Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

MATA KULIAH SISTEM INFORMASI KESEHATAN

Disusun oleh:

 Devi Aprilyani (225059036)


 Eka Tri Setiawati (225059022)
 Nadya Rindu (225059035)
 Putri Janu (225059026)
 Rini Novianti (225059030)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA

JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena dengan Rahmat-Nya kami
kelompok 6 dapat menyelesaikan Makalah Sistem Informasi Malaria.

Selesainya Makalah ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan doa dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan terimakasih yang
sebesar-besarnnya kepada :
1. Bapak Tamri, SE, M.Kes selaku dosen mata kuliah Sistem Informasi Kesehatan.
2. Ibu dan Ayah kami yang tercinta yang telah mendukung kegiatan ini.
3. Teman – teman seperjuangan yang telah saling mendukung.
4. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya Makalah ini

Dalam pembuatan Makalah ini tentunya masih banyak kekurangan dan


keterbatasan, oleh karena itu diharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun
untuk kesempurnaan Makalah ini. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat.

Jakarta, Februari 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di Indonesia malaria merupkan salah satu penyakit menular yang masih
menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama. Penyakit malaria mempunyai
pengaruh yang sangat besar pada angka kesakitan dan kematian bayi, anak balita
dan ibu melahirkan, serta dapat menyebabkan penurunan produktifitas kerja.

Menurut hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2001, di


Indonesia terjadi 15 juta kasus malaria dengan 38.000 kematian setiap tahunnya.

Angka kejadian kasus malaria perseribu penduduk (API) di Jawa dan Bali
sejak empat tahun terakhir menunjukan kecenderungan yang menurun, dari 0,81
perseribu penduduk pada tahun 2000 menjadi 0,15 perseribu penduduk pada
tahun2004. Di luar Jawa dan Bali angka klinis malaria perseribu penduduk (AMI)
juga menunjukan kecenderungan yang menurun, yaitu dari 31,09 perseribu
penduduk pada tahun 2004. Proporsi kematian karena malaria berdasarkan hasil
Survey Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001 adalah sebesar 2%. Jumlah
Kabupaten endemis di Indonesia adalah 424 Kabupaten dari 576 Kabupatenyang
ada, dan diperkirakan 42,4% penduduk Indonesia beresiko tertular.

Terjadinya peningkatan kasus malaria yang disertai dengan KLB di


beberapa daerah, disamping karena umumnya malaria terjadi di daerah terpencil
yang jauh dari pusat pelayanan kesehatan masyarakat juga karena pemantauan
dan analisa data malaria yang asih lemah di semua jenjang, sehingga tindakan
yang dilaksanakan sering tidak memberikan hasil yang optimal.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, program pemberantasan malaria
mengeluarkan kebijakan program meliputi beberapa kegiatan terpadu, yaitu
diagnose dini dan pengobatan tepat, serta pemantauan, pencegahan dan
penanggulangan KLB malaria secara dini.
Salah satu kegiatan utama untuk mendukung keberhasilan program
tersebut, diperlukan adanya suatu system surveillance yang dilaksanakan pada
semua tingkat admministratif.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasite yang disebut


dengan plasmodium, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi
Plasmodium. Dalam tubuh manusia plasmodium berkembang biak dihati, kemudian
menginfeksi sel-sel darah merah (WHO,2012)
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasite Plasmodium
malaria bentuk akseseksual yang masuk kedalam tubuh manusia yang di tularkan
oleh nyamuk anopheles betina (Departemen Kesehatan RI)

B. Tanda dan Gejala

Secara umum seseorang yang mengalami penyakit malaria akan


merasakan gejala penyakit seperti demam, pening, lemas, pucat, nyeri otot, suhu
bias mencapai 40°C terutama pada infeksi Plasmodium falciparum.
Tahap demam menggigil atau stadium dingin penderita akan merasakan
dingin menggigil yang amat sangat, nadi cepat dan lemah, bibir dan jari kebiru-
biruan pucat, kulit kering, pucat, kadang muntah. Pada anak-anak demam bisa
menyebabkan kejang. Demam ini berkisar antara 15 menit hingga 1 jam.
Tahap puncak demam hot stage yang berlangsung 2-6 jam, wajah
memerah, kulit kering, nyeri kepala, denyut nadi keras, haus yang amat terus-
menerus,mual hingga muntah. Pada saat ini sebenarnya merupakan peristiwa
pecahnya schzon matang menjadi merozoit-merozoit yang beramai-ramai
memasuki aliran darah untuk menyerbu sel-sel darah merah.
Stadium berkeringat. Pada stadium ini penderita berkeringat banyak
sekali. Hal seperti ini bisa berlangsung 2 sampai 4 jam.
C. Etiologi
Organisme penyebab malaria adalah protozoa dari genus plasmodium. Ada empat
jenis malaria dibagi berdasarkan parasit penyebabnya :
1. Malaria Ovale atau tertiana ringan (3 hari sekali) disebabkan oleh Plasmodium
ovale.
Malaria yang disebabkan oleh parasit Plasmodium ovale ini tergolong tidak
terlalu berbahaya yang mengancam jiwa, namun tetap harus waspada karena
malaria yang disebabkan oleh parasit ini dapat menyebabkan anemia atau
kekurangan darah.
2. Malaria Tropika disebabkan Plasmodium falciparum.
Malaria yang disebabkan oleh parasit Plasmodium falciparum tergolong paling
berbahaya karena dapat menimbulkan berbagai komplikasi, kejang, hingga
koma. Malaria jenis ini menjadi salah satu penyebab kematian akibat malaria
tertinggi di dunia.
3. Malaria Quartana (4 hari sekali) disebabkan oleh Plasmodium malariae.
Malaria yang disebabkan oleh parasit Plasmodium Malariae menimbulkan
gejala setelah lama terinfeksi parasit tersebut. Oleh karena itu, penderita
malaria ini akan mengalami infeksi yang kronis mengalami gangguan fungsi
organ ginjal.
4. Malaria Tertiana disebabkan oleh Plasmodium vivax.
Malaria yang disebabkan oleh parasit Plasmodium vivax cenderung
menimbukan gejala yang lebih ringan. Parasit ini dapat bertahan di organ hati
dalam jangka waktu beberapa bulan atau tahun. Walaupun tergolong ringan,
malaria yang disebabkan oleh parasit ini dapat kambuh ketika daya tahan tubuh
menurun karena parasit dapat aktif kembali.
Dari keempat jenis parasit penyebab malaria tersebut, hanya dua jenis parasit yang
paling banyak ditemukan kasusnya di Indonesia yaitu Plasmodium vivax dan
Plasmodium falciparum.

D. Diagnosa

Penanganan dimulai dengan diagnosa malaria melalui pemeriksaan fisik


dan tes diagnostic cepat (RDT – Rapid Diagnostic Test). RDT ini dilakukan untuk
mendeteksi keberadaan dan jenis parasit yang ada di tubuh sehingga
menyebabkan malaria. Hasil dari RDT ini juga sangat penting untuk menentukan
jenis pengobatan anti malaria yang akan diberikan kepada penderita. Selain RDT,
terdapat pula pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan darah. Pemeriksaan ini
terdiri dari dua jenis yaitu pemeriksaan tetes tipis hapusan darah dan pemeriksaan
tetes tebal hapusan darah.
Pemeriksaan tetes tebal hapusan darah digunakan untuk mendeteksi
Plasmodium sedangkan pemeriksaan tetes tipis hapusan darah digunakan untuk
menentukan spesies penyebab serta kepadatan parasit. Kelebihan dari
pemeriksaan ini adalah memantau efikasi terapi dan alat-alat yang digunakan untuk
pemeriksaan sederhana sehingga biaya pemeriksaan murah.

Anda mungkin juga menyukai