senin,02 juni 2020 Pukul : Pagi,09 :45 WIB
1. Identitas pasien
Nama Klien : An.V
TTL : Palangka Raya, 26 Juni 2019
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Dayak
Pendidikan : Belum Sekolah
Alamat :Jln. G.Obos
Diagnosa medis : Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA)
2. Identitas penanggung jawab
Nama Klien : Ny. D
TTL : Baru Buntok,03 Agustus 1995
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Dayak
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jln. G.Obos
Hubungan keluarga : Ny. D adalah ibu klien
Keluhan utama
Ibu klien mengatakan anaknya “anaknya sesak napas ”
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu klien mengatakan bahwa “anak saya badanya terasa panas selama dua
hari dan saya kasih kompres” pada tanggal 01 juni 2020. Lalu dikasih Ny.
D anak obat paracetamol/sanmol,dan demamnya masih sama dengan suhu
39oc. Ny. D membawa anaknya ke puskesmas kayon palangkaraya pada
tanggal 02 juni 2020,dipagi hari pukul 09.45 WIB, sampai IGD,dan
mendapat penanganan..
b. Riwayat kesehatan lalu
1) Riwayat prenatal : Selama hamil ibu melakukan
pemeriksaan kehamilan rutin
2) Riwayat natal : Anak lahir cesar,umur kehamilan 40
minggu setelah lahir An.J menangis spontan
3) Riwayat postnatal : Setelah lahir BB : 2,5 kg dan panjang 45
cm, langsung imunisasi dan Asi ekslusif
21
KETERANGAN:
= Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal
= Garis Keturunan
22
= Tinggal Serumah
= Klien ( An.J )
ANALISA DATA
DATA SUBJEKTIF DAN KEMUNGKINAN MASALAH MASALAH
DATA OBJEKTIF
Ds : ibu klien mengatakan benda asing dalan jalan nafas Bersihan jalan napas
anaknya sesak napas tidak efektif
Do :
- klien tampak gelisah
sekresi yang tertahan
- bunyi nafas menurun
- pola napas tampak
berubah bersihan jalan nafas tidak efektif
Ttv :
RR : 22x/menit
S : 39oC
Ds : ibu klien mengatakan Peningkatan laju metabolisme Hipertermi
“badan anak nya demam”
PRIORITAS MASALAH
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan benda asing dalam jalan
napas
2. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme.
27
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : An .J
Ruang Rawat : Ruang poli anak puskesmas kayon
28
29
2. Hipertermia b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Mengobservasi suhu tubuh 1. Untuk mengetahui perubahan
peningkatan laju kurang lebih 1x7 jam 2. Monitor keluaran urine suhu tubuh
metabolisme hipertermia dalam rentan 3. Longgarkan atau kepaskan pakaian 2. Untuk menghindari dehidrasi
normal dengan kriteria hasil : 4. Berikan cairan oral 3. Untuk membantu pasien merasa
1. Mukosa bibir terlihat 5. Lakukan pendinginan eksternal nyaman
lembab 6. Anjurkan tirah baring 4. Untuk menghindari dehidrasi dan
2. Mata dan pipi tidak cekung supaya bibir pasien terlihat
kedalam lembab
3. Suhu tubuh pasien dalam 5. Untuk membantu menurunkan
rentan normal 36 suhu tubuh
4. Kulit tidak kemerahan 6. Untuk membantu meningkatkan
rasa nyaman
30
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan