Anda di halaman 1dari 20

Makalah

Penyakit Malaria Di Indonesia Dan Luar Negri

Makalah ini disusun sebagai syarat untuk pemenuhan tugas Keperawatan


Medikal Bedah pada program studi D3 keperawatan
Dosen Pengampu Asri Tri Pakarti,S.Kep,Ns.,M.Kep

Disusun oleh :

1. Ayu yulianti (DA118006)


2. Cahyaning ratri (DA118008)
3. Fajar indriyani (DA118013)
4. Rusmiyati (DA118038)

Prodi D3 Keperawtan
Stikes Mamba’ul’ulum Surakarta
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmatNya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “penyakit
malaria Di indonesia dan luar negri ” tepat pada waktunya. Adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas keperawatan medikal bedah.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama
disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. kami telah
berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan kami. Namun sebagai
manusia biasa, saya tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi tekhnik
penulisan maupun tata bahasa. Tetapi walaupun demikian kami berusaha sebisa
mungkin menyelesaikan makalah ini meskipun tersusun sangat sederhana. Untuk
itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak/Ibu dosen, yang tidak lelah dan bosan untuk memberikan arahan dan
bimbingan kepada kami setiap saat.
2. Orang Tua dan keluarga kami tercinta yang banyak memberikan motivasi
dan dorongan serta bantuan, baik secara moral maupun spiritual.
3. Teman-teman kami yang telah berbagi pengetahuan agar makalah ini dapat
selesai dengan baik. Terima kasih atas semuanya.
Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan para pembaca pada
umumnya. Sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif
Daftar Isi

KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................….1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................…1
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................….2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Malaria....................…............................................................…....3
B. Etiologi Malaria................................................................................….......3
C. Jenis-jenis malaria................................................................................……4
D. Patofisiologi......................................................................................……..6
E. Pathway...........................................................................................………9
F. Daerah admisi malaria...........................................................................….10
G. Peran pemerintah..................................................................................…..10
H. Diagnosa Keperawatan...............................................................................13
I. Peran perawat.....................................................................................……13
BAB III PENUTUPAN
A. Kesimpulan..........................................................................................….16
Daftar Pustaka Commented [A1]: Rapikan daftar isinya
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Malaria pada semua daerah di Indonesia dan salah satunya adalah
Kalimantan.Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh plasmodium
yang dibawa olehnyamuk anopheles yang hidup pada beberapa tempat dengan
berbagai kelembapan. Nyamuk anopheles dapat berkembang biak pada
beberapa kondisi air yang adadilingkungan kita. Oleh karena itulah, pada
kondisi tertentu, tempat penampunganair dirumah kita bisa saja adalah wadah
yang baik bagi perkembangbiakan nyamuktersebut serta sekaligus merupakan
tempat kita membesarkan nyamuk tersebut yangakan menyebarkan
plasmodium dalam darah kita. Malaria merupakan penyakit yangmerusak
system peredaran darah dalam tubuh kita. Commented [A2]: Apa benar seperti itu?

B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Malaria?
2. Apa saja Etiologi dari Malaria?
3. Sebutkan Jenis-jenis malaria?
4. Bagaimana Patofisiologi malaria?
5. Bagaimana Pathway malaria?
6. Dimana Daerah admisi malaria?

Bagaimana Peran pemerintah?


7. Apa Diagnosa dari Keperawatan?
8. Bagaimana Peran perawat?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Definisi dari Malaria
2. Untuk mengetahui apa saja Etiologi dari Malaria
3. Untuk mengetahui jenis-jenis malaria
4. Untuk mengetahui Patofisiologi malaria
5. Untuk mengetahui Pathway malaria
6. Untuk mengetahui Dimana Daerah admisi malaria
7. Untuk mengetahui Bagaimana Peran pemerintah
8. Untuk mengetahui Apa saja Diagnosa dari Keperawatan
9. Untuk mengetahui Bagaimana Peran perawat
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Penyakit Malaria


Malaria adalah penyakit infeksi dengan demam berkala, yang
disebabkan oleh Parasit Plasmodium dan ditularkan oleh sejenis nyamuk
Anopeles (Tjay & Raharja, 2000).
Malaria adalah infeksi parasit pada sel darah merah yang disebabkan
oleh suatu protozoa spesies plasmodium yang ditularkan kepada manusia
melalui air liur nyamuk (Corwin, 2000, hal 125).
Malaria adalah penyakit yang bersifat akut maupun kronik yang
disebabkan oleh protozoa genus plasmodium yang ditandai dengan demam,
anemia dan splenomegali (Mansjoer, 2001, hal 406).
Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa obligat
intraseluler dari genus plasmodium (Harijanto, 2000, hal 1).

B. Etiologi malaria
Disebabakan oleh gigitan nyamuk anopheles yang mengandung
plasmodium yang terdapat dalam kelenjar ludah nyamuk anopheles
Disebabakan oleh parasit (protozoa),Protozoa genus plasmodium merupakan
penyebab dari malaria yang terdiri dari empat spesies, yaitu :
1. Plasmodium falcifarum penyebab malaria tropika
2. Plasmodium ovale penyebab malaria ovale
3. Plasmodium vivax penyebab malaria tertian
4. Plasmodium malariae penyebab malarua Quartanu
Malaria juga melibatkan proses perantara yaitu manusia maupun
vertebra lainnya, dan rosper definitif yaitu nyamuk anopheles. nyamuk
anopheles : penyakit malaria hanya dapat ditularkan oleh nyamuk .manusia
hanya rentan terhadap inveksi malaria :secara alami penduduk disuatu daerah
endemis malaria ada yang meudah dan ada yang sukar terinveksi malaria,
meskipun gejala klinis nya ringan lingkungan sangat mempengaruhi terhadap
penularan malaria, apabila lingkungan kumuh dan kotor maka malaria mudah
terjangkit iklim, suhu, dan curah hujan disuatu daerah berperan penting dalam
penularan malaria Penyebab malaria berdasarkan pendarahan malaria
kongenital (bawaan) : malaria kongenital terhadap pada bayi baru lahir karena
ditularkan oleh ibunya yang menderita malaria penularan mekanik (transfusi
malaria ) :inveksi malaria yang ditularkan melalui transfusi darah dari donor
yang terinveksi malaria dengan pemakaian jarum suntik yang sama

C. Jenis-jenis malaria
Menurut Harijanto (2000) pembagian jenis-jenis malaria berdasarkan
jenis plasmodiumnya antara lain sebagai berikut :
1. Malaria Tropika (Plasmodium Falcifarum)
Malaria tropika/ falciparum malaria tropika merupakan bentuk yang
paling berat, ditandai dengan panas yang ireguler, anemia, splenomegali,
parasitemia yang banyak dan sering terjadi komplikasi. Masa inkubasi 9-14
hari. Malaria tropika menyerang semua bentuk eritrosit. Disebabkan oleh
Plasmodium falciparum. Plasmodium ini berupa Ring/ cincin kecil yang
berdiameter 1/3 diameter eritrosit normal dan merupakan satu-satunya
spesies yang memiliki 2 kromatin inti (Double Chromatin).Klasifikasi
penyebaran Malaria Tropika:
Plasmodium Falcifarum menyerang sel darah merah seumur hidup.
Infeksi Plasmodium Falcifarum sering kali menyebabkan sel darah merah
yang mengandung parasit menghasilkan banyak tonjolan untuk melekat
pada lapisan endotel dinding kapiler dengan akibat obstruksi trombosis dan
iskemik lokal. Infeksi ini sering kali lebih berat dari infeksi lainnya dengan
angka komplikasi tinggi (Malaria Serebral, gangguan gastrointestinal, Algid
Malaria, dan Black Water Fever).
2. Malaria Kwartana (Plasmoduim Malariae)
Plasmodium Malariae mempunyai tropozoit yang serupa dengan
Plasmoduim vivax, lebih kecil dan sitoplasmanya lebih kompak/ lebih biru.
Tropozoit matur mempunyai granula coklat tua sampai hitam dan kadang-
kadang mengumpul sampai membentuk pita. Skizon Plasmodium malariae
mempunyai 8-10 merozoit yang tersusun seperti kelopak bunga/ rossete.
Bentuk gametosit sangat mirip dengan Plasmodium vivax tetapi lebih kecil.
Ciri-ciri demam tiga hari sekali setelah puncak 48 jam. Gejala lain
nyeri pada kepala dan punggung, mual, pembesaran limpa, dan malaise
umum. Komplikasi yang jarang terjadi namun dapat terjadi seperti sindrom
nefrotik dan komplikasi terhadap ginjal lainnya. Pada pemeriksaan akan di
temukan edema, asites, proteinuria, hipoproteinemia, tanpa uremia dan
hipertensi.
3. Malaria Ovale (Plasmodium Ovale)
Malaria Tersiana (Plasmodium Ovale) bentuknya mirip Plasmodium
malariae, skizonnya hanya mempunyai 8 merozoit dengan masa pigmen
hitam di tengah. Karakteristik yang dapat di pakai untuk identifikasi adalah
bentuk eritrosit yang terinfeksi Plasmodium Ovale biasanya oval atau
ireguler dan fibriated. Malaria ovale merupakan bentuk yang paling ringan
dari semua malaria disebabkan oleh Plasmodium ovale. Masa inkubasi 11-
16 hari, walau pun periode laten sampai 4 tahun. Serangan paroksismal 3-4
hari dan jarang terjadi lebih dari 10 kali walau pun tanpa terapi dan terjadi
pada malam hari
4. Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax)
Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax) biasanya menginfeksi
eritrosit muda yang diameternya lebih besar dari eritrosit normal. Bentuknya
mirip dengan plasmodium Falcifarum, namun seiring dengan maturasi,
tropozoit vivax berubah menjadi amoeboid. Terdiri dari 12-24 merozoit
ovale dan pigmen kuning tengguli. Gametosit berbentuk oval hampir
memenuhi seluruh eritrosit, kromatinin eksentris, pigmen kuning. Gejala
malaria jenis ini secara periodik 48 jam dengan gejala klasik trias malaria
dan mengakibatkan demam berkala 4 hari sekali dengan puncak demam
setiap 72 jam.
Dari semua jenis malaria dan jenis plasmodium yang menyerang
system tubuh, malaria tropika merupakan malaria yang paling berat di tandai
dengan panas yang ireguler, anemia, splenomegali, parasitemis yang
banyak, dan sering terjadinya komplikasi

D. Patofisiologi
Patofisiologi infeksi malaria berkembang melalui dua fase. Fase 1
dalam tubuh manusia dan fase 2 dalam tubuh nyamuk malaria[1].
1. Fase dalam Tubuh Manusia
Dalam tubuh manusia, terdapat dua tahapan yang terjadi, yaitu siklus
ekso eritrosit dan eritrosit.
a. Siklus Ekso Eritrosit
Ketika nyamuk betina Anopheles sp yang terinfeksi plasmodium
malaria menggigit manusia, sejumlah sporozoit yang terdapat dalam air
liur nyamuk masuk ke dalam peredaran darah manusia. Sporozoit ini
kemudian akan menginvasi hepar, berkembang biak dan bertambah
banyak secara aseksual. Situasi ini berlangsung sekitar 8 hingga 30 hari
secara asimtomatik. Plasmodium menjadi dorman dalam hepar dalam
suatu periode waktu tertentu, kemudian organisme ini akan melepaskan
ribuan merozoit ke dalam aliran darah seiring dengan rupturnya sel-sel
hepar. Merozoit ini akan memasuki dan menginfeksi sel-sel darah merah
untuk memulai siklus eritrosit kehidupannya.Disfungsi hepar akibat dari
infeksi malaria sangat jarang terjadi. Biasanya terjadi pada penderita
yang telah mengidap penyakit sebelumnya seperti hepatitis virus,
penyakit hati kronis. Sindrom yang terjadi disebut sebagai malaria
hepatitis. Telah dilaporkan, kejadian yang meningkat akan malaria
hepatopati yang terjadi di Asia Tenggara dan India.
Sejumlah sporozoit dari Plasmodium vivax dan Plasmodium
ovale tidak segera berkembang menjadi merozoit dalam siklus ekso-
eritrosit nya tapi memproduksi sejumlah hipnozoit. Hipnozoit ini mampu
bertahan dalam sel-sel hepar untuk jangka waktu panjang berbulan-bulan
hingga tahunan, secara tipikal 7-10 bulan. Setelah periode dorman,
hipnozoit ini akan kembali aktif dan memproduksi merozoit-merozoit
untuk dilepaskan ke dalam peredaran darah. Hipnozoit
bertanggungjawab untuk masa inkubasi yang panjang dan terjadinya
relaps di kemudian hari [1-4].
b. Siklus Eritrosit
Merozoit yang memasuki dan menginfeksi eritrosit akan
mengalami proses skizogoni menjadi tropozoit imatur stadium cincin
(ring stage) yang kemudian akan melalui 2 tahapan.
1) Maturasi Tropozoit
Tropozoit akan tumbuh dan berkembang menjadi tropozoit
matur yang lalu berubah menjadi skizon. Skizon akan menyebabkan
terjadinya rupture eritrosit dan terlepas bebas ke dalam aliran
pembuluh darah untuk kemudian memasuki eritrosit sehat dan
membentuk tropozoit imatur kembali.
Adanya sejumlah tropozoit dalam peredaran darah manusia,
akan menjadikan tubuh manusia melepaskan sitokin (cytokine) secara
alami, sebagai respon terhadap parasitemia tersebut.
2) Pembentukan gametosit
Tropozoit imatur juga akan berkembang menjadi gametosit
yang kemudian tumbuh dan berkembang menjadi gametosit jantan
(mikrogamet) dan betina (makrogamet). Gametosit ini beredar dalam
darah. Apabila penderita digigit nyamuk Anopheles, maka gamet
jantan dan betina akan masuk ke dalam tubuh nyamuk, dan mulai
menjalani siklus hidup selanjutnya sampai membentuk sporozoit
kembali.
c. Mekanisme Proteksi Malaria
Parasit malaria berdiam dalam hepar dan sel-sel darah sehingga
secara relatif tidak terdeteksi dan terlindungi dari sistem imun tubuh.
Namun parasite malaria tetap dapat dihancurkan dalam limpa. Untuk
mengantisipasi hal tersebut, organisme ini akan membentuk protein
sehingga sel darah merah yang terinfeksi dapat melekat pada dinding
pembuluh darah. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya blokade
pembuluh darah mikro.
2. Fase dalam Tubuh Nyamuk (Siklus Sporogonik)
Dalam tubuh nyamuk, mikrogamet akan melepaskan flagelanya,
siap bereproduksi dengan makrogamet secara seksual. Mikrogamet akan
melakukan penetrasi terhadap makrogamet dalam lambung nyamuk,
menghasilkan sejumlah zigot. Zigot, kemudian akan menjadi motil dan
memanjang, disebut sebagai ookinet. Sejumlah ookinet akan menginvasi
dinding usus nyamuk untuk membentuk ookis. Ookis tumbuh, ruptur dan
melepaskan sejumlah sporozoit, lalu beredar memasuki kelenjar liur
nyamuk dan siap menginfeksi host berikutnya.
E. Path – way

Sporozoa masuk ke tubuh Gigitannyamuk aloperes betinan

Eritosit yg mengandung parasit


melekat di endotelium kapiler

Berkembang mnjd tropozoid Eritoset mengandung ribuan Hb menurun


merozoit pecah

Skizon pecah (sporulasi)

Skizon msuk eritosit baru Membentuk mikro & makro


gametosid

Induksi sitolisis sel darah O2 dalam darah turun O2 di dalam otak turun
merah

Anemia dan hipovolemik TIK


Pelepasan produk metabolit
toksik kedalam aliran darah
Mesensepalon tertekan
Respon sistem saraf pusat
Respon inflamasi sistemik
Gangguan kesadaran
Perubahan kesadaran ( delirium
Inteks cairan kejang dan kardiorespirasi)
Kelemahan
Resiko syok (hipovolemik)
Diapolisis poliuri
Intoleransi aktifitas
Mialgia dan atralgia
Resiko ketidak seimbangan
elektrolit Resiko penurunan perfusi
nyeri jaringan otak

hipertermi
Gangguan orientasi Mual muntah anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi


kurang dari kebutuhan tubuh Inteks nutrisi turun
F. Daerah Admisi Malaria Di Papua
Iklim dipapua memiliki kondisi suhu dan kelembapan yang ideal untuk
perkembangan nyamuk dan parasit malaria. Secara teoritis nyamuk bisa
terbang hingga 2 – 3 km, namun karena pengaruh angin jarak terbang bisa
mencapai 40 km.
Angka kesakitan di provinsi papua dalam kurun waktun 2002 – 2006
berkisan sebesar 116 – 248 per 1000 penduduk. Ini merupakan tertinggi di
indonesia. Malaria diangap merupakan penyebab kematian utam bagi semua
kelompok umur dipapua walaupun data kongkretnya tidak dapat diperoleh. Di
daerah edmisi malaria, penyakit ini menyumbang angka kesakitan anemia dan
kematian ibu hamil. Malaria menyebabkan ibu hamil melahirkan bayi dengan
berat bayi yang lebih renda,perematur,dan juga kematian bayi. Akibat lainya
penderita dalam usia peroduktif akan menurun produktifitasnya. Gebrak
malaria secara nasional yang dimulai pada tahun 2000 lalu, yang diharapkan
dapat menekan penyakit malaria dengan melibatkan berbagai komponen dan
elemen masyarakat ternyata belum bisa mengontrol penyakit malaria. Malaria
juga sulit diberantas karena keadan nyamuk ini sendiri mencapai ratusan
spesies. Tidak kurang dari 400 spesies jenis nyamuk anopheles hidup dibumi.
Sedikitnya 20 jenis anolopeles dimana 9 jenis merupakan faktor penyebab
maladia dan daerah papua merupakan tempat perkebangbiakan paling
potensial.

G. Peran Pemerintah
Untuk mengatasi malaria, pada pertemuan WHA 60 tanggal 18-23 Mei
2007 telah disepakati komitmen global tentang eliminasi malaria setiap negara
dan merekomendasikan bagi negara-negara yang endemis malaria
memperingati Hari Malaria Sedunia setiap tanggal 25 April. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja dalam menuju eliminasi malaria
serta meningkatkan kepedulian dan peran aktif masyarakat dalam
penanggulangan dan pencegahan malaria.
Tahun ini merupakan tahun ketiga peringatan Hari Malaria Sedunia
dengan tema BERSAMA KITA BERANTAS MALARIA. Tujuannya untuk
meningkatkan kemitraan dalam mencapai eliminasi malaria di Indonesia.
Selain itu juga untuk meningkatnya kesadaran para mitra untuk berperan aktif
dalam eliminasi malaria, meningkatnya komitmen para penentu kebijakan di
Pusat dan Daerah untuk melakukan eliminasi malaria, serta meningkatnya
kemitraan dalam kegiatan eliminasi malaria.
Peringatan Hari Malaria Sedunia (HMS) tahun 2010 diharapkan dapat
lebih meningkatkan advokasi, edukasi dan sosialisasi kepada semua
stakeholder dan masyarakat sehingga eliminasi malaria dapat segera dicapai.
Mengingat malaria merupakan masalah yang komplek terkait dengan aspek
penyebab penyakit (parasit), lingkungan (fisik dan biologis) dan nyamuk
sebagai vektor penular maka eliminasi malaria harus dilaksanakan secara
bersama dengan para mitra terkait dan menjadi bagian integral dari
pembangunan nasional.
Peringatan HMS Tahun 2010 diisi dengan berbagai kegiatan di Pusat
maupun Daerah, diantaranya Workshop Nasional tentang Penelitian Malaria di
Indonesia tanggal 10 Mei 2010, Workshop Pembentukan Kelompok Kerja
(Pokja) Eliminasi Malaria tanggal 18 Mei 2010. Sedangkan pada puncak acara
akan dilakukan peresmian Malaria Center di Halmahera Selatan, Provinsi
Maluku Utara oleh Menteri Kesehatan tanggal 24 April 2010.
Sebaran malaria dibedakan menjadi daerah non endemis dan endemis.
Daerah dikatakan non endemis bila di daerah itu tidak terdapat penularan
malaria atau angka kejadian malaria (Annual Parasite Incident = API ) nol.
Termasuk daerah non endemis adalah provinsi DKI Jakarta, Bali, dan Kepri
(Barelang Binkar).Sedangkan daerah endemis malaria dibedakan menjadi
endemis tinggi, endemis sedang dan endemis rendah.
Dikatakan endemis tinggi bila API-nya lebih besar dari 50 per 1.000
penduduk yaitu di Provinsi Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat,
Sumatera Utara (Kab. Nias dan Nias Selatan), dan NTT.
Endemis Sedang bila API-nya berkisar antara 1 sampai kurang dari 50
per 1.000 penduduk yaitu di provinsi Aceh (Kab. Siemeulu), Bangka Belitung,
Kepri (Kab. Lingga), Jambi (Kab. Batang Hari, Merangin, dan Sorolangun),
Kalimantan Tengah (Kab. Sukamara, Kota waringin barat), Mura), Sulteng
(Kab. Toli-toli, Banggai, Banggai Kepulauan, Poso), Sultra (Kab. Muna), NTB
(Sumbawa Barat, Dompu, Kab.Bima, dan Sumbawa), Jawa Tengah
(Wonosobo, Banjarnegara, Banyumas, Pekalongan dan Sragen), Jawa Barat
(Sukabumi, Garut, dan Ciamis).
Endemis rendah bila API-nya 0 - 1 per 1.000, diantaranya sebagian
Jawa, Kalimantan dan Sulawesi.
Upaya pemerintah dalam program pengendalian malaria yaitu
Diagnosa Malaria harus terkonfirmasi mikroskop atau Rapid Diagnostic Test;
Pengobatan menggunakan Artemisinin Combination Therapy; Pencegahan
penularan malaria melalui: distribusi kelambu (Long Lasting Insecticidal Net),
Penyemprotan rumah, repellent, dan lain-lain; Kerjasama Lintas Sektor dalam
Forum Gebrak Malaria; dan Memperkuat Desa Siaga dengan pembentukan Pos
Malaria Desa (Posmaldes).
Seseorang yang terkena malaria dapat mengalami anemia. Pada kasus
malaria berat dapat menyebabkan koma, kegagalan multi organ serta
menyebabkan kematian.Namun malaria dapat dicegah. Cara mencegah malaria
yaitu dengan menghindari gigitan nyamuk malaria diantaranya dengan tidur di
dalam kelambu, mengolesi badan dengan obat anti gigitan nyamuk (Repelent);
membersihkan tempat-tempat hinggap/istirahat nyamuk dan memberantas
sarang nyamuk; membunuh nyamuk dewasa dengan menyemprot rumah-
rumah dengan racun serangga; membunuh jentik-jentik nyamuk dengan
menebarkan ikan pemakan jentik; membunuh jentik nyamuk dengan
menyempot obat anti larva (jentik) pada genangan air dan melestarikan hutan
bakau di rawa-rawa sepanjang pantai.
H. Diagnosa keperawatan
1. Hipertermina berhubungan dengan penyakitnya (peningkatan
metabolisme)efek langsung sirkulasi kuman pada hipotalamus
2. Nyeri kepala akut fasikuler serebral
3. Perubahan asupan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
asupan makan yang tidak adekuat
4. Resiko kuragnya volume cairan tubuh
5. Kurang pengentahuan mengenai penyakit berhubungan dengan kurangnya
informasi

I. Peran perawat
1. Mengkaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai. Abserasidan
catat masukan makanan klien
Rasional : mengkaji masukan kalori atau kualitas kekeurangan konsumsi
makanan.
2. Ajurkan pada ibu klien untuk memberikan makanan sedikit tapi sering
Rasional : Porsi yang kecil tapi sering, membantu dalam memenuhi nutrisi
yang adekuat.
3. Beri pengetahuan tentang pentingnya nutrisi yang adekuat bagi tubuh.
Rasional : membantu pasien memahami pentingnya nutrisi bagi tubuh.
4. Pertahankan jadwal penimbangan berat badan secara teratur.
Rasional : Mengawasi penurunan BB atau efektifitas niterensi nutrisi.
5. Diskusikan yang disukai klien dan masukan dalam diet murni.
Rasional : dapat meningkatkan masukan, meningkatkan rasa berpartisipai.
6. Observasi dan catat kejadian mual + muntah, dan gejala lain yang
berhubungan
Rasional : gejala dapat menunjukan efek anemia (hipoksia)pada organ
kolaborasi
7. Rujuk ke ahli gizi
Rasional : Perlu bantuan dalam perencanaan diet yang memenuhi kebutuhan
nutrisi Resiko tinggi terhadap inteksi berhubungan dengan penurunan
sistem tubuh pertahanan utama tidak adekua & prosedur invasi
8. Pantau terhadap kecenderungan peningkatan suhu tubuh.
Rasional : demam disebabkan oleh efek endoktoksin padahipotalamus dan
hipotermia adalah tanda tanda penting yangmerefleksikan perkembangan
status syok dan penurunan perfusi jaringan
9. Amati bila badanya menggigil dan diaforosis.
Rasional : Menggigil sering kali mendahului memuncaknya suhu pada
infeksi umum.
10. Memantau tanda - tanda penyimpangan kondisi+ kegagalan
untukmemperbaiki selama masa terapi
Rasional : dapat menunjukkan ketidak tepatan terapi antibiotik atau
pertumbuhan dari organisme.
11. Berikan obat anti infeksi sesuai petunjuk.
Rasional : dapat membasmi/memberikan imunitas sementara untuk infeksi
umum.
12. dapatkan spisemen darah.
Rasional : Identifikasi terhadap penyebab jenis infeksi malaria.hipertermia
berhubungan reaksi inflamasi
13. kaji vital sign
Rasional : untuk mengklasifikasikan intervensi selanjutnya.
14. Pantau suhu pasien (derajat dan pola), perhatikan menggigil.
Rasional : hipertermi menunjukan proses penyakit infeksius akut Pola
demam menunjukkan diagnosis.
15. Pantau suhu lingkungan.
Rasional : suhu ruangan/jumlah selimut harus diubah untuk
mempertahankan suhu mendekati normal.
16. Anjurkan pada klien untuk kompres hangat pada daerah dahi dan ketiak
Rasional : Menimbulkan efek fasodelatasi faskularisasi sehingga
mempercepat proses evaporasi dan menurunkan panas.
17. Anjurkan pada ibu klien untuk memakaikan pakaian tipis yangmudah
menyerap keringat
Rasional : berikan rasa nyama pada klien
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Malaria merupakan penykit infeksi parasit yang disebabkan oleh
plasmodium yang menyerang eritosit dan ditandai dengan ditemukannya
bentuk aseksual didalam darah. Infeksi malaria memberikan ejala demam ,
mengiggil, anemia ,dan splinomegali. Terdapat bebrapa parasit yang dapat
menyebabkan penyakit malaria , yaitu plasmodium flancparium, vivax ,
malaria, dan ovale parasit ini mengandung nyamuk sebagai hopes dinjifitinya
yaitu nyamuk anopeles. Gejala klinis penyakit initerdiri dari 3 tahap , yaitu
periode dingin, periode panas dan periode berkringat .
Penularan penyakit ini bisa secara alami yaitu melalui gigitan nyamuk
aloperes dan secara tidak alami yaitu secara mekanik diagnosinya dapat dilihat
dari manifestasi klinis yaitu terjadi demam , imunoserogi yaitu ditemukannya
antigen HRT -2 , tLDH dan aldotase dan melewati pemeriksaan mikroskopik
yaitu melihat morfologi sel darah merah yang terinfeksi dan melihat asam
nukleat atau parasi.
Malaria ini dapat menyebab kan rasa sakit, gangguan otak hingga
menyebaban kematian .Pemeriksaan dapat di lakukan dengan 5 metode yaitu :
1. Menggunakan mikroskopik cahaya dengan melihat morfologi eritosit yang
terinfeksi
2. Menggunakan miskroskop fhouffsfloresensi dengan melihat asam nukleat
yang terdapat diparasi,
3. Menggunakan metode ropid tes yaitu identifikasi antigen yang terdapat
pada serum sempel,
4. 4 menggunakan dip-stick yaitu antifikasi antigen parasit malaria yang
terdapat pada serum sempel ,
5. Menggunakan PCR yaitu dengan menggunakan sekuens DNA/RNA yang
spesifik dengan mengunakan primer uligononekleotida yang spesifik pula
lalu dibaca dengan menggnakan elektorersis
DAFTAR PUSTAKA

http://malaria.blogspot.com/2015/11/malaria-diagnosis.html (diakses pada


16 oktober 2019 )

http://www.anneahira.com/pencegahan-penyakit/malaria.htm (diakses
pada tanggal 16 oktober 2019)

kusuma hardi.2015.Buku panduan “nanda nic- noc”

jurnal kesehatan bakti husada.1februari 2016 “faktor faktor yang


berhubungan dengan perillaku pencegahan penyakit malari pada
masyarakat didesa karya mukti kecamatan cibolong kabupaten garut,
jawabarat”

Anda mungkin juga menyukai