Kelompok 1 :
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih dan kemurahan-
Nya sehingga kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas mengenai
penyakit malaria ini dengan baik dan tepat waktu.
Juga kami mengucapkan terima kasih banyak bagi semua pihak yang telah
mendukung dan membantu saya dalam pengerjaan tugas ini. Saya berharap dengan
adanya tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Dengan mengkaji
informasi yang telah disampaikan semoga dapat memberi dampak yang baik dimana
dapat meningkatkan pengetahuan bagi kita semua.
Tulisan ini tentu tidak sempurna dan masih banyak kekurangan,maka dari itu
kami selaku penulis mengharapkan kritikan maupun saran yang bersifat membangun
dan dapat dijadikan pedoman dalam pengerjaan tugas-tugas selanjutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………….i
Daftar Isi....................................................................................................ii
Latar Belakang………………………………………………………..…1
ISI. ………………………………………………………………………..2
A. Definisi Malaria. ……………………………...………………………2
B. Etiologi Malaria. ……………………………………………………...
C. Epidemiologi Malaria............................................................................
D. Siklus Hidup Parasit Malaria...............................................................
E. Patofisiologi Malaria………………………………………………….
F. Pemeriksaan Laboratorium………………………………………4
Kesimpulan………………………………………………………………6
Daftar Pustaka…………………………………………………………..7
ii
LATAR BELAKANG PENYAKIT MALARIA
Pada tahun 2013, terdapat 104 negara yang merupakan daerah endemik malaria
dimana terdapat 3,4milyar jiwa termasuk kategori resiko tinggi malaria
.Diperkirakanterdapat 207 kasus malaria terjadi diberbagai belahan dunia denga 627
ribu kematian.Penyebaran malaria tersebar luas di berbagai negara beberapa diantaranya
adalah afrika,asia selatan,asia tenggara,oceania,amerika tengah,haiti,republik
dominika,Brazil,serta negara amerika latin lainnya.
Parasit plasmodium yang ditularkan nyamuk ini menyerang sel darah merah.
Sampai saat ini ada empat jenis plasmodium yang mampu menginfeksi manusia yaitu
plasmodium vivax, plasmodium malariae, plasmodium ovale dan plasmodium
falciparum. Plasmodium falciparum merupakan yang paling berbahaya dan dapat
mengancam nyawa.
1. Malaria Tertiana
Malaria tertiana adalah jenis malaria yang pertama untuk dibahas kali ini dan ini
merupakan jenis malaria yang juga disebut dengan malaria vivax. Penyebab utama dari
penyakit malaria ini adalah Plasmodium vivax. Justru jenis malaria inilah yang
tergolong paling umum terjadi dan sudah banyak kasus di mana orang-orang menderita
jenis penyakit malaria satu ini.
Nama tertiana ini diketahui berdasar pada fakta pada timbulnya gejala demam di
mana demam ini cukup tidak biasa, yakni terjadi 48 jam sekali. Istilah tertiana sendiri
adalah sebuah istilah yang diambil dari Roma. Makna yang ada dari tertiana tersebut
adalah hari kejadian pada hari pertama, sementara 48 jam setelahnya merupakan hari
ketiga..
Gejala
Pada malaria tertiana ini, gejala awal adalah menggigil di mana itu artinya tubuh
penderita merasa kedinginan dan akhirnya berkeringat. Karena sebelumnya disebutkan
ada demam setiap 48 jam, maka itu artinya demam bisa timbul dan hilang.
Dalam waktu 1 minggu, serangan hilang dan timbul tersebut akan membentuk pola
yang begitu khas. Penderita dipastikan tak akan merasa nyaman dengan tubuhnya dan
hal ini seperti sedang masuk angin. Tidak enak badan dan sakit kepala adalah kondisi
yang umum terjadi disertai terus menggigil.
Demam pada penderita hanya berlangsung sekitar antara 1-8 jam dan sesudah
mereda, penderita pun akan merasa sehat hingga akhirnya menggigil berikutnya.
Serangan selanjutnya pada malaria vivax akan terjadi setiap 48 jam seperti yang sudah
disebutkan sebelumnya.
2. Malaria Quartana
Plasmodium malariae adalah penyebab utama yang diketahui memicu timbulnya
malaria quartana ini. Jenis malaria ini berbeda dari tertiana; bila jenis tertiana memiliki
serangan setiap 48 jam, maka jenis malaria quartana justru terjadi setiap 72 jam. Hal ini
sudah sedari zaman Yunani dan pada zaman dulu agak sulit menemukan perbedaan
quartana ini dengan tertiana.
Penyebab
Selain dari parasit tersebut ada pula serangkaian penyebab lain yang bisa diketahui
dapat menyebabkan malaria quartana ini, seperti:
Gigitan nyamuk jenis ini merupakan penyebab dari timbulnya malaria quartana.
Gigitan dari nyamuk ini bisa langsung menginfeksi darah penderita dan ketika darah
terkena infeksi, akhirnya infeksi pun menjadi mudah menyebar ke seluruh tubuh.
Dalam hitungan hari, penderita bakal merasakan gejala yang diakibatkan oleh gigitan
nyamuk tersebut. Nyamuk pemicu quartana diketahui memiliki tempat
perkembangbiakkan khusus seperti di tempat berawa yang artinya nyamuk ini ada di
genangan-genangan air. Jadi, orang-orang yang area tempat tinggalnya ada di sekitar
rawa jelas memiliki risiko yang jauh lebih tinggi.
Transfusi Darah
Selain dari nyamuk anopheles, transfusi darah juga bisa menjadi penyebab seseorang
terjangkit penyakit malaria quartana. Ketika seseorang yang sehat memperoleh transfusi
darah dari orang yang mengidap quartana, maka otomatis penularan bisa dengan mudah
terjadi dan ini akan cepat menyebar.
Gejala
Setelah melihat apa saja kemungkinan penyebab dari malaria jenis quartana, ada
sejumlah gejala dari malaria quartana yang perlu untuk Anda waspadai seperti halnya:
Berkeringat dingin. Sama seperti pada kasus tertiana, malaria jenis ini juga
memicu keringat dingin pada penderitanya. Hal ini akan membuat penderita juga
menggigil. Keringat dingin biasanya timbul ketika penderita mengalami demam.
Demam. Pada kasus quartana, rupanya penderita juga mengalami demam di
mana juga ditambah dengan keringat dingin dan tubuh yang terus-terusan menggigil.
Demam ini biasanya bakal muncul sesudah 4 hari sejak digigit oleh nyamuk.
Sakit kepala. Pada jenis malaria ini, penderita juga akan mengalami sakit
kepala hebat yang terjadi pada saat mengalami demam. Pada umumnya, sakit kepala
serta demam dialami oleh orang-orang dengan tingkat infeksi lebih tinggi.
Hilang kesadaran. Kehilangan kesadaran juga terjadi pada penderita dari
malaria quartana ini dan hal ini berpotensi terjadi ketika penyakit sudah tergolong
serius. Waspadai malaria jenis ini karena jika sudah sangat parah, bukan lagi pingsan
yang dialami, karena penderita mampu mengalami koma di mana akibatnya adalah
kematian.
3. Malaria Tropika
Jenis malaria ini termasuk yang berat karena gejala yang terjadi pada penderitanya
memang lebih serius. Jenis penyakit satu ini penyebabnya diketahui adalah
parasit Plasmodium falcifarum..
Penyebab
Malaria jenis tropika ini merupakan malaria yang dianggap paling mengerikan dan
paling banyak membawa kematian. Penyebabnya adalah parasit Plasmodium
falciparum seperti yang sudah disebutkan sebelumnya dan parasit ini pada dasarnya
ditularkan lewat nyamuk Anopheles melalui gigitannya seperti biasa.
Gejala
Anemia
Demam setiap 24-48 jam.r
Parasitemia
Malaria tropika ini dapat melakukan serangan pada semua bentuk eritrosit dengan
masa inkubasi antara 9-14 hari lamanya. Bahkan dalam masa munculnya gejala,
penderita juga bakal berpotensi mengalami komplikasi yang sering. Karena jenis parasit
yang menyebabkan malaria tropika memang memengaruhi tubuh sehingga terjadi
banyak komplikasi dengan proses yang ganas.
Disebut ganas karena memang komplikasi gejala yang berlangsung bisa dengan
mudah resisten terhadap pengobatan. Gejala tersebut jelas dapat terjadi akibat adanya
penularan dari orang yang sudah terkena infeksi dan kemudian menyebarkannya ke
orang yang sehat. Gigitan nyamuk adalah sarananya dan sebelum menjadi terlalu serius
dan mengakibatkan kematian, pengobatan harus dilakukan secara tepat.
4. Malaria Ovale
Malaria jenis ini juga disebut dengan istilah malaria pernisiosa di mana memang
infeksi terjadi akibat serangan parasit Plasmodium ovale.Sama seperti rata-rata jenis
malaria lainnya, jenis malaria ini penyebarannya ada di wilayah tropis.
B. Etiologi Malaria
Etiologi malaria melibatkan 5 spesies plasmodium, disebarkan oleh vektor
nyamuk dari kebanyakan host manusia.
1. Agen
Plasmodium penyebab malaria terdiri dari 5 spesies berikut:
1) Plasmodium falciparum
2) plasmodium vivax
3) Plasmodium ovale
4) Plasmodium malariae
5) Plasmodium knowlesi: parasit malaria pada monyet yang telah
dilaporkan mampu menginfeksi manusia dan menyebabkan kematian di
Asia Tenggara
2. Vektor
3. Inang (Host)
Host malaria adalah terutama manusia tetapi hewan peliharaan dan ternak seperti
babi, sapi, dan anjing juga dapat menjadi host malaria. Plasmodium knowlesi memiliki
host spesifik monyet dan di Indonesia terdapat di Kalimantan. Walau demikian, terdapat
penyebaran dari monyet ke manusia sehingga menyebabkan kematian.
4. Faktor Risiko
Faktor risiko terkena malaria adalah sebagai berikut:
Bayi
Anak-anak di bawah usia 5 tahun
Wanita hamil
Penderita HIV/AIDS
Seseorang yang bermigrasi ke daerah endemik malaria dan tidak memiliki
kekebalan tubuh atau mendapat profilaksis malaria
Mobilisasi penduduk
Para pelancong
Transmisi parasit malaria melalui:
Transfusi darah
Transplantasi organ
C. Epidemiologi Malaria
a) Global
b) Indonesia
Daerah malaria meliputi hampir lima provinsi, yaitu Nusa Tenggara Timur,
Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat. Sedangkan, di provinsi lainnya, risiko
malaria berada dalam beberapa daerah kabupaten kecuali di Jakarta, kota-kota besar,
perkotaan, dan daerah turisme.
Pada tahun 2015, angka kejadian malaria (annual parasite incidence) adalah
0,85 per 1000 populasi yang berisiko, dengan total 209.413 kasus positif malaria.
Pada tubuh manusia Parasit malaria ini terbagai menjadi dua stadium dilihat
dari tempat yang diinvasi oleh parasite malaria ini.
Spesies
P. vivax P. ovale P. malariae P.
falciparum
Stadium 6-8 hari 9 hari 14-16 hari 5-7 hari
preeritrositik
Periode 11-13 hari 10-14 hari 15-16 hari 9-10 hari
prepaten
Periode 12-17 hari; 16-18 hari, 18-40 hari, 9-14 hari
inkubasi 6-12 bulan dapat lebih dapat lebih
lama lama
Stadium 48 jam 50 jam 72 jam 48 jam
eritrositer
E. Patofisiologi Malaria
Gejala malaria timbul saat pecahnya eritrosit yang mengandung parasit. Demam
mulai timbul bersamaan pecahnya skizon darah yang mengeluarkan macam-macam
antigen. Antigen ini akan merangsang makrofag, monosit atau limfosit yang
mengeluarkan berbagai macam sitokin, diantaranya Tumor Necrosis Factor (TNF). TNF
akan dibawa aliran darah ke hipothalamus, yang merupakan pusat pengatur suhu tubuh
manusia. Sebagai akibat demam terjadi vasodilasi perifer yang mungkin disebabkan
oleh bahan vasoaktif yang diproduksi oleh parasit.
Limpa merupakan organ retikuloendotelial. Pembesaran limpa disebabkan oleh
terjadi peningkatan jumlah eritrosit yang terinfeksi parasit, teraktifasinya sistem
retikuloendotelial untuk memfagositosis eritrosit yang terinfeksi parasit dan sisa eritrsit
akibat hemolisis.
Anemia terutama disebabkan oleh pecahnya eritrosit dan fagositosis oleh sistem
retikuloendotetial. Hebatnya hemolisis tergantung pada jenis plasmodium dan status
imunitas penjamu. Anemia juga disebabkan oleh hemolisis autoimun, sekuentrasi oleh
limpa pada eritrosit yang terinfeksi maupun yang normal dan gangguan eritropoisis.
Hiperglikemi dan hiperbilirubinemia sering terjadi. Hemoglobinuria dan
Hemoglobinemia dijumpai bila hemolisis berat. Kelainan patologik pembuluh darah
kapiler pada malaria tropika, disebabkan kartena sel darah merah terinfeksi menjadi
kaku dan lengket, perjalanannya dalam kapiler terganggu sehingga melekat pada
endotel kapiler karena terdapat penonjolan membran eritrosit. Setelah terjadi
penumpukan sel dan bahan-bahan pecahan sel maka aliran kapiler terhambat dan timbul
hipoksia jaringan, terjadi gangguan pada integritas kapiler dan dapat terjadi perembesan
cairan bukan perdarahan kejaringan sekitarnya dan dapat menimbulkan malaria
cerebral, edema paru, gagal ginjal dan malobsorsi usus.
E. Pemeriksaan Laboratorium
1.Pemeriksaan mikroskopis :
Darah
Terdapat dua sediaan untuk pemeriksaan mikroskopis darah, yaitu
sediaan darah hapus tebal dan sediaan darah hapus tipis. Pada
pemeriksaan ini bisa melihat jenis plasmodium dan stadium-stadiumnya. Pemeriksaan
ini banyak dan sering dilakukan karena dapat dilakukan puskesmas, lapangan maupun
rumah sakit.
Untuk melihat kepadatan parasit, ada dua metode yang digunakan yaitu semi-
kuantitatif dan kuantitatif. Metode yang biasa digunakan adalah metode semi-kuantitatif
dengan rincian sebagai berikut :
(-) : SDr negatif (tidak ditemukan parasit dalam 100 LPB)
(+) : SDr positif 1 (ditemukan 1-10 parasit dalam 100 LPB)
(++) : SDr positif 2 (ditemukan 11-100 parasit dalam 100 LPB)
(+++) : SDr positif 3 (ditemukan 1-10 parasit dalam 100 LPB)
(++++): SDr positif 4 (ditemukan 11-100 parasit dalam 100 LPB)
Biokimia
Hipoglokemia : < 2.2 mmol/L
Hiperlaktasemia : > 5 mmol/L
Asidosis : pH arteri < 7.3
Vena plasma HCO < 15 mmol/L
Serum kreatinin : > 265 μmol/L
Total bilirubin : > 50 μmol/L
Enzim hati : SGOT > 3 diatas normal
SGPT > 3 diatas normal-Nukleotidase ↑
Enzim otot : CPK ↑
Myoglobin ↑
Asam urat : > 600 μmol/L
Hematologi
Leukosit : > 12000 /μL
Koagulopati : platelet < 50000/μL
Fibrinogen < 200 mg/dL
Parasitologi
Hiperparasitemia : > 100000/μL –peningkatan mortalitas
> 500000/μL –mortalitas tinggi
> 20% parasit yang mengandung tropozoit dan skizon.
Daftar Pustaka